•
Definisi Fluida
•
Ruang Lingkup Mekanika Fluida
•
Persamaan Dasar
•
Metode Analisa
•
Dimensi dan Unit
Fluida
adalah sebuah zat yang akan terdeformasi (mengalami perubahan bentuk) secara
terus-menerus (kontinyu) jika dikenai tegangan geserseberapun kecilnyategangan geser
tersebut diberikan
Fluida : terdeformasi secara kontinyu
seberapapun gaya F dikenakan pada Fluida dari to t1 t2 .. dst…..
t0t1 t2
t0< t1< t2
F
Zat Padat : tidak akan terdeformasi secara
kontinyu selama gaya F yang dikenakan lebih kecil dibanding batas elastisnya
F
Fluida meliputi zat yang berbentuk Cairan dan Gas (Uap) :
Contoh: - air
- minyak - udara
Iklim danCuaca
Kendaraan :Mobil, Kereta Api, Kapal Laut, Pesawat Terbang, dll.
Lingkungan: Polusi Udara, Pencemaran Laut Kesehatan: Biomedikal
Rekreasi dan OlahRaga
Industri Petrokimia dan Perminyakan
Dan Lain-Lain
Konstruksi Bangunan : Gedung, Jembatan, dll.
Tornadoes
Badai Petir
Hurricanes
Global Climate
Pesawat Udara
Kereta Api Cepat
Kapal Laut Mobil
Polusi Udara River hydraulics
Pencemaran Laut oleh Tumpahan Minyak
Blood pump Ventricular assist device
Artificial Heart
Surfing Water sports
Auto racing
Offshore racing
Pompa Angguk
Pipa Distribusi Minyak
Stasiun Pompa Kilang Petrokimia
Jembatan Tacoma Narrow – Roboh pada tahun 1944 Jembatan Golden Gate
Visualisasi Aliran Melalui Model Gedung
Persamaan Dasar yang Digunakan untuk Menganalisa Mekanika Fluida :
Konservasi/Kekekalan Massa
Persamaan Momentum Linier (Hk. II Newton) Persamaan Momentum Angular
Hukum I Thermodinamika(Kekekalan Energi) Hukum II Thermodinamika (Enthrophy) Dibantu dengan Persamaan Tingkat Keadaan untuk Gas Ideal :
p = RT
Konservasi Massa
1
m m2
tan kons m
m1 2
Hukum Newton II (tentang gerak)
m F a
a m F .
linear momentum P
: dimana
dt P d dt
V m d dt
V d m a m F
.
Moment of Momentum
V
m
R
V m x R
momentum of
moment H
: dimana
dt H d dt
V m x R d
dt V m d x R
F x R T Torsi
SISTEM
adalah sejumlah masa yang tetap dan diketahui identitasnya, yang
dibatasi dari sekelilingnya oleh suatu tapal batas (boundary)
Dimana tapal batas tsb dapat tetap atau berubah tetapi masa yang ada di dalamnya harus selalu tetap
(tidak ada perpindahan masa menembus tapal batas)
m
Tapal batas sistem Piston
CONTROL VOLUME (CV)
adalah sembarang volume yang didefinisikan dalam suatu tempat
dimana fluida mengalir melaluinya
Batas CV disebut Control Surface (CS) CS : - dapat nyata atau imajiner
- dapat diam atau bergerak
CV
CS
Pendekatan Differential & Integral
Differential
Penyelesaian dari persamaan differential suatu
gerakan/aliran bersifat detail (point by point)
pada perilaku aliran Integral
Penyelesaian dengan persamaan integral
bersifat global(gross behavior) dan lebih
mudah diselesaikan secara analitis.
2. Metode Eulerian
Metode ini melakukan analisa dengan menggunakan konsep MEDAN (FIELD)
Dimana dalam hal ini setiap property dari gerakan fluida sebagai fungsi dari kedudukan & waktu di suatu
titik
Misalkan (dalam koordinat rectangular/cartesian):
property: kecepatan : V = V(x, y, z, t)
Note: metode ini lebih banyak digunakan dalam mekanika fluida
X Y
T = f(t) Langrangian
T = T(xA, yA, zA, tA) Euler
A
Contoh
1. Sistem Dimensi
Ada 3(tiga) Sistem DimensiPrimer:
a.MLtT:masa(M),panjang(L),waktu(t),temperatur(T) dalam hal ini : gaya (F) sebagai DimensiSekunder
b.FLtT:gaya(F),panjang(L),waktu(t),temperatur(T) dalam hal ini : masa (M) sebagai DimensiSekunder
c.FMLtT:gaya(F),masa(M),panjang(L),waktu(t),
temperatur(T)
2. Sistem Unit
a. SI-Unit (Systeme Internationald’Unites)MLtT
Satuan :masa(M) =kg(kilogram)
panjang(L) =m(meter)
waktu(t) =sec(second atau detik)
temperatur(T) =K(Kelvin)
dalam hal ini, karena gaya (F) sebagai Dimensi
Sekunder, maka satuan gaya (F) adalah N (Newton)
didefinisikan sebagai (dari Hukum II Newton) :
1
N =
1
kg.m/sec
22. SISTEM UNIT
Note : dalam Sistem Metrik Absolut
Satuan :masa(M) =g(gram)
panjang(L) =cm(centimeter)
waktu(t) =sec(second atau detik)
temperatur(T) =K(Kelvin)
dalam hal ini, karena gaya (F) sebagai Dimensi Sekunder, maka satuan gaya (F) adalah dyne
didefiniskan sebagai (dari Hukum II Newton) :
1
dyne =
1
g.cm/sec
22. SISTEM UNIT
b. British Gravitational System of UnitsFLtT
Satuan : gaya (F) =lbf(pound force)
panjang(L) =ft(foot)
waktu(t) =sec(second atau detik)
temperatur(T) =R(Rankine)
dalam hal ini, karena masa (m) sebagai Dimensi Sekunder, maka satuan masa (m) adalah slug
didefiniskan sebagai (dari Hukum II Newton) :
1slug = 1lbf.sec2/ft
2. SISTEM UNIT
c. English Engineering System of UnitsFMLtT
Satuan : gaya (F) =lbf(pound force)
masa (M) =lbm(pound mass)
panjang(L) =ft(foot)
waktu(t) =sec(second atau detik)
temperatur(T) =R(Rankine)
karena masa & gaya keduanya sebagai Dimensi Primer, maka Hukum II Newton ditulis sbb :
dimana : gc= konstanta pembanding
c g.a m F
2. SISTEM UNIT
gaya1 lbfadalah gaya yang dapat menggerakkan masa sebesar1 lbmdengan percepatan sebesar percepatan
gravitasi bumi32,17 ft/sec2.
