• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investigasi mesin pengering briket terhadap waktu pengeringan menggunakan komponen utama mesin siklus kompresi uap sistem udara tertutup dengan variasi kipas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Investigasi mesin pengering briket terhadap waktu pengeringan menggunakan komponen utama mesin siklus kompresi uap sistem udara tertutup dengan variasi kipas"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. INVESTIGASI MESIN PENGERING BRIKET TERHADAP WAKTU PENGERINGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN UTAMA MESIN SIKLUS KOMPRESI UAP SISTEM UDARA TERTUTUP DENGAN VARIASI KIPAS. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik di bidang Mesin. Oleh PANDU SETYAWAN HARTONO NIM : 145214094. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. INVESTIGATION OF BRIQUETTE DRYER MACHINE OVER THE DRYING TIME USING THE MAIN COMPONENT OF THE CLOSED AIR SYSTEM VAPOR COMPRESSION CYCLE MACHINE WITH FAN VARITION FINAL PROJECT As partial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering. By PANDU SETYAWAN HARTONO NIM : 145214094. MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2018 ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Pada saat ini mesin pengering briket yang praktis, aman dan ramah lingkungan, dapat digunakan kapan saja tanpa tergantung cuaca dan waktu, sangat dibutuhkan bagi pelaku usaha briket. Mesin pengering ini berfungsi sebagai pengganti panas matahari untuk mengeringkan briket. Tujuan penelitian ini adalah : (a) merancang dan merakit mesin pengering briket dengan kapasitas 50 kg yang praktis, aman dan ramah lingkungan yang bekerja dengan menggunakan siklus kompresi uap. (b) mengetahui waktu pengeringan briket tercepat dengan menggunakan mesin pengering briket. Penelitian ini dilakukan di CV. Citra Gemilang Klepu, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Mesin pengering briket yang dirakit menggunakan mesin yang bekerja dengan siklus kompresi uap. Mesin pengering ini menggunakan komponen utama mesin AC split. Komponen utama dari AC split yaitu kompresor dengan daya 1 HP, kondensor, evaporator, pipa kapiler serta filter yang ukurannya menyesuaikan dengan besarnya daya kompresor. Ukuran lemari pengering briket yang digunakan memiliki panjang 120 cm, lebar 120 cm, serta tinggi 135 cm. Refrigeran dalam sistem kompresi uap ini menggunakan R134a. Kapasitas pengeringan briket sekitar 50 kg dengan jumlah briket 3660 biji. Ukuran briket yang digunakan mempunyai panjang 2,2 cm, lebar 2,2 cm dan tinggi 2,2 cm. Variasi penelitian yang digunakan adalah tanpa kipas dan menggunakan 2 kipas di dalam lemari pengering. Mesin pengering briket sistem udara tertutup dapat bekerja dengan baik. Mesin pengering briket menghasilkan waktu tercepat pada variasi pengeringan briket dibantu menggunakan 2 kipas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 347 menit, untuk mencapai massa berat total briket kering sebesar 43,92 kg dengan kapasitas pengeringan briket sekitar 50 kg. Kondisi udara yang dihasilkan di ruang pengering briket rata – rata sebesar 52,6°C, rata – rata suhu kerja evaporator sebesar 14,7°C dan rata – rata suhu kerja kondensor sebesar 85,9°C. Pada pengeringan briket tercepat, didapatkan hasil massa air yang berhasil diuapkan rata – rata pada variasi pengeringan briket dibantu menggunakan 2 kipas sebesar 0,0063 kgair/kgudara, laju aliran massa air rata –rata sebesar 0,017 kgair/menit, laju aliran massa udara rata - rata sebesar 2,685 kgudara/menit dan debit aliran udara yang masuk ke ruang pengering briket rata – rata sebesar 2,237 m3/menit. Mesin pengering briket yang menghasilkan waktu tercepat memiliki nilai energi kalor yang diserap ke dalam evaporator per satuan massa refrigeran (Qin) sebesar 72,6 kJ/kg, energi kalor yang keluar kondensor per satuan massa refrigeran (Qout) sebesar 105,68 kJ/kg, kerja kompresor per satuan massa refrigeran (Win) sebesar 33,08 kJ/kg, COPaktual mesin siklus kompresi uap sebesar 2,20, COPideal mesin siklus kompresi uap sebesar 4,04 dan efisiensi dari mesin siklus kompresi uap sebesar 54,46%. Kata kunci : Mesin pengering briket, siklus kompresi uap, sistem udara tertutup. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Nowdays, briquette dryers are pratical, safe and environmentally friendly, can be used anytime regardless of weather and time, is needed for briquette business. This drying machine serves as a substitute for the sun’s heat to dry the briquettes. The purpose of this research is to design and assemble briquette dryer machine with 50 kg capacity which is pratical, safe, and environmentally friendly that works by using vapor compression cycle. Knowing the fatest briquette drying time by using a briquette dryer machine. The research was conducted in CV. Citra Gemilang Klepu, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. The briquette dryer machine is assembled by a machine that works with a vapor compression cycle. This dryer uses main components a split air conditioner (split AC). The main components of a split AC machine consist of compressor with 1 HP power, condenser, evaporator, capillary pipe and a filter which size adjusts to the magnitude of the compressor power. The size of the briquette dryer cupboard used has a length of 120 cm, a width of 120 cm, and height of 135 cm. The refrigerant in this vapor compression system uses R134a. The size of the briquette used has a length of 2,2 cm, a width of 2,2 cm, and height of 2,2 cm. The research varitions use are fanless and use two fans in the dryer cabinet. A briquette dryer machine with closed air system works well. The briquette sryer machine produces the fastest time on variation of assisted briquette drying using 2 fans. It takes about 347 minutes to reach the total weight of dry briquettes of 43,92 kg with a briquette drying capacity of about 50 kg. The air condition produced in the briquette dyer room averaged 52,6°C, the average working temperature of the evaporator is 14,7°C and the average working temperature of the condenser is 85,9°C. At the fastest briquette drying, the result of the average evaporated water mass in the variation of briquette drying was assisted using 2 fans of 0,0063 kgwater/kgair, average water mass flow rate of 0,017 kgwater/minutes, average air mass flow rate of 2,685 kgudara/minutes and the airflow discharge entering the briquette dryer room average 2,237 m3/minutes. The fastest briquette drying machine has the value of heat energy absorbed into the evaporator per refrigerant mass unit of 72,6 kJ/kg, the energy of the heat out of the condenser per refrigerant mass unit of 105,68 kJ/kg, the compressor work per refrigerant mass unit of 33,08 kJ/kg, COPactual vapor compression cycle machine of 2,20, COPideal vapor compression cycle machine of 4,04 and the efficiency of vapor compression cycle machine of 54,46%. Keyword : briquette dryer machine, vapor compression cycle, closed air system. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma untuk memperoleh ijazah maupun gelar S1 Teknik Mesin. Berkat bimbingan, nasehat, dan doa yang diberikan oleh berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan juga maksimal. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada : 1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. 2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Ir. Rines, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama perkuliahan. 5. Seluruh Staf Pengajar dan Tenaga Kependidikan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, yang telah membantu penulis selama perkuliahan hingga selesainya penulisan Skripsi ini. 6. Wisnu Wibowo, selaku pemilik CV. CITRA GEMILANG yang telah memberi ijin untuk memfasilitasi selama proses pengambilan data. 7. Hartono dan Trini Sujiyahati selaku orang tua yang telah memberi semangat, doa maupun materi selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i. TITLE PAGE ..................................................................................................... ii. HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v. HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................... vi. ABSTRAK ........................................................................................................ vii. ABSTRACT ........................................................................................................ viii. KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix. DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi. DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1. 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2. 1.3. Batasan Masalah.................................................................................... 3. 1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4. 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4. BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA.................................. 5. 2.1. 5. Dasar Teori ............................................................................................ xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.1. Metode Pengeringan Briket.................................................................. 5. 2.1.2. Dehumidifier ......................................................................................... 7. 2.1.3. Siklus Kompresi Uap ............................................................................ 9. 2.1.3.1 Komponen – komponen Utama pada Mesin Siklus Kompresi Uap ..... 13. 2.1.3.2 Perhitungan - perhitungan Mesin Siklus Kompresi Uap....................... 16. 2.1.4. Psychrometric Chart ............................................................................. 20. 2.1.4.1 Proses – Proses yang terjadi dalam Psychrometric Chart .................... 23. 2.1.4.2 Proses Udara yang terjadi pada Mesin Pengering briket ...................... 27. 2.1.4.3 Proses Pengeringan Briket pada Psychrometric Chart ......................... 28. 2.2. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 32. BAB III PEMBUATAN ALAT ........................................................................ 35. 3.1. Objek penelitian .................................................................................... 35. 3.2. Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Briket ........................... 36. 3.2.1. Alat ........................................................................................................ 36. 3.2.2. Bahan..................................................................................................... 44. 3.2.3. Alat Bantu Penelitian ............................................................................ 52. 3.3.. Variasi Penelitian .................................................................................. 56. 3.4. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 56. 3.4.1. Diagram alur Penelitian......................................................................... 56. 3.4.2. Pembuatan Mesin Pengering Briket ...................................................... 58. 3.4.3. Proses Pengisian Refrigeran .................................................................. 60. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.4.4. Skematik Pengambilan Data ................................................................. 61. 3.5. Cara Pengambilan Data ......................................................................... 62. 3.6. Cara Mengolah Data ............................................................................. 64. 3.7. Cara Mendapatkan Kesimpulan dan Saran ........................................... 65. BAB IV HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, PEMBAHASAN ............ 66. 4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 66. 4.2. Hasil Perhitungan .................................................................................. 68. 4.3. Pembahasan ........................................................................................... 77. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 81. 5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 81. 5.2. Saran ...................................................................................................... 81. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83. LAMPIRAN ..................................................................................................... 85. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Tabel yang digunakan dalam pengambilan data .......................... 63. Tabel 3.1. Lanjutan tabel yang digunakan dalam pengambilan data ............ 64. Tabel 4.1. Data rata – rata hasil pengeringan briket tanpa kipas .................. 66. Tabel 4.1. Lanjutan data rata – rata hasil pengeringan briket tanpa kipas .... 67. Tabel 4.2. Data rata – rata hasil pengeringan briket menggunakan 2 kipas ............................................................................................. Tabel 4.2. Lanjutan data rata – rata hasil pengeringan briket menggunakan 2 kipas .......................................................................................... Tabel 4.3. 76. Hasil perhitungan kelembaban spesifik pada variasi pengeringan briket menggunakan 2 kipas......................................................... Tabel 4.5. 75. Lanjutan hasil perhitungan kelembaban spesifik pada variasi pengeringan briket tanpa kipas..................................................... Tabel 4.5. 69. Hasil perhitungan kelembaban spesifik pada variasi pengeringan briket tanpa kipas ......................................................................... Tabel 4.4. 68. Hasil perhitungan pada setiap massa air yang diuapkan setiap variasi ........................................................................................... Tabel 4.4. 67. 76. Lanjutan perhitungan kelembaban spesifik pada variasi pengeringan briket menggunakan 2 kipas......................................................... xiv. 77.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Pengeringan briket menggunakan panas matahari .................... 6. Gambar 2.2. Pengeringan briket menggunakan mesin oven .......................... 6. Gambar 2.3. Siklus Refrigerant Dehumidifier ............................................... 8. Gambar 2.4. Desiccant Dehumidifier ............................................................ 9. Gambar 2.5. Skematik rangkaian komponen utama siklus kompresi uap ..... 10. Gambar 2.6. Siklus kompresi uap pada diagram P-h ..................................... 10. Gambar 2.7. Siklus kompresi uap pada diagram T-s ..................................... 11. Gambar 2.8. Kompresor hermetik jenis rotari ............................................... 13. Gambar 2.9. Kompresor hermetik jenis torak ................................................ 13. Gambar 2.10 Kondensor jenis pipa bersirip ................................................... 14. Gambar 2.11 Kondensor jenis pipa ................................................................. 14. Gambar 2.12 Pipa kapiler................................................................................ 15. Gambar 2.13 Evaporator jenis pipa bersirip ................................................... 16. Gambar 2.14 Filter .......................................................................................... 16. Gambar 2.15 Diagram P-h R134a ................................................................... 17. Gambar 2.16 Psychrometric Chart ................................................................. 22. Gambar 2.17 Parameter dan proses pada Psychrometric Chart ..................... 23. Gambar 2.18 Proses Heating .......................................................................... 24. Gambar 2.19 Proses Cooling .......................................................................... 24. Gambar 2.20 Humidifying ............................................................................... 25. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.21 De-Humidifying ......................................................................... 25. Gambar 2.22 Heating dan Humidifying .......................................................... 26. Gambar 2.23 Heating dan De-Humidifying .................................................... 26. Gambar 2.24 Cooling dan Humidifying .......................................................... 27. Gambar 2.25 Cooling dan De-Humidifying .................................................... 27. Gambar 2.26 Proses udara yang terjadi di dalam mesin pengering briket ...... 28. Gambar 2.27 Proses pengeringan briket pada Psychrometric Chart .............. 29. Gambar 3.1. Skematik mesin pengering briket .............................................. 35. Gambar 3.2. Susunan briket yang dikeringkan .............................................. 36. Gambar 3.3. Gergaji besi ............................................................................... 37. Gambar 3.4. Mesin gergaji triplek ................................................................. 37. Gambar 3.5. Meteran ..................................................................................... 38. Gambar 3.6. Pensil ................................................................................................. 38. Gambar 3.7. Bor Listrik ........................................................................................ 39. Gambar 3.8. Amplas ...................................................................................... 39. Gambar 3.9. Palu............................................................................................ 39. Gambar 3.10 Gerinda potong .......................................................................... 40. Gambar 3.11 Mesin las listrik ......................................................................... 40. Gambar 3.12 Palu las ...................................................................................... 41. Gambar 3.13 Kacamata las ............................................................................. 41. Gambar 3.14 Sprayer ...................................................................................... 42. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 3.15 Tang........................................................................................... 42. Gambar 3.16 Obeng ........................................................................................ 43. Gambar 3.17 Pisau cutter ................................................................................ 43. Gambar 3.18 Double tape ............................................................................... 44. Gambar 3.19 Masking tape ............................................................................. 44. Gambar 3.20 Triplek partikel .......................................................................... 45. Gambar 3.21 Besi hollowdan besi siku ........................................................... 45. Gambar 3.22 Kayu .......................................................................................... 46. Gambar 3.23 Glass wool ................................................................................. 46. Gambar 3.24 Styrofoam .................................................................................. 47. Gambar 3.25 Paku sekrup ............................................................................... 47. Gambar 3.26 Engsel pintu ............................................................................... 48. Gambar 3.27 Cat ............................................................................................. 48. Gambar 3.28 Dempul dan sealler ................................................................... 49. Gambar 3.29 Slot pintu ................................................................................... 49. Gambar 3.30 Kompresor ................................................................................. 50. Gambar 3.31 Kondensor ................................................................................. 50. Gambar 3.32 Pipa kapiler................................................................................ 51. Gambar 3.33 Evaporator ................................................................................. 51. Gambar 3.34 Kipas ......................................................................................... 52. Gambar 3.35 Refrigeran R134a ...................................................................... 52. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 3.36 Termokopel dan pengukur suhu digital .................................... 53. Gambar 3.37 Stopwatch .................................................................................. 53. Gambar 3.38 Timbangan digital ..................................................................... 54. Gambar 3.39 Termometer bola kering, bola basah dan hygrometer ............... 54. Gambar 3.40 Timbangan gram ....................................................................... 55. Gambar 3.41 Rak briket .................................................................................. 55. Gambar 3.42 Remote mesin siklus kompresi uap ........................................... 56. Gambar 3.43 Diagram alur penelitian ............................................................. 57. Gambar 3.44 Kerangka mesin pengering briket ............................................. 58. Gambar 3.45 Pemasangan triplek pada mesin pengering briket ..................... 58. Gambar 3.46 Pemasangan pintu pada ruang pengering .................................. 59. Gambar 3.47 Pemasangan pintu pada ruang mesin siklus kompresi uap ....... 59. Gambar 3.48 Pemasangan glass wool pada tepi pintu .................................... 59. Gambar 3.49 Pemberian dempul pada lubang sambungan triplek.................. 60. Gambar 3.50 Skematik pengambilan data ...................................................... 61. Gambar 4.1. Diagram P-h R134a untuk data pengeringan briket tercepat .... 70. Gambar 4.2. Psychrometric Chart data tanpa kipas menit ke-60 .................. 73. Gambar 4.3. Grafik proses penurunan berat dengan waktu pengeringan ...... 79. Gambar L.1. Mesin pengering briket ............................................................. 85. Gambar L.2. Ruang pengering briket ............................................................. 85. Gambar L.3. Ruang mesin pengering briket .................................................. 86. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar L.4. Kipas yang digunakan di dalam lemari pengering briket.......... 86. Gambar L.5. Briket yang digunakan dalam penelitian ................................... 87. Gambar L.6. Kondisi briket basah .................................................................. 87. Gambar L.7. Kondisi briket kering................................................................. 88. Gambar L.8. Briket yang dikeringkan dengan mesin pengering briket ......... 88. Gambar L.9. Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 60.................. 89. Gambar L.10 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 120................ 90. Gambar L.11 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 180................ 91. Gambar L.12 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 240................ 92. Gambar L.13 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 300................ 93. Gambar L.14 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 360................ 94. Gambar L.15 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 420................ 95. Gambar L.16 Psychrometric Chart tanpa kipas pada menit ke 480................ 96. Gambar L.17 Psychrometric Chart menggunakan 2 kipas pada menit ke 60 .......................................................................................... 97. Gambar L.18 Psychrometric Chart menggunakan 2 kipas pada menit ke 120 ........................................................................................ 98. Gambar L.19 Psychrometric Chart menggunakan 2 kipas pada menit ke 180 ........................................................................................ 99. Gambar L.20 Psychrometric Chart menggunakan 2 kipas pada menit ke 240 ........................................................................................ xix. 100.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar L.21 Psychrometric Chart menggunakan 2 kipas pada menit ke 300 ........................................................................................ 101. Gambar L.22 Psychrometric Chart menggunakan 2 kipas pada menit ke 360 ........................................................................................ 102. Gambar L.23 Diagram P-h R134a dengan keadaan diberi beban ................... 103. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang hanya memiliki 2 musim. disepanjang tahun yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan di Indonesia berlangsung setiap bulan Oktober hingga April. Sedangkan, musim kemarau berlangsung setiap bulan Mei hingga September. Musim hujan di Indonesia biasanya terjadi selama 6 bulan. Beberapa tahun belakangan ini terjadi perubahan siklus waktu berlangsungnya musim hujan dan kemarau yang mengakibatkan ketidak menentunya lama siklus hujan di Indonesia. Hal tersebut merupakan masalah serius bagi beberapa pengusaha seperti pelaku usaha briket yang memanfaatkan panas matahari sebagai alat untuk membantu usahanya. Ketika musim hujan berlangsung, maka panas matahari akan sulit didapat sedangkan disisi lain para pelaku usaha briket ingin memberikan hasil yang maksimal pada konsumen atau pelanggan. Akan tetapi terhambat dengan minimnya panas matahari yang mereka andalkan sebagai alat utama untuk membantu mengeringkan briket. Briket merupakan bahan bakar alternatif yang mulai diminati di kalangan masyarakat. Permintaan kebutuhan briket yang meningkat berdampak pada kebutuhan pengeringan briket yang menjadi meningkat pula. Hal ini menjadi sulit untuk dipenuhi, seperti diketahui bahwa proses pengeringan briket relatif lama setelah briket diproduksi. Briket harus melalui tahap pengeringan manual yang menggunakan panas matahari sebelum dimasukkan di mesin oven untuk pengeringan lanjut. Pengeringan menggunakan panas matahari membutuhkan waktu sekitar 2 hari. Pengeringan dilakukan dari pukul 08.00 – 11.00 WIB. Kelebihan pengeringan menggunakan panas matahari adalah dapat mengeringkan briket dengan jumlah yang banyak, pengeringan yang gratis dan ramah lingkungan. Kekurangannya adalah membutuhkan lahan yang cukup luas untuk penjemuran, membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan terkendala cuaca.. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pelaku usaha briket merasa pengeringan briket menggunakan panas matahari kurang efektif dan mengganggu pengiriman produksi. Pelaku usaha briket membuat oven untuk mengeringkan hasil produksinya. Oven yang beredar dipasaran adalah oven bakar atau oven yang menggunakan api untuk memanaskannya seperti kayu bakar atau LPG. Meskipun pengeringan briket menggunakan oven, briket tetap harus diangin – anginkan terlebih dahulu selama 2 hari. Jika briket langsung dimasukkan tanpa tahap penjemuran, maka briket akan rusak. atau pecah karena terkena suhu oven yang tinggi. Kelebihan. pengeringan briket menggunakan briket adalah waktu yang dibutuhkan pengeringan lebih cepat. Kelemahannya adalah membutuhkan tenaga kerja lebih untuk mengawasi dan mengontrol suhu, menambah kayu bakar atau mangatur gas LPG agar suhu tidak terlalu tinggi atau rendah. Melihat permasalahan tersebut maka diperlukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu diperlukan alat pengering briket tanpa mengandalkan panas matahari, dapat bekerja setiap waktu terutama pada musim penghujan untuk mengeringkan briket. Alat pengering tersebut mempunyai pengeringan lebih baik daripada menggunakan panas matahari. Alat pengering ini bekerja mengeringkan uap air yang terdapat pada briket. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan diatas dengan membuat mesin pengering dengan menggunakan energi listrik. Oleh karenanya penulis tertarik untuk merancang dan melakukan penelitian tentang mesin pengering briket, praktis, aman, ramah lingkungan serta dapat mengeringkan briket dalam jumlah yang banyak dengan energi listrik. 1.2. Rumusan Masalah Perusahaan pembuat briket mengeluhkan lamanya waktu pengeringan. briket menggunakan energi surya setelah briket tersebut didiamkan semalam. Proses pengeringan menggunakan energi surya dirasa kurang efektif, maka diperlukan solusi lain seperti dibuatnya mesin pengering briket yang dirancang secara praktis, aman dan ramah lingkungan. Mesin pengering ini jika berhasil.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. dibuat dapat dipergunakan sebagai pengganti energi surya dalam proses pengeringan briket. Dirancang suatu mesin pengering briket yang dapat digunakan setiap waktu dan dapat meningkatkan kapasitas produksi per bulannya. Bagaimana merancang dan merakit mesin pengering briket dengan energi listrik tersebut? Berapakah lama waktu yang diperlukan mesin tersebut untuk mengeringkan briket? Bagaimanakah karakteristik mesin pengering tersebut?. 1.3. Batasan Masalah Batasan – batasan yang diambil dalam penelitian ini :. a. Mesin pengering briket ini bekerja menggunakan siklus kompresi uap. b. Pengeringan briket dilakukan di dalam lemari dengan media udara. c. Ukuran lemari pengering briket adalah panjang 120 cm, lebar 120 cm dan tinggi 135 cm, sedangkan ukuran lemari mesin pengering berukuran panjang 60 cm, lebar 120 cm, tinggi 135 cm. d. Pengeringan briket menggunakan komponen – komponen utama dari mesin siklus kompresi uap yang memiliki daya kompresor sebesar 1 HP. e. Komponen utama dari mesin siklus kompresi uap meliputi kompresor, kondensor, pipa kapiler dan evaporator. f. Komponen – komponen utama mesin siklus kompresi uap diperoleh di pasar bebas dengan menggunakan refrigeran R134a. g. Rak yang digunakan tempat briket berukuran panjang 75 cm dan lebar 45 cm. h. Mesin pengering briket menggunakan sistem udara tertutup. i. Mesin pengering briket bekerja menggunakan tenaga listrik. untuk. menggerakkan kompresor dan kipas. j. Briket terbuat dari arang tempurung kelapa. k. Mesin pengering ini diperuntukkan mengeringkan briket dengan berat 50 kg sejumlah 3660 biji untuk sekali pengeringan. l. Bentuk briket yang dikeringkan berbentuk kotak berukuran panjang 2,2 cm, lebar 2,2 cm dan tinggi 2,2 cm..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian mesin pengering briket ini adalah :. a. Merancang dan merakit mesin pengering briket yang praktis, aman dan ramah lingkungan yang bekerja dengan menggunakan siklus kompresi uap berkapasitas 50 kg. b. Mengetahui waktu pengeringan briket tercepat dengan menggunakan mesin pengering briket. c. Mengetahui karakteristik mesin pengering briket pada saat menghasilkan pengeringan tercepat meliputi kondisi udara yang dipergunakan untuk proses pengeringan, suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor, kalor yang diserap evaporator, kalor yang dilepas kondensor dan kerja yang dilakukan oleh kompresor.. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :. a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang mesin pengering briket menggunakan sistem udara tertutup yang bekerja dengan menggunakan siklus kompresi uap yang dapat ditempatkan di perpustakaan atau dipublikasikan di buku – buku karya ilmiah. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian lanjut tentang mesin pengering briket dengan energi listrik. c. Menambah wawasan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai pengeringan briket alternatif. d. Didapatkannya teknologi yang tepat guna berupa mesin pengering briket dengan energi listrik bagi industri briket..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori. 2.1.1. Metode Pengeringan Briket Briket hasil cetakan masih memiliki kadar air yang sangat tinggi sehingga. perlu dikeringkan. Pengeringan bertujuan mengurangi kadar air dan menggeraskan sehingga aman dari gangguan jamur dan benturan fisik. Berdasarkan caranya terdapat 2 metode pengeringan, yaitu (a) Pengeringan panas matahari, (b) Pengeringan menggunakan oven. a. Pengeringan panas matahari Pengeringan briket menggunakan panas matahari sudah berlangsung sejak lama dan masih digunakan hingga saat ini. Pada proses ini panas yang dihasilkan matahari dapat menguapkan air pada briket. Hasil cetakan briket disusun dalam tampah atau keranjang kawat yang berlubang. Kemudian dihamparkan di tempat terbuka sehingga sinar matahari bebas masuk. Selama penjemuran, briket dibolak – balik agar panasnya merata. Kelebihan pengeringan briket menggunakan panas matahari adalah ramah lingkungan, pengeringan yang gratis dan briket yang dikeringkan dalam jumlah yang banyak. Adapun kekurangannya adalah tidak dapat mengeringkan briket pada saat cuaca hujan dan lama proses pengeringan briket pada saat cuaca mendung. Gambar 2.1 menyajikan pengeringan briket menggunakan panas matahari. Hasil pengeringan dengan panas matahari memberikan keadaan sebagian briket rusak (retak). Pengeringan dengan panas matahari membutuhkan tenaga kerja untuk mengangkat briket dari rumah industri ke tempat penjemuran dan sebaliknya. Perlu tenaga ekstra untuk memperhatikan keadaan cuaca, bila proses pengeringan dilakukan pada saat musim penghujan. Ketika musim kemarau juga perlu diperhatikan bila suhu udara terlalu panas (terik). Briket dijaga agar tidak banyak yang rusak karena terlalu banyak energi yang masuk ke briket.. 5.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Gambar 2.1 Pengeringan briket menggunakan panas matahari (Sumber : https://www.google.com/search?q=pengeringan+briket+panas+ matahari&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjWsIrX3bHZAhVFI5Q b. Pengeringan menggunakan mesin oven Salah satu sarana pengeringan buatan adalah menggunakan mesin oven. Pengeringan oven diterapkan untuk menurunkan kadar air karbon dengan cepat dan meingkatkan kekerasan briket. Oven menggunakan elemen pemanas sebagai komponen utamanya. Panas dari oven disirkulasikan ke dalam lemari pengering sehingga menghasilkan udara yang bersuhu tinggi untuk menguapkan air yang terkandung pada briket. Keuntungan pengeringan menggunakan oven adalah pengeringan briket dapat dilakukan setiap waktu, tidak terhalang dengan cuaca dan pengeringan briket lebih cepat. Kekurangannya adalah biaya yang harus dikeluarkan cukup tinggi dan perlu pengawasan saat alat beroperasi. Gambar 2.2 menyajikan pengeringan briket menggunakan oven.. Gambar 2.2 Pengeringan briket menggunakan oven.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 2.1.2. Dehumidifier Dehumidifier adalah suatu alat pengering udara yang berfungsi mengurangi. kandungan air pada udara melalui proses dehumidifikasi. Proses dehumidifikasi merupakan proses penurunan kadar air di dalam udara menjadi udara kering. Dengan mengkondisikan udara di dalam ruangan, sehingga diperoleh kelembaban yang sesuai dengan tujuan. Metode dehumidifikasi dalam pengeringan udara dapat dibagi 2, yaitu (a) Refrigerant Dehumidifier, (b) Desiccant Dehumidifier. Penjelasan kedua metode dehumidifikasi adalah sebagai berikut : a. Refrigerant Dehumidifier Refrigerant Dehumidifier adalah cara mendinginkan udara dibawah titik embun dan menurunkan kandungan air dengan cara kondensasi. Refrigerant Dehumidifier merupakan dehumidifikasi yang pengoperasiannya sangat mudah, biaya produksinya yang murah dan dapat ditempatkan pada ruangan bersuhu hangat dan kelembaban yang tinggi. Prinsip kerja refrigerant dehumidifier adalah menggunakan sistem kompresi uap. Evaporator akan menghisap uap air yang terdapat di dalam udara sehingga udara menjadi kering. Kemudian udara dilewatkan kondensor supaya menjadi kering dengan suhu udara yang tinggi. Evaporator berfungsi menurunkan suhu udara sehingga terjadi kondensasi dimana uap air akan menetes ke bawah dan tertampung pada wadah. Kondensor memiliki peran menaikkan suhu supaya udara menjadi semakin kering. Gambar 2.3 menyajikan siklus refrigerant dehumidifier..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Gambar 2.3 Siklus Refrigerant Dehumidifier (Sumber : https://www.google.com/search?q=refrigerant+dehumidifier& source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiinOPmycXZAhUMLI8KHW) b. Desiccant Dehumidifier Desiccant Dehumidifier merupakan proses penurunan kadar air dengan menggunakan metode bahan pengering sebagai penyerap kelembabanliquid atau solid, seperti silica gel atau batu zeloit. Prinsip kerja Desiccant Dehumidifier berbanding terbalik dengan Refrigerant Dehumidifier. Prinsip kerja Desiccant Dehumidifier adalah melewatkan udara ke bagian proses pada disc. Disc dibuat seperti sarang lebah dan berisi bahan penyerap. Disc dibagi menjadi dua saluran yang dipisahkan oleh sekat. Pada desiccant dehumidifier disc diputar perlahan – lahan menggunakan motor kecil, kemudian uap air pada udara akan diserap oleh disc. Kemudian udara meninggalkan rotor dengan suhu tinggi dan kering. Berputarnya disc pada bagian reaktivasi disirkulasikan udara panas dari heater. Pemanasan pada bagian reaktivasi berfungsi meregenerasikan disc bahan pengering. Kemudian air yang terserap oleh disc bagian reaktivasi akan terlepas karena proses pemanasan dan heat exchanger. bergantian menyerap uap air. tersebut. Uap air yang terserap oleh heat exchanger akan terpisah menjadi udara dan air. Udara akan disirkulasikan kembali ke heater sedangkan air akan menetes dan tertampung pada tangki. Gambar 2.4 menyajikan desiccant dehumidifier..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Gambar 2.4 Desiccant Dehumidifier (Sumber : https://www.google.com/search?q=desiccant+dehumidifier& source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjK64aIysXZAhXCu48KHa97) 2.1.3. Siklus Kompresi Uap Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi. yang digunakan dalam dehumidifier. Terdapat beberapa jenis refrigeran yang umum digunakan pada siklus kompresi uap adalah R-410A, R600 dan R-134a. Refrigeran saat ini yang sering digunakan adalah R-134a karena refrigeran jenis ini lebih ramah lingkungan. Komponen siklus kompresi uap adalah kompresor, evaporator, kondensor dan pipa kapiler. Gambar 2.5 menyajikan skematik rangkaian komponen utama siklus kompresi uap, Gambar 2.6 menyajikan siklus kompresi uap pada diagram P-h dan Gambar 2.7 menyajikan kompresi uap pada diagram T-s. Qin pada Gambar – gambar tersebut adalah besarnya kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran. Qut adalah besarnya kalor yang dilepas kondensor per satuan massa refrigeran dan Win adalah kerja yang dilakukan kompresor per satuan massa refrigeran..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Gambar 2.5 Skematik rangkaian komponen utama siklus kompresi uap Dalam siklus kompresi uap ini, uap refrigeran bertekanan rendah akan dikompresi oleh kompresor menjadi uap refrigeran bertekanan tinggi. Uap refrigeran bertekanan tinggi diembunkan menjadi cairan refrigeran bertekanan tinggi di dalam kondensor. Cairan refrigeran tersebut diturunkan oleh pipa kapiler supaya cairan refrigeran bertekanan rendah dapat menguap kembali dalam evaporator menjadi uap refrigeran tekanan rendah.. Gambar 2.6 Siklus kompresi uap pada diagram P-h.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Gambar 2.7 Siklus kompresi uap pada diagram T-s. Terdapat beberapa proses yang dialami refrigeran dalam siklus kompresi uap standar ini yaitu (a) proses kompresi, (b) proses desuperheating, (c) proses kondensasi, (d) proses subcooling, (e) proses throthling, (f) proses penguapan dan (g) proses superheating. a. Proses 1 - 2 merupakan proses kompresi isentropis Proses kompresi bertujuan untuk menaikkan tekanan refrigeran, dari tekanan rendah menuju tekanan tinggi. Proses ini berlangsung di kompresor dan berlangsung secara isentropis adiabatik (proses ideal). Fluida atau refrigeran masuk kompresor memiliki fase gas panas lanjut bertemperatur rendah. Kompresor dapat bekerja karena adanya aliran listrik yang diberikan. Tekanan hasil kompresor harus menghasilkan temperatur kerja kondensor yang tinggi seperti yang diinginkan (suhu kerja kondensor harus lebih tinggi daripada suhu lingkungan). Kompresor juga berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran di dalam siklus kompresi uap. b. Proses 2 - 2a merupakan proses penurunan suhu (desuperheating) Proses desuperheating berlangsung pada tekanan yang tetap. Proses ini merupakan proses penurunan suhu refrigeran dari fase gas panas lanjut menjadi gas jenuh. Penurunan suhu terjadi karena terdapat perpindahan kalor dari refrigeran ke lingkungan. Proses desuperheating berlangsung sebelum memasuki kondensor..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. c. Proses 2a - 3a merupakan proses kondensasi Proses kondensasi adalah perubahan refrigeran dari fase gas jenuh menjadi cair jenuh. Proses ini berlangsung pada tekanan dan suhu yang tetap. Ketika perubahan fase refrigeran, kalor keluar dari refrigeran karena suhunya lebih tinggi daripada suhu lingkungan. d. Proses 3a - 3 merupakan proses pendinginan lanjut (subcooling) Proses subcooling adalah proses penurunan suhu pada refrigeran setelah refrigeran memiliki kondisi cair jenuh. Pada proses ini terjadi perubahan fase daric air jenuh menjadi cair lanjut. Tekanan pada proses ini tetap. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi refrigeran yang benar-benar dalam keadaan cair, supaya mudah mengalir di dalam pipa kapiler. Proses subcooling menyebabkan nilai COP mesin lebih tinggi dibandingkan jika tidak ada proses subcooling. e. Proses 3 - 4 merupakan proses throthling Proses throthling adalah proses penurunan tekanan refrigeran pada entalpi konstan. Akibat penurunan tersebut suhu refrigeran juga menjadi turun. Proses ini berlangsung di pipa kapiler, fase refrigeran ketika masuk pipa kapiler berbentuk cair lanjut berubah menjadi campuran antara fase cair dan gas. f. Proses 4 - 1a merupakan proses penguapan (evaporasi) Proses ini terjadi di evaporator. Pada proses penguapan terjadi pada tekanan dan temperature yang tetap. Kondisi suhu kerja evaporator rendah, maka ada kalor yang masuk dari lingkungan di sekitar evaporator. Kalor yang masuk ini digunakan untuk merubah fase refrigeran dari campuran cair dan gas menjadi gas jenuh. g. Proses 1a - 1 merupakan proses pemanasan lanjut (superheating) Proses superheating terjadi karena penyerapan kalor terus – menerus pada proses (4-1a), sehingga refrigeran yang masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh ke gas panas lanjut. Proses ini mengakibatkan temperatur refrigeran mengalami peningkatan, sedangkan tekanannya tetap. Dengan adanya proses superheating menjadikan kompresor bekerja lebih ringan dan meningkatkan nilai COP..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2.1.3.1 Komponen – komponen Utama pada Mesin Siklus Kompresi Uap a. Kompresor Kompresor berfungsi menaikkan tekanan refrigeran dari tekan rendah (P1) ke tekanan tinggi (P2). Kompresor bekerja menggunakan daya listrik yang diberikan ke kompresor. Proses yang terjadi pada kompresor disebut proses kompresi. Cara kerja kompresor adalah menghisap sekaligus memompa refrigeran sehingga terjadi sirkulasi refrigeran yang mengalir dari pipa – pipa mesin siklus kompresi uap. Pada umumnya kompresor berdaya rendah yang digunakan pada mesin siklus kompresi uap adalah jenis kompresor hermetik. Konstruksi dari kompresor ini menempatkan motor listrik dengan kompresor dalam menjadi satu rumah. Gambar 2.8 menyajikan kompresor hermetik jenis rotari dan Gambar 2.9 menyajikan kompresor hermetik jenis torak.. Gambar 2.8 Kompresor hermetik jenis rotari (Sumber : https://www.google.com/search?q=kompresor+hermetik+jenis+ rotary&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi8y4GBo8XZAhXGOo). Gambar 2.9 Kompresor hermetik jenis torak (Sumber : https://www.google.com/search?q=kompresor+hermetik+jenis+torak &source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiL_ouposXZAhVGrY8KHaS1).

