43 BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data dan pembahasannya berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari wawancara dengan Kasi Pemasaran, Analisis Kredit, Admin kredit, dan Kepala Pimpinan Cabang BPR.BKK Prembun.
Hasil penelitian tersebut digunakan untuk menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengendalian risiko kredit yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun. Sistem pengendalian risiko kredit tersebut meliputi pengendalian sebelum terjadinya kredit macet (preventif) dan pengendalian setelah terjadi kredit macet (kuratif), dan dapat dilihat beberapa faktor timbulnya kredit bermasalah yang menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran oleh nasabah.
4.1. Temuan Penelitian
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
44
Adapun jenis kredit yang disediakan untuk debitur BPR.BKK cabang Prembun dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kredit Umum: kredit yang diberikan untuk masyarakat atau debitur dalam membiayai usahanya, sebagai sarana pengembangan usaha. 2. Kredit pega wai: kredit yang dikhususkan pada kebutuhan konsumtif,
dan system angsurannya dilakukan lewat bendahara gaji dan kolektif pada instansi atau jawatan yang bersangkutan.
3. Kredit Lembaga: jenis kredit yang hanya diberikan kepada nasabah yang telah mendapat surat rekomendasi dari kepala desa tempat nasabah tinggal.
4. Kredit Insidensil/Seblakan, merupakan kredit yang diberikan khusus kepada nasabah untuk kebutuhan yang mendesak, dan jangka waktu pengembaliannya relatif pendek.
B. Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
45
secara vertikal yaitu, dari pimpinan tertinggi atau pimpinan cabang kepada staf-staf bagiannya.
Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun
Sumber: Bank Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Kecamatan Cabang
Prembun
1. Pimpinan Cabang
Tugas pokok yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasidan pengawasan seluruh kegiatan PD. BPR BKK cabang Prembun.
Fungsi:
a. Melaksanakan manajemen PD. BPR BKK cabang Prembun berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. b. Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan PD. BPR BKK cabang prembun berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. Tanggung jawab Pimpinan Cabang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang bertanggung jawab kepada Direksi.
Pimpinan Cabang
Kasi Pemasaran Kasi Pelayanan
Analisis Kredit
Seksi Kredit
Kredit Admin
Seksi Dana
Teller Kasir
46 2. Kasi Pemasaran
Tugas Pokok yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dalam bentuk kredit, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
a. Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
b. Pendekatan pembinaan kepada masyarakat, baik calon nasabah maupun yang sudah menjadi nasabah.
c. Penghimpunan dana kepada masyarakat baik itu berupa tabungan, deposito, dan bentuk lainnya.
d. Pelaksanaan administrasi keuangan, baik dalam menghimpun dana dari masyarakat maupun dalam pengelolaan kredit.
e. Menyelenggarakan promosi, baik dalam menghimpun dana maupun penyalurannya.
f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya.
3. Kasi Pelayanan
Tugas pokok yaitu melakukan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pemasukan dan pengeluaran dana, serta melakukan pembukuan danpenerimaan dari bidang-bidang lain.
Fungsi:
a. Menelitian kebenaran laporan kas harian.
47 c. Pemegang kunci brankas. d. Pembukuan dan laporan. e. Pelaksanaan evaluasi laporan. f. Pembuatan laporan keuangan.
g. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya. 4. Analisis Kredit
Tugas dan tanggung jawab Analis Kredit adalah sebagai berikut: a. Melakukan analis kredit calon debitur berdasarkan data yang telah
dikumpulkan oleh seksi kredit dan administrasi kredit.
b. Menyusun jadwal kunjungan untuk verifikasi Membuat daftar nama calon debitur yang akan dikunjungi berdasarkan prioritas agar pelaksanaan kunjungan efisiensi dan efektif.
c. Analis Kredit Mengolah dan melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit. Analisa ini harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
c.1. Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil bank checking.
48
c.3. Mencakup analisis laporan keuangan komparatif dua tahun d. Bertanggung jawab atas analisis kredit calon debitur, dan
Kebenaran, ketelitian dan kerahasiaan atas hasil analisis kredit. 5. Seksi Kredit
Tugas pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan administrasi kredit maupun hal-hal lain yang menyangkut bagian dari pembukaan dan pembukuan fasilitas kredit, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.