atau
gc= 32,17 ft.lbm/lbf.sec2
(gc= bukan gravitasi bumi) dan : 1 slug = 32,17 lbm
c
g ft/sec2 32,17 x 1 1lbf lbm
DIMENSI PRIMER (SI)
Bab
2
: KONSEP DASAR
1
2.1. FLUIDA SEBAGAI CONTINUUM
Kenyataan Zat (Fluida) terdiri dari molekul-molekul yang bergerak
Aplikasinya Hanya tertarik pada efek rata2 dari sejumlah molekul >>
“MAKROSKOPIK”
Anggapan bahwa Fluida sebagai satu kesatuan Makroskopik artinya Fluida sebagai
“CONTINUUM”
KONSEKUENSINYA
Bahwa setiap property Fluida diasumsikan mempunyai harga tertentu pada setiap titik dalam
ruang
“KONSEP MEDAN”
2.1. FLUIDA SEBAGAI CONTINUUM
2
Artinya
Setiap property fluida
(
h
)
merupakan fungsidari KEDUDUKAN/POSISI dan WAKTUMEDAN :
h
=
h
(x, y, z, t)
Property Fluida : - density () - kecepatan (V) - tekanan (p) - temperatur (T)
waktu
posisi
2.2. MEDAN
V, m
v ; m
x y
z
C
xo yo
zo
0
3
MEDAN
: h
=
h
(x, y, z, t)
1. Medan SKALAR ; mis: density ()
2. Medan VEKTOR ; mis: kecepatan (V) 3. Medan TENSOR ; mis: tegangan
2.2.1. Medan Skalar : Denstitas ()
v
m
rata rata
???
C di rata
rata
2.2.1. MEDAN SKALAR
V m
V '
V
v m lim
' v v
4
Dengan cara yang sama dapat ditentukan di setiap
titik maka diperoleh distribusi sebagai fungsi posisi & waktu :
=
(x, y, z, t)
v m lim
' v
v
2.2.2. MEDAN VEKTOR Kecepatan (V)
5 KECEPATAN
fluida pada suatu titik (titik C) adalah kecepatan sesaat dari titik berat dv’ yang mengelilingi titik tersebut (titik C)
KECEPATAN PARTIKEL
Fluida pada suatu titik adalah kecepatan
sesaatdari partikel fluida yang
melewati titik tersebut(pada waktu tertentu)
PARTIKEL
fluida adalah suatu masa fluida yang kecil, dengan ukuran sebanding dengan dv’ yang mempunyai identitas
masa yang tetap
V
x
,
y
,
z
,
t
V
2.2.2. MEDAN VEKTOR Kecepatan (V)
Komponen Vektor Kecepatan:
Umumnya: u = u (x, y, z, t) v = v (x, y, z, t) w = w (x, y, z,t)
Kondisi Khusus Aliran
kˆ w j ˆ ˆ u
V i v
a. ALIRAN STEADY (Steady Flow)
“adalah aliran dimana property fluida di
suatu titiktidak tergantung terhadap
waktu”
x,y,z,t
η η 0
t
η
2.2.2. MEDAN VEKTOR Kecepatan (V)
7
Kondisi Khusus Aliran
b. ALIRAN UNSTEADY (Un Steady Flow)
“adalah aliran dimana property fluida di
suatu titiktergantung terhadap waktu”
x,y,z,t
η η 0
t
η
c. ALIRAN 1-D, 2-D dan 3-D (D = Dimensi)
“aliran disebut 1-D, 2-D atau 3-D
tergantung dari jumlah koordinat
ruangyang digunakan untuk
menspesifikasikan medan kecepatan”
2.2.2. MEDAN VEKTOR Kecepatan (V)
Aliran Satu-Dimensi (1-D)
2
1 R
r u
u max
Kecepatan u hanya akan berubah bila r
berubah Aliran Satu-Dimensi dalam arah r
Contoh lain:
unsteady &
D aliran e
x a V
steady & D aliran i
ˆ
e a V
bt bx
1 1
2.2.2. MEDAN VEKTOR Kecepatan (V)
9
Aliran Dua-Dimensi (2-D)
• Kecepatan u1& u2 akan berubah bilay
berubah
• Sepanjang perubahan xdari (1) ke (2) kecepatan juga berubah dari u1 ke u2
Jadi aliran 2-Dimensi dalam arah x & y
2.2.2. MEDAN VEKTOR Kecepatan (V)
10
Aliran Uniform
• Untuk aliran uniform:
0
0 2
1
y u dan y
u
2.2.3. Timelines, Pathlines, Streaklines & Streamlines
11
Timelines
adalah garis/lintasan yang dibentuk
oleh
sejumlah partikel
yang mengalir
pada saat yang sama
2.2.3. Timelines, Pathlines, Streaklines & Streamlines
12
Pathlines
adalah lintasan yang dibentuk oleh
