• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Oleh: NURSYAMSU SUBAGYO – JURNAL JP3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Oleh: NURSYAMSU SUBAGYO – JURNAL JP3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

Oleh:

NURSYAMSU SUBAGYO

Kepala sekolah SMPN 1 Kalisat Kabupaten Jember

Abstract. The result of the last observation done still shows that there are many teachers who constructed less qualified lesson plans even some of them never really construct them. This problem comes up because some of the teachers do not know how to construct good lesson plans. The teachers’ capability to construct good lesson plans in our school is still low. Once again, this happens because the teachers have lack knowledge about constructing good lesson plans. According to the explanation, the problem of the research is how to improve teachers’ competence in constructing lesson plans by using academic supervision? Meanwhile, the purpose of the research is to know the effectiveness of academic supervision to improve teachers’ competence in constructing lesson plans. One of the efforts to improve teachers’ competence in constructing good lesson plans is by using clinical supervision method that is possible to solve the problem. The subject of the research is eight teachers who still have low competence in constructing lesson plans. The instrument used to collect the all eight teachers’ data in constructing lesson plans is lesson plan scoring rubric made by Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. The result of the research shows that after having academic supervision, those eight teachers got C which means enough (cycle 1), then for cycle 2 the average score was increasing to be 3,57 (A). So, we can conclude that the implementation of academic supervision can improve teachers’ competence in constructing lesson plan.

Kata Kunci: Kompetensi guru menyusun RPP, supervisi akademik

PENDAHULUAN

(2)

yang benar harus ada jawaban di dalam pembuatan soal yang terdapat dalam RPP tersebut, kesesuaian antara indikator dengan soal yang dia buat.

Kemampuan guru dalam membuat RPP di sekolah kami pada umumnya relatif kurang apalagi dengan teknologi yang semakin maju. Banyak guru membuat RPP melalui copy paste atau mengakses dari internet yang pada umumnya belum sesuai dengan kondisi sekolah kami. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dari seorang guru untuk membuat RPP dengan baik dan benar.

Berawal dari kejadian tersebut di atas kami mencoba melakukan tindakan kepada guru berkaitan dengan pembuatan RPP yang baik dan benar dengan cara melakukan supervisi Akademik.

Kemudian kepala sekolah melakukan penelitian dengan tema yang dimaksud. Dengan demikian kepala sekolah dapat menggunakan berbagai macam metode atau cara supaya keberhasilan penelitian tersebut berdaya guna dan berhasil guna. Dan sejalan dengan rancangan penelitian yang digunakan juga bermacam-macam. Untuk menyusun sesuatu rancangan penelitian yang baik perlulah berbagai persoalan dipertimbangkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam setiap usaha untuk menyusun sesuatu rancangan penelitian:

a. Cara pendekatan apa yang akan dipakai. b. Metode apa yang akan dipakai.

c. Strategi apa yang kiranya paling efektip.

Keputusan mengenai rancangan apa yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan penelitian, sifat masalah yang akan digarap, dan berbagai alternatif yang mungkin digunakan. Apabila tujuan penelitian yang telah dispesifikkan, maka penelitian itu telah mempunyai ruang lingkup dan arah yang jelas.

Salah satu upaya untuk untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membuat RPP dengan baik dan benar adalah dengan menggunakan metode supervisi klinis yang mungkin dapat memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (Sulivan & Glanz, 2005) dengan langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Perencanaan dan pertemuan, b. Observasi, c. Pertemuan berikutnya, dan d. Refleksi kolaborasi.

Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. RPP yang dibuat belum menunjukkan relevansi antara indikator dengan soal. 2. RPP yang dibuat tidak ada kunci jawaban.

3. Ada beberapa guru yang membuat RPP dan kkm tidak sesuai dengan yang diharapkan.

4. Standart kompetensi dan kompetensi dasar ada yang belum ditulis dalam pembuatan RPP.

5. Tidak ada kunci jawaban dalam pembuatan RPP yang dibuat oleh guru.

6. Waktu tidak dicantumkan pada setiap kegiatan (kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup).

7. Pemilihan media dengan model pembelajaran tidak relevan.

Batasan Masalah

(3)

dari rencana yang ditetapkan sehingga berakibat tidak dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari beberapa masalah yang diidentifikasikan di atas maka kami membatasi masalah tersebut adalah “Rendahnya pengetahuan guru dalam membuat

RPP”.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah upaya meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP melalui supervisi akademik?”

