• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian Akuntansi Dan Verifikasi Di RSUP H.Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja - Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian Akuntansi Dan Verifikasi Di RSUP H.Adam Malik Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Kerja

2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan situasi dan tempat kerja pegawai. Seorang

individu yang berada pada lingkungan kerjanya akan senantiasa berinteraksi

sesama rekan sekerja maupun dengan atasan. Di sini seorang pegawai dapat

dimotivasi oleh rekan kerjanya atau oleh atasannya. Penghargaan yang

diberikan oleh atasan baik dalam bentuk materi maupun non materi akan

meningkatkan motivasi kerja seorang pegawai.

Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan

pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa

aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerjaoptimal.

Dari defenisi diatas, maka lingkungan kerja dapat didefenisikan sebagai

faktor yang sangat penting dalam memotivasi pegawai dalam menjalankan

pekerjaannya. Oleh karena itu pimpinan organisasi harus dapat menciptakan

lingkungan kerja yang solid, menyenangkan, serta adanya kenyamanan agar

para pegawai dapat termotivasi dalam mengerjakan pekerjaannya.

Dalam lingkungan kerja diperlukan aspek-aspek psikologis karena

lingkungan kerja merupakan tempat para pegawai berinteraksi dengan sesame

(2)

apabila ia mendapat dorongan positif dari rekan kerjanya dan penghargaan

dari prestasi kerjanya baik berupa materi ataupun non materi dari atasannya.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Aspek-aspek psikologis yang dapat mempengaruhi lingkungan

kerja adalah antara lain:

1. Motivasi manusia dalam membangun hubungan kerja

Motivasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) individu

dalam menghadapi situasi kerja (situation) di organisasi. Motivasi

merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri individu

yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap

mental individu yang pro dan positif terhadap situasi kerja Tim

itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja

maksimal.

Sikap mental individu dalam tim kerja haruslah memiliki

sikap mental yang siap sedia secara psikofisik (siap secara mental,

fisik, situasi dan tujuan). Artinya individu tersebut dalam tim kerja

secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi

organisasi dan berusaha keras mencapai target kerja yaitu sebagai

tujuan utama organisasi. Begitu pula motivasi untuk menciptakan

kebersamaan dalam tim kerja akan terwujudnya tim kerja yang

solid, yang saling menghargai, tolong menolong dan saling

memberikan kontribusi positif dalam memerankan fungsinya sesuai

(3)

2. Hubungan relasi di lingkungan kerja

Hubungan relasi di tempat kerja perlu diciptakan agar iklim

kerja dalam organisasi menjadi kondusif. Pimpinan, manajer dan

karyawan perlu memahami bahwa mereka memliki peran dalam

menciptakan situasi yang penuh dengan pengelolaan emosi secara

efektif. Pimpinan dan manajer yang brilian jika tidak memiliki

keterampilan cara berkomunikasi efektif dan produktif dalam

membangun hubungan kerja, maka mereka akan sulit mecapai

tujuan organisasi. Oleh karena itu agar tercipta hubungan relasi

kerja yang harmonis dan efektif, pimpinan perlu :

a. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung sinergi

dan partisipasi kelompok;

b. Menyusun kebijaksanaan yang layak dan adil yang tidak

menimbulkan pertentangan antara karyawan dan pimpinan;

c. Menghilangkan prasangka terhadap individu dan kelompok

kerja;

d. Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi

emosional karyawan dan bagaimana mereka berhubungan

dengan tim kerja;

e. Memilih orang-orang yang sesuai untuk peran dalam tim

dan mengangkat pimpinan tim yang memiliki kemampuan

(4)

f. Menitikberatkan pada orang-orang sebagai prioritas utama

dalam organisasi;

g. Memberikan penghargaan atas kemajuan tim;

h. Membersihkan perusahaan dari pengaruh negatif yang

menghancurkan antusiasme tim;

i. Menyusun nilai inti dan standar perilaku yang bias diterima

oleh kelompok;

j. Menyelenggarakan pemeriksaan kecerdasan emosional;

k. Menciptakan suasana saling memperhatikan dan

memotivasi kreativitas;

l. Pengembangan mentalitas “pelayanan sepenuh hati” dalam

hubungan dengan karyawan dan konsumen.

Dalam hubungan relasi di lingkungan kerja diperlukan empat sikap yang

harus diterapkan oleh pegawai, yaitu :

1. Mengendalikan Hubungan Kerja

Kita perlu menyadari bahwa kita berhubungan dengan orang lain

karena adanya kebutuhan. Begitu pula, orang lain mau menjalin

hubungan dengan kita karena adanya kebutuhan. Demikian pula adanya

hubungan kerja dengan rekan kerja, bawahan maupun atasan karena

adanya saling membutuhkan.

