• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 03 TAHUN 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 03 TAHUN 2002"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 03 TAHUN 2002

TENTANG

TATA CARA PERIZINAN HAK PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (HPHH) BUKAN KAYU DI DALAM KAWASAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU UTARA Menimbang :

a. bahwa hasil hut an bukan kayu di Kabupat en Bengkulu Ut ara merupakan kekayaan alam yang perlu dimanf aat kan secara maksimal dan lest ari dal am rangka mendorong l aj u perekonomian daerah.

b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi dan moni t oring, hasil hut an bukan kayu keberadaannya t erdapat pada Kawasan Hut an Produksi dan Kawasan Hut an Lindung.

c. bahwa unt uk mempercepat dan meningkat kan pelayanan t erhadap masyarakat , maka Tat a Cara Perizinan Hak Pemungut an Hasil Hut an (HPHH) Bukan Kayu di dal am Kawasan Hut an perlu diat ur dan dit et apkan dengan Perat uran Daer ah.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 4 Drt Tahun 1956 t ent ang Pembent ukan Daerah Ot onomi Kabupat en-kabupat en Dalam Lingkungan Propinsi Daerah Sumat era Selat an (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1091);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3289);

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya (Lembar Negara Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pokok-pokok Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan Ant ara

Pemerint ah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

8. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 51 Tahun 1998 t ent ang Provisi Sumber Daya Hut an (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3759); 10. Perat uran Pemerint ah Nomor 92 Tahun 1999 t ent ang Perubahan Kedua At as Perat uran

Pemerint ah Nomor 59 Tahun 1998 t ent ang Tari f At as Jenis Penerimaan Negara Bukan Paj ak Yang Berlaku pada Depart emen Kehut anan dan Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3914);

(2)

12. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;

13. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;

14. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;

15. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onomi (Lembaran Negara Tahun Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

16. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 485/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Sist em Silvikult ur Pengelolaan Hut an Alam Produksi di Indonesia;

17. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 309/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Sist em Silvikult ur dan Daur Tanaman Pokok Dalam Pengelolaan Hut an Produksi;

18. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 10. 1/ Kpt s-II/ 2000 t ent ang Pedoman Pemberian Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu Hut an Tanaman;

19. Perat uran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Nomor 20 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Kabupat en Sebagai Daerah Ot onomi.

Dengan Perset uj uan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA MEMUTUSKAN

Menet apkan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TENTANG TATA CARA PERIZINAN HAK PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (HPHH) BUKAN KAYU DI DALAM KAWASAN HUTAN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Perat uran Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Kabupat en adalah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

b. Pemerint ah Kabupat en adalah Pemerint ah Kabupat en Bengkulu Ut ara. c. Bupat i adalah Bupat i Bengkulu Ut ara.

d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adal ah Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

e. Kawasan Hut an adal ah wilayah t ert ent u yang dit unj uk dan at au dit et apkan oleh pemerint ah unt uk dipert ahankan keberadaannya sebagai hut an t et ap.

f . Hut an Produksi adal ah kawasan hut an yang mempunyai f ungsi pokok memproduksi hasil hut an.

g. Hut an Lindung adal ah kawasan hut an yang mempunyai f ungsi pokok sebagai

perlindungan sist im penyangga kehidupan unt uk mengat ur t at a air, mencegah banj ir, mengendalikan erosi dan memelihara kesuburan t anah.

h. Hasil Hut an Bukan Kayu adalah segala sesuat u yang diperoleh dari hut an berupa t umbuh-t umbuhan at au bagian dari t umbuh-t umbuhan selain dari kayu (t idak t ermasuk sat wa dan sarang burung wal et ).

i. Provisi Sumber Daya Hut an yang selanj ut nya dapat disingkat PSDH adal ah pungut an yang dikenakan sebagai penggant i nilai int rinsic hasil hut an yang dipungut .

j . Ret ribusi adal ah pembayaran at as pemberian izin oleh Pemerint ah Kabupat en kepada perorangan, koperasi at au badan hukum unt uk memungut hasil hut an bukan kayu. k. Hak Pemungut an Hasil Hut an yang selanj ut nya dapat disingkat HPHH Bukan Kayu