sebuah partikel
yang bergerak dalam
2.2.3. Timelines, Pathlines, Streaklines & Streamlines
13
Streaklines
adalah gabungan garis/lintasan dari
sejumlah partikel yang mengalir ,
dimana identitas partikel telah
diketahui dan partikel tersebut
pernah
lewat titik yang sama
2.2.3. Timelines, Pathlines, Streaklines & Streamlines
Streamlines
adalah sembarang garis yang
dilukiskan dalam medan aliran,
dimana
garis singgung
pada setiap
titik dalam garis tersebut menyatakan
arah kecepatan aliran
2.2.3. Timelines, Pathlines, Streaklines & Streamlines
15
Streamlines
Note:
•
Karena setiap kecepatan aliran
hanya menyinggung streamlines,
maka berarti tidak ada aliran yang
menyeberangi/memotong/melintasi
streamline
•
Jadi, seakan-akan streamline
merupakan batas padat yang tidak
bisa ditembus oleh aliran
(imaginary solid boundary)
Pada aliran steady :
Pathlines, streaklines, streamlines berada
pada satu garis yang sama
Contoh Soal 2.1
Medan kecepatan : , dimana kecepatan dalam (m/s); xdan ydalam meter;
A= 0,3s-1
Tentukan:
a)Persamaan stream line dalam bidang xy b)Streamline yang melewati titik (x0, y0, 0) =
(2,8,0)
c)Kecepatan partikel pada titik (x0, y0, 0) = (2,8,0)
d)Bila partikel yang melewati titik (x0, y0, 0) dicatat pada tF= 0, tentukan lokasi partikel
pada t = 6 sec
e)Kecepatan partikel pada t = 6 sec
f)Bahwa persamaan pathline sama dengan persamaan streamline
j Ay i Ax
Contoh Soal 2.1
17
Penyelesaian :
a). karena garis singgung pada setiap titik dalam streamline adalah menyatakan arah kecepatan, maka:
pemisahan variable & diintegrasikan :
atau
yang dapat ditulis sbg.:
b). untuk streamline yg lewat titik (xo, yo, 0) =
(2,8,0), maka nilai c dapat dihitung sebagai: xy = (2)(8) = 16 = c, sehingga persamaan streamline menjadi : xy = xoyo= 16 m2
dyy dxx lnylnxc1
c
xy
x y
Ax Ay
streamline dx
dy
u
v
Contoh Soal 2.1
18
Penyelesaian :
c). medan kecepatan , pada titik (2,8,0) adalah :
d). partikel yang bergerak dalam medan aliran, mempunyai kecepatan sebesar
maka :
dan
pemisahan variable & diintegrasikan :
sehingga
atau
j Ay i Ax
V ˆ ˆ
s m j i
V 0,6ˆ 2,4ˆ /
Axi y j s i j m
V ( ˆ ˆ)0,3 1(28 )
At y
y dan At x
x
0 0
ln ln
At y
y dan At x
x
0 0
ln ln
At o At
oe dan y ye
x
x
j Ay i Ax
V ˆ ˆ
Ay dt
dy p
v
Ax dt dx p
u
Contoh Soal 2.1
19
maka pada t = 6 s, didapat:
e). pada titik (12,1 , 1,32 , 0) m didapat :
f). untuk menentukan persamaan pathline, kita gunakan persamaan:
maka:
sehingga:
m e
y dan m e
x2 (0,3)(6) 12,1 8 (0,3)(6) 1,32
i j
m sj y i x A
V ( ˆ ˆ)0,3 112,1ˆ1,32ˆ
s
m
j
i
V
(
3
,
63
ˆ
0
,
396
ˆ
)
/
At o At
oe dan y ye
x
x
2
16m y
x
xy o o
2
16m y
x
xy o o
2.3. Medan Tensor (Tegangan)
20
Secara Umum :
Gaya yang menimbulkan Tegangan:
•Gaya Permukaan/Surface Force
•Gaya Badan/Body
(
F
B)
)
(
d
F
)
(
)
(
A
Luas
F
Gaya
T
Tegangan
)
F
(
sadalah seluruh gaya yang bekerja pada tapal batas suatu media melalui kontak
fisik secara langsung
Contoh : gaya tekan, gaya gesek dll.
Gaya Permukaan/Surface Force
Cs Cv
2.3. Medan Tegangan
21
adalah seluruh gaya yang bekerja pada fluida tanpa adanya kontak fisik secara langsungdan terdistribusi secara merata
dalam volume fluida
Contoh : gaya berat, gaya elektromagnetik dll.
