• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-48 -

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PEKANBARU

Muhammad Hidayat, Lapeti Sari, dan Nobel Aqualdo

Fakultas Ekonomi Universitas Riau

ABSTRACT

Economic growth is a problem with the economy in the long run and influenced by various factors. This study aims to analyze the effect of domestic investment (domestic investment), exports, labor, and road infrastructure on economic growth in the city of Pekanbaru.

The analytical method used is multiple linear regression methods (multiple linear regression). For purposes of analysis used secondary data from time series data, 1995-2009. Statistical testing included t test, F test and R-square (coefficient of determination.).

These results indicate that the variable export and partially workforce significantly influence the economic growth the city of Pekanbaru. Regression results between the dependent variable with the independent variable is the R-Squared = 0.711 and F-statistics = 6.140 so that together the variables Domestic Investment (DCI), exports, labor, and road infrastructure are positively related to the City of Economic Growth in Pekanbaru . Key words: economic growth, domestic investment, exports, employment, infrastructure.

(2)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-49 - 1. PENDAHULUAN

Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan melalui otonomi daerah dan pengaturan sumber daya, akan memberi kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena salah satu tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

Kota Pekanbaru merupakan salah satu wilayah yang akan dijadikan sebagai pusat perdagangan di Sumatera. Dalam proses pengembangan wilayah perlu diidentifikasi mengenai potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Dengan memperhatikan hal diatas maka setidaknya masalah yang dapat diantisipasi dan memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. Tujuan dari pengembangan wilayah adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.

Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

(3)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-50 -

Tabel 1 : Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 1995-2009

Tahun PDRB atas dasar harga konstan 2000 Laju Pertumbuhan

(Juta Rupiah) (%) 1995 2.521.963,51 9,86 1996 2.776.092,24 10,08 1997 3.023.983,08 8,93 1998 2.900.545,61 -4,08 1999 3.177.320,59 9,54 2000 3.461.454,85 8,94 2001 3.833.269,35 10,74 2002 4.295.154,73 12,05 2003 4.717.099,31 9,82 2004 5.252.779,43 11,36 2005 5.780.933,15 10,05 2006 6.367.596,81 10,15 2007 6.997.154,88 9,89 2008 7.630.422,50 9,05 2009 8.302.631,95 8,81

Sumber : Laporan tahunan BPS, berbagai edisi

Pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh peningkatan produktifitas dan efisiensi serta sumber daya manusia yang berkualitas, pembangunan industri terus ditingkatkan dan di arahkan agar sektor industri menjadi penggerak utama ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang makin kukuh dengan pola produksi yang berkembang. Dalam suatu pembangunan sudah pasti diharapkan terjadinya pertumbuhan. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sarana dan prasarana, terutama dukungan dana yang memadai. Disinilah peran serta investasi mempunyai cakupan yang cukup penting karena sesuai dengan fungsinya sebagai penyokong pembangunan dan pertumbuhan nasional melalui pos penerimaan negara sedangkan tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

(4)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-51 -

Alur Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran swasta dalam perekonomian yang berasal dari dalam negeri. Harrod Domar menyatakan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal seperti Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan asing (PMA). Dengan adanya semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut (Todaro M, 2000).

Kebijakan-kebijakan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menurut Sukirno (2004) :

1. Kebijakan diversifasi kegiatan ekonomi adalah suatu kebijakan melakukan transformasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada kegiatan yang modern.

2. Mengembangkan Infrastruktur, sebab modernisasi ekonomi memerlukan infrastruktur yang modern.

3. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

4. Mengembangkan institusi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kebijaksanaan perdagangan internasional dibidang ekspor dikelompokan menjadi dua macam kebijakan, yaitu : (Hady, 2000 : 63-64)

a. Kebijakan ekspor dalam negeri

1. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan, pengambalian pajak ataupun pengenaan pajak ekspor untuk barang-barang ekspor tertentu. 2. Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor

barang-barang tertentu.

3. Penetepan prosedur / tata laksana ekspor yang relatif mudah. 4. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor. 5. Pembentukan organisasi eksportir.

6. Pembantukan kelembagaan seperti bounded warehouse, bounded island Batam, axport processing zone, dan lain-lain.

(5)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-52 - b. Kebijakan ekspor luar negeri

1. Pembentukan International Trade Promotion Centre(ITPC) di berbagai negara, seperti Jepang, Eropa, Amerika Serikat, dan lain-lain.

2. Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu fasilitas keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang manufaktur yang berasal dari negara yang sedang berkembang.

3. Menjadi anggota Commodity Association of Producer(GSP), seperti OPEC. 4. Menjadi anggota Commodity Agreement between Producer and Consumer,

seperti ICO (International Coffe Organization), MFA (Multifibre Agreement), dan lain-lain.

