• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYELAM PENGERTIAN, JENIS DAN SEJARAH SINGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENYELAM PENGERTIAN, JENIS DAN SEJARAH SINGKAT"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

MENYELAM

PENGERTIAN, JENIS DAN SEJARAH SINGKAT

1. Pengertian

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Jenis

Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung antara lain kepada, kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan.

Jika kedalaman yang dijadikan tolok ukur, penyelaman dapat dibedakan menjadi :

a. Penyelaman dangkal

Yaitu penyelaman dengan kedalaman maksimum 10 m

b. Penyelaman sedang

Yaitu penyelaman dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m.

c. Penyelaman dalam

Penyelaman dengan kedalaman > 30 m.

Jika didasarkan kepada tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan itu, penyelaman bisa dibedakan menjadi :

a. Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, antara lain : - Tactical (Combat) diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas tempur

- Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam

- Search & Rescue (SAR)

- Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan)

- Ship Salvage

Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para penyelam Angkatan Bersenjata

b. Penyelaman komersial

Yaitu penyelaman professional antara lain untuk kepentingan konstruksi dibawah permukaan air, penambangan lepas pantai (Off shore drilling). Salvage, dll. c. Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving)

Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan ilmiah, antara lain : penelitian biologi, geologi, arkeologi dan kelautan pada umumnya.

d. Penyelaman Olah Raga (Sport Diving)

Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga. Penyelaman olah raga (sport diving) ini dapat dibedakan berdasarkan peralatan yang digunakan yaitu :

- Skin Diving : penyelaman yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dasar selam (masker, snorkel dan fins).

(2)

- Scuba Diving : penyelaman menggunakan peralatan Scuba.

Pada umumnya seseorang harus terlebih dahulu mahir dalam skin diving sebelum menjadi penyelam scuba (Scuba Diver).

Meskipun pada uraian-uraian selanjutkan pembahasan lebih dititikberatkan pada hal penyelaman olah raga, namun juga berlaku bagi semua jenis penyelaman yang lain, karena hampir semuanya menggunakan media/peralatan yang sama yaitu : SCUBA.

3. Sejarah Singkat

Kapan manusia pertama kali menyelam ? Wallahualam ! tak seorangpun dapat memastikannya. Tapi menyelam dapat dipastikan sebagai profesi yang sudah tua usianya dalam sejarah peradaban umat manusia.

Dunia pewayangan kita misalnya, mengenal Raden Jayakatwang, salah seorang putra dari Aria Bima, spesialisasinya adalah menyelam di laut. Penyelaman mutiara sudah dilaksanakan oleh masyarakat Maluku berabad-abad yang lalu. Sayang, tak ada catatan-catatan tentang kepiawaian bangsa Indonesia dalam soal menyelam. Dari literature asing, sejarah penyelaman diuraikan secara ringkas dan kronologis sebagai berikut :

415 S.M. Para penyelam Yunani menghancurkan boom/Dermaga bekas di Sirakusa. Th. 1837. Augustus Siebe”s menciptakan pakaian selam dengan system saluran

udara dari permukaan, yang kemudian dikenal sebagai ASK (Alat Selam Klasik).

Th. 1959. J.Y. Cousteau melaksanakan eksplorasi bawah air dengan kapal Calypso. Penyelaman-penyelaman untuk tugas-tugas penelitian ilmiah terus berkembang untuk mencapai dan menguak misteri dasar-dasar bumi yang terdalam dan penuh misteri, untuk kemakmuran hidup semua makhluk ciptaan-Nya.

STANDAR JENJANG PENYELAMAN OLAH RAGA

1. Pengertian

Pelaksanaan Pendidikan Selam Olah Raga dilakukan secara bertahap yang mewajibkan setiap calon penyelam mempelajarinya setingkat menurut jenjang-jenjang yang telah dibakukan dan berlaku di Indonesia.

2. Tujuan

Dengan mengadakan penjejangan, diharapkan setiap penyelam akan menyelam dalam batas-batas kewajaran dan keamanan sesuai dengan tingkat kemahiran yang telah dicapainya.

(3)

3. Jenjang Selam Olah Raga di Indonesia terdiri atas : 3.1. Untuk Olahragawan :

Sertifikat Lama Sertifikat Baru

Skin Diver – A1 Skin Diver

Scuba Diver 3 – A2 Scuba Diver * - A1 Scuba Diver 2 – A3 x) Scuba Diver ** - A2

Scuba Diver 1 – A4 Scuba Diver ** - A2

Master Scuba Diver 2 – A5 Scuba Diver *** - A3

Master Scuba Diver 1 – A6 Master Scuba Diver – A4

x) ada tambahan materi yang diberikan oleh instruktur

Bagi pemegang sertifikat lama masih tetap berlaku, tetapi bila akan naik jenjang maka yang keluar adalah sertifikat baru. Atau pemegang sertifikat lama dapat menukar sertifikatnya (cross) dengan sertifikat baru yang sama jenjangnya dengan sertifikat lama.

3.2. Untuk Instruktur :

a. One Star Instruktur Klab 2 – B1 b. Instruktur Klab 1 – B2

c. Instruktur Regional – B3

4. Keterangan

4.1. Skin Diver

Merupakan jenjang bagi seorang pemula yang mempunyai kemampuan atau kemahiran selam bebas, dasar-dasar P.A.P. dan penggunaan peralatan dasar selam.

4.2. One Star (A1)

Jenjang bagi seorang penyelam yang telah mampu menyelam dilingkungan terbatas dengan kondisi perairan yang baik, jernih dan tidak terlalu dalam (maks. 30 feet) dan diawasi oleh mitra selam yang berpengalaman.

Penyelaman wajib 3 x penyelaman dengan maksimum kedalaman 30 feet.

4.3. Two Star (A2)

Jenjang bagi penyelam Scuba Diver 3 yang sudah lebih berpengalaman, tenang dan secara naluriah mampu mengendalikan peralatan selamanya. Penyelaman wajib 15 x penyelaman, 5 penyelaman diantaranya kedalaman 60 feet.

Penyelam yang telah lebih tinggi baik kemampuan pengalaman maupun ketrampilannya dan telah memiliki sertifikat selam Scuba Diver 2 (A3) selama minimal 1 tahun.

Penyelaman wajib 25 x penyelaman, 10 diantaranya pada kedalaman 90 feet.

4.4. Three Star (A3)

Jenjang bagi penyelam yang telah dianggap layak bertindak sebagai pemandu bawah air, dive master dan safety diver.

(4)

Penyelaman wajib 30 x penyelaman, 10 x diantaranya pada kedalaman 130 feet.

Disamping hal-hal tersebut diatas, mereka juga harus memiliki pengalaman : a. Aktif sebagai asisten instruktur.

b. Minimal 2 kali menghasilkan karya tulis ilmiah aspek-aspek penyelaman. c. Pernah bertindak sebagai asisten dive master dalam suatu LPT (Latihan

Perairan Terbuka).

4.5. Master Scuba (A4)

Jenjang olah raga selam tertinggi yang memberikan hak pada pemegangnya untuk dapat mengikuti Pendidikan Instruktur Selam Olah Raga.

Penyelaman wajib 30 x penyelaman, 10 x diantaranya pada kedalaman 130 feet atau lebih, dan sekurang-kurangnya menguasai 3 macam ketrampilan khusus dari 3 daftar di bawah ini :

• Decompression Dive (tiruan)

• Wreck Dive

• Night Dive

• Deep Dive (lebih dari 130 feet)

• Recovery Dive

• Drift Dive

• Survey and Search Dive • Zero Visibility Dive

• Working Dive

Mereka juga harus memiliki pengalaman : • Sebagai asisten instruktur

• Minimal 2 x menulis karya ilmiah aspek-aspek penyelaman • Pernah bertindak sebagai Dive Master dalam LPT.

4.6. Instruktur

Khusus untuk jenjang instruktur persyaratan kemampuan dapat dibaca di buku PPDSI dan buku standard Instruktur Selam Olah Raga.

5. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SELAM OLAH RAGA

Hampir sebagian besar orang sepakat bahwa menyelam merupakan aktivitas yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun keselamatan pribadi pelakunya. Karena itu, pendidikan dan pelatihan selam harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang bersistem dalam arti mempunyai program yang jelas, terukur dan terorganisir penyelenggaraannya, sehingga memungkinkan diadakan monitoring, supervisi dan evaluasi guna mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Dari pengertian tersebut di atas sistem pendidikan dan pelatihan selam harus diekspresikan dalam bentuk program-program yang baku dan terwujud dalam jenjang kurikulum yang berorientasi pada mutu sebagai salah satu komponen utama yang menjamin keselamatan si penyelam.

(5)

Adapun program pendidikan & pelatihan selam ini disusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut.

5.1. Pre-test

Untuk menjajaki pengetahuan dan kemampuan awal siswa, sebelum masuk ke dalam proses pendidikan & pelatihan yang sebenarnya. Sedang tujuannya adalah sebagai pembanding untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan & pengetahuan siswa pada akhir diklat. Adapun materi yang diujikan dalam kegiatan ini antara lain adalah :

5.1.1. Kesehatan Fisik :

a. mengisi riwayat kesehatan

b. mengikuti uji kesehatan, yang seyogyanya dilakukan oleh tenaga medis hiperbarik.

