• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FARMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FARMASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN FARMASI

TIA PERMATA AYUNINGTIAS ERIKA JIMENA ARILYN

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No.20 Grogol, Jakarta, Indonesia tiapermataayuningtias@gmail.com, erika@stietrisakti.ac.id

Abstract: The research has the purpose to test and analyze the influence of cash conversion cycle, cash

holding, tangible fixed assets, current ratio, leverage, growth, and size toward firm performance which is measured by return on asset (ROA). Samples are obtained through purposive sampling method, and 5 pharmaceutical companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2011-2019 met the criteria as needed with 45 data for this study. Data analysis in this study used multiple regression techniques with panel data approach. The results of the research shows that cash conversion cycle has negative influence toward firm performance (ROA). Current ratio and growth have positive influence toward firm performance (ROA). Cash holding, tangible fixed assets, leverage and size do not have influence toward firm performance (ROA). The companies have to pay more attention to the factors such as cash conversion cycle, current ratio and growth to create a better firm performance.

Keywords: Firm Performance (ROA), Cash Conversion Cycle, Cash Holding, Tangible Fixed Assets,

Current Ratio, Leverage, Growth, and Size

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari cash conversion cycle, cash holding, tangible fixed assets, current ratio, leverage, growth, dan size terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on asset (ROA). Sampel didapatkan melalui purposive sampling method, di mana 5 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2019 memenuhi kriteria yang dibutuhkan dan menghasilkan 45 data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda dengan pendekatan data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cash conversion cycle memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Current ratio dan growth memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Cash holding, tangible fixed assets, leverage dan size tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA). Perusahaan harus lebih memperhatikan faktor-faktor seperti cash conversion cycle, current ratio, dan growth untuk membuat kinerja perusahaan yang lebih baik.

Kata kunci: Kinerja Perusahaan (ROA), Cash Conversion Cycle, Cash Holding, Tangible Fixed Assets, Current Ratio, Leverage, Growth, dan Size

PENDAHULUAN

Kemunculan virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember 2019 dan menyebar ke negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, sehingga banyak perusahaan harus

menyesuaikan kebijakannya sesuai dengan kondisi yang ada.

Menurut Zutter dan Smart (2019, 51) tujuan utama perusahaan yaitu memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Keinginan perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut

(2)

mengharuskan perusahaan bekerja dengan efektif dan efisien. Kinerja perusahaan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan karena ini menjadi hal awal yang dilihat oleh investor (Lestari dan Sampurno, 2017). Jika kinerja perusahaan baik, saham perusahaan akan diminati oleh investor dan harga saham naik tetapi jika kinerja perusahaan buruk, investor tidak akan mau berinvestasi karena mereka menilai resiko perusahaan tersebut besar dan harga saham turun (Kurnia, 2013 dalam Afriano dan Nikmah, 2016). Kinerja perusahaan yang buruk juga dapat mengurangi bahkah menghilangkan sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari kreditor ataupun investor. Apabila sumber pendanaan eksternal tidak ada dan sumber pendanaan internal tidak mencukupi untuk operasional perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan (Alverina dan Permanasari, 2016).

Menurut Hermuningsih dan Wardani (2009) dalam Kusumaningrum dan Rahardjo (2013) nilai perusahaan tercermin melalui harga saham, dimana nilai ini menjadi hal utama yang dipertimbangkan oleh investor sebelum menginvestasikan dananya di perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kekayaan para pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Salvatore, 2005 dalam Arifianto dan Chabachib, 2016).

Menurut Lestari dan Sampurno, (2017) kinerja perusahaan dapat dilihat dari besar laba yang diperoleh perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan return on asset (ROA) yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui penggunaan asset yang dimilikinya (Wardoyo, 2013 dalam Lestari dan Sampurno, 2017).

Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan

replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari dan Sampurno (2017).

Objek dalam penelitian ini yaitu sub sektor farmasi dikarenakan beberapa alasan yaitu alasan yang pertama sektor consumer goods industry memiliki penurunan rata-rata ROA dari tahun 2016-2019. Alasan yang kedua, sektor consumer goods industry terdiri dari 6 sub sektor, dimana sub sektor farmasi memiliki rata-rata ROA yang berfluktuasi dibandingkan dengan sub sektor lainnya dari tahun 2016-2019. Alasan yang ketiga, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa industri farmasi sebagai salah satu industri andalan yang mendapatkan prioritas pengembangan karena berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian nasional.