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. b. Kondensor Kondensor berfungsi merubah fase refrigeran dari gas menjadi cair. Pada kondensor berlangsung tiga proses utama yaitu penurunan suhu refrigeran dari gas panas lanjut ke gas jenuh (desuperheating), proses dari gas jenuh ke cair jenuh (kondensasi), dan proses pendinginan lanjut (subcooling). Pada suhu yang tetap berlangsung proses pengembunan refrigeran dari gas jenuh ke cair jenuh. Kalor yang dilepas oleh kondensor dibuang keluar. melalui permukaan sirip. Ada. beberapa macam kondensor : kondensor jenis pipa dan kondensor jenis pipa bersirip. Gambar 2.10 menyajikan kondensor jenis pipa bersirip dan Gambar 2.11 menyajikan kondensor jenis pipa.. Gambar 2.10 Kondensor jenis pipa bersirip (Sumber : https://www.google.com/search?q=kondensor+AC+jenis+ pipa&tbm=isch&tbs=rimg:CdG0vQZm9RQsIji2mYCh_1rpi2MrnD0AjmIwG6F). Gambar 2.11 Kondensor jenis pipa (Sumber : https://www.oogle.com/search?biw=1366&bih= 619&tbm=isch &sa=1&ei=4eaUWtnWKcye0gSMu4vYDw&q=kondensor++jenis+pipa&oq=).

