• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon. Laporan Ringkas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon. Laporan Ringkas"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung

Jalan Pemuda No.40 Cirebon 45132, Telp. (0231) 205876, Fax. (0231) 205875

Studi Optimalisasi Potensi

Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon

Laporan Ringkas

No. Kontrak: HK.02.03/At‐1/03/02‐09/2012 Tanggal: 27 April 2012

Tahun Anggaran 2012

PT Arss Baru

Jl. Mangkuyudan No.40 Yogyakarta

(2)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas ii

K

ATA

P

ENGANTAR

Laporan Ringkas ini disusun sebagai salah satu kelengkapan dokumen pekerjaan Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon, sesuai dengan perjanjian kerjasama No: HK.02.03/At‐1/03/02‐09/2012 antara Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung dengan PT Arss Baru.

Laporan ini menyajikan seluruh hasil dari pekerjaan Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, yang meliputi:

1. Pengumpulan data sekunder (hidrologi dan sosial)

2. Pengumpulan data primer (inventarisasi permasalahan di sepanjang aliran sungai dan pengukuran topografi)

3. Kajian potensi sumber daya air 4. Kajian pemanfaatan sumber daya air

5. Kajian sarana prasarana sumber daya air terbangun 6. Kajian kondisi daerah tangkapan air

7. Kajian neraca air 8. Kajian daya rusak air

9. Kajian kelembagaan pengelolaan sumber daya air dalam DAS Ciwaringin

Terima kasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pekerjaan Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon.

Cirebon, September 2012

Ir. Bambang Priyo S Team Leader

(3)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas iii

D

AFTAR

I

SI

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi... iii

Daftar Gambar ...v

Daftar Tabel ... vii 1 Pendahuluan ...1-1 1.1 Latar Belakang...1-1 1.2 Maksud dan Tujuan...1-1 1.3 Sasaran ...1-2 1.4 Lingkup Pekerjaan ...1-2 1.5 Keluaran ...1-2 1.6 Lokasi Pekerjaan...1-2 2 Pengumpulan Data Primer...2-1 2.1 Inventarisasi Permasalahan ...2-1 2.1.1 Daerah Rawan Longsor ...2-1 2.1.2 Daerah Rawan Banjir...2-1 2.1.3 Pemanfaatan Bantaran Sungai Secara Ilegal ...2-1 2.1.4 Kerusakan Infrastruktur...2-1 2.1.5 Alokasi Air ...2-2 2.1.6 Sedimentasi dan Erosi...2-2 2.2 Pengujian Kualitas Air...2-2 2.3 Survey Topografi ...2-3 3 Potensi SDA ...3-1 4 Pemanfaatan SDA...4-1 4.1 Kebutuhan Irigasi Sawah...4-1 4.2 Kebutuhan Irigasi Tambak...4-1 4.3 Kebutuhan Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri (RKI) ...4-2 5 Kondisi Sarana dan Prasarana SDA ...5-1 6 Kondisi DAS...6-1 6.1 Tataguna Lahan ...6-1

(4)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas iv 6.2 Lahan Kritis...6-1 6.3 Potensi Erosi...6-1 6.4 Rasio Debit ...6-2 6.5 Rekomendasi...6-2 6.5.1 Rehabilitasi Lahan Kritis...6-2 6.5.2 Pembangunan BPS...6-2 7 Neraca Air...7-1 7.1 Neraca Air Eksisting...7-1 7.1.1 Neraca Air Eksisting di Bendung ...7-1 7.1.2 Neraca Air Eksisting DAS Ciwaringin...7-3 7.2 Rekomendasi...7-5 7.2.1 Suplesi ...7-5 7.2.2 Potensial Waduk ...7-5 7.2.3 Rencana Sistem Jaringan Pemanfaatan Waduk Rencana...7-6 7.3 Neraca Air Rencana...7-8 7.3.1 Waduk Ujungberung...7-8 7.3.2 Waduk Balagedog ... 7-10 7.3.3 Waduk Cipanas ... 7-13 7.3.4 Waduk Teja ... 7-15 7.3.5 Neraca Air DAS Ciwaringin Rencana ... 7-17 8 Daya Rusak Air...8-1 8.1 Hidrograf Banjir Rencana ...8-1 8.2 Muka Air Rencana Sungai Ciwaringin...8-2 8.3 Penanganan Lokasi Rawan Longsor ...8-4 8.4 Penanganan Lokasi Rawan Banjir...8-5 9 Kelembagaan...9-1 9.1 Peningkatan Sistem Data dan Informasi...9-1 9.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan SDA...9-1 9.3 Penetapan dan Penerbitan Regulasi ...9-1 10 Penutup... 10-1 10.1 Kesimpulan... 10-1 10.2 Rekomendasi... 10-2

(5)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas v Daftar Gambar

Gambar 1-1. DAS Ciwaringin...1-3 Gambar 1-2. Sistem Sungai Ciwaringin...1-4 Gambar 2-1 Lokasi pengukuran topografi pada daerah rawan banjir ...2-3 Gambar 3-1 Debit andalan Kali Ciputri ...3-1 Gambar 3-2 Debit andalan Kali Cimindi...3-2 Gambar 3-3 Debit andalan Kali Cikaranti...3-2 Gambar 3-4 Debit andalan Kali Cijeujeng...3-2 Gambar 3-5 Debit andalan Kali Cijajar...3-3 Gambar 3-6 Debit andalan Kali Cigorowong...3-3 Gambar 3-7 Debit andalan Kali Cibaringkeng...3-3 Gambar 3-8 Debit andalan Kali Pasanggrahan ...3-4 Gambar 4-1 Fluktuasi kebutuhan air irigasi total di DAS Ciwaringin...4-1 Gambar 7-1 Neraca air eksisting Sungai Ciwaringin di Bendung Ciwaringin...7-2 Gambar 7-2 Neraca air eksisting Sungai Ciwaringin di Bendung Walahar ...7-2 Gambar 7-3 Neraca air eksisting Sungai Ciwaringin di Bendung Gintung Lor...7-3 Gambar 7-4 Neraca Air eksisting Sungai Ciwaringin di Bendung Sigondang...7-4 Gambar 7-5 Neraca air DAS Ciwaringin ...7-4 Gambar 7-6 Rencana sistem jaringan pemanfaatan air Waduk Ujungberung dan Waduk Balagedog...7-7 Gambar 7-7 Fluktuasi inflow Waduk Ujungberung ...7-9 Gambar 7-8 Fluktuasi outflow Waduk Ujungberung...7-9 Gambar 7-9 Perbandingan fluktuasi inflow dan outflow rata-rata Waduk Ujungberung...7-9 Gambar 7-10 Fluktuasi muka air Waduk Ujungberung ... 7-10 Gambar 7-11 Fluktuasi volume tampungan Waduk Ujungberung... 7-10 Gambar 7-12 Fluktuasi inflow Waduk Balagedog... 7-11 Gambar 7-13 Fluktuasi outflow Waduk Balagedog ... 7-11 Gambar 7-14 Perbandingan fluktuasi inflow dan outflow rata-rata Waduk Balagedog... 7-12 Gambar 7-15 Fluktuasi muka air Waduk Balagedog... 7-12 Gambar 7-16 Fluktuasi volume tampungan Waduk Balagedog... 7-12 Gambar 7-17 Fluktuasi inflow Waduk Cipanas... 7-13 Gambar 7-18 Fluktuasi outflow Waduk Cipanas ... 7-14 Gambar 7-19 Perbandingan fluktuasi inflow dan outflow rata-rata Waduk Cipanas ... 7-14 Gambar 7-20 Fluktuasi muka air Waduk Cipanas... 7-14 Gambar 7-21 Fluktuasi volume tampungan Waduk Cipanas ... 7-15 Gambar 7-22 Fluktuasi inflow Waduk Teja... 7-16 Gambar 7-23 Fluktuasi outflow Waduk Teja ... 7-16 Gambar 7-24 Perbandingan fluktuasi inflow dan outflow rata-rata Waduk Teja... 7-16 Gambar 7-25 Fluktuasi muka air Waduk Teja... 7-17 Gambar 7-26 Fluktuasi volume tampungan Waduk Teja ... 7-17 Gambar 7-27 Neraca air rencana DAS Ciwaringin (2030)... 7-18

(6)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas vi Gambar 7-28 Neraca air rencana DAS Ciwaringin (2030) prioritas RKI dan irigasi sawah .. 7-18 Gambar 8-1 Hidrograf Banjir Berbagai Kala Ulang pada DAS Ciwaringin...8-1 Gambar 8-2 Profil muka air Sungai Ciwaringin Hilir Kala Ulang 20 Tahun saat Bendung Sigondang dan Bendung Karet dioperasikan maksimal...8-2 Gambar 8-3 Profil muka air Sungai Ciwaringin Hilir Kala Ulang 20 Tahun saat Bendung Sigondang ditutup dan Bendung Karet tidak dioperasikan...8-2 Gambar 8-4 Profil muka air Sungai Ciwaringin Hilir Kala Ulang 20 Tahun saat Bendung Sigondang dibuka dan Bendung Karet dioperasikan maksimal...8-3 Gambar 8-5 Profil muka air Sungai Ciwaringin Hilir Kala Ulang 20 Tahun saat Bendung Sigondang dibuka dan Bendung Karet tidak dioperasikan ...8-3 Gambar 8-6 Tampang melintang muka air banjir Sungai Ciwaringin Kala Ulang 20 Tahun...8-4 Gambar 8-7 Tipikal Bronjong ...8-5 Gambar 8-8 Tipikal Parapet ...8-6

