• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. menghadiolkan kesimpulan sebagai berikut: ini, mengandung simbol-simbol dari mitologi kuno yang seringkali digunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. menghadiolkan kesimpulan sebagai berikut: ini, mengandung simbol-simbol dari mitologi kuno yang seringkali digunakan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Setelah semua tahap penelitian dilakukan, mulai dari pembuatan proposal penelitian, kemudian pengkajian teori, sampai dengan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, pada akhirnya penelitian ini menghadiolkan kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, temuan dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa di balik logo UIN Sunan Kalijaga, disadari atau tidak oleh civitas akademiknya saat ini, mengandung simbol-simbol dari mitologi kuno yang seringkali digunakan oleh organisasi Freemason. Logo PTAIN menegaskan pengaruh besar Freemason terhadap institusi pendidikan agama ini. Karena salah satu hal yang dianggap penting oleh Freemason adalah penyebarluasan simbol-simbol mitologi kuno yang mereka klaim. Simbol-simbol tertentu yang berkaitan dengan sejarah Freemason dianggap sangat penting dan harus dilestarikan. Seperti telah dipaparkan di atas, ketika para anggota Freemason dengan sekuat daya, tenaga, dan finansial berusaha memindahkan sebuah obelisk terbesar yang telah dihibahkan oleh Khadive Mesir kepada Amerika Serikat, dari kota Alexandria di Mesir ke kota New York di Amerika Serikat. Dan hingga kini obelisk bernama The Needle of Cleopatra tersebut masih berdiri kokoh semenjak pertama kali dipindahkan pada abad ke-19 yang lalu. Artinya setiap simbol-simbol yang memiliki kaitan kuat dengan Freemason tidak bisa

(2)

dianggap kebetulan semata. Sebagaimana keyakinan para anggota Freemason yang tidak menganggap main-main terhadap setiap simbol-simbol sakral mereka.

Kedua, semenjak masa PTAIN lalu IAIN dan kemudian UIN Sunan Kalijaga, menunjukkan kesinambungan dan konsistensi penyematan simbol-simbol mitologi kuno Freemason pada logo-logo instansi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa simbol-simbol ini sulit dilepaskan dan sangat erat dengan sejarah UIN Sunan Kalijaga itu sendiri.

Ketiga, simbol-simbol mitologi kuno Freemason yang terdapat pada logo-logo PTAIN/IAIN/UIN Sunan Kalijaga, memiliki makna-makna yang mengandung nilai keislaman dan sangat jauh dari makna-makna yang lebih awal digunakan pada masa lalu oleh Freemason. Penyematan makna baru inilah yang disebut sebagai konstruksi mitos, yang ditengarai sebagai pengaburan makna-makna asli dari simbol-simbol tersebut sehingga hal tersebut tidak akan menimbulkan kecurigaan pihak-pihak tertentu.

Keempat, logo UIN Sunan Kalijaga terbaru menampilkan simbol-simbol visual yang kurang identik dengan simbol-simbol-simbol-simbol mitologi kuno yang sering digunakan oleh Freemason, tidak seperti logo-logo terbaru dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada logo terbaru UIN Sunan Kalijaga ternyata seluruh elemennya juga memiliki kaitan erat dengan simbol-simbol mitologi kuno dari Freemason.

(3)

Kelima, logo UIN Sunan Kalijaga berikut logo-logo sebelumnya menunjukkan bahwa UIN Sunan Kalijaga mengalami krisis identitas dalam artian tidak memiliki simbol identitas keislaman yang kuat dan terbebas dari pengaruh lain pada logo-logonya.

Keenam, sebuah simbol dapat berubah makna sesuai dengan keadaan socio-cultural saat itu. Hal ini bisa terjadi dikarenakan klaim sepihak yang dilakukan oleh sebuah kelompok terhadap simbol tersebut dalam masa tertentu, sehingga suatu simbol dianggap identik dengan kelompok tertentu. Padahal awalnya sebuah simbol memiliki sifat netral, atau tidak berpihak dan tidak dimiliki oleh kelompok manapun.