Fungsi:
a. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina, serta mengawasi semua kegiatan adminiitrasi kredit dan dalam pelaksanaannya bertanggung jawab langsung kepada Direktur melalui Bagian Pemasaran.
b. Melaksanakan semua peraturan, ketentuan, dan prosedur yang telah digariskan oleh manajemen maupun Bank Indonesia.
c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit kepada calon nasabah.
d. Melaksanakan prosedur pengadministrasian pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
49
f. Bertanggung jawab penuh atas pembuatan, pencatatan, pembukaan pada administrasi kredit.
g. Bertanggung jawab penuh dalam pencatatan, penyimpanan,pemeliharaan agunan pihak debitur maupun dokumen-dokumen lainnya yang berkenaan dengan tugasnya. h. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan dengan
realisasi pada setiap akhir bulan yang meliputi, realisasi kredit yang diberikan, Perkembangan kredit.
i. Mengkoordianasi dalam penanganan tunggakan kredit, baik tunggakan bunga maupun tunggakan pokok yang telah digariskan oleh manajemen.
j. Mengkoordinasi dan bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan bidang tugasnya. k. Mengkoordinasi dalam pembuatan rencana kerja dan rencana
anggaran belanja yang terkait dengan bidang dan tugasnya. b. Administrasi Kredit
Tugas dan Tanggung jawab administrasi kredit adalah memberikan penjelasan kepada debitur/nasabah untuk bisa atau mengerti sasaran kredit dan proses pengajuan persyaratan sampai dengan proses pencarian kredit.
Uraian tugas:
50
b. Menerima persyaratan kredit, apabila sudah lengkap diberikan kepada analisis kredit untuk survey dilapangan.
c. Bekerjasama dengan kasir dalam pencarian kredit sesuai dengan hasil survey analisis kredit.
d. Mengedit identitas nasabah dan jaminannya (BPKB/Sertifikat), lalu dibuat potongan administrasinya.
e. Merekap harian, mingguan, bulanan hasil realisasi (Pinjaman Kredit).
Pertanggungjawaban:
a. Menerapkan laporan harian debitur/jumlah realisasi yang sesuai dengan kaasir.
b. Bertanggungjawab terhadap persyaratan pengajuan kredit. c. Seksi Dana
Tugas Pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan pelayanan dalam memberikan informasi serta administrasi urusan tabungan, deposito dana pemerintah serta hal-hal lain yang menyangkut dari pelayanan, pembukuan dan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. Fungsi:
51
b. Melaksanakan peraturan dan ketentuan prosedur yang telah digariskanoleh manajemen bank maupun ketentuan oleh Bank Indonesia.
c. Menjalin lancarnya pelayanan kepada nasabah baik dalam informasi maupun dalam administrasi, guna produktivitas dari usaha perbankan, serta kepuasan konsumen atau nasabah.
d. Mengkoordinasi atau melaksanakan pelayanan administrasi atas setoran dan pengambilan tabungan, deposito, maupun dana pemerintah oleh nasabah.
e. Mengkoordinasi dan melaksanakan penyimpanan administrasi pembukuan kartu-kartu dari tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah.
f. Bertanggung jawab penuh atas penerimaan dan pengeluaran tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah.
g. Mengkoordinasi dan melaksanakan penghitungan bunga dari tabungan, deposito, serta mengevaluasi kesalahan-kesalahan dengan mencatat dalambuku catatan.
h. Meneliti dan menglegalisasi hasil-hasil dari Staf Tabungan dan Deposito maupun dari pemerintah sebagai bahan laporan untuk manajemen.
52
j. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan sekaligusstrategi perencanaan diwaktu mendatang.
k. Mengkoordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan rencana pendapatanbiaya pada bidang dan tugasnya.
l. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya. d. Customer Servise
Tugas dan tanggung jawab Customer Service adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi kepada calon nasabah mengenai produk dan jasa bank.
b. Memberikan penjelasan tentang prosedur penyimpanan dalam bentuk tabungan dan deposito serta keuntungan yang akan diperoleh oleh penabung dan deposan.
c. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai syarat-syarat pengajuan serta suku bunga maupun beban biaya yang akan ditanggungkan calon debitur berkaitan dengan pencairan kredit. d. Menyiapkan dan memelihara formulir pembukaan rekening
tabungan, deposito berjangka, dan kredit.