(7)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas vii

D

AFTAR

T

ABEL

Tabel 2.1 Hasil Analisa Kualitas Air Sungai Ciwaringin di Kabupaten Majalengka ...2-2 Tabel 2.2 Hasil Analisa Kualitas Air Sungai Ciwaringin di Kabupaten Cirebon ...2-2 Tabel 4.1 Fluktuasi kebutuhan air untuk irigasi tambak...4-2 Tabel 4.2 Kebutuhan RKI (m3/detik) Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Majalengka...4-2 Tabel 5.1 Usulan kegiatan rehabilitasi sarana dan prasarana eksisting...5-1 Tabel 6.1 Tataguna lahan di DAS Ciwaringin ...6-1 Tabel 6.2 Data potensi BPS di DAS Ciwaringin...6-3 Tabel 6.3 Estimasi Biaya Pembebasan Lahan Bangunan Pengendali Sedimen (BPS) di DAS Ciwaringin ...6-3 Tabel 7.1 Data potensi waduk di DAS Ciwaringin...7-5 Tabel 7.2 Usulan kegiatan pembangunan waduk di DAS Ciwaringin ...7-6 Tabel 8.1 Debit Puncak Banjir Berbagai Kala Ulang pada DAS Ciwaringin ...8-1 Tabel 9.1 Daftar regulasi yang diusulkan terkait pengelolaan SDA di DAS Ciwaringin ...9-1

(8)

1 P

ENDAHULUAN

1.1 L

ATAR

B

ELAKANG

Sungai Ciwaringin termasuk kedalam Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung. Sungai Ciwaringin memiliki panjang sungai utama ±24,4 km dengan luas DAS 182,8 km2dan lebar

sungai rata-rata 10 m. Sungai ini membentang dari Gunung Ciremai di bagian hulunya dan berakhir di Laut Jawa di Wilayah Kabupaten Cirebon dan memiliki 12 anak sungai orde 2 dan 14 anak sungai orde 3. Anak sungai yang bermuara ke Sungai Ciwaringin diantaranya: Kali Sawo, Kali Cikaranti, Kali Cigorowong, Kali Cijejeng, Kali Cimindi, dan Kali Ciputri.

Sepanjang Sungai Ciwaringin terdapat tiga bangunan bendung, yaitu Bendung Ciwaringin dengan kapasitas debit rencana pengambilan 4,9 m3/dt, Bendung Wlahar dengan kapasitas

debit rencana pengambilan 1,8 m3/dt. Bendung Ciwaringin difungsikan untuk mengairi irigasi seluas 3.261 ha, sedangkan Bendung Wlahar difungsikan untuk mengairi irigasi seluas 1.202 ha dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan debit rencana 20 l/dt. Sementara Bendung Karet difungsikan untuk mencegah intrusi air laut dan pengendalian banjir.

Saat ini terdapat banyak permasalahan pada Sungai Ciwaringin diantaranya: 1. Terdapat pendangkalan dasar sungai

2. Terdapat onggokan sampah di beberapa titik sungai 3. Penyalahgunaan fungsi sempadan sungai

4. Kerusakan pada infrastruktur sungai seperti tanggul, jembatan, bendung dan bendung gerak (bendung karet)

5. Terdapat lokasi rawan banjir dan rawan longsor, seperti di wilayah kecamatan Leuwi Munding dan Susukan serta beberapa tempat di hilir sungai

Permasalahan tersebut menyebabkan penurunan fungsi dari Sungai Ciwaringin, oleh karena itu untuk meningkatkan fungsi Sungai Ciwaringin, perlu dilakukan kajian optimalisasi Sungai Ciwaringin, ditinjau dari aspek pemanfaatan, konservasi dan pengendalian daya rusak air.

1.2 M

AKSUD DAN

T

UJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah :

1. Melakukan inventarisasi infrastruktur SDA yang berada pada DAS Ciwaringin;

2. Melakukan pendataan kondisi teknis dan fungsi infrastruktur sungai maupun pelengkapnya, termasuk DAS Ciwaringin;

3. Menyusun usulan rehabilitasi/perbaikan dan optimalisasi potensi sungai termasuk estimasi biayanya;

(9)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 1-2 4. Menyusun usulan pengembangan sarana prasarana sumber daya air, pengendalian

daya rusak air, dan konservasi sumber daya air.

Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya konsep pengembangan sumber daya air secara optimal di sungai Ciwaringin.

1.3 S

ASARAN

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya data dan informasi rencana pengembangan sumber daya air DAS Ciwaringin secara optimal.

1.4 L

INGKUP

P

EKERJAAN

Ruang Lingkup kegiatan pekerjaan Studi Optimalisasi Sungai Ciwaringinmeliputi:

1. Pengumpulan data sekunder (hidrologi dan sosial)

2. Pengumpulan data primer (inventarisasi permasalahan dan survey topografi) 3. Kajian potensi sumber daya air

4. Kajian pemanfaatan sumber daya air

5. Kajian sarana prasarana sumber daya air terbangun 6. Kajian kondisi daerah tangkapan air

7. Kajian Neraca Air

8. Kajian daya rusak air

9. Kajian kelembagaan pengelolaan sumber daya air dalam DAS Ciwaringin.

1.5 K

ELUARAN

Keluaran (output) yang diharapkan dari pekerjaan ini yaitu:

1. Data informasi menyeluruh mengenai sungai berikut bangunan pelengkapnya

2. Pra desain/tipikal/sketsa dan rencana optimalisasi potensi sungai yang akan diperbaiki dengan estimasi biayanya yang diperlukan untuk mengembalikan fungsi dan kondisi awal

3. Rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan pada infrastruktur untuk menjaga agar kondisi dan fungsinya tetap baik

4. Rekomendasi bangunan-bangunan yang diperlukan untuk pemanfaatan, konservasi dan pengendalian daya rusak air

1.6 L

OKASI

P

EKERJAAN

Daerah Aliran Sungai Ciwaringin, secara administrasi berada di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Secara geografi Daerah Aliran Sungai Ciwaringin berada pada koordinat 108o20’00” BT hingga 108o32’53.84” BT, dan 06o33’05.16” LS hingga 06o53’41.64”LS.

(10)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 1-3

GAMBAR1-1. DAS CIWARINGIN

Sungai Ciwaringin merupakan bagian dari WS Cimanuk-Cisaranggung. Sungai ini berhulu di gunung Ciremai, dan bermuara di laut Jawa dengan panjang 24,4 km dari hulu, dengan luas DAS 182,8 km2, dan lebar sungai rata-rata 10 m (Profil BBWS Cimanuk-Cisanggarung,2011). Skema sistem sungai Ciwaringin dapat dilihat pada Gambar 1-2.

(11)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 1-4 Kali Sawo A= 47.67 km2 L= 18.33 km Q= 3.29 m3/s Kali Cikaranti A= 8.29 km2 L= 4.22 km Q = 0.68 m3/s Kali Cimindi Kali Cijejeng Kali Cijajar Kali Cigorowong A= 19.27 km2 L= 8.22 km Q = 1.58 m3/s Kali Pasanggrahan A= 5.53 km2 L= 4.45 km Q = 0.45 m3/s A= 3.95 km2 L= 4.63 km Q= 0.32 m3/s A= 17.10 km2 L= 11.70 km Q= 1.4 m3/s A= 2.57 km2 L= 5.24 km Q = 0.21 m3/s LAUT JAWA Bendung Cikamangi Kali Ciputri A= 23.22 km2 L= 15.15 km Q= 1.72 m3/s Bendung Ciwaringin Bendung Walahar Bendung Ciwaringin Gintung Lor Bendung Sigondang DI.Ciwaringin (3261 Ha) Bendung Cikaranti Bendung Rancabolang Bendung Galagamba DI. Cikamangi, Cikondang, Curug, Bongas (2374 Ha) DI. Payung, Cijajaway, Cikadongdong (138 Ha) DI. Janawi, Cikarkil, Limus Satu, Limus Dua

(137 Ha) Situ janawi DI. Cikabuyukan (78 Ha) DI. Sindangpada, Selaga, Sunawada, Cisadane, (171 Ha) DI. Singawada, Ciputri, Nursidam,Saketi (288 Ha) DI.Ciwaringin (151 Ha) DI.Cikole (17 Ha) M.A.Maharhayu M.A.Cijejeng DI.Kubang, Cipendey, Jamba, Cigusur (103 Ha) DI. Sideng (16 Ha)

DI. Telagaherang

(17 Ha) DI. Cidodol (44 Ha) DI. Cijejeng(106 Ha)

Kali Cibaringkeng A= 2.58 km2 L= 59.56 km Q= 0.21 m3/s DI. Walahar (905 Ha)

DI. Rentang dan Sub.DI Sigondang

(1061 Ha) DI. Walahar

(387 Ha)

Wilayah Kerja UPTD Jamblang

Suplesi Saluran Gegesik dari Bendung Rentang

Wilayah Kerja UPTD Kumpulkuista Wilayah Kerja UPTD

Winong

Wilayah Kerja UPTD Leuwimunding

Wilayah Kerja UPTD Rajagaluh

Situ Telagaherang

(Sumber: Olah Data Konsultan, 2012)

(12)

2 P

ENGUMPULAN

D

ATA

P

RIMER

2.1 I

NVENTARISASI

P

ERMASALAHAN

2.1.1 DAERAHRAWANLONGSOR

Potensi lokasi rawan longsor terdapat pada bagian hulu dan tengah Sungai Ciwaringin, yaitu: Rajagaluh Utara, Pamujaan (Leuwipujang), dan Pasir Endah (Mirad). Potensi longsor tersebut memberikan dampak meningkatnya angkutan sedimen pada Sungai Ciwaringin, sehingga pada daerah hilir potensi sedimentasi meningkat.

