• Tidak ada hasil yang ditemukan

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN

DENGAN CARA DUA TAHAP

DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

(Abu Sopian Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

Abstrak.

Cara penyampaian dokumen penawaran dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah telah diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang telah direvisi dengan Perpres nomor 70 tahun 2012 sebagai berikut:

Jenis Barang/Jasa Cara Penyampaian Dokumen a. Barang;

b. Pekerjaan Konstruksi; c. Jasa Konsultansi; dan d. Jasa Lainnya.

a. metode satu sampul; b. metode dua sampul; dan c. metode dua tahap.

Metode satu sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang sederhana, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga. Metode dua sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga. Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bersifat kompleks, memiliki kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan system termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatan, mempunyai beberapa alternative penggunaan system dan desain penerapan teknologi yang berbeda, membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama, dan/atau membutuhkan penyetaraan teknis.

Dari ketiga cara penyampaian dokumen penawaran tersebut terdapat satu larangan yaitu tidak dibolehkannya penyampaian dokumen dengan cara dua tahap dalam proses pemilihan penyedia jasa konsultansi. Hal itu berkaitan dengan metode evaluasi dokumen penawaran penyedia jasa konsultansi. Metode evaluasi dokumen penawaran penyedia jasa konsultansi terdiri dari:

a. Evaluasi berdasarkan kualitas

b. Evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya c. Evaluasi berdaraskan pagu anggaran; dan d. Evaluasi berdasarkan biaya terendah.

Dalam metode evaluasi berdasarkan kualitas, peserta yang akan ditetapkan sebagai pemenang seleksi adalah peserta yang memperoleh nilai teknis tertinggi. Jika metode penyampaian dokumen menggunakan cara dua tahap maka peserta yang telah memperoleh nilai teknis tertinggi tersebut dapat dengan leluasa menyusun dokumen penawaran biaya (sampul dua) dan mengajukan harga maksimal. Untuk menghindari hal itu dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi tidak dibolehkan menggunakan penyampaian dokumen dengan cara dua tahap.

A. Ketentuan Tentang Penyampaian Dokumen

Pasal 47 Peraturan Presiden R.I nomor 70 tahun 2012 mengatur tentang cara penyampaian dokumen penawaran sebagai berikut:

1. Metode pemasukan dokumen penawaran ditetapkan oleh Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP).

(2)

a. metode satu sampul; b. metode dua sampul; atau c. metode dua tahap.

3. Metode satu sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang sederhana, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga dan memiliki karakteristik sebagai beriku: a. Pekerjaan yang bersifat sederhana dengan standar harga yang telah dotetapkan

pemerintah;

b. Pengadaan jasa konsultansi dengan Kerangka Acuan Kerja yang sederhana;

c. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan.

4. Selain pengadaan barang/jasa yang memiliki karakteristik sebagaimana angka 3 di atas, metode satu sampul digunakan dalam penunjukan langsung/ pengadaan langsung/kontes/sayembara;

5. Metode dua sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga, dan digunakan untuk:

a. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang menggunakan evaluasi system nilai atau system biaya selama umur ekonomis.

b. Pengadaan jasa konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan harga penawaran, agar penilaian harga tidak mempengaruhi penilaian teknis; atau

2) Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam.

6. Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Pekerjaan bersifat kompleks;

b. Memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan system, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatan;

c. Mempunyai beberapa alternatif penggunaan system dan desain penerapan teknologi yang berbeda;

d. Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau e. membutuhkan penyetaraan teknis.

B. Pembukaan Dokumen Penawaran.

Pembukaan dokumen penawaran dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP dihadapan para peserta pelelangan atau seleksi pada tempat dan waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang/seleksi. Waktu pembukaan dokumen penawaran dilaksanakan beberapa saat setelah berakhirnya waktu penyampaian dokumen penawaran. Setelah berakhirnya waktu penyampaian dokumen penawaran para peserta tidak dibolehkan lagi melengkapi/menambah/merubah dokumen yang telah disampaikannya kepada Kelompok Kerja ULP. Proses pembukaan dokumen penawaran merupakan satu tahapan yang penting dan perlu diketahui oleh seluruh peserta lelang/seleksi karena pada acara tersebut semua peserta lelang/seleksi dapat mengetahui isi dari setiap sampul dokumen penawaran dari seluruh peserta lelang/seleksi.

Pada acara pembukaan dokumen penawaran Kelompok Kerja ULP menunjukkan isi dokumen penawaran kepada semua peserta lelang/seleksi yang hadir serta menuangkan hasil pembukaan dokumen penawaran tersebut kedalam Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran. Berita Acara tersebut diberikan kepada setiap peserta lelang/seleksi. Hal-hal yang harus dicantumkan dalam Berita Acara Pembukaan Penawaran adalah:

a) jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;

(3)

c) harga penawaran masing-masing peserta;

d) kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran (apabila ada); e) keterangan lain yang dianggap perlu;

f) tanggal pembuatan Berita Acara; dan

g) tanda tangan anggota Kelompok Kerja ULP dan wakil peserta yang hadir atau saksi yang ditunjuk oleh Kelompok Kerja ULP bila tidak ada saksi dari peserta.

