• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghapusan merupakan komponen krusial dalam manajemen aset, sehingga setiap organisasi perlu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penghapusan merupakan komponen krusial dalam manajemen aset, sehingga setiap organisasi perlu:"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Keputusan untuk melepas/menghapuskan aset memerlukan pengujian dan penilaian ekonomis secara menyeluruh.

 Keputusan penghapusan aset harus diambil dalam kerangka perencanaan terintegrasi yang memperhatikan :

 Kebutuhan pemberian pelayanan,

 Tujuan organisasi,

 Keterbatasan finansial dan anggaran

 Dan tujuan alokasi sumber dayasumber daya pemerintah secara keseluruhan.

 Alasan-alasan untuk melakukan penghapusan adalah : aset berlebih, kurang bermanfaat, dan tidak mampu memberikan pelayanan).

 Pilihan penghapusan aset, yang mencakup alternatif penggunaan, sewa, jual, atau Jual dan sewa kembali (sale and lease back) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi pengadaan.

(3)

Penghapusan merupakan komponen krusial dalam manajemen aset, sehingga setiap organisasi perlu:

Mengevaluasi efektivitas strategi penghapusan aset dalam memelihara aset yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan pelayanan;

Mengembangkan pengaturan untuk aset yang nonaktif dan untuk aset yang menurun kinerjanya atau aset yang berlebih seefisien mungkin, sebelum melakukan penghapusan.

(4)

Pengadaan

Operasi dan Pemeliharaan

Penghapusan Perencanaan

(5)

Pertama

Keputusan penghapusan tidak dapat diambil secara terpisah.

Kedua

Penghapusan dipandang sebagai tahap akhir dalam manajemen aset, sehingga tindakan penghapusan menyebabkan pengadaan aset baru atau penggantian aset.

Ketiga

Asumsi yang mendasari adalah bahwa manajemen telah memiliki informasi penting untuk menentukan aset yang mana yang perlu dihapuskan, dan kapan dihapuskan.

(6)

Pada pembuatan daftar aset, ini merupakan titik permulaan untuk analisis karena di dalam daftar aset mencatat umur manfaat dari kelompok aset dan dapat menyediakan indikasi waktu (timing) penggantian dalam siklus bisnis.

Penentuan umur manfaat harus serealistis mungkin.

Adalah hal penting bahwa pemantauan kondisi dan penentuan kinerja dilakukan dengan hasil yang dihubungkan dengan sistem informasi manajemen yang memadai, sehingga pencatatan sesuai dengan kondisi aset di lapangan.

(7)

Ketika suatu aset diidentifikasi sebagai aset yang underperforming

atau tidak berfungsi lagi untuk mendukung kebutuhan penyediaan pelayanan, maka idealnya pengelola telah memikirkan dan merencanakan alternatif-alternatif yang mungkin untuk penghapusan.

Untuk aset-aset seperti instalasi teknologi informasi yang besar, pertimbangan dapat diberikan untuk menyewakan kapasitas berlebih kepada organisasi lainnya.

Pembaharuan aset dapat juga menjadi solusi. Biaya dan manfaat alternatif tersebut harus tercakup dalam rencana penghapusan.

(8)

1.

• Membangun dan memelihara sistem informasi aset, yang mencatat seluruh informasi yang relevan, untuk membantu dalam perencanaan dan manajemen aset

2.

• Menyusun dan mengevaluasi pembiayaan yang memadai untuk mendukung pemilihan metode penghapusan yang paling efektif biayanya

3.

• Mengidentifikasi area-area yang peka terhadap pemyelewengan dan risiko, dan memperkenalkan ukuran preventif yang memadai

4.

• Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan aturan yang diutamakan untuk penghapusan kepada para pegawai yang relevan/bersangkutan dengan penghapusan aset

5

• Melibatkan tenaga ahli/pakar untuk menyusun persyaratan kontrak dan untuk membantu membuat kontrak (terutama untuk penghapusan yang kompleks dan nonstandar) untuk meminimalkan potensi risiko

6 • Memberikan instruksi yang jelas kepada agen yang terlibat untuk melakukan penghapusan

7

• Memantau dan mengevaluasi kinerja penghapusan secara rutin untuk pencapaian pilihan metode penghapusan yang efektif biaya dan untuk mematuhi kebijakan dan tujuan penghapusan yang dibuat oleh pemerintah

(9)

 Metode penghapusan umumnya digunakan : penjualan melalui lelang atau tender terbuka, menjual ke swasta, tukar tambah, dan penghapusan dari catatan.

