• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia di dunia ini karena pendidikan akan tetap berlangsung kapan dan di mana pun. Hal ini karena, pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiaka n manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27) konsep pendidikan terbagi menjadi dua bagian yaitu konsep tradisional dan konsep modern.

Konsep pendidikan tradisional merupakan pendidikan yang disamakan dengan sekolah dan lebih ditekankan pada pemberian informasi atau penyampaian ilmu pengetahuan daripada pengembangan kepribadian anak. Bahkan bagian informasi yang lebih diperhatikan penekanannya adalah penguasaan bentuk fakta, bukan pengusaan keterampilan belajar. Sedangkan konsep pendidikan modern merupakan usaha yang disengaja dan sadar untuk mengembangkan kepribadian anak menjadi anggota masyarakat. Konsep pendidikan ini sudah menyatukan semua kegiatan pendidikan, baik yang terjadi di sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah (keluarga dan masyarakat) secara terpadu dan berlangsung sepanjang hayat. Ada dua pengertian esensial yang dikandung dalam konsep modern yaitu 1) pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia artinya bahwa pendidikan mengembangkan potensi-potensi dan sikap subjek didik secara terus-menerus secara maksimal tanpa mengenal batas usia. Asumsi dasar konsep ini adalah bahwa belajar berlangsung sepanjang hayat 2) pendidikan merupakan kegiatan terpadu antara kegiatan di sekolah dan di luar sekolah artinya bahwa pendidikan seharusnya dapat mengintegrasikan pendidikan di masyarakat, baik pendidikan di sekolah, di masyarakat, di tempat kerja, dan dimana saja. Pendidikan yang diperoleh di

(2)

luar sekolah juga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang-bidang tertentu.

Keberhasilan dan kegagalan dalam pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar diantaranya adalah kemapuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) . Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar diri individu salah satunya adalah Pendekatan Inkuiri Terbimbing.

Berpikir kritis merupakan suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Glaser dalam Fisher, 2008:3). Menurut Paul, dkk dalam Fisher, (2008:4) berpikir kritis merupakan mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa saja-dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. Pada kenyataannya kondisi di lapangan, kemampuan berpikir kritis peserta didik terhadap pembelajaran Kimia terkhususnya materi pokok Hidrolisis Garam rendah.

Menurut Gunawan (2006:171) Berpikir tingkat tinggi (high order think ing) merupakan proses berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru. Contohnya adalah saat murid menggabungkan fakta dan ide dalam proses mensinte s is,

(3)

melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan hipotesis dan analisis, dan akhirnya murid sampai pada suatu kesimpulan. Menurut Liyana Ida dan Aminuddin dalam Jurnal Pendidikan Hayati Vol. 1 No 1 (2014):2 kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhka n kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis (Rosnawati, 2009:1). Kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara luas untuk menemukan tantangan baru dan menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi uuntuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Rofiah, 2013:17).

Salah satu pendekatan yang dapat mengaktifkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) atau peserta didik adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau menemukan informasi. Gulo (Trianto, 2009: 166), menyatakan inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuann peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuir i adalah (1) keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Pembelajaran inkuiri dirancang untuk merancang peserta didik secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker (Trianto, 2009: 167), menunjukan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman

(4)

sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan peserta didik menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.

Gulo (Trianto, 2009: 168), menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Kupang terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi Hidrolis is Garam. Materi Hidrolisis Garam, dianggap sebagai materi yang sulit dan menjadi momok bagi peserta didik. Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan ilmu kimia khususnya pada materi Hidrolisis Garam, dan aplikasinya dalam kehidupan sehari- hari menjadi penyebab peserta didik merasa tidak tertarik pada materi tersebut. Selain itu juga dalam kegiatan pembelajaran peserta didik lebih ditekankan pada proses menghafal dan mencari tahu satu jawaban yang benar saja dalam menyelesaikan suatu permasalaha n, hal ini mengakibatkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) peserta didik berkembang lambat. Peserta didik kurang memiliki tingkah laku yang kritis bahkan cara berpikir untuk mengeluarkan ide dan gagasan yang sifatnya inovatif pun terkesan lambat. Akibatnya peserta didik kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dan berdampak negatif terhadap hasil belajar peserta didik. Permasalahan diatas dapat dirasakan langsung pada nilai akhir yang ada, dimana hasil belajar yang dicapai peserta didik tidak mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 72.