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. c. Pipa kapiler Pipa kapiler merupakan alat ekspansi pada mesin pendingin. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran dan menurunkan suhu mencapai suhu yang rendah. Cairan refrigeran yang mengalir masuk ke pipa kapiler tekanannya menjadi berkurang akibat gesekan refrigeran dengan permukaan dalam pipa. Diameter dan panjang pipa kapiler ditetapkan berdasarkan kapasitas pendinginan. Diameter pipa kapiler sekitar 0,026 inch atau 0,028 inch. Kerusakan mesin mesin siklus kompresi uap sering diakibatkan oleh pipa kapiler karena bocor atau karena tersumbat. Gambar 2.12 menyajikan pipa kapiler.. Gambar 2.12 Pipa kapiler. d. Evaporator Evaporator merupakan tempat terjadinya proses penguapan refrigeran dari fase cair menjadi fase gas. Pada perubahan fase tersebut membutuhkan kalor. Energi kalor yang diambil berasal dari lingkungan sekeliling evaporator. Proses penguapan refrigeran pada evaporator berlangsung pada tekanan dan suhu yang tetap. Evaporator berbentuk pipa yang diberi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Ada beberapa jenis evaporator : evaporator jenis pipa dan evaporator jenis pipa bersirip. Gambar 2.13 menyajikan gambar evaporator jenis pipa bersirip..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Gambar 2.13 Evaporator jenis pipa bersirip (Sumber : https://www.google.com/search?q=evaporator+jenis +pipa+bersirip&tbm=isch&tbs=rimg:CVuBS5Cz7bm6IjjqglS9OHM0KnX1V). e. Filter Filter merupakan alat penyaring kotoran. Filter diletakkan sebelum pipa kapiler supaya tidak ada kotoran yang menyumbat pada pipa kapiler. Pada umumnya filter berupa tabung kecil yang mempunyai diameter antara 12 – 15 mm dan panjang kurang dari 14 cm. Gambar 2.14 menyajikan filter.. Gambar 2.14 Filter. 2.1.3.2 Perhitungan - perhitungan Mesin Siklus Kompresi Uap Dengan diagram P-h, nilai entalpi di dalam siklus kompresi uap dapat diketahui. Dengan diketahui nilai entalpi maka kerja kompresor, pengeluaran energi kalor, penyerapan energi kalor, koefisien prestasi (COP) dan efisiensi juga dapat diketahui. Pada Gambar 2.15 menyajikan diagram P-h R134a..

