Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui
Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney
Saadia, Ali, dan Efendi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney. Permasalahan yang diteliti yaitu kurangnya keterampilan siswa menulis puisi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui metode latihan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan 2 siklus terdiri dari atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diambil adalah data kualitatitf yaitu data hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan situasi pembelajaran. Serta data kuantitatif yaitu data hasil belajar diperoleh dari hasil tes. Hasil penelitian siklus I diperoleh tuntas individu 14 orang dan tidak tuntas individu 4 orang dengan persentase daya setiap klasikal 72% dan ketuntasan belajar klasikal 77,8%. Hasil belajar siklus II seluruh siswa dinyatakan tuntas yaitu 100% dengan persentase daya serap klasikal 94%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi siswa kelas V SD Inpres Siney.
Kata Kunci: Metode Latihan, Menulis Puisi.
I. PENDAHULUAN
Peranan bahasa Indonesia sangat penting. Bahasa Indonesia merupakan alat
komunikasi resmi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tatanan
kehidupan bernegara. Seseorang diharapkan dapat berkomunikasi, baik secara lisan
maupun tulisan dengan tetap memperhatikan kesantunan berbahasa, serta
penggunaan ejaan yang disempurnakan karena penggunaan bahasa Indonesia yang
benar sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak heran banyak dijumpai prang tua yang kebingungan menghadapi
anak-anaknya dalam belajar atau sekedar mendampinginya pada saat belajar. Akhirnya,
orang tua hanya bisa menyerahkan semua ini kepada orang lain yang dianggap
memiliki kompetensi dalam mendukung proses belajar anak. Namun, tidak bisa
merangsang kemampuan anak sejak dini. Untuk mencapai hal tersebut tentu
diperlukan peran orang tua dan pendidik.
Menulis merupakan keterampilan dasar yang harus dibelajarkan dan dikuasai
oleh siswa SD. Dengan menulis, siswa dapat menuangkan ide, pikiran, dan perasaan
ke dalam bahasa tulis. Dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar, siswa diajak
untuk mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan
dalam bentuk karya sastra yaitu puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat bersifat
imajinatif, intelektual, dan emosional. Faktanya, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Kesulitan tersebut antara .lain: siswa sulit
untuk. Menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk puisi, kegiatan
pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga menyebabkan minat dan semangat
siswa dalam pembelajaran menjadi kurang dan hasilnya tidak maksimal. Oleh karena
itu, maka diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan
agar dapat membuat siswa lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk merangsang keterampilan
siswa dalam menulis puisi adalah menggunakan metode pemberian tugas. Metode
latihan merupakan salah satu metode yang cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran menulis puisi. Metode latihan dapat merangsang siswa untuk
memberikan imajinasi dan membuat siswa untuk bertindak kreatif dalam penulisan
puisi, juga dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar. Berdasarkan paparan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan keterampilan menulis puisi dengan metode latihan dapat meningkatkan
kemampuan siswa. Peningkatan tersebut antara lain, kemampuan menentukan terra
puisi yang sesuai, memilih kata (diksi) yang baru dan kreatif, menggunakan rima
yang tertata, dan menggunakan majas.
Strategi pembelajaran ini berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa
ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak
sesuatu yang bisa diindra. Pendidik dituntut perannya untuk dapat menciptakan
lingkungan yang mendukung kesiapan anak. Hal yang tidak dapat terlepas dalam
proses belajar adalah bagaimana caranya guru menciptakan suasana belajar yang
disampaikan dalam bentuk yang nyata. Juga terdapat unsur kesenangan dan bermain
sehingga pada akhirnya belajar bukanlah hal yang menakutkan buat mereka dan
menyeramkan, tetapi merupakan hal yang menyenangkan bagi siswa. Kondisi
demikian berdampak pada hasil belajar siswa yang masih relatif rendah, yaitu
dibuktikan dengan nilai rata-rata pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas
V SD Inpres I Siney yaitu 60,38, nilai ini belum mencapai standar kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan 65.
