• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Pemenuhan Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Dosen Pengampu Bapak Dr. Agus Taufik, M.Pd. dan Bapak Hendri Rismayadi, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok IV

Ahmad Rully Setiadi 1607060

Damar Aji Pramastiko 1604558

Gugum Surya Gumilar 1601912

Sandi Firmandani 1601835

Sihabudin 1604528

Tiara Tsani Wulandari 1604430

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: laporan perkembangan peserta didik tk

(2)

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt. Atas rahmat serta karunianya kami dapat menyelesaikan makalah konsep dasar dan perkembangan peseta didik . Makalah ini di buat untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah psikologi pendidikan Yang merupakan bukti pertanggungjawaban atas terlaksananya presentasi kelompok.

Di samping itu, makalah ini bertujuan untuk bahan pengetahuan bagi para pembaca. Kami berharap juga makalah ini betul-betul dapat memberikan bekal sebagai calon pendidik. Karena seorang pendidik yang berkualitas sangat diharapkan memahami dan mengerti tentang materi-materi dalam Pendidikan psikologi Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, masukan dan saran dari pembaca kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Wasalam’mualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Bandung , 10 September 2015

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF……... 3

1. Konsep guru efektif……… ... 4

2. Ciri-ciri guru efektif………... 8

3. Komitmen guru efektif………... B. KONSEP DASAR PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN…... 1. Dinamika pandangan tentang pesrta didik……… 9 12 12 2. Peserta didik sebagai subjek pendidikan………. 13

3. Perkembangan peserta didik………. 14

a. Perkembangan ………... 14

b. Pertumbuhan ………. 19

c. Kematangan ……….. 20

d. Perubahan ………... 21

4. Konsep serta tugas perkembangan peserta didik Indonesia…….. 23

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……….. 26

B. Saran ………... DAFTAR PUSTAKA………..

27 28

(4)
(5)

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, pendidikan Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara yang lain. Negara tetangga seperti Malaysia dan singapura pendidikannya sudah tinggi sehingga sumber daya manusia di Negara tersebut berkualitas dan memiliki keahlian, rata-rata masyarakatnya sekolah sampai tingkat sarjana berbeda dengan Indonesia yang masih tertinggal.Inilah salah satu faktor masalah yang ada di Indonesia pendidikan yang masih rendah. Oleh karena itu indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal, beradab, berprofesional dan mampu mencetak generasi bangsa yang beradab, pintar dan bermoral.

Guru merupakan komponen pendidikan yang berperan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal. Oleh karena itu, kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar dan mencetak generasi bangsa yang bermutu oleh karena itu guru harus diberikan kesejahteraan dan harus diperhatikan lebih oleh pemerintah.

(6)

Dalam kehidupan anak ada 2 proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan perkembangan.Keduanya sangat erat kaitanya dengan anak –anak, ya anak-anak. Keduanya saling melingkapi satu sama lain. Pertumbuhan di mulai dari dalam kandungan yang berlangsung selama 9 bulan lalu dilanjutkan dengan masa balita dan anak – anak, Masa ini adalah masa yang rentang untuk anak di masa ini anak perlu yang di namakan taching atau sentuhan pelukan dan juga kasih sayang. anak – anak sangat rentan dengan yang namanya bentakan dan nada tinggi jadi cobalah untuk selau berkata lembut pada anak.

Anak pada hakikatyna adalah mahkluk Allah yang sangat hangat. Anak juga mampu berkembang dengan cepat dalam memahami pelajaran asalkan metode dan pembelajaran yang sesuai dengan anak. Mengajarkan anak harus bertahap karena jika tidak bertahap akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan struktur batang otak anak. Sebagai seorang guru kita harus memperhatikan perkembangan peserta didik, mulai dari perkembangan sikap, intelektual, dan psikomotor.

Tugas pokok seorang guru bukan hanya mengajarkan pembelajaran di bidang akademik tetapi juga mengajarkan anak cara hidup mandiri bersosialisasi dengan orang lain. Mengajarkan mereka untuk memiliki sifat akhlakul karimah dan dalam setiap kegiatan belajar seorang guru harus mengetahui perkembangan peserta didik yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui kensep guru efektif dalam perspektif psikologi pendidikan 2. Mengetahui ciri-ciri guru efektif dalam psikologi pendidikan

3. Mengetahui komitmen guru efektif 4. Mengetahui konsep dasar peserta didik

5. Mengetahui konsep dasar perkembangan peserta didik, dan

6. Mengetahui konsep serta tugas perkembangan pesrta didik Indonesia. C. Tujuan

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF

Istilah guru efektif merupakan terobosan terbaru di era sekarang karena lebih terukur dibandingkan dengan istilah guru yang baik. Pengertian guru yang baik lebih bersifat sebagai kemampuan personal seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pengajaran. Sementara itu, pengertian guru efektif lebih bersifat sebagai kemampuan profesional.Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran peserta pendidik itu sendiri, bukan karena takut pada gurunya.