2. PENELITIAN TERDAHULU

Ace Kusnadi (1998), menganalisis tentang ”Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat tahun 1983-1996”. Penulis menggunakan variabel investasi, ekspor, subsidi daerah otonom dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel investasi, ekspor dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Subsidi daerah otonom juga berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa propinsi Jawa Barat masih mempunyai ketergantungan yang besar terhadap kucuran dana dari pemerintah pusat.

Prabowo Supranto (2004), dalam penelitiannya “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1986-2002”. Variabel bebas yang digunakan adalah investasi asing, total nilai ekspor, jumlah tenaga kerja, tabungan domestik dan hutang luar negeri. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah variabel investasi asing, total nilai ekpor, jumlah tenaga kerja, dan tabungan domestik, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sedangkan hutang luar negeri, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

(6)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-53 -

Nelly Nur Laili (2007), dalam penelitiannya “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi DIY tahun 1990-2004”. Variabel bebas yang digunakan adalah PMDN, nilai ekspor, pariwisata, jumlah perusahaan disektor industri. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah variabel PMDN, nilai ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di DIY. Sedangkan variabel pariwisata dan jumlah perusahaan disektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel PMDN, Ekspor, Tenaga Kerja dan Infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.

Dengan menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) yang diperoleh dari berbagai sumber serta analisis linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dengan fungsi persamaan sebagai berikut: (Gujarati, 1995: 92):

Y = β

0

+ β

1

X

1

+ β

2

X

2

+ β

3

X

3

+ β

4

X

4

+ e

dimana :

Y = Nilai Pertumbuhan Ekonomi (%) β0 = Konstanta

βi = Koefisien Varian ke i

X1 = Penanaman Modal Dalam Negeri (Juta Rp)

X2 = Ekspor (Juta Rp)

X3 = Tenaga Kerja (orang)

X4 = Infrastruktur (Km)

(7)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-54 - 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada variabel-variabel penelitian untuk mendukung hasil analisis statistik. Berdasarkan perumusan model yang telah dijelaskan, yang digunakan untuk melihat kebenaran hipotesis, maka regresi yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan data tahun 1995 sampai 2009. Sedangkan analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS.

Tabel 2 : Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pertum.Ekonomi (Y) 15 -4,08 12.05 9,01267 3,733 PMDN (X1) 15 9150,0 11850000,00 1119510,87 3003431,833 Ekspor (X2) 15 358243,29 1056553,70 561954,68 193758,969 Tenaga kerja (X3) 15 77401,0 302604,0 226236,13 54387,916 Infrastruktur (X4) 15 1121,512 2593,105 2040,82 625,854

Sumber: Hasil Pengolahan data sekunder, 2011

Berdasarkan table di atas, dapat dijelaskan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata serta standar deviasi dari masing-masing variable dalam penelitian

(8)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-55 - Analisis Kuantitatif

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan fasilitas program komputer SPSS (Statistical Package Social Science) yaitu program stasistik untuk ilmu sosial maka diperoleh hasil regresi linear berganda sebagai berikut :

Tabel 3: Ringkasan Hasil Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Regresi t hitung t tabel Keterangan Konstanta -8,780 -3,009 -2,228 Signifikan PMDN (X1) - 4,503E-8 -0,207 -2,228 Tidak Signifikan

Ekspor (X2) 9,494E-6 2,477 2,228 Signifikan Tenaga Kerja (X3) 4,247E-5 2,707 2,228 Signifikan

Infrastruktur (X4) 0,001 0,929 2,228 Tidak Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan data sekunder, 2011

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Pekanbaru dalam bentuk persamaan regresi berikut :

Y = -8,780 - 0,00000004503 X1 + 0,000009494 X2 + 0,00004247 X3 + 0,001 X4

Terlihat bahwa Pertumbuhan Ekonomi di Kota Pekanbaru dipengaruhi oleh variabel Ekspor (X2), Tenaga Kerja (X3).

Adjusted R Square = 0,595

R Square (R2) = 0,711

R = 0,843

F Hitung = 6,140

(9)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-56 - 3,48

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan yang baik dalam analisis, yang ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi R2. berdasarkan hasil estimasi di dapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,711 yang menunjukkan bahwa variabel independen yaitu PMDN, Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infratruktur mampu menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen sebesar 71,1% dan sisanya 28,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

Uji Hipotesa Serentak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh PMDN, Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infratruktur secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.

 Jika F hitung < F tabel (F {α, k-1, n-k }) → Ho diterima  Jika F hitung > F tabel (F {α, k-1, n-k }) → Ho ditolak

Diketahui nilai F tabel = F (0,05;4;10) = 3,48

Gambar 1 : Grafik Uji F

(10)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-57 -

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 6,140 dengan sig F = 0,009. Oleh karena nilai F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau dengan kata lain bahwa PMDN, Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infratruktur secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.

