• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney | Saadia | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3505 10997 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney | Saadia | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3505 10997 1 PB"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui

Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney

Saadia, Ali, dan Efendi

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney. Permasalahan yang diteliti yaitu kurangnya keterampilan siswa menulis puisi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui metode latihan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan 2 siklus terdiri dari atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diambil adalah data kualitatitf yaitu data hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan situasi pembelajaran. Serta data kuantitatif yaitu data hasil belajar diperoleh dari hasil tes. Hasil penelitian siklus I diperoleh tuntas individu 14 orang dan tidak tuntas individu 4 orang dengan persentase daya setiap klasikal 72% dan ketuntasan belajar klasikal 77,8%. Hasil belajar siklus II seluruh siswa dinyatakan tuntas yaitu 100% dengan persentase daya serap klasikal 94%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi siswa kelas V SD Inpres Siney.

Kata Kunci: Metode Latihan, Menulis Puisi.

I. PENDAHULUAN

Peranan bahasa Indonesia sangat penting. Bahasa Indonesia merupakan alat

komunikasi resmi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tatanan

kehidupan bernegara. Seseorang diharapkan dapat berkomunikasi, baik secara lisan

maupun tulisan dengan tetap memperhatikan kesantunan berbahasa, serta

penggunaan ejaan yang disempurnakan karena penggunaan bahasa Indonesia yang

benar sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak heran banyak dijumpai prang tua yang kebingungan menghadapi

anak-anaknya dalam belajar atau sekedar mendampinginya pada saat belajar. Akhirnya,

orang tua hanya bisa menyerahkan semua ini kepada orang lain yang dianggap

memiliki kompetensi dalam mendukung proses belajar anak. Namun, tidak bisa

(2)

merangsang kemampuan anak sejak dini. Untuk mencapai hal tersebut tentu

diperlukan peran orang tua dan pendidik.

Menulis merupakan keterampilan dasar yang harus dibelajarkan dan dikuasai

oleh siswa SD. Dengan menulis, siswa dapat menuangkan ide, pikiran, dan perasaan

ke dalam bahasa tulis. Dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar, siswa diajak

untuk mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan

dalam bentuk karya sastra yaitu puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat bersifat

imajinatif, intelektual, dan emosional. Faktanya, masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Kesulitan tersebut antara .lain: siswa sulit

untuk. Menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk puisi, kegiatan

pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga menyebabkan minat dan semangat

siswa dalam pembelajaran menjadi kurang dan hasilnya tidak maksimal. Oleh karena

itu, maka diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan

agar dapat membuat siswa lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk merangsang keterampilan

siswa dalam menulis puisi adalah menggunakan metode pemberian tugas. Metode

latihan merupakan salah satu metode yang cocok untuk digunakan dalam

pembelajaran menulis puisi. Metode latihan dapat merangsang siswa untuk

memberikan imajinasi dan membuat siswa untuk bertindak kreatif dalam penulisan

puisi, juga dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar

mengajar. Berdasarkan paparan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan keterampilan menulis puisi dengan metode latihan dapat meningkatkan

kemampuan siswa. Peningkatan tersebut antara lain, kemampuan menentukan terra

puisi yang sesuai, memilih kata (diksi) yang baru dan kreatif, menggunakan rima

yang tertata, dan menggunakan majas.

Strategi pembelajaran ini berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir ke

dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa

ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak

(3)

sesuatu yang bisa diindra. Pendidik dituntut perannya untuk dapat menciptakan

lingkungan yang mendukung kesiapan anak. Hal yang tidak dapat terlepas dalam

proses belajar adalah bagaimana caranya guru menciptakan suasana belajar yang

disampaikan dalam bentuk yang nyata. Juga terdapat unsur kesenangan dan bermain

sehingga pada akhirnya belajar bukanlah hal yang menakutkan buat mereka dan

menyeramkan, tetapi merupakan hal yang menyenangkan bagi siswa. Kondisi

demikian berdampak pada hasil belajar siswa yang masih relatif rendah, yaitu

dibuktikan dengan nilai rata-rata pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas

V SD Inpres I Siney yaitu 60,38, nilai ini belum mencapai standar kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditetapkan 65.