Kunci utama dari keberhasilan suatu hubungan yang produktif

adalah adanya unsur timbal balik. Artinya masing-masing pihak harus

(5)

2. Mengelola Hubungan Kerja

Mengelola hubungan dengan orang lain diperlukan antara lain :

a. Pengaturan waktu

b. Tahu posisi diri

c. Adanya kecocokan

d. Menjaga keharmonisan

e. Pengendalian desakan dalam diri

f. Memahami dampak kata-kata atau tindakan pada diri orang lain

g. Jangan mengatur orang lain sampai tidak mampu mengatur diri

sendiri

h. Tidak mengumbar kemarahan pada orang lain

i. Bersikap bijak dan bijaksana

3. Keterampilan Interpersonal

Ada tiga keterampilan interpersonal untuk mengefektifkan kerja

yaitu :

a. Keterampilan Menginterpretasikan Perilaku Orang Lain

(Interpreting Other People’s Behavior).

Keterampilan ini sangat berhubungan dengan kemampuan persepsi,

yaitu sejauhmana seseorang mampu memaknakan sesuatu dengan

tepat sesuai dengan obyek yang diterimanya. Persepsi mencakup

penafsiran objek, penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus,

dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan

(6)

b. Presenting Yourself

Pengendalian diri terhadap perilaku orang lain, karena perilaku

yang dimunculkan mereka sering diterima tidak tepat yang

berhubungan dengan sikap, emosi dan motif. Begitu pula, mimic,

gerakan tubuh, dan suara dapat pula mempengaruhi perilaku kita

dan orang lain.

c. Keterampilan Pengarahan Efektif (Effective Coaching Skill)

Coaching atau pengarahan lebih berhubungan dengan cara

bagaimana sesuatu dikerjakan dan apa yang harus dikerjakan.

Coaching dapat memberikan hasil yang besar karena adanya relasi

yang mendukung antara coacher (pengarah) dan orang yang

diarahkan (coachee).

4. Komunikasi Dalam Menciptakan Hubungan Tim Kerja

Keterampilan utama kecerdasan emosional adalah mengetahui cara

berkomunikasi dengan menggunakan intelektual dan perasaan. Masalah

yang terbesar dalam komunikasi adalah kesalahpahaman yang terjadi

karena orang gagal menyampaikan apa yang mereka pikirkan dan yang

mereka rasakan. Oleh karena itu, pegawai harus memiliki kemampuan

yang baik dalam berkomunikasi dengan rekan sekerja maupun dengan

(7)

2.2Karakteristik Pekerjaan

2.2.1 Pengertian Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan merupakan dimensi inti pekerjaan yang berisi

sifat-sifat tugas yang ada dalam suatu pekerjaan. Sementara itu karakteristik

pekerjaan merupakan atribut-atribut tugas bersifat yang ada di dalam pekerjaan.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik pekerjaan adalah dimensi inti

pekerjaan yang berisi sifat-sifat tugas yang memiliki karakter khusus yang berada

di dalam semua pekerjaan dan dirasakan oleh para pekerja dan dianggap dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap pekerjaan. Dalam hal ini

karakteristik pekerjaan berhubungan dengan persoalan keuangan seperti

pengupahan dan peningkatan gaji pegawai. Dengan pengupahan yang baik

berpengaruh positif pada motivasi kerja (Mangkunegara 2006 : 163).

Ditinjau dari penjabaran fungsi dan tugas pokok organisasi, pekerjaan

dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pekerjaan pokok yaitu pekerjaan yang merupakan penjabaran

langsung dari fungsi, tugas pokok dan kegiatan organisasi ke dalam

pekerjaan yang dianalisis.

2. Pekerjaan tidak pokok yaitu pekerjaan yang menunjang fungsi dan

pekerjaan pokok organisasi, tetapi penjabaran langsung dari fungsi

dan tugas pokok organisasi tersebut sebenarnya ke dalam pekerjaan

(8)

3. Pekerjaan tambahan yaitu pekerjaan yang tidak merupakan penjabaran

fungsi, tugas pokok dan kegiatan organisasi, tetapi perlu dilaksanakan

juga karena sebab-sebab tertentu.

Dari penjabaran fungsi pekerjaan diatas, dapat diketahui bahwa pekerjaan

yang dilakukan oleh pegawai bukan hanya pekerjaan pokok saja. Untuk itu,

organisasi harus memperhatikan pengupahan untuk pegawai sesuai dengan

pekerjaan maupun prestasi yang dicapai oleh pegawai.