(37) Gambar 2.15 Diagram P-h R134a (Sumber : http://www-users.aston.ac.uk/~smithdi/images/R134a%20ph%20diagram.PDF). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. a. Energi kalor per satuan massa yang diserap evaporator (Qin) Energi kalor per satuan massa yang diserap evaporator merupakan perubahan entalpi dari titik 4 ke titik 1. Perubahan entalpi tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.1) : Qin = h1– h4. (2.1). Pada Persamaan (2.1) : Qin. : Energi/kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). h1. : Entalpi refrigeran saat keluar evaporator = entalpi refrigeran masuk kompresor, (kJ/kg). h4. : Entalpi refrigeran sebelum masuk evaporator = entalpi refrigeran keluar dari pipa kapiler, (kJ/kg). b. Energi kalor per satuan massa refrigeran yang dilepas kondensor (Qout). Energi kalor per satuan massa refrigeran yang dilepas kondensor merupakan perubahan entalpi dari titik 2 ke titik 3 .perubahan tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.2) : Qout = h2 – h3. (2.2). Pada Persamaan (2.2) : Qout. : Energi yang dilepas kondensor per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). h2. : Entalpi refrigeran saat masuk kondensor per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). h3. : Entalpi refrigeran saat masuk pipa kapiler per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). c. Kerja Kompresor Kerja kompresor per satuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi dari titik 1 ke titik 2 yang dapat dihitung dengan Persamaan (2.3) :.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Win = h2 – h1. (2.3). Pada Persamaan (2.3) : Win. : Kerja kompresor per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). h1. : Entalpi saat masuk kondensor per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). h2. : Entalpi saat keluar evaporator per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). d. Coefficient Of Performance (COPaktual) mesin siklus kompresi uap Koefisien prestasi aktual siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan Persamaan (2.4) : COPaktual =. (2.4). Pada Persamaan (2.4) : COPaktual. : Unjuk kerja aktual mesin siklus kompresi uap.. Qin. : Energi/kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). Win. : Kerja yang dilakukan kompresor per satuan massa refrigeran, (kJ/kg). e. Coefficient Of Performance (COPideal) mesin siklus kompresi uap Koefisien prestasi ideal siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan Persamaan (2.5) : COPideal =. (2.5). Pada Persamaan (2.5) : COPideal. : Unjuk kerja ideal mesin siklus kompresi uap. Te. : Suhu mutlak evaporator, (°C). Tc. : Suhu mutlak kondensor, (°C).