Gaya Badan / Body Force
•Tegangan pada suatu media dihasilkan dari gaya yang bekerja pada luasan media tersebut
•Karena gaya & luasan adalah vektor maka tegangan bukan vektor TENSOR
Tegangan
2.3. Medan Tegangan
Gaya yang bekerja pada luasan di sekeliling titik C, dapat
menghasilkan 2(dua) komponen tegangan: Normal (n) & Geser (s) pada luasan
Note: merupakan vektor satuan, yang merupakan arah vektor luasan tegak lurus bidang
Tegangan
)
(
A
)
(
F
)
ˆ
(
n
)
(
A
2.3. Medan Tegangan
23
•3 Gaya Fx, Fy, Fzberturut-turut dalam
arahx, y, z
•Semua gaya bekerja pada bidang x Ax
•Tegangan yang dihasilkan
masing-masing :
Tegangan pd bidang xdlm arah x
Tegangan pd bidang xdlm arah y
Tegangan pd bidang xdlm arah z
2.3. Medan Tegangan
Secara Umum
0
lim
i
A
T
ij=
_______
F
jA
iT
ij= tegangan yang bekerja padabidang idalam arah j
T
xyadalah tegangan yang bekerja
pada
bidang x
dalam
arah y
Sbg tegangan
geser
yang
dinotasikan :
xyT
x
x
adalah tegangan yang bekerja
pada
bidang x
dalam
arah x
Sbg tegangan
normal
yang
25
2.3. Medan Tegangan
Untuk 6(enam) bidang
(kubus/balok); pada setiap bidang
bekerja 3(tiga) buah tegangan
(
2 geser + 1 normal
), sehingga ada :
6 x 3 tegangan =
18 tegangan
26
2.3. Medan Tegangan
Dari 18 tegangan yang ada; terdapat
9 pasang
tegangan:
zz zy
zx
yz yy
yx
xz xy
xx
T
dimana : disebut Tensor Tegagan
T
27
2.3. Medan Tegangan
Perjanjian Tanda Tegangan
Khusus untuk sistem koordinat diatas, diperoleh : Bidang x :
Bidang y :
Bidang z :
Kiri Bawah Belakang
Kanan Atas Depan
Bidang - Bidang +
Tanda Tegangan bertanda
x y
z
bila arah +
bidang + bila
arah
-bidang
-atau
+
28
2.4. Viskositas
x y
M M’
l
P P’
y Elemen fluida
pada saat, t
Elemen fluida pada saat, t+t
Gaya Fx kecepatan U
N x O a
•
Tegangan geser xy diberikan sebagai:dimana : Ay= element luasan fluida yang digeser oleh plat
•Selama selang waktu t, elemen fluida terderformasi dari posisi MNOP ke
M’NOP’, dengan kecepatan deformasi:
y x y
x A
yx
dA
dF
A
F
y
lim
0dt d
t t deformasi tan
kecepa a
a
29
2.4. Viskositas
Dari gambar terlihat:
•
l
=
u.
t
•
atau juga,
l
=
a
.
y
Sehingga :
Maka kecepatan deformasi =
dy
dU
dt
d
a
dy
dU
dt
d
atau
y
U
t
a
a
2.4.1. Newtonian Fluid
Newtonian Fluid:
adalah fluida yang apabila dikenai tegangan geser, maka tegangan geser tersebut
sebanding/berbanding langsung dengan kecepatan deformasi
Contoh : air, udara,minyak dll
Setiap fluida mempunyai ketahanan terhadap deformasi yang berbeda akibat
Tegangan Geser yang sama
VISKOSITAS ABSOLUT (m)
dy
du
yx
dy
du
yx
m
31
Viskositas Absolut/dinamik
Viskositas absolut atau dinamik (
m
)
dimana:
m
= viskositas absolut/dinamikyx = tegangan geser
= kecepatan deformasi
dy
du
yx
m
dy du
Viskositas Absolut/dinamik
.sec
sec . sec .
Pa m N
m kg
2
sec .
cm g
sec . sec .
2 ft
slug ft
lbf
DIMENSI MLtT [M L
-1t-1]
FLtT [F L-2t]
SATUAN S.I
Absolute Matric
British
p poise cm
g
1 1
1
sec . Note
1 poise = 100 centipoise = 100 cp
dy du yx
33
Viskositas Kinematik (
n
)
Viskositas kinematik (
n
)
adalah perbandingan antara
viskositas absolut (
m
) dengan masa
jenis/densitas (
)
m
n
dimana: SGzat = Specific Gravity suatu Zat
H2O = masa jenis/densitas air
O H
zat zat
SG
2
34
Viskositas Kinematik
DIMENSI
MLtT atau FLtT
[L2t-1]
SATUAN S.I
Absolute Matric
British
m
n
sec 2
m
sec
2
cm
sec
2
ft
stoke
cm
1 2 1
sec Note
35
Viskositas
Note:
Pengaruh temperatur terhadap
Viskositas fluida:
•
Untuk Gas:
Temperatur (T)
Viskositas
•
Untuk Liquid:
[image:14.595.318.549.423.741.2]Temperatur (T)
Viskositas
FIGURE A2
(VISKOSITAS ABSOLUT)
FIGURE A3
(VISKOSITAS KINEMATIK)
37
2.4.2. Non-Newtonian Fluid
Non-Newtonian Fluid:
adalah fluida yang apabila dikenai tegangan geser, maka tegangan geser tersebut tidak
sebanding/berbanding langsung dengan kecepatan deformasi
dimana: k = konstanta
n = indeks yang tergantung pada perilaku aliran
Bila : k = mdan n = 1 Fluida Newtonian
contoh fluida Non-Newtonian: pasta gigi, cat, lumpur, bubur kertas, dll.