Berdasarkan pengalaman belajar peneliti di Sekolah SD Inpres 1 Siney
terdapat masalah bahwa rendahnya kemampuan menulis puisi siswa kelas V, dalam
pembelajaran masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan
siswa dalam menulis puisi. Dari 18 siswa hanya terdapat 5 orang yang memiliki
kemampuan menulis puisi yang tergolong baik. Sehingga dari data dan kenyataan
tersebut pada penelitian diangkat sebuah judul penelitian "Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi melalui Metode Latihan Siswa Kelas V SD Inpres I
Siney".
Alasan penerapan pengajaran melalui metode latihan karena penulis
beranggapan dengan penerapan pengajaran melalui metode latihan ini dapat
memotivasi siswa dalam menulis puisi, dan membuat proses belajar mengajar
menjadi efektif dan efisien.
II. METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas partisipan yang artinya
peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir
penelitian. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart
dalam Ferdinand M. Pasangka (2009:15) yang terdiri atas 4 tahap yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Diagram alur
0. Orientasi
1. Rencana Tindakan
2. Tindakan 1
3. Observasi 1
4. Refleksi 1
5. Rencana Tindakan
6. Tindakan 2
7. Observasi 2
8. Refleksi 2
Gambar 1. Diagram alur desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc.
Taggart dalam Ferdinand M. Pasangka (2009:15)
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Inpres 1 Siney dengan jumlah siswa
18 yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan (data tahun
2013/2014).
Tahap-tahap yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam penelitian tindakan
kelas ini dirancang berlangsung dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan
(4) refleksi.
1) Perencanaan Tindakan
a. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
c. Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa.
d. Menyiapkan LKS.
e. Membuat tes evaluasi pada setiap akhir pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ini disesuaikan dengan tahap kegiatan pada perencanaan tindakan, dengan penerapan pengajaran melalui
metode latihan.
Pada tahap ini observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
4) Refleksi
Refleksi adalah mengemukakan secara jelas kekurangan dan kelebihan yang
telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Refleksi dilakukan setelah data
terkumpul tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan, maka
pelaksanaan penelitian berhasil dan penelitian akan dilanjutkan pada tahap siklus
selanjutnya (siklus II).
5) Tahap Pelaksanaan Siklus 2
(1) Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini membuat lembar kegiatan yaitu guru
menyusun skenario pembelajaran, membuat lembar observasi, menyiapkan alat dan
bahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
kontekstual pada siklus kedua, serta mempersiapkan tes evaluasi pada setiap akhir
siklus pembelajaran.
Kegiatan pada tahap ini, peneliti melaksanakan dengan mengacu pada
perencanaan yang telah disiapkan dengan melakukan perbaikan pada kelemahan
pelaksanaan tindakan siklus pertama.
(2) Observasi
Pada tahap ini, dilakukan observasi, pelaksanaannya berupa pengamatan
kembali terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Yaitu penyempurnaan dari kelemahan pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus pertama.
(3) Refleksi
Pada tahap ini, seluruh data yang terkumpul, tes, dan lembar observasi
dianalisa. Apabila data yang terkumpul telah mencapai keberhasilan pada siswa,
maka penelitian tindakan sudah dikatakan berhasil.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tiga cara yaitu:
a. Tes, yang diberikan kepada siswa setiap akhir tindakan untuk setiap siklus.
b. Observasi, dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik siklus I
difokuskan pada pengamatan mengenai aktivitas guru dan siswa.
Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru selama
pembelajaran berlangsung, adapun tahap-tahap analisis data kualitatif yaitu: 1)
mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) verifikasi data (penyimpulan).
1. Mereduksi data
Pala tahap ini dilakukan proses pengumpulan data yang telah diperoleh dari
awal sampai akhir pengumpulan data.
2. Menyajikan data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana,
sehingga mudah untuk menarik kesimpulan.