 Salah satu metode yang sering digunakan adalah penjualan atau pengalihan aset kepada organisasi pemerintah yang lain.

 Apapun metode yang dipilih yang harus diperhatikan akuntabilitas dan transparansinya, evaluasi atas pilihan penghapusan yang memadai harus juga dilakukan.

 Metode itu harus memperhatikan biaya yang terkait dengan setiap metode penghapusan dan manfaat yang mungkin (termasuk hasil yang mungkin diperoleh).

(10)

Sifat aset (yakni aset khusus atau aset umum);

Potensial nilai pasar aset;

Nilai instrinsik lain dari aset (yakni aspek budaya/sejarah, dan sebagainya);

Lokasi aset; Volume aset;

Nilai tukar tambah aset;

Kemampuan aset untuk mendukung program-program pemerintah;

Pertimbangan lingkungan; Kondisi pasar; dan

(11)

Cara penghapusan yang memadai dapat mencakup

Lelang umum; Tender umum; Transfer ke

organisasi lainnya;

Jual ke organisasi lainnya;

Jual ke pegawai/

karyawan Tukar tambah

Dumping yang terkendali (untuk item-item yang

(12)

Profesional penilaian memainkan peran penting dalam penghapusan aset.

Mereka dapat membantu pengelola aset untuk memilih metode penjualan yang paling memadai.

Mereka juga dapat menyusun ekspektasi yang realistis untuk penjualan.

Jika mereka diperlukan, penilaian harus diperoleh dari agen yang berpengalaman yang memiliki pengetahuan tentang jenis aset yang akan dijual dan tren pasar saat ini.

(13)

Pendekatan

whole ofl ife

untuk manajemen aset dan

perencanaan strategis aset yang efektif mensyaratkan

bahwa hasil dan output dari setiap fase dalam siklus

hidup aset menjadi input bagi siklus perencanaan

berikutnya.

Praktik yang lebih baik menyarankan, sebagai

tambahan terhadap analisis biaya manfaat yang

dilakukan terhadap metode penghapusan, pengelola

aset aset perlu membandingkan umur aktual pada saat

penghapusan dengan umur manfaat yang diharapkan

dan menjelaskan variasi yang signifikan

(14)

BENTUK-BENTUK MEMINDAHTANGANAN

BARANG/ASET MILIK DAERAH

(15)

Pemindah

tanganan

adalah

pengalihan

kepemilikan barang milik daerah kepada pihak

lain sebagai tindak lanjut dari penghapusan

dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan

atau disertakan sebagai modal pemerintah.

(16)

Barang milik daerah dapat dimanfaatkan atau

dipindahtangankan apabila tidak digunakan utuk

penyelenggaraan pemerintahan daerah, dalam kontek

pemindahtanganan akan terjadi peralihan kepemilikan

atas barang milik daerah dari pemerintah kepada

pihak lain.

Tanah dan/atau bangunan yang tidak dipergunakan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi

pengguna

barang

harus

diserahkan

kepada

Gubernur/Bupati/Walikota

selaku

pemegang

(17)

Barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan tersebut selanjutnya didayagunakan untuk penyelenggaran pemerintahan daerah yang meliputi fungsi-fungsi berikut:

1. Fungsi pelayanan; direalisasikan melalui pengalihan status penggunaan,

dimana barang milik daerah dialihkan penggunaannya kepada instansi/satuan unit kerja perangkat daerah lainnya untuk digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2. Fungsi budgeter; direalisasikan melalui pemanfaatan dan

pemindahtanganan. Pemanfaatan dimaksud dilakukan dalam bentuk sewa, kerjasama pemanfaatan, pinjam pakai, bangun serah guna dan bangun guna serah. Sedangkan pemindahtanganan dilakukan dalam bentuk penjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modal daerah.