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. f. Efisiensi (η) mesin kompresi uap Efisiensi dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.6): η=. x 100%. (2.6). Pada Persamaan (2.6) : η. : Efisiensi mesin siklus kompresi uap. COPaktual. : Unjuk kerja aktual mesin siklus kompresi uap. COPideal. : Unjuk kerja ideal mesin siklus kompresi uap. 2.1.4. Psychrometric Chart Psychrometric Chart adalah suatu pendekatan terhadap sifat- sifat. termodinamika udara melalui bentuk grafis seperti terlihat pada Gambar 2.16 Menentukan sifat – sifat termodinamika udara menggunakan diagram psikometrik minimal dua parameter harus sudah diketahui. Selain untuk mengetahui mengetahui. sifat. –. sifat. termodinamika. udara. juga. digunakan. untuk. mengidentifikasi proses fisik yang terjadi di lingkungan. Parameter – parameter yang digunakan dalam pyschrometric chart antara lain (a) Dry bulb temperature, (b) Wet bulb temperature, (c) Dew point temperature, (d) Specific humidity, (e) Volume spesifik, (f) Entalpi, (g) Kelembaban relatif. a. Dry bulb temperature (Tdb) Dry bulb temperature (Tdb) adalah suhu udara yang diperoleh melalui pengukuran termometer dengan tabung bulb dalam keadaan kering atau tidak dibasahi air atau tidak dibalut dengan kain basah. b. Wet bulb temperature (Twb) Wet bulb temperature (Twb) adalah suhu udara yang diperoleh melalui pengukuran termometer dengan tabung bulb dalam keadaan dibasahi air atau dibalut dengan kain basah. c. Dew point temperature (Tdp) Dew point temperature (Tdp) adalah suhu dimana uap air di dalam udara mulai menunjukkan aksi pengembunan ketika udara diturunkan suhunya. Pada kondisi.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. dew point temperature, temperatur bola basah (Twb) akan sama dengan temperatur titik embun pada saat udara mengalami pengembunan, demikian pula dengan temperatur bola kering (Tdb). d. Specific humidity (w) Specific humidity (w) adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap kilogram udara kering atau perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering (kgair/kgudara). e. Volume spesifik (Spv) Volume spesifik adalah volume suatu zat per satuan massa. Merupakan kebalikan dari massa jenis, dimana massa jenis merupakan perhitungan massa setiap satuan massa. f. Entalpi (h) Entalpi menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. g. Kelembaban relatif (RH%) Kelembaban relatif adalah perbandingan massa air yang berada pada udara dibandingkan dengan massa air maksimal dari uap air yang berada di ruang tertentu..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.16 Psychrometric Chart. 22.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 2.1.4.1 Proses – proses yang Terjadi dalam Psychrometric Chart Proses – proses yang terjadi pada udara dalam Psychrometric Chart adalah proses Psychrometric Chart utama yang meliputi proses heating, cooling, humidifying dan dehumidifying dan proses Psychrometric Chart campuran meliputi Heating & Humidifying, Heating & De-humidifying, Cooling & Humidifying dan Cooling & De-humidifying. Gambar 2.17 menyajikan proses pada psychrometric chart.. Gambar 2.17 Parameter dan proses pada Psychrometric Chart (Sumber : http//climatechamber.wordpress.com/category/psychrometric.) a. Proses Heating Proses heating adalah proses penambahan kalor ke udara. Proses heating terjadi peningkatan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi dan volume spesifik. Temperatur titik embun dan kelembaban spesifik dalam keadaan konstan. Namun, kelembaban relatif mengalami penurunan. Gambar 2.18 menyajikan proses heating..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Gambar 2.18 Proses Heating. b. Proses Cooling Proses cooling adalah proses pengambilan kalor dari udara sehingga temperatur udara menurun. Pada proses cooling terjadi penurunan pada temperatur bola kering, temperatur bola basah dan volume spesifik. Sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan. Kelembaban spesifik dan titik embun tidak mengalami perubahan atau keadaan konstan. Gambar 2.19 menyajikan proses cooling.. Gambar 2.19 Proses Cooling. c. Proses Humidifying Proses humidifying adalah proses penambahan kandungan uap air ke udara tanpa terjadi perubahan temperatur bola kering, sehingga terjadi kenaikan pada.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. entalpi, temperatur bola basah, titik embun dan kelembaban spesifik. Gambar 2.20 menyajikan proses humidifying.. Gambar 2.20 Proses humidifying. d. Proses De-humidifying Proses de-humidifying adalah proses pengurangan kandungan uap air ke udara tanpa terjadi perubahan pada temperatur bola kering, sehingga terjadi penurunan pada entalpi, temperatur bola basah, titik embun dan kelembaban spesifik. Gambar 2.21 menyajikan proses de-humidifying.. Gambar 2.21 Proses de-humidifying. e. Proses Heating and Humidifying Proses heating and humidifying adalah proses pemanasan udara yang disertai dengan penambahan uap air. Terjadi peningkatan pada kelembaban spesifik, entalpi, temperatur bola basah dan temperatur bola kering. Gambar 2.22 menyajikan proses heating & humidifying..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Gambar 2.22 Proses heating and humidifying. f. Proses Heating and De-humidifying Proses heating and de-humidifying adalah proses menaikkan suhu udara dan menurunkan kandungan uap air yang terdapat pada udara. Sehingga terjadi penurunan pada kelembaban spesifik, entalpi temperatur bola basah dan kelembaban relatif. Temperatur bola kering mengalami peningkatan. Gambar 2.23 menyajikan proses heating and de-humdifying.. Gambar 2.23 Proses heating & de-humidifying. g. Proses Cooling and Humidifying Proses cooling and humidifying adalah proses menurunkan temperatur dan menaikkan kandungan uap air di udara. Pada proses ini terjadi peningkatan temperatur bola basah, titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik. Sedangkan temperatur bola kering dan volume spesifik mengalami penurunan. Gambar 2.24 menyajikan proses cooling and humidifying..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Gambar 2.24 Proses cooling and humidifying. h. Proses Cooling and De-humidifying Proses cooling and de-humidifying adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten ke udara. Terjadi penurunan pada temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun dan kelembaban spesifik. Kelembaban relatif dapat mengalami penurunan dan dapat mengalami peningkatan tergantung dari prosesnya. Gambar 2.25 menyajikan proses cooling and de-humidifying.. Gambar 2.25 Proses cooling and de-humidifying. 2.1.4.2 Proses Udara yang terjadi pada Mesin Pengering Briket Pada Gambar 2.26 menyajikan proses udara yang terjadi pada mesin pengering briket. Udara lembab yang berasal dari ruang pengering dilewatkan ke dalam evaporator guna untuk dilakukan proses pendinginan dan penurunan kelembaban sehingga udara menjadi rendah kering. Udara kering yang.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. bertemperatur rendah hasil pengkondisian evaporator akan dilewatkan kompresor yang memiliki temperatur tinggi. Dengan hal ini terjadi perpindahan panas dari kompresor ke udara yang melewati kompresor, sehingga temperaturnya menjadi naik. Temperatur udara akan ditingkatkan ketika udara melewati kondensor, proses ini disebut proses pemanasan. Kemudian udara kering yang bertemperatur tinggi disirkulasikan ke ruang lemari pengering digunakan mengeringkan briket. Ketika udara kering dan bertemperatur tinggi melewati briket terjadi perpindahan uap air dari briket ke udara yang melewatinya, proses ini disebut proses cooling and humidifying. Pada proses cooling and humidifying temperatur udara menjadi turun dan kandungan uap air meningkat.. Gambar 2.26 Proses udara yang terjadi di dalam mesin pengering briket. 2.1.4.3 Proses Pengeringan Briket pada Psychrometric Chart Pada Gambar 2.27 menyajikan proses pengeringan briket pada psychrometric chart yang terjadi pada mesin pengering briket. Titik A ke titik A' terjadi proses pendinginan (cooling). Pada titik A' hingga B terjadi proses pendinginan dan penurunan kelembaban (cooling and de-humidifying). Pada titik B sampai titik D terjadi proses pemanasan (heating). Pada titik D sampai dengan titik A merupakan proses cooling humidifying..

