• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembembelajaran Matematika Menggunakan Alat Peraga Manik-manik Di SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembembelajaran Matematika Menggunakan Alat Peraga Manik-manik Di SD"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PADA PEMBEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK DI SD

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

ANASTIATI NIM F33210020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2015

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PADA PEMBEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK DI SD

ARTIKEL PENELITIAN

ANASTIATI NIM F33210020

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Budiman Tampubolon, M.Si Dr. Rosnita, M.Si

NIP 195901041987031003 NIP 196210051987032002

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan Dasar

Dr. H. Martono, M.Pd Drs. H. Maridjo Abdul Hasjmy, M.Si NIP 196803161994031014 NIP 195101281976031001

(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PADA PEMBEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK DI SD

Anastiati, Budiman Tampubolon, Rosnita

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN Email : anastiatinona@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik di kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk penelitian tindakan kelas dan dilakukan sebanyak dua siklus. Teknik pengumpul data adalah teknik observasi langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpul data menggunakan lembar observasi dan tes. Hasil penelitian terhadap kemampuan guru menyusun RPP rata-rata siklus I mencapai 3,14 meningkat pada siklus II mencapai rata-rata-rata-rata 3,71, kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I mendapat rata-rata 2,92 meningkat pada siklus II mencapai rata-rata 3,75 sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata nilai 67,67 dengan ketuntasan 15 orang meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai 87,50 dengan ketuntasan belajar 28 orang. Data diatas menunjukkan kemampuan guru menyusun dan melaksanakan pembelajaran serta hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siswa kelas III mengalami peningkatan.

Kata kunci: Hasil Belajar, Alat Peraga, Pembagian.

Abstract: This study aimed to describe the learning outcome of students in learning by using props division beads in class III Elementary School 28 North Pontianak. Penelitian use descriptive method in the form of classroom action research and do as much as two cycles. Data collection technique is the technique of direct observation and measurement techniques. Data was collected using observation and tests. Results of research on the ability of teachers prepare average RPP cycle I reached 3.14 increase in cycle II reached an average of 3.71, the ability of teachers to implement learning in the cycle I got an average of 2.92 increase in cycle II reached an average 3.75 while the learning outcomes of students in the first cycle the average value of 67.67 with the thoroughness of 15 people increased in the second cycle with an average value of 87.50 with a passing grade of 28 people. The above data demonstrates the ability of teachers prepare and implement learning and student learning outcomes in mathematics learning about the division using props beads on third-grade students has increased.

(4)

atematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Matematika tidak hanya alat bantu untuk matematika itu sendiri, tetapi sangat diperlukan oleh ilmu lainnya seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik, ekonomi, farmasi, dan sebagainya (Dadan Handana, 2006:4). Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Oleh karena itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,

dan kompetitif. Nyimas Aisyah (2008:2.17) menyatakan bahwa “banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika, mereka menganggap matematika itu sulit dipelajari serta gurunya kebanyakan tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, dan sebagainya. Anggapan ini menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika”. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka rendah. Hal ini perlu mendapat perhatian dari guru-guru untuk melakukan suatu upaya agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Seorang guru sangat berperan penting dalam mencapai keberhasilan dari proses pembelajaran. Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki tugas utama yaitu mendidik, mengajar, dan membimbing siswa dalam belajar. Selain itu seorang guru juga harus mampu dan terampil dalam melakukan proses pembelajaran dengan berbagai model dan pendekatan proses belajar mengajar yang dipilih atas dasar karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik serta kondisi lingkungan dan tujuan yang akan dicapai.

Nyimas Aisyah (2008:7.10) menyatakan bahwa “seseorang akan tertarik untuk mempelajari sesuatu apabila ia melihat makna dari apa yang dipelajarinya itu. Makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya. Konteks yang dipilih harus sesuai dengan kebudayaan, adat istiadat, dan kebiasaan hidup di tempat

siswa tinggal”. Bruner (dalam Nyimas Aisyah, 2008:1.6) menyatakan bahwa “dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh

siswa dalam memahami konsep matematika”.

Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga sangat penting untuk diterapkan di sekolah dasar terutama di kelas rendah terutama pada materi tentang pembagian. Siswa beranggapan bahwa operasi hitung pembagian lebih susah dikerjakan dibandingkan dengan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian. Diharapkan dengan menggunakan alat peraga pembelajaran matematika menjadi menyenangkan, menarik minat belajar siswa serta dapat

M

(5)

membantu guru dalam menyampaikan materi ajar sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan bermakna.

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran matematika khususnya pembagian di kelas III SD, peneliti seringkali mengajarkan pembagian dengan metode ekspositori yang didominasi penjelasan tentang pembagian dan pembelajaran berpusat pada guru. Dalam mengajarkan pembagian peneliti menggunakan alat peraga tidak secara optimal dan peneliti hanya menyampaikan apa yang ada di buku paket saja.

Dampak dari kebiasaan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pembagian di kelas III SD tersebut mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan materi pembagian. Bahkan siswa merasa jenuh dan bosan, mereka cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran dan tidak merasa tertantang untuk mempelajari materi pembagian. Akibat dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal tentang pembagian tersebut, nilai siswa sangat tidak memuaskan. Bahkan masih jauh dibawah KKM.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut, peneliti berusaha mencari alternatif dengan menggunakan alat peraga manik-manik. Moh. Uzer Usman (2007:31) menyatakan bahwa: “ Alat peraga atau yang sering disebut audio visual aids (AVA) adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.” Dengan menggunakan alat peraga manik-manik pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Selain itu diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengajarkan konsep pembagian sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh siswa dan kesalahan siswa dalam menjawab soal-soal tentang pembagian dapat berkurang, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan dapat memperoleh nilai di atas KKM, yaitu diatas 75,00.

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah manik-manik berbahan plastik, berbentuk bulat dan diberi lubang sehingga mudah dirangkai dengan benang/tali, yang terdiri dari manik-manik berwarna ungu yang bernilai ratusan, manik-manik berwarna hijau bernilai puluhan dan manik-manik berwarna merah bernilai satuan, seutas benang/tali serta kawat yang sudah dipotong dan dilekukkan yang akan digunakan untuk memilah/membagi manik-manik menjadi beberapa bagian. Alat peraga manik-manik bermanfaat untuk meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, memperbesar perhatian siswa, membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan, memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri, menarik minat siswa dalam belajar, siswa mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, dan siswa akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya

Penggunaan alat peraga tersebut bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran pembagian sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan membantu siswa untuk memahami konsep pembagian serta pengalaman belajar lebih menetap dan tidak mudah dilupakan oleh siswa.

Peneliti berharap dengan menggunakan alat peraga manik-manik pada pembelajaran matematika tentang pembagian dapat meningkatkan hasil belajar

(6)

siswa dan memperbaiki pola guru dalam mengajarkan materi pembagian di kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak dan sebagaimana adanyan pada saat sekarang. Melalui penelitian deskriptif peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus dengan memaparkan pemecahan masalah yang terjadi saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan alat peraga manik-manik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara yang berjumlah 30 orang, terdiri atas 18 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan serta guru yang melakukan penelitian. Bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Nur Hidayah (2013:

6-7) menyatakan, “PTK adalah sebuah kajian ilmiah dari suatu penelitian yang

diupayakan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan praktik dan proses pendidikan dalam pembelajaran, berdasarkan hasil refleksi guru dan siswa mengenai hasil dan tindakan-tindakan perbaikan yang dianggap mampu memecahkan masalah pendidikan". Suharsimi Arikunto (2006:89) menyatakan bahwa: Classroom Action Research (CAR) muncul karena adanya kesadaran pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya. Dengan didasari atas kesadaran sendiri pelaku yang bersangkutan mencoba menyempurnakan pekerjaannya, dengan cara melakukan percobaan yang dilakukan berulang-ulang, prosesnya diamati dengan sungguh-sungguh sampai mendapatkan proses yang dirasakan memberikan hasil yang lebih baik dari semula. Jadi PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas, mengembangkan kemampuan guru menghadapi masalah dan pemecahannya, serta meningkatkan profesionalisme guru sebagai pendidik. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat kolaboratif.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis & Mc Taggart (dalam Nur Hidayah, 2013:18) yang tardiri dari tahapan-tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