(18)

Berdasarkan Pasal 45 Peraturan Pemerintah No. 6

Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.17 Tahun 2007 Pasal 57 menyatakan bahwa

bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak

lanjut atas penghapusan barang milik negara/daerah

ini meliputi;

1. Penjualan;

2. Tukar-menukar;

3. Hibah;

(19)

Pemindah tanganan barang milik daerah sebagai yang dimaksud oleh peraturan tersebut, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan berlaku untuk;

1. Tanah dan/atau bangunan; dan

2. Selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah),

Proses pemindah tanganan bagi tanah dan/atau bangunan seperti yang tercantum pada no (1). dan pemindah tanganan selain tanah dan/atau bangunan seperti tercantum pada (2). diatas diajukan oleh Gubernur/Bupati/ Walikota ke DPRD untuk memperoleh persetujuan DPRD dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

(20)

bangunan tidak memerlukan persetujuan DPRD dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala

Daerah, apabila (Pasal 9 Permendagri No.17 Tahun 2007):

a. Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota.

b. Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran.

c. Diperuntukkan bagi pegawai negeri. d. Diperuntukkan bagi kepentingan umum.

e. Dikuasai Negara berdasarkan keputusan pengadilan, yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Untuk pemindah tanganan tanah dan/atau bangunan pada point a s/d e diatas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

(21)

Pemindah tanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan Rp.

5.000.000.000,- (lima milyar) dilakukan oleh Pengelola barang

setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, diatas Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar) dengan persetujuan DPRD.

Untuk lebih jelasnya dan lebih ringkasnya pelaku pemindah tanganan dan yang menyetujuinya dalam proses pemindah tanganan ini dapat dilihat pada daftar pada tabel berikut ini:

(22)

BARANG/ASET MILIK DAERAH (PP. No.6 Tahun 2006)

No Objek/Jenis Nilai (Rp) M

= Milyar Persetujuan Pelaku

I

Tanah dan/atau bangunan :

a. Tanah dan/atau bangunan

- DPRD Pengelola

Barang dengan Keputusan kepala Daerah b. Kecuali yang termasuk

kategori 1 sd 5 pasal 46 ayat (3)

-

Gubernur/ Bupati/ Walikota

II

Selain tanah dan/atau bangunan Sampai 5 M Gubernur/ Bupati/ Walikota Pengelola Barang dengan Keputusan Kepala Daerah Lebih dari 5 M DPRD

(23)

Penjualan

Tukar-Menukar

Hibah

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

1.

2.

3.

(24)

barang milik daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

Penjualan barang milik daerah dilaksanakan dengan berdasarkan beberapa pertimbangan dan tujuan yaitu:

1) Untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle (menganggur).

2) Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dijual.

3) Sebagai pelaksanaan ketentuan perundang-undangan

(25)

Pelaksanaan penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara setempat, kecuali dalam hal-hal tertentu. Pengecualian ini menurut Permendagri No.17 Tahun 2007 Pasal 61 ayat (3) meliputi:

Penjualan kendaraan perorangan dinas

pejabat negara;

Penjualan rumah golongan III; dan

Barang milik daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut

(26)

Daerah Pengguna Barang Mngajukan usul penjualan kepada pengelola barang Pengelola Barang Meneliti dan Mengkaji usulan

penjualan Pengelola Barang Mengeluarkan Keputusan Pengelola Barang Tidak Menyetujui Pengelola Barang Menyetujui Pengelola Barang Mengajukan usul penjualan

disertai pertimbangan Gubernur/Bupati/ Walikota/DPRD

(27)

Tukar-menukar

barang milik daerah adalah pengalihan

kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan

antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat,

atau antar pemerintah daerah, atau dengan Badan

Usaha Milik Negara/Daerah atau Badan Hukum

milik pemerintah lainnya, atau dengan pihak

swasta/pihak lainnya, dengan menerima penggantian

dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan

nilai seimbang.

(28)

dengan pertimbangan:

• Untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pemerintah. • Untuk optimalisasi barang milik daerah ; dan

• Tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Tukar menukar barang milik Negara atau barang milik daerah khususnya untuk tanah dan/atau bangunan dikenal dengan istilah ruilslag atau tukar guling

(29)

Objek dari tukar-menukar barang milik daerah yang dapat dilakukan tukar menukarnya adalah:

Tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Gubernur/ Bupati/Walikota untuk barang milik daerah.

Tanah dan/atau bangunan yang masih dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang akan tetapi tidak sesuai lagi dengan tata ruang wilayah atau penataan kota.

(30)

dengan pihak-pihak sebagai berikut;

Pihak pemerintah pusat.

Badan usaha milik Negara/daerah atau badan hukum milik pemerintah lainnya.

(31)

Adapun alasan dilaksanakannya pelepasan hak dengan cara tukar menukar/tukar guling (ruislag) antara lain disebabkan oleh;

Terkena planologi.

