• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. luka baik fisik maupun psikis. Istilah kekerasan digunakan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. luka baik fisik maupun psikis. Istilah kekerasan digunakan untuk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekerasan dan penganiayaan merupakan dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang sama berupa bentuk tindakan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang menyebabkan luka baik fisik maupun psikis. Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan sebuah perilaku, baik yang terbuka (overt) atau tertutup

(covert) dan baik yang bersifat menyerang (offensive) atau yang bersifat

bertahan (deffense) yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain.1 Kekerasan dapat dipandang dari tiga sudut pandang:2

1. Sudut pandang psikologis: Kekerasan sebagai suatu ledakan kekuatan dalam wujud yang tidak masuk akal.

2. Sudut pandang etnis, Kekerasan adalah suatu serangan terhadap harta dan kebebasan orang lain.

3. Sudut pandang politis, Kekerasan adalah penggunan kekuatan untuk merebut kekuasaan atau penyalahgunaan kekuasaan secara tidak sah.

Hasil dari kekerasan itu adalah terjadinya cedera fisik ataupun psikis,

1 Jack D. Douglas & Frances Chaput Waksler, Kekerasan, dalam : Thomas Santos, 2002,

Teori-Teori Kekerasan, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 11

2 Aris Budiman, Kekerasan dalam Budaya Masyarakat, www.bkkbn.go.id, diakses pada 1 Desember 2015 pukul 11.00

(2)

atau menyebabkan kematian pada korban. Kekerasan yang demikian merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan hukum dan masuk dalam kategori kejahatan.

Adapun pengertian penganiayaan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu perlakuan yang sewenang-wenang. Dalam KUHP tidak dijelaskan arti dari penganiayaan namun secara umum kata penganiayaan mengacu pada tindak pidana terhadap tubuh. Dari segi tata bahasa, penganiayaan adalah suatu kata sifat yang berasal dari kata dasar ""aniaya" yang mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" sedangkan penganiaya itu sendiri berasal dari kata benda yang berasal dari kata aniaya yang menunjukkan subyek atau pelaku penganiayaan itu.3

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, tindak penganiayaan masuk dalam kategori kejahatan karena diatur di dalam buku kedua tentang kejahatan. R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, mengatakan bahwa undang-undang tidak memberi ketentuan apakah yang diartikan dengan “penganiayaan” itu. Menurut yurisprudensi, maka yang diartikan dengan “penganiayaan” yaitu sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit, atau luka. Menurut alinea 4 pasal ini, masuk pula dalam pengertian penganiayaan ialah “sengaja merusak kesehatan orang”.4

Kekerasan dan penganiayaan dalam beberapa tahun belakangan ini

3 Syamsuddin, Pengertian Tindak Pidana Penganiayaan, http://www. Art-Kul (Artikel Kuliah) pengertian-tindak-pidana-penganiayaan.html diakses pada 1 Desember 2015 pukul 11.05 4 R. Soesilo, 1991, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya

(3)

telah menjadi suatu hal yang cukup familiar dalam dinamika kehidupan masyarakat di Yogyakarta. Pelaku kekerasan pun beragam mulai dari pelajar hingga orang dewasa, baik warga lokal maupun pendatang. Di Kota yang dikenal sebagai kota pelajar ini kasus kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan, beberapa kasus bahkan sempat menjadi trending topic di media massa salah satunya kasus penganiayaan yang disebabkan tato Hello Kitty yang menyebabkan korban mengalami luka berat. Kasus tersebut benar-benar menjadi perhatian masyarakat dikarenakan tingkat kesadisan dari penganiayaan tersebut, bahkan hingga menjadi pembahasan utama di salah satu acara stasiun Televisi Nasional pada waktu itu.

Kasus tersebut sebenarnya disebabkan oleh hal yang sangat sepele. Bermula dari LA yang memamerkan foto tato Hello Kitty di BlackBerry Messenger-nya. Hal ini rupanya tidak disukai RT karena tato korban dinilai menyaingi tato miliknya. LA kemudian dijemput pelaku lain yaitu NK dan RS di Nologaten, Sleman. Dengan dibujuk bahwa ia akan dibantu proses perdamaiannya, LA dibawa ke kos RT di Dusun Saman, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Sesampainya di lokasi, korban dimasukkan ke dalam kamar milik saksi Linggah Praditya. Di dalam kamar tersebut korban disuruh membuat pernyataan tidak menuntut. Setelah itu, bukan perdamaian yang LA dapatkan, alih-alih dilepaskan atau diperbolehkan pulang, korban justru dibekap dan dihajar oleh tersangka PD, dan ditendang oleh RT dan PD. Korban yang mencoba berontak kemudian diikat oleh pelaku. Penganiayaan kemudian berlanjut dengan memotongi celana dan rambut korban hingga