Adapun hal-hal yang dilakukan saat perencanaan antara lain: menganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar guna menentukan materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa, mengkaji materi pembelajaran tentang pembagian bilangan cacah, merumuskan indikator berdasarkan Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator dan materi pembelajaran, menetapkan metode pembelajaran sesuai dengan materi dan alat peraga, mempersiapkan alat peraga yaitu manik-manik berwarna ungu, hijau dan merah, tali dan potongan kawat,

(7)

menyusun RPP dan menyiapkan lembar observasi untuk penilaian terhadap kemampuan guru dalam menyusun RPP dan penilaian terhadap kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik. Pelaksanaan yaitu implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan melakukan evaluasi sesuai dengan perencanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan sedang dilakukan.Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan format pengamatan. Kegiatan dalam refleksi adalah kegiatan analisis interpretasi, penjelasan informasi dari selama proses kegiatan belajar mengajar dan dilakukan setiap selesai proses pembelajaran.

Data dikumpulkan dengan teknik observasi langsung dan pengukuran. Alat pengumpul data berupa lembar observasi dan tes. Data dalam penelitian ini bersumber dari guru dan siswa yang diperoleh peneliti secara langsung. Menurut Mahmud (2011:152), sumber data dapat dibedakan menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh langsung oleh peneliti dari objek penelitian. Jadi data dalam penelitian ini termasuk data primer.

Untuk menganalisis kemampuan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik adalah dengan perhitungan rata-rata skor, dengan rumus:

X =

sedangkan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik adalah menggunakan perhitungan rata-rata nilai. Menurut Gunawan, Burhan Nurgiyantoro, dan Marzuki (2004:64), rata-rata nilai dihitung dengan rumus x =

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Setelah melakukan penelitian sebanyak dua siklus, diperoleh hasil penilaian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Hasil Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas III

Pada Siklus I dan Siklus II

No Apek yang diamati Siklus I Siklus II Skor Rata-rata Skor Rata-rata

A. Perumusan tujuan pembelajaran 7 3,50 8 4,00 B. Pemilihan dan pengorganisasian

materi pembelajaran 10 2,50 14 3,50 C. Pemilihan alat peraga pembelajaran 9 3,00 10 3,33 D. Metode pembelajaran 6 3,00 8 4,00

(8)

E. Penilaian hasil belajar 12 4,00 12 4,00 Jumlah/Rata-rata 44 3,14 52 3,71 Keterangan skor: 4= Baik sekali 3= Baik 2= Cukup 1= Kurang

Data mengenai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Hasil Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Matematika Kelas III Pada Siklus I dan Siklus II

No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Skor Rata-rata Skor Rata-rata I. Pra pembelajaran 6 3,00 8 4,00 II.Membuka pembelajaran 8 2,67 12 4,00 III.Kegiatan inti pembelajaran

A.Penguasaan materi pembelajaran 11 2,75 14 3,50 B. Pendekatan/strategi pembelajaran 18 2,57 25 3,57 C.Pemanfaatan media pembelajaran/

sumber belajar 12 3,00 16 4,00 D.Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa 17 2,83 22 3,67 E. Kemampuan khusus pembelajaran

Matematika 6 3,00 7 3,50 F. Penilaian proses dan hasil belajar 7 3,50 8 4,00 G.Penggunaan bahasa 11 3,67 12 4,00 IV.Penutup 9 3,00 11 3,67 Jumlah/Rata-rata 105 2,92 135 3,75 Keterangan skor: 4= Baik sekali 3= Baik 2= Cukup 1= Kurang

Sedangkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(9)

Tabel 3

Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Tentang Pembagian Menggunakan Alat Peraga Manik-Manik