n
yx
dy
du
k
39
2.4.2. Non-Newtonian Fluid
Persamaan diatas dapat diubah menjadi:
dimana: h =
= viskositas semu (apparent viscosity
Bila :
•n < 1
h
Pseudoplastic(mis.: bubur kertas) •n = 1
h
= k = m
Newtonian(mis: air)
•n > 1
h
Dilatant (mis.: lumpur)
dy
du
dy
du
dy
du
k
n
yx
h
11
ndy du k
Bingham Plastic:
dimana : y= yield stress
Contohnya : Pasta gigi
dy
du
p y
yx
m
dy du
dy du
41
2.4.2. Non-Newtonian Fluid
Note:
Umumnya :
dimana : t = waktu
Bila :
•
t
h
Thixotropic
(mis.: cat)
•
t
h
Rheopectic
•Viscoelastic fluid :
adalah fluida yang dapat kembali ke keadaan/bentuk asalnya bila tegangan geser yang bekerja padanya dihentikan
)
(
t
f
h
Contoh Soal : 2.2
42
Contoh soal
43
Contoh Kasus :
2.5. Deskripsi dan Klasifikasi
Gerakan Fluida
2.5.1. Aliran Viscous & Inviscid
45
Aliran Viscous
adalah aliran dimana viskositas fluida sangat berpengaruh sehingga menghasilkan tegangan geseraliran
pada dinding saluran
0
yx
Aliran Inviscid
adalah aliran dimana viskositas fluida diasumsikan NOL (m = 0),sehingga
tegangan geser tidak berpengaruh
0
yx
Problem:
Tidak ada fluida yang
tidak mempunyai viskositas
adakah aliran inviscid ??
Fluidaviscousdaninvisciddipisahkan oleh sebuah batas
yang dikenal denganboundary layer.
Daerah yang berada diantara permukaan padat (solid
surface) dan boundary layer adalah daerah yang
dipengaruhi oleh efek viscous. Efek viscous ini
memberikan sumbangan terhadap adanya tegangan geser (shear stress). Profil kecepatan aliran pada daerah ini semakin kecil akibat adanya tegangan geser tersebut, hal
ini ditunjukkan pada posisi x1 dan x2pada posisi yC dan
yC’, dimana uc> uc’.
Daerah di atas boundary layer dikenal sebagai daerah
inviscid, dimana pada daerah tersebut efek viscous tidak
ada, sehingga tegangan gesernya diabaikan. Profil
kecepatan di daerah inviscid adalah pada arah y adalah
konstan dan harganya sama dengan kecepatan
freestream-nya (U )
Sebagai konsekuensi kondisi tanpa slip (no-slip
condition), maka profil kecepatan aliran pada posisi x1dan
A’
2.5.1. Aliran Viscous & Inviscid
Viscous
Inviscid
2.5.1. Aliran Viscous & Inviscid
47
Boundary Layer (BL)
adalah lapisan tipis di dekat dinding padat yang memisahkan daerah di
dalam BL dimana tegangan geser sangat berpengaruh (aliran viscous) dan
daerah di luar BL dimana tidak ada pengaruh tegangan geser (aliran
inviscid)
Bondary Layer (BL)
Di dalam BL 0 aliran Viscous
Di luar BL = 0 aliran inviscid
Note:
adalah aliran dimana viskositas fluida diasumsikan NOL (m = 0),sehingga tegangan geser tidak berpengaruh
* Di dalam BL: u = f(y) 0 aliran viscous dy
du
0
dy du
m
m0
* Di luar BL : u = konstan thd y 0 aliran inviscid dy
du
m0
0
Aliran Viscous
Terjadinya Separasi
Bila momentum yang digunakan untuk menggerakkan fluida sudah tidak mampu lagi mengatasi gaya gesekdan
tekanan balik (adverse pressure
gradient)yang terjadi
A = titik Stagnasi C = Titik Separasi
49
Fenomena Separasi Pada Permukaan Lengkung
50
Fenomena Separasi Pada Permukaan Lengkung
Aliran Viscous
51
Wake
adalah daerah bertekanan rendah yang dibentuk oleh terpisahnya Boudary Layer bagian atas dan bagian bawah
Wake Pressure Drag (FDp) Wake Pressure Drag (FDp)
Note: pressure drag = gaya hambat akibat tekanan
Streamlining a Body (aliran Viscous)
52
Streamlining a body
Mengurangi adverse pressure gradient
Menunda terjadinya separasi
Mempersempit daerah Wake
Aliran Inviscid
53
Untuk aliran inviscid melewati body silinder:
aliran simetri dalam sumbu x & y
distribusi tekanan juga simetri dalam sumbu x & y
(tidak ada gesekan yang terjadi)
A = titik Stagnasi
B = titik Kecepatan Maximum & Tekanan Minimum
Aliran Melalui Permukaan Lengkung
2.5.2. Aliran Laminar & Turbulent
55
Aliran Laminar
adalah aliran dimana struktur aliran dibentuk oleh partikel-partikel fluida yang bergerak secara berlapis-lapis, dimana setiap lapisan bergerak diatas
lapisan lainnya
Aliran Turbulent
adalah aliran dimana partikel-partikel fluida bergerak secara bercampur aduk
(mixing) dan acak, setiap partikel menumbuk partikel lainnya sehingga