53 e. Teller / Kasir
Tugas gas dan Tanggung jawab:
Menerima, mengatur dan menyiapkan dana untuk keperluan pembayaran kredit, tabungan, deposito dan biaya kegiatan operasional harian perusahaan, dengan mencatat transaksi tersebut secara akurat dan kronologis setiap hari, sehingga operasional perusahaan berjalan lancar.
Uraian Tugas:
a. Melakukan pelayanan penerimaan uang.
b. Melakukan pelayanan pengeluaran uang setelah men-chek isi slip dan tandatangan.
c. Setiap akhir jam kerja dilakukan penutupan kas, dihitung dan dicocokan antara fisik uang dan catatannya, yang harus memberikan hasil yang sama dan diurut dalam rincian perjenis uang dan nominalnya.
d. Membantu Direktur Operasionalnya dalam memantau aliran kas dan kecukupan likuiditas.
Pertanggungjawaban:
a. Membuat rekapan kas harian.
54
1.2. Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK cabang Prembun
Dari hasil penelitian BPR.BKK cabang prembun menggunakan sistem pengendalian risiko preventif ( pengendalian yang digunakan sebelum terjadinya resiko) dan sisitem pengendalian resiko kuratif ( pengendlian yang digunakan setelah terjadinya resiko). Hasilpenelitian dapat diraikan sebagai berikut:
A. Pengendalian Preventif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun
1.1. Penjelasan dalam memberikan informasi dan sosialisasi pengajuan kredit
a. Penjelasan mengenai kredit di BPR yang dilakukan oleh custumer service (CS), administrasi kredit,seksi kredit dan kasi pemasaran. Kasi pemasaran dan custumer service memberikan penjelasan secara terinci dan jelas kepada calon debitur atau nasabah mengenai prosedur, persyaratan dan ketentuan kredit yang berlaku, meliputi:
a.1. Pada saat nasabah mengajukan kredit, nasabah tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dari perbankan lain dalam jumlah lebih dari > 500 juta, yang dibuktikan dari hasil atau ketentuan SID (sistem informasi debitur bank indonesia).
a.2. Mempunyai penghasilan setiap bulannya. b. Legalitas calon debitur
55
(KTP), surat keterangan penghasilan, photo copy NPWP (jika pengajuan kredit >100 juta – 500 juta), surat keluarga (KK) surat nikah jika sudah nikah, dan agunan yang dimiliki.
c. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap petugas administrasi kredit dan seksi kredit, dalam hal kelayakan atau kelengkapan kredit nasabah biasanya menyanggupi syarat-syarat yang ditetapkan oleh BPR. Setelah mendapat kejelasan dari petugas administrasi dan seksi kredit nasabah mengumpulkan berkas-berkas yang yang dibutuhkan sebagai persyaratan kredit.
d. Berdasarkan sistem pengendalian preventif dapat disimpulkan, bahwa semakin jelas petugas administrasi kredit dan seksi kredit dalam menjelaskan dan mengarahkan tentang prosedur kredit kepada nasabah, maka risiko yang terjadi akan berkurang atau semakin kecil, selain itu dapat memperkecil kesalahan dalam menganalisis berikutnya.
1.2. Kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kasi pemasaran, diperoleh gambaran tentang kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit sebagai berikut:
a. Pengecekan kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit yang dilakukan oleh analisis kredit, yang bertugas melakukan kunjungan kelokasi debitur untuk mengecek usaha ynag dijalankan debitur. b. Pengecekan berkas persyaratan kredit yang dilakukan saat survey
56
kartu identitas penduduk (KTP) dengan tempat tinggal, kartu keluarga (KK), surat nikah, apabila ada agunan sertifikat atau BPKB asli.