Pada Siswa Kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara Siklus I dan siklus II No Nilai Frekuensi Siklus I Siklus II 1. 25 2 - 2. 35 2 - 3. 40 2 - 4. 50 5 - 5. 55 1 - 6. 60 2 1 7. 65 1 1 8. 75 2 1 9. 80 3 12 10. 90 5 3 11. 95 - 1 12. 100 5 11 Jumlah 30 30 Jumlah nilai 2030 2625 Rata-rata 67,67 87,50 Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 September 2014 yang diamati oleh kolaborator Ibu Siasusiati, S.Pd. Adapun kegiatan pembelajaran siklus I antara lain: Pada tahap awal guru (peneliti) mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi, menginformasikan materi yang akan dipelajari, menginformasikan tujuan pembelajaran, menginformasikan kegiatan pembelajaran tentang pembagian menggunakan manik-manik, mengkondisikan siswa berkelompok dengan teman sebangku dan membagikan alat peraga pada tiap-tiap kelompok.Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang pengalaman siswa melakukan pembagian misalnya tentang membagikan kelereng kepada temannya dengan jumlah yang sama banyak. Guru memperkenalkan alat peraga manik-manik yang akan digunakan sebagai alat bantu dalam pembagian bilangan cacah. Guru juga melatih dan membimbing siswa secara klasikal melakukan pembagian bilangan cacah dua angka dengan bilangan satu angka dengan alat peraga manik-manik. Melatih siswa secara kelompok melakukan pembagian bilangan cacah dua angka dengan bilangan satu angka dengan alat peraga manik-manik. Melatih dan membimbing siswa secara individu melakukan pembagian bilangan cacah tiga angka dengan bilangan satu angka dengan alat peraga manik-manik. Melatih siswa secara kelompok melakukan pembagian bilangan cacah tiga angka dengan bilangan satu angka dengan alat peraga manik-manik. Setelah guru memberi contoh, kemudian siswa diberi kesempatan untuk menggunakan manik-manik dalam menyelesaikan soal dengan teman sebangkunya. Dengan bimbingan guru siswa dapat menyelesaikan soal tersebut.

(10)

Selanjutnya guru menugaskan beberapa siswa secara bergantian melakukan pembagian dengan manik-manik di depan kelas, sementara siswa yang lain mengamati dan mengomentarinya. Dilanjutkan dengan guru menugaskan siswa melakukan pembagian tanpa menggunakan manik-manik, ternyata masih ada siswa yang binggung dan guru membimbing siswa melakukan pembagian dengan memanipulasi gambar manik-manik. Dengan memanipulasi gambar tersebut akhirnya siswa dapat menyelesaikan pembagian. Dan guru menugaskan beberapa siswa mengerjakan soal pembagian tanpa menggunakan manik-manik di papan tulis. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembagian, dilanjutkan dengan memberikan soal tes tertulis untuk dikerjakan siswa secara individu. Guru memantau siswa mengerjakan soal, menilai hasil pekerjaan siswa dilanjutkan dengan memberikan pekerjaan rumah. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan siswa selama proses pembelajaran.

Kesimpulan refleksi dari siklus I adalah kemampuan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran masih terdapat kekurangan dan terdapat beberapa aspek yang mendapatkan skor rendah, kemampuan guru melaksanakan pembelajaran guru kurang menguasai kelas sehingga masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, dan masih banyak siswa yang nilainya belum tuntas sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Penelitian Tindakan Kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 September 2014. Adapun kegiatan pembelajaran siklus II antara lain: Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa yaitu menata tempat duduk siswa. Menempatkan siswa yang hiper aktif dan siswa yang nilainya belum tuntas untuk duduk dibarisan depan.

Pada kegiatan inti, guru mengulang lagi penjelasan menghitung pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik dan memberikan contoh mengarahkannya dalam pembagian sistematis, selanjutnya menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk menghitung pembagian menggunakan alat peraga manik-manik. Menugaskan siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain mengomentarinya. Guru memberikan contoh menghitung pembagian dengan memanipulasi gambar manik-manik, menugaskan siswa secara individu menghitung pembagian dengan memanipulasi gambar manik-manik, serta mengarahkannya langsung kedalam bentuk pembagian sistematis. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar dan menugaskan siswa yang kurang aktif untuk maju kedepan kelas menghitung pembagian. Siswa yang masih melakukan kekeliruan serta belum mengerti dalam menghitung pembagian dibimbing dan diarahkan sehingga siswa tidak takut ataupun malu untuk bertanya, sehingga siswa benar-benar mengerti dan paham dalam menghitung pembagian. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan memotivasi siswa untuk berlatih lagi di rumah agar tidak lupa cara mengerjakan pembagian. Guru memberikan soal tes untuk dikerjakan secara individu. Selanjutnya diakhiri dengan memberikan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung serta memberikan tindak lanjut berupa

(11)

pekerjaan rumah. Hasil refleksi dari siklus II adalah kemampuan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sudah meningkat dan tidak ada lagi aspek yang mendapat skor rendah. Hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara juga mengalami peningkatan. Jadi peneliti dan kolaborator bersepakat untuk menghentikan penelitian.