(5)

Berdasarkan data hasil ulangan yang ada, rata-rata nilai yang dicapai peserta didik kelas XI IPA semester genap materi Hidrolsis Garam dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1. Rata-rata Nilai Ulangan Materi Hidrolisis Garam Peserta didik Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kupang

No. Tahun Ajaran

Rata-rata Nilai Ulangan

Hidrolisis Garam KKM

1. 2012/2013 71,8 72

2. 2013/2014 70,5 72

3. 2014/2015 70 72

4. 2015/2016 71 72

(Sumber hasil observasi di SMA Negeri 2 Kupang)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM yang ada, terutama pada materi pokok Hidrolisis Garam. Untuk mengatasi permasalahan ini, guru harus memilih pendekatan yang tepat, dan salah satunya adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Pendekatan inkuiri terbimbing ini menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Pokok Hidrolis is Garam Dengan Menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Terbimbing Peserta Didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang Tahun Ajaran 2015/ 2016.”

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektifitas pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 ?

Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut:

a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolis is Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

b. Bagaimana ketuntasan indikator dalam pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrols is Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 ?

3. Bagaimana kemampuan peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 ?

4. a. Adakah hubungan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar peserta didik dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolis is Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

(7)

b. Adakah hubungan kemampuan terhadap hasil belajar peserta didik dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016? c. Adakah hubungan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimb ing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

5. a. Adakah pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar peserta didik dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi Hidrolis is Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 ?

b. Adakah pengaruh kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimb ing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 ?

c. Adakah pengaruh kemampuan berpikir kritis dan kemampuan peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimb ing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

(8)

1. Mendeskripsikan efektifitas pembelajaran dengan mengunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

b. Ketuntasan indikator dalam pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolsis garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

c. Ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolsis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

2. Mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

3. Mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

4. a) Mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan berpikir kritis

terhadap hasil belajar peserta didik dalam menerapkan Pendekatan Inkuir i Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

b) Mengetahui ada tidaknya hubungan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

(9)

c) Mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 5. a) Mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap

hasil belajar peserta didik dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

b) Mengetahui ada tidaknya pengaruh berpikir tingkat tinggi (high order thinking) terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016

c) Mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi pokok Hidrolisis Garam peserta didik Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2015/2016 1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagi bahan referensi bagi penelit i lain dengan materi yang sama, serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan.

(10)

a) Sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran inkuiri sehingga dapat meningka tka n kualitas pembelajaran kimia peserta didik.

b) Memberikan informasi bagi peserta didik untuk memperbaiki cara belajar agar dapat menumbuhkan atau mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan high order thinking sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Bagi Peneliti

Agar peneliti juga memiliki pengetahuan yang luas tentang pendekatan pembelajaran inkuiri dan memiliki keterampilan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, khususnya dalam pelajaran kimia.

1.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1) Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kupang

2) Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 3 Tahun ajaran 2015/2016.

3) Hasil belajar peserta didik dilihat dari aspek sikap spiritual untuk KI 1, aspek sikap sosial untuk KI 2, aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampila n untuk KI 4.

4) Pembelajaran menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing.

5) Variabel X yang digunakan pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis (X1) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) (X2). 6) Materi pokok yang digunakan adalah Hidrolisis Garam.

1.6. Batasan Istilah

Yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini adalah: 1) Pengaruh

(11)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga menjelaskan bahwa ”Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.

2) Pendekatan pembelajaran merupakan suatau himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu pendekatan bersifat bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat – sifat dan ciri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan ( Suyono & Hariyanto 2012:18 ).

3) Pendekatan Inkuiri Terbimbing merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuann peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo dalam Trianto, 2009:166).

4) Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher 2007).

5) Kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) adalah kemampuan menghubungkan, memanipulasi dan mentransformasi pengetahuan serta pengelaman yang sudah dimiliki untuk berpikir kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru (Ropiah, et.al, (2013:18).

6) Hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nila i dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda ( Degeng dalam Wena,2008:6).

Gambar

Tabel  1.1.  Rata-rata  Nilai  Ulangan  Materi  Hidrolisis  Garam  Peserta  didik  Kelas XI IPA  SMA Negeri 2 Kupang

Referensi

Dokumen terkait

Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung dengan sebuah Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang diatas Manifold Block (No.5) mendapat perintah

Hasil: Hasil uji regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres remaja di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta diperoleh

Perlindungan hukum terhadap Desain Industri dibutuhkan antara lain: Sebagai konsekwensi telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organization

Terkait dengan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kapasitas penyelenggaraan penataan ruang di daerah, maka langkah strategis yang menjadi penting adalah : (1) memperkuat

Berdasarkan sebaran posisi ikan terubuk yang tertangkap pada jaring dua lapis mengindikasikan bahwa keberadaan potensi atau populasi ikan terubuk yang beruaya membentuk kelompok

memungkinkan interkoneksi wireless pada jalur akses dalam jaringan IEEE 802.11. Hal ini memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa AP