(3)

l . Badan adalah suat u bent uk badan usaha yang meliput i perseroan t erbat as, perseroan komandit er, perseroan lainnya, badan usaha milik negara at au daerah dengan nama dan bent uk apapun, persekut uan, perkumpul an, f irma, kongsi, koperasi, yayasan at au organisasi yang sej enis, lembaga, dana pensiun, bent uk usaha t et ap sert a bent uk badan usaha lainnya.

m. Invent arisasi Pot ensi adalah peninj auan, pengamat an dan pencat at an secara cermat di l apangan ol eh pemohon unt uk menget ahui pot ensi hasil hut an bukan kayu di dalam lokasi yang dimohon sebagai bahan unt uk menent ukan t arget produksi yang

diperkenankan.

n. Laporan Hasil Produksi yang selanj ut nya dapat disingkat LHP Hasil Hut an adal ah dokumen yang memuat j enis dan j umlah hasil hut an yang diproduksi dari lokasi yang t elah dit et apkan pada kurun wakt u (bulan) t ert ent u.

o. Laporan Mut asi Hasil Hut an yang selanj ut nya dapat disingkat LMHH adal ah dokumen yang memuat j enis dan j umlah hasil hut an yang t ersedia sert a

perubahan-perubahannya dari lokasi yang dit et apkan pada kurun wakt u (bul an) t ert ent u. p. Pemeriksaan adal ah serangkaian kegiat an unt uk mencari, mengumpulkan dan mengelola dat a at au ket erangan l ainnya dal am rangka pengawasan kepat uhan pemenuhan kewaj iban perizinan berdasarkan perat uran perundang-undangan perizinan;

q. Penyidik t indak pidana oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah serangkaian t indakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanj ut nya disebut Penyidik, unt uk memberi sert a mengumpulkan bukt i yang dengan bukt i it u membuat t erang t indak pidana di bidang perizinan.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2

(1) Dengan nama Izin Hak Pemungut an Hasil Hut an Bukan Kayu di dalam kawasan hut an dipungut biaya sebagai pembayaran at as pemberian izin hak pemungut an hasil hut an kepada orang pribadi at au badan.

(2) Obyek izin hak pemungut an hasil hut an bukan kayu di dalam kawasan hut an adalah izin hak pemungut an hasil hut an yang berada di wilayah Kabupat en Bengkulu Ut ara.

(3) Subyek izin hak pemungut an hasil hut an bukan kayu di dalam kawasan hut an adalah orang pribadi at au badan yang memanf aat kan hasil hut an bukan kayu di dal am kawasan hut an dalam Kabupat en Bengkulu Ut ara.

BAB III

KRITERIA AREAL DAN JENIS HASIL HUTAN YANG DAPAT DIPUNGUT Pasal 3

(1) Kawasan hut an yang dapat dimohon unt uk areal HPHH Bukan Kayu adal ah:

a. Kawasan Hut an Produksi, unt uk j enis hasi l hut an : kelompok rot an, kelompok get ah-get ahan, kelompok bij i-bij ian, damar, minyak at siri dan kel ompok kulit kayu. b. Kawasan Hut an Lindung, unt uk j enis hasil hut an : kel ompok r ot an, kelompok bij

i-bij ian, damar dan kelompok get ah-get ahan.

(4)

(3) Luas yang dapat diberikan maksimal 5000 ha/ izin. BAB IV

TATA CARA PERMOHONAN Pasal 4

(1) Pemohon yang dapat mengaj ukan HPHH Bukan Kayu adal ah perorangan, koperasi dan badan hukum lainnya.

(2) Permohonan HPHH Bukan Kayu diaj ukan oleh pemohon kepada Bupat i mel alui Dinas Kehut anan.

(3) Persyarat an permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan dengan Keput usan Bupat i.

BAB V GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Izin Hak Pemungut an Hasil Hut an Bukan Kayu di dalam kawasan hut an digolongkan sebagai ret ribusi perizinan t ert ent u.

BAB VI

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan j asa diukur berdasarkan luas areal hut an yang diizinkan unt uk dikelol a/ dimanf aat kan.

BAB VII

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penet apan t arif ret ribusi didasarkan at as t uj uan unt uk menut up sebagian at au sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mel iput i biaya t ransport asi dalam rangka pemeriksaan, monit oring dan pembinaan.