3. Verifikasi (penyimpulan)
Tahap ini dilakukan untuk menarik kesimpulan, berdasarkan data yang
diperoleh pada tahap penyajian data, data hasil aktifitas guru don siswa yang
diperoleh dari hasil observasi dianalisis don dinyatakan dalarn bentuk
presentase dihitung dengan menggunakan rumus:
Presentase nilai rata-rata (NR) = a ya
a a x 100%
90% < NR < 1.00% Sangat baik
70% < NR < 90% Baik
50% < NR < 70% Cukup
30% < NR < 25% Kurang
0% < NR < 30% Sangat kurang
Masyitah (dalam Emi Purngtyas 2010:15)
b. Untuk menganalisa data kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Daya Serap Individu
Daya Serap Individu = � �� � � ℎ � ��
� � � � x 100%
Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika presentase daya serap individu
adalah 65%.
Tuntas belajar klasikal = Ba ya ya wa ya a
a wa a x 100%
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal, jika ketuntasan
klasikalnya minimal 80%.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas inn adalah siswa secara
individual dapat mencapai nilai minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal
minimal 80%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap awal sebelum penelitian
adalah tahap perencanaan dimana pada tahap ini, peneliti mempersiapkan lembar
observasi siswa dan guru yang akan digunakan pada tahap tindakan. Kegiatan
selanjutnya, oleh peneliti adalah melakukan konfimasi tentang pembelajaran kepada
guru Bahasa Indonesia yang dijadikan observer.
Hasil Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu hari
Selasa tanggal 6 Mei dan 12 Mei 2014 kelas V SD Inpres 1 Siney. Pada siklus I ini
dilakukan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus I pada tabel 4.1 di atas,
yang terdiri dari pertemuan I dan 2 dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup sebagian besar berada dalam kategori baik. Hasil
observasi aktivitas guru diperoleh presentase pada pertemuan 1 yaitu 69,4% berada
dalam kategori baik dan pada pertemuan 2 siklus I diperoleh presentase 75% yang
sudah berada dalam kategori baik juga.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pada tabel 4.2 di atas,
yang terdiri dari 2 kali pertemuan dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup sebagian besar berada dalam kategori baik, hasil
Hasil Tes Pengamatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Siklus I
Pelaksanaan tindakan berlangsung selama dua siklus. Namun, apabila target
yang ditentukan sudah tercapai, siklus selanjutnya tidak dilaksanakan lagi. Untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Inpres 1 Siney dalam menulis puisi,
maka diterapkan metode latihan dengan bentuk tahapan pelaksanaan berdasarkan
rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan kompetensi dasarnya adalah
membaca puisi dengan tepat, sebagai indikatornya adalah membaca puisi dengan
intonasi yang tepat dengan aloksi waktunya 2 x 35 menit.
Tabel 1. Hasil tes pengamatan kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus I
No Nama
Ketuntasan Klasikal 77,8 22,3
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam menulis
puisi dengan melihat nilai siswa, masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam
presentase daya serap klasikal 72% dan ketuntasan klasikal 77,8% baik. Tetapi
karena peningkatan ketuntasan klasikalnya belum mencapai 80%, maka pelaksanaan
tindakan dilanjutkan ke siklus II sebagai upaya perbaikan untuk mencapai ketuntasan
yang diharapkan melalui metode latihan.
a. Refleksi Siklus I
Dari hasil pelaksanaan siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :
Guru belum sepenuhnya memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran Sebagian besar siswa belum aktif dalam pembelajaran
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa belum sepenuhnya memperhatikan informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
4.1.2 Hasil Tindakan siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu
hari Selasa tanggal 25 Mei dan 3 Juni 2014 kelas V SD Inpres I Siney. Pada siklus II
ini dilakukan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus II pada tabel, yang terdiri
dari pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup sebagian besar berada dalam kategori sangat baik.