5.1.2. Kemampuan renang :

a. Berenang sejauh 200 m (minimal dengan 2 gaya); b. Berenang di bawah permukaan air sejauh 12 m. c. Berada di permukaan air selama 15 menit.

d. Terapung dengan bantuan kaki saja selama 5 menit.

e. Menyelam ke kedalaman 3 m dan mengambil benda seberat 2,5 kg serta membawa benda tersebut ke permukaan air.

5.1.3. Kemampuan Selam Dasar (Skin + Scuba Diving) : 5.1.3.1. Skin Diving :

a. entry;

b. snorkling sejauh 50 m;

c. surface dive dengan kepala terlebih dahulu; d. snorkel clearing;ascent 5.1.3.2. Scuba Diving : a. merakit Scuba b. entry; c. mask clearing; d. buddy breathing; e. ascent/exit

5.1.4. Pengetahuan Akademis Penyelaman untuk jenjang Scuba Diver 3 (A2).

5.2. Pengetahuan Akademis Penyelaman (PAP)

Menyelam mirip dengan terjun payung. Keduanya mengandung derajat bahaya yang tinggi, terutama bila dilakukan dengan ceroboh tanpa ditunjang oleh stamina, mental dan fisik yang memadai, serta pendidikan dan latihan yang tekun. Pengetahuan Akademis Penerangan merupakan bekal teoritis yang harus dimiliki oleh setiap penyelam agar ia belajar memahami baik piranti yang digunakan, batas kemampuan fisik manusia dalam arti cara kerja tubuh terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul dari aktivitas selam, penerapan hukum-hukum fisika dalam penyelaman, daerah dan kondisi penyelaman, dan sebagainya, yang akan membantunya menjadi penyelam yang kompeten dan dapat melakukan penyelaman dengan aman dan penuh percaya diri.

(6)

5.3. Latihan Ketrampilan Kolam

Latihan ini bertujuan untuk membekali siswa dengan ketrampilan-ketrampilan praktek selam setahap demi setahap, dari manuver yang paling sederhana sampai pada yang paling sulit dan rumit, dengan metode yang tertib, konsisten dan sederhana, di perairan tertutup, sedemikian rupa sehingga pada akhirnya ketrampilan tersebut dapat dikuasai oleh siswa sebagai perilaku yang bersifat naluriah.

5.4. Latihan Perairan Terbuka

Latihan praktek di medan penyelaman yang sesungguhnya yang merupakan perwujudan dari perpaduan hasil penguasaan teori dan ketrampilan teknis penyelaman dari latihan sebelumnya, baik di kelas maupun di perairan terbuka. Semakin intensif berlatih di perairan terbuka, diharapkan akan menjadi semakin tangguh dan semakin sadar akan kemampuan dan keterbatasan diri terhadap lingkungan bawah permukaan air, serta semakin mampu menghayati kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas tersebut.

5.5. Post-test

Pada akhir proses pendidikan dan pelatihan diselenggarakan evaluasi berupa test-test, baik untuk bidang PAP, LKK, maupun LPT, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar dalam pendidikan dan pelatihan tersebut.

6. PENGETAHUAN AKADEMIS PENYELAMAN

6.1. Peralatan Dasar Selam

Penyelaman olah raga pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : Skin Diving dan Scuba Diving.

Skin Diving adalah penyelaman olahraga yang hanya menggunakan peralatan dasar selam (Skin Diving Equipment), antara lain : Mask, Snorkel, Fins, Wet Suit, Weight belt dan Buoyancy Vest.

6.1.1. M a s k

Pengertian mask/face mask adalah peralatan selam yang menutupi sebagian wajah terutama mata dan hidung yang berfungsi :

a. menciptakan kantong udara antara mata penyelam dan air, sehingga memungkinkan si penyelam melihat benda di bawah air.

b. mask mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah timbulnya iritasi, mask haruslah nyaman, pas dan kedap air. Ia harus sedemikian rupa mengikuti bentuk wajah si pemakai. Untuk menguji kedepannya, kenakan mask tersebut di wajah tanpa mengenakan tali kepala, tarik napas sedikit melalui hidung dan lepaskan tangan yang memegang mask tersebut. Jika tidak jatuh berarti mask itu cocok untuk anda. Jika jatuh carilah yang lain.

(7)

Ciri-ciri :

Jika memilih masker, perhatikan ciri-ciri sebagai berikut : a. Safety tempered glass;

b. Frame terbuat dari bahan anti karat;

c. Memiliki double seal yang lentur untuk wajah;

d. Dilengkapi dengan ikat kepala yang memiliki buckles/gesper pengencang

Pemeliharaan dan penyimpanan :

a. Jangan dibiarkan kena panas matahari terlalu lama; b. Cuci bersih dengan air tawar selesai dipakai;

c. Jangan sampai tergencet saat menyimpan;

d. Untuk penyimpanan jangka lama, berikan silicon spray/talk dan masukkan dalam kantong plastik.

6.1.2. Snorkel

Snorkel merupakan alat survival penting yang digunakan oleh seorang Skin maupun Scuba Diver, sebab berfungsi :

a. membantu penyelam bernafas di permukaan air tanpa mengangkat

kepalanya.

b. Membantu penyelam berenang menuju sasaran penyelaman tanpa harus menggunakan udara dari tabung scuba;

c. Memungkinkan penyelam melihat pemandangan bawah air dengan cara berenang dan menelungkupkan muka di permukaan air.

Cara memilih snorkel :

Jika memilih snorkel, perhatikan cirri-ciri sebagai berikut : a. pas dan nyaman di mulut;

b. panjang antara 12 s/d 14 inci;

c. semi fleksible;tidak dilengkapi alat penutup apapun pada ujung atas, misalnya bola pingpong.

6.1.3. F i n s

Fin yang diindonesiakan dengan istilah “sirip selam” atau “kaki katak” diciptakan untuk memberi kekuatan pada kaki dan merupakan piranti penggerak. Fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang namun menambah daya kayuh. Dengan bantuan fins kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar disbanding tanpa menggunakan fins.

Ada tiga macam jenis fins : • Jenis Foot Pocket

Cocok untuk kegiatan skin diving atau fins swimming, biasanya lebih fleksible, dengan letak lempeng lebih menyudut, yang menyebabkan kaki tidak mudah lelah. Ukuran besar-kecil merupakan hal yang lebih menentukan; lebih repot untuk dikenakan maupun mencopotnya untuk kegiatan scuba diving.

(8)

Jenis Open Heel

Cocok untuk kegiatan scuba diving, biasanya berlempeng lurus, semi kaku dengan lempengan lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar, namun membutuhkan waktu penyesuaian bagi otot-otot kaki. Open heel fins mempunyai kelebihan dalam hal kemudahan waktu mengenakan dan melepasnya.

Adjustable Open Heel

Jenis ini paling cocok/sesuai untuk scuba diving di perairan karena dibuat mempunyai kantong yang cukup besar untuk kaki kaki yang memakai boots (semacam kaos kaki terbuat dari karet), mempunyai lempengan yang lebih lebar untuk menghasilkan tenaga besar dan biasanya terdapat lobang-lobang alur air di bagian atas lempengan tersebut. Lobang alur air ini mengurangi kelelahan kaki yang disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan.

Boots

Pelindung kaki merupakan keharusan, terutama digunakan untuk daerah-daerah berkarang dan batu-batuan juga perlindungan terhadap kejang kaki disebabkan kedinginan dan kemungkinan kaki lecet. Boots dari karet busa dengan sol keras adalah jenis perlengkapan pelindung kaki yang umum dipakai penyelam, kaos kaki yang umum dipakai penyelam, kaos kaki tebalpun dapat digunakan sebagai pencegah lecet sewaktu latihan. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemilihan ukuran fins agar cocok dan pas jika menggunakan pelindung kaki.

6.1.4. Wet Suit

Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah FOAM NEOPRENE WET SUIT, terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung-gelembung busa berudara. Bahan ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan.

Fungsi dari Wet Suit adalah untuk melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan panas badan di bawah permukaan air. Namun Wet Suit sama sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya mencegah penyelam dari kedinginan, dan bukan berarti penyelam tidak basah. Selain Wet Suit, ada juga pakaian selam yang bernama DRY SUIT terbuat dari bahan kanvas dan dilapisi dengan wool dan atau memakai T-shirt.

6.1.5. Weight Belt

Weight belt atau sabuk beban diperlukan guna mengatur daya apung (buoyancy). Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara 4 s/d 6 pounds untuk mengimbangi daya apung positifnya, sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10 s/d 12 pounds di atas daya apung normal, sehingga jumlah total yang diperlukan oleh seorang penyelam berkisar antara 14 s/d 16 pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa

(9)

berat yang diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inchi. Weight belt harus dilengkapi dengan QUICK RELEASE BUCKLE yaitu suatu gesper pengancing yang dapat dilepas secara cepat. Cara pemakaian weight belt dipasang paling terakhir dan paling pertama dilepas, jika dalam keadaan darurat.

6.1.6. Buoyancy Vest

Buoyancy vest adalah perlengkapan penting bagi seorang penyelam. Fungsi dari peralatan tersebut adalah :

• Untuk memberikan daya apung positif selama berenang di

permukaan air, dengan demikian seorang penyelam dapat bergerak tanpa banyak mengeluarkan tenaga;

• Untuk memberikan daya apung agar dapat beristirahat atau

menyangga penyelam yang mengalami keadaan darurat;

• Untuk memberi daya apung netral (neutral buoyancy) terkendali di dalam air.