Uji Hipotesa Partial (Uji t)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel-variabel penjelas terhadap variabel-variabel bebasnya secara individual.

Hipotesis :

 Jika t hitung > t tabel atau -t hitung < - t tabel → Ho ditolak  Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ + t tabel → Ho diterima

Diketahui t tabel (2 sisi) = ±t (0,025; 10) = ±2,228 a) Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (X1)

Nilai t hitung untuk variabel PMDN sebesar -0,207. Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-0,207 > -2,228) maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima pada α = 5%. Artinya, variabel Penanaman Modal Dalam Negeri tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.

b) Variabel Ekspor (X2)

Nilai t hitung untuk variabel Ekspor sebesar 2,477. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,477 > 2,228) maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima pada α = 5%. Artinya, variabel Ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.

c) Variabel Tenaga Kerja (X3)

Nilai t hitung untuk variabel Jumlah Industri sebesar 2,707. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,707 > 2,228) maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima pada α = 5%. Artinya, variabel Tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.

(11)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-58 - d) Variabel Infrastruktur (X4)

Nilai t hitung untuk variabel Infrastruktur (Panjang Jalan) sebesar 0,929. Oleh karena nilai t hitung < t tabel (0,929 < 2,228) maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak pada α = 5%. Artinya, variabel Infrastruktur (Panjang Jalan) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru.

4. PEMBAHASAN

Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Koefisien PMDN adalah -4,503E-8 atau -0,00000004503, Artinya jika terjadi kenaikan nilai PMDN sebesar 1 rupiah maka akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -0,00000004503 % (cateris paribus). Untuk vaiabel X1 (PMDN)

diperoleh -t hitung lebih besar dari -t tabel, sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.

Hasil analisis menunjukkan bahwa PMDN secara statistik negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru. Kebanyakan investasi yang dilakukan hanya pada industri kecil, jadi keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar dan tingginya biaya yang harus dibayar oleh Investor untuk berinvestasi di Kota Pekanbaru karena panjangnya prosedur yang harus ditempuh investor, serta biaya birokrasi yang masih tinggi.

Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Koefisien ekspor adalah 9.494E-6 atau 0,000009494, Artinya jika terjadi kenaikan Nilai ekspor sebesar 1 Rupiah maka akan terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,000009494 % (cateris paribus). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa Ekspor berhubungan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Untuk vaiabel X2

(Ekspor) diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Signifikannya ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru, ini lebih disebabkan karena Kota Pekanbaru memiliki sarana penunjang ekspor seperti bandar udara dan pelabuhan kapal. Masih kecilnya ekspor netto menunjukkan bahwa ekspor belum memberikan pengaruh yang terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

(12)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-59 -

Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Koefisien Tenaga Kerja adalah 4.247E-5 atau 0,00004247, Artinya jika terjadi kenaikan jumlah Tenaga kerja sebesar 1 orang maka akan terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,00004247 % (cateris paribus). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Untuk vaiabel X3 (Tenaga Kerja) diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel, sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima.

Perkembangan jumlah tenaga kerja masih menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Perkembangan tenaga kerja tersebut seharusnya diiringi dengan peningkatan dari tenaga kerjanya sehingga kemampuan tenaga kerja tersebut sesuai dengan kualitas kebutuhan pasar tenaga kerja dan pada akhirnya dapat diserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan kesempatan kerja dan dalam penyebaran penduduk antar daerah, tentunya dapat mengakibatkan tidak proporsionalnya penggunaan tenaga kerja secara regional dan sektoral yang tentunya akan menghambat laju pertumbuhan perekonomian nasional maupun laju pertumbuhan daerah.

Pengaruh Infrastuktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Koefisien regresi untuk variabel Infrastruktur (X4) menunjukkan tanda positif,

yakni sebesar 0,001. Hubungan positif ini memberi arti bahwa antara Infrastruktur (panjang jalan) dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang searah, yaitu jika Infrastruktur (panjang jalan) ditingkatkan 1 satuan unit maka Pertumbuhan Ekonomi di Kota Pekanbaru akan bertambah sebesar 0,001 %. Berdasarkan uji signifikansi parsial, pengaruh variabel Infrastruktur menunjukan angka yang tidak signifikan dilihat dari t hitung lebih kecil dari t tabel, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

Pada dasarnya Infrastruktur (panjang jalan) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, karena Infrastruktur digolongkan kedalam modal nyata yang merupakan salah satu faktor produksi, dengan modal yang tinggi sebagai salah satu pendorong positif dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.

(13)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-60 -

Kota Pekanbaru sangat bergantung pada sarana pengangkutan yang memadai, sebagai salah satu faktor penunjang perekonomian (The Promoting Sektor) maupun pemberi jasa (The Servicing Sektor). Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara. Pengangkutan merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi suatu negara yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi.