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh cash conversion cycle, cash holding, tangible fixed assets, current ratio, leverage, growth, dan size terhadap kinerja perusahaan (ROA)?

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh cash conversion cycle, cash holding, tangible fixed assets, current ratio, leverage, growth, dan size terhadap kinerja perusahaan (ROA).

Agency Theory

Agency theory diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan terdapat dua pihak yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham / principal) dan manajemen perusahaan (agent). Principal memberikan wewenang kepada agent untuk menjalankan perusahaan. Jika hubungan keduanya untuk memaksimalkan kepentingan masing ± masing, maka akan terjadi agency conflict. Menurut Jensen et al (1992) dalam William dan Sanjaya (2017) agency conflict terjadi akibat adanya asimetri informasi, dimana agent memiliki informasi internal perusahaan lebih banyak dan cepat dibandingkan pihak eksternal, seperti investor dan kreditor. Masalah

(3)

keagenan akan menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung oleh principal dan agent.

Signaling Theory

Signaling theory pertama kali dikemukakan oleh Spence kemudian dikembangkan pertama kali oleh Ross (1979). Menurut Ross (1979) dalam Natasari dan Januarti (2014) berpendapat bahwa signaling theory adalah teori yang menjelaskan pentingnya informasi untuk diberikan kepada pihak eksternal, dimana informasi ini sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada pemilik perusahaan (pemegang saham), apakah manajemen telah melakukan kinerjanya dengan baik yang dapat mempengaruhi perusahaan atau memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dan dapat mempengaruhi para investor dalam keputusaannya untuk berinvestasi.

Ketidaksamaan kapasitas informasi antara dua pihak akan menyebabkan asimetri informasi, dimana biasanya informasi yang dimiliki oleh manajer lebih banyak daripada para pemegang saham (Basil, 2011 dalam Natasari dan Januarti, 2014). Informasi yang lebih banyak diketahui oleh manajer dapat meningkatkan keleluasaan manajer dalam memilih strategi struktur modal perusahaan (Seftianne dan Handayani, 2011 dalam Natasari dan Januarti, 2014). Namun, investor tidak dapat membedakan antara perusahaan yang kinerjanya baik dengan perusahaan yang kinerjanya buruk. Hal tersebut disebabkan oleh adanya asimetri informasi sehingga manajer dapat saja menyatakan bahwa kondisi perusahaan stabil atau baik meskipun berbeda dengan kondisi yang sebenarnya (Agustina, 2009 dalam Natasari dan Januarti 2014). Cash Conversion Cycle dan Kinerja Perusahaan

Deloof (2003) dalam Lestari dan Sampurno (2017) menyatakan bahwa semakin lama periode CCC maka kinerja perusahaan

akan turun. Hal ini terjadi karena investasi pada modal kerja lebih besar dan cepat dibandingkan dengan laba yang akan dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Oktaviani (2016) menyimpulkan bahwa CCC memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan (ROA) serta Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa CCC memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA), sedangkan Sharma dan Kumar (2011) menyimpulkan bahwa CCC memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) menyimpulkan bahwa CCC tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H1 : Terdapat pengaruh cash conversion cycle

terhadap kinerja perusahaan

Cash Holding dan Kinerja Perusahaan Atmaja (1999) dalam Lestari dan Sampurno (2017) menyatakan bahwa kas yang dimiliki oleh perusahaan harus optimal yang berarti kas tersebut tidak banyak, tetapi tidak kekurangan untuk kegiatan operasionalnya. Apabila perusahaan memiliki kas terlalu banyak, maka akan ada kas yang menganggur. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa cash holding memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Abushammala dan Sulaiman (2014) yang menyatakan bahwa cash holding memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA) serta Dimitropoulos dan Koronios, Thrassou dan Vrontis (2019) yang menyatakan bahwa cash holding memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H2 : Terdapat pengaruh cash holding terhadap

(4)