Ada beberapa jenis Buoyancy Vest yang digunakan : a. Standard Safety Vest

b. Buoyancy Compensator (BC)

Catatan :

Disamping alat-alat tersebut diatas biasanya masih ditambah lagi dengan peralatan keamanan tambahan, yang diperlukan untuk menambah dan mempertinggi tingkat keamanan dan keselamatan seorang penyelam antara lain :

o Pisau, berfungsi untuk membantu melepaskan seorang penyelam jika

terjerat tali atau jaring, juga sebagai piranti pengungkit, palu dan lain-lain;

o Sarung tangan, di setiap penyelaman pada lokasi manapun sebaiknya

seorang penyelam menggunakan sarung tangan. Tangan penyelam akan menjadi lembut jikalau terendam dalam air dan apabila tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan.

o Tas Selam (Gear Bag), untuk menyimpan piranti selam agar tidak tercecer, serta melindungi peralatan dari panas matahari.

6.2. Peralatan Scuba

SCUBA : Self Contained Underwater Breathing apparatus

Penyelam harus yakin akan kemampuan dan keahliannya sendiri untuk memakai SCUBA. Jadi scuba adalah peralatan pernafasan di bawah permukaan air yang dapat dibawa sendiri oleh si penyelam.

Pada saat ini ada 4 macam sistem dasar SCUBA yang dipakai :

6.2.1. Sistim Sirkuit Tertutup

Suatu sistim yang menggunakan zat asam/oksigen murni dilengkapi penyerap kimia untuk menghalau zat asam arang/CO2 yang keluar dari

paru-paru. Unit ini pada hakekatnya meniupkan kembali O2 tanpa

membuang udara ke dalam air. Ini merupakan suatu sistem tertutup sama sekali. Unit ini digunakannya terbatas hingga kedalaman 33 feet.

(10)

Penggunaan SCUBA jenis ini dituntut keahlian tertentu karena sangat berbahaya.

6.2.2. Sistem Sirkuit Terbuka

Terdiri dari Demand Regulator dan Tabung Udara yang dimampatkan (Compressed Air Tank) adalah jenis alat scuba yang pada saat ini merupakan alat yang paling aman dipergunakan. Udara yang dimampatkan disalurkan melalui regulator ke penyelam, dan udara yang telah dihisap dibuang langsung ke air tanpa dipergunakan lagi.

6.2.3. Sistem Sirkuit Semi Tertutup

Dipakai untuk operasi militer dan merupakan kombinasi dari sistim-sistim sirkuit terbuka dan tertutup. Sistem ini mempunyai kantong udara, kotak kimiawi, regulator dan tabung udara yang dimampatkan. Sistem ini memungkinkan penyelam militer untuk bekerja pada kedalaman dan jangka waktu yang lama. Sistim ini memerlukan pemanasan yang khusus serta membutuhkan peralatan pendukung yang khusus pula, hingga unit ini jarang dipakai umum.

6.2.4. Sistem Sirkuit Tertutup Gas Campuran

Sistem ini sangat rumit, memerlukan pemeliharaan khusus dan cukup mahal. Unit ini mempunyai kantong pernafasan, kotak kimiawi dan suatu alat elektronis penyaring oksigen yang dapat mengontrol jumlah O2 pada

kedalaman lebih dari 1.000 feet, yang memberikan cukup udara untuk turun dan naik kembali ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah dalam penggunaannya memerlukan latihan yang sangat khusus.

Tabung Selam / Aqualung

Sebuah tabung selam atau botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untuk menampung udara yang dimampatkan secara aman. Tabung-tabung masa kini dibuat dari bahan Baja atau Campuran Aluminium, dan dapat diperoleh dalam beberapa ukuran.

Sidik-sidik tabung buatan Amerika

Semua tabung bertekanan tinggi buatan Amerika diharuskan mempunyai sejumlah tanda khusus, yang tertera di sekeliling bahu tabung untuk memperlihatkan pemenuhan persyaratan peraturan yang dikeluarkan oleh Department of Explosive and Department of Transportation (DOT) atau Canadian Transport Commission (CTC). Tabung-tabung lama kadang-kadang menggunakan tanda Interstate Commerce Commission (ICC).

CONTOH :

DOT 3 AA 2250 H 456709 9 + 72 + Keterangan :

DOT : Department of Transportation

3 AA : Kelas dan macam bahan penahan tekanan tinggi

(11)

2250 : Tekanan kerja maksimum (PSI) H 456709 : Nomer seri tabung

9 + 72 + : Tanggal pengujian

Tanda A Plus (+), yang mengikuti tanggal ini berarti bahwa tabung dapat diisi lebih 10% dari tekanan maksimum (Working Pressure). Suatu tekanan maksimum sebesar 2250 Psi, dapat diisi hingga 2475 Psi.

Tabung udara tekanan tinggi buatan negara-negara Continental mempunyai sedikit perbedaan daripada buatan Amerika. Semua tabung tekanan tinggi harus diuji/di tes kembali setiap 5 tahun sekali, dan dibubuhi tanggal testing terakhir. Tes ini dilakukan pada stasiun pengujian Hidrostatis. Di Indonesia pengujian tabung dapat dilakukan di JATAS, Jl. Minangkabau No.25, Jakarta Selatan.

Macam-macam jenis tabung : ♦ Tabung Baja 71,2 Cuft ♦ Tabung Aluminium 71,2 Cuft

♦ Tabung Aluminium 3000 Psi 72,0 Cuft

♦ Unit Tabung Ganda

¾ Tabung Baja 71,2 Cuft

Standard tabung baja adalah 25 inch panjang, mempunyai berat kira-kira 30 Lbs dalam keadaan kosong dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat melayang di air laut. Bila udara dimampatkan atau dipompakan ke dalam tabung sampai tekanan maksimum sebesar 2250 Psi itu berarti kira-kira 65 Cuft udara bebas yang ditampungnya. Dan apabila diisi hingga melampaui 10%, yaitu 2475 Psi, berarti tabung ini biasanya disebut Tabung Selam Standar 71 kubik feet (71 Cubic Feet Standard Diving Tank).

Berat Udara

Udara yang kita mampatkan ke dalam tabung mempunyai volume 71,2 Cuft. Udara beratnya kira-kira 5 ¾ Lbs, ini berarti selama penyelaman kita lebih ringan 5 ¾ Lbs. Tabung ini sendiri berbobot netral hingga kira-kira separuh penjelajahan ke kedalaman sewaktu penyelaman. Dengan Buoyancy Vest (rompi Apung), kita dapat menyesuaikan berat tambahan udara pada permulaan penyelaman sehingga menjadi tidak memiliki berat sepanjang seluruh penyelaman.

Exterior Coating / lapisan Luar

Tabung baja harus menggunakan pelapis luar, yaitu lapisan “GALVANIZED ZINC” yang berfungsi melindungi dari karat. Dengan cara ini air laut akan menyerang Zinc lebih dulu daripada baja dibawahnya. Mungkin inilah cara pelapisan yang paling praktis dan tahan lama yang dapat digunakan dalam air laut. Bila suatu lapisan akhir yang lebih cemerlang diinginkan, tersedia tabung-tabung yang berlapiskan Vinyl atau Epoxy. Lapisan ini penggunaannya harus di atas lapisan Galvanized untuk menghindari karat. Sedang untuk

(12)

perlindungan bagian dalam dari tabung baja, tersedia tabung dengan atau tanpa lapisan dalam epoxy, hal ini tergantung selera. Suatu tabung tanpa lapisan akan lebih mudah diperiksa bila berkarat. Sedang tabung berlapis memberi perlindungan lebih, tapi kelembaban dapat meresap dibalik lapisannya, yang menyebabkan pemeriksaan karat lebih sukar.

Tindakan pencegahan demi keamanan

Suatu tabung baja tidak boleh terdapat uap air didalamnya, kelembaban/uap air dapat dengan mudah dikeluarkan dengan penyerapan pembersih pad sistim Compressor. Sebuah tabung janganlah dikosongkan sama sekali pada waktu penyelaman, air dapat mengalir kembali kedalam tabung kosong melalui regulator, katup tabung yang dibiarkan terbuka juga memungkinkan air masuk. Berusahalah untuk selalu menyimpan udara bertekanan lebih kurang 100 Psi di dalam tabung anda. Selama ada tekanan tinggi didalamnya tak ada uap air, debu, kotoran atau pencemaran yang dapat menembus masuk.

Air di dalam tabung dapat merusak bagian alam tabung tersebut, dan dalam waktu kurang dari 1 tahun menjadikan tabung anda sebuah “bom berjalan”. Air asin 50 kali lebih merapuhkan/menyebabkan karat dari pada air tawar, hingga perawatan intensif dan khusus sangat diperlukan pada lingkungan tersebut. Periksalah tabung anda secara visual sekali satu tahun.

Penanganan dan penyimpanan

Letakkan tabung anda selalu pada posisi mendatar, sebab apabila tabung pada posisi berdiri akan lebih mudah terjatuh yang akan merusakkan katup tekanan tingginya. Jangan sampai tabung terbentur, karena ketebalan tabung hanya kira-kira 1/8 inchi saja, goresan yang dalam bisa membahayakan. Bila membawa tabung dengan tangan sebaiknya angkatlah pada katupnya, sebab bila mengangkut pada penyandang tabung/harness dapat meleset. Sebuah tabung apabila disimpan untuk waktu yang lama, sebaiknya didirikan pada posisi tegak dan diberi penahan, sehingga memungkinkan kelembaban dapat berkumpul pada dasar tabung yang lebih tebal. Apabila anda akan membawa tabung dengan mobil, letakkan dasar tabung menghadap kemuka untuk menghindari cedera pada saat berhenti mendadak dan berikan penahan agar tabung tidak terguling.