(4)

hampir botak, dan dilanjutkan dengan penganiayaan di bagian alat vital korban, yaitu dengan memasukan botol dan cairan lem ke dalam kemaluan korban. Korban juga disundut rokok pada bagian-bagian tubuhnya. Setelah disekap selama 1 malam, pada pagi harinya korban melawan dan berhasil melarikan diri. Dalam hitungan jam, polisi dari Kepolisian Resort bantul berhasil menangkap beberapa pelaku.5

Tindak kekerasan semacam itu tentu sudah sangat diluar batas kewajaran, terlebih sebagian besar pelaku masih berstatus sebagai pelajar sekolah mengengah atas. Pelajar yang seharusnya menjadikan akal sehat sebagai dasar untuk berperilaku dan mengambil keputusan justru melakukan tindakan yang sadistik.

Selain kasus diatas sebenarnya masih ada kasus kekerasan lain dimana pelajar sebagai pelakunya, yaitu aksi penyabetan senjata tajam di jalan raya oleh geng yang menamakan dirinya sebagai geng Raden Kian Santang. Aksi kekerasan yang juga dilakukan oleh pelajar sekolah menengah atas ini justru lebih tidak masuk akal, karena menyabet senjata tajam ke korban yang sifatnya acak yang ditemuinya di jalan raya. Dikarenakan aksinya tersebut, suasana kota jogja dan sekitarnya sempat mencekam selama beberapa hari.

Kedua contoh kasus tersebut tentunya memberikan gambaran kepada kita mengenai evolusi kejahatan yang terjadi di kalangan remaja, terutama remaja yang terdidik yaitu pelajar. Sebagai generasi penerus bangsa, apa yang mereka lakukan tentu sangat memprihatinkan. Namun sebagai

5 Markus Yuwono, “Penganiayaan Siswi di Yogyakarta Gara-Gara Tato Hello Kitty”, http://news.okezone.com,diakses tanggal 23 November 2015 pukul 10.00

(5)

generasi yang masih belia, tindakan mereka tentunya tidak bisa terlepas dari keadaan di sekitarnya, baik itu keluarganya, lingkungan tempat tinggalnya maupun pendidikannya. Sebagaimana diketahui, kejahatan dalam bentuk apapun dapat timbul disebabkan oleh banyak faktor penyebab, baik faktor intern maupun ekstern yang dapat dilihat dari berbagai macam aspek, dan sebab-sebab kejahatan dipelajari melalui ilmu kriminologi.

Kriminologi (criminology) secara etimologis berasal dari kata

crimen (kejahatan/penjahat) dan logos (ilmu pengetahuan), apabila dilihat

dari istilah tersebut, maka kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan.6 Istilah kriminologi pertama kali digunakan oleh P. Topinard (1830-1911) seorang antropolog Perancis pada tahun 1879. Berdasarkan ensiklopedia, kriminologi digambarkan sebagai ilmu yang sesuai dengan namanya, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan7.

Dalam mempelajari kriminologi, fokus utama diarahkan kepada pelaku kejahatan, hal ini berbeda dengan hukum pidana yang terfokus pada aturan-aturan yang mengikat pelaku tersebut.

Sehingga untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kasus kejahatan yang dilakukan oleh pelajar yang telah penulis sebutkan, ilmu tentang kejahatan ini sangat perlu dipelajari dikarenakan kriminologi bertujuan untuk memberi petunjuk bagaimana masyarakat dapat memberantas kejahatan dengan hasil yang baik dan lebih-lebih menghindari atau menanggulanginya.

6 Yesmil Anwar & Adang, 2010, Kriminologi, Refika Aditama, Bandung, hlm. 2

(6)

Di Yogyakarta, sudah sering terdengar terjadi peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dalam bentuk tawuran maupun nglitih. Kedua hal tersebut sekalipun tidak dapat dibenarkan, namun sudah menjadi fenomena umum yang terjadi di kota-kota lain di Indonesia. Namun untuk dua kasus yang penulis sebutkan diatas, tentu sudah terlalu melampaui batas kewajaran, sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih.

Banyak pertanyaan yang kemudian muncul mengapa pelajar yang seharusnya bertindak menggunakan akal sehat, mampu melakukan suatu tindak kejahatan yang sadistik seperti yang penulis sebutkan diatas. Untuk menjawab permasalahan diatas tentunya dibutuhkan suatu kajian mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang mendorong pelajar-pelajar tersebut melakukan kejahatan dalam bentuk kekerasan. Sehingga nantinya dapat kita ketahui bersama cara penanggulangan yang tepat yang tentunya dapat menghindarkan kejadian yang sama menimpa pelajar-pelajar kita dikemudian hari.

Penulisan hukum ini bertujuan memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor pendorong pelajar dapat melakukan kejahatan dalam bentuk kekerasan secara sadis, serta upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut.