2.2.2 Teori Upah

Sistem pengupahan disuatu negara didasarkan kepada sistem

perekonomian negara tersebut. Teori yang mendasari sistem pengupahan pada

dasarnya dapat dibedakan menjadi :

1. Teori Upah Menurut Nilai dan Pertentangan Kelas

Sistem pengupahan dan pelaksanaannya berdasarkan pandangan

Karl Max adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan konsumsi tiap-tiap orang macam dan jumlahnya hamper

sama. Nilai (harga) setiap barang hampir sama, maka upah tiap-tiap

orang kira-kira sama.

b. Sistem pengupahan tidak memberikan insentif yang sangat perlu

menjamin peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional.

c. Sistem kontrol yang sangat ketat diperlukan untuk menjamin setiap

orang betul-betul mau kerja menurut kemampuannya.

Sistem pengupahan menurut teori Karl Marx didasarkan pada teori

(9)

bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai dari jasa buruh atau dari

jumlah waktu kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang.

Sedangkan dari pendapat lainnya dari teori Karl Marx adalah pertentangan

kelas yang artinya bahwa kapitalis selalu berusaha menciptakan

barang-barang modal untuk mengurangi penggunaan buruh. Akibatnya adanya

pengangguran besar-besaran sehingga menurunkan upah.

2. Teori Upah menurut Pertambahan produk Marginal

Teori Neo Klasik mengemukakan bahwa dalam rangka

memaksimumkan keuntungan tiap-tiap pengusaha menggunakan

faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga tiap faktor-faktor produksi yang

dipergunakan menerima atau diberi imbalan sebesar nilai pertambahan

hasil marginal dari faktor produksi tersebut. Pengusaha memperkerjakan

sejumlah karyawan sedemikian rupa sehingga nilai pertambahan hasil

marginal seorang sama dengan upah yang diterima orang tersebut. Tingkat

upah yang dibayarkan oleh pengusaha adalah :

W = WMPPL = MPPL x P

Keterangan :

W = tingkat upah yang dibayarkan perusahaan kepada

karyawan

P = harga jual barang (hasil produksi, dalam rupiah per unit

(10)

WMPPL = margin physical product of labour atau pertambahan

hasil marginal pekerja, diukur dalam unit barang per unit

waktu

MPPL = volume of marginal physical product of labour atau nilai

pertambahan hasil marginal pekerja atau karyawan

Dalam teori Neoklasik menyatakan bahwa karyawan memperoleh

upah senilai dengan pertambahan hasil marginalnya. Upah berfungsi

sebagai imbalan atas usaha kerja yang diberikan seseorang tersebut kepada

pengusaha. Upah dibayar oleh pengusaha sesuai atau sama dengan usaha

kerja (produktivitas) yang diberikan kepada pengusaha.

Menurut teori Neo Klasik karyawan memperoleh upah senilai

dengan pertambahan hasil marginalnya. Atau, upah dalam hal ini berfungsi

sebagai imbalan atas usaha kerja yang diberikan seseorang tersebut kepada

pengusaha. Untuk memaksimumkan keuntungan pengusaha memberikan

imbalan kepada setiap faktor produksi sebesar nilai tambahan hasil marginal

masing-masing faktor produksi tersebut.

2.3 Motivasi Kerja

2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Motivasi

mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar

(11)

keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Motivasi sangat penting

diberikan kepada karyawan karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu

karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja

yang tinggi.

2.3.2 Teori Motivasi

Dalam pengembangan konsep-konsep motivasi, telah berkembang

teori-teori motivasi yang dapat memberikan penjelasan mengenai motivasi kerja para

anggota organisasi, mulai dari teori motivasi seperti Teori Kepuasan (Content

Theory), Teori Kebutuhan Model Maslow, dan Teori X dan Y oleh Mc Gregor

yang seluruhnya berdasarkan kebutuhan individu.

1. Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri

orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan

perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang

memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Hal yang

memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasan materiil maupun nonmaterial yang diperolehnya

dari hasil pekerjaannya.

Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang

akan bertindak (bersemangat kerja) untuk dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya. Semakin tinggi standar

kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat orang itu

(12)

2.Teori X dan Teori Y

Kajian klasik lainnya dilakukan oleh Douglas Murray McGregor

dari Institut Teknologi Massachusetts. Dia melukiskan dua teori tentang

manajemen dan implikasinya bagi motivasi : Teori X dan Teori Y.

Teori X McGregor pada dasarnya mempunyai lima premis : (1)

Kebanyakan manusia, dari wataknya, tidak suka bekerja. (2) Kebanyakan

manusia tidak bersemangat dan membutuhkan alat pendorong berupa

ongkos untuk membuat mereka mau bekerja. (3) Kebanyakan manusia

lebih suka diperintah apa yang harus dikerjakan. (4) Kebanyakan manusia

menolak adanya perubahan. (5) Kebanyakan manusia mudah tertipu dan

tidak cerdas.