(49) Gambar 2.27 Proses pengeringan briket pada psychrometric chart. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Keterangan pada Gambar 2.27 : a. Titik A merupakan kondisi udara yang berada di dalam ruang pengering, b. Titik B merupakan kondisi udara setelah melewati evaporator. c. Titik C merupakan suhu kerja evaporator. d. Titik D merupakan kondisi udara setelah melewati kondensor. e. Titik E merupakan suhu kerja kondensor. Proses – proses pengeringan briket pada psychrometric chart tersebut meliputi : a. Proses A – A' : Proses pendinginan udara Pada proses ini udara masuk evaporator. Udara yang masuk evaporator mengalami penurunan temperatur karena suhu evaporator lebih rendah dari suhu udara. Penurunan suhu udara berlangsung sampai suhu titik embun (Tdp). b. Proses A' – B : Proses pendinginan dan penurunan kelembaban udara Pada proses ini, setalah udara mencapai suhu pengembunan, udara mengalami proses pendinginan dan penurunan kelembaban udara. Udara mengalami penurunan kadar uap air karena udara mengalami penurunan temperatur. Penurunan temperatur dapat terjadi karena suhu kerja evaporator sangat rendah. c. Proses B – D : Proses Pemanasan Pada proses ini udara kering bertemperatur rendah melalui kompresor dan kondensor. Udara mengalami kenaikkan temperature tanpa ada penambahan kadar uap air. Jadi proses ini menghasilkan udara kering yang bertemperatur tinggi. d. Proses D – A : Proses pendinginan dan pelembaban Proses ini udara kering yang bertemperatur tinggi melalui briket basah. Udara kering yang bertemperatur tinggi mampu menguapkan uap air dalam briket. Jadi pada proses ini menghasilkan udara basah yang mengalami penurunan temperatur..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Untuk. dapat mengetahui massa air yang berhasil diuapkan (Δw) dapat. dihitung dengan Persamaan (2.7) : Δw = (WA – WD). (2.7). Pada Persamaan (2.7) : Δw. : Massa air yang berhasil diuapkan persatuan massa udara, (kg/kg). WA. : Kelembaban spesifik udara yang keluar dari ruang pengering, ( kgair/kgudara). WD. : Kelembaban spesifik udara yang masuk ke ruang pengering, ( kgair/kgudara) Untuk dapat mengetahui laju pengeringan briket oleh mesin pengering briket,. dapat digunakan Persamaan (2.8) : ṁair =. (2.8). Pada Persamaan (2.8) ṁair. : Laju pengeringan briket, (kgair/menit). M. : Massa air yang berhasil diambil oleh udara dari briket yang dikeringkan, (kgair). Δt. : Waktu yang diperlukan untuk proses pengeringan WA – WD Untuk menentukan laju aliran massa udara pada mesin pengering briket dapat. digunakan Persamaan (2.9) : ṁudara =. ṁ. ṁ –. (2.9). Pada Persamaan (2.9) : ṁudara : Laju aliran massa udara, (kgudara/menit) ṁair. : Laju pengeringan briket, (kgair/menit). Δw. : Massa air yang berhasil diuapkan per satuan massa udara, (kgair/kgudara). WA. : Kelembaban spesifik udara yang keluar dari ruang pengering, (kgair/kgudara).