Berdasarkan pengalaman belajar peneliti di Sekolah SD Inpres 1 Siney

terdapat masalah bahwa rendahnya kemampuan menulis puisi siswa kelas V, dalam

pembelajaran masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan

siswa dalam menulis puisi. Dari 18 siswa hanya terdapat 5 orang yang memiliki

kemampuan menulis puisi yang tergolong baik. Sehingga dari data dan kenyataan

tersebut pada penelitian diangkat sebuah judul penelitian "Meningkatkan

Kemampuan Menulis Puisi melalui Metode Latihan Siswa Kelas V SD Inpres I

Siney".

Alasan penerapan pengajaran melalui metode latihan karena penulis

beranggapan dengan penerapan pengajaran melalui metode latihan ini dapat

memotivasi siswa dalam menulis puisi, dan membuat proses belajar mengajar

menjadi efektif dan efisien.

II. METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas partisipan yang artinya

peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir

penelitian. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart

dalam Ferdinand M. Pasangka (2009:15) yang terdiri atas 4 tahap yaitu: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Diagram alur

(4)

0. Orientasi

1. Rencana Tindakan

2. Tindakan 1

3. Observasi 1

4. Refleksi 1

5. Rencana Tindakan

6. Tindakan 2

7. Observasi 2

8. Refleksi 2

Gambar 1. Diagram alur desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc.

Taggart dalam Ferdinand M. Pasangka (2009:15)

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Inpres 1 Siney dengan jumlah siswa

18 yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan (data tahun

2013/2014).

Tahap-tahap yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam penelitian tindakan

kelas ini dirancang berlangsung dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari 4

tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan

(4) refleksi.

1) Perencanaan Tindakan

a. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa.

d. Menyiapkan LKS.

e. Membuat tes evaluasi pada setiap akhir pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan ini disesuaikan dengan tahap kegiatan pada perencanaan tindakan, dengan penerapan pengajaran melalui

metode latihan.

(5)

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan.

4) Refleksi

Refleksi adalah mengemukakan secara jelas kekurangan dan kelebihan yang

telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Refleksi dilakukan setelah data

terkumpul tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan, maka

pelaksanaan penelitian berhasil dan penelitian akan dilanjutkan pada tahap siklus

selanjutnya (siklus II).

5) Tahap Pelaksanaan Siklus 2

(1) Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini membuat lembar kegiatan yaitu guru

menyusun skenario pembelajaran, membuat lembar observasi, menyiapkan alat dan

bahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

kontekstual pada siklus kedua, serta mempersiapkan tes evaluasi pada setiap akhir

siklus pembelajaran.

Kegiatan pada tahap ini, peneliti melaksanakan dengan mengacu pada

perencanaan yang telah disiapkan dengan melakukan perbaikan pada kelemahan

pelaksanaan tindakan siklus pertama.

(2) Observasi

Pada tahap ini, dilakukan observasi, pelaksanaannya berupa pengamatan

kembali terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Yaitu penyempurnaan dari kelemahan pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus pertama.

(3) Refleksi

Pada tahap ini, seluruh data yang terkumpul, tes, dan lembar observasi

dianalisa. Apabila data yang terkumpul telah mencapai keberhasilan pada siswa,

maka penelitian tindakan sudah dikatakan berhasil.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tiga cara yaitu:

a. Tes, yang diberikan kepada siswa setiap akhir tindakan untuk setiap siklus.

b. Observasi, dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik siklus I

(6)

difokuskan pada pengamatan mengenai aktivitas guru dan siswa.

Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru selama

pembelajaran berlangsung, adapun tahap-tahap analisis data kualitatif yaitu: 1)

mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) verifikasi data (penyimpulan).

1. Mereduksi data

Pala tahap ini dilakukan proses pengumpulan data yang telah diperoleh dari

awal sampai akhir pengumpulan data.

2. Menyajikan data

Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana,

sehingga mudah untuk menarik kesimpulan.

3. Verifikasi (penyimpulan)

Tahap ini dilakukan untuk menarik kesimpulan, berdasarkan data yang

diperoleh pada tahap penyajian data, data hasil aktifitas guru don siswa yang

diperoleh dari hasil observasi dianalisis don dinyatakan dalarn bentuk

presentase dihitung dengan menggunakan rumus:

Presentase nilai rata-rata (NR) = a ya

a a x 100%

90% < NR < 1.00% Sangat baik

70% < NR < 90% Baik

50% < NR < 70% Cukup

30% < NR < 25% Kurang

0% < NR < 30% Sangat kurang

Masyitah (dalam Emi Purngtyas 2010:15)

b. Untuk menganalisa data kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Daya Serap Individu

Daya Serap Individu = � �� � � ℎ � ��

� � � � x 100%

Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika presentase daya serap individu

adalah 65%.