Pemeliharaan

Cucilah tabung bersih-bersih setiap kali selesai dipakai. Sebuah baskom plastik besar berisi air kira-kira 2/3 nya sangatlah ideal untuk mencuci semua alat-alat. Perendaman yang lama akan melepaskan garam yang mengering dan mengendap daripada hanya penyiraman saja.

(13)

¾ Tabung Aluminium 71,2 Cuft

Silinder aluminium 71,2 cuft, panjang 28 inchi dan mempunyai berat kira-kira 27 Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini 3 inchi lebih panjang dan 3 Lbs lebih ringan daripada tabung baja dengan ukuran yang sama. Tekanan maksimum tabung adalah 2475 Psi. Tanda A Plus (+) untuk pengisian lebih 10% tidak diperlukan. Silinder aluminium dijamin anti karat dan proses perapuhan tidak perlu dikhawatirkan lagi. Tabung ini tidak melayang didalam air laut, tetapi jelas mempunyai daya apung 5 pounds bila penuh dan 9 pounds bila kosong. Ini berarti penyelam sangat memerlukan timah beban yang dapat diikatkan pada back pack/penyandang atau harness dan atau langsung pada sabuk beban weight belt. Sampai saat ini tabung scuba aluminium dibuat di Amerika oleh Luxver USA Ltd.

¾ Tabung Aluminium 3000 Psi 72,0 Cuft

Tabung ini panjangnya 26 inc, beratnya 30 Lbs dan berbobot netral dalam air laut. Kapasitas tabung adalah 72,0 Cuft pada tekanan maksimum 3000 Psi ada tekanan 2475 Psi tabung akan berisi lebih kurang 60 kubik feet udara bebas.

¾ Unit Tabung Ganda

Unit tabung ganda ini disediakan untuk persediaan yang lebih lama. Ini dapat disatukan dengan katup ganda atau dua tabung tunggal yang digabungkan dengan pipa penyambung. Pipa penyambung memungkinkan anda untuk menggunakan tabung tunggal tersebut secara terpisah. Penyandang yang berbeda diperlukan untuk masing-masing tabung tunggal maupun tabung unit ganda. Tabung ganda 71 Cuft sangat berat diluar air, hal ini sangat memerlukan latihan serta daya tahan tubuh yang besar dalam pemakaiannya. Tipe unit ini sangat cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah air atau penyelaman penyelamatan yang memerlukan bottom time yang lama. Unit ini sering digunakan bila menyelam dari kapal daripada penyelaman dari pantai. Untuk penyelaman yang membutuhkan persediaan udara yang banyak, tabung ganda 53 merupakan suatu unit kompak yang baik dan tidak terlalu berat.

Katup Tabung / Valve

Ada 2 jenis katup standar yang dipakai pada tabung selam, yaitu :

A. Type Non Reserve / “K” Valve

Katup “K” tanpa cadangan adalah katup yang mudah ditutup dan dibuka. Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam menggunakan alat tambahan untuk memonitor seberapa banyak udara yang masih ada dalam tabung. Alat itu disebut “Submersible Pressure Gauge”.

(14)

B. Type Constant Reserve / “J” Valve

Katup ini hampir sama dengan katup “K” Valve, adapun perbedaannya adalah Type Constant Reserve/ (J) Valve ini dilengkapi dengan perlengkapan mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi. Jadi apabila tekanan tabung turun sampai kira-kira 300 Psi, pegas akan menutup katup dan menimbulkan kontraksi dalam pengadaan udara untuk pernapasan, dan dengan menarik ke bawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri tabung, dapat melepaskan kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah sisa udara terakhir pada tabung. Katup cadangan menyediakan udara cukup untuk penyelam segera naik ke permukaan. Batang penarik katup cadangan harus selalu pada posisi naik (up position) walaupun tabung dalam keadaan kosong, hal ini untuk mengendorkan pegas pada katup cadangan tersebut. Katup cadangan dapat dengan mudah ditarik ke bawah selama melakukan penyelaman dan hal ini tidak mempengaruhi supply aliran udara, hanya bila isi tabung dibawah 300 Psi akan ada penghentian aliran udara. Unit tabung ganda mempunyai cadangan sebesar 600 Psi. Ini hanya diisikan pada satu tabung saja yang mana akan disebarkan merata pada tabung lainnya bila tangkai cadangan ditarik, sehingga tersedia 300 Psi cadangan udara pada setiap tabung.

Penanganan dan perawatan

Bila membuka suatu katup, putarlah kearah buka sampai habis, kemudian putar kembali kearah tutup setengah putaran, hal ini untuk menghindari kemacetan atau kerusakan pada katup tabung. Bila akan menutup katup tabung, lakukanlah secara halus namun rapat dan tidak perlu keras-keras., sebab kebanyakan katup menggunakan nilon yang dapat rusak bila ditutup secara paksa dan kuat-kuat. Apabila ingin melakukan pengujian visual, maka tabung harus dikosongkan perlahan-lahan untuk menghindari pengembunan di sekeliling katup dan leher tabung bila kosong.

“Jangan sekali-kali membubuhi lemak atau pelumas apapun pada katup anda. Bengkel perbaikan dan pemeliharaan hanya menggunakan minyak pelumas silikon anti meledak”.

O-Ring seal

O-ring karet (gelang karet berbentuk O) yang kecil terletak pada permukaan katup membuat suatu kedap tekanan tinggi antara regulator dengan katup tabung. Bawalah selalu persediaan O-ring dalam tas perlengkapan selam anda, sebab apabila o-ring tersebut hilang maka regulator anda tidak dapat dipakai.

Pipa partikel

Semua katup tabung mempunyai pipa partikel yang menggantung ke dalam tabung, gunanya untuk mencegah pencemaran butiran-butiran besar tertiup masuk ke dalam regulator.

(15)

Pelat Keamanan/Savety disc

Letak pelat ini belakang katup tabung, berfungsi mencegah kerusakan pada saat pengisian udara yang berlebihan atau apabila terjadi kebakaran. Contoh tekanan pengisian yang dapat merusakkan pelat pengaman :

1800 Psi – akan pecah pada tekanan 2800 Psi 2250 Psi – akan pecah pada tekanan 3400 Psi 3000 Psi – akan pecah pada tekanan 3900 Psi

Pada keadaan tertentu pelat (lempengan tipis) dapat pecah pada tekanan yang rendah. Hal ini terjadi akibat pengisian yang terlalu cepat atau pengisian panas tanpa merendam tabung dalam air. Pelat-pelat pengaman ini dapat diganti pada fasilitas bengkel perbaikan alat selam.

Pengisian tabung

Semua tabung harus diisi secara perlahan-lahan, direndam dalam bak air apabila mengisinya dengan kompresor tekanan tinggi atau sistim tabung gudang udara, maka tabung yang diisi akan panas, Hal ini mengikuti hukum gas yang dikenal dengan “Hukum Charles” yang berbunyi : “jika volume tetap konstan (sama), maka tekanan akan berbanding sama/lurus dengan suhu”. Dengan kata lain jika suhu naik maka tekanan akan naik pula. Pada tabung standard (71,2 Cuft) kenaikan tekanan ini berkisar kira-kira 4 Psi untuk setiap derajat Fahrenheit (1o F). Tabung yang diisi dengan tidak didinginkan maka suhunya akan menjadi 130o F dan tekanan mencapai 2250 Psi. Jika tabung tadi dimasukkan dalam air maka suhunya akan turun menjadi 50o F. berarti suatu penurunan suhu sebanyak 80 o F.

Telah diketahui bahwa jika terjadi penurunan tekanan sebesar 4 Psi maka akan terjadi penurunan satu derajat F, tabung tersebut kehilangan sebesar 320 Psi (4 Psi x 80 = 320 Psi). Tabung yang semula diisi dengan tekanan 2250 Psi sesungguhnya kini hanya mempunyai tekanan sebesar 1930 Psi saja, berarti jauh berkurang dari tekanan normal. Hal serupa akan berbahaya jika suatu tabung diisi secara perlahan-lahan hingga mencapai tekanan 2475 Psi. Jika tabung demikian dibiarkan terjemur matahari, maka suhu dengan mudah dapat naik antara 170 o sampai 180o F. Tabung yang semula

mempunyai tekanan 2475 Psi pada suhu 50o F kemudian naik

menjadi 130o F, akan mendapat tambahan tekanan 520 Psi, maka

tekanannya akan menjadi 3000 Psi (2995 Psi). Tekanan tersebut sudah cukup untuk memecahkan pelat pengaman oleh karena itu "Letakkan tabung yang diisi tekanan maksimum di tempat yang rindang atau tempat yang tidak langsung terkena matahari".

Back Pack / Penyandang Tabung

Untuk menahan tabung anda pada tempatnya, maka diperlukan "Penyandang Tabung" atau Backpack.

Peralatan masa dulu dilengkapi dengan penyandang yang biasanya dihubungkan pada tabung dan sabuk dari logam. Macam

(16)

penyandang ini masih memungkinkan tabung bergerak atau terguling di punggung penyelam. Untuk menahan tabung agar tidak bergerak, suatu pengikat yang melalui selangkangan kaki dianggap perlu. Backpack yang dirancang akhir-akhir ini memungkinkan letak tabung pada ketinggian yang cocok bagi setiap penyelam.