Variabel yang paling berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Untuk menentukan variabel bebas manakah yang paling berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari perbandingan nilai t hitung masing-masing variabel bebas. Berdasarkan tabel 5.2, nilat t hitung tertinggi terdapat pada variabel tenaga kerja dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu sebesar 2,707.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru

a. PMDN tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan -t hitung > -t tabel (-0,207 > -2,228) pada tingkat kepercayaan 95%. PMDN secara individual berhubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi dengan nilai koefisien regresi sebesar -4.503E-8.

b. Ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan t hitung > t tabel (2,477 > 2,228) pada tingkat kepercayaan 95%. Variabel Ekspor secara individual berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. Koefisien Ekspor adalah 0,000009494,

c. Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan t hitung > t tabel (2,707 > 2,228) pada tingkat kepercayaan 95%. Jumlah Industri secara individual berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dengan koefisien regresi sebesar 0,00004247.

(14)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-61 -

d. Infrastruktur (Jalan) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,929 < 2,228) dengan tingkat kepercayaan 95%. Infrastruktur (Jalan) secara individu berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi, dengan koefisien regresi sebesar 0,001.

Variabel yang paling besar berpengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota pekanbaru

PMDN, Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur (Jalan) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 6,140 dan nilai F tabel pada tingkat pengujian 95% adalah 3,48, dengan membandingkan F hitung dan F tabel diketahui F hitung lebih besar dari F tabel, artinya Penanman Modal Dalam Negeri, Ekspor, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur (Jalan) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (cateris paribus).

Namun secara individu variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru adalah variabel Tenaga Kerja.

(15)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-62 - DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Analisis Regresi, BPFE, Yogyakarta.

Adisasmita Raharjo, 2005, Dasar – Dasar Ekonomi Wilayah, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arsyad Lincolin, 2004, Ekonomi Pembangunan, Penerbit STIE YKPN, Yogyakatra. Badan Pusat Statistik, 1995-2009, Pekanbaru Dalam Angka, Pekanbaru.

Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Gujarati, Damodar. 1995, Ekonomitrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hady, Hamdy, 2000, Ekonomi Internasional, Buku Kesatu, Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Jhingan, 2000, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerbit Rajawali Press, Jakarta.

Kamaludin, Rustian,1998, Pengantar Ekonomi Pembangunan, FE-UI, Jakarta.

Kusnadi, Ace, 1998, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat Tahun 1983-1996, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Laili, Nelly, N, 2007, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi DIY Tahun 1990-2004, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Mountjoy, Alan, B, 2002, Dunia Ketiga dan Permasalahannya, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D, 2004, Ilmu Makro Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Media Global Edukasi, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2006, Menggunakan SPSS Untuk Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

(16)

JURNAL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN Tahun II No.4, November 2011

-63 -

Simanjuntak, Payaman, 1998, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, LP FE-UI, Jakarta.

Sukirno, Sadono, 2004, Makro Ekonomi Modern Teori Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmoko, M, 2002, Pengantar Ekonomi Makro, BPFE, Yogyakarta.

Supranto, Prabowo, 2004, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1986-2002, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Tarigan, Robinson, 2005, Perencanaan Pembangunan Wilayah, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Todaro, Michael, P, 2000, Pembangunan Ekonomi Didunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Jilid Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gambar

Tabel 1  : Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 1995-2009
Tabel 2 :  Analisis Deskriptif
Tabel 3: Ringkasan Hasil Regresi Linier Berganda
Gambar 1  : Grafik Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Kepala cabang Bagian admin Karyawan Mulai Selesai Form absensi karyawan Form absensi karyawan yang sudah diisi Laporan absensi karyawan 2 Data absensi 2 Laporan

Dalam penelitian kualitatif, sasaran penelitian dianggap sebagai subyek yang ditempatkan sebagai informan, yang darinya peneliti belajar mengenai apa yang diinginkan.

Orang-orang yang hidup di abad pertengahan memiliki gambaran yang cukup kuat mengenai interioritas mereka, dan gambaran ini dalam beberapa cara menekankan fakta bahwa kita

domain transitif, domain di mana proses-proses sosial berpengaruh pada semesta, di mana tidak ada obyek yang terlepas dari representasi yang kita gunakan (teori, metode,

Jika kita dapat merasakan bagaimanakah sesungguhnya kabar baik itu, kita tidak akan melupakan bagaimana hal yang diumumkan dalam Lukas 2: 10-11: “Lalu kata malaikat itu kepada

Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal- hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya

Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk, selanjutnya diuji homogenitasnya dengan Levene’s test Dikarenakan data yang diteliti tidak berdistribusi normal

Terakhir, Peneliti akan melakukan pembandingan antara upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjaga keamanan informasi melalui sudut pandang ancaman