Adapun hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik di kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara dibuat dalam bentuk tabel rekapitulasi dan dijelaskan dalam uraian dibawah ini.

Pembahasan tabel I siklus I, data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik mendapat total skor 44 dengan skor rata-rata 3,14. Masih terdapat beberapa indikator yang mendapat skor rendah yaitu indikator B1 dan B3.

Pembahasan tabel I siklus II, data pada tabel tersebut menunjukkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siklus II memperoleh total skor 52 dengan skor rata-rata 3,71. Tidak ada lagi indikator yang mendapat skor rendah.

Hasil rekapitulasi pada tabel 1, pada siklus I terdapat 14 aspek/indikator penilaian, ada 2 indikator yang mendapat skor 2, ada 8 indikator mendapat skor 3 dan 4 indikator mendapat skor 4 dengan total skor 44 dan rata-rata skor 3,14. Sedangkan pada siklus II, dari 14 indikator penilaian terdapat 4 indikator mendapat skor 3 dan 10 indikator mendapat skor 4 dengan total skor 52 dan rata-rata skor 3,71. Terjadi peningkatan sebesar 0,57. Dengan penjelasan sebagai berikut: (1) Perumusan tujuan pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 3,50 dan siklus II meningkat menjadi 4,0. (2) Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 2,50 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,50. (3) Pemilihan alat peraga pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 3,00 dan siklus II meningkat menjadi 3,33. (4) Metode pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 3,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,00. (5) Penilaian hasil belajar pada siklus I dan siklus II rata-ratanya 4,00.

Pembahasan tabel II siklus I, data pada tabel tersebut menunjukkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara siklus I memperoleh total skor 105 dengan skor rata-rata 2,92. Masih terdapat banyak kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga masih banyak indikator yang mendapat skor rendah seperti indikator I.2, II.3, III A.2, III B. 3, III B.4, III B.7, III D.1, dan IV.1.

Pembahasan tabel II siklus II, data pada tabel tersebut menunjukkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara siklus I memperoleh total skor 135 dengan skor rata-rata 3,75. Tidak ada lagi indikator yang mendapat skor rendah.

Hasil rekapitulasi pada tabel 2, pada siklus I terdapat 36 aspek/indikator penilaian. Terdapat 8 indikator yang mendapat skor 2, ada 23 indikator mendapat

(12)

skor 3 dan 5 indikator mendapat skor 4, dengan total skor 105 dan rata-rata skor 2,92. Sedangkan pada siklus II, dari 36 indikator penilaian terdapat 9 indikator yang mendapat skor 3 dan 27 indikator mendapat skor 4 dengan total skor 135 dan rata-rata skor 3,75 sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,83. Dengan penjelasan sebagai berikut: (a) Pra pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 3,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,00. (b) Membuka Pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 2,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,00. (c) Kegiatan inti pembelajaran yang terdiri dari: (1) Penguasaan materi pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 2,75 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,50 (2) Pendekatan/strategi pembelajaran pada siklus I rata-ratanya 2,57 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,57 (3) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar pada siklus I rata-ratanya 3,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,00. (4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa pada siklus I rata-ratanya 2,83 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,67. (5) Kemampuan khusus pembelajaran matematika pada siklus I rata-ratanya 3,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,50. (6) Penilaian proses dan hasil belajar pada siklus I rata-ratanya 3,50 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,00. (7) Penggunaan bahasa pada siklus I rata-ratanya 3,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,00. Dan (d) Penutup pada siklus I rata-ratanya 3,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 3,67.

Pembahasan tabel 3 siklus I, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri 28 Pontianak Utara untuk mata pelajaran matematika yaitu 75,00, maka data pada tabel tersebut menunjukkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang pembagian menggunakan alat peraga manik-manik pada siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara Siklus I ada 15 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan atau 50%, sedangkan siswa yang sudah mencapai ketuntasan juga 15 orang atau 50% dengan jumlah nilai keseluruhan 2030 dan rata-rata nilai 67,67.

Pembahasan tabel 3 siklus II, dari data hasil belajar pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 28 orang siswa atau 93,33% yang nilainya sudah tuntas dan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 2 orang atau 6,67% dengan jumlah nilai keseluruhan 2625 dengan rata-rata nilai 87,50.