Dengan adanya lengkungan keping pada type ini mencegah tabung bergeser serta pengikat selangkangan tidak diperlukan lagi. Semua Unit Backpack dan sabuk penyandang harus mempunyai gesper luncur cepat pada ikat bahu kiri ikat pinggang.

Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penyelam melepas maupun memasang kembali tabung di dalam air.

R e g u l a t o r

Ada beberapa macam Regulator, yaitu : a. Two Hose / Pipa Ganda

Regulator Demand yang biasa dikenal di Amerika sejak tahun 1949 terdiri dari satu bagian yang dipasang di atas katup tabung dengan sebuah pipa penyalur udara napas, mouthpiece dan sebuah pipa buang udara. Pada saat ini biasanya disebut Two Hose Regulator.

Mouthpiece atau Genggam Mulut adalah suatu bagian yang dimasukkan ke dalam mulut.

b. Two Stage / 2 Tingkatan

Tekanan tabung dibagi dalam 2 tingkatan.

Dari tekanan tinggi pada tingkat pertama (first stage) ke tekanan lebih rendah kira-kira 140 Psi pada tingkat kedua (second stage). Hal ini diatur di dalam ruang kecil pada regulator.

Bila penyelam menarik napas ia akan menciptakan keadaan Vacum (hampa udara) dalam pipa pernapasan dan juga pada ruang regulator. Sekat karet (membran) yang terkena langsung dengan air menekan pengungkit tingkat kedua dan menyebabkan udara bertekanan rendah mengalir ke penyelam.

Apabila penyelam berhenti bernapas, aliran udara secara cepat menjadi seimbang dalam pipa dan ruang regulator, lalu sekat akan kembali ke letak biasa dimana pengungkit tingkat kedua menutup jalannya aliran udara.

Oleh karena tekanan air yang mengatur aliran udara, maka dengan sendirinya tekanan disesuaikan dimana penyelam berada.

Suatu Demand Regulator sebenarnya merupakan suatu mekanisme sederhana, dimana udara mengalir hanya bila penyelam menarik napas dan langsung menyesuaikan secara otomatis dengan tekanan air pada kedalaman tersebut melalui cara equalization yang sederhana.

(17)

Single Stage / Tingkat Pertama

Salah satu jenis regulator dengan pipa ganda yang menggunakan sistem pengungkit sederhana, yang merubah tekanan langsung pada First Stage. Unit regulator ini sudah tidak diproduksi lagi di Amerika.

Single Hose / Selang Tunggal

Regulator yang paling umum digunakan pada saat ini adalah Regulator Single Hose, yang terdiri dari :

1. First Stage / Tingkat Pertama dengan tekanan tinggi yang dikembangkan ke katup tabung.

2. Pipa bertekanan antara.

3. Second Stage / Tingkat Kedua yang terdiri dari Sekat Karet Pengungkit Tingkat Kedua, Katup Buang Udara dan Genggam Mulut / Mouthpiece.

Regulator Single Hose / selang tunggal bekerja dengan dua (2) tahap sama halnya Regulator Two Hose / Selang Ganda. Perbedaan utamanya adalah bahwa kedua tingkatannya terpisah. Dimana Second Stage terletak dekat mulut penyelam untuk memudahkan bernapas, oleh karena itu sekat karet berada pada permukaan yang sama dengan paru-paru dalam posisi berenang biasa.

Gelembung udara yang dihembuskan / dibuang keluar melalui saluran pembuang yang terbuat dari karet, yang letaknya di bawah tingkat kedua. Regulator Two Hose untuk perbandingan, membuang udara buangan kembali melalui bagian badan regulator yang terletak di belakang dan agak di atas penyelam melalui pipa pembuang yang terpisah.

Regulator ini menimbulkan suara terlalu banyak serta tidak menghalangi pandangan penyelam, tetapi pengambilan napas agak lebih sukar, disebabkan letak regulator yang berada di belakang.

Tombol Kuras

Regulator Single Hose adalah unit yang terpadu, mudah dipakai, mudah dikuras dan sebagai tambahan mempunyai tombol kuras yang terletak di bagian depan tingkatan kedua, yang menempel ke sekat karet demi melancarkan pengurasan.

Katup Pembuang

Udara dan air keduanya dapat dibuang keluar melalui katup pembuang yang terbuat dari karet, yang terletak di bagian dalam regulator.

(18)

Tolok Ukur Tekanan Tinggi (High Pressure Port Submersible Pressure Gauge)

Terletak pada tingkat pertama adalah "High Pressure Port", ini biasanya ditandai dengan huruf HP. Di sinilah "Submersible Pressure Gauge" anda dipasang untuk dapat melihat langsung tekanan tabung anda pada waktu menyelam. Alat ini merupakan salah satu bagian yang penting digunakan bersama regulator hingga penyelam dapat mengetahui secara langsung berapa banyak udara yang tersisa di dalam tabung pada setiap saat. Alat ini merupakan alat ukur anda selama penyelaman.

Anda dapat merencanakan seluruh penyelaman dengan mengetahui kapan harus kembali ke kapal atau ke pantai untuk mengadakan penyelaman berikutnya, atau untuk memper-hitungkan naik yang aman pada waktu penyelaman yang lebih dalam. Submersible Pressure Gauge dapat digunakan dengan atau tanpa katup cadangan pada tabung Scuba, katup cadangan hanya berfungsi sebagai unit penunjang bila anda lupa melihat Gauge pada saat yang beraturan.

A d a p t o r

Kebanyakan First Stage juga mempunyai "Low Pressure Port" yang dapat dipergunakan untuk piranti (tool) yang memakai udara bagi penyelam pekerja, atau pemasangan "Second Stage Regulator" dan pipa untuk patungan atau sebagai unit pendukung untuk penyelaman. Octopus Rig / Pipa untuk Patungan dan Bouyancy Compensator Vest dapat disambungkan dengan Low Pressure Hose dan Adaptor untuk pengisian udara langsung dari regulator. Alat-alat tersebut merupakan sebagian dari alat yang digunakan untuk Advanced Diving.

Memasang Regulator pada tabung

Bila anda sudah siap untuk memasang regulator ke katup tabung, bukalah tutup pelan-pelan untuk menghembuskan kotoran debu pada O-ring yang melindungi inlet tekanan tinggi dan tempatkanlah Yoke pada tingkatan pertama melingkupi katup tabung berkedudukan pada O-ring. Tempatkanlah selalu pipa regulator ke arah kanan melewati bahu kanan penyelam. Keraskanlah pemutar sekuat tangan saja, kemudian bukalah perlahan-lahan katup tekanan tingginya dengan penuh, lalu putar kembali setengah putaran. Ingatlah selalu untuk menguji dengan menarik dan menghembuskan napas, kadang-kadang katup pembuang tersangkut bila kering, dengan menyiram bagian mulut dengan air dan meniup keras-keras maka akan membuka kembali.

“Periksalah selalu tekanan udara di tabung”

Bila Submersible Pressure Gauge pada regulator tidak dipergunakan atau tidak memiliki peralatan tersebut untuk

(19)

memeriksa tekanan tabung, maka sebuah tank Pressure Gauge dapat dipergunakan.

Melepas regulator

Setelah selesai penyelaman, biarkanlah air terlebih dulu menetes hingga kering dari katup sebelum dibuka. Tutuplah katup sekuat kewajaran tangan. Semua regulator masih mempunyai tekanan udara pada tingkat pertama dan tingkat kedua, udara ini harus dikeluarkan sebelum melepaskan regulator dari katup. Hal ini dapat mudah dilakukan dengan menekan tombol kuras pada single house regulator"s atau dengan meniup keluar udara sisa pada Two House Regulator. Bila regulator dilepas tanpa mengeluarkan udara sisa, maka dapat mengakibatkan terjadinya sentakan pada ring yang kadang-kadang mengakibatkan O-ring tersebut pecah.

6.3. Fisika penyelaman (Physics of Diving)

Pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman adalah persyaratan terpenting bagi tehnik penyelaman yang aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang secara langsung diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh fisiologis dari hukum-hukum tersebut terhadap manusia. Suatu ikhtisar dari hukum-hukum fisika yang penting berkenaan dengan kegunaan pengobatan secara klinis, perlu diketahui.

6.3.1. Satuan tekanan

Tekanan udara di permukaan laut pada suhu OoC pada dasarnya adalah tekanan yang disebabkan oleh berat atmosfir di atasnya. Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760 mm Hg (14.7 Psi) dan dijadikan dasar ukuran satu atmosfir.

Persamaan tekanan

1 Atmosfir = 10.07 (10) *meter air laut = 33.05 (33) * kaki air Laut = 33.93 (34) * kaki air tawar

= 1.033 kg/cm2 = 14.696 (14.7) * Lbs/ins2 = 1.013 bars = 101 kilopascals = 760 mm air raksa ( mm Hg) = 760 torr

Tekanan akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang, sehingga berat udarapun berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat bila seorang menyelam dibawah permukaan air. Hal ini disebabkan karena berat dari atmosfir dan berat dari air diatas penyelam. Ukuran-ukuran tekanan dari berbagai kedalaman mengungkapkan bahwa tekanan 760 mm Hg (yaitu sama dengan standard atmosferik pressure) akan terasa pengaruhnya kira-kira pada

(20)

kedalaman 10 m dari air laut (33 kaki). Berdasarkan Hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan yang terdapat di permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata dan tidak berkurang pada setiap tempat dibawah permukaan laut, tekanan akan meningkat sebesar 760 mm Hg (1 atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 m. Tekanan yang terdapat pada suatu titik menunjukkan tekanan 1 atmosfir (tekanan di permukaan + tekanan yang disebabkan oleh kedalaman air laut). Satuan-satuan dari jumlah tekanan adalah Atmosfir Absolut (ATA) yaitu : Kedalaman (depth) Tekanan Absolut (Gauge Pressure)

Di permukaan 1 ATA 0 ATG 10 meter 2 ATA 1 ATG 20 meter 3 ATA 2 ATG 30 meter 4 ATA 3 ATG

Ukuran tekanan (Gauge Pressure) menunjukkan tekanan yang terlihat pada alat pengukur dimana terbaca 0 pada tingkat permukaan. Karenanya tekanan ini selalu 1 atmosfer lebih rendah dari pada tekanan absolut.

