• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala yang dihadapi masyarakat dalam p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kendala yang dihadapi masyarakat dalam p"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kendalayang dihadapi Masyarakat dalam Mengolah Limbah Pertanian menjadi Sumber Energi Biomassa

(Study Kasus Pemanfaatan Limbah Pertanian Menjadi Energi)

Oleh

Mochammad Fajar P (F14130080)

TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Abstrak

(3)

Untuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaanenergi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan”. (Kemenristek 2006)

Kata kunci:Limbah pertanian,energi biomassa, energi terbarukan, kendala-kendala, manfaatpengolahan, mengonservasikan.

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dalam suatu negara, banyak masyarakat yang belum memanfaatkan limbah pertanian menjadi energi..Masyarakat lebih banyak memilih energi yang sudah jadi produk yang langsung digunakan.Pola pikir masyarakat dan pengembangan energi perlu diubah.Pengembangan sumber energi dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar baik untuk keperluan rumah tangga, masyarakat desa, kota, dan petani untuk meningkatan kebutuhan energi di sektor industri.

Wakil Presiden Indonesia, DR. Budiono, menyatakan bahwa perkembangan energi terbarukan di Indonesia masih tergolong lambat walaupun peranannya dalam bauran energi nasional sudah lama dirasakan kebutuhannya. Padahal potensinya cukup besar, namun pemanfaatannya belum optimal. Berbagai kebijakan yang mendukung telah dikeluarkan untuk mendorong pengembangan energi terbarukan ini, akan tetapi hal ini masih belum maksimal. Sumber energi yang digunakan Indonesia berupa sumber daya minyak atau sumber daya energi fosil, akan tetapi sumber daya minyak saat-saat ini mulai habis. Beberapa sumber energi lainnya yang mulai habis yaitu gas alam, tambang, batu bara. Melihat dari permasalahan energi tersebut, solusi yang terbaik adalah mulai mengembangkan energi terbarukan untuk Indonesia lebih baik. Energi Terbarukan merupakan solusi penghasil energi yang ramah lingkungan untuk projek masa depan dalam memanfaatkan energi. (Abdurrahman 2013)

(4)

1) Akses masyarakat terhadap energi masih terbatas:

a) Rasio Elektrifikasi pada tahun 2012 sebesar 76% (24% rumah tangga masih belum memiliki akses akan listrik).

b) Pembangunan infrastruktur, ter-utama daerah terpencil dan pulau-pulau terluar Indonesia pada umumnya masih minim akses akan energi.

2) Setelah pulih dari krisis moneter pada tahun 1998, Indonesia mengalamilonjakanhebat dalam konsumsi energi. Dengan keadaan yang seperti ini, diperkirakan kebutuhan listrik indonesia akan terus bertambah sebesar 4.6% setiap tahunnya, hingga diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada tahun 2030.

3) Ketergantungan energi fosil masih tinggi, sementara cadangannya terbatas.

4) Pada tahun 2012, sumber utama pasokan energi Indonesia adalah minyak bumi (54.78 %), disusul gas bumi (22,24 %), batubara (16.77 %), Air (3.72 %) dan geothermal (2.46 %).

5) Subsidi bahan bakar fosil semakin meningkat. 6) Terkait isu-isu lingkungan:

a) Mitigasi perubahan iklim.

b) Clean energi initiative: komitmen nasional untuk mengurangi emisi sebesar 26% pada tahun 2020.

7) Terbatasnya pendanaan akan pengembangan energi.

Kondisi produksi dan cadangan energi Indonesia saat ini digambarkan dalam (LEMHANNAS 2013).

Rumusan Masalah Terdapat 4 rumusan masalah dalam penelitian ini,

1. Apa Kendala dalam Memanfaatkan Limbah Pertanian untuk Sumber Energi Terbarukan? 2. Apakah Limbah Pertanian sudah banyak dikonversikan menjadi Energi Oleh Masyarakat? 3. Apa manfaat dari pengolahan limbah pertanian menjadi energi terbarukan?