Hasil observasi aktvitas guru diperoleh presentase pada pertemuan I yaitu 94,5%
berada dalam kategori baik dan pada pertemuan 2 siklus II diperoleh presentase
100% yang berada dalam kategori sangat baik.
b. Hasil Observasi Aktivitas siswa Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus II, yang terdiri dari 2 kali
pertemuan dapat di lihat bahwa aktivitas siswa pada kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup sebagian besar berada dalam kategori sangat baik, hasil observasi ini sangat
yaitu mencapai 91,7% berada dalam kategori sangat baik.
c. Hasil Tes Pengamatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilakukan karena target pada sisklus I
belum tercapai sesuai hasil yang diharapkan. Maka untuk mencapai hasil tersebut
dilanjutkan kembali penerapan metode latihan dengan bentuk tahapan pelaksanaan
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dengan kompetensi dasarnya
adalah membaca berbagai teks puisi dengan suara nyaring, sebagai indikatornya
adalah menulis teks puisi dengan baik dan benar, dengan alokasi waktunya 2 x 35
menit. Sebagai rangkaian penerapan metode latihan terlebih dahulu guru membagi
siswa dalam empat kelompok dengan menggabungkan siswa yang mampu dan
kurang mampu dalam menulis puisi, setelah itu guru membagi teks bacaan puisi
kepada masing-masing siswa dalam tiap kelompok, kemudian guru menulis teks
puisi dengan baik dan benar. Setelah guru mendemontrasikannya, tahapan
selanjutnya adalah siswa menulis puisi dengan pilihan kata, isi, dan penulisan yang
Tabel 2. Hasil tes pengamatan kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus II
No Nama
Pilihan Kata Isi Teposut
Skor Nilai
Ketuntasan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Tuntas Tidak
Tuntas
1 Slamet 9 90
2 Rinaldi 10 100
3 Rizal 10 100
4 Zakwan 10 100
5 Inzagi 9 90
6 Enan 9 90
7 Sofyan 9 90
8 Miranda 9 90
9 Mutmaina 10 100
10 Intan. M 10 100
11 Sahrul 9 90
12 Safira 10 100
13 Karmila 9 90
14 Moh. Fajar 9 90
15 Nurhasan 8 80
16 Intan. R 8 80
17 Boski 9 90
18 Moh. Fadli 9 90
Jumlah 168 1680 18
Rata-rata 9,4
Daya Serap Klasikal 94
Ketuntasan Klasikal 100
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam menulis
pembelajaran. Hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi di atas diperoleh
presentase daya serap klasikal 94% dan ketuntasan klasikal 100% kategori sangat
baik. Dengan nilai yang memuaskan sehingga penelitian ini dihentikan pada siklus
II.
Tabe1 3. Simpulan dari seluruh hasil evaluasi (tes siklus 1, siklus 2)
No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II Keterangan
1 Slamet L 70 90 Meningkat
2 Rinaldi L 70 100 Meningkat
3 Rizal L 70 100 Meningkat
4 Zakwan L 50 100 Meningkat
5 Inzagi L 90 90 Meningkat
6 Enan L 90 90 Meningkat
7 Sofyan L 60 90 Meningkat
8 Miranda P 70 90 Meningkat
9 Mutmaina P 70 100 Meningkat
10 Intan. M P 70 100 Meningkat
11 Sahrul L 90 90 Meningkat
12 Safira P 80 100 Meningkat
13 Karmila P 80 90 Meningkat
14 Moh. Fajar L 50 90 Meningkat
15 Nurhasan L 60 80 Meningkat
16 Intan. R P 70 80 Meningkat
17 Boski L 70 90 Meningkat
18 Moh. Fadli L 70 90 Meningkat
d. Refleksi Siklus II
Dari hasil pelaksanaan siklus II selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
Sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa sudah sepenuhnya
memperhatikan informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pembahasan
Pembahasan Hasil Pelaksanaan Tindakan pada Siklus Kesatu dan Siklus Kedua
Setelah melihat Daya Serap Klasikal (DSK) atau daya serap siswa secara
keseluruhan dalam pembelajaran kemampuan menulis puisi pada siklus kesatu
diperoleh gambaran bahwa siswa kelas V SD Inpres 1 Siney sudah dikategorikan
tuntas karena nilai Daya Serap Klasikal yang diperoleh adalah 72, yakni dari 18
orang siswa kelas V SD Inpres 1 Siney. Sedangkan kategori tidak tuntas (< 65% atau
6,5) sebanyak 4 orang dengan persentase 22,3%. Pada tindakan siklus kedua,
berdasarkan data tabel 4.6 perolehan nilai Daya Serap Klasikal adalah 94%, yakni
dari 18 orang jumlah siswa tuntas klasikal 100% siswa kelas V SD Inpres 1 Siney
Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Faktor-faktor penyebab kegagalan siswa kelas V SD Inpres I Siney dalam
menulis puisi melalui metode latihan, dapat diketahui yakni peneliti melaksanakan
observasi kepada siswa dan guru. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui
kesulitan siswa dalam menulis puisi melalui metode latihan. Oleh karena itu, peneliti
memaparkan secara rinci faktor-faktor tersebut:
a. Faktor Guru
Guru dalam memberikan materi kurang memanfaatkan media sehingga hasil
belajar sangat mengecewakan. Guru dalam memberikan materi terlalu banyak
menggunakan metode ceramah.