6.3.2. Hukum-hukum Gas

Udara yang kita hirup mengandung komponen-komponen sebagai berikut :

- 78 % Nitrogen (N2)

- 21 % Oksigen (O2)

- 0,93 % Argon (Ar)

- 0,04 % Carbon Dioxide (CO2)

- Gas-gas mulia (Ne, He, dsb.)

Gas yang umumnya digunakan untuk tujuan penyelaman adalah : - Udara (bebas kotoran)

- Campuran oksigen

- Campuran O2 dan Helium (He), kadang-kadang + N2

Hukum-hukum gas yang berlaku terhadap gas-gas di dalam rongga-rongga tubuh seperti paru-paru, saluran yang menghubungkan hidung dengan sinus dll., serta gas-gas di dalam larutan antara lain adalah : a. Hukum Boyle

(Hukum Perubahan Tekanan dan Volume)

Hukum ini menegaskan hubungan antara tekanan dan volume dari suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan tekanan absolut, yaitu : V = 1/P

Jadi : PV = K atau P1V1 = P2V2

P = Tekanan

V = Volume

K = Konstan

Ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, volume dari suatu kumpulan gas akan berkurang atau sebaliknya.

Selama tekanan sebanding dengan kedalaman, maka volume akan menjadi setengah volume dari semula.

(21)

Hubungan ini berlaku terhadap semua gas-gas di dalam ruangan-ruangan tubuh sewaktu penyelam masuk ke dalam air maupun sewaktu naik ke permukaan.

Hukum Boyle pada penyelaman tahan napas

Seorang penyelam yang menghirup napas penuh di permukaan akan merasakan paru-parunya semakin lama semakin tertekan oleh air di sekelilingnya sewaktu ia turun.

Contoh :

Bila seorang penyelam Scuba menghirup napas penuh (6 liter) pada kedalaman 10 meter ( 2 ATA), menahan nafasnya dan naik ke permukaan (1 ATA), udara di dalam dadanya akan berlipat ganda volumenya menjadi 12 liter, maka ia harus menghembuskan 6 liter udara selagi naik untuk menghindari agar paru-parunya tidak meledak. P1V1 = P2V2 P1V1 2 x 6 P1 = 2 ATA V2 = --- = --- V1 = 6 liter P2 1 P2 = 1 ATA V2 = ? V2 = 12 liter

Semua gas yang berada di dalam rongga tubuh akan terpengaruh oleh hubungan tekanan volume ini. Dalam hal mengenai telinga bagian tengah, tekanan air yang berperan di dalam tubuh akan dihantar oleh cairan-cairan tubuh ke rongga udara di dalam telinga bagian tengah. Selama tekanan meningkat volume akan berkurang, karena telinga bagian tengah ada di dalam rongga tulang yang kaku, rongga yang sebelumnya terisi oleh udara akan diisi jaringan yang membengkak dan menonjol ke dalam gendang telinga.

Rangkaian kejadian yang menjurus ke perusakan jaringan dapat dicegah dengan menyeimbangkan tekanan (Equalizing). Udara

(22)

ditiupkan ke dalam saluran Eustachius dari tenggorokan untuk menjaga agar volume gas yang ada di telinga bagian tengah tetap konstan, sehingga tekanannya menyamai tekanan air. Proses serupa dapat terjadi di dalam rongga-rongga sinus, akan tetapi disini dapat diseimbangkan sendiri (self equalizing) dalam keadaan normal, karena rongga sinus punya hubungan terbuka dengan rongga hidung. Perubahan terbesar volume gas yang mengikuti perubahan air terjadi dekat permukaan.

Sebagai contoh :

1 liter gas di permukaan akan menyusut sampai ½ liter pada kedalaman 10 meter ( 1 ATA sampai 2 ATA), sedang perubahan volume antara 30 meter dan 40 meter (4 ATA sampai 5 ATA) hanya akan kembali sebesar 5 % yaitu dari ¼ sampai 1/5 liter. Ini menjelaskan mengapa tidak mungkin menghindari resiko-resiko pada penyelaman dangkal.

Gambar :

b. Hukum Dalton (Tekanan Partial dari Campuran Gas).

Hukum ini berhubungan udara (suatu campuran Nitrogen dan Oksigen) dan dengan pernafasan gas campuran. Dinyatakan bahwa jumlah tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah dari tekanan secara tersendiri menempati seluruh ruang (volume), selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari tiap-tiap gas akan meningkat.

Karena udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih 80% bagian N2 dan 20% bagian O2, maka udara di permukaan terdiri

dari :

N2 = 80% dari 1 ATA (760 mm Hg).

= 0,8 ATA (608 mm Hg).

O2 = 20 % dari 1 ATA (760 mm Hg)

(23)

Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengkalikan persentasi gas dengan tekanan total. Dengan kedalaman tertentu, peningkatan tekanan partial yang terjadi adalah sebagai berikut :

Permukaan = 1 ATA = 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02

(PP O2 = 20% x 1 ATA)

10 meter = 2 ATA = 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA O2

(PP O2 = 20% x 2 ATA)

30 meter = 4 ATA = 3,2 ATA N2 + 0,8 ATA O2

(PP O2 = 20% x 4 ATA)

40 meter = 5 ATA = 4,0 ATA N2 + 1,0 ATA O2

(PP O2 = 20% x 5 ATA)

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam yang bernafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (0,1 ATA) seperti saat ia sedang menghirup 100% O2 di permukaan air.

Hukum ini penting untuk mengetahui efek Toksik Gas Pernafasan pada kedalaman, Penyakit Dekompresi dan Penggunaan Oksigen maupun Campuran Gas untuk tujuan pengobatan.

Sebagai contoh :

Seorang penyelam yang menghirup suatu campuran 60% / 40% Oksigen dan Nitrogen, resiko menderita keracunan Nitrogen terjadi pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA).

c. Henry (Larutan Gas dan Cairan)

Hal ini berhubungan dengan penyerapan gas di dalam cairan. Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan.

(24)

Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan Nitrogen. Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan partial dari Nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang telarut dalam jaringan juga menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah. Pengaruh fisiologis dari hukum ini terhadap seorang penyelam berlaku untuk Penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas Lembam (Inert Gas Narcosis). Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan terlarut cepat berkurang, gas akan keluar dari larutan dalam bentuk gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan gelembung-gelembung ini dapat menyumbat pembuluh darah atau merusakkan jaringan-jaringan, hal ini menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi atau “Bends”. Kita dapat melihat pengaruh yang sama pada karbon dioxide di dalam larutan. Bila kita membuka botol bir dengan tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas yang naik ke permukaan botol.

d. Hukum Charles (Perubahan Suhu dan Volume)

Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume dan tekanan. Dinyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut. Hukum ini ada hubungannya dengan kompresi dan dekompresi dari gas-gas dan pengaruhnya terhadap silinder, regulator, chamber dan lain-lain, serta menerangkan bahwa perubahan tekanan dapat dilihat bilamana silinder yang berisi udara tekan terjemur di matahari. Bila volume tetap konstan dan suhu meningkat, tekanan akan meningkat. Hukum Charles dapat dilihat bila seorang yang secara tidak sengaja melubangi tabung semprot (Spray Can) dan melihat gas yang menguap di udara.

6.3.3. Daya Apung / Buoyancy

Hukum Archimedes menyatakan bahwa setiap benda yang dibenamkan seluruhnya atau sebagian ke dalam cairan mendapat tenaga dorong sebesar bobot cairan yang digantikan. Semakin padat cairan itu semakin besar daya apungnya. Dengan demikian penyelam dan kapal-kapal mengapung lebih tinggi di air laut daripada di air tawar. Dengan paru-paru mengembang sepenuhnya, orang biasanya akan mengapung di atas permukaan air laut, hal ini karena orang mempunyai daya apung positif. Apakah penyelam dapat mengapung secara positif atau negatif merupakan ciri dari setiap penyelam. Manfaat mengetahui apakah anda termasuk memiliki daya apung positif atau negatif adalah untuk :

¾ Upaya yang diperlukan untuk penyelaman, daya apung positif

memberikan kesulitan pada saat turun, tetapi membantu saat naik;

¾ Kemungkinan hilangnya orientasi di bawah air. Bilamana perasaan

(25)

netral (Netral Buoyancy) yaitu tidak tenggelam atau mengambang, pengurangan lebih lanjut pada setiap rangsangan pancaindra (Sensory Stimulation) seperti berkurangnya penglihatan di dalam air yang suram, dapat mengakibatkan disorientasi yang parah dengan kemungkinan akibat-akibat yang berbahaya.

Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-alat yang dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang terdiri dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya apung. Rompi-rompi yang dapat mengembang (Buoyancy Compensator’s) dapat diisi udara untuk mendapat daya apung positif. Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang penyelam menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun. 6.3.4. Suhu / Temperatur

Suhu air di sekeliling menentukan kenyamanan penyelam secara maksimal. Hampir semua suhu perairan lebih dingin dari suhu badan yang

normal (37o C atau 98o F) dan karena itu seorang penyelam akan

kehilangan panas terhadap air karena konduksi. Lapisan-lapisan dari lemak atau baju selam akan mengurangi pengaruh itu. Pada penyelaman, pemeliharaan suhu badan penyelam menjadi suatu kebutuhan utama. Suhu air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman dan perubahan suhu terbesar terjadi setelah kira-kira 10 meter pertama. Hal itu disebabkan karena hilangnya sebagian besar panas matahari pada kedalaman yang lebih dalam. Air dingin dapat menyebabkan gangguan-gangguan fisiologis yang gawat seperti pusing/vertigo dan sakit kepala.

6.3.5. Penglihatan dan Cahaya

Penglihatan tanpa bantuan (cahaya) di bawah air akan buruk, yang diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan dalam pembiasan sinar di bawah air. Masalah ini sebagian dapat diatasi dengan memakai suatu masker dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata kita dengan air. Pemakaian suatu mask meskipun memperbaiki penglihatan di bawah air dapat menyebabkan suatu kesan palsu akan jarak, menjadikan benda-benda terlihat kurang lebih ¼ lebih besar dan lebih dekat dari jarak sebenarnya. Ini menerangkan mengapa penyelam yang daya penglihatannya kurang baik akan meningkat sedikit di bawah air. Lensa yang dapat memperbaiki penglihatan (corrective lens) dapat dipasang pada mask untuk mereka yang memakai kacamata. Pemakaian lensa kontak (contact lens) di bawah air telah berhasil baik untuk digunakan pada face mask maupun pemakaian langsung. Ketajaman penglihatan di

(26)

bawah air sangat rendah, ini dikarenakan oleh penyebaran cahaya yang membentuk bayang-bayang dari benda halus yang mengambang di dalam air dan apabila kontras berkurang, penglihatan akan terganggu. Kejernihan air, cuaca yang terang dan cahaya buatan akan membantu menanggulangi masalah ini. Di bawah air warna-warna tidak akan tampak seperti pada permukaan, hal ini disebabkan penyerapan terhadap panjang gelombang tiap warna yang tidak sama besarnya.

Alat-alat ini masih sedang diuji di Luar Negeri. Biaya pembuatan dan kurangnya perlindungan terhadap dingin dan air yang masuk ke hidung mungkin akan

membatasi pemakaian lensa-lensa selam.

Merah --- Paling banyak diserap

Orange

Kuning --- Sedikit kurang diserap

Hijau --- Kurang banyak diserap

Biru Indigo

(27)

Di kedalaman sinar matahari yang merupakan kombinasi warna-warna merah, orange, biru, indigo dan ungu akan lebih terlihat sebagai warna biru tua.

6.3.6. Suara di bawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarnya yaitu melalui media cairan. Kecepatan suara di bawah permukaan air kira-kira 4 kali lipat lebih cepat daripada di udara. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air, dengan demikian di dalam air akan sukar mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air. Pendengaran seseorang di bawah air akan berkurang akibat pengaruh air terhadap gendang telinga dan beberapa frekwensi suara lebih terpengaruh dari yang lain. Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang pendengaran, akanlah sukar bagi penyelam melokalisir arah suara di dalam air. Telinga manusia telah diciptakan untuk melokalisir arah suara di udara. Mekanisme ini akan terganggu karena suara berjalan 4 kali lebih cepat di dalam air. Lokalisasi suara lebih dipersulit lagi oleh karena di bawah air suara akan dihantar ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada melalui gendang telinga.

6.4. Fisologi Penyelaman

Pengertian tentang cara kerja tubuh yang normal dapat membantu untuk memahami pengaruh-pengaruh penyelaman terhadap manusia.

6.4.1. Pernapasan

Bernapas itu perlu sekali supaya dapat mensuplai oksigen (O2) ke semua

jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang

dihasilkan oleh darah melalui paru-paru. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang makin menyempit (Bronchi dan Bronchioles) yang bercabang di kedua belah paru-paru dari saluran udara utama (Trachea). Pipa ini berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (Alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbon dioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta kantong serupa di dalam paru-paru manusia. Ruang udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia semacam deterjen yang dapat menetralkan kecenderungan Alveoli untuk mengempis.

(28)

G a m b a r

Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh selaput (Pleura) yang licin dan selaput serupa membatasi permukaan bagian dari dinding dada. Kedua selaput tersebut terletak dekat sekali dan hanya dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis, karenanya dapat dipisahkan dan terdapat suatu rongga di antara selaput-selaput itu yang diberi nama ruang antar rongga selaput dada (Intra Pleural Space). Sewaktu menarik napas (inspirasi), dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (Diafragma) tertarik ke bawah.

Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara mengalir ke paru-paru. Dengan upaya yang maksimal pengurangan ini dapat mencapai 60-100 mm Hg di bawah tekanan atmosfir. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan karena mengkerutnya paru-paru dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan yang meningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Ini terutama terjadi tanpa upaya otot tetapi dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat. Pengukuran fungsi pernapasan ada banyak dan bermacam-macam, tetapi hanya beberapa hal yang penting saja yang ada hubungannya dengan penyelaman yang akan diterangkan.

a. Kapasitas Total Paru-paru (Total Lung Capacity / TLC)

Merupakan jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh. Ini biasanya kurang lebih 5 liter.

b. Kapasitas Vital (Vital Capacity / VC)

Merupakan volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 4-5 liter. Kadang-kadang juga disebut Daya Tampung Vital yang dipaksa (Forced Vital Capacity / FVC).

c. Volume Sisa (Residual Volume / RV)

Adalah jumlah gas yang tertinggal dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 1,5 liter, dan dapat dihitung sebagai berikut : TLC – VC = RV. Perhatian, bahwa RV adalah kurang lebih 25 % dari TLC.

(29)

d. Tidal Volume / TV

Merupakan volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru selagi suatu putaran pernapasan sedang istirahat secara normal. Biasanya kurang lebih 0,5 liter.

e. Volume Pernapasan Permenit (Respiratory Minute Volume / RMV) Merupakan jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit, yaitu TV x frekwensi pernapasan = RMV. Ini biasanya kurang lebih 6 liter permenit dalam keadaan istirahat (5 x 12), tetapi dapat melebihi 100 liter dengan latihan berat.

f. Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity / TVC)

Merupakan bagian dari Vital Capacity / VC, yang dapat dihembuskan dalam waktu tertentu (biasanya satu detik). Ini sering disebut Volume Ekspirasi yang dipaksakan (Forced Expiratory Volume / FEV 1).

Pada orang dewasa yang sehat ini harus melebihi 75 % dari FVC tetapi biasanya berkurang pada penyakit-penyakit seperti Asma, Bronchitis, Emphysema dan lain-lain, dimana gerakan udara melalui saluran-saluran udara menjadi lemah karena penyempitan saluran udara atau kekenyalan dari paru-paru yang berkurang disebabkan oleh pengerasan, goresan dan lain-lain. Hal ini membantu untuk menghindari mereka yang akan menjadi cenderung terkena penyakit Pulmonary Barothauma (Burst Lung).

Parameter-parameter mekanis ini penting untuk memahami fisiologi pernapasan, karena secara relatif akan dapat memungkinkan ramalan tentang :

• Resiko Barotrauma paru-paru sewaktu naik,

• Kecepatan dimana penyediaan udara tekan akan terpakai habis,

• Kedalaman maksimal untuk penggunaan pipa udara (snorkel) yang

aman,

• Terjadinya kelelahan napas dikarenakan alat-alat pernapasan dari peralatan selam yang kurang lengkap dan kurang berdaya-guna,

• Terjadinya kekurangan oksigen (Hypoxia) yang dikarenakan

ventilasi paru-paru yang tak cukup, • Dan masih banyak lagi.

Alveoli paru-paru / kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah yang bebas oksigen (deoxygenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah.

(30)

G a m b a r

Darah dari jantung kanan melewati arteri-arteri yang memisahkan ke dalam jaringan pembuluh-pembuluh darah halus (capilair) yang melingkupi Alveolus. Jaringan ini menyebarkan darah ke sekeliling daerah yang luas dan memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara Alveolus dan darah.

Gas buang cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah lain dimana tekanan partialnya lebih rendah yaitu dikarenakan selisih tekanan (Pressure Gradient). Selisih tekanan oksigen dari Alveoli ke aliran darah dan sebaliknya selisih tekanan karbondioksida dari saluran darah ke Alveoli menentukan pertukaran gas-gas tersebut di dalam paru-paru. Keseimbangan terjadi dengan masuknya oksigen ke aliran darah dari paru-paru dan dengan dikeluarkannya karbondioksida dari aliran darah masuk ke paru-paru. Selisih tekanan yang sama terdapat pada tingkatan jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh jaringan masuk

ke aliran darah dan O2 berdifusi ke dalam jaringan-jaringan. Ini terjadi

pada setiap pernapasan dan pertukaran peredaran darah. Pertukaran gas terjadi karena difusi, dan ini ditentukan sampai tingkat tertentu di udara oleh berat jenis gas yang bersangkutan.