terjadi pertukaran energi
2.5.2. Aliran Laminar & Turbulent
57
Bilangan Reynolds (Re)
Bilangan tidak berdimensi
untuk mengkarakteristikkan apakah aliran laminarataukan turbulent
dimana : L = panjang karakteristik
Untuk aliran dalam PipaL = D (diameter pipa)
m VL
Re
V
m D
aliran
m VD
Re
Bila : Re < 2300 aliran Laminar Re = 2300 aliran Transisi Re > 2300 aliran Turbulent
2.5.2. Aliran Laminar & Turbulent
58
Untuk aliran antara dua-plat paralelL = h
Bila : Re < 1400 aliran Laminar Re = 1400 aliran Transisi Re > 1400 aliran Turbulent
V
m h
aliran
m
V
h
Re
59 Viscous Pipe Flow: Flow Regime
Osborne Reynolds Experiment to show the three regimes Laminar, Transitional, or Turbulent:
Laminar
Transitional
Turbulent
2.5.2. Aliran Laminar & Turbulent
Aliran Laminar
Aliran Turbulent
61
2.6. Aliran Inkompressibel &
Kompresibel
Aliran Inkompresibel
adalah aliran dimana variasi densitas fluida yang mengalir dapat diabaikan
= konstanAliran kompresibel
adalah aliran dimana variasi densitas fluida yang mengalir cukup berarti dan
tidak dapat diabaikan
konstan2.6. Aliran Inkompressibel & Kompresibel
63
Bilangan Mach (M)
bilangan tanpa dimensi
untuk mengkarakteristikkan tingkat compressibility aliran
Dimana : V = kecepatan rata-rata aliran C = kecepatan rambat bunyi
lokal
C
V
M
Bila : M < 0,3 aliran Inkompresibel M > 0,3 aliran Kompresibel
2.7. Aliran Internal & Eksternal
Aliran Internal
adalah aliran dimana fluida yang mengalir dilingkupi secara penuh oleh
suatu batas padat
2.7. Aliran Internal & Eksternal
65
Aliran Eksternal
adalah aliran dimana fluida melingkupi suatu body padat
misal : aliran sungai
Bab 3 : STATIKA FLUIDA
1
Fluida Statis:
tidak ada Tegangan Geser
hanya ada Tegangan Normal (^bidang
3.1. Persamaan Dasar
•Volume CV = = dx.dy.dz
•Di pusat masa kubus tekanannya = p
v d
3.1. : Persamaan Dasar
Gaya:
s
F
d
B
F
d
F
d
Gaya Body (
dF
B):
Gaya Permukaan (
dF
s):
X Y Xki Xka X dx 0 p dx/2 dx/2
}
dxdydz
g
v
d
g
dm
g
F
d
B
Pki PkA
3.1. : Persamaan Dasar
3
Bidang Kiri (arah x+):
- Tekanan :
- Gaya :
Bidang Kanan (arah x-):
- Tekanan:
- Gaya:
2 2 dx x p p dx x p p x x x p p p ki ki
dydz
i dx x p p A d p F d ki ki ki 2
dydz
i dx x p p A d p F d ka ka ka 2
2 2 dx x p p dx x p p x x x p p p ka ka 3.1. : Persamaan Dasar
Jadi gaya dalam arah x:
Analogi untuk:
Gaya dalam
arah y:
Gaya dalam
arah z:
dydz
i dx x p p i dydz dx x p p sx F d ˆ ˆ 2 2
dxdz
j dy y p p j dxdz dy y p p sy F d ˆ ˆ 2 2
3.1. : Persamaan Dasar
5
Sehingga Gaya Total:
k
F
d
j
F
d
i
F
d
F
d
s
sxˆ
syˆ
szˆ
dz
dxdy
kz p p k dxdy dz z p p j dxdz dy y p p j dxdz dy y p p i dydz dx x p p i dydz dx x p p F d s ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 2 2 2 2 2 2
dxdydz
k
z
p
j
y
p
i
x
p
F
d
s
ˆ
ˆ
ˆ
dxdydz
k
z
p
j
y
p
i
x
p
F
d
s
ˆ
ˆ
ˆ
dxdydz
p
dxdydz
p
grad
F
d
s
p
p
grad
p
gradient
3.1. : Persamaan Dasar
6
Sehingga Gaya Total :
atau:
Untuk fluida statis / diam:
Sehingga:
grad
p
g
dxdydz
F
d
grad
p
g
0
v
d
grad
p
g
dxdydz
F
d
v
d
F
d
0
0
d
F
a
vulume satuan per berat gaya volume satuan per tekan gaya 0
3.1. : Persamaan Dasar
7
Komponen-komponennya:
- arah x:
tidak ada perubahan tekanan dalam arah horizontal x
-
arah y:
tidak ada perubahan tekanan dalam arah horizontal y g x z y 0 x p 0 0 x x g g x p 0 0 y y g g y p 0 y p
3.1. : Persamaan Dasar
8
arah z:
Keterangan:
1. Terjadi perubahan tekanan dalam arah vertikal z
2. Tanda (-)menunjukkan semakin tinggi kedudukan tekanan semakin kecil (g= berat jenis)
g
g
g
z
p
z z
0
3.2. : Perubahan tekanan dalam fluida statis
9
a. Fluida Inkompresibel
Fluida inkompresibel = konstan
Note: - turun (+)gh - naik (-)gh
z
x
y
h
o p
g
h
gh p p
gh p p
z z g z z g p p
dz g g z p
o o
o o
o z
zo
ppo
dp
konstan
Contoh Soal
Tentukan: pA-pB
Penyelesaian: A
B
h1
h2 h3
h4 h5
H2O
H2O Oil
Hg
B O H Hg
oil Hg
O H
A gh gh gh gh gh p
p 2 1 2 3 4 2 5
5 2 4 3
2 1
2 gh gh gh gh gh
p
pA BH O Hg oil Hg H O
3.2. : Perubahan tekanan dalam fluida statis
11
a. Fluida kompresibel
- Untuk GAS berubah bila :
p & T berubah
Note:
- Untuk LIQUID pada tekanan rendah (fluida inkompresibel) hanya fungsi T
Tetapi pada tekanan tinggi efek compressibility dalam liquid sangat berarti
dalam hal ini perubahan & p berhubungan dengan Bulk Modulus atau Modulus of elasticity (Ev):
RT
p
d
dp
d
dp
E
v
/
3.3. : Tekanan Absolut & Gage
pabsolut
pgage
patm
Sea level = patm
vakuum
atm
gage
abs
p
P
p
3.4. : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Tercelup
13
Gaya Hidrostatis
Besar Gaya Arah Gaya Titik Kerja Gaya
Arah Gaya:
Karena Hidrostatis a = 0 diam
Tidak ada gaya geser
Jadi hanya ada
gaya normal yang ^permukaan bidang
3.4.1 : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Datar Tercelup
14
Arah Gaya:
dimana :
Besar Gaya hidrostatis yang bekerja pada luasan dA :
k R F R F
k dA A d
k dF F d
ˆ ˆ ˆ
A
pd
F
d
3.4.1 : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Datar Tercelup
15 Besar Gaya Resultan yang bekerja pada seluruh permukaan benda :
Note: menghitung tekanan puntuk kasus seperti tergambar:
ysinθ
ρg p p
: sehingga
ysinθ h
y h sinθ : dimana
ρgh p
p
o o
A A
R
d
F
pd
A
F
3.4.1 : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Datar Tercelup
16 Menentukan letak titik kerja FR= (x’, y’) :
“Besar moment gaya resultan (FR)
terhadap suatu titik = Smoment
gaya-gaya distribusinya terhadap titik yang sama”
dimana:
k dA A d k
F F
j y i x r j
y' i x' ' r
R
R ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ
ˆ
+
i
j
k
kˆxˆi ˆj ˆjxˆi kˆ kˆxkˆ 00 j
ˆ
x j
ˆ
i
ˆ
j
ˆ
x kˆ i
ˆ
kˆ x j
ˆ
0 i
ˆ
x i
ˆ
j
ˆ
kˆ x i
ˆ
kˆ j
ˆ
x i
ˆ
A F
R
r
x
d
F
r
x
pd
A
F
x
'
3.4.1 : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Datar Tercelup
17 Sehingga:
maka:
A
A R
R
A
A R
R
pdA
y
F
1
y'
pdA
y
F
y'
pdA
x
F
1
x'
pdA
x
F
x'
A A
R R
A R
i ypdA j
xpdA i
F y' j F x'
k pdA j
y i x k
F -j y' x i x'
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ ˆ
Contoh Soal
19
3.4
3.4.2 : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Lengkung Tercelup
Besar Gaya hidrostatis yang bekerja pada luasan dA :
dimana:
A
pd
F
d
z y
x
z y x R
dA k dA j dA i A d
F k F j F i F
ˆ ˆ
ˆ
ˆ ˆ ˆ
3.4.2 : Gaya Hidrostatis pada Permukaan Lengkung Tercelup
21 Besar Gaya hidrostatis dalam arah x:
Analog untuk arah ydan z:
Atau secara umum dapat ditulis, sbb.:
dimana:
A A x x
R
Rx
F
i
d
F
i
p
d
A
i
p
dA
dF
F
ˆ
ˆ
ˆ
A A y y
R
Ry
F
j
d
F
j
p
d
A
j
p
dA
dF
F
ˆ
ˆ
ˆ
A A z z
R
Rz
F
k
d
F
k
p
d
A
k
p
dA
dF
F
ˆ
ˆ
ˆ
l
l l
A
R
p
dA
F
l l proyeksiluasdAdalamarah
dA
3.5 : Buoyancy & Stabilitas
22
Buoyancy:
adalah gaya tekan ke atas yang terjadi pada benda yang tercelup
h h1
h2
dF2 dF1 dA
z
v d
dA
h
v
d
k dA h g
atas ke k
dA h h g
k dA gh p
dA gh p
F d
bawah ke
k dA gh p
k dA p F d
atas ke k
dA gh p
k dA p F d
f f
f o f
o z
f o
f o
ˆ
) (
ˆ
ˆ
) (
ˆ ˆ
) (
ˆ ˆ
1 2
1 2
1 1
1
2 2
2
3.5 : Buoyancy & Stability
23 Jadi:
dimana:
f = densitas fluida = volume benda
= volume fluida yang dipindahkan
“sebuah benda yang dicelupkan dalam
fluida akan mendapat gaya tekan ke atas (buoyancy) seberat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”
“HUKUM ARCHIMEDES”
v
g
F
k
v
g
k
v
gd
F
f z
f v f
z
ˆ
ˆ
v
f
v
benda n
dipindahka yang
fluida berat
gv Fz f f
3.5 : Buoyancy & Stabilitas
24
Stabilitas:
a. Stabil b. Tak-stabil
Body Force (gaya berat) bekerja pada pusat berat benda (CG)
a. Stabil:
gaya body dan buoyancy yang bekerja cenderung menyebabkan benda pada posisi benar (stabil)
b. Tak-stabil:
Example :
Given :
Manometer system as shown SG liquid A = 0.75 SG Liquid B = 1.20
Find :
Gage pressure at point A
Solution :
Basic equation
Assumptions : 1. Static fluid
2. Gravity is only body force 3. Z axis direction vertically 4. g= constan
Example 2 :
Given :
Water flow in an inclined pipe as shown, pressure
difference PA–PB, measured with two fluid
manometer. L = 5 ft, h = 6 in
Find :
Pressure difference PA–PB
Solution :
Basic equation
Assumptions : 1. Static fluid
2. Gravity is only body force 3. Incompressible
4. g= constan
Diketahui :
• Pintu gerbang seperti pada gambar diatas
mempunyai lebarb = 3 m; dalam kondisi setimbang
dan dengan massa diabaikan.