Tata cara pembukaan penawaran disesuaikan dengan cara penyampaian dokumen penawaran sebagai berikut:

1. Metode penyampaian dokumen satu sampul.

Sampul penawaran berisi dokumen administrasi, dokumen teknis, dan dokumen penawaran biaya. Karena dokumen penawaran biaya digabung dengan dokumen administrasi dan dokumen teknis dalam satu sampul, maka pada metode penyampaian penawaran dengan cara satu sampul nilai penawaran biaya dari para peserta lelang/seleksi sudah dapat diketahui dalam acara pembukaan dokumen penawaran. Selanjutnya Kelompok Kerja ULP dapat melakukan evaluasi untuk menetapkan pemenang lelang/seleksi.

2. Metode penyampaian dokumen penawaran dua sampul.

Penyampaian dokumen dua sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran biaya. Untuk pengadaan barang/jasa dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran biaya, jika penawaran biaya sudah diketahui oleh Kelompok Kerja ULP pada saat melakukan evaluasi teknis dihawatirkan penilaian teknis tersebut kurang objektif karena dipengaruhi oleh harga penawaran. Hal ini disebabkan ada kemungkinan secara psykologis orang yang melakukan evaluasi cendrung untuk meluluskan peserta dengan penawaran biaya yang lebih rendah dan menggugurkan penawaran peserta yang mengajukan penawaran lebih tinggi. Agar penilaian terhadap dokumen teknis dapat dilakukan secara mendalam tanpa dipengaruhi oleh harga penawaran, maka pada saat melakukan penilaian penawaran teknis seharusnya nilai penawaran dari masing-masing peserta lelang/seleksi belum diketahui oleh Kelompok Kerja ULP. Untuk itu penawaran biaya dimasukkan dalam sampul dua. Sedangkan persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul satu. Pembukaan penawaran sampul satu dilakukan lebih dahulu dan sampul dua baru dibuka setelah hasil evaluasi dokumen administrasi dan teknis selesai diumumkan dan masa sanggah atas hasil pengumumam tersebut telah habis, atau sanggahan yang masuk telah dijawab oleh ULP dan tidak ada sanggah banding.

Pada metode penyampaian dokumen dua sampul, sampul satu dan sampul dua ditutup/direkatkan dengan lem dan disegel kemudian dimasukkan dalam satu sampul yang disebut sampul luar. Dalam acara pembukaan penawaran Kelompok Kerja ULP membuka sampul luar kemudian membuka sampul satu yang berisi dokumen penawaran administrasi dan teknis. Sampul dua belum boleh dibuka tetapi hanya ditunjukkan kepada semua peserta lelang/seleksi dan disegel dengan cara meminta peserta lelang/seleksi yang hadir untuk membubuhkan tanda tangan pada sampul dua yang bukan miliknya.

3. Penyampaian dokumen penawaran dua tahap.

Penyampaian dokumen dua tahap digunakan untuk pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Pekerjaan bersifat kompleks;

b. Memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan system, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatan;

(4)

c. Mempunyai beberapa alternative penggunaan system dan desain penerapan teknologi yang berbeda;

d. Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau e. membutuhkan penyetaraan teknis.

Cara pembukaan penawaran dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara penyampaian dokumen penawaran dua tahap sama dengan cara pembukaan penawaran pada proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara penyampaian dokumen penawaran dua sampul. Perbedaannya adalah, setelah peringkat teknis diumumkan pada metode penyampaian dokumen dua sampul peserta tidak dapat merubah penawaran harga karena sampul penawaran harga sudah disampaikan kepada Kelompok Kerja ULP. Sedangkan pada metode penyampaian dokumen dengan cara dua tahap penyampaian dokumen penawaran biaya dilakukan setelah hasil evaluasi administrasi dan teknis diumumkan. Dengan demikian pada metode penyampaian dokumen dengan cara dua tahap, usulan penawaran biaya yang diajukan oleh peserta sudah mempertimbangkan nilai teknis perusahaannya.

C. Metode Evaluasi Dokumen Penawaran Penyedia Jasa Konsultan

Evaluasi adalah proses penilaian terhadap dokumen penawaran dari penyedia barang/jasa. Hal yang dinilai dari dokumen penawaran peserta seleksi penyedia jasa konsultansi adalah kualitas teknis penyedia jasa dan biaya yang diminta. Nilai kualitas teknis ditetapkan dengan memberi nilai terhadap unsur-unