• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI NOMOR : 8 TAHUN 1999 SERI D NOMOR : 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI NOMOR : 8 TAHUN 1999 SERI D NOMOR : 3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI NOMOR : 8 TAHUN 1999 SERI D NOMOR : 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI

NOMOR 14 TAHUN 1998 TENTANG

RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Retribusi Tempat Pendaratan Kapal merupakan jenis retribusi Daerah Tingkat II Buol Tolitoli;

b. bahwa untuk memungut retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas perlu ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822).

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037).

3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan ( Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299).

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3485).

(2)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997, tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997, Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692).

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan.

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah.

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Badan Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah.

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 1119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOLTOLITOLI TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli; b. Daerah adalah kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Buol Tolitoli;

d. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

(3)

e. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli;

f. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli;

g. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan khusus Penerima pada Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli;

h. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

i. Kapal adalah alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengangkut orang dan atau barang baik yang menggunakan mesin maupun tidak menggunakan mesin;

j. Tempat Pendaratan Kapal adalah Kawasan yang ditentukan sebagai tempat pendaratan kapal perikanan dan atau bukan kapal perikanan yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah;

k. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan Perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu;

l. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah Pemungutan Daerah sebagai Pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberi oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan hokum; m. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan banyak fasilitas, atau pemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati orang pribadi atau badan;

n. Masa retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan tempat pendaratan kapal;

o. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang;

q. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang,

(4)

jumlah kredit retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

r. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas retribusi yang telah ditetapkan;

s. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2

Dengan Nama Retribusi Tempat Pendaratan Kapal dipungut Retribusi atas penggunaan/ pemanfaatan tempat/ fasilitas tempat pendaratan kapal.

Pasal 3

Obyek Retribusi adalah pemanfaatan tempat fasilitas tempat pendaratan kapal yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/ memanfaatkan fasilitas tempat pendaratan kapal

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

(5)

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa Retribusi Tempat Pendaratan Kapal diukur berdasarkan ukuran GT (Gross Tom) dan jenis kapal yang mendarat.

Pasal 7

Penentuan kawasan Pendaratan dan besar kecilnya kapal yang dapat mendarat ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB V

PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8

Prinsip penetapan tariff Retribusi Tempat Pendaratan Kapal adalah untuk pengganti biaya administrasi, penyediaan fasilitas pendaratan dan transit,biaya pelayanan perawatan dan biaya pembinaan.

Pasal 9

(1) Struktur besarnya retribusi ditetapkan sebagai berikut :

a. Kapal Bermotor Ukuran 31 GT s/d 70 GT sebesar Rp. 20.000,- ( Dua puluh ribu rupiah ) setiap kali mendarat/ bulan.

b. Kapal Bermotor Ukuran 10 GT s/d 30 GT sebesar Rp.10.000,- (Sepuluh ribu rupiah) setiap kali mendarat/ bulan.

c. Kapal Bermotor Ukuran 2,5 s/d 9 GT sebesar Rp.5000,- ( Lima ribu rupiah ), setiap kali mendarat/ bulan

(6)

e. Taksi air sebesar Rp. 5000,- (Lima ribu rupiah) setiap kali mendarat/ bulan f. Karamba (Rumpon dan sero) yang diusahakan

(2) Lamanya setik mendarat adalah 1 hari s/d 30 hari dihitung sama dengan 1 (satu) kali mendarat dan apabila lebih dari 30 hari, kapal tersebut masih berada dalam kawasan pelabuhan yang ditentukan maka dihitung dua kali mendarat dan seterusnya.

BAB VI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 10

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Hasil pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini

disetor ke Kas Daerah.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 11

Wilayah Pemungutan Retribusi adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT TERUTANG Pasal 12

Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai dasar untuk menghitung besarnya Retribusi;

(7)

Pasal 13

Saat terutang Retribusi adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap kali mendarat/ sandar dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Retribusi Daerah.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15

(1) Kepala Daerah menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran Retribusi yang terutang paling lama 30 (Tiga puluh) hari setelah saat terutang.

(2) SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, STRD, Surat Keputusan pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan banding yang menyebabkan jumlah Retribusi yang harus dibayar bertambah, harus lunas dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya surat tersebut diatas.

(3) Kepala Daerah atas permohonan wajib Retribusi dapat memberikan persetujuan kepada wajib Retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi dengan dikenakan bunga 2 % (Dua perseratus) setiap kali mendarat dengan catatan persyaratan yang ditentukan telah terpenuhi.

(8)

(4) Tatacara pembayaran, tempat pembayaran, penundaan pembayaran retribusi diatur dengan keputusan Kepala Daerah.

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16

(1) Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, STBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putus Banding yang tidak atau kurang bayar oleh wajib retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/ peringatan/ surat lain

yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk;

BAB XII

K A D A L U W A R S A Pasal 17

(1) Pengeluaran surat teguran/ peringatan/ surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo;

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/ peringatan/ surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk;

(9)

BAB XIII

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA Pasal 18

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus

(2) Kepala Daerah menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi Daerah yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini.

BAB XIV P E N G A W A S A N

Pasal 19

Kepala Daerah menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 20

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali retribusi terutang;

(10)

BAB XVI P E N Y I D I K A N

Pasal 21

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyelidikan atas tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran pembuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau bahan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen serta melakukan penyitaan terhadap bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruang atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung identitas orang dan atau dokumen yang di bawah sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi;

(11)

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 22

Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli.

Ditetapkan di Tolitoli

Pada tanggal, 27 Agustus 1998

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TINGKAT II BUOL TOLITOLI

BUOL TOLITOLI

TTD & CAP TTD & CAP DRS. H.M.K. DG. SILASA G U M Y A D I

(12)

- Disahkan oleh Menteri Dalam Negeri RI dengan, Surat Keputusan Nomor : 974.62.669 Tanggal, 10 Mei 1999

- Diundang dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli Nomor : 8 Seri B Nomor 3 Tanggal, 01 Juli 1999.

SEKRETARIS WILAYAH DAERAH

DRS.ANDI SOMPA YOTOLEMBAH

NIP: 570004627

P E N J E L A S A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BUOL TOLITOLI

NOMOR : 14 TAHUN 1998 TENTANG

RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah, sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buol Tolitoli tentang retribusi pendaratan Kapal merupakan jenis Retribusi yang dapat memberikan kontribusi bagi Peningkatan Sumber Pendapatan Asal Daerah (PAD).

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Pola pembinaan budi pekerti dalam hubungannya dengan sesama manusia di Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto menggunakan metode pendidikan melalui pembiasaan yaitu

Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran tentang luas praktek pengungkapan pada laporan keuangan tahunan yang dilakukan oleh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI

Pembahasan mulai dari pembuatan data anggota, data akun, pembuatan jurnal umum hingga membuat laporan keuangan.Koperasi Amanah membutuhkan suatu aplikasi akuntansi

 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi : Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.  Mengemukakan pendapat atas presentasi yang

Uni Eropa meningkatkan status Turki menjadi ‘negara calon anggota’ pada tahun 2005 sekaligus membuka perjanjian negosiasi keanggotaan. Untuk dapat mencapai keanggotaan penuh,

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat

Keberadaan zona steamflood dapat dideteksi menggunakan anomali gayaberat- mikro 4D yang diberi konstrain dengan turunan horizontal orde tinggi dimana posisi dari nilai

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penyusunan