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. WD. : Kelembaban spesifik udara yang masuk ruang pengering, (kgair/kgudara) Untuk menentukan debit aliran udara yang masuk ke ruang pengering dapat. dihitung dengan Persamaan (2.10) : Q=. ṁ. (2.10). Pada Persamaan (2.10) : Q. : Debit aliran udara yang masuk ke ruang pengering. ṁudara : Laju aliran massa udara, (kgudara/menit) ρudara. : Massa jenis udara, (1,2 kg/m3). 2.2. Tinjauan Pustaka PK Purwadi, Wibowo Kusbandono (2015), telah melakukan penelitian. tentang mesin pengering pakaian energi listrik dengan daya sekitar 1600 W, yang bekerja secara tertutup menggunakan siklus kompresi uap. Ukuran ruang pengering : 60 cm x 120 cm x 130 cm. Komponen mesin pengering terdiri dari kompresor, evaporator, kondensor, pipa kapiler dan filter dengan fluida kerja refrigerant R22. Mesin pengering dirancang dengan kapasitas 20 pakaian dengan posisi pengeringan pakaian di hanger. Pakaian yang diuji berupa baju batik ukuran XL. Penelitian memberikan hasil, mesin pengering mampu mengkondisikan udara di dalam ruang pengering pada suhu udara kering (Tdb) : 57,1oC dan (Twb) : 23oC. Waktu yang diperlukan untuk mengeringkan 20 baju batik basah hasil perasan tangan sekitar 115 menit, sedangkan 15 baju batik hasil perasan tangan sekitar 90 menit. Untuk mengeringkan 20 pakaian baju batik basah hasil perasan mesin cuci memerlukan waktu sekitar 55 menit. Carli, dkk (2016), menjelaskan pembuatan mesin pengering serbuk tembaga menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap secara tertutup. Komponen untuk mengeringkan serbuk menggunakan AC window berukuran 1 PK. Alat pengering serbuk tembaga dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja memanfaatkan penyerapan uap air oleh evaporator dan panas buang kondensor dengan temperature ruang pengeringan kurang dari 50oC. Udara evaporator dan.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. kondensor dialirkan ke ruang pengering menggunakan pipa PVC. Mesin mempunyai dimensi panjang mesin : 1,15 m, lebar : 0,6 m dan tinggi : 1,2 m. Penelitian ini memberikan hasil mesin mampu mengkondisikan udara di dalam ruang pengeringan pada suhu udara kering (Tdb): 27oC dan suhu udara basah (Twb) : 41oC, tingkat kelembaban udara ruang pengeringan sebesar 35% dan kapasitas penyerapan uap air 0,32 ml/jam. Sri Utami Handayani, dkk (2013), menjelaskan mengenai unjuk kerja pengering dehumidifier untuk pengeringan jahe. Penelitian bertujuan untuk menguji unjuk kerja pengering dehumidifier yang meliputi beberapa parameter yaitu distribusi suhu dan kelembaban udara, kapasitas dan kemampuan mengeringkan jahe. Pengering dehumidifier menggunakan AC split yang dimodifikasi dengan ditambahkan heater dan ruang pengeringan jahe. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa peralatan mampu menghasilkan udara dengan temperatur udara masuk ke ruang pengering adalah 60 oC dan nilai RH hingga 0%. Mesin pengering ini dapat menurunkan kadar air dari 36% hingga menjadi 0,1% dalam rentang waktu 7 jam. Kurniandy Wijaya, PK Purwadi (2016), menjelaskan mengenai mesin pengering handuk menggunakan siklus kompresi uap dengan sistem terbuka. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan merakit mesin pengering handuk, mengetahui waktu yang diperlukan mesin pengering untuk mengeringkan 20 handuk secara serentak. Komponen yang digunakan kompresor, evaporator, kondensor dan pipa kapiler.Kompresor rotari yang digunakan mempunyai daya sebesar ½ HP. Fluida yang digunakan pada msein siklus kompresi uap adalah R134a.Mesin pengering ini juga menggunakan satu buah alat penukar kalor. Variasi penelitian dilakukan terhadap kondisi awal handuk yang akan dikeringkan: (a) hasil perasan tangan dan (b) hasil perasan mesin cuci. Handuk yang akan dikeringkan berbahan katun dengan ukuran 30 cm x 75 cm x 1,4 mm. Ukuran ruang pengering handuk : 150 cm x 90 cm x 156 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi udara rata – rata di dalam ruang pengering memilki suhu udara bola kering (Tdb) : 53,7 0C, suhu udara bola basah (Twb) : 28 0C dan kelembaban relatif udara (RH) sekitar 13%. Waktu yang dibutuhkan untuk.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. mengeringkan handuk berjumlah 20 buah dengan kondisi awal hasil perasan tangan sekitar 165 menit dengan massa awal handuk basah 4.833 kg sampai menjadi massa handuk kering 1.779 kg. Handuk dengan kondisi awal hasil perasan mesin cuci membutuhkan waktu pengeringan 45 menit dengan massa handuk basah 2575 kg sampai menjadi massa handuk kering 1.777 kg. Zakaria Bernando,Himsar Ambarita (2014), melakukan penelitian tentang mesin pengering pakaian sistem portable dengan pompa kalor berdaya 1 PK. Komponen utama menggunakan AC rumah yang komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, evaporator, katup ekspansi. Udara masuk melalui evaporator kemudian uap udara yang masuk diuapkan sehingga menjadi udara yang kering. Udara masuk ke kompresor sehingga udara menjadi bertekanan dan bersuhu tinggi kemudian masuk ke dalam kondensor untuk meningkatkan suhu dari kompresor..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin pengering menggunakan sistem kompresi uap dengan sistem tertutup. Benda uji untuk penelitian adalah briket. Gambar 3.1 menunjukkan skematik dari mesin briket sistem tertutup yang digunakan untuk penelitian. Ukuran lemari pengering briket p x l x t : 120 cm x 120 cm x 135 cm. Ukuran lemari mesin yang digunakan adalah 120 cm x 60 cm x 135 cm.. Gambar 3.1 Skematik mesin pengering briket. Keterangan : A : Ruang Mesin Pengering B : Ruang Pengering Briket. 35.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Gambar 3.2 Susunan briket yang dikeringkan. Briket yang akan dikeringkan ini berbentuk kubus dengan ukuran 2,2 cm x 2,2 cm x 2,2 cm. Berat per briket basah 13,66 gram. Pengeringan briket ini menggunakan rak yang berjumlah 10 buah rak. Briket yang dikeringkan sebesar 50 kg. Berat briket sebesar 50 kg dengan ukuran briket 2,2 cm x 2,2 cm x 2,2 cm berjumlah 3660 biji. Setiap rak menampung 366 biji briket. Komposisi briket ukuran 2,2 cm terdiri dari arang batok kelapa 75%, abu 5%, tepung tapioka 5% dan bekas briket 15%.. 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Briket Dalam proses pembuatan mesin pengering briket diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :. 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin pengering briket, antara lain : a.. Gergaji besi Gergaji besi digunakan untuk melubangi triplek sebagai tempat alat ukur. hygrometer dan tempat sirkulasi evaporator. Gambar 3.3 menyajikan gergaji yang digunakan..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Gambar 3.3 Gergaji besi. b.. Mesin gergaji triplek Gergaji triplek digunakan untuk menggergaji triplek yang akan digunakan. untuk membuat lemari mesin dan pintu lemari. Gambar 3.4 menyajikan gergaji triplek yang digunakan.. Gambar 3.4 Mesin gergaji triplek. c.. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Dalam proses. pembuatan mesin pengering briket meteran digunakan mengukur panjang besi hollow, besi siku, tripek dan kayu. Gambar 3.5 menyajikan meteran yang digunakan..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Gambar 3.5 Meteran. d.. Pensil Pensil digunakan untuk menandai pada besi, triplek dan kayu ketika bahan. tersebut akan dipotong. Gambar 3.6 menyajikan pensil yang digunakan.. Gambar 3.6 Pensil. e.. Bor listrik Bor listrik digunakan untuk membuat lubang pada besi dan triplek untuk. sebagai lubang penanaman baut. Sehingga triplek dapat terpasang pada kerangka mesin. Bor listrik juga digunakan untuk melubangi triplek ketika awal pembuatan lubang tempat alat ukur hygrometer. Gambar 3.7 menyajikan bor listrik yang digunakan..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Gambar 3.7 Bor listrik. f.. Amplas Amplas digunakan untuk menghaluskan triplek setelah dipotong dengan. gergaji. Gambar 3.8 menyajikan amplas yang digunakan.. Gambar 3.8 Amplas. g.. Palu Palu digunakan untuk memukul paku pada proses pembuatan pintu lemari. pengering. Gambar 3.9 menyajikan palu yang digunakan.. Gambar 3.9 Palu.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. h.. Gerinda potong Gerinda potong digunakan untuk memotong besi hollow dan siku pada. proses pembuatan kerangka lemari pengering. Gambar 3.10 menyajikan gerinda potong yang digunakan.. Gambar 3.10 Gerinda potong. i.. Mesin las listrik Mesin las listrik digunakan dalam pembuatan rangka lemari pengering.. Dengan memakai proses pengelasan untuk penyambungan besi, diharapkan rangka yang dibuat akan memiliki kontrsuksi yang kuat dan tahan lama. Gambar 3.11 menyajikan mesin las listrik yang digunakan.. Gambar 3.11 Mesin las listrik.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. j.. Palu las Palu las digunakan untuk membersihkan lapisan-lapisan yang melindungi. sambungan las. Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi ketika pengelasan tidak terkena oksigen, sehingga sambungan las tidak mudah korosi. Gambar 3.12 menyajikan palu las yang digunakan.. Gambar 3.12 Palu las. k.. Kacamata las Kaca mata las digunakan untuk melindungi mata agar tidak terkena. langsung oleh cahaya dan asap yang ditimbulkan ketika proses pengelasan. Gambar 3.13 menyajikan kacamata las yang digunakan.. Gambar 3.13 Kacamata las. l.. Sprayer Sprayer untuk mengkabutkan cat yang bertujuan untuk melapasi kerangka. agar tidak mudah korosi. Gambar 3.14 menyajikan sprayer yang digunakan..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Gambar 3.14 Sprayer. m. Tang Tang digunakan untuk mencabut paku yang bengkok pada saat membuat pintu lemari pengering. Gambar 3.15 menyajikan tang yang digunakan.. Gambar 3.15 Tang. n.. Obeng Obeng digunakan untuk memasang dan mengencangkan baut.Obeng yang. digunakan adalah obeng (+). Gambar 3.16 menyajikan obeng (+) yang digunakan..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Gambar 3.16 Obeng. o.. Pisau cutter Pisau cutter digunakan untuk memotong styrofoam yang digunakan untuk. membuat saluran masuk udara dari ruang pengering ke evaporator. Gambar 3.17 menyajikan pisau cutter yang digunakan.. Gambar 3.17 Pisau cutter. p.. Double tape Double tape digunakan untuk merekatkan antara gabus dengan gabus dan. gabus dengan evapator dalam pembuatan saluran udara masuk ke evaporator. Gambar 3.18 menyajikan double tip yang digunakan..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. Gambar 3.18 Double tip. q.. Masking tape Plester kerats digunakan untuk memperkuat dan menutupi sela-sela lubang. saluran masuk udara ke evaporator agar kuat dan rapat. Gambar 3.19 menyajikan masking tape yang digunakan.. Gambar 3.19 Masking tape. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan mesin pengering briket, antara lain : a.. Triplek partikel Triplek partikel digunakan sebagai penutup luar kerangka dan sebagai. penutup pintu lemari pengering. Tebal triplek yang digunakan adalah 8 mm. Bahan triplek partikel yang digunakan dari campuran kayu mranti dan sengon. Gambar 3.20 menyajikan triplek partikel yang digunakan..