Teori Y sebaliknya, lebih “berorientasi pada manusia” dan

mempunyai empat dasar : (1) Manusia tidak membenci kerja bahkan

mungkin mencari pekerjaan secara aktif. (2) Manusia tidak membutuhkan

jenis kepemimpinan yang otoritatif, namun lebih menyukai jenis

manajemen yang partisipatif. (3) Manusia lebih suka menentukan

tujuan-tujuannya sendiri daripada menyuruh orang lain untuk menentukannya. (4)

Manusia tidak melakukan tanggung jawab, namun lebih bertanggung

jawab.

Terbukti bahwa Teori X dan Teori Y memiliki sudut pandang yang

bertentangan. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Teori X,

(13)

kasus, namun Teori Y, pendekatan yang berorientasi pada manusia,

mungkin lebih efektif lagi.

3.Teori Tingkat Kebutuhan Model Maslow

Maslow mengemukakan kerangka gagasan dalam “tingkat

kebutuhan” nya yang terkenal dan operasional, dia memaparkan

motif-motif individu dalam tingkatan-tingkatan bersusun. Manakala kebutuhan

seseorang dari tingkat yang lebih rendah terpenuhi, kebutuhan-kebutuhan

yang lain pada tingkat yang lebih tinggi segera timbul. Kebutuhan yang

telah terpenuhi tidak dapat berfungsi lagi sebagai motivator.

Diakui bahwa masing-masing dari kita mempunyai kebutuhan

dasar tertentu, kaitannya dengan aktivitas kita dalam organisasi sosial.

Tingkat kebutuhan menurut Maslow mencakup (1) Kebutuhan fisiologis,

(2) Kebutuhan akan rasa aman (3) Kebutuhan sosial (4) Kebutuhan akan

harga diri, dan (5) Kebutuhan akan pemenuhan diri (self-realization).

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan

antara variabel yang akan diteliti. Hal ini merupakan jaringan hubungan

antarvariabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan survei literatur. Pada umumnya suatu organisasi akan berusaha

meningkatkan produktifitas karyawan dalam organisasinya dengan cara

(14)

Lingkungan Kerja (X1)

Motivasi Kerja (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

suatu organisasi yang karakter tiap pekerjanya tidak solid serta karyawan

merasakan ketidaknyamanan dalam organisasi maka akan berdampak negatif pada

motivasi kerja bagi karyawannya. Begitu juga dengan karakteristik pekerjaan,

apabila persoalan keuangan dalam organisasi seperti pengupahan dan peningkatan

gaji bagi karyawan dapat berjalan lancer dan adil, maka karyawan akan

termotivasi dalam bekerja.

Oleh karena itu kondisi lingkungan kerja dan karakteristikpekerjaan harus

seiring dan berdampak positif dengan motivasi kerja sehingga setiap karyawan

didalam melakukan pekerjaan akan tercapai secara maksimal agar produktifitas

karyawan dapat tercapai dengan baik. Secara skematis, kerangka konseptual

dalam penelitian ini dapat dilihat pada :

2.5 Hipotesis

Setelah melakukan observasi melalui pendistribusian kuisioner terhadap

para pegawai bagian Akuntansi dan Verifikasi di RSUP. Adam Malik Medan,

maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : Karakteristik

(15)

1. Kondisi lingkungan kerja dan karakter tiap pekerjanya yang solid,

menyenangkan, serta adanya kenyamanan terbukti dapat mempengaruhi

peningkatan kerja pegawai keuangan.

2. Karakteristik pekerjaan seperti menangani persoalan keuangan serta

peningkatan gaji dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai bagian

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Batako adalah campuran antara semen, agregat, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan. Batako yang dihasilkan oleh industri kecil pada umumnya adalah batako padat.

Sedangkan metode penelitian yang digunakan pada tahun ke-2 ini (kegiatan implementasi) menggunakan pendekatan quasi eksperimen. Lokasi untuk kegiatan penelitian ini

Apabila ada peneliti atau penulis yang mempublikasi dua artikel atau lebih, yang memba- has sifat atau karakter yang berbeda dari kelompok ternak yang dipelihara pada waktu yang

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W4, 2015 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks hampir pada semua kelompok pengeluaran, seperti: Kelompok Bahan Makanan sebesar 3,88 persen, Kelompok Makanan Jadi,

Analisa data yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara kecukupan energi, protein, asam folat, zat besi dan vitamin B12 adalah Kendall Tau dengan

[r]

Permasalahan yang sering dihadapi oleh para pegawai pensiunan yaitu keterlambatan dalam memproses gaji pegawai pensiun, dikarenakan system yang telah ada kurang maksimal dalam