Eksistensi seorang guru adalah sebagai pendidik profesional di sekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun hasanah, jabatan administratif, dan petugas kemasyarakatan.

Guru efektif merupakan istilah lain dari guru profesional mempunyai seperangkat karaktersitik atau ciri-ciri tertentu. Untuk menggambarkan sosok guru profesional, Dedi Supardi mengutip laporan dari satu jurnal bertajuk Educational Leadership edisi Maret 1993.

Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan peserta didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainnya.

(8)

Semua di antara kita sudah sangat akrab dengan guru, baik sering bertatap muka dan berkomunikasi. Akan tetapi, berapa banyak di antara kita yang pernah merenungkan dan memikirkan sesungguhnya seperti apa guru efektif itu? Mengapa kita harus mengatahuinya karena pemahaman akan hakekat guru efektif ini sangat penting sebagai landasan tolak ukur dalam penilaian guru yang baik. Kalau direnungkan secara mendalam, Menurut Hamim Ahmad (2014) maka kita akan dapat menemukan beberapa karakteristik guru efektif , antara lain:

a. Mempunyai cita-cita menjadi guru yang hebat atau professional,

b. Dalam kesehariannya tidak lepas dari yang namanya perencanaan yang matang,

c. Mampu menguasai teknologi, informasi dan komunikasi (tik), d. Mampu membangun tim kerja yang kuat,

e. Mampu membangun networking yang kuat,

f. Menguasai metode pembelajaran dengan baik,

g.Mampu mengelola pembelajaran dengan baik, h.Mempunyai semangat belajar yang kuat.

1. Konsep Guru Efektif

Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.

Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan.Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.

Karakteristik Kompetensi Pedagogik Guru cms-formulasi (sistem manajeman) Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik. Karakteristik kompetensi tersebut seperti berikut:

(9)

dicapai apabila guru masih menjaga jarak (jauh) dengan peserta didiknya.Selama guru tidak mau berperan sebagai orangtua yang baik, maka pemahaman terhadap karakter peserta didiknya hanya sebuah terkaan belaka.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Teori harus selalu diperbaharui oleh seorang guru. Semakin siswa disibukkan dengan tugas-tugas dari gurunya, maka selayaknya seorang guru harus semakin sibuk mendengarkan keluhan dari siswa ketika menyikapi setumpuk tugasnya, sehingga guru akan membuahkan strategi-strategi baru dalam pengajarannya untuk berusaha membantu memudahkan atau mencarikan jalan alternatif dalam penyelesaian tugasnya. Guru harus selalu memotivasi diri untuk semakin rajin membaca dan berdiskusi baik secara online maupun offline.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Kemampuan guru untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik dari standar merupakan hal yang sangat diharapkan.Pengembangan kurikulum ini tidak hanya peningkatan dari segi materi pembelajaran, tapi aspek pendukungnya pun harus diperhatikan, seperti media pembelajaran.Kecermatan melihat keberadaan siswa dan sarana yang tersedia harus diperhatikan secara serius dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Kegiatan pengembangan dapat berupa berbagai kreativitas yang dibangun siswa bersama gurunya. Penting dicatat bahwa kreativitas itu bukan hanya dilakukan oleh siswa, tapi harus bersama-sama dengan guru sebagai partner-nya.Misalnya membangun kreativitas menulis di blog atau mengisi Facebook dengan posting-posting yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