4. Apakah masyarakat memilih energi terbarukan yang siap pakai atau yang tidak siap pakai?

Tujuan

Terdapat 4 tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah,

1. Untuk menjelaskan dan Mengidentifikasi kendala-kendala dalam Pengolahan Limbah Pertanian menjadi suatu Energi Terbarukan

2. Untuk mengidentifikasi banyaknya Limbah Pertanian yang dikonversikan menjadi Energi oleh Masyarakat

(5)

4. Membandingkan penggunaanenergi yang sudah maupun yang belum siap dipakai oleh masyarakat.

Metode Penelitian A.Tempat dan Waktu

Memberikan kuesioner kepada Mahasiswa IPB yang dilakukan di Lingkungan dalam IPB.

Wawancara yang dilakukan masyarakat di Lingkungan sekitar IPB dan petani.Secara keseluruhan, waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari (23-27 Mei 2014).

B.Metodologi

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan kuesioner di lingkungan sekitar IPB dan mahasiswa IPB.Responden berjumlah 44 diantaranya, 40 mahasiswa, 1 petani dan 3 masyarakat.Kuesioner ditujukan kepada mahasiswa dan wawancara ditujukan kepada masyarakat dan petani.

Kerangka Teori A. Bioenergi

Bioenergi adalah bahan bakar alternatif terbarukan yang prospektif untuk dikembangkan, tidak hanya karena harga minyak bumi dunia melonjak naik seperti sekarang ini, tetapi karena terbatasnya produksi minyak bumi di Indonesia. Kelebihan Bioenergi, yaitu ramah lingkungan, bisa diberbarui, dapat terurai, mampu mengeliminasi efek rumah kaca, dan kontinuitas bahan bakunya terjamin. Bioenergi dapat diperoleh dengan cara yang cukup sederhana, yaitu melalui budi daya tanaman penghasil biofuel dan memelihara ternak. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bioenergi bertransformasi menjadi bentuk yang lebih modern.Bioenergi yang kita kenal sekarang mempunyai dua bentuk, yaitu tradisional dan modern.Bioenergi tradisional yang sering kita temui yaitu kayu bakar, sedangkan bioenergi yang lebih modern diantaranya bioethanol, biodiesel, PPO atau SVO, minyak bakar, biomasa, wind energi, energi matahari (solar power), geothermal, ocean power, biofuel dan biogas.Bioenergi diturunkan menjadi biomassa, yaitu material yang dihasilkan oleh makhluk hidup (tanaman, hewan, dan mikroorganisme). Bahan baku bioenergi di limbah pertanian, yaitu kelapa sawit, sagu, kelapa, ubi kayu, jarak pagar, tebu, dan jagung.

A.1 Biomassa

(6)

gasifikasi, pirolisa, liquification, dan biokimia. Ada tiga jenis proses yang digunakan untuk mengonversi biomassa menjadi bentuk energi yang sempurna, yaitu konversi termal dari biomassa, konversi kimia dari biomassa, dan konversi biokimia dari biomassa (Erliza Hambali et al. 2007).

Transformation, is the transformation process from primary energi type into final energi type. This includes processes in LPG plant, and carbonizing plant. Input

bears a negatie sign while production bears positive sign. Oil Refining is the processing of crude oil and condensate to produce oil fuels such as: naphtha, avgas, avtur, ADO, IDO, mogas, kerosene, fuel oil, LPG, etc. Energi consumption such as natural gas, naphta, are also included. Gas Processing (LNG plant and LPG plant) the process of liquefaction or purification of natural gas to produce LNG or LPG. Power Generation is transformation of energi into electric power. This row records the quantity of fuel consumed: (coal, BBM, natural gas, hydropower, geothermal, biomass, wind, photovoltaic (solar energi) etc and the electricity generated (Adam et al. 2010).

Hasil dan Pembahasan

Kendala-kendala masyarakat dalam mengonversi limbah pertanian menjadi energi biomassa, yaitu teknologi yang terbatas, kurangnya pendidikan, kurangnya biaya dalam memproduksi, kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil, kurangnya tenaga ahli, kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat limbah pertanian, kurangnya bahan baku pembuatan energi biomassa, kurangnya informasi, iklim yang tidak mendukung, kelelahan mesin untuk melakukan suatu kerja, dan kurang dukungan dan penyuluhan dari pemerintah.