2.1.2 DAERAHRAWANBANJIR

Potensi lokasi rawan banjir terdapat pada daerah hilir Sungai Ciwaringin, yaitu pada Kelurahan Grogol, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Pada lokasi tersebut, tanggul Sungai Eksisting belum cukup mampu menahan luapan air Sungai Ciwaringin pada saat banjir. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, terjadi dua kejadian banjir besar pada Sungai Ciwaringin, yaitu pada tahun 2007 dan tahun 2010.

2.1.3 PEMANFAATANBANTARANSUNGAISECARAILEGAL

Fungsi utama sungai adalah sebagai saluran drainase alami yang menyalurkan air dari hulu ke hilir. Pada alur Sungai Ciwaringin terdapat lokasi penggunaan lahan secara ilegal, misalnya sebagai tempat pemancingan dan tempat usaha. Penyalahgunaan fungsi tersebut dapat menyebabkan potensi korban jiwa (apabila banjir terjadi) dan juga mengurangi kapasitas pengaliran sungai, sehingga muka air banjir menjadi naik.

2.1.4 KERUSAKANINFRASTRUKTUR

Pada Sungai Ciwaringin, terdapat infrastruktur yang kurang berfungsi optimal, yang disebabkan karena pertumbuhan tanaman liar, perilaku masyarakat dan faktor alam (gerusan dan endapan). Sebagian besar kerusakan infrastruktur Sungai Ciwaringin berupa kerusakan outlet ataupun inlet. Sebaran kerusakan outlet dan inlet pada Sungai Ciwaringin sebagian besar terletak pada bagian tengah (3 lokasi) dan hilir (4 lokasi), sedangkan pada bagian hulu hanya dijumpai 1 lokasi.

(13)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 2-2 2.1.5 ALOKASIAIR

Sungai Ciwaringin memiliki potensi ketersediaan air sebagai anugerah yang harus dimanfaatkan secara bijak. Saat ini, air Sungai Ciwaringin digunakan untuk kebutuhan irigasi baik sawah maupun tambak dan air bersih. Berdasarkan wawancara dengan stake holders dan data-data yang diperoleh dari instansi yang berwenang terdapat permasalahan mengenai alokasi air Sungai Ciwaringin, yaitu:

1. Pengambilan ilegal

2. Pertentangan kepentingan para stake holders

3. Kurangnya ketersediaan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan 2.1.6 SEDIMENTASI DANEROSI

Pada Sungai Ciwaringin dan anak sungainya, potensi erosi terletak pada kawasan hulu dan sebagian besar terletak pada Kabupaten Majalengka (Sungai Cimuncang, Ciputri, Cipereng, Cimindi dan Cimanuk) dan sebagian lagi berada pada Kabupaten Cirebon (Sungai Cijejeng, Cipanumnak dan Cikaramas).

Adapun potensi sedimentasi terletak pada sisi hulu Bendung Ciwaringin, Walahar, Gintung Lor, Sigondang dan Bendung Karet Ciwaringin. Khusus pada Bendung Karet Ciwaringin yang terletak pada bagian hilir Sungai Ciwaringin, sedimentasi yang terjadi mengakibatkan berkurangnya kapasitas sungai sehingga pada saat banjir air Sungai Ciwaringin meluap dan melampaui elevasi tanggul eksisting.

2.2 P

ENGUJIAN

K

UALITAS

A

IR

Pengujian kualitas air dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas air Sungai Ciwaringin masih belum melebihi baku mutu yang disyaratkan atau sudah melebihi ambang batasnya. Rekapitulasi hasil uji kualitas air disajikan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2,

TABEL2.1 HASILANALISAKUALITASAIRSUNGAICIWARINGIN DIKABUPATENMAJALENGKA

Parameter Satuan Hasil Analisa Ambang Referensi Majalengka 1 X : 0206327 Y : 9253362 Majalengka 2 X : 0208229 Y : 9257494 Majalengka 3 X : 0206941 Y : 9249368

Oksigen Terlarut mg/l 6,1301 0,0000 6,8963 ≥ 6 PP No.20 Tahun 1990

Zat Organik

(KMnO4) mg/l 3,6186 80,4132 4,8248 < 10 PERMENKES No 416/ Menkes/ Per/ IX/1990

Suspended Solid mg/l 8,0 4,0 18,00 < 1000 PERMENKES No 416/ Menkes/ Per/ IX/1990

TABEL2.2 HASILANALISAKUALITASAIRSUNGAICIWARINGIN DIKABUPATENCIREBON

Parameter Satuan Hasil Analisa Ambang Referensi Cirebon 1 X : 0224718 Y : 9273361 Cirebon 2 X : 0214957 Y : 9270590 Cirebon 3 X : 0250916 Y : 9260284

Oksigen Terlarut mg/l 8,4288 0,0000 7,6626 ≥ 6 PP No.20 Tahun 1990

Zat Organik (KMnO4) mg/l 23,3196 40,2066 11,2578 < 10 PERMENKES No 416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990

(14)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 2-3

2.3 S

URVEY

T

OPOGRAFI

Potensi lokasi rawan banjir terdapat pada daerah hilir Sungai Ciwaringin, yaitu pada Kelurahan Grogol, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Pada lokasi tersebut, dilakukan pengukuran topografi ± 10 km dengan interval pengukuran ± 200 m.

(15)

3 P

OTENSI

SDA

Berdasarkan hasil simulasi, ketersediaan air terbesar pada Sungai Ciwaringin terjadi pada periode awal Februari sebesar 10,61 m3/detik, sedangkan ketersediaan air terkecil terjadi pada periode akhir November sebesar 0,599 m3/detik. Sebagian besar suplai debit tersebut berasal dari Kali Ciputri (0,097−1,716 m3/detik).

Potensi tersebut sebagian besar digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air irgasi oleh bendung-bendung pada Sungai Ciwaringin. Adapun untuk kebutuhan RKI, menurut Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung (2010), wilayah Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu akan disuplai oleh Waduk Jatigede (2,738 m3/detik), Waduk Darma (1,598 m3/detik) dan Waduk Kadumalik (0,786 m3/detik).

Selain hal yang disebutkan diatas, potensi air baku yang ada pada Sungai Ciwaringin dapat digunakan juga untuk keperluan PLTM ataupun PLTMH. Pembahasan mengenai potensi energi yang dapat dibangkitkan dari air baku yang tersedia pada Sungai Ciwaringin dibahas pada Bab 8.

Hasil perhitungan ketersediaan air dapat dilihat pada Gambar 3-1 sampai Gambar 3-8.

GAMBAR3-1 DEBIT ANDALANKALICIPUTRI 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Ciputri

Q50 Q80

(16)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 3-2

GAMBAR3-2 DEBIT ANDALANKALICIMINDI

GAMBAR3-3 DEBIT ANDALANKALICIKARANTI

GAMBAR3-4 DEBIT ANDALANKALICIJEUJENG 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Cimindi

Q50 Q80 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Cikaranti

Q50 Q80 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Cijeujeng

Q50 Q80

(17)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 3-3

GAMBAR3-5 DEBIT ANDALANKALICIJAJAR

GAMBAR3-6 DEBIT ANDALANKALICIGOROWONG

GAMBAR3-7 DEBIT ANDALANKALICIBARINGKENG 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Cijajar

Q50 Q80 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Cigorowong

Q50 Q80 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Cibaringkeng

Q50 Q80

(18)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 3-4

GAMBAR3-8 DEBIT ANDALANKALIPASANGGRAHAN 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 0 5 10 15 20 25 Q (m 3/ s)

Tengah Bulan

ke-Debit Andalan Kali Pasanggrahan

Q50 Q80

(19)

4 P

EMANFAATAN

SDA

Saat ini pemanfaatan sumber daya air pada Sungai Ciwaringin digunakan untuk kebutuhan irigasi dan RKI (Rumah tangga, perkotaan dan industri). Untuk lahan irigasi, total luas daerah layanan mencakup 4.085,3 ha, sedangkan untuk RKI, Sungai Ciwaringin direncanakan untuk mensuplai kebutuhan pada Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu.

4.1 K

EBUTUHAN

I

RIGASI

S

AWAH

Total fluktuasi kebutuhan air irigasi pada DAS Ciwaringin disajikan pada Gambar 4-1.

GAMBAR4-1 FLUKTUASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI TOTAL DIDAS CIWARINGIN

4.2 K

EBUTUHAN

I

RIGASI

T

AMBAK

Pada DAS Ciwaringin, tambak dikategorikan intensif dengan luas 400,8 ha, sehingga total kebutuhan air tawar pada tambak sebesar 2,36 m3/detik. Dengan sumbangan hujan efektif, maka diperoleh fluktuasi kebutuhan irigasi tambak pada DAS Ciwaringin, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

0.0 1.0 2.0 3.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n I Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/d et ik ) Periode

(20)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 4-2

TABEL4.1 FLUKTUASI KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI TAMBAK

Tengah Bulan ke Kebutuhan Irigasi Tambak(m3/detik) Tengah Bulan ke Kebutuhan Irigasi Tambak(m3/detik)

Jan-01 2,11 Jul-01 2,36 Jan-02 2,22 Jul-02 2,36 Feb-01 2,22 Agt-1 2,36 Feb-02 2,12 Agt-2 2,36 Mar-01 2,21 Sep-01 2,36 Mar-02 2,30 Sep-02 2,36

4.3 K

EBUTUHAN

R

UMAH

T

ANGGA

, P

ERKOTAAN DAN

I

NDUSTRI

(RKI)

Berdasarkan Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung, besarnya kebutuhan RKI untuk Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Majalengka disajikan pada Tabel 4.2.

TABEL4.2 KEBUTUHANRKI (M3/DETIK) KABUPATENCIREBON, INDRAMAYU DANMAJALENGKA

Kabupaten Kebutuhan 2010 2015 2020 2025 2030 Cirebon Kota 0.104 0.108 0.110 0.108 0.110 Desa 0.923 1.030 1.122 1.175 1.245 Industri 0.030 0.032 0.033 0.033 0.033 Total 1.057 1.170 1.265 1.316 1.388 Indramayu Kota 0.142 0.147 0.150 0.148 0.150 Desa 0.428 0.456 0.474 0.474 0.479 Industri 0.500 1.000 1.000 1.500 1.500 Total 1.070 1.604 1.625 2.122 2.130 Majalengka Kota 0.092 0.096 0.098 0.096 0.098 Desa 0.514 0.567 0.609 0.630 0.659 Industri 0.026 0.028 0.029 0.029 0.029 Total 0.633 0.691 0.736 0.756 0.786

(21)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 5-1

5 K

ONDISI

S

ARANA DAN

P

RASARANA

SDA

Pada Sungai Ciwaringin telah terdapat sarana dan prasarana eksisting yang memiliki berbagai fungsi. Agar sarana dan prasarana tersebut dapat berfungsi optimal, perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan peningkatan pengendali banjir, bendung dan infrastruktur lainnya. Daftar kegiatan yang diusulkan disajikan pada Tabel 5.1 dan selengkapnya disajikan pada lampiran.

TABEL5.1 USULAN KEGIATAN REHABILITASI SARANA DAN PRASARANA EKSISTING

No Kegiatan Estimasi

Biaya (juta rupiah) 1 Desain Rehabilitasi dan Peningkatan Pengendali Banjir Sungai

Ciwaringin 500

2 Desain Rehabilitasi Bendung di Sungai Ciwaringin 400 3 Desain Rehabilitasi Perkuatan Tebing Eksisting Sungai Ciwaringin 400 4 Rehabilitasi dan Peningkatan Bangunan Pengendali Banjir Sungai

Ciwaringin 62.800

5 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Inlet dan Outlet sepanjang Sungai

Ciwaringin 1.000

6 Revitalisasi Sungai Ciwaringin 400

(22)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 6-1

6 K

ONDISI

DAS

6.1 T

ATAGUNA

L

AHAN

Tataguna lahan di DAS Ciwaringin didominasi oleh lahan sawah sebesar 37,81%, disusul oleh hutan sebesar 19,5%. Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, secara ideal luas kawasan hutan minimum 30% dari luas daratan. Oleh karena itu, luas kawasan hutan pada DAS Ciwaringin masih belum mencapai nilai ideal minimum. Distribusi tataguna lahan pada DAS Ciwaringin disajikan pada Tabel 6.1,

TABEL6.1 TATAGUNA LAHAN DIDAS CIWARINGIN

Penggunaan Luas (ha) Presentase

Tambak 400,8 2,82% Permukiman 2240,0 15,75% Sawah 5377,1 37,81% Perkebunan 12,4 0,09% Belukar 1127,2 7,93% Ladang 2238,6 15,74% Garis Pantai 43,7 0,31% Pasir 9,4 0,07% Hutan 2773,7 19,50% Total 14222,9 100,00%

6.2 L

AHAN

K

RITIS

Berdasarkan intepretasi dari citra satelit tahun 2012, luas lahan kritis pada DAS Ciwaringin mencapai 3.349,7 ha (23,6%), potensial kritis 3.104,4 ha (21,8%) dan tidak kritis 7.768,8 ha (54,6%). Sebagian besar lahan kritis terletak pada bagian hulu (Kabupaten Majalengka). Berdasarkan data dari Pola PSDA Cimanuk Cisanggarung (2010), luas lahan kritis pada Kabupaten Majalengka mencapai 28.559 ha atau 23,72% dari luas keseluruhan Kabupaten Majalengka. Peta Lahan Kritis di DAS Ciwaringin.

6.3 P

OTENSI

E

ROSI

Besarnya potensi erosi pada DAS Ciwaringin dihitung dengan USLE (Universal Soil Loss Equation. Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya potensi erosi pada DAS Ciwaringin sebesar 17,02 ton/tahun/hektar atau 1,5 mm/tahun. Berdasarkan Hammer (1981), dengan nilai tersebut DAS Ciwaringin dikategorikan DAS yang memiliki indeks bahaya erosi sedang.

(23)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 6-2

6.4 R

ASIO

D

EBIT

Berdasarkan hasil perhitungan ketersediaan pada DAS Ciwaringin, debit rata-rata maksimum tengah bulanan pada DAS Ciwaringin sebesar 22,14 m3/detik dan debit rata-rata minimum tengah bulanan pada DAS Ciwaringin sebesar 0,81 m3/detik. Dengan nilai tersebut, rasio debit rata-rata maksimum dan minimum pada DAS Ciwaringin sebesar 29,50.

6.5 R

EKOMENDASI

Mempertimbangkan kondisi tataguna lahan, lahan kritis, potensi erosi dan rasio debit pada DAS Ciwaringin, maka perlu dilakukan suatu upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut agar pada masa yang akan datang, kondisi tidak semakin memburuk. Upaya yang diusulkan dalam rangka mengatasi permasalahan tataguna lahan, lahan kritis, potensi erosi dan rasio debit pada DAS Ciwaringin meliputi dua jenis, yaitu reboisasi dan pembangunan bangunan pengendali sedimen (BPS). Pembahasan kedua jenis upaya penanganan tersebut dipaparkan sebagai berikut.

6.5.1 REHABILITASILAHANKRITIS

Berdasarkan pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung (2010), terdapat 3 alternatif pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang dilaksanakan pada beberapa kabupaten. Kabupaten yang terkait dengan DAS Ciwaringin adalah Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Cirebon, oleh karena pada bagian hulu DAS Ciwaringin hanya meliputi Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon, maka untuk Kabupaten Indramayu yang termasuk DAS Ciwaringin diusulkan tidak dilakukan rehabilitasi lahan kritis. Total rehabilitasi lahan kritis yang direncanakan pada DAS Ciwaringin seluas 3.349,7 ha.

6.5.2 PEMBANGUNANBPS

Memperhatikan kondisi eksisting saat ini, dimana DAS Ciwaringin tergolong DAS yang memiliki indeks bahaya erosi sedang dengan besarnya potensi erosi 17,02 ton/ha/tahun serta luas lahan kritis mencapai 23,6%, maka diusulkan untuk dibangun bangunan pengendali sedimen (BPS).

BPS yang diusulkan mempunyai fungsi utama untuk mengendalikan laju sedimentasi dibagian hilir. Selain itu, BPS juga memiliki fungsi lain untuk mengairi lahan sawah dihilirnya, memenuhi kebutuhan air domestik pedesaan, sebagai jembatan penyebrangan dan diharapkan dapat menghasilkan mata air baru.

Berdasarkan analisis peta RBI, ditemukan setidaknya 5 lokasi potensial untuk dibangun BPS. Informasi kelima BPS tersebut disajikan pada Tabel 6.2, sedangkan peta lokasi usulan BPS dapat dilihat pada lampiran. Sebelum dilakukan pembangunan BPS, perlu dilakukan studi lebih lanjut terhadap rencana pembangunan kelima BPS ini. Studi tersebut mencakup: Studi

(24)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 6-3 Penyelidikan Lokasi dan Basic Desain (1 milyar rupiah), Studi Kelayakan (500 juta rupiah), detail desain (1 milyar rupiah) dan penyusunan dokumen UKL-UPL (500 juta rupiah).

TABEL6.2 DATA POTENSIBPSDIDAS CIWARINGIN

No BPS Lokasi Sungai Volume(ribu

m3) Tinggi (m) Genangan(ha) Estimasi Biaya (juta rupiah) 1 Sukamulya Desa Teja,

Rajagaluh, Majalengka Ciputri 11,1 5 0,67 1.854 2 Bengeulis Desa Babakankareo, Rajagaluh, Majalengka Ciwaringin 9,4 5 0,56 1.793

3 Banjarsari Desa Payung, Rajagaluh, Majalengka Anak Sungai Ciputri 4,2 5 0,25 1.216 4 Babakan

Porang Desa Pajajar,Rajagaluh, Majalengka Cimuncang 24,5 5 1,47 1.520 5 Ciburuy Desa Sindangpano, Rajagaluh, Majalengka Anak Sungai Ciputri 8,7 5 0,52 1.672

TABEL6.3 ESTIMASIBIAYAPEMBEBASANLAHANBANGUNANPENGENDALISEDIMEN(BPS)DIDAS CIWARINGIN

No BPS Lokasi Sungai Luas Lahan (ribu m2) Estimasi Biaya Pembebasan Lahan (juta rupiah) 1 Sukamulya Desa Teja, Rajagaluh,

Majalengka Ciputri 6,7 2.345

2 Bengeulis Desa Babakankareo,

Rajagaluh, Majalengka Ciwaringin 5,6 1.960 3 Banjarsari Desa Payung,

Rajagaluh, Majalengka Anak SungaiCiputri 2,5 875 4 Babakan

Porang Desa Pajajar,Rajagaluh, Majalengka Cimuncang 14,7 5.145 5 Ciburuy Desa Sindangpano,

(25)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-1

7 N

ERACA

A

IR

7.1 N

ERACA

A

IR

E

KSISTING

7.1.1 NERACAAIREKSISTING DIBENDUNG

Neraca air eksisting di Bendung, dihitung dengan masukan data berupa data ketersediaan air (debit andalan 80%) seperti yang telah dipaparkan pada Bab 3, kebutuhan air seperti pada Bab 4. Kebutuhan air pada seluruh bendung hanya memperhitungkan kebutuhan air irigasi, kecuali pada Bendung Walahar yang juga memperhitungkan kebutuhan air domestik sebesar 20 liter/detik.