BAB VIII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8

Besarnya t arif ret ribusi dit et apkan sebesar Rp. 1. 500. 000, - (Sat u j ut a lima rat us ribu rupiah) set iap izin yang diberikan.

BAB IX

(5)

Pasal 9

Besarnya t arif ret ribusi yang t erut ang dihit ung berdasarkan izin hak pemungut an hasil hut an bukan kayu.

BAB IX

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10

Ret ribusi yang t erut ang dipungut di wilayah daerah t empat t erj adinya pemungut an hasil hut an bukan kayu.

BAB X

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 11

Masa ret ribusi adalah j angka wakt u yang lamanya 1 (sat u) t ahun. Pasal 12

Saat ret ribusi t erut ang adalah pada saat dit et apkannya SKRD at au dokumen l ain yang dipersamakan.

BAB XI SURAT PENDAFTARAN

Pasal 13 (1) Waj ib ret ribusi waj ib mengisi SPdORD.

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diisi dengan j el as, benar dan lengkap sert a dit andat angani oleh waj ib ret ribusi at au kuasanya.

(3) Bent uk, isi sert a t at a cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan oleh Bupat i.

BAB XII PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 14 (1) Waj ib ret ribusi mengisi SPdORD.

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan j elas, benar dan lengkap sert a dit andat angani oleh waj ib ret ribusi at au kuasanya.

(3) Bent uk, isi sert a t at a cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan oleh Bupat i.

BAB XIV

(6)

Pasal 15 (1) Pemungut an ret ribusi t idak dapat diborongkan.

(2) Ret ribusi dipungut dengan menggunakan SKRD at au dokumen lain yang dipersamakan. BAB XV

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 16

(1) Ret ribusi yang t erut ang harus dilunasi sekaligus dimuka.

(2) Tat a cara pembayaran, penyet oran, t empat pembayaran ret ribusi diat ur dengan Keput usan Bupat i.

BAB XVI HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 17

(1) Hak Pemegang Izin HPHH Bukan Kayu mempunyai hak sebagai berikut :

a. Memungut , mengangkat dan memasarkan hasil hut an bukan kayu yang dipungut set elah memenuhi kewaj ibannya.

b. Mendapat pel ayanan dari dinas/ inst ansi t erkait dalam rangka pemberian izin HPHH Bukan Kayu.

(2) Pemegang Izin HPHH waj ib melaksanakan ket ent uan sebagai berikut :

a. Membayar PSDH unt uk j enis komodit i yang dikenai PSDH sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

b. Membayar ret ribusi unt uk j enis komodi t i yang dikenai ret ribusi sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

c. Mel aksanakan t at a usaha hasil hut an sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

d. Memel ihara keamanan hut an, baik di dal am maupun di luar lokasi areal pemungut an dari kegiat an perambahan hut an dan pencurian hasil hut an.

e. Membuat laporan t at a usaha hasil hut an mel iput i LHP, LMHH dan l aporan l ain sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

f . Memasang papan nama t anda pengenal di t empat pengumpulan hasil hut an bukan kayu yang diproduksi dari izin HPHH Bukan Kayu.

BAB XVII L A R A N G A N

(7)

Pemegang Izin HPHH Bukan Kayu dilarang unt uk :

a. Melakukan produksi/ pemungut an hasil hut an bukan kayu dal am bent uk apapun sebelum izin HPHH Bukan Kayu dit erbit kan.

b. Melakukan produksi/ pemungut an hasil hut an bukan kayu dal am bent uk apapun, apabila izin HPHH Bukan Kayu t elah berakhir masa berlakunya.

c. Melakukan produksi/ pemungut an hasil hut an bukan kayu dalam bent uk apapun yang berasal dari l uar lokasi/ areal pemungut an sesuai izin HPHH Bukan Kayu yang dimilikinya. d. Mengangkat / memindahkan/ memasarkan hasil produksi/ pemungut annya sebelum

menyel esaikan kewaj iban dan melengkapi dokumen angkut an hasil hut an sesuai ket ent uan yang berlaku.

e. Memindaht angankan at au memperj ual belikan Izin HPHH Bukan Kayu yang dimilikinya. BAB XVIII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 19

Sanksi t erhadap pemegang izin sebagai akibat t idak dipenuhinya kewaj iban dan larangan sebagaimana dimaksud Pasal 18 dan 17 baik secara sengaj a maupun karena kel alaian, pemagang izin dapat berupa:

a. Peringat an b. Penghent ian c. Denda

d. Pencabut an izin

e. Sanksi lain sesuai dengan perat uran lain yang berl aku BAB XIX KETENTUAN PIDANA

Pasal 20

(1) Waj ib ret ribusi yang t idak melaksanakan kewaj ibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan at au denda paling banyak 4 (empat ) kali j uml ah ret ribusi t erut ang.