Tangible Fixed Assets dan Kinerja Perusahaan

Perusahaan yang mempunyai tangible fixed assets menandakan bahwa perusahaan dalam kondisi mapan dan menghadapi risiko yang lebih kecil sehingga perusahaan berkesempatan untuk mempunyai kinerja yang lebih baik (Supriyanto, 2008 dalam Lestari dan Sampurno, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Jacob dan Collins (2016) serta Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa tangible fixed assets memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Al-Jafari dan Al Samman (2015) yang menyatakan bahwa fixed assets memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H3 : Terdapat pengaruh tangible fixed assets

terhadap kinerja perusahaan

Current Ratio dan Kinerja Perusahaan Agha (2014) menyatakan bahwa nilai current ratio yang semakin tinggi maka kinerja perusahaan tersebut semakin tinggi, dimana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik, selain itu perusahaan mempunyai citra positif dan fleksibilitas yang lebih kepada para kreditornya. Penelitian yang dilakukan oleh Jacob dan Collins (2016) serta Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA), sementara Agha (2014) menyimpulkan bahwa current ratio memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Rahmawati dan Mahfudz (2018) yang menyimpulkan bahwa current ratio memilki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H4 : Terdapat pengaruh current ratio terhadap

kinerja perusahaan

Leverage dan Kinerja Perusahaan

Lestari dan Sampurno (2017) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hutang yang banyak akan menurunkan laba yang akan diperoleh dan menjadi indikasi bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA), sementara Samiloglu dan Demirgunes (2008) serta Putra dan Badjra (2015) menyimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Jacob dan Collins (2016) yang menyimpulkan bahwa leverage memilki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H5 : Terdapat pengaruh leverage terhadap

kinerja perusahaan

Growth dan Kinerja Perusahaan

Lestari dan Sampurno (2017) menyatakan bahwa semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka laba yang akan dihasilkan oleh perusahaan mengalami peningkatan yang menjadi tanda bahwa kinerja perusahaan juga meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa growth memilki pengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja perusahaan (ROA), sementara Rahmawati dan Mahfudz (2018) menyatakan bahwa growth memiliki pengaruh positif dan tidak signifkan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Putra dan Badjra (2015) yang menyimpulkan bahwa growth memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H6 : Terdapat pengaruh growth terhadap kinerja

(5)

Size dan Kinerja Perusahaan

Perusahaan berukuran besar cenderung mempunyai total aset yang besar, sehingga dari aset yang dimiliki dapat digunakan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Perusahaan dengan jumlah aset yang besar mampu meningkatkan kapasitas produksi yang dapat menghasilkan laba yang lebih baik (Rahmawati dan Mahfudz, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Badjra (2015) serta Lestari dan Sampurno (2017) menyimpulkan bahwa size memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA), sementara Jacob dan Collins (2016) serta Rahmawati dan Mahfudz (2018) menyatakan bahwa size memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) yang menyimpulkan bahwa size tidak memilki pengaruh dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA).

H7 : Terdapat pengaruh size terhadap kinerja

perusahaan

Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini yaitu sub sektor Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2019 dengan menggunakan purposive sampling method. Berikut tabel prosedur pemilihan sampel:

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini kinerja perusahaan yang diproksikan dengan return on asset (ROA) yaitu

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari asset yang tersedia dan dapat dihitung

(6)

dengan menggunakan rumus dari Lestari dan Sampurno (2017) yaitu :

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

CCC adalah rentang waktu antara pembelian bahan baku dan pengumpulan uang tunai yang harus diterima. Pada penelitian ini CCC dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari dan Sampurno (2017) :

Cash holding yaitu total keseluruhan kas dari cash and cash equivalent yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Pada penelitian ini cash holding dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari dan Sampurno (2017) :

Tangible fixed assets adalah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Pada penelitian ini tangible fixed assets dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari dan Sampurno (2017) :

Current ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aktiva lancar. Pada penelitian ini current Ratio dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari dan Sampurno (2017) :

Leverage merupakan suatu

kemampuan perusahaan dalam membiayai pelunasan hutang-hutangnya atas penggunaan aset dan sumber dana untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Pada penelitian ini leverage dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari dan Sampurno (2017) :

Growth adalah persentase kenaikan atau penurunan penjualan perusahaan dalam rentang waktu tertentu yang menunjukkan kinerja perusahaan. Pada penelitian ini growth dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari dan Sampurno (2017) :