7.1.1.1 Neraca Air Eksisting di Bendung Ciwaringin

Kebutuhan air untuk memperhitungkan neraca air di Bendung Ciwaringin terdiri dari kebutuhan air irigasi pada DI Cikemangi, DI Pedesaan, DI Ciwaringin Hulu, DI Ciwaringin Hilir, DI Sindangpano, DI Singawada, DI Nursalim, DI Ciputri, DI Cikabuyutan, DI Cikondang, DI Cilimus, DI Janawi, DI Cikarikil dan DI Cikadondong. Total daerah daerah irigasi tersebut adalah 2.235,9 ha, dengan sumber air berasal dari Kali Ciputri dan Sungai Ciwaringin.

Neraca air eksisting di Bendung Ciwaringin (Gambar 7-1) menunjukkan masih terdapat defisit pada awal April sampai dengan akhir November, dengan defisit maksimal terjadi pada periode akhir Oktober sebesar 1,523 m3/detik. Adapun surplus terbesar terjadi pada

periode awal Januari sebesar 2,715 m3/detik.

7.1.1.2 Neraca Air Eksisting di Bendung Walahar

Kebutuhan air untuk memperhitungkan neraca air pada Bendung Walahar terdiri dari kebutuhan air irigasi DI Cijeujung, DI Talagaherang, DI Kubang, DI Walahar, DI Cipendeuy dan kebutuhan air domestik sebesar 20 liter/detik. Total daerah layanan keseluruhan daerah irigasi tersebut adalah 1.473 ha, dengan sumber air berasal dari Kali Cibarengkeng, Kali Cimindi, Kali Cijajar, Kali Cijeujeng dan Sungai Ciwaringin.

Neraca air eksisting di Bendung Walahar (Gambar 7-2) menunjukkan masih terdapat defisit pada akhir April sampai dengan akhir Oktober, dengan defisit maksimal terjadi pada periode akhir Mei sebesar 1,060 m3/detik. Adapun surplus terbesar terjadi pada periode awal

Januari sebesar 4,043 m3/detik.

7.1.1.3 Neraca Air Eksisting di Bendung Gintung Lor

Kebutuhan air untuk memperhitungkan neraca air pada Bendung Gintung Lor hanya memperhitungkan kebutuhan air irigasi DI Ciwaringin Utara dengan luas 132,63 ha, karena

(26)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-2 sebagian besar luasan lainnya dilayani oleh suplesi dari Bendung Rentang melalui Saluran Gegesik. Sumber air berasal dari Kali Cigorowong, Kali Cikaranti dan Sungai Ciwaringin. Neraca air eksisting di Bendung Gintung Lor (Gambar 7-3) menunjukkan masih terdapat defisit pada periode akhir November sebesar 0,001 m3/detik, dengan surplus terbesar

terjadi pada awal Januari sebesar 4,970 m3/detik.

GAMBAR7-1 NERACA AIR EKSISTINGSUNGAICIWARINGIN DIBENDUNGCIWARINGIN

GAMBAR7-2 NERACA AIR EKSISTINGSUNGAICIWARINGIN DIBENDUNGWALAHAR 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay

(27)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-3

GAMBAR7-3 NERACA AIR EKSISTINGSUNGAICIWARINGIN DIBENDUNGGINTUNGLOR

7.1.1.4 Neraca Air Eksisting di Bendung Sigondang

Kebutuhan air untuk memperhitungkan neraca air pada Bendung Sigondang hanya memperhitungkan kebutuhan air irigasi DI Sigondang dengan luas 244 ha. Sumber air berasal dari Sungai Ciwaringin.

Neraca air eksisting di Bendung Sigondang (Gambar 7-4) menunjukkan masih terdapat defisit pada akhir April sampai awal Juni dan akhir November dengan defisit terbesar pada periode awal Juni sebesar 0,124 m3/detik. Adapun surplus terbesar terjadi pada awal Januari sebesar 4,848 m3/detik.

7.1.2 NERACAAIREKSISTINGDAS CIWARINGIN

Neraca air eksisting DAS Ciwaringin memperhitungkan kebutuhan air untuk irigasi, baik irigasi sawah (Gambar 4-1) maupun tambak (Tabel 4.1) dan kebutuhan air untuk RKI (Tabel 4.2) Kabupaten Cirebon (1,057 m3/detik), Majalengka (0,633 m3/detik) dan Indramayu

(1,070 m3/detik). Khusus untuk RKI Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu, pemenuhan kebutuhan disuplai dari Waduk Darma (2,042 m3/detik termasuk RKI Kota Cirebon 0,444 m3/detik), sehingga sisa kebutuhan yang harus disuplai untuk Kabupaten

Indramayu dan Kabupaten Cirebon sebesar 0,529 m3/detik. Adapun ketersediaan air hanya berasal dari aliran permukaan pada DAS Ciwaringin.

Neraca air eksisting di DAS Ciwaringin (Gambar 7-5) menunjukkan masih terdapat defisit pada akhir April sampai akhir Desember dengan defisit terbesar pada periode akhir Oktober

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay

(28)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-4 sebesar 5,114 m3/detik. Adapun surplus terbesar terjadi pada awal Januari sebesar 6,222 m3/detik.

Secara kumulatif tahunan, volume kebutuhan air mencapai 208 juta m3, sedangkan volume ketersediaan air hanya mencapai 149,9 juta m3, sehingga masih terdapat defisit sebesar

58,1 juta m3setiap tahunnya.

GAMBAR7-4 NERACAAIR EKSISTINGSUNGAICIWARINGIN DIBENDUNGSIGONDANG

GAMBAR7-5 NERACA AIRDAS CIWARINGIN 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay

(29)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-5

7.2 R

EKOMENDASI

7.2.1 SUPLESI

Memperhatikan hasil analisis neraca air eksisting, secara kumulatif tahunan neraca air pada DAS Ciwaringin masih mengalami defisit, sehingga dibutuhkan alternatif penyediaan sumber air dari DAS lainnya. Berdasarkan Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung (2010) saat ini sedang dibangun Waduk Jatigede, yang direncanakan akan mensuplai kebutuhan air untuk keperluan RKI Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon sebesar 3,5 m3/detik. Sehingga apabila dijumlah dengan suplai dari Waduk Darma sebesar 2,042 m3/detik, suplai total untuk memenuhi kebutuhan RKI pada ketiga kabupaten/kota tersebut

mencapai 5,542 m3/detik. Dengan kebutuhan air Kota Cirebon pada tahun 2030 diperkirakan sebesar 1,206 m3/detik, maka total suplai kedua waduk tersebut untuk Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon sebesar 4,336 m3/detik. Sedangkan untuk RKI

Kabupaten Majalengka, berdasarkan Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung (2010), direncanakan akan disuplai dari Waduk Kadumalik. Besar kebutuhan RKI untuk Kabupaten Majalengka pada tahun 2030 diperkirakan sebesar 0,786 m3/detik.

7.2.2 POTENSIALWADUK

Selain suplesi, memperhatikan hasil analisis neraca air eksisting, juga terdapat air yang terbuang setiap tahunnya, oleh karena itu dibutuhkan suatu modifikasi ketersediaan air dengan pembangunan waduk. Berdasarkan analisis peta RBI, terdapat setidaknya empat potensi waduk, yaitu: Waduk Ujungberung, Waduk Teja, Waduk Cipanas dan Waduk Balagedog. Total potensi volume tampungan pada empat waduk tersebut 6,3 juta m3. Lokasi potensi keempat waduk tersebut disajikan pada lampiran, sedangkan data-data potensi waduk disajikan pada Tabel 7.1. Kemudian untuk menindaklanjuti potensi tampungan tersebut, diusulkan untuk dilakukan kegiatan seperti yang disajikan pada Tabel 7.1.