Pemecahan Masalah

Tindakan yang kami lakukan dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah yang timbul dari kurangnya kompetensi guru dalam membuat RPP di SMPN 1 Kalisat Kabupaten Jember adalah melalui: Bimbingan teknik, MGMP, diklat serta workshop.

Tujuan Penelitian

Dalam pembuatan PTS ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas supervisi akademis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP pada guru-guru SMP Negeri 1 Kalisat.

Manfaat Penelitian

Manfaat diharapkan dari penelitian tindakan sekolah ini antara lain:

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam mengungkapkan dan mengidentifikasi kasus kasus atau masalah-masalah yang berhubungan dengan kekurangan kompetensi guru dalam membuat RPP.

2. Memberikan tambahan pengayaan cara sehingga kompetensi guru dalam membuat RPP dapat tercapai dengan baik.

3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternatif cara melakukan tindakan dengan supervisi akademik bagi guru dapat meningkatkan kompetensi dalam membuat RPP.

KAJIAN PUSTAKA Tugas Kepala sekolah

Tugas dari kepala sekolah dalam membina guru dan karyawan serta melakukan kerja sama dengan instansi terkait tidaklah sedikit salah satunya adalah melakukan supervisi pada guru dan karyawan. Terutama guru menjadi skala prioritas bagi kepala sekolah untuk diadakan supervisi baik yang menyangkut tentang perangkat mengajar ataupun menyangkut yang lain yang masih dalam koridor atau kontek pembelajaran di sekolah. Untuk melaksanakan supervisi secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glikman, at al:2007).

Oleh sebab itu setiap kepala sekolah/madrasah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut.

1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecende-rungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatip, inovatip, pemecahan masalah, berfikir kritis dan naluri kewirausahaan.

(4)

standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

3. Membimbing guru dalam memilih dam menggunakan strategi kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi guru.

4. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau dilapangan) untuk mengembangkan potensi siswa. 5. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan

menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.

6. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran. Sebagai seorang pemimpin maka kepala sekolah bisa berfikir secara analistis dan konsepsional (must think analytically and conceptionally).

Fungsi ini berarti menuntut kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasibel. Dengan demikian kepala sekolah harus mampu melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.

Memandang persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak terpisahkan dari satu keseluruhan. Oleh sebab itu, Betapa pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha memperbaiki program pengajaran untuk dipahami oleh setiap kepala sekolah. Dengan mengetahui dan memahami tahap-tahap proses perbaikan pengajaran akan membantu para kepala sekolah untuk melaksanakan program pengajaran. Ada 4 fase program pembinaan pengajaran:

1. Penilaian sasaran program (assesing program objectives), dalam fase ini perlu diuji keadaan program pengajaran dengan tuntutan masyarakat dan kebutuhan mereka belajar.

2. Merencanakan perbaikan program (planning program improvemen), dalam tahap ini perlu dibentuk struktur yang tepat, mengusahakan dan memanfaatkan informasi, serta mengadakan spesifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk program.

3. Melaksanakan perubahan program (inplementing program change), termasuk memotivasi para guru, pustakawan, laboran dan para tenaga administrasi, membantu program pengajaran dan melibatkan masyarakat.

4. Evaluasi perubahan program (evaluation of program change constitutes), dalam fase ini perlu perhatian untuk merencanakan evaluasi dan penggunaan alat ukur yang tepat untuk hasil pengajaran.

Supervisi intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaranya adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Sedangkan yang kami teliti disini adalah hanya masalah pembuatan RPP yang baik dan benar.

Konsep Supervisi Akademik

(5)

Sergiovanni (1987), menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi dalam kelas? Apa yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid? Apa yang telah dilakukan guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?

Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan disini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Tujuan dan Fungsi supervisi akademik Tujuan supervisi akademik adalah: 1. Membantu guru mengembangkan potensinya. 2. Mengembangkan kurikulum.

3. Mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas/PTK ( Glickman, et al: 2007, Sergiovanni, 1987).

Prinsip-prinsip supervisi akademik

1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.

3. Obyektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen. 4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

9. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

10. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

12. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala Sekolah).

13. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.

14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik diatas (Dodd,1972).

Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Ruang lingkup supervisi akademik meliputi: a. Pelaksanaan KTSP.

(6)

c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standat proses, standart isi, dan peraturan pelaksanaannya.

d. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut : 1) Model pembelajaran yang mengacu pada standart proses.

2) Peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara efektif, kreatif, demokratis, mendidik, memotifasi, mendorong kreatifitas dan dialogis; 3) Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta

kebebasan berfikir sehingga dapat melaksanakan aktifitas intelektual yang kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi;

4) Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru;

5) Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar siswa mampu:

a) Meningkat rasa ingin tahunya; b) Mencapai keberhasilan belajar;

c) Memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi;

d) Mengolah informasi menjadi pengetahuan;

e) Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah; f) Mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain;

g) Mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.

Tujuan dari supervisi akademik adalah: Pengembangan profesional dan motivasi kerja guru dalam membuat RPP.

Kompetensi Guru

Secara umum, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10).

Berkaitan dengan kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru, yaitu:

1. Menguasai landasan-landasan pendidikan. 2. Menguasai bahan pelajaran.

3. Kemampuan mengelola program belajar mengajar. 4. Kemampuan mengelola kelas.

5. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar. 6. Menilai hasil belajar siswa.

7. Kemampuan mengenal dan menterjemahkan kurikulum. 8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan. 9. Memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran.

(7)

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru” (BSNP, 2007).

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian atau tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMPN 1 Kalisat Kabupaten Jember.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMPN 1 Kalisat dengan jumlah guru sebanyak 8 orang.

PELAKSANAAN TINDAKAN Siklus 1

Tahap Perencanaan.

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian tentang pembuatan RPP yang disusun oleh direktorat pendidikan dasar dan menengah yang sudah disosialisasikan terlebih dahulu kepada guru SMPN 1 Kalisat Kabupaten Jember. Tujuanya agar guru-guru punya persiapan yang matang dan punya persiapan yang lebih baik. Peneliti mengisi data berdasarkan instrumen yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Tahap Pelaksanaan.

Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus 1 tidak dilakukan secara serentak, karena dalam melaksanakan penelitian kami tetap pada koridor tidak meninggalkan tugas dan tidak mengganggu rutinitas tugas sebagai guru yaitu mengajar. Tapi dilakukan sesuai dengan jadwal guru mengajar yang sudah dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu.

Pada akhir kegiatan peneliti memberi rekomendasi berupa catatan kecil yang berupa saran dan kekurangan-kekurangan RPP yang dia buat tanpa menyinggung perasaan dan penuh kekeluargaan dalam memberikan bimbingan dan arahan.

Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati langsung RPP yang telah dibuat oleh guru-guru tersebut selama Supervisi Akademik dilakukan karena pada observasi ini dilakukan dengan cara wawancara langsung antara peneliti dengan guru sebagai responden. Di samping itu observasi juga dilakukan langsung dengan mengamati RPP tersebut yang meliputi pengamatan tentang:

1. Standart kompetensi/kompetensi dasar sudah ditulis atau belum. 2. Indikatornya ada berapa.

3. Tujuan Pembelajaran.

4. Buku pegangan guru atau siswa dicantumkan atau tidak.

5. Kesesuaian soal dengan indikator, sesuai atau tidak terutama redaksi yang dia susun.

6. Waktu pada masing-masing kegiatan tersedia atau tidak. 7. Kunci jawaban pada soal tersebut dibuat atau tidak. 8. Pemberian tugas rumah pada rpp tersebut ada atau tidak.

