• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB1. Organisasi didirikan untuk melakukan aktivitas dalam upaya untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB1. Organisasi didirikan untuk melakukan aktivitas dalam upaya untuk"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi didirikan untuk melakukan aktivitas dalam upaya untuk

mencapai tujuan. Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan

harus jelas, dan cara untuk mencapai tujuan tersebut juga harus sesuai dan tetap

berada dalam koridor yang tidak melanggar etika. Sistem informasi akuntansi

manajemen menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan dan proses

yang diperlukan untuk mencapai tujuan manajemen yang spesifik. Sistem tersebut

tidak diikat oleh kriteria-kriteria formal yang menentukan masukan atau proses

atau bahkan keluarannya. Peran akuntan manajemen dalam organisasi adalah

sebagai salah satu pendukung dalam sistem yang menghasilkan informasi

tersebut. Para akuntan manajemen juga dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya

dan etis.

Peran akuntan manajemen saat ini menjadi isu yang sedang diperdebatkan,

yaitu perlunya akuntan manajemen menjadi konsultan internal yang trampil dalam

pendesainan dan implementasi teknik akuntansi manajemen yang sesuai, dan

terlibat dalam proses pengambilan keputusan bisnis (Kaplan, 2005; Evans and

Ashworth, 2006; Cooper, 2006). Beberapa penelitian yang pemah dilakukan

mengenai isu tersebut tidak berhasil menunjukkan pola motivasi dan perilaku

yang seharusnya bagi akuntan manajemen untuk mengisi harapan tersebut.

Penelitian yang pemah dilakukan tersebut hanya memberikan sedikit petunjuk

(2)

yang berhubungan dengan bagaimana perilaku yang diharapkan bisa didorong di

tempat kerja (Coad, 2005).

Didasarkan dari perspektif pemrosesan informasi oleh manusia, psikolog

berpendapat bahwa

goal/tujuan

yang dikejar oleh manusia menciptakan suatu

rerangka yang dengan itu manusia menginterpretasi dan bereaksi pada kejadian

(Ames and Archer, 2008; Dweck and Legget, 2008). Secara spesifik ada dua

macam

goal orientation/orientasi

tujuan, yaitu performance goalsltujuan

proses

pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi manajemen baru dan learning

goals/tujuan

pembelajaran.

Goal orientation

dikonseptulisasikan sebagai suatu

mental framework

bagaimana individu menginterpretasi dan merespon

situasilkejadian yang dihadapinya (Ames and Archer, 2008; Dweck and Legget,

2008).

Dalam bidang motivasi kerja selama dekade terakhir, konstruk orientasi

tujuan (Dweek

&

Legget, 2008) mendapat perhatian sejumlah peneliti ( contoh,

Button, Mathieu

&

Zajac, 2006; Chen, Gully, Whiteman

&

Kilcullen, 2004;

Philips

&

Gully, 2007; VandeWalle, Brown, Cron

&

Slocum, 2004). Orientasi

tujuan merupakan tujuan yang secara implisit dinyatakan oleh individu ketika

mencoba berupaya mencapai atau memperoleh tingkat proses pengambilan

keputusan dan adopsi teknik akuntansi manajemen baru tertentu.

Orientasi tujuan

(goal orientation)

ditemukan berdampak pada beberapa

proses motivasional kunci, antara lain; upaya individu-individu selama

menghasilkan tujuan proses pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi

manajemen baru (Fisher

&

Ford, 2008; VandeWalle

et al.,

2004), prilaku

(3)

feedback (VandeWalle & Cummings, 2007), dan beberapa revisi tujuan individu

ketika menghadapi kegagalan (Donovan & Swander, 2001; Donovan & Williams,

2003). Riset terakhir juga menunjukkan bahwa suatu orientasi tujuan individual berdampak terhadap proses pencapaian tujuan melalui keyakinan individu dalam

melakukan tugasnya (self eficacy) (Philips & Gully, 2007). Elliot & Church

(2007), Mangos & Steele-Johnson (2001), VandeWalle, Cron & Slocum (2001)

menduga bahwa, individu-individu selanjutnya meletakkan orientasi tujuan dalam

berbagai cara, misalnya individu-individu menyatakan orientasi tujuannya (state

goal orientation, SGO) yang berbeda dalam menanggapi karakteristik lingkungan yang mereka hadapi. Contoh, riset yang dilakukan Ames dan Archer (1988) serta Butler (2007) menunjukkan bahwa SGO individual adalah responsif dan secara parsial ditentukan oleh karakteristik gaya kepemimpinan.

Faktor yang tak kalah penting untuk menunjang proses pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi manajemen baru organisasi adalah faktor gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi mempunyai peran yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dikarenakan melalui gaya kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahan agar meningkatkan proses pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi manajemen barunya. Disisi lain, pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, individu untuk mencapai tujuan.

(4)

Stogdill mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut: kepemimpinan

manajerial adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang

berhubungan dengan tugas dari anggota kelompok (Stoner, 2006:114). Sementara

itu menurut Kadarman dan Udaya kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau

proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau

berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok (Kadarman

et.al,

2002:110). Menurut Chung dan Megginson kepemimpinan didefinisikan sebagai

kesanggupan mempengaruhi prilaku orang lain dalam suatu arah tertentu (Kossen,

2006: 181 ). Sedangkan menurut Fleishman kepemimpinan diartikan suatu usaha

mempengaruhi orang antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi

untuk mencapai satu atau beberapa tujuan (Gibson, lvancevich and Donnely,

2007:263).