TABEL7.1 DATA POTENSI WADUK DIDAS CIWARINGIN

No Waduk Lokasi Sungai Volume(jt m3) Tinggi(m) Genangan(ha) (kmCA2)

1 Ujungberung Sindangwangi, Majalengka Cijejeng 1,23 28 13,2 5,55 2 Teja Rajagaluh, Majalengka Ciputri 2,04 58,6 10,0 13,9 3 Cipanas Palimanan, Cirebon Cijajar 0,75 30 7,1 1,64 4 Balagedog Sindangwangi, Majalengka Cipanumbak 2,30 47,7 17,8 3,58

(30)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-6

TABEL7.2 USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN WADUK DIDAS CIWARINGIN

No Kegiatan Estimasi

Biaya (juta rupiah) 1 Site Investigation and Basic Desain Waduk di DAS Ciwaringin 1.000

2 Feasibility Study Waduk di DAS Ciwaringin 1.000

3 Detail Desain Waduk Ujungberung dan Jaringan Pemanfaatannya 750 4 Detail Desain Waduk Cipanas dan Jaringan Pemanfaatannya 500 5 Detail Desain Waduk Teja dan Jaringan Pemanfaatannya 1.000 6 Detail Desain Waduk Balagedog dan Jaringan Pemanfaatannya 1.000

7 Penyusunan Dokumen AMDAL Waduk Ujungberung 400

8 Penyusunan Dokumen AMDAL Waduk Cipanas 400

9 Penyusunan Dokumen AMDAL Waduk Teja 400

10 Penyusunan Dokumen AMDAL Waduk Balagedog 400

11 Pembangunan Waduk Ujungberung Termasuk Jaringan

Pemanfaatannya 33.197

12 Pembangunan Waduk Cipanas Termasuk Jaringan Pemanfaatannya 36.480 13 Pembangunan Waduk Teja Termasuk Jaringan Pemanfaatannya 59.856 14 Pembangunan Waduk Balagedog Termasuk Jaringan Pemanfaatannya 44.662 15 Pembebasan Lahan Waduk Ujungberung Termasuk Jaringan

Pemanfaatannya 46.200

16 Pembebasan Lahan Waduk Cipanas Termasuk Jaringan

Pemanfaatannya 35.000

17 Pembebasan Lahan Waduk Teja Termasuk Jaringan Pemanfaatannya 24.850 18 Pembebasan Lahan Waduk Balagedog Termasuk Jaringan

Pemanfaatannya 62.300

7.2.3 RENCANASISTEMJARINGANPEMANFAATANWADUKRENCANA

Berdasarkan Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung (2010), untuk kebutuhan RKI Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Majalengka direncanakan disuplai oleh Waduk Darma, Waduk Jatigede dan Waduk Kadumalik. Oleh karena itu, alokasi air keempat buah waduk pada DAS Ciwaringin direncanakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan diutamakan untuk irigasi sawah, akan tetapi tidak menutup kemungkinan alokasi air dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih pedesaan dan juga untuk keperluan pembangkit listrik minihidro atau mikrohidro.

7.2.3.1 Waduk Ujungberung

Meskipun Waduk Ujungberung terletak pada Sungai Cijejeng, jaringan pemanfaatan Waduk Ujungberung direncanakan tidak hanya untuk melayani daerah irigasi dihilirnya saja, akan tetapi juga direncanakan untuk mensuplesi sungai-sungai disekitarnya yang dapat dialirkan secara gravitasi, seperti Sungai Cipereng, Cimanuk dan Ciwaringin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7-6.

(31)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-7 Selain untuk melayani kebutuhan air irigasi, potensi air baku pada Waduk Ujungberung juga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dengan PLTM atau PLTMH. Potensi energi listrik yang dapat dihasilkan pada Waduk Ujungberung rata-rata setiap tahunnya adalah sebesar 122,6 MWH.

GAMBAR7-6 RENCANA SISTEM JARINGAN PEMANFAATAN AIRWADUKUJUNGBERUNG DANWADUKBALAGEDOG

7.2.3.2 Waduk Balagedog

Sepertihalnya dengan Waduk Ujungberung, meskipun Waduk Balagedog terletak pada Sungai Cipanumbak, jaringan pemanfaatan Waduk Balagedog direncanakan tidak hanya untuk melayani daerah irigasi dihilirnya saja, akan tetapi juga direncanakan untuk mensuplesi sungai-sungai disekitarnya yang dapat dialirkan secara gravitasi, seperti Sungai Cipereng, Cimanuk dan Ciwaringin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7-6. Selain untuk melayani kebutuhan air irigasi, potensi air baku pada Waduk Balagedog juga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dengan PLTM atau PLTMH. Potensi energi listrik yang dapat dihasilkan pada Waduk Balagedog rata-rata setiap tahunnya adalah sebesar 245,25 MWH.

7.2.3.3 Waduk Cipanas

Waduk Cipanas direncanakan menampung air yang bersumber dari Sungai Cijajar. Rencana jaringan pemanfaatan untuk Waduk Cipanas adalah untuk mengairi daerah irigasi dihilirnya disepanjang Sungai Cijajar hingga bertemu Sungai Ciwaringin. Selain itu, apabila terdapat kelebihan air, maka dapat juga memenuhi kebutuhan air pada DI Walahar melalui Bendung Walahar.

Selain untuk melayani kebutuhan air irigasi, potensi air baku pada Waduk Cipanas juga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dengan PLTM atau PLTMH. Potensi

(32)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-8 energi listrik yang dapat dihasilkan pada Waduk Cipanas rata-rata setiap tahunnya adalah sebesar 57,67 MWH.

7.2.3.4 Waduk Teja

Waduk Teja direncanakan menampung air yang bersumber dari Sungai Ciputri. Rencana jaringan pemanfaatan untuk Waduk Teja adalah untuk mengairi daerah irigasi dihilirnya disepanjang Sungai Ciputri hingga bertemu Sungai Ciwaringin. Selain itu, apabila terdapat kelebihan air, maka dapat juga memenuhi kebutuhan air pada DI Ciwaringin melalui Bendung Ciwaringin.

Selain untuk melayani kebutuhan air irigasi, potensi air baku pada Waduk Teja juga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dengan PLTM atau PLTMH. Potensi energi listrik yang dapat dihasilkan pada Waduk Teja rata-rata setiap tahunnya adalah sebesar 533,88 MWH.

7.3 N

ERACA

A

IR

R

ENCANA

7.3.1 WADUKUJUNGBERUNG

Waduk Ujungberung direncanakan mempunyai volume tampungan sebesar 1,23 juta m3

dengan sumber air berasal dari Sungai Cijejeng. Catchment area dari waduk ini sebesar 5,55 km2. Analisis neraca air pada Waduk Ujungberung dilakukan dengan masukan berupa data debit yang diperoleh dengan menggunakan Model Mock (1976-2011), karakteristik tampungan sesuai dengan intepretasi peta RBI, data evaporasi hasil analisis di Stasiun Jatiwangi. Data tersebut kemudian disimulasikan dengan metode Standard Operating Rule (SOR). Pada simulasi SOR target release dicoba-coba sedemikian rupa sehingga memberikan reliabilitas waduk sebesar 80%.

Hasil analisis memberikan fluktuasi outflow yang merupakan jumlah dari target release dan

overflow pada Waduk Ujungberung (Gambar 7-8) yang selanjutnya akan digunakan sebagai

masukan pada analisis neraca air DAS Ciwaringin rencana (2030).

Berdasarkan simulasi selama 35 tahun (1976−2011) diketahui bahwa fluktuasi rata‐rata

outflow Waduk Ujungberung berkisar 0,039−0,621 m3/detik, fluktuasi maksimum 0,210−1,444 m3/detik dan fluktuasi minimum 0,0 – 0,210 m3/detik (Gambar 7-8). Perbandingan antara inflow dan outflow rata-rata pada Waduk Ujungberung disajikan pada Gambar 7-9, sedangkan untuk fluktuasi ketinggian air rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-10 dan fluktuasi volume rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-11.

(33)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-9

GAMBAR7-7 FLUKTUASI INFLOWWADUKUJUNGBERUNG

GAMBAR7-8 FLUKTUASI OUTFLOWWADUKUJUNGBERUNG

GAMBAR7-9 PERBANDINGAN FLUKTUASI INFLOW DAN OUTFLOW RATA-RATAWADUKUJUNGBERUNG 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode Inflow Rata-rata Outflow Rata-rata

(34)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-10

GAMBAR7-10 FLUKTUASI MUKA AIRWADUKUJUNGBERUNG

GAMBAR7-11 FLUKTUASI VOLUME TAMPUNGANWADUKUJUNGBERUNG

7.3.2 WADUKBALAGEDOG

Waduk Balagedog direncanakan mempunyai volume tampungan sebesar 2,30 juta m3 dengan sumber air berasal dari Sungai Cipanumbak. Catchment area dari waduk ini sebesar 3,58 km2. Analisis neraca air pada Waduk Balagedog dilakukan dengan masukan berupa data debit yang diperoleh dengan menggunakan Model Mock (1976-2011), karakteristik tampungan sesuai dengan intepretasi peta RBI, data evaporasi hasil analisis di Stasiun Jatiwangi. Data tersebut kemudian disimulasikan dengan metode Standard Operating Rule (SOR). Pada simulasi SOR target release dicoba-coba sedemikian rupa sehingga memberikan reliabilitas waduk sebesar 80%.

Hasil analisis memberikan fluktuasi outflow yang merupakan jumlah dari target release dan

overflow pada Waduk Balagedog (Gambar 7-13) yang selanjutnya akan digunakan sebagai

masukan pada analisis neraca air DAS Ciwaringin rencana (2030).

0 5 10 15 20 25 30 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Ti ng gi M uk a Ai r( m ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Vo lu m e (M CM ) Periode

(35)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-11 Berdasarkan simulasi selama 35 tahun (1976−2011) diketahui bahwa fluktuasi rata‐rata

outflow Waduk Balagedog berkisar 0,0−0,287 m3/detik, fluktuasi maksimum 0,0−930

m3/detik dan fluktuasi minimum 0,0 – 0,232 m3/detik (Gambar 7-13). Perbandingan antara

inflow dan outflow rata-rata pada Waduk Balagedog disajikan pada Gambar 7-14, sedangkan

untuk fluktuasi ketinggian air rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-15 dan fluktuasi volume rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-16.