B. Implikasi

Penelitian yang telah dilakukan mengenai pembongkaran mitos pada logo Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, membawa implikasi baik dalam aspek teoritis, metodologis, maupun kebijakan. Dalam aspek teoritis, penelitian ini membawa dua implikasi; Pertama, karena logo merupakan wajah dari sebuah institusi maka dengan membongkar mitos pada sebuah logo institusi akan dapat diketahui atau peneliti dapat memahami muatan konstruksi maupun latar belakang dari perusahaan tersebut. Terutama muatan yang tersembunyi atau yang tidak terpublikasi.

Kedua, kesimpulan penelitian ini tidak dapat berlaku secara permanen, melainkan dibatasi oleh konteks dan waktu. Hal ini dikarenakan sumber literatur yang bisa terus berkembang, ataupun bertambah. Literatur yang

(4)

berbeda juga sangat mungkin membuat kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda. Kemudian dengan peneliti yang berbeda sangat mungkin kesimpulan penelitian akan menghasilkan perbedaan.

Dalam aspek metodologi, penelitian ini memiliki tiga implikasi penting yaitu; Pertama, penggunaan metode analisis mitos Roland Barthes merupakan metode yang masih relevan bagi penelitian-penelitian yang berupaya membongkar konstruksi logo dan yang berusaha memahami makna pesan-pesan yang tersembunyi pada sebuah logo.

Kedua, pengumpulan data logo dengan cara menghubungi atau mencari langsung di instansi terkait, terutama bagian yang berhubungan dengannya (Bagian Hubungan Masyarakat) dalam penelitian ini tidaklah efektif, dikarenakan narasumber sebagian besar tidak mengetahui sejarah instansi dan tidak menguasai informasi tersebut. Data yang akurat akan lebih efektif didapatkan dengan cara mencari sumberl literatur yang berhubungan dnegan institusi tersebut. Seperti melalui buku tahunan, buku dari orang-orang yang berpengaruh dalam pembangunan atau perkembangan institusi tersebut, dan juga data yang berasal dari internet, yang memiliki banyak rekaman tentang perkembangan intitusi, dalam hal ini adalah UIN Sunan Kalijaga. Bahkan dengan menghubungi desainer logonya pun peneliti tidak menemukan data penting. Karena setiap data yang diinginkan oleh peneliti dijawab dengan lupa dan tidak tahu.

Dalam aspek kebijakan, penelitian ini membawa dua implikasi penting yaitu; Pertama, penelitian ini mengharapkan kejelian dari setiap pemegang

(5)

keputusan sebuah institusi sebelum benar-benar meluncurkan sebuah logo institusinya. Tidak dengan mudah dengan serampangan meluncurkan sebuah logo tanpa pertimbangan para ahli desainer grafis maupun ahli simbologi. Hal ini dilakukan supaya sebuah logo menjadi kuat, berdaya tahan lama, serta tidak menjadi bulan-bulanan kontroversi. Dalam penelitian logo UIN Sunan Kalijaga ini meskipun saat ini tidak menjadi kontroversi seperti halnya logo UIN Syarif Hidayatullah dan UIN Sunan Gunung Djati, namun sangat mungkin nantinya kontroversi akan terjadi menilik hasil analisis penelitian ini. Sebuah logo yang bermasalah atau menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat akan berimplikasi pada identitas dan pada institusi korporat itu sendiri. Seharusnya hal ini sejak dini sudah dihindari atau dicegah.

Kedua, perkembangan logo sejak dari PTAIN

Islamiyah Al Hukumiyah IAIN Sunan Kalijaga UIN Sunan Kalijaga menunjukkan turut campurnya orang-orang yang berhubungan dengan kelompok Freemason Hindia Belanda dalam pertubuhan institusi ini. Alasan kuat telah dijelaskan dalam bagian analisis. Namun setelah masa PTAIN, visualisasi simbol-simbol yang berhubungan dengan Freemason semakin ditekan dan disamarkan, dan sangat mungkin para pemegang keputusan pasca masa PTAIN tidak lagi berhubungan atau mengetahui simbol-simbol yang berhubungan dengan Freemason. Meski demikian, dengan kuatnya faham-faham sekularisme, pluralisme, dan humanisme di seluruh perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia, termasuk UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal tersebut merupakan bentuk keberhasilan dari para pembangun masa awal

(6)

pertubuhan institusi ini. Sebagaimana faham yang selalu dibawa serta oleh Freemason adalah sekularisme, pluralisme, dan humanisme.