(10)

membuat catatan sekolahnya dengan daftar isi yang mengandung Link ke halaman terkait.Microsoft PowerPoint dapat digunakan guru/siswa untuk menyusun bahan presentasinya.Milis dapat digunakan siswa sebagai sarana diskusi dengan siswa lainnya, bahkan dengan guru sekalipun.Dengan kehadiran media online ini, komunikasi/konsultasi siswa dengan guru dalam rangka mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dapat dilakukan.Ketika guru memberikan tugas tidak cukup hanya memberikan tugas di minggu pertama dan menunggu pengumpulannya di minggu kedua, tapi selama waktu antara minggu pertama sampai minggu kedua harus tersedia waktu bagi siswa yang ingin berkonsultasi terkait tugasnya.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Secara sederhana, pada waktu istirahat atau hari-hari tertentu, lab komputer kadang-kadang tidak digunakan, maka kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar/ menggunakan komputer. Guru tidak hanya terpaku dengan waktu yang sudah dijadwalkan, tapi apabila ada waktu yang bisa digunakan di luar jadwal itu akan lebih berpeluang membantu peserta didik dalam menggali potensinya. Atau sekedar bertegur sapa dalam bahasa asing ketika waktu istirahat, ini menjadi modal berharga untuk pengembangan potensi peserta didik.Bahkan mendukung siswa untuk mengikuti perlombaan atau pelatihan di luar sekolah merupakan sikap guru yang bagus.

(11)

siswa, karena alih-alih mendapat ejekan para siswa, malahan mendapat doa dari mereka.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Guru memiliki hak istimewa dalam menentukan nilai siswa. Pemikiran ini harus ditinjau ulang, karena dalam prakteknya kadang-kadang guru dengan kurang pertimbangan suka memberikan nilai jelek di ujian harian, UTS atau UAS, padahal belum melakukan usaha-usaha yang tepat dalam pengajarannya dan guru tersebut belum sempat memberikan solusi belajar kepada siswa yang gagal ujian tersebut.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Hasil ujian harus dijadikan masukan bagi guru untuk melakukan langkah pengajaran berikutnya. Contoh: Siswa ‘A’ mendapat nilai 100, Siswa ‘B’ mendapat nilai 40. Maka guru tersebut harus berusaha keras memberikan strategi-strategi alternatif untuk siswa ‘B’. Kalau perlakuan guru menyamaratakan antara gaya belajar ‘A’ dan ‘B’, maka kemungkinan besar prestasi belajar siswa ‘B’ akan gagal lagi pada saat ujian berikutnya.

j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Guru yang mudah memberikan ilmu kepada siswanya, tidak terbatas di kelas saja merupakan tindakan yang bagus. Tidak benar seorang guru harus jual mahal ilmu dengan alasan ia sudah mengeluarkan berjuta-juta rupiah ketika masa kuliahnya.

2. Ciri-ciri guru efektif

(12)

para siswa memiliki respons yang berbeda-beda terhadap pola-pola prilaku guru yang sama. Guru yang baik digambar dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses pemanusiaan manusia. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur, fleksibel, demokratik, berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa. Memiliki kelas yang senantiasa terbuka dan dapat menumbuhkan kepercayaan siswa.

b. Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain.

c. Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam bidangnya. Respek pada pengetahuan, selalu mendorong siswa agar selalu belajar agar mereka memiliki kekuatan, semangat, kebahagiaan, dan produktif

d. Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi untuk memaknai pendapat.

e. Memahami kapasitas peserta didik dalam menerima informasi dengan memberikan informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik Menjelaskan dan memberi ilustrasi sebuah konsep secara abstrak maupun dengan contoh nyata.

f. Mengajar secara urut dan runtut yang meliputi semua aspek yang harus diajarkan.

g. Mengudang pendapat peserta didik dengan pertanyaan yang kritis, tetapi bertanya dengan suasana rileks.

h. Menggunakan berbagai metode pembelajaran. i. Mengantisipasi apa yang akan terjadi di kelas.

j. Mengenal perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung di kelas.

k. Memiliki kepekaan atas kebutuhan peserta didik dan mampu menasehati dengan tepat.

l. Tahu bagaimana cara mencapai tujuan kelas. m. Tenag dalam menghadapi masalah.

n. Menghindari perilaku marah yang berlebihan.

(13)

p. Lebih menekankan apresiasi daripada hukuman dalam mendisiplinkan murid.

3. Komitme guru efektif

Kata komitmen berasal dari bahasa latin commitere, to connect, entrust-the state of being obligated or emotionally, impelled adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakan perilaku menuju arah yang diyakininya, (Tasmara,2006:26).

