• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya dan keluarganya. Dapat juga dimaknai sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri, sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya, keluarganya maupun lingkunganya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak asasi yang melekat pada diri seseorang yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati (Penjelasan Umum UU No. 39 Tahun 2004).

Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa ”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Namun pada kenyataannya, keterbatasan lowongan kerja di dalam negeri menyebabkan semakin banyaknya Warga Negara Indonesia mencari pekerjaan ke luar negeri.

Semakin meningkatnya kebutuhan manusia pada zaman seperti sekarang ini tidak hanya sandang, papan dan pangan, Tapi juga sudah meliputi kebutuhan yang sifatnya tersier, misalnya pendidikan, kendaraan, dan alat komunikasi. Banyak Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Kondisi perekonomian yang kurang menarik dinegaranya sendiri dan penghasilan yang cukup

(2)

besar telah menjadi pemicu terjadinya mobilitas tenaga kerja secara Internasional (http//.www.blogspotTKI.com).

Peran pemerintah dalam program ini dititik beratkan pada aspek pembinaan serta perlindungan dan memberikan berbagai kemudahan kepada pihak yang terkait, khususnya TKI dan Perusahaan Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Penempatan TKI ke luar negeri, juga merupakan program nasional dalam upaya meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya serta pengembangan kualitas sumber daya manusia. Penempatan TKI dalam program Antar Kerja Antar Negara (AKAN), dilakukan dengan memanfaatkan pasar kerja internasional melalui peningkatan kualitas kompetensi tenaga kerja dengan perlindungan yang optimal sejak sebelum keberangkatan, selama bekerja di luar negeri sampai tiba kembali di Indonesia (Mohd. Syaufii Syamsuddin, 2004: 34).

Bagi negara, manfaat yang diterima adalah berupa peningkatan penerimaan devisa, karena para TKI yang bekerja tentu memperoleh imbalan dalam bentuk valuta asing. Penempatan TKI ke luar negeri juga mempunyai efek negatif dengan adanya kasus kekerasan fisik/psikis yang menimpa TKI baik sebelum, selama bekerja, maupun pada saat pulang ke daerah asal. Mencuatnya masalah TKI yang bekerja di luar negeri semakin menambah beban persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Antara lain mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia dalam pengiriman tenaga kerja yang tidak memenuhi persyaratan, penempatan yang tidak sesuai standar gaji yang rendah karena tidak sesuai kontrak kerja yang disepakati, kekerasan oleh pengguna tenaga kerja, pelecehan seksual, dan kasus tenaga kerja yang ilegal (illegal worker) (Ine Ventyrina, 20011: 23).

(3)

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat, pada 2011 pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) mencapai 506.515 orang. Data jumlah tersebut dijaring dari TKI yang menggunakan Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN). Jumlah itu meliputi 41% untuk TKI formal yang mempunyai keahlian tertentu dan 59% TKI sektor informal Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT). Penempatan TKI formal pada 2011 terdiri bidang pekerjaan transportasi, konstruksi, kapal pesiar, industri manufaktur, jasa (services), keuangan, electricity, informati dan teknologi, perhotelan, pertambangan/perminyakan, pertanian/ perkebunan, perikanan, keperawatan/tenaga medis, serta untuk pelayanan hospitality (keramahtamahan) di berbagai sektor.

Sedangkan pada 2010, jumlah TKI formal dan informal yang dikirim mencapai 575.804 orang. Berdasarkan jumlah itu, penyebaran TKI saat ini berada di 116 negara, baik di Timur Tengah, Eropa, Asia Pasifik, maupun Afrika. Sedang tahun sebelumnya, data BNP2TKI mencatat keberadaan TKI tersebar di 52 negara di dunia. Penurunan pengiriman TKI dipicu oleh kebijakan dari pengetatan pemberangkatan TKI agar memiliki kualitas dan berkompeten pada bidang masing-masing (www.BNP2TKI.com/dataTKI).

Pengiriman TKI dilakukan selain dikarenakan permintaan yang tinggi dari negara-negara tujuan tersebut juga disebabkan beberapa hal, yaitu sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia, dan juga besarnya gaji serta fasilitas yang dijanjikan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, masih banyak permasalahan yang terjadi menyangkut pengiriman TKI ke luar negeri terutama tentang ketidaksesuaian antara yang diperjanjikan dengan kenyataan, serta adanya kesewenangan pihak majikan dalam memperkerjakan TKI.