C. Saran

Dari proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang mitologi dari logo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti yang bermaksud melakukan penelitian tentang sebuah logo institusi maupun perusahaan, baik untuk menafsirkan, maupun untuk membongkar pesan-pesan yang laten dari logo tersebut, maka hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan atau indicator. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap hati-hati, dan hendaknya melakukan triangulasi data dengan teks ataupun dengan narasumber lain.

2. Berhubung penelitian ini tidak menyertakan logo institusi lain sebagai pembanding dalam penelitian logo UIN Sunan Kalijaga ini intitusi pembanding yang relevan adalah logo UIN Syarif Hidayatullah dan logo UIN Sunan Gunung Djati, maka diharapkan pada penelitian berikutnya tentang logo Universitas Islam Negeri dapat menyertakan kedua UIN tersebut. Karena UIN Syarif Hidayatullah dan UIN Sunan Gunung Djati merupakan dua di antara tiga UIN yang telah mengganti logonya. Selain hal tersebut, kedua UIN tersebut memiliki kaitan lebih dengan UIN Sunan

(7)

Kalijaga daripada UIN, IAIN, atau STAIN yang lain. Kaitan tersebut adalah sebagai berikut:

- iyah yang

berdiri di Yogyakarta terbentuk dari dua institusi yaitu PTAIN di Yogyakarta dan ADIA (Akademi Dinas Ilmu

Hukumiyah berpusat di Yogyakarta dan memiliki filial di Jakarta (yang sebelumnya bernama ADIA)

-dipecah menjadi 2 intitusi yang berdiri sendiri-sendiri di Yogyakarta dan di Jakarta.

-memiliki filial antara lain di Bandung.

- amiyah Al Hukumiyah di

Yogyakarta saat ini menjadi UIN Sunan Kalijaga. IAIN

ini menjadi UIN Syarif Hidayatullah. Sedangkan IAIN

Bandung saat ini menjadi UIN Sunan Gunung Djati.

Demikianlah hubungan ketiga UIN tersebut, yang dapat dikatakan sebagai tiga perguruan tinggi Islam negeri tertua di Indonesia, yang lahir dari satu kandungan yang sama

Referensi

Dokumen terkait

Tidak jarang diskriminasi yang seringkali kami orang papua dapat- kan dalam pergaulan adalah masih banyak orang yang beranggapan bahwa orang hitam dianggap sebagian

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa sampel limbah pencucian mie Aceh dengan konsentrasi awal sebelum perlakuan yaitu 8,517 mg/L dilakukan penguraian dengan mengalirkan gas

Penelitian memiliki tiga tujuan yaitu (1) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesopanan yang terdapat pada rubrik Pojok “ Nuwun Sewu ” dalam surat kabar harian

Kedua, adakah indikator kebenaran tersebut boleh dijadikan sebagai indikator kesahan data untuk diguna pakai dalam penyelidikan yang berkaitan dengan Islam.. Kertas

Barang-barang yang tidak digunakan baik makanan atau bahan lain disimpan di Barang-barang yang tidak digunakan baik makanan atau bahan lain disimpan di tempat penyimpanannya

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, BBKSDA Jawa Timur selaku UPT yang menangani langsung lembaga konser- vasi telah mengadakan pembinaan yang disambut baik oleh pihak

tegangan dari saluran itu pada faktor-daya tertentu yang dinyatakan de.. Iam prosen (perserahrs) tertradap nilai tegangan penerJma pada

Setelah semua data sudah beres atau lengkap hal selanjutnya dilakukan penata panggung adalah membuat gambar final atau gambar yang sudah finish untuk pementasan