Dalam Ahmad dan Rajak (2007) menjelaskan, komitmen guru merupakan kekuatan batin yang dating dari dalam hati seorang guru dan kekuatan dari luar itu sendiri tentang tugasya yang dapat memberi pengaruh besar terhadap sikap guru berupa tanggung jawab dan responsive ( inivatif ) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari uraian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa komitmen guru efektif adalah suatu keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung jawab dan sikap responsive dan inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi didalam komitmen tersebut terdapat beberapa unsur antara lain adanya kemampuan memahami diri dan tugasnya, pancaran sikap batin (kekuatan batin) kekuatan dari luar dan tanggapan terhadap perubahan. Unsur-unsur inilah yang melahirkan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang menjadi komitmen seseorang sehingga tugas tersebut dilakukan dengan penuh keikhlasan.

a. Ciri-ciri komitmen guru efektif

a) Tingginya perhatian terhadap siswa-siswi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru terkait dengan perhatiannya kepada siswa dan siswinya, antara lain sebagai berikut :

(14)

Salah satu tugas guru adalah membimbing siswa-siswi. Membimbing berarti mengarahkan siswa-siswi yang mempunyai kemampuan kurang, sedang dan tinggi.

Disini arti bimbingan yang sebenarnya bagi guru. Guru harus memahami masing-masing siswa-siswinya dari kondisi fisik dan psikisnya agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dalam proses bimbingan, guru menyatu dalam jiwa siswa-siswinya tidak boleh egois atau memaksakan kehendak dengan tujuan agar pengajaran cepat sesuai dengan target waktu. Akan tetapi guru dituntut untuk mengahrgai kemampuan siswa siswinya dengan tidak melupakan batasan waktu.

2. Mengadakan komunikasi yang intensif teutama dalam memperoleh infomasi tentang anak didik

Komunikasi dalam segala hal sangat dibutuhkan, apalagi berkaitan dengan aktifitas sebagi guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang peduli terhadap keadaan siswa-siswinya. Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada peserta didik hendaknya dijadikan landasan dalam memberikan pengajaran. Oleh karenanya, guru harus selalu menjalin komunikasi intensif dengan orang tua dan masyarakat terkait dengan keadaan keluarga, lingkungan dan pergaulan peserta didiknya. Disinilah peran guru sebagi pengganti orang tua didalam menyiapkan siswa-siswinya menjadi anggota masyarakat.

b. Banyaknya waktu dan tenaga yang dikeluarkan

Tugas guru merupakan tugas yang kompleks mulai dari mendidik, mengajar, melatih, membimbing dan sebagainya. Oleh karenanya guru harus memiliki banyak waktu dan tenaga untuk menunaikan kewajibannya yaitu sebagai berikut :

1. Guru tidak hanya pendidik didalam kelas, tetapi juga disela-sela waktu di luar jam mengajar.

(15)

c. Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain

Pekerjaan menjadi guru adalah pekerjaan dibidang jasa. Terkait dengan tugas tersebut, para guru dibebankan dengan tugas-tugas sebagai berikut :

1. Guru memiliki tugas profesional

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan meskipun kenyataannya masih banyak dilakukan orang diluar kependidikan.

2. Guru memiliki tugas kemanusiaan

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mapu menarik simpati sehingga ia menjai idola para siswa-siswinya.

3. Guru memiliki tugas kemasyarakatan

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.

B. KONSEP DASAR PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBIonline) konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Dasar Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBIonline) dasar adalah bagian yang terbawah. Jadi, dapat di simpulkan bahwa konsep dasar adalah ide atau pengertian yang bersifat konkret dan menjadi landasan yang mendasar.

(16)

Menurut E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991) dan Slavin, R.E. (2006). Pengertian dinamika perkembangan peserta didik Dinamika perkembangan merupakan perubahan dinamis/tidak statis dalam perkembangan. Perubahan itu sendiri adalah hal yang melekat dalam pengertian perkembangan. Perkembangan terdiri atas serangkain perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kuantitatif disebut juga “Pertumbuhan”. Sedangkan perubahan kualitatif meliputi perubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berfikir, berbahasa, perubahan emosi, sikap, dan lain-lain.

(17)

2. Peserta didik sebagai subjek pendidikan

Menurut Siti Norjanah (2012) Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik. Itulah sebabnya peserta didik merupakan subjek belajar. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh peserta didik sebagai subjek belajar yaitu:

a. Memahami dan menerima keadaan jasmani

b. Memperoleh hubungan yang memuaskan dengan teman-teman sebayanya. c. Mencapai hubungan yang lebih “matang” dengan orang dewasa

d. Mencapai kematangan Emosional

e. Menunjuk kepada keadaan berdiri sendiri dalam lapangan finansial. f. Mencapai kematangan intelektual

g. Membentuk pandangan hidup

h. Mempersiapkan diri untuk mendirikan rumah tangga sendiri

Hubungan yang lebih “matang” dengan orang dewasa, Mencapai kematangan Emosional, Menunjuk kepada keadaan berdiri sendiri dalam lapangan finansial, Mencapai kematangan intelektual, Membentuk pandangan hidup, Mempersiapkan diri untuk mendirikan rumah tangga sendiri.