Masyarakat sekitar lingkungan IPB dan petani lebih memilih energi yang siap pakai, karena lebih efisien, lebih hemat waktu, lebih ingin cepat dalam menggunakan energi, memilih produk yang praktis, kondisi masyarakat yang tidak harus mengeluarkan tenaga dan biaya yang banyak, dan masyarakat memiliki banyak aktivitas yang membuat mereka tidak bisa mengonversi limbah pertanian secara langsung. Sebanyak 44 responden, masyarakat dan petani yang memilih energi langsung siap dipakai sebanyak 33 responden dan 11 responden memilih energi yang tidak langsung siap pakai. Perhatikan tabel 1, perbandingan antara masyarakkat dalam memilih energi yang siap pakai dan tidak siap pakai,

(7)

Keadaan Energi Yang Dipilih pendidikan membuat petani atau masyarakat tidak bisa mengonversikan limbah pertanian secara langsung. Membutuhkan tenaga kerja ahli dalam mengubah limbah pertanian menjadi energi alternative. Perhatikan tabel 2, perbandingan antara limbah pertanian yang sudah dikonversikan dan belum dikonversikan,

Tabel 2. Kondisi limbah pertanian di dalam masyarakat

Limbah Dikonversikan Menjadi Energi

Energi yang sudah dikonversikan sebanyak 45% dari bahan baku dasarnya, sedangkan 55% tidak di konversikan menjadi energi melainkan menjadi sumber pangan.Manfaat limbah pertanian menjadi energi biomassa, yaitu Sumber alternative energi yang terbarukan, sebagai bahan bakar suatu mesin, dan untuk keperluan suatu kehidupan masyarakat yang membutuhkan energi. Banyak petani dan masyarakat mengetahui limbah pertanian menjadi sumber energi saja, kalau diteliti lebih lanjut banyak manfaat limbah pertanian, yaitu biobriket, gasifikasi, pirolisa, liquification, dan biokimia.

Kesimpulan

(8)

kurangnya informasi, pengetahuan, dan pengolahan pertanian yang baik dan benar. Sumber daya manusia dalam arti pendidikan. Pendidikan yang terbatas membuat petani menjadi budak bagi pendidikan diatas petani.

Manfaat pengolahan limbah pertanian menjadi energi biomassa, yaitu sebagai sumber energi terbarukan, bahan bakar suatu kerja mesin, dan efisien dan efektif dalam pengolahan sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. Energi yang sudah dikonversikan sebanyak 45% dari bahan baku dasarnya, sedangkan 55% tidak di konversikan menjadi energi melainkan menjadi sumber pangan. Masyarkat dan petani lebih memilih energi yang siap pakai sehingga mereka tidak benyak yang mengonversikan limbah pertanian menjadi energi terbarukan. Sebanyak 44 responden, masyarakat dan petani yang memilih energi langsung siap dipakai sebanyak 33 responden dan 11 responden memilih energi yang tidak langsung siap pakai. Kondisi ini menyebabkan kemalasan dan ketidakpedulian dalam mengubah limbah pertanian menjadi energi terbarukan.

Daftar Pustaka

Abdurrahman S. 2013. Pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari pembangkit listrik berbasis sampah kota[internet]. [di unduh 2014 Mei 27]. Tersedia Pada :http://siaran7.rssing.com/chan-15332888/all_p2.html.

Adam R, Suharyati, Ajiwihanto N, Indarwati RRF, Kurniawan F, Kurniawan A, Suzanti VM. 2012. Energi and Economy Statistics of Indonesia. Jakarta : Pusdatin esdm.

Hambali E, Mujdalipah S, Tambunan AH, Pattiwiri AW, Hendroko R. 2007.Teknologi Bioenergi. Jakarta (ID): Agro Media.

[Kemenristek]. 2006. Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025.

(9)

Gambar

Tabel 2. Kondisi limbah pertanian di dalam masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Skripsi yang berjudul, “Tanggapan Pemustaka terhadap Desain Interior Ruang Baca di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,” yang disusun oleh

memberikan gambaran upaya yang dapat dilakukan melalui penerapan berbagai program Campus Transport Management (CTM) di UK Petra sebagai salah satu solusi alternatif untuk

Mahasiswa dapat menyusun abstraks pada penulisan ilmiah dengan benar dan mampu membuat daftar pustaka, sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Dengan hormat, sebagai kelanjutan dari kegiatan Diklat in on in PKB yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

[r]

Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian dan/atau percobaan yang disusun oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing skripsi dan dipertanggung-jawabkan dalam

Allan Fisher is a computer scientist, and was the Associate Dean for Undergraduate Education in Carnegie Mellon's School o f Computer Science during the term o