Size menunjukkan besar kecil nya perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada penelitian ini size dihitung dengan menggunakan rumus menurut Lestari, Sampurno (2017) :

HASIL PENELITIAN

(7)

Pada tabel 3, persamaan regresi berganda yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu :

Kinerja Perusahaan (ROA) = 0.706354 - 0.000795 (CCC) + 0.096450 (Cash Holding) ± 0.0000811 (Tangible Fixed Assets) + 0.026293

(Current Ratio) + 0.045998 (Leverage) + 0.128405 (Growth) - 0.019721 (Size) + e

Berdasarkan tabel 3, maka hasil penelitian ini yaitu:

(8)

CCC memiliki nilai t-statistik (-3.895042) < t-tabel (-2.026) dan nilai probabilitas (0.0005) < . (0.05), artinya terdapat pengaruh cash conversion cycle terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H1 diterima).

Cash holding memiliki nilai t-statistik (0.680195) < t-tabel (2.026) dan nilai probabilitas (0.5011) > . (0.05), artinya tidak terdapat pengaruh cash holding terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H2 tidak diterima).

Tangible fixed ass ets memiliki nilai t-statistik (-0.000520) > t-tabel (-2.026) dan nilai probabilitas (0.9996) > . (0.05), artinya tidak terdapat pengaruh tangible fixed assets terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H3 tidak

diterima).

Current ratio memiliki nilai t-statistik (2.164721) > t-tabel (2.026) dan nilai probabilitas (0.0377) < . (0.05), artinya terdapat pengaruh current ratio terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H4 diterima).

Leverage memiliki nilai t-statistik (0.292611) < t-tabel (2.026) dan nilai probabilitas (0.7717) > . (0.05), artinya tidak terdapat pengaruh leverage terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H5 tidak diterima).

Growth memiliki nilai t-statistik (2.709866) > t-tabel (2.026) dan nilai probabilitas (0.0106) < . (0.05), artinya terdapat pengaruh growth terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H6

tidak diterima).

Size memiliki nilai t-statistik (-0.829931) > t-tabel (-2.026) dan nilai probabilitas (0.4125) > . (0.05), artinya tidak terdapat pengaruh size terhadap kinerja perusahaan (ROA) (H7 tidak

diterima).

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif cash conversion cycle terhadap kinerja

perusahaan (ROA), terdapat pengaruh positif current ratio dan growth terhadap kinerja perusahaan (ROA) serta tidak terdapat pengaruh cash holding, tangible fixed assets, leverage dan size terhadap kinerja perusahaan (ROA).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki periode cash conversion cycle yang panjang akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja perusahaan. Menurut Deloof (2003) dalam Lestari dan Sampurno (2017) menyatakan bahwa semakin lama periode CCC maka kinerja perusahaan akan turun. Hal ini terjadi karena investasi pada modal kerja lebih besar dan cepat dibandingkan dengan laba yang akan dihasilkan. Perusahaan dengan current ratio yang semakin tinggi maka kinerja perusahaan semakin tinggi, artinya perusahaan dapat membiayai kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan penjualan (growth) yang tinggi maka kinerja perusahaan tersebut baik, artinya produk yang dijual dapat diterima oleh pasar dimana hal ini dapat meningkatkan laba yang akan diperoleh perusahaan sehingga dapat menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik.

Keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu terbatasnya perusahaan yang digunakan sebagai sampel, dimana penelitian ini hanya difokuskan pada 5 perusahaan dari total 10 perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI, terbatasnya variabel independen dalam penelitian ini yang hanya menggunakan variabel cash conversion cycle, cash holding, tangible fixed assets, current ratio, leverage, growth dan size serta terbatasnya periode penelitian, dimana periode penelitian ini hanya 9 tahun dari tahun 2011-2019.

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian, maka peneliti memberikan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kinerja perusahaan (ROA) yaitu menggunakan objek penelitian lain yang

(9)

lebih luas sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar, memasukkan variabel-variabel independen lainnya yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA) yaitu perputaran modal kerja (WCT), struktur modal

(DER) dan assets turnover, serta memperpanjang periode penelitian lebih dari 9 tahun jika hasil data yang diperoleh lebih optimal daripada hanya menggunakan 9 tahun.