(8)

Refleksi

Pada Siklus 1 masih terdapat beberapa kelemahan dan kurang lengkapnya syarat RPP yang baik yang telah dibuat oleh guru sebagai responden. Kelemahan tersebut meliputi: waktu yang belum dicantumkan, belum ada kunci jawaban pada RPP tersebut yang seharusnya pada setiap soal dalam RPP tersebut harus ada kunci jawabanya. Di samping itu masih ada beberapa guru yang membuat RPP pada bagian akhir kegiatan tidak memberikan tugas rumah. Untuk itu kami selaku supervisor memberikan rekomendasi berupa tulisan-tulisan pada RPP yang dibuat oleh responden dengan harapan dia bisa membenahi kekurangan-kekurangan pada pembuatan RPP tersebut.

Siklus ke-2

Tahap Perencanaan

Sebelum melakukan supervisi peneliti mengatur jadwal kegiatan dan mensosialisasikan atau memberitahukan jadwal tersebut kepada guru sebagai responden penelitian agar yang bersangkutan tahu bahwa dia akan disupervisi oleh peneliti yang tujuanya tidak lain adalah perbaikan mutu dalam pembuatan dan penyusunan RPP.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus yang kedua maka sesuai dengan jadwal yang sudah diketahui oleh guru sebagai responden penelitian, maka kami telah menentukan jadwal siklus yang kedua, karena kami menyadari supervisi tidak dapat dilakukan secara serentak dengan program yang serentak pula, tapi supervisi yang baik dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Dan kami juga menyadari bahwa banyak dari tenaga guru kami yang bekerja disekolahan lain sehingga kami dalam melakukan supervisi pada guru memerlukan kesepakatan dan waktu yang berbeda serta tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM).

Tahap Observasi.

Tidak jauh berbeda dengan kegiatan pada siklus yang pertama maka observasi kami lakukan dengan mengamati secara langsung RPP yang sudah dipersiapkan oleh guru-guru tersebut. Observasi dimulai dari mengamati RPP yang sudah dibuat terutama:

1. Menentukan atau menuliskan kompetensi dasar dan standart kompetensi. 2. Indikator yang dibuat.

3. Buku pegangan guru dan buku pegangan siswa dituliskan atau tidak pada RPP tersebut.

4. Kesesuaian antara indikator yang dibuat dengan soal yang dia susun. 5. Pembagian waktu yang efektip pada masing-masing kegiatan. 6. Kunci jawaban ditulis atau tidak pada rpp tersebut.

7. Pemberian tugas rumah.

8. Kesesuaian media dengan model pembelajaran.

Tahap Refleksi

(9)

dalam menyusun RPP yang baik dan benar sesuai dengan ktsp, tapi semua guru pada akhirnya juga berusaha dan berupaya untuk mencoba dan terus mencoba demi kemajuan dan perbaikan kompetensi yang dia miliki.

Hal ini ditunjukkan dari menurunya tingkat kekurangan dalam RPP yang dibuat juga redaksi atau kata-kata dalam penyusunan RPP sudah mulai nampak bagus dan rasional. Namun demikian masih ada dari RPP tersebut yang ia disusun belum menunjukkan korelasi atau hubungan antara indikator dan soal yang dibuat .

Penyebab utamanya adalah kurang pahamnya guru tersebut membuat redaksi dalam penyusunan indikator dan soal yang dibuat, untuk itu perlu pembelajaran khusus yaitu dengan mengirim guru-guru mengikut sertakan pada MGMP atau diklat tentang kompetensi guru.

Hal ini bisa memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang menjangkau seluruh guru, sehingga mereka akan memiliki persepsi yang relatip sama mengenai RPP yang lengkap dan sistematis untuk mata pelajaran yang mereka ampu.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian.