• Tentukan: Kedalaman air (d)
• Persamaan Dasar:
Asumsi :
– Fluida static
– = konstan
– Pada free surfacedan sisi pintu gerbang dan
0
MZ
ρ g
h p
A P
FR C. y A
I y y
C X X
C
'
12
Bab 4 : PERSAMAAN-PERSAMAAN DASAR UNTUK CONTROL VOLUME
DALAM BENTUK INTEGRAL
1
4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem
1. Konservasi Masa:
dimana masa mdalam sistem:
2. Hukum Newton II:
dimana: = momentum linear
= gaya luar yang bekerja pada sistem
Mencari Korelasi antara Sistem dengan Perumusan-perumusan Control Volume
0
dt dm tan
kons m
sistem
dt P d F
P F
)
(sistem ( )
m v sistem
sistem
dm
d
v
m
4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem
momentum dari sistem adalah :
3. Prinsip Momentum Angular:
“Jumlah torsi yang bekerja pada suatu sistem = laju perubahan dari momentum angular”
dimana: = torsi
= momentum angular
Momentum angular dari sistem adalah:
Torsi ( ) disebabkan oleh: gaya permukaan,
gaya bodydan juga oleh poros : P
)
(sistem ( )
m v sistem
sistem
V
dm
V
d
v
P
sistem
dt
H
d
T
T H
)
(sistem ( )
m vsistem
sistem
r
x
V
dm
r
x
V
d
v
H
T
) (sistem m
poros s
sistem r xF r xgdm T
T
4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem
3 4. Hukum Termodinamika-I:
Bila ditulis dalam bentuk laju perubahan:
dimana: = laju perpindahan panas = laju kerja
= laju energi total
Energi total dari sistem adalah:
dan
energi potensial per satuan masa energi kinetik per satuan masa
energi dalam per satuan masa
energi total per satuan masa dE W Q
sistem
dt dE W
Q
Q W
dt dE
)
(sistem ( )
m v sistem
sistem
e
dm
e
d
v
E
gz V u e
2
2
4.1. Hukum-hukum Dasar untuk Sistem
5. Hukum Termodinamika-II:
bila sejumlah panas Qdipindahkan ke dalam
sistem bertemperatur T, maka berdasarkan
hukum Termodinamika II perubahan entropi
dSditulis sbb:
Bila ditulis dalam bentuk laju perubahan:
Entropi dari sistem adalah:
dimana :
s
= entropi per satuan masaT Q dS
)
(sistem ( )
m v sistem
sistem
dm
d
v
S
s
s
Q
T
dt
dS
sistem
1
4.2. Bentuk Umum Persamaan Dasar Sistem
5 Sebutlah: N = sembarang extensive property
dari sistem
dan h = intensive property (extensive property per satuan masa) dari sistem
Maka bila:
)
(sistem ( )
m v sistem
sistem
dm
d
v
N
h
h
m v sist m v sist m v sist m v sist m v sist v d dm S s S N v d e dm e E e E N v d V x r dm V x r H V x r H N v d V dm V P V P N v d dm m m N . ). 5 . ). 4 . ). 3 . . ). 2 . 1 ). 1 h h h h h s s 4.2.1. Derivasi 6 Laju perubahan dari Nsistem:dimana:
x y
z
stream line stream line
a). Pada waktu to b). Pada waktu to+ t
I II III
sistem CV
CV sistem
Sub region (1) dari region I
Sub region (3) dari region III
t
N
N
dt
dN
s to t s to t sistem
0lim
o o o t CV t cv ts N dv
N h
t t III t t I t t CV t t III I CV t t III II t t s o o o o o o v d v d v d N N N N N N h h h 4.2.1. Derivasi 7 maka: =1 2 3
v c v c o t v c t o t v c 0 t o t v c t o t v c 0 t t t N t N N t v d v d v d h h h lim lim 1 t t t dt dN t dt dN t o t I 0 t t o t III 0 t o t v c t o t v c 0 t sist o t v c t o t I t o t III t o t v c 0 t sist
v d v d v d v d v d v d v d v d h h h h h h h h lim lim lim lim 4.2.1. Derivasi 8 =Pada daerah III masa mengalir keluar dari CVselama interval waktu t
2
t N t t o t III 0 t t o t III 0
t
lim lim v d h III dA A d V a CSIII to + t
a Cos . dA . v d
4.2.1. Derivasi
9
=
Pada daerah I masa mengalir masuk ke dalam CV selama interval waktu t
Note : 3