Belum dimanfaatkan secara optimal.

Menyatukan barang/aset yang lokasinya terpencar untuk memudahkan koordinasi dan dalam rangka efisiensi.

Memenuhi kebutuhan operasional Pemerintah Daerah sebagai akibat pengembangan organisasi.

Pertimbangan khusus dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam.

(32)

Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, atau antar pemerintah daerah, atau kepada pihak lain tanpa memperoleh penggantian.

 Penghibahan barang milik daerah ini dilakukan dengan Keputusan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan (Pasal 58 Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 dan Pasal 78 Permendagri No.17 Tahun 2007) sebagai berikut;

a. Untuk kepentingan sosial, b. Untuk keagamaan,

c. Untuk kemanusiaan,

(33)

Barang milik daerah yang akan dihibahkan itu

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Bukan merupakaan barang rahasia Negara.

Bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah

1.

2.

(34)

Barang milik daerah yang dapat dihibahkan ini berlandaskan Pasal 59 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 dan Pasal 79 Permendagri No.17 Tahun 2007 dapat berupa:

Tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh Kepala SKPD kepada Kepala Daerah.

Tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan.

Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh Kepala SKPD kepada Kepala Daerah melalui Pengelola.

Selain tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan.

(35)

PELAKSANA, PERSETUJUAN DAN PENETAPAN TERHADAP BARANG/ASET YANG AKAN DIHIBAHKAN

No Jenis Barang/aset Penetapan yang akan dihibahkan oleh

Hibah dilaksanakan

oleh Persetujuan oleh

1. Tanah dan/atau bangunan

Kepala Daerah Pengelola Barang

DPRD

2. Tanah dan/atau bangunan dari awalnya

untuk hibah

Kepala Daerah Pengelola barang

Kepala Daerah

3. Selain tanah dan/ atau bangunan > Rp 5.000.000.000,- < Rp 5.000.000.000,- Kepala Daerah Kepala Daerah Pengelola DPRD

4. Selain tanah dan/ atau bangunan

(36)

Pengguna Barang Pengelola Barang

Pengguna

Barang Kalau disetujui

Mengajukan usul hibah  Mengkaji dan mempertimbangkan berdasarkan Pasal 58 PP No 6 Tahun 2006  Menetapkan/menyetujui  Menerima persetujuan  Melaksanakan hibah  Berita acara serah terima

barang

proses hibah selain tanah dan/atau bangunan

Gubernur/bupati /walikota pengelola Barang DPRD  Mengajukan usul hibah  Melaksanakan hibah  Berita acara serah

terima  Menerima persetujuan  Mengkaji dan mempertimbangkan berdasarkan Psl 58 PP No 6 Tahun 2006  Menetapkan/menyetujui  Mengkaji dan mempertimbangkan  Mentapkan/menyetujui

(37)

Penyertaan modal

pemerintah daerah adalah pengalihan

kepemilikan barang milik daerah yang semula

merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi

kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan

sebagai modal/saham daerah pada badan usaha milik

Negara/daerah atau badan hukum lainnya.

Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik

daerah

dilakukan

dalam

rangka

pendirian,

pengembangan, dan peningkatan kinerja badan usaha

milik daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki

oleh Pemerintah dan Swasta.

(38)

dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Barang milik daerah yang dari awal pengadaannya

sesuai dokumen penganggaran diperuntukkan bagi

badan usaha milik daerah atau badan hukum lainnya

yang dimiliki daerah dalam rangka penugasan

pemerintah; atau

2) Barang milik daerah tersebut akan lebih optimal

apabila dikelola oleh badan usaha milik daerah atau

badan hukum lainnya yang dimiliki daerah baik yang

sudah ada maupun yang akan dibentuk.

(39)

Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah dapat berupa:

1.

• Tanah dan/atau bangunan milik daerah yang telah diserahkan oleh Pengguna kepada Kepala Daerah melalui pengelola barang.

2.

• Tanah dan/atau bangunan yang dari awal

pengadaannya direncanakan untuk disertakan sebagai modal pemerintah daerah sesuai tercantum dalam dokumen penganggaran.

3.

• Barang milik daerah lainnya selain tanah dan/atau bangunan.

(40)

Laporan pemindahtangan

Pemindahtanganan yang meliputi penjualan, tukar-menukar, hibah dan penyertaan modal, Kepala Daerah melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah ditetapkan Keputusan Penghapusan.