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Gambar 3.20 Triplek partikel. b.. Besi hollow dan besi siku Besi hollow digunakan untuk pembuatan kerangkan lemari pengering. sedangkan besi siku digunakan sebagai penguat bagian bawah lemari pengering. Ukuran penampang besi hollow adalah 3 cm x 3 cm dan tebal 1,1 mm dan ukuran besi siku adalah 30 mm x 30 mm dengan tebal 3 mm. Gambar 3.21 menyajikan besi hollow dan besi siku yang digunakan.. Gambar 3.21 Besi hollow dan besi siku. c.. Kayu Kayu digunakan untuk membuat kerangka pintu lemari pengering. Bahan. kayu digunakan jenis kayu sengon. Gambar 3.22 digunakan.. menyajikan kayu yang.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Gambar 3.22 Kayu. d.. Glass wool Glass wool digunakan untuk menutupi bagian tepi pintu terhadap kerangka. lemari pengering agar pintu tertutup dengan rapat. Gambar 3.23 menyajikan glass wool yang digunakan.. Gambar 3.23 Glass wool. e.. Styrofoam Styrofoam digunakan untuk membuat saluran udara dari lemari pengering. agar masuk ke evaporator. Tebal styrofoam yang digunakan adalah 3 cm. Gambar 3.24 menyajikan styrofoam yang digunakan..

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. Gambar 3.24 Styrofoam. f.. Paku sekrup Baut digunakan merekatkan triplek dengan kerangka lemari pengering,. merekatkan engsel pintu dengan pintu lemari pengering dan engsel pintu dengan kerangka lemari pengering. Gambar 3.25 menyajikan paku sekrup yang digunakan.. Gambar 3.25 Paku sekrup (Sumber : https://www.google.com/search?q=paku+sekrup&tbm=isch&source=iu &ictx=1&fir=9Ytifio_vOMWM%253A%252C96JW8BkH4mBbNM%252C_&) g.. Engsel pintu Engsel pintu digunakan untuk merekatkan pintu lemarig pengering dengan. kerangka lemari pengering. Gambar 3.26 menyajikan engsel pintu yang digunakan..

Gambar

Gambar 2.2 Pengeringan briket menggunakan oven
Gambar 2.3 Siklus Refrigerant Dehumidifier
Gambar 2.8 Kompresor hermetik jenis rotari
Gambar 2.10 Kondensor jenis pipa bersirip
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wartini (2013) yang mengatakan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas di

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN GAYA MENGAJAR

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan atau bersamaan (Uji F), diketahui bahwa ketiga variabel independen, yaitu laba kotor, laba operasi dan laba bersih secara

interpersonal dengan baik, sering kali keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tidak tepat, tidak mampu mengubah keadaan yang semestinya masih bisa untuk

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengiriman file pada proses sinkronisasi dengan besar file maksimum adalah 2 KB, karena apabila besar file yang dikirimkan lebih dari 2

Asam fusarat dihasilkan oleh banyak spesies dari genus Fusarium dan merupakan toksin yang tidak spesifik pada inang tertentu, dapat menimbulkan gejala layu pada beberapa

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian, dengan melakukan penelitian

masyarakat Serui Ansus, hampir semua keluarga yang peneliti jumpai memiliki jumlah anggota yang banyak mereka memiliki anak di atas 3 orang, dan rata-rata 5-7 orang