(4)

Selain itu sering terjadi penangkapan dan penghukuman TKI yang dikarenakan ketidaklengkapan dokumen kerja (TKI ilegal). Hal-hal ini menimbulkan ketegangan antara pihak pemerintah dengan negara-negara tujuan TKI tersebut dan apabila didiamkan akan menimbulkan terganggunya hubungan bilateral kedua negara (http//.elib.unikom.ac.id).

Pada dasarnya pilihan untuk manjadi TKI bukanlah hal yang mudah bagi seseorang, karena profesi sebagai TKI mengandung resiko yang sangat besar dan sangat berpotensi mendapatkan begitu banyak permasalahan baik ketika persiapan keberangkatan sampai dengan kepulangannya ke daerah asal. Salah satu dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi TKI adalah trafficking (perdagangan manusia). Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap TKI pemerintah menyediakan terminal sendiri (terminal III) yang terpisah dari terminal penumpang umum. Namun sayangnya, tempat tersebut juga tidak bebas dari tumbuhnya pungli misalnya, ketika mau berangkat dan di negara tujuan mereka diminta uang Rp 3 (tiga) juta dengan berbagai alasan, seperti untuk biaya dokumen, transport, dan biaya paspor. Pada saat pulang, pungli juga mengerubungi mereka kembali. Ketika tiba di Terminal IV, mulai dari pengangkut barang, pendataan sampai asuransi, memungut biaya ilegal dari mereka. Kemudian saat diantar ke kampung halaman, mereka masih terkena pungli oleh sopir travel. Jumlahnya antara Rp 300 (tiga ratus) ribu–Rp 1(satu) juta. Belum lagi, mereka juga rentan terkena pelecehan seksual oleh para sopir (http//.www.Menakertrans.com).

Kabupaten Kebumen adalah Salah satu penyumbang TKI yang cukup besar adalah Provinsi Jawa Tengah, salah satunya adalah Kabupaten Kebumen. Di Kabupaten ini, banyak penduduknya yang bekerja di luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia

(5)

(TKI). Sebanyak delapan kecamatan di Kabupaten Kebumen menjadi kantong pemasok TKI. Kedelapan kecamatan tersebut adalah Rowokele, Ayah, Puring, Klirong, Petanahan, Buluspesantren, Kuwarasan, dan Adimulyo (Disnakertransos Kebumen).

Kabag Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Kebumen, Dra Haryati mengatakan, jumlah penduduk Kebumen yang menjadi TKI sebanyak 237 orang, terdiri atas atas 14 laki-laki dan 223 orang perempuan. Daerah tujuan yang paling diminati adalah Timur Tengah, Singapura, Malaysia, Taiwan dan Hongkong. 70 persen di antaranya mereka bekerja di sektor informal, yakni menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT). Hanya 30 persen saja yang sudah bekerja di sektor formal, seperti industri, perminyakan, perhotelan, dan pekerjaan lain yang mengandalkan skill (kemampuan) (Disnakertransos Kebumen).

Pada selama penempatan sangat sering kali persoalan tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri, mengakibatkan permasalahan yang cukup memprihatinkan berbagai pihak. Sebagai misal, kasus kematian yang tidak wajar sampai pada kasus penganiayaan, berbagai pelecehan seksual kepada tenaga kerja yang mengakibatkan adanya rencana pihak Indonesia untuk menghentikan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Banyak kasus yang tercatat di media massa yang menyatakan tidak adilnya perlakuan yang diterima TKI kita diluar. Fenomena kemiskinan yang kompleks memang sangat potensial menjadi korban ketidakadilan, diskriminasi, kekerasan dan eksploitasi (Nurhadi Wijono, 1997: 12).

Kasus TKI yang terjadi di Kebumen pada tahun 2010-2011 sebanyak 9 kasus, dimana di Malaysia sebanyak 4 kasus, Taiwan 3 kasus, Arab Saudi 1 kasus, dan Singapura 1 Kasus. Jenis kasus yang terjadi mengenai proses pemberangkatan,

(6)

kecelakaan kerja, pelecehan seksual, dan meninggal dunia. Selain itu ada beberapa pengaduan dari pihak TKI dan keluarga TKI yang ditujukan kepada Disnakertransos Kebumen (Disnakertransos Kebumen).