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan

perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan

kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak

hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya,

tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik

terse but.

Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan

pemerintahan (Pemerintah Pusat dan Daerah serta unit kerja pemerintah),

perusahaan milik negara dan daerah (BUMN dan BUMD), yayasan, universitas,

organisasi politik dan organisasi massa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM).

(5)

Jika dilihat dari variabel lingkungan, sektor publik tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

seperti politik, sosial, budaya, dan historis, yang menimbulkan perbedaan dalam

pengertian, cara pandang, dan definisi. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor

publik dapat dipahami sebagai entitas yang aktivitasnya menghasilkan barang dan

layanan publik dalam memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah

yang terdiri dari Gubemur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah.

Pemerintah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubemur dan Perangkat Daerah,

yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas

I

Badan dan Lembaga Teknis Daerah.

Pemerintahan Provinsi Jawa Timur bertugas untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Atas

wewenangnya ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah sector public yang

berkaitan pula dengan perekonomian Provinsi, sehingga setiap bagiannya

memerlukan penerapan dan implementasi dari akuntansi manajemen.

Di Indonesia, penelitian yang berkaitan dengan goal orientation dan gaya

kepemimpinan di sektor publik dalam proses pengambilan keputusan dan adopsi

teknik akuntansi manajemen baru tidak banyak dilakukan. Dalam penelitian ini,

penulis ingin menguji pengaruh

goal orientation

dan gaya kepemimpinan

terhadap proses pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi manajemen

baru.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.

Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap proses pengambilan

keputusan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur?

2.

Apakah

goal orientation

berpengaruh terhadap proses pengambilan

keputusan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

3. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap adopsi teknik

akuntansi manajemen baru

di

Pemerintah Provinsi Jawa Timur?

4. Apakah

goal orientation

berpengaruh terhadap adopsi teknik akuntansi

manajemen baru di Pemerintah Provinsi Jawa Timur?

5. Apakah gaya kepemimpinan

dan goal orientation

secara simultan

berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan

di

Pemerintah

Provinsi Jawa Timur.

6.

Apakah gaya kepemimpinan

dan goal orientation

secara simultan

berpengaruh terhadap adopsi teknik akuntansi manajemen baru

di

Pemerintah Provinsi Jawa Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1.

Menganalisis

pengaruh

gaya

kepemimpinan

terhadap

proses

pengambilan keputusan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

2.

Menganalisis pengaruh

goal orientation

terhadap proses pengambilan

keputusan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

3. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap adopsi teknik

akuntansi manajemen baru

di

Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

(7)

4.

Menganalisis pengaruh

goal orientation terhadap adopsi teknik akuntansi

manajemen baru di Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

5. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan goal orientation secara

simultan terhadap proses pengambilan keputusan di Pemerintah Provinsi

Jawa Timur.

6.

Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan

goal orientation secara

simultan terhadap adopsi teknik akuntansi manajemen baru

di

Pemerintah Provinsi J awa Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penelitian ini membantu penulis untuk mengetahui aspek-aspek

pelaku

akuntansi

manajemen

dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya.

2. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

Pemerintah Daerah untuk

melibatkan

pemegang kendali

pusat

pertanggungjawaban dalam mengadopsi teknik akunansi manajemen baru

dalam proses pengambilan keputusan.

3. Bagi pihak lain

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

maupun wawasan berpikir dan menambah kesadaran pentingnya akuntansi

manajemen, pelaku dan faktor-faktor yang berpengaruh.

(8)

4. Bagi Pustaka

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan pengembangan terhadap literatur maupun penelitian khususnya penelitian keperilakuan di Indonesia, khususnya mengenai orientasi tujuan seseorang yang berkaitan dengan pola motivasi dan perilaku.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menjelaskan bahwa ruang lingkup penelitian adalah:

1. Jumlah data kuesioner yang digunakan adalah data kuesioner yang diterima sebelum tanggal batas akhir pengumpulan data, yaitu pada Oktober 2010. 2. Aspek keuangan tidak diperhatikan dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan

oleh penelitian dibatasi pada penelitian perilaku akuntan manajemen atas perannya, dan tidak pada proses pengambilan keputusan dan adopsi teknik akuntansi manajemen barn keuangannya.

Referensi

Dokumen terkait

If we have an existing class, let’s call it ClassA , and we want to change some aspect of its behavior, it was pointed out that rather than making code changes to ClassA , we

Membantu proses pembuatan laporan transaksi pengadaan dan pemesanan barang yang diajukan oleh karyawan karena pada aplikasi SIPB sudah menyimpan history data

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa distribusi mixture yang digunakan untuk waktu survival lama sekolah penduduk usia 16 – 24 tahun di Provinsi Papua

Inflasi tahun kalender ibukota provinsi di Pulau Jawa tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 1,02 persen, diikuti Kota Surabaya sebesar 0,67 persen, Kota Bandung

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa GPM dan OPM berpengaruh positif signifikan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan dengan tingkat signifikansi

Benda AB tepat di titik fokus maka sinar-sinar yang datang dari benda dipantulkan oleh cermin cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan, atau

dilanjutkan dengan berdo’a, kemudian memeriksa presensi peserta didik. b) Guru mengkondisikan (memberi motivasi) peserta didik agar siap untuk memulai pembelajaran. c) Guru

Faktor tidak yakin terhadap kredibiliti pihak pengurusan yang telah diberikan kuasa untuk mentadbir dan mengurus bangunan skim strata dengan sewajarnya turut