(7)

Tuntas belajar klasikal = Ba ya ya wa ya a

a wa a x 100%

Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal, jika ketuntasan

klasikalnya minimal 80%.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas inn adalah siswa secara

individual dapat mencapai nilai minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal

minimal 80%.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap awal sebelum penelitian

adalah tahap perencanaan dimana pada tahap ini, peneliti mempersiapkan lembar

observasi siswa dan guru yang akan digunakan pada tahap tindakan. Kegiatan

selanjutnya, oleh peneliti adalah melakukan konfimasi tentang pembelajaran kepada

guru Bahasa Indonesia yang dijadikan observer.

Hasil Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu hari

Selasa tanggal 6 Mei dan 12 Mei 2014 kelas V SD Inpres 1 Siney. Pada siklus I ini

dilakukan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus I pada tabel 4.1 di atas,

yang terdiri dari pertemuan I dan 2 dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup sebagian besar berada dalam kategori baik. Hasil

observasi aktivitas guru diperoleh presentase pada pertemuan 1 yaitu 69,4% berada

dalam kategori baik dan pada pertemuan 2 siklus I diperoleh presentase 75% yang

sudah berada dalam kategori baik juga.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pada tabel 4.2 di atas,

yang terdiri dari 2 kali pertemuan dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup sebagian besar berada dalam kategori baik, hasil

(8)

Hasil Tes Pengamatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Siklus I

Pelaksanaan tindakan berlangsung selama dua siklus. Namun, apabila target

yang ditentukan sudah tercapai, siklus selanjutnya tidak dilaksanakan lagi. Untuk

meningkatkan kemampuan siswa kelas V SD Inpres 1 Siney dalam menulis puisi,

maka diterapkan metode latihan dengan bentuk tahapan pelaksanaan berdasarkan

rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan kompetensi dasarnya adalah

membaca puisi dengan tepat, sebagai indikatornya adalah membaca puisi dengan

intonasi yang tepat dengan aloksi waktunya 2 x 35 menit.

Tabel 1. Hasil tes pengamatan kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus I

No Nama

Ketuntasan Klasikal 77,8 22,3

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam menulis

puisi dengan melihat nilai siswa, masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam

(9)

presentase daya serap klasikal 72% dan ketuntasan klasikal 77,8% baik. Tetapi

karena peningkatan ketuntasan klasikalnya belum mencapai 80%, maka pelaksanaan

tindakan dilanjutkan ke siklus II sebagai upaya perbaikan untuk mencapai ketuntasan

yang diharapkan melalui metode latihan.

a. Refleksi Siklus I

Dari hasil pelaksanaan siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :

 Guru belum sepenuhnya memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran  Sebagian besar siswa belum aktif dalam pembelajaran

 Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa belum sepenuhnya memperhatikan informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru

4.1.2 Hasil Tindakan siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu

hari Selasa tanggal 25 Mei dan 3 Juni 2014 kelas V SD Inpres I Siney. Pada siklus II

ini dilakukan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pelaksanaan

pembelajaran.

a. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus II pada tabel, yang terdiri

dari pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat bahwa aktivitas guru pada kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup sebagian besar berada dalam kategori sangat baik.

Hasil observasi aktvitas guru diperoleh presentase pada pertemuan I yaitu 94,5%

berada dalam kategori baik dan pada pertemuan 2 siklus II diperoleh presentase

100% yang berada dalam kategori sangat baik.

b. Hasil Observasi Aktivitas siswa Siklus II

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus II, yang terdiri dari 2 kali

pertemuan dapat di lihat bahwa aktivitas siswa pada kegiatan pendahuluan, inti dan

penutup sebagian besar berada dalam kategori sangat baik, hasil observasi ini sangat

(10)

yaitu mencapai 91,7% berada dalam kategori sangat baik.

c. Hasil Tes Pengamatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilakukan karena target pada sisklus I

belum tercapai sesuai hasil yang diharapkan. Maka untuk mencapai hasil tersebut

dilanjutkan kembali penerapan metode latihan dengan bentuk tahapan pelaksanaan

berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dengan kompetensi dasarnya

adalah membaca berbagai teks puisi dengan suara nyaring, sebagai indikatornya

adalah menulis teks puisi dengan baik dan benar, dengan alokasi waktunya 2 x 35

menit. Sebagai rangkaian penerapan metode latihan terlebih dahulu guru membagi

siswa dalam empat kelompok dengan menggabungkan siswa yang mampu dan

kurang mampu dalam menulis puisi, setelah itu guru membagi teks bacaan puisi

kepada masing-masing siswa dalam tiap kelompok, kemudian guru menulis teks

puisi dengan baik dan benar. Setelah guru mendemontrasikannya, tahapan

selanjutnya adalah siswa menulis puisi dengan pilihan kata, isi, dan penulisan yang

(11)

Tabel 2. Hasil tes pengamatan kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus II

No Nama

Pilihan Kata Isi Teposut

Skor Nilai

Ketuntasan

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Tuntas Tidak

Tuntas

1 Slamet    9 90 

2 Rinaldi    10 100 

3 Rizal    10 100 

4 Zakwan    10 100 

5 Inzagi    9 90 

6 Enan    9 90 

7 Sofyan    9 90 

8 Miranda    9 90 

9 Mutmaina    10 100 

10 Intan. M    10 100 

11 Sahrul    9 90 

12 Safira    10 100 

13 Karmila    9 90 

14 Moh. Fajar    9 90 

15 Nurhasan    8 80 

16 Intan. R    8 80 

17 Boski    9 90 

18 Moh. Fadli    9 90 

Jumlah 168 1680 18

Rata-rata 9,4

Daya Serap Klasikal 94

Ketuntasan Klasikal 100

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam menulis

(12)

pembelajaran. Hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi di atas diperoleh

presentase daya serap klasikal 94% dan ketuntasan klasikal 100% kategori sangat

baik. Dengan nilai yang memuaskan sehingga penelitian ini dihentikan pada siklus

II.

Tabe1 3. Simpulan dari seluruh hasil evaluasi (tes siklus 1, siklus 2)

No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II Keterangan

1 Slamet L 70 90 Meningkat

2 Rinaldi L 70 100 Meningkat

3 Rizal L 70 100 Meningkat

4 Zakwan L 50 100 Meningkat

5 Inzagi L 90 90 Meningkat

6 Enan L 90 90 Meningkat

7 Sofyan L 60 90 Meningkat

8 Miranda P 70 90 Meningkat

9 Mutmaina P 70 100 Meningkat

10 Intan. M P 70 100 Meningkat

11 Sahrul L 90 90 Meningkat

12 Safira P 80 100 Meningkat

13 Karmila P 80 90 Meningkat

14 Moh. Fajar L 50 90 Meningkat

15 Nurhasan L 60 80 Meningkat

16 Intan. R P 70 80 Meningkat

17 Boski L 70 90 Meningkat

18 Moh. Fadli L 70 90 Meningkat

d. Refleksi Siklus II

Dari hasil pelaksanaan siklus II selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

(13)

 Sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran

 Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa sudah sepenuhnya

memperhatikan informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Pembahasan

Pembahasan Hasil Pelaksanaan Tindakan pada Siklus Kesatu dan Siklus Kedua

Setelah melihat Daya Serap Klasikal (DSK) atau daya serap siswa secara

keseluruhan dalam pembelajaran kemampuan menulis puisi pada siklus kesatu

diperoleh gambaran bahwa siswa kelas V SD Inpres 1 Siney sudah dikategorikan

tuntas karena nilai Daya Serap Klasikal yang diperoleh adalah 72, yakni dari 18

orang siswa kelas V SD Inpres 1 Siney. Sedangkan kategori tidak tuntas (< 65% atau

6,5) sebanyak 4 orang dengan persentase 22,3%. Pada tindakan siklus kedua,

berdasarkan data tabel 4.6 perolehan nilai Daya Serap Klasikal adalah 94%, yakni

dari 18 orang jumlah siswa tuntas klasikal 100% siswa kelas V SD Inpres 1 Siney

Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Faktor-faktor penyebab kegagalan siswa kelas V SD Inpres I Siney dalam

menulis puisi melalui metode latihan, dapat diketahui yakni peneliti melaksanakan

observasi kepada siswa dan guru. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui

kesulitan siswa dalam menulis puisi melalui metode latihan. Oleh karena itu, peneliti

memaparkan secara rinci faktor-faktor tersebut:

a. Faktor Guru

Guru dalam memberikan materi kurang memanfaatkan media sehingga hasil

belajar sangat mengecewakan. Guru dalam memberikan materi terlalu banyak

menggunakan metode ceramah.

c. Faktor Siswa

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa siswa memiliki tingkat

kemampuan yang berbeda-beda, khususnya dalam menyerap materi yang diajarkan,

kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia dan kurangnya

wawasan dan karakteristik menulis siswa dalam menulis puisi melalui metode

(14)

3. Upaya mengatasi Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Metode Latihan

Untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V SD Inpres 1 Siney yang masuk

kategori tuntas, dilakukan upaya diantaranya mengupayakan sebaik mungkin agar

guru (peneliti) lebih baik dan dapat menerapkan metode pengajaran yang dapat

membangkitkan motivasi dan kemampuan siswa dalam menulis puisi.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang penulis kemukakan pada bab IV,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pembelajaran membaca nyaring melalui metode latihan siklus kesatu

diperoleh nilai Daya Serap Klasikal 72%. Dari 18 orang siswa yang dinyatakan

tuntas 77,8%, dan 4 orang yang dikategorikan tidak tuntas 22,3%. Meskipun

rata-rata hasil yang diperoleh pada siklus kesatu sudah baik, tetap dilanjutkan siklus

kedua karena hasil yang diinginkan belum tercapai.

2. Data hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar siswa. Pada siklus kedua

pembelajaran menulis puisi melalui metode latihan diperoleh nilai Daya Serap

Klasikal sebesar 94% dari 18 siswa. Dari 18 orang siswa dinyatakan berhasil

dengan persentase 100% tuntas. Dengan demikian, persentase diperoleh nilai

sangat baik dan dinyatakan berhasil dengan metode latihan

3. Faktor penghambat keberhasilan siswa dalam menulis puisi disebabkan oleh faktor guru dan faktor siswa.

Dalam peningkatan dan pembelajaran menulis puisi melalui metode latihan

semua mata pelajaran dan penerapannya pada semua aspek pembelajaran peneliti

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu mensosialisasikan kepada semua guru tentang penerapan metode latihan

pada semua mata pelajaran.

2. Diharapkan pihak sekolah bisa menyediakan perangkat atau sarana belajar yang

(15)

perangkat-perangkat lainnya.

3. Diharapkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia perlu diberikan kesempatan yang merata untuk mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar bahasa maupun

pelatihan tentang metode latihan baik ditingkat kabupaten, propinsi maupun

nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Azyraf, Anjar, 2013. Ciri-ciri Motivasi Belajar. Online,

(http://www.wawasampendidikan.com/2013/07/artikel-pendidikan-tentang-ciri-ciri-motivasi-belajar.html), diakses tanggal 16 Oktober 2013.

Mulyono, I. (1999). “Struktur Pasif Pesona Bahan Ajar Keterampilan Berbicara bagi Pembelajar Penutur Asing Level Lanjut (Advanced) dalam Makalah KIPBIPA IV Bandung: IKIP Bandung.

Nurwianti. (2013). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Parera, J.D. (1997). Linguistik Edukasional:: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis Kontrastif, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga.

Rusyana, Y. & Samsuri. (1976). Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Usman HB, dkk 2005, Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah Palu FKIP

Gambar

Gambar 1. Diagram alur desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc.
Tabel 1. Hasil tes pengamatan kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus I
Tabel 2. Hasil tes pengamatan kemampuan siswa menulis puisi pada Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) pemahaman siswa mengalami peningkatan dengan kategori tinggi, hal tersebut dibuktikan melalui uji gain terhadap

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Tujuan perancangan ini adalah mendesain eksterior mobil Suzuki Grand Vitara dengan kesan maskulin yang sesuai dengan keinginan konsumen pada styling mobil Suzuki

Kegiatan yang dimaksud berupa pembuatan percontohan budi daya rumput laut dengan teknik/metode long line , restorasi terumbu karang melalui pembuatan artificial reef /terumbu

Pada sisi yang lain ia mengharuskan melakukan takwil terhadap ayat dan hadis Antropomorfisme agar Allah tidak dipahami sama dengan makhluk.. Secara umum, Ibn Hajar menafsirkan

Pembagian tugas terkait pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya tahun 2010-2015 dilakukan oleh beberapa SKPD antara lain adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan,

Hasil Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi serta dapat di jadikan sebagai bahan sumber ilmiah bagi peneliti yang lain untuk meneliti

Hasil ini diharapkan ada tindak lanjut untuk mahasiswa, dosen, dan laboran dari pihak terkait untuk mengatasi kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill lab terkait