c. Faktor Siswa
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa siswa memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda-beda, khususnya dalam menyerap materi yang diajarkan,
kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia dan kurangnya
wawasan dan karakteristik menulis siswa dalam menulis puisi melalui metode
3. Upaya mengatasi Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Metode Latihan
Untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V SD Inpres 1 Siney yang masuk
kategori tuntas, dilakukan upaya diantaranya mengupayakan sebaik mungkin agar
guru (peneliti) lebih baik dan dapat menerapkan metode pengajaran yang dapat
membangkitkan motivasi dan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang penulis kemukakan pada bab IV,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran membaca nyaring melalui metode latihan siklus kesatu
diperoleh nilai Daya Serap Klasikal 72%. Dari 18 orang siswa yang dinyatakan
tuntas 77,8%, dan 4 orang yang dikategorikan tidak tuntas 22,3%. Meskipun
rata-rata hasil yang diperoleh pada siklus kesatu sudah baik, tetap dilanjutkan siklus
kedua karena hasil yang diinginkan belum tercapai.
2. Data hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar siswa. Pada siklus kedua
pembelajaran menulis puisi melalui metode latihan diperoleh nilai Daya Serap
Klasikal sebesar 94% dari 18 siswa. Dari 18 orang siswa dinyatakan berhasil
dengan persentase 100% tuntas. Dengan demikian, persentase diperoleh nilai
sangat baik dan dinyatakan berhasil dengan metode latihan
3. Faktor penghambat keberhasilan siswa dalam menulis puisi disebabkan oleh faktor guru dan faktor siswa.
Dalam peningkatan dan pembelajaran menulis puisi melalui metode latihan
semua mata pelajaran dan penerapannya pada semua aspek pembelajaran peneliti
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu mensosialisasikan kepada semua guru tentang penerapan metode latihan
pada semua mata pelajaran.
2. Diharapkan pihak sekolah bisa menyediakan perangkat atau sarana belajar yang
perangkat-perangkat lainnya.
3. Diharapkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia perlu diberikan kesempatan yang merata untuk mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar bahasa maupun
pelatihan tentang metode latihan baik ditingkat kabupaten, propinsi maupun
nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Azyraf, Anjar, 2013. Ciri-ciri Motivasi Belajar. Online,
(http://www.wawasampendidikan.com/2013/07/artikel-pendidikan-tentang-ciri-ciri-motivasi-belajar.html), diakses tanggal 16 Oktober 2013.
Mulyono, I. (1999). “Struktur Pasif Pesona Bahan Ajar Keterampilan Berbicara bagi Pembelajar Penutur Asing Level Lanjut (Advanced) dalam Makalah KIPBIPA IV Bandung: IKIP Bandung.
Nurwianti. (2013). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Parera, J.D. (1997). Linguistik Edukasional:: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga.
Rusyana, Y. & Samsuri. (1976). Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Usman HB, dkk 2005, Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah Palu FKIP