(41)

Keputusan

untuk

melepas/menghapuskan

aset

memerlukan pengujian dan penilaian ekonomis secara

menyeluruh.

Seperti

halnya

keputusan

pengadaan,

keputusan

penghapusan aset harus diambil dalam kerangka

perencanaan terintegrasi yang memperhatikan kebutuhan

pemberian pelayanan, tujuan organisasi, keterbatasan

finansial dan anggaran dan tujuan alokasi sumber

dayasumber daya pemerintah secara keseluruhan.

Keputusan penghapusan tidak dapat diambil secara

(42)

Penghapusan merupakan tahap akhir dalam manajemen

aset, sehingg tindakan penghapusan menyebabkan

pengadaan aset baru atau penggantian aset.

Asumsi yang mendasari adalah bahwa manajemen telah

memiliki informasi penting untuk menentukan aset yang

mana yang perlu dihapuskan, dan kapan dihapuskan.

Metode penghapusan yang utama diantaranya penjualan

melalui lelang atau tender terbuka, menjual ke swasta,

tukar tambah, dan penghapusan dari catatan.

(43)

1. Bentuk-bentuk pemindahtanganan aset pemerintah daerah bisa berupa: penjualan, tukar-menukar, hibah ataupun penyertaan modal pemerintah.

2. Pemindahatanganan tanah dan bangunan harus atas persetujuan DPRD kecuali bila tidak sesuai lagi dengan RUTR, dihapuskan karena sudah ada anggaran pengganti, diperunukan bagi PNS, diperuntukkan bagi kepentingan umum atau dikuasai Negara berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hokum tetap atau ketentuan perundang-undangan.

3. Pemindahtanganan tanah dan atau bangunan yang bernilai sampai Rp.5.000.000.000,- (Lima milyar rupiah) atas persetujuan Gubernur/Bupati/Wako, diatas itu atas persetujuan DPRD.

4. Penjualan aset daerah berupa tanah dan bangunan perumahan (rumah Golongan III) dan kenderaan dinas diatur dengan peraturan tersendiri.

5. Pemindahatanganan secara tukar guling (ruislag), hibah serta untuk penyertaan modal pemerintah dapat juga dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan untuk itu.

(44)

1. Sebutkan

alasan-alasan

yang

bisa

mendasari

keputusan penghapusan aset!

2. Bagaimana panduan agar suatu organisasi dapat

menghapuskan

asetnya

dengan

cara

yang

accountable

?

3. Sebelum memutuskan metode penghapusan aset,

hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?

4. Sebutkan cara-cara penghapusan yang memadai?

5. Apa yang dimaksud dengan

sale and lease back

?

(45)

Study Kasus

Suatu persil tanah dan bangunan suatu instansi pemerintah tidak memenuhi lagi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTK) dan instansi tersebut tidak memakai lagi karena sudah mempunyai lokasi yang baru dengan bangunan yang baru dibangun 2 tahun yang lalu. Tanah dan bangunan tersebut diperkirakan bernilai sekitar Rp. 8.000.000.000,00.

Jika Anda yang diserahi tanggung jawab dalam pengurusan barang inventaris pada SKPD terkait, apakah yang harus Saudara lakukan untuk itu dan tolong dijelaskan selengkapnya sebagai bahan usulan ke Pengelola Barang sampai kegiatan itu selesai?

(46)

Gambar

Gambar : Penghapusan  Aset

Referensi

Dokumen terkait

Kao što je bilo prethodno navedeno, za potrebe ovoga rada djelotvornost uzoraka - medicinskih obloga za dijabetičko stopalo ispitana je na konkretnom primjeru, tj. Dubravkom

Kita ketahui bahwa dua buah vektor dapat dijumlahkan dan menghasilkan sebuah vektor baru yang disebut vektor resultan. Secara logika kita dapat menganggap setiap vektor

Dari hasil perbandingan tersebut, metode vorteks dapat menunjukkan struktur aliran vortisitas yang mirip dan konsisten dengan yang ditunjukkan oleh eksperimen

prosiding maupun jurnal sebelumnya. Dengan surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate

Bandung: Citapustaka Media Perintis, hal.. Dalam UU No. 14 Tahun 2005, disebutkan bahwa lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Saham Asing, Kepemilikan Saham Publik dan Komite Audit memiliki

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh EPS, DPR, struktur modal, profitabilitas, inflasi, suku bunga dan kurs terhadap return saham perusahaan