GAMBAR7-12 FLUKTUASI INFLOWWADUKBALAGEDOG

GAMBAR7-13 FLUKTUASI OUTFLOWWADUKBALAGEDOG 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

(36)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-12

GAMBAR7-14 PERBANDINGAN FLUKTUASI INFLOW DAN OUTFLOW RATA-RATAWADUKBALAGEDOG

GAMBAR7-15 FLUKTUASI MUKA AIRWADUKBALAGEDOG

GAMBAR7-16 FLUKTUASI VOLUME TAMPUNGANWADUKBALAGEDOG 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode Inflow Rata-rata Outflow Rata-rata 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Ti ng gi M uk a Ai r( m ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Vo lu m e (M CM ) Periode

(37)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-13 7.3.3 WADUKCIPANAS

Waduk Cipanas direncanakan mempunyai volume tampungan sebesar 0,75 juta m3 dengan

sumber air berasal dari Sungai Cijajar. Catchment area dari waduk ini sebesar 1,64 km2. Analisis neraca air pada Waduk Cipanas dilakukan dengan masukan berupa data debit yang diperoleh dengan menggunakan Model Mock (1976-2011), karakteristik tampungan sesuai dengan intepretasi peta RBI, data evaporasi hasil analisis di Stasiun Jatiwangi. Data tersebut kemudian disimulasikan dengan metode Standard Operating Rule (SOR). Pada simulasi SOR

target release dicoba-coba sedemikian rupa sehingga memberikan reliabilitas waduk

sebesar 80%.

Hasil analisis memberikan fluktuasi outflow yang merupakan jumlah dari target release dan

overflow pada Waduk Cipanas (Gambar 7-18) yang selanjutnya akan digunakan sebagai

masukan pada analisis neraca air DAS Ciwaringin rencana (2030).

Berdasarkan simulasi selama 35 tahun (1976−2011) diketahui bahwa fluktuasi rata‐rata

outflow Waduk Cipanas berkisar 0,0−0,142 m3/detik, fluktuasi maksimum 0,0−0,426

m3/detik dan fluktuasi minimum 0,0 – 0,100 m3/detik (Gambar 7-18). Perbandingan antara

inflow dan outflow rata-rata pada Waduk Cipanas disajikan pada Gambar 7-19, sedangkan

untuk fluktuasi ketinggian air rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-20 dan fluktuasi volume rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-21.

GAMBAR7-17 FLUKTUASI INFLOWWADUKCIPANAS 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450 0.500 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

(38)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-14

GAMBAR7-18 FLUKTUASI OUTFLOWWADUKCIPANAS

GAMBAR7-19 PERBANDINGAN FLUKTUASI INFLOW DAN OUTFLOW RATA-RATAWADUKCIPANAS

GAMBAR7-20 FLUKTUASI MUKA AIRWADUKCIPANAS 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode Inflow Rata-rata Outflow Rata-rata 0 5 10 15 20 25 30 35 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Ti ng gi M uk a Ai r( m ) Periode

(39)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-15

GAMBAR7-21 FLUKTUASI VOLUME TAMPUNGANWADUKCIPANAS

7.3.4 WADUKTEJA

Waduk Teja direncanakan mempunyai volume tampungan sebesar 2,04 juta m3 dengan

sumber air berasal dari Sungai Ciputri. Catchment area dari waduk ini sebesar 13,9 km2. Analisis neraca air pada Waduk Teja dilakukan dengan masukan berupa data debit yang diperoleh dengan menggunakan Model Mock (1976-2011), karakteristik tampungan sesuai dengan intepretasi peta RBI, data evaporasi hasil analisis di Stasiun Jatiwangi. Data tersebut kemudian disimulasikan dengan metode Standard Operating Rule (SOR). Pada simulasi SOR

target release dicoba-coba sedemikian rupa sehingga memberikan reliabilitas waduk

sebesar 80%.

Hasil analisis memberikan fluktuasi outflow yang merupakan jumlah dari target release dan

overflow pada Waduk Teja (Gambar 7-23) yang selanjutnya akan digunakan sebagai

masukan pada analisis neraca air DAS Ciwaringin rencana (2030).

Berdasarkan simulasi selama 35 tahun (1976−2011) diketahui bahwa fluktuasi rata‐rata

outflow Waduk Teja berkisar 0,115−1,623 m3/detik, fluktuasi maksimum 0,405−3,638 m3/detik dan fluktuasi minimum 0,0 – 0,444 m3/detik (Gambar 7-23). Perbandingan antara

inflow dan outflow rata-rata pada Waduk Teja disajikan pada Gambar 7-24, sedangkan

untuk fluktuasi ketinggian air rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-25 dan fluktuasi volume rata-rata, maksimum dan minimum disajikan pada Gambar 7-26.

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Vo lu m e (M CM ) Periode

(40)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-16

GAMBAR7-22 FLUKTUASI INFLOWWADUKTEJA

GAMBAR7-23 FLUKTUASI OUTFLOWWADUKTEJA

GAMBAR7-24 PERBANDINGAN FLUKTUASI INFLOW DAN OUTFLOW RATA-RATAWADUKTEJA 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 Ja n 1 Ja n 2 Fe b 1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Q (m 3/ de tik ) Periode Inflow Rata-rata Outflow Rata-rata

(41)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-17

GAMBAR7-25 FLUKTUASI MUKA AIRWADUKTEJA

GAMBAR7-26 FLUKTUASI VOLUME TAMPUNGANWADUKTEJA

7.3.5 NERACAAIRDAS CIWARINGINRENCANA

Analisis neraca air DAS Ciwaringin rencana dilakukan untuk melihat kondisi neraca air DAS Ciwaringin pada tahun yang akan datang, dalam hal ini tahun 2030. Ketersediaan air bersumber dari empat buah waduk yang direncanakan pada DAS Ciwaringin (Waduk Ujungberung, waduk Balagedog, Waduk Cipanas dan Waduk Teja), tiga buah waduk diluar DAS Ciwaringin yang direncanakan mensuplesi DAS Ciwaringin (Waduk Jatigede, Waduk Darma dan Waduk Kadumalik), dan aliran permukaan DAS Ciwaringin diluar empat waduk pada DAS Ciwaringin. Sedangkan untuk kebutuhan air meliputi kebutuhan RKI, irigasi sawah dan irigasi tambak.

Hasil analisis neraca air memberikan bahwa masih terdapat defisit yang terjadi pada periode akhir April sampai awal Desember sebesar 0,058−2,920 m3/detik dengan defisit maksimum

0 10 20 30 40 50 60 70 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Ti ng gi M uk a Ai r( m ) Periode

Rata-rata Maks Min

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Ja n-1 Ja n-2 Fe b-1 Fe b 2 M ar 1 M ar 2 Ap r1 Ap r2 M ei 1 M ei 2 Ju n 1 Ju n 2 Ju l1 Ju l2 Ag t1 Ag t2 Se p 1 Se p 2 O kt 1 O kt 2 N ov 1 N ov 2 D es 1 D es 2 Vo lu m e (M CM ) Periode

(42)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 7-18 terjadi pada periode akhir Oktober. Meskipun masih defisit, neraca air rencana masih lebih baik daripada neraca air eksisting ditinjau dari periode defisit dan defisit maksimum.

Berdasarkan neraca air rencana, kebutuhan terbesar adalah untuk RKI disusul oleh irigasi tambak dan irigasi sawah. Kebutuhan RKI telah dipenuhi dengan adanya Waduk Darma, Waduk Jatigede dan Waduk Kadumalik.

Mempertimbangkan perbandingan antara luas sawah (4.085,3 ha) dan luas tambak (400,8 ha), maka diusulkan untuk lebih memprioritaskan alokasi ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah. Dengan skenario tersebut, tampak bahwa defisit hanya terjadi pada periode akhir Oktober, yaitu sebesar 0,555 m3/detik (Gambar 7-28). Adapun untuk pemenuhan kebutuhan irigasi tambak, hanya mencapai 69%.

GAMBAR7-27 NERACA AIR RENCANADAS CIWARINGIN(2030)

GAMBAR7-28 NERACA AIR RENCANADAS CIWARINGIN(2030)PRIORITASRKIDAN IRIGASI SAWAH 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 Ja n I Ja n II Fe b I Fe b II M ar I M ar II Ap rI Ap rI I M ei I M ei II Ju n I Ju n II Ju lI Ju lI I Ag tI Ag tI I Se p I Se p II O kt I O kt II N ov I N ov II D es I D es II D eb it (m 3/ de tik ) Periode Total Demand Total Suplay

(43)

8 D

AYA

R

USAK

A

IR

8.1 H

IDROGRAF

B

ANJIR

R

ENCANA

GAMBAR8-1 HIDROGRAFBANJIRBERBAGAIKALAULANG PADADAS CIWARINGIN.