Sebagai contoh Sadini Binti Maitosuwito, TKI di Arab Saudi asal Desa Banjareja Rt02/03 Kecamatan Puring Kebumen, mengalami kekerasan oleh majikan. Laporan tersebut didapat dari Polri, karena korban dirawat di Rumah sakit Polri dan mengalami depresi. Pengaduan juga didapat dari keluarga korban yang memaksa memulangkan Sadini dari Rumah sakit. Disnakertrans Kebumen membantu memulangkan ke daerah asal dan membantu mengurus asuransi dan santunan dari pihak Perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) (Disnakertrans Kebumen).

Secara Nasional upaya perlindungan TKI dilakukan melalui pendekatan regulasi, yaitu dengan dukungan Undang-undang nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan TKI di Luar Negeri. Undang-undang ini memberikan landasan yang kuat bagi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI serta memudahkan langkah penindakan bagi pelaku pelanggaran penempatan TKI serta memudahkan langkah penindakan bagi pelaku pelanggaran penempatan TKI.

Perlindungan TKI ditingkatkan tidak hanya menyangkut perlindungan hak dan pelindungan hukum, tetapi juga menyangkut perlindungan terhadap ancaman tindak kekerasan, ancaman terhadap upaya penempatan TKI secara ilegal dan perlindungan terhadap kegagalan penempatan. Oleh karena itu akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia untuk lebih memberikan perlindungan hukum kepada TKI dengan pengaturan ataupun kebijakan yang lebih baik agar resiko perlakuan yang tidak manusiawi dapat dihindari atau minimal dikurangi.

(7)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) OLEH DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN SOSIAL (DISNAKERTRANSOS) KABUPATEN KEBUMEN.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas muncul beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perlindungan hukum Tenaga Kerja Indonesia (TKI) oleh Disnakertransos Kabupaten Kebumen?

2. Faktor Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Disnakertransos Kabupaten Kebumen?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

yang dilakukan oleh Disnakertransos Kabupaten Kebumen.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Disnakertransos Kabupaten Kebumen

dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Indoesia (TKI).

D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

(8)

a. Sebagai saran untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang hukum, khususnya tentang perlindungan hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dilakukan oleh Disnakertransos Kebumen.

b. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu Hukum, khususnya di bidang hukum perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

2) Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perlindungan hukum terhadap TKI yang telah diberikan oleh Disnakertransos Kebumen.

b. Menambah wawasan pengetahuan serta pemahaman penulis terhadap penerapan teori-teori yang telah diterima selama menempuh kuliah guna mengatasi masalah hukum, terutama dalam masalah yang berkaitan dengan analisa perlindungan hukum terhadap TKI.

Referensi

Dokumen terkait

Hero Digital Printing juga bergerak di bidang penjualan alat-alat percetakan. Menjalin kerjasama dengan perusahan yang bergerak di bidang yang sama sehingga Hero

3) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan dari alat pemasaran hijau (eco-label, eco-brand dan environmental advertisement) terhadap perilaku pembelian

Ensemble Kalman Filter digunakan untuk mengestimasi sistem nonlinier dengan membangkitkan sejumlah ensemble sebagai inisialisasi untuk menghitung nilai mean dan kovarian error

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

Berdasarkan hasil temuan Audit dan analisis yang dilakukan, maka dapat diketahui beberapa faktor penyebab tidak terpenuhnya penerapan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan

Di dalam pemberian hak milik atas tanah transmigrasi harus terlebih dahulu tanah tersebut sudah terdaftar dengan Hak Pengelolaan sebagaimana diuraikan dalam

Diperlukan kebijakan pembangunan manusia yang tepat sehingga Jawa Barat dapat memaksimalkan potensi modal manusia dalam pembangunan era globalisasi.Pembangunan manusia

Berdasarkan usia situs Gunung Padang yang disebut-sebut sebagai peradaban tertua di dunia, muncul kontroversi bahwa Situs Gunung Padang sejatinya adalah "Kota