Dari hasil penelitian ini kami memperoleh data observasi berupa pengamatan ketika penandatanganan RPP pada guru-guru di SMPN 1 Kalisat Kabupaten Jember, ternyata pada siklus kesatu masih banyak kesalahan dan kurang sempurnanya dalam membuat RPP hal ini dibuktikan dengan Jumlah responden yang tidak mencantumkan waktu ditahap kegiatan pembelajaran, Kunci jawaban ada yang belum dibuat, serta kesesuaian antara indikator yang dibuat dengan soal yang dibuat belum ada korelasi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil evaluasi dan supervisi pada siklus 1

No Nama Guru

1. Diberi skor 4 jika aspek yang diamati sangat relevan. 2. Diberi skor 3 Jika aspek yang diamati relevan. 3. Diberi skor 2 jika aspek yang diamati cukup relevan. 4. Diberi skor 1 jika aspek yang diamati kurang relevan.

(10)

Total skor maksimal = 8 (diambil dari jumlah guru yang menjadi responden) Rata-rata diperoleh dari: Jumlah total masing-masing item dibagi dengan skor maksimal.

Tabel 2. Hasil evaluasi dan supervisi pada siklus 2

No Nama Guru

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus satu yang terlihat pada tabel 1 diperoleh data jumlah total nilai 16,2 setelah dibagi dengan 8 orang guru yang menjadi responden, maka diperoleh angka 2,0 dan bila ditulis dengan hurup atau abjad maka nilainya adalah C yang berarti cukup relevan.

Dari tabel siklus kedua sudah ada peningkatan yang cukup menyolok hal ini dapat dilihat pada tabel perolehan siklus yang kedua yaitu Jumlah total 32,5 dibagi dengan 8 memperoleh nilai rata-rata = 3,57 kalau dimasukkan ke dalam hurup maka memperoleh nilai A yaitu nilai yang sangat bagus dan sempurna.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil kegiatan supervisi yang telah kami lakukan selama dua siklus dan berdasarkan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan supervisi akademik bagi guru di SMPN 1 Kalisat Jember ternyata dapat meningkatkan kompetensi guru dalam membuat RPP.

(11)

Saran-saran

Dari hasil yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses kegiatan penelitian dengan supervisi Akademik pada guru dapat memberikan hasil yang optimal, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk menemukan konsep yang tepat diperlukan persiapan yang cukup matang, sehingga harus mampu menemukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan penemuan konsep dalam proses kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, hendaknya lebih sering melatih guru-guru tersebut keberbagai organisasi guru yang relevan misalnya mengirim workshop, mengikutkan program MGMP atau yang lainya dan mengadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena penelitian ini hanya dilakukan di SMPN 1 Kalisat kabupaten Jember.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. Pedoman Bantuan Langsung (Block Grant) Pelaksanaan Penelitian

Tindakan Bagi Pengawas Sekolah SMP, Jakarta, Direktorat Tenaga

Kependidikan.

Direktorat Tenaga Kependidikan DIRJEN Peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian pendidikan Nasional. 2010. Supervisi Akademik.

Direktorat Tenaga Kependidikan DIRJEN Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah.

Hamzah B. Uno, M. Pd, 2010, Teori Motivasi Dan Pengukuran, Jakarta. PT Bumi Aksara.

Haryanto. 1997. Evaluasi Pendidikan. Solo. Rineka Cipta

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1. Hasil evaluasi dan supervisi pada siklus 1
Tabel 2. Hasil evaluasi dan supervisi pada siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

Slameto (2003:11) mengemukakan bahwa faktor strategi belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih

Penelitian tentang keputusan pembelian kosmetik sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Nafisatur Rohmaniah (2015) tentang Pengaruh promosi, kualitas produk dan harga

Tidak adanya Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dalam Pemberian Obat oleh perawat Angka kejadian pasien, penunggu pasien dan karyawan jatuh di pelayanan rumah

penelitian.Moleong (2000) mengemukakan maksud menetapkan fokus yaitu, pertama- tama menetapkan fokus, dapat membantu studi; kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Langkah pertama yakni mengaktifkan semua node dan pastikan sudah melakukan proses broadcast dan forward hello packet dengan baik. Sebagai contoh penulis akan

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur, responden ini dimungkinkan karena pada saat menghirup aroma seseorang menjadi lebih nyaman dan rileks. Aromaterapi minyak atsiri mawar