TABEL8.1 DEBITPUNCAKBANJIRBERBAGAIKALAULANG PADADAS CIWARINGIN

Kala Ulang (T) Debit Puncak (m3/s)

2 103.31 5 129.59 10 149.00 20 167.64 50 193.50 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 D eb it (m 3/s ) Jam ke-2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 20 Tahun 50 Tahun

(44)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 8-2

8.2 M

UKA

A

IR

R

ENCANA

S

UNGAI

C

IWARINGIN

GAMBAR8-2 PROFIL MUKA AIRSUNGAICIWARINGINHILIRKALAULANG20 TAHUN SAATBENDUNGSIGONDANG DANBENDUNG

KARET DIOPERASIKAN MAKSIMAL

GAMBAR8-3 PROFIL MUKA AIRSUNGAICIWARINGINHILIRKALAULANG20 TAHUN SAATBENDUNGSIGONDANG DITUTUP DAN

(45)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 8-3

GAMBAR8-4 PROFIL MUKA AIRSUNGAICIWARINGINHILIRKALAULANG20 TAHUN SAATBENDUNGSIGONDANG DIBUKA DAN

BENDUNGKARET DIOPERASIKAN MAKSIMAL

GAMBAR8-5 PROFIL MUKA AIRSUNGAICIWARINGINHILIRKALAULANG20 TAHUN SAATBENDUNGSIGONDANG DIBUKA DAN

(46)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 8-4

GAMBAR8-6 TAMPANG MELINTANG MUKA AIR BANJIRSUNGAICIWARINGINKALAULANG20 TAHUN

8.3 P

ENANGANAN

L

OKASI

R

AWAN

L

ONGSOR

Berdasarkan inventarisasi permasalahan, diketahui terdapat beberapa lokasi potensi longsor pada Sungai Ciwaringin. Penanganan lokasi rawan longsor direncanakan menggunakan konstruksi ramah lingkungan seperti bronjong. Tipikal desain bronjong dapat dilihat pada Gambar 8-7.

(47)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 8-5

GAMBAR8-7 TIPIKALBRONJONG

8.4 P

ENANGANAN

L

OKASI

R

AWAN

B

ANJIR

Dari hasil analisa hidraulika yang dilakukan dengan menggunakan skenario di atas diperoleh beberapa kondisi berikut ini.

1. Bendung Sigondang dan Bendung Karet dioperasikan maksimal.

Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa keberadaan Bendung Karet menyebabkan banjir hingga jauh ke hulu Sungai Ciwaringi. Muka air banjir tertinggi berada pada elevasi +15.51 m. Untuk menanggulangai genangan yang terjadi, maka dibutuhkan parapet mulai dari Bendung Karet sepanjang 8800 m dengan puncak tertinggi pada elevasi + 16.51 m.

2. Bendung Sigondang ditutup dan Bendung Karet tidak dioperasikan.

Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa terdapat genangan air di hilir Bendung Karet dan Bendung Sigondang. Untuk menanggulangi genangan yang terjadi, maka dibutuhkan parapet di hilir Bendung Karet yang dimulai pada lokasi ± 200 m di hilir bendung Karet sepanjang 2200 m dengan elevasi puncak parapet tertinggi +14.90 dan parapet sepanjang 2100 m di hilir Bendung Sigondang dengan elevasi puncak tertinggi +15.90 m. 3. Bendung Sigondang dibuka dan Bendung Karet dioperasikan maksimal.

Simulasi dengan skenario Bendung Sigondang dibuka dan Bendung Karet dioperasikan maksimal memperlihatkan hasil yang sama dengan skenario bila Bendung Sigondang dan Bendung Karet dioperasikan maksimal. Hal tersebut memperlihatkan bahwa

backwater yang disebabkan oleh keberadaan Bendung Karet lebih jauh daripada backwater yang disebabkan oleh keberadaan Bendung Sigondang.

(48)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 8-6 4. Bendung Sigondang dibuka dan Bendung Karet tidak dioperasikan.

Hasil simulasi memperlihatkan bahwa genangan air tetap terjadi di hilir Bendung Karet. Untuk menganggulangi genangan banjir yang terjadi mala diusulkan pembangunan tanggi sepanjang 2400 m di hilir Bendung Karet dengan elevasi tertinggi parapet +14.90 m.

Untuk penanganan lokasi rawan banjir direncanakan memanfaatkan konstruksi eksisting, tanpa pembebasan lahan, sehingga konstruksi yang paling cocok adalah parapet. Tipikal konstruksi parapet disajikan pada Gambar 8-8.

GAMBAR8-8 TIPIKALPARAPET

Selain pembangunan parapet, alternatif pengendalian banjir juga dapat dilakukan dengan pembangunan retarding basin yang membutuhkan kajian lebih lanjut.

(49)

9 K

ELEMBAGAAN

Agar pengelolaan SDA dapat berjalan secara sinergi dan berkesinambungan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

9.1 P

ENINGKATAN

S

ISTEM

D

ATA DAN

I

NFORMASI

Peningkatan sistem data dan informasi bertujuan agar upaya pengelolaan SDA dari aspek konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air dapat berjalan dengan efektif dan efisien kedepannya. Peningkatan sistem data dan informasi meliputi:

1. Penyediaan data dan informasi sumber daya air yang akurat, tepat waktu, berkelanjutan dan mudah

2. Pemudahan pengaksesan data dan informasi oleh masyarakat, swasta dan dunia usaha, melalui SISDA (Sistem Informasi Data SDA)

9.2 P

ENINGKATAN

P

ERAN

S

ERTA

M

ASYARAKAT DALAM

P

ENGELOLAAN

SDA

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SDA bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat terhadap upaya yang telah dilakukan dalam pengelolaan SDA baik itu konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SDA meliputi:

1. Peningkatan peran masyarakat dan swasta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan SDA

2. Sosialisasi pengolahan lahan sesuai dengan kaidah konservasi 3. Kampanye gerakan hemat air

9.3 P

ENETAPAN DAN

P

ENERBITAN

R

EGULASI

Penetapan dan penerbitan regulasi, bertujuan untuk memberikan pedoman bagi para

stakeholders dalam mengelola SDA. Regulasi meliputi aspek konservasi, pendayagunaan dan

pengendalian daya rusak air. Dalam penetapan regulasi, perlu dilakukan koordinasi antar instansi/lembaga terkait. Daftar regulasi yang diusulkan beserta instansi/lembaga yang berkaitan disajikan pada Tabel 9.1.

TABEL9.1 DAFTAR REGULASI YANG DIUSULKAN TERKAIT PENGELOLAANSDADIDAS CIWARINGIN

No Regulasi Tujuan Instansi/Lembaga

1 Pengukuhan kawasan hutan lindung

Meningkatkan luas kawasan yang berfungsi lindung

BBWS Cimanuk Cisanggarung, Pemkab Majalengka dan Cirebon, Pemprov Jawa Barat, BPDAS Cimanuk Citanduy, Perhutani, BPSDA terkait, Bapedalda

(50)

Studi Optimalisasi Potensi Sungai Ciwaringin, Kab. Cirebon Laporan Ringkas 9-2 2 Pengukuhan Kabupaten Majalengka sebagai Kabupaten Konservasi Menjaga keberlangsungan kawasan perlindungan plasma nutfah Gunung Ciremai

BPDAS Cimanuk Citanduy, Perhutani, Dinas Kehutanan, Pemprov Jawa Barat, Pemkab Majalengka

3 Pengukuhan

kawasan resapan air Menjaga daerah resapanair dan mempertahankan imbuhan air tanah

BPDAS Cimanuk Citanduy, Perhutani, Dinas Kehutanan, Pemprov Jawa Barat, Pemkab Majalengka dan Cirebon 4 Penerbitan Perda

tentang sempadan sungai,

Menjaga fungsi sungai sehingga peruntukkannya tidak disalahgunakan

BBWS Cimanuk Cisanggarung, Pemkab Cirebon, Indramayu, dan Majalengka, Bappeda, Dinas PSDA, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan dan Kelautan

5 Penetapan Perda alokasi dan hak guna air bagi penggunanya

Tersedianya pedoman dan SOP alokasi dan hak guna air

BBWS Cimanuk Cisanggarung, Pemkab Cirebon, Indramayu, dan Majalengka, Bappeda, Dinas PSDA, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian 6 Penetapan Perda

kawasan rawan banjir

Mengendalikan daya rusak air akibat luapan sungai saat banjir

BBWS Cimanuk Cisanggarung, Pemkab Cirebon dan Indramayu, Bappeda

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air untuk delapan parameter dari Sungai Aek Godang masih sesuai dengan baku mutu berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 dan persepsi

Berdasarkan hasil analisa laboratorium kualitas air Sungai Pakis dilihat dari parameter fisika (suhu, warna, bau dan TSS) dan kimia (pH, BOD, COD, dan DO)

Keberadaan Plankton sebagai Bioindikator Kualitas Air Daerah Aliran Sungai Bondoyudo (Studi di Sekitar PG Semboro Kabupaten Jember); Imayati Wahidah; 102110101008; 2014;

Dari hasil perhitungan kualitas air dengan Indeks Pencemaran berdsarkan simulasi penambahan lahan pemukiman diketahui kualitas air Sungai Tuntang memiliki status mutu Memenuhi Baku

Hasil analisa pengujian sampel Air Sungai Lematang (Sifat fisika) yang dilakukan di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat di

Penelitian ini menggunakan Metode Analisa Kuantitatif yaitu mutu air sungai Sei Kera dari hasil pengujian parameter kualitas air meliputi parameter TSS,Cr6+, Sisa

Proses analisa kualitas air yaitu dengan membandingkan data hasil pengujian di laboratorium dengan baku mutu kualitas air menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001

Proses analisa kualitas air yaitu dengan membandingkan data hasil pengujian di laboratorium dengan baku mutu kualitas air menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001