b.1. Apabila setelah dilakukan pengecekan berkas persyaratan mengenai kartu identitas nasabah (KTP), kartu keluarga (KK), surat keterangan sudah menikah, agunan berupa sertifikat dan BPKB asli, dinyatakan valid maka permohonan kredit dapat diproses keprosedur berikutnya.
b.2. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas analisis kredit, apabila para calon debitur telah melengkapi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh BPR, maka proses kredit dapat diproses lanjut, namun apabila nasabah tidak mampu melengkapi syarat dan ketentuan yang diberikan BPR, maka kredit tidak dapat diproses lanjut.
c. Dari hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa, jika calon debitur dapat melengkapi syarat yang telah ditentukan oleh BPR dan dinyatakan valid maka hal tersebut dapat mengurangi terjadinya utang tidak tertagih.
1.3. Proses Pencairan Kredit 1.3.1. Pengendalian analisis kredit
57
economics), dalam menganalisa, agar dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi oleh bank tetutama untuk meminimalkan kredit-kredit yang bermasalah.
Semakin telitinya BPR dalam menganalisis kredit menggunakan analisis 5C pihak bank dapat memperhatikan layak dan tidak layaknya seorang debitur untuk menerima kredit. Hal ini menghindari terjadinya kredit macet di BPR.
Analisis yang dilakukan pada BPR menggunakan analisis kredit metode 5C. Analisis 5C ini digunakan sebagai penilaian terhadap karakter nasabah atau calon debitur yang meliputi :
a. Analisis Character (kepribadian atau watak)
Analisis ini merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan kredit dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang nasabah, baik dari pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup, keadaan keluarga. Ini semua ukuran kemampuan membayar.
b. Analisis Capacity (Kemampuan atau kesanggupan)
Analisis ini digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam mengembalikan kredit yang sudah diberikan. Dapat dilihat melalui kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan pemerintah, dan kemampuan dalam menjalankan usahanya.
c. Analisis Capital (Modal atau kekayaan),
58 d. Analisis Collateral (Jaminan),
Analisis ini merupakan analisis yang menunjukkan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
e. Analisis Condition of economy (Keadaan ekonomi), dalam penilaian kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang.
Setelah semua persyaratan kredit dilengkapi oleh nasabah , maka petugas BPR akan menganalisis, jika dikatakan layak maka kredit akan dicairkan sesuai dengan proposal permohonan kredit.
1.4. Monitoring terhadap penggunaan kredit
Monitoring terhadap penggunaan kredit merupakan proses pemantauan dan penilaian yang dilakukan oleh analisis kredit, untuk mengetahui kesesuaian penggunaan kredit dengan rencana kredit.pengawasan kredit juga dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian pada BPR. Pengawasan yang dilakukan menurut tujuannya adalah, preventif kontrol yang merupakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan yang dilakukan sebalum pencairan kredit. Misalnya dnegan melakukan survey ke lapangan mengenai usaha yang dijalankan.
59
1.5. Pengendalian agunan atau jaminan kredit
Agunan kredit diberikan kepada pihak BPR disaat awal pemberian kredit, adapun bentuk agunan yang dapat diterima pihak BPR sebagai jaminan kredit, antara lain:
a. Jaminan dengan surat-surat berharga.
Jaminan ini berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, wesel, surat deposito, BPKB.
b. Jaminan dengan barang-barang
Jaminan ini berupa barang, benda bergerak maupun tidak bergerak misalnya tanah, gedung, bangunan, kendaraan bermotor, mobil.
B. Sistem Pengendalian Kuratif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun 1.1. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet
Dari hasil wawancara dengan pimpinan cabang, kasi pelayanan, admin kredit, anallisis kredit, seksi kredit, dan custumer service, menunjukkan bahwa BPR telah melakukan identifikasi lebih awal untuk mencegah terjadinya risiko dan pengelolaan kredit yang bermasalah.
60 1.2. Pembinaan terhadap nasabah kredit
Pembinaan terhadap nasabah kredit dilakukan dengan cara kunjungan kepada nasabah untuk memberikan arahan dan pembinaan mengenai pentingnya kredit dan fungsi kredit, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya risiko kredit bermasalah.