REFERENCES

Abushammala, Sami N. M., dan Jammalludin Sulaiman. 2014. Cash Holdings and Corporate Profitability: Some Evidences from Jordan. International Journal of Innovation and Applied Studies, 8(3), 898-907.

Afriano, Tendian dan Nikmah. 2016. Hubungan Struktur Modal, Kinerja Perusahaan dan Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Faculty of Economics & Business, Universitas Bengkulu. Vol. 6, No. 2, Hal. 156-172. Agha, Hina. 2014. Impact of Working Capital Management on Profitability. European Scientific Journal,

10(1).

Al-Jafari, Mohamed Khaled dan Hazem Al Samman. 2015. Determinants of Profitability: Evidence from Industrial Companies Listed on Muscat Securities Market. Review of European Studies, 7(11), 303-311.

Alverina, Adetya dan Meiryananda Permanasari. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Non Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 18(2), 227-236.

Arifianto, Mukhammad dan Mochammad Chabachib. 2016. Analisis Faktor ± Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar pada Indeks LQ-45 Periode 2011-2014). Diponegoro Journal of Management, 5(1), 1-12.

Dimitropoulos, Panagiotis, Konstantinos Koronios, Alkis Thrassou dan Demetris Vrontis. 2019. Cash Holdings, Corporate Performance and Viability of Greek SMEs: Implications for Stakeholder Relationship Management. EuroMed Journal of Business, 15(3), 333-248.

Jacob, Maroa Getende dan Kioko Wanguu Collins. 2016. Determinants of Profitability of Agricultural Firms Listed at The Nairobi Securities Exchange, Kenya. International Journal of Economics, Commerce and Management, IV.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 350-360.

Kusumaningrum. Dyah Ayu Ratnasari dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2013. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012). Diponegoro Journal of Management, 2(4), 1-10.

Lestari, Eka Puji dan R. Djoko Sampurno. 2017. Analisis Faktor ± Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Diponegoro Journal of Management, 6(3), 1-12.

Margaretha, Farah dan Cindy Oktaviani. 2016. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 18(1), 11-24. Natasari, Enny Yulia dan Indira Januarti. 2014. Pengaruh Non Debt Tax Shield dan Dividend Payout Ratio

Terhadap Penggunaan Hutang. Diponegoro Journal of Accounting, 3(3), 1-9.

Putra, A.A. Wela Yulia dan Ida Bagus Badjra. 2015. Pengaruh Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(7).

(10)

Rahmawati, Irma dan Mohammad Kholiq Mahfudz. 2018. Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Liquiditas, Struktur Modal, Sales Growth, Struktur Aktiva, Size Terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016). Diponegoro Journal of Management, 7(4), 1-14.

Samiloglu, F. dan K. Demirgunes. 2008. The Effect of Working Capital Management on Firm Profitability: Evidence from Turkey. The International Journal of Applied Economics and Finance, 2 (1), 44-50.

Sharma, A. K. dan Satish Kumar. 2011. Effect of Working Capital Management on Firm Profitability Empirical Evidence from India. Global Business Review, 12 (1), 159±73.

William, John dan Riki Sanjaya. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 19(1a), 152-162.

Zutter, Chad J. dan Scott B.Smart. 2019. Principles of Managerial Finance, Fifteenth Edition. United State : Pearson Education.

Referensi

Dokumen terkait

Penanggungjawab mempunyai kewajiban sebagaimana tercantum dalam lampiran Rekomendasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal tentang Persetujuan Upaya Pengelolaan

Soal-soal dengan yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills — HOTS) belum mampu dikuasai siswa dengan baik. Merujuk taksonomi Bloom, dalam

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Penelitian ini melihat dampak terhadap sumberdaya alam, sosial budaya, ekonomi serta kelembagaannya dengan adanya kegiatan pariwisata menurut persepsi masyarakat yang

Keunggulan sistem pendidikan di Singapura terletak pada kebijakan dua-bahasa (Bahasa Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil) dan kurikulumnya yang lengkap dimana inovasi

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Kegiatan yang dilakukan dalam Program PKM ini diawali dengan Koordinasi terlebih dahulu dengan Mitra Ibu-ibu yang berminat berwirausaha di bidang batik yang terdiri dari

Djeca pomoću ovog robota mogu naučiti programirati, a osim toga uče i zakone aerodinamike, razvijaju logičko razmišljanje i kritički način razmišljanja