(18)

Hal yang harus dipenuhi oleh peserta didik sebagai subjek belajar yaitu, Memahami dan menerima keadaan jasmani, Memperoleh hubungan yang memuaskan dengan teman-teman sebayanya.

3. Perkembangan peserta didik a. perkembangan

Pengertian Perkembangan Secara Etimologis Perkembangan berasal dari kata

kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik.Pengertian Perkembangan Secara Termitologis. Perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.

a) Hakikat Perkembangan

Menurut Makmun, S.A. (2007) dan Desmita. (2009). Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks.Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.

b) Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, pada bab ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek perkembangan yang dibahas didalam bab ini secara garis besarnya meliputi: perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau menggunakan strategi pemebelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.

(19)

Spikier yang di kutip oleh Muhammad Syamsussabri.mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu:

1)Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa

2)Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.

Kesimpulan umum yang dapat ditrik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar , melainkan di dalamnya juga tergantung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jamaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap pematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.

Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi.Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.

c) Prinsip-Prinsip Perkembangan

Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi:

1) Perkembangan Melibatkan Adanya Perubahan

Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

2) Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Perkembangan Selanjutnya Perkembangan merupakan proses continue, dimana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kesalahan ataupun gangguan pada perkembangan awal akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutnya.

(20)

Kematangan merupakan hasil perkembangan melalui tahapan-tahapan yang kompleks dan saling terkait dari tahapan-tahapan awal ke tahapan-tahapan selanjutnya.Perkembangan merupakan hasil belajar mengartikan bahwa perkembangan diperoleh melalui usaha sadar dan latihan.

d) Aspek-aspek perkembangan pserta didik 1) Aspek Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Salah satu tokoh yang penting yang mengkaji dan meneliti perkembangan kognitif anak adalah Jean Piaget. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan kognitif anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

2) Aspek Perkembangan Fisik

Secara umum, fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik adalah perkembangan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.

(21)

menjadi embrio. Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem saraf yang paling lengkap. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu berfungsi secara mandiri.

Pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan fungsi dari fisik peserta didik. Setiap bagian fisik seseorang atau individu akan terus mengalami perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya.

Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-sehari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya sendiri dan bagamana ia memandang orang lain.

Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain faktor nutrisi yangtelah terasa pengaruhnya sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatanyang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.

3) Aspek Perkembangan Psikomotorik

(22)

4) Aspek Perkembangan Afektif

Perkembangan afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan afektif yang dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu situasi tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen, terkejut, tidak puas, tidak senang dan sebagainya. Keadaan emosi pada setiap anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga emosinya tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda fisiknya.

5) Aspek Perkembangan Sosial

Syamsu Yusuf menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu membedakan arti senyum, marah,tidak senang, terkejut, dan kasih sayang.

e) Tahapan perkembangan peserta didik

(23)

2) Tahap kedua disebut periode praoperasional (sekitar 2-7 tahun)

Pada tahap ini anak dapat membuat penyesuaian perseptual dan motorik terhadap objek dan kejadian yang direpresentasikan dalam bentuk simbol (bayangan mental, kata-kata, isyarat) dalam meningkatkan bentuk logika.

3) Tahap ketiga disebut periode konkret operasional (sekitar 7-11 tahun) Pada tahap ini anak mendapatkan struktur logika tertentu yang membuatnya dapat melaksanakan berbagai macam operasi mental, yang merupakan tindakan terinternalisasi yang dapat dikeluarkan bila perlu. Anak melaksanakan operasi ini dalam situasi konkret. Operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema.

4) Tahap keempat disebut periode formal operasional (sekitar 11-15 tahun) Pada tahap ini operasi mental pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan pada kalimat verbal atau logika, yang tidak hanya menjangkau kenyataan melainkan juga kemungkinan, tidak hanya menjangkau masa kini tetapi juga masa depan.

b. Pertumbuhan

Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan.Pertumbuhan (growth) sendiri sebenernya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.

(24)

tepat kalau dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan pengindreraan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi jasmaniah.

c. Kematangan

Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebutkan di atas, sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Lalu perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani, demikian pula sebaliknya.Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan mental.

Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang.Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologis, yang menunjuk pada keranuman atau kemasakan.Kemudian istilah ini diambil dari untuk digunakan dalam perkembangan individu karena dipandang terdapat beberapa persesuaian.

Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu yang bergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut di kemudian hari. Banyak dari potensi tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudia hari.

d. Perubahan

(25)

orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan factor yang sangat penting.Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.

Bagaiman manusia mengungkapkan dorongan ini, sangat bergantung pada kemampuan-kemampuan bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak hanya selama masa anak-anak, tetapi juga saat usianya meningkat dan sampai saat ia menjumpai tekanan-tekanan yang lebih lebar untuk menyesuakian diri dengan harapan-harapan masyarakat.

Secara garis besarnya, perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:

a. Perubahan dalam ukuran besarnya

Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahun seorang anak tumbuh menjadi dewasa, tinggi dan berat bdannya bertambah, kecuali juka keadaan yang tidak normal mempengaruhinya, maka akan terjadi bebagai penyimpangan dalam pertumbuhannya.

Perkembangan mental pun akan menunjukkam kemajuan yang sama, seperti terlihat pada semakin meningat dan bertambahnya perbendaharaan kosakata setiap tahunnya, kemampuannya dalam berpikir, meningkat, mengecap, dan menggunakan sesuatu yang berlangsung selama masa perkembangannya dari tahun ke tahun.

b. Pertumbuhan-pertumbuhan dalam proporsi

(26)

dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia pubertas, baru proporsi-proporsi tubuhnya mulai menyerupai orang dewasa.

c. Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama

Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk dan ciri-ciri tertentu.Di antara ciri-ciri fisik, terlihat secara berangsur hilangnya kelenjar kanak-kanak (thymus gland) yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak, reflek-reflek tertentu, rambut, gigi dengan hilangnya gigi anak-anak. Sementara itu, ciri-ciri mental di antaranya terlihat dalam perkembangan bicaranya, impuls-impuls gerakan yang kekanak-kanakan sebelum berpikir, bentuk-bentuk gerakan bayi, seperti merangkak, merambat, perkembangan penglihatannya yang semakin tajam atau pengindraan lainnya, terutama yang berkaitan dengan rasa dan bau atau penciuman.

d. Timbal atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru

Dengan menghilangnya bentuk dan ciri-ciri lama yang tidak bedaya guna lagi, timbullah ciri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru. Beberapa perubahan itu terjadi antara lain melalui belajar, tetapi kebanyakan daripadanya dihasilkan dari atau karena terjadinya proses kematangan yang pada saat lahir belum sepenuhnya dapat berkembang.

Di antara ciri dari bentuk pertumbuhan fisik yang sangat penting adalah tumbuhnya gigi pertama dan kedua yang terlihat jelas pada masa kanak-kanak memasuki masa remaja.Sedangkan ciri dan bentuk perkembangannya mental ialah tumbuhnya rasa ingin.

4. Konsep serta tugas perkembangan peserta didik Indonesia a. Pengertian Tugas Perkembangan

(27)

Sebaliknya, jika tugas-tugas tersebut tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

b. Sumber Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan jenis.

Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.

Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:

1.) Masa bayi dan anak-anak a. Belajar berjalan.

b. Belajar makan makanan padat. c. Belajar berbicara.

d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh. e. Mencapai stabilitas fisiologik.

f. Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial. g. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain.

(28)

2.) Masa Anak Sekolah

a. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain.

b. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.

c. Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya. d. Belajar peranan jenis kelamin.

e. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung. f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari.

g. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai. h. Belajar membebaskan ketergantungan diri.

i. Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga. 3.) Masa Remaja

a. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif. b. Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita.

c. Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social.

d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

e. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki.

f. Perkembangan skala nilai.

g. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat. h. Persiapan mandiri secara ekonomi.

i. Pemilihan dan latihan jabatan.

j. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 4.) Masa Dewasa Awal

a. Mulai bekerja.

b. Memilih pasangan hidup.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Setelah itu, foto dengan dimensi baru yang Anda tetapkan akan disimpan ke aplikasi galeri foto

[r]

kebutuhan kesehatan. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan upaya meningkatkan ketrampilan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. Selain itu mahasiswa diharapkan

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN SPRACHBAUKASTEN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGKONJUGASIKAN VERBA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Ainul Yakin (2005:25) bahwa pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaflikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan menggunakan perbedaan-perbedaan kultur yang

Sistem transportasi vertical yang diperlukan dalam perancangan bangunan SMALB A (tunanetra) adalah transportasi vertical yang mempertimbangkan pengguna adalah