Berbagai alasan diatas akhirnya mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian dan penulisan hukum yang berjudul “Kajian Kriminologis terhadap Tindak Kekerasan yang Dilakukan oleh Pelajar Sekolah Menengah Atas di DIY, Studi Kasus: Kasus Penganiayaan Tato Hello Kitty

(7)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka terdapat dua permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan pengkajian, yaitu :

1. Apa faktor pendorong penyebab terjadinya tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh pelajar yang terlibat dalam kasus tato

Hello Kitty?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi tindak kekerasan yang dilakukan oleh pelajar?

C. Tujuan Penelitian

Dalam setiap kegiatan penelitian tidaklah lepas dari sasaran tertentu yang menjadi tujuannya. Bertolak dari hal tersebut, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, antara lain :

1. Tujuan Objektif

Tujuan objektif dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan hukum pidana khususnya kriminologi, yang membahas mengenai:

a. Mengetahui faktor-faktor pendorong penyebab terjadinya tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh pelajar khususnya dalam kasus tato Hello Kitty

b. Mengetahui penanggulangan terhadap tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh pelajar

(8)

2. Tujuan Subjektif

Untuk memperoleh data dan informasi yang yang relevan dengan objek yang diteliti dalam rangka penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum UGM

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian dan tujuan yang ingin dicapai dengan penelitian ini, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai penanggulangan tindak penganiayaan dan kekerasan yang dilakukan oleh pelajar, khususnya di DIY, menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor pendorong terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh pelajar

2. Manfaat bagi pengembangan hukum di Indonesia

Hasil dari penelitian ini dapat berpengaruh bagi pengembangan hukum di Indonesia dalam hal memberi masukan bagi pemerintah maupun instansi terkait untuk mengambil suatu kebijakan hukum terutama mengenai permasalahan kejahatan yang dilakukan oleh pelajar sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang diakibatkan

(9)

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan oleh penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penulisan hukum mengenai “Kajian Kriminologis terhadap Tindak Penganiayaan dan Kekerasan yang Dilakukan Oleh Pelajar Sekolah Menengah Atas di DIY (Studi Kasus Tato Hello Kitty)” Belum pernah ada sebelumnya, tetapi penelitian mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dalam hal tawuran pelajar pernah dibahas sebelumnya oleh Kartika Wati8 dalam penulisan hukumnya yang berjudul “Kajian Kriminologi Terhadap Anak Pelaku Tawuran Antar Pelajar Sekolah Menengah Atas di Wilayah Kabupaten Sleman” yang mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa faktor pendorong penyebab terjadinya tawuran pelajar di Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana penanggulangan terhadap tawuran pelajar di Kabupaten Sleman?

3. Apa kendala yang dihadapi dalam penanggulangan tawuran antar pelajar dan bagaimana cara mengatasinya?

8 Kartika Wati, 2015, “Kajian Kriminologi Terhadap Anak Pelaku Tawuran Antar Pelajar Sekolah

Menengah Atas di Wilayah Kabupaten Sleman”, Skripsi Ilmu Hukum, Sleman, Perpustakaan Fakultas Hukum UGM, hlm.8

(10)

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian yang pernah dibahas oleh Kartika Wati yang pertama terletak pada ruang lingkup dan fokus penelitian, ruang lingkup penelitian yang dilakukan oleh penulis meliputi beberapa daerah di DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman sebagai gambaran umum yang kemudian difokuskan pada kasus penganiayaan “tato Hello Kitty” sedangkan ruang lingkup penelitian yang dilakukan oleh Kartika Wati berada di Kabupaten Sleman dan membahas tawuran pelajar secara umum yang terjadi di Kabupaten Sleman. Dengan demikian penulisan hukum ini adalah asli dan dapat dijadikan penelitian guna penulisan hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa efisiensi rata-rata penggunaan bahan bakar premium yang paling maksimal adalah ketika menggunakan manifold 4 dan dengan penambahan

Berdasarkan observasi pada tanggal 8 April 2008, dalam proses belajar khususnya menulis karangan deskripsi terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil tulisannya,

Dengan menentukan jumlah sirip yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan, diharapkan traktor dapat meningkatkan traksi yang dihasilkan dan traktor dapat mengembangkan tenaga

Pelaksanaan dharma pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membangun kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat sebagai perwujudan dari pengembangan

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pembinaan wawasan sosial anak di kelas B5 TK Islam Harapan Indah yang peneliti dapatkan, maka dapat diketahui bahwa pembinaan wawasan sosial

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi yaitu merancang dan menghasilkan sebuah sistem informasi sewa lapangan futsal yang lebih efisien

Relas Pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara yang dibuat oleh PARULIAN HASIBUAN, S.H Panitera pada Pengadilan Negeri Simalungun Nomor:

Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian aktivitas antimalaria ekstrak etanol dan senyawa andrografolida dari herba sambiloto secara in vitro terhadap tahapan perkembangan