Di Alveoli paru-paru, O2 berdifusi lebih cepat daripada CO2 karena berat

jenisnya lebih rendah. Difusi gas dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya larutnya di dalam cairan-cairan jaringan dan darah, dan oleh karena CO2 kurang lebih 24 kali lebih mudah larut dalam darah dibanding

O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 melebihi kecepatan O2

sekitar 20 kali lipat. Difusi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

• Kelainan pada dinding Alveoli (Alveolar Walls).

• Peredaran pembuluh darah halus (Capillair) yang tak sempurna dapat mengurangi suplai darah ke Alveoli.

(31)

• Mengecilnya Alveoli yang dapat mengurangi daerah pemindahan gas. Salah satu dari semua itu dapat menyebabkan kurangnya O2 dalam darah

atau berkurangnya pengeluaran CO2 dari darah. Jadi Hypoxia

(kekurangan O2) atau Hipercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.

6.4.2. Peredaran Darah

Peredaran atau suplai darah diberikan pada jaringan-jaringan tubuh,

darah beroksigen dari paru-paru dan mengalirkan sisa berupa CO2 ke

paru-paru untuk dikeluarkan. Sistem ini terdiri dari suatu pompa sentral

(jantung) dimana darah vena yang tidak mengandung O2 dipompakan ke

paru-paru. Darah dibawa dari jantung ke jaringan melalui suatu saluran seperti pipa yang disebut arteri. Arteri ini akan bercabang-cabang dan menjadi lebih kecil (arteriol), kemudian di jaringan dan paru-paru akan menjadi pembuluh-pembuluh yang halus (kapiler). Pertukaran di paru-paru dan jaringan terjadi melalui kapiler ini. Kapiler-kapiler meninggalkan

jaringan membawa darah yang tanpa O2 dan masuk ke

pembuluh-pembuluh darah kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh-pembuluh darah balik yang lebih besar yang disebut dengan Vena. Vena-vena membawa darah kembali ke jantung. Istilah pada sirkulasi darah di paru-paru berbeda dengan jaringan lain, karena disini arteri paru-paru membawa

darah yang tanpa O2, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang

mengandung O2 dari paru-paru menuju ke jantung.

Diagram skematis berikut ini menjelaskan hal-hal yang perlu tentang peredaran darah.

G a m b a r

(32)

Diagram tersebut secara skematis menunjukkan bagaimana darah mengalir dari seluruh jaringan tubuh lewat serambi kanan, melalui pembuluh nadi (arteri), Pulmonalis ke paru-paru.

Darah ini dating dari pembuluh balik (vena) tubuh dan mengambil O2 dari

paru-paru dan melepaskan CO2.

Darah yang kaya O2 ini dipompakan ke seluruh tubuh melalui vena

pulmonalis, serambi kiri, bilik kiri serta arteri.

Arteri membawa darah pada tekanan tertentu dan memiliki dinding-dinding otot yang tebal.

Dinding vena cenderrung menipis dan tidak elastis karena tekanan darah di dalamnya rendah.

Dinding-dinding kapiler terdiri dari hanya satu lapisan tunggal dari sel-sel untuk mempermudah difusi gas.

Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terbagi dalam dua bilik (vertical) dan dua serambi (atrium).

Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak mengalir ke dalam atrium bila ventrikel mengkerut.

Setiap sisi jantung bebas daripada yang lainnya, tetapi masing-masing mengkerut secara bersamaan pada setiap putaran.

Kecepatan mengkerut jantung atau denyut nadi berbeda pada setiap

orang, tetapi rata-rata kecepatan normal adalah :

¾ Istirahat : 60 - 80 permenit

¾ Bekerja : 80 - 150 permenit

Pada umumnya di dalam tubuh terdapat kurang lebih 6 liter darah yang terdiri dari cairan-cairan serum, zat pembeku darah (plasma), sel-sel

darah merah yang mengandung O2 dan CO2 serta sel-sel darah putih

yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah biasanya konstan selama hidup, tetapi kecepatan peredaran sangat berbeda tergantung kebutuhan O2 oleh jaringan.

Oleh karena itu pada waktu bekerja denyut nadi atau denyut jantung meningkat agar dapat mensuplai lebih banyak darah dan dengan demikian lebih banyak CO2 yang dapat dikeluarkan dari jaringan-jaringan.

Pengisian jantung juga mengikat sebelum setiap siklus dengan demikian meningkatkan pengadaan darah.

Jantung mampu memompa kurang lebih 4-5 liter darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 20 liter pada waktu latihan.

Tekanan dan volume darah harus tetap berada pada batas tertentu agar jaringan-jaringan tidak kekurangan oksigen, atau untuk mencegah pecahnya arteri.

Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan kekuatan pengerutan jantung dan juga pada daya tahan arteri terhadap aliran darah.

Faktor-faktor ini ada di bawah pengawasan susunan syaraf yang pada gilirannya dipengaruhi oleh alat-alat tubuh yang peka terhadap tekanan. Tekanan darah saat istirahat normal adalah 120-140 mm Hg sewaktu jantung mengkerut (sistolik).

(33)

Bila tekanan darah turun, peredaran darah ke jaringan tidak cukup hingga menyebabkan kekurangan oksigen.

Ada beberapa sebab dimana hal itu terjadi, seperti kalau kita berdiri terlalu lama yang menyebabkan darah berkelompok di kaki hingga aliran darah yang kembali ke jantung menjadi lemah dan mengakibatkan turunnya tekanan darah.

Pendarahan yang terlalu banyak akan mengurangi volume darah, dengan demikian dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan sirkulasi darah yang hebat disebut “shock”. Bila shock ini tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kematian karena kekurangan suplai darah membawa oksigen ke jaringan yang sangat diperlukan seperti otak. Shock sering diatasi dengan jalan memberikan cairan cairan melalui pembuluh darah (intra vena) untuk meningkatkan volume darah dan menaikkan tekanan darah.

G a m b a r

6.4.3. Pengawasan Pernapasan

Untuk mempertahankan kadar oksigen dan karbondioksida, volume pernapasan semenit (adanya ventilasi dari paru-paru) harus seimbang dengan pemakaian oksigen dan kecepatannya menghasilkan karbon dioksida. Pernapasan diatur oleh pusat pernapasan terutama dalam hal terjadinya perubahan kadar karbondioksida darah, tapi juga sedikit

(34)

dipengaruhi oleh sensor di dalam aorta dan arteri katoris yang mengamati perubahan-perubahan kadar oksigen di dalam darah.

Hal ini menerangkan mengapa ketidak-sadaran dapat terjadi bila

melakukan hyperventilasi sebelum penyelaman tahan napas. Pusat

pernapasan tidak dirangsang oleh karbondioksida, yang telah berkurang

oleh hyperventilasi dan gagal untuk bereaksi dengan baik terhadap

bahaya berkurangnya kadar oksigen selama penyelaman dan sewaktu naik ke permukaan.

6.4. Keadaan Darurat pada Penyelaman

Keadaan darurat selalu dimungkinkan terjadi pada setiap penyelaman, betapapun sempurnanya persiapan untuk itu telah dilakukan. Cukup banyak variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor penyebabnya. Kondisi penyelaman, panik, cuaca, kedalaman, kerusakan peralatan dan seterusnya. Keadaan ini bila tidak segera ditanggulangi secara tepat dan cepat sangat potensial menjadi penyebab terjadinya kecelakaan penyelaman.

Ironisnya sebagian besar kecelakaan penyelaman justru terjadi pada saat seorang penyelam sudah mulai merasa berpengalaman (kawakan), merasa cukup mampu menangani masalah penyelaman. Suatu keadaan yang cenderung membuat orang menjadi lengah dan ceroboh. Kelengahan dan kecerobohan di sini mencakup fisik maupun mental. Kelengahan mental

menyebabkan “human error”, atau kekhilafan manusiawi yang bila dihadapkan

pada kondisi rawan dapat berakibat fatal. Human error / kekhilafan manusiawi, itulah sebab utama terjadinya kecelakaan penyelaman.

Karena itu tetap relevan untuk dianjurkan agar para penyelam senantiasa bersedia melatih diri, mempersiapkan diri, briefing, de-briefing, dive planning, check dan re-check peralatan sebelum menyelam, mempelajari kembali prosedur-prosedur baku dalam penyelaman dan sebagainya. Filosofinya, lebih baik belajar mengenali dan menghindari bahaya sebelumnya daripada mengatasi bahaya setelah terjadi, karena hasilnya sangat spekulatif.

6.5.1. Keadaan Tanpa Udara

Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat terjadi setiap kali

menyelam, situasi “tanpa udara” merupakan hal yang paling riskan

penanggulangannya. Bertahun-tahun orang memperdebatkan jalan atau cara apa yang terbaik untuk dilakukan jika menghadapi keadaan

“kehabisan udara”. Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang dapat disepakati sebagai cara yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi pelakunya. Persatuan Olah raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang dianggap

“layak” untuk mengatasi keadaan darurat tersebut.

Cara menghadapi keadaan darurat dapat dibedakan dalam 2 kategori, yaitu :

a. Dengan “bantuan”

Menghadapi keadaan darurat penyelaman dengan bantuan dibagi menjadi 2 ialah :

Gambar

Diagram skematis berikut ini menjelaskan hal-hal yang perlu tentang  peredaran darah.

Referensi

Dokumen terkait

Cara untuk mengurangi tingginya cemaran bakteri Coliform dalam sampel air hujan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan atap rumah yang digunakan untuk

Dalam penelitian lapangan ini digunakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kuisoner, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari daftar pertanyaaan secara tertulis

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,