Hasil rekapitulasi tabel 3, dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas. Ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 43,33% dari 50% menjadi 93,33%. Sedangkan rata-rata kelas meningkat 19,83% dari 67,67 menjadi 87,50.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara. Berdasarkan pelaksanaan, hasil, dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pembagian dengan menggunakan alat peraga

(13)

manik-manik ternyata dapat meningkat pada siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara, pada siklus I total skor 44 dengan rata-rata skor 3,14, sedangkan pada siklus II total skor 52 dengan rata-rata skor 3,71. Hingga terjadi peningkatan sebesar 0,57. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik ternyata dapat meningkat pada siswa kelas III SD Negari 28 Pontianak Utara, pada siklus I total skor 105 dengan rata-rata skor 2,92, sedangkan pada siklus II total skor 135 dengan rata-rata skor 3,75. Hingga terjadi peningkatan sebesar 0,83. (3) Hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 28 Pontianak Utara tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik tampak semakin meningkat. Data nilai hasil belajar siklus I rata-rata 67,67 dengan ketuntasan 15 orang, sedangkan pada siklus II rata-rata nilai 87,50 dengan ketuntasan belajar 28 orang.

Saran

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala yaitu ada perhatian beberapa siswa yang tidak fokus pada pembelajaran, kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan guru kekurangan waktu dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Pada proses pembelajaran masih ada siswa yang bingung menghitung pembagian dengan menggunakan manik-manik karena siswa tidak terbiasa menggunakan alat peraga manik-manik, karena itu peneliti menyarankan kepada guru-guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar rutin menggunakan alat peraga manik-manik agar siswa terbiasa dan tertarik pada pembelajaran. (2) Saat peneliti melaksanakan pembelajaran tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik, masih terdapat beberapa siswa yang kurang berpartisipasi dan tidak memperhatikan penjelasan guru, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada guru-guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar lebih menguasai kelas supaya tidak lagi ditemukan siswa yang bermain-main saat proses pembelajaran. (3) Selama peneliti melaksanakan pembelajaran tentang pembagian dengan menggunakan alat peraga manik-manik, peneliti merasa kesulitan mengatur waktu. Penggunaan waktu kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada guru-guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar lebih bijaksana dalam pengaturan dan pemanfaatan waktu. (4) Kita sebagai guru hendaknya dapat menumbuhkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan terus berupaya mengembangkan inovasi pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas guna memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pendidikan yang timbul dari siswa maupun dari guru itu sendiri.

DAFTAR RUJUKAN

Aisyah, Nyimas. (2008). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas

(14)

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Gunawan, Burhan Nurgiyantoro dan Marzuki. (2004). Statistik Terapan. Yogyakarta: UGM Press.

Handana, Dadan. (2006). Pendidikan Matematika di SD. Bandung: Depdiknas. Hidayah, Nur. (2013). Panduan Praktis Penyusunan dan Pelaporan PTK. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Usman, Moh Uzer. (2007). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PT Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 15, dapat dilihat bahwa RegCM4 tidak berkorelasi dengan observasi, karena memiliki nilai korelasi yang lebih kecil pada resolusi harian yaitu

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui media dasar serta konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP yang paling efektif untuk pertumbuhan stek buku tunggal tanaman zaitun

1) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kota Subulussalam 2) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Bener Meriah 3) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Simeulue 4) Ketua Pokja

kemacetan kertas pada printer 45 kertas banner, memasukkan 22 kertas berpelapis, memasukkan 20 kertas foto, memasukkan 20 kertas mengkilap, memasukkan 20 kertas ukuran bebas,

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan uji fisik yang dilakukan di saluran gelombang 2-D pada Laboratorium dengan membuat beberapa konfigurasi model screen layer

Kehilangan cairan tubuh sebesar 10 - 12 persen akan mengakibatkan situasi sangat kritis: berkurangnya kemampuan mental, menelan menjadi sulit, dan kerusakan fungsi

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Di Lingkup

Hasil pengujian pada data siswa berjumlah 895 record dengan kondisi reduksi atribut sebesar 75% diurutkan dari nilai information gain(IG) yang terendah dengan perbandingan