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adal ah pelanggar an. BAB XX

PENYIDIKAN Pasal 21

(1) Pej abat Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di lingkungan Pemerint ah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik unt uk melakukan penyidikan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah sebagaimana dimaksud dal am Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.

(8)

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan menelit i ket erangan at au laporan berkenaan dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah agar ket erangan at au laporan t ersebut menj adi lengkap dan j elas.

b. Menelit i, mencari dan mengumpulkan ket erangan mengenai orang pribadi at au badan t ent ang kebenaran perbuat an yang dil akukan sehubungan dengan t indak pidana ret ribusi daerah.

c. Memint a ket erangan dan bahan bukt i dari orang pribadi at au badan sehubungan dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah.

d. Memeriksa buku-buku, cat at an-cat at an dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah.

e. Melakukan penggeledahan bahan unt uk mendapat kan bahan bukt i pembukuan, pencat at an dan dokumen lain sert a melakukan penyit aan t erhadap bahan bukt i t ersebut .

f . Memint a bant uan t enaga ahli dalam rangka pelaksanaan t ugas penyidikan t indak pidana di bidang ret ribusi t ersebut .

g. Menyuruh berhent i dan at au melar ang seseorang meninggal kan ruang at au t empat pada saat pemeriksaan sedang berl angung dan memeriksa ident it as orang dan at au dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e.

h. Memot ret seseorang yang berkait an dengan t indak pidana ret ribusi daerah.

i. Memanggil orang unt uk didengar ket erangannya dan diperiksa sebagai t ersangka at au saksi.

j . Menghent ikan penyidikan.

k. Mel akukan t indakan l ain yang perlu unt uk kelancaran penyidikan t indak pidana di bidang ret ribusi daerah menurut hukum yang dapat dipert anggungj awabkan (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberit ahukan dimulainya penyidikan

dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penunt ut umum, sesuai dengan ket ent uan yang diat ur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana.

BAB XXI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Hal-hal yang belum cukup diat ur dalam Perat uran Daerah ini sepanj ang mengenai t eknis pelaksanaannya akan diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Bupat i.

Pasal 23

Perat uran Daerah ini mulai berl aku pada t anggal diundangkan.

(9)

Dit et apkan di Arga Makmur Pada t anggal 10 Mei 2002 BUPATI BENGKULU UTARA

Cap/ Dt o. H. MUSLIHAN, DS. Diset uj ui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara Dengan Keput usan Nomor 09 Tahun 2002 t anggal 29 April 2002 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupat en Bengkulu Ut ara

Nomor 02 Tahun 2002 t anggal 10 Mei 2002 Seri B SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

t t d.

Drs. HERRY SYAHRIAR Pembina Ut ama Muda NIP. 450002563 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

Referensi

Dokumen terkait

Mataram I pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tegal akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik

02.A6/BA-PMB.BI/PL/PEDU-PDT/VIII/2012 tanggal 16 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan

2015 I nt ernat ional Conference on Space Science and Com m unicat ion ( I conSpace) , Langkawi,

Exper im ent al Works on Short Range Com m unicat ion Syst em s Using Phot ovolt aic Based Receiver Journal of Engineering and Applied

Kepada para peserta yang merasa keberatan atas penetapan tersebut diatas, diberikan hak untuk menyampaikan sanggahan baik secara sendiri maupun bersama-sama,

BORANG PENYERAHAN TESIS / DISERTASI UNTUK PEMERIKSAAN Jawatankuasa Pengurusan Siswazah Institut Perubahan Iklim.. PENYERAHAN TESIS/DISERTASI UNTUK PEMERIKSAAN

[r]

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI S2 KEBIDANAN.. Jl.Perintis Kemerdekaan