1.3. Minimalisasi risiko kredit bermasalah
Meminimalkan risiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan:
a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dan bagaimana cara penyelesaiannya. Apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi maka akan dilakukan pemutusan hubungan, namun apabila hubungan debitur masih bisa diperbaiki maka akan dilanjutkan.
b. Hubungan yang baik antara pihak bank dengan debitur akan mempengaruhi dalam proses analisa jika terjadi kredit bermasalah. 1.4. Penggolongan kredit bermasalah
Penggolongan kredit bermasalah dapat dibedakan sebagai berikut: a. Kurang lancar
Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampauai 90 hari, dan akan diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu.
b. Diragukan
61 c. Dalam Perhatian Khusus (DPK)
Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 180 hari-270 hari. Diberikan surat peringatan 2.
d. Kredit Macet
Kredit digolongkan macet apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 270 hari dan diberikan surat peringatan 3.
1.5. Penyitaan atau penghapusan agunan
a. Rescheduling yaitu: tindakan yang dilakukan oleh pihak bank kepada debitur untuk bekerja sama kembali, sehingga kedua pihak tidak mengalami kerugian. Restruktrisasi dapat dilakukan dengan cara perpanjangan jangka waktu kredit dan pengembalian asset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan cara:
b.1. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.
b.2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.
62
b.4. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah.
c. Penyelesaian kredit
Dalam penyelesaian kredit terdapat sistem akta pemberian hak tanggungan. Hak tanggungan ini merupakan hak kuasa untuk memberikan keterangan atau minta penghapusan/dibutakan bahwa nasabah bebas dari sitaan dan beban apapun. Akta pemberian hak tanggungan ini biasanya berlaku untuk kredit yang diatas plafon Rp. 50 juta, dan dilakukan bila kredit kurang lancar.
d. Jika BPR telah memberikan surat peringatan namun tidak ada respon dari debitur, dan tidak ada angsuran yang masuk, maka pihak bank berhak menyita barang atau agunan yang diberikan kepada bank. Namun dari kelima pengendalian kuratif ada beberapa poin yang tidak dilakukan. Pada sistem pembinaan kepada nasabah kurang aktif dilakukan, karena kurangnya sumber daya manusia pada BPR, tidak semua nasabah tanggap akan pembinaan atau pengarahan yang diberikan oleh petugas BPR.
C. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah
63 a. Kelalaian petugas
Kelalaian petugas dalam memonitoring kredit yang telah diberikan oleh BPR mengakibatkan penyalah gunaan kredit yang telah diberikan. Sehingga menghabat nasabah dalam memenuhi kewajibannya.
b. Kesengajaan nasabah
Kesengajaan nasabah yang tidak tepat waktu dalam memenuhi kewajibannya menyebabkan kredit kurang lancar, dampak bagi BPR yaitu meningkatnya atau bertambahnya prosentase kredit macet ( Not performing loan ).
c. Kondisi usaha nasabah
Kondisi usaha nasabah yang tidak stabil menghambat nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Kondisi usaha yang tidak stabil berakibat tidak stabilnya pedapatan nasabah, sehingga menimbulkan kredit bermasalah, karena nasabah terhambat dalam hal menyelesaiakan kewajibanya.
D. Prosedur Yang digunakan BPR.BKK cabanng Prembun dalam pengajuan kredit.
Prosedur merupakan tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajua kredit, prosedur tersebut yaitu :
a. Pengajuan berkas-berkas
64
mengajukan kredit untuk pembiayaan usahanya maka pengajuan kredit berupa proposal permohonan kredit yang dilengkapi dengan:
1. Kelengkapan syarat (KTP, KK, surat nikah, surat keterangan dari kelurahan, PBB, rekening listrik).
2. Latar belakang usaha 3. Tujuan usaha.
4. Besar kredit yang diajukan. 5. Jangka waktu pengembalian. 6. Sistem pengembalian kredit. 7. Jaminan kredit yang digunakan
b. Penyelidikan atau analisis berkas-berkas pinjaman. c. Wawancara.
d. Survey ke lapangan, guna memastikan bahwa identitas dan proposal yang diajukan benar adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.
e. Keputusan kredit, pemberian keputusan kredit dilakukan setelah semua persyaratan dilengkapi, dan dinyatakan valid.
f. Penanda tanganan akad kredit dihaadapan notaris atau petugas bank, jika jumlah kredit yang diajukan >100juta.
65
tersebut dapat dilakukan dengan; menganalisa berkas dokumen, mencari masukan atau info dari daftar penunggak kredit.
E. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk mengatasi kredit bermasalah.
Hasil penelitin menujukan stategi yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam mengatasi kredit bermasalah yaitu :
1. Rescheduling, yaitu menggunakan cara:
a. Memperpanjang jangka waktu kredit, dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit.
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, yaitu dengan memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit.
2. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan cara:
a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya
bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.
66 1.3. Pembahasan Hasil Penelitian
A. Pembahasan sistem pengendalian resiko kredit pada BPR.BKK cabang prembun.
Menurut Djojosoedarno Soeisno (1999: 57) mengendalikan secara
preventif adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari explosure terhadap risik. Pengendalian seca ra kuratif atau menanggulangi kerugian yang sudah
terjadi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi keparahan bila suatu risiko atau kerugian memang terjadi. Sistem pengendalian resiko yang digunakan oleh BPR adalah sistem pengendalian preventif dan kuratif.
B. Pengendalian Preventif
Pengendalian preventif yang dilakukan di BPR.BKK cabang Prembun sebagai berikut:
a. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan kejelasan informasi tentang kredit
b. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan proses dan prosedur dalam pengajuan kredit
c. Sistem pengendalian yang terkait dengan analisis kredit meliputi: c.1. Analisis kredit di BPR menggunakan analisis kredit 5C sesuai
67
c.2. Pengendalian yang berkaitan dengan prosedur yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh bank.
d. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan jaminan dan barang agunan yang berupa jaminan barang dan surat berharga.
e. Sistem pengendalian dalam kaitannya memonitoring penggunaan kredit.
Dari kelima sistem pengendalian preventif, ada hal yang kurang diperhatikan oleh BPR, yaitu dalam hal memonitoring terhadap penggunaan kredit. Setelah kredit dicairkan bank tidak melakukan pengawasan terhadap debitur, karena keterbatasan jumlah pegawai terkadang petugas tidak mampu memonitor satu-persatu debitur secara rinci dalam walktu yang bersaaan atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh BPR. Kredit yang telah diberikan seringkali tidak digunakan sesuai dengan proposal pengajuan kredit, misal untuk investasi tapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengakibatkan debitur tidak mampu membayar kewajiban dan bunganya. Hal ini yang dapat menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran dan risiko kredit bermasalah. Pihak bank juga harus teliti dalam menentukan kelayakan dalam proses pencairan kredit.
68
Kekurangan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR adalah kurang memonitoring atau memberikan pengawasan terhadap debitur setelah kredit dicairkan, sehingga banyak kredit ynag disalah gunakan atau tidak tepat guna.
C. Pengendalian Kuratif
BPR.BKK cabang Prembun mempunyai lima aspek dalam sistem pengendalian kuratif, yaitu sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah b. Pembinaan terhadap nasabah kredit
c. Pengelolaan terhadap risiko d. Penggolongan kredit bermasalah e. Penyitaan atau penghapusan agunan
Sistem pengendalian kuratif bertujuan untuk mengendalikan risiko yang sudah terjadi seperti kredit macet, namun dari lima sistem pengendalian kuratif ada beberapa sistem yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh BPR.BKK cabang Prembun. Untuk menindak lanjuti dari resiko yang telah terjadi BPR hanya melakukan beberapa tahapan yaitu, mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah, ,pengelolaan terhadap risiko, Penggolongan kredit bermasalah, penyitaan atau penghapusan agunan. BPR kurang memperhatikan pembinaan terhadap nasabah kredit setelah kredit berjalan, sehingga terjadi penunggakan tagihan karena kurangnya pengarahan dari petugas.
69
membantu mencari jalan keluar bagi debitur yang tergolong sebagai nasabah dalam kredit kurang lancar dengan cara memperpanjang waktu kredit dengan syarat dan ketentuan yang diberikan oleh BPR.
D. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah
Persoalan yang mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah pada BPR.BKK cabang Prembun pada umumnya karena kelalaian pegawai dalam menganalisis dan faktor kesengajaan dari nasabah. Untuk itu BPR harus meningkatkan kualitas dalam menganalisis nasabah, sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul.
E. Prosedur yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam pengajuan kredit.
Prosedur yang digunakan BPR dalam pengajuan kredit cukup mudah namun masih banyak yang mengajukan kredit tidak sesuai dengan prosedurnya. Peraturan perundang – undangan tentang perbankan mengharuskan setiap bank mempunyai prosedur dalam proses pengajuan kredit.
Karena prosedur sangat penting untuk pihak bank sebagai pedoman analisis pihak bank terhadap nasabah, maka pihak bank perlu mempermudah dan lebih mempertegas prosedur pengajuan kredit, untuk menghindari terjadinya pemalsuan identitas atau usaha.
F. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk mengatasi kredit bermasalah
70
Setiap bank pasti akan menanggung resiko dalam usahanya menyalurkan
dana melalui kredit, terutama kredit bermasalah. Untuk itu bank perlu melakuka n strategi untuk mengatasi kredit bermasalah yaitu dengan cara rescheduling, reconditioning, restructuring (Kasmir, SE, 2001 (103-104)
71
1.1. Gambaran hasil penelitian BPR.BKK cabang Prembun
No. Sistem Pengendalian Resiko Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK cabang Prembun
Penjelasan Keterangan
Ya Tidak Sistem pengendalian resiko Preventif Pengendalian sebelum terjadinya resiko
Dilakukan oleh karyawan BPR
1) Proses pengajuan kredit
V Kejelasan
informasi tentang sosialisasi kredit pada BPR
petugas memberikan informasi
mengenai kredit dan prosedur kredit kepada nasabah dengan jelas
2) Penilaian kelayakan
V kelayakan dan
Kelengkapan persyaratan
kesesuaian
72 3) Proses
pencairan kredit
V Prosedur dari
persyaratan hingga kredit dicairkan
Setelah
persyaratan dalam prosedur kredit dilengkapi oleh nasabah dan dinyatakan layak oleh petugas BPR maka kredit segera dicairkan 4) Pengawasan
atau monitoring
V Pengawasan tentang
penggunaan atas kredit yang telah di berikan.
Pengawasan atau monitoring
terhadap penggunaan kredit ini tidak dilakukan dikarenakan adanya keterbatasan pegawai BPR 5) Pengendalian agunan kredit
V pengendalian
jaminan kredit berupa aktiva tetap atau harta yang digunakan kepada pihak BPR sebagai agunan
pengendalian agunan ini dilakukan untuk menghindarkan kerugian atas nasabah BPR yang bermasalah
Pengendalian resiko kuratif
pengendalian setelah terjadinya resiko
73
setelah terjadinya resiko
1) Analisis gejala terjadinya kredit macet.
V Pengamatan
tindakan gejala terjadinya kerdit macet.
Tindakan pengamatan gejala terjadinya kredit macet oleh petugas BPR 2) Pembinaan
terhadap nasabah kredit.
V V Kegiatan
pembinaan terhadap nasabah kredit.
Mengarahkan nasabah manfaat dan kegunaan kredit
pengendalian ini dilakukan namun kurang efektif hanya satu atau dua kali, karena keterbatasan karyawan dan banyak nasabah yang memilih untuk tidak mengikuti pembinaan dengan alasan kesibukan nasabah 3) Pengelolaan terhadap risiko.
V Tahap bank
dalam mengelola risiko yang
Usaha yang dilakukan oleh pihak BPR untuk pengelolaan Resiko yang telah terjadi
4) Penggolongan kualitas
V Penggolongan
terhadap
74 terhadap
terjadinya kredit macet
peminjaman kredit yang bermasalah.
terhadap
peminjam atau nasabah yang bermasalah 5) Menghilangkan
atas kerugian yang telah terjadi
V
Bank melakukan penyitaan
agunan.
setelah nasabah diberikan surat peringatan dan nasabah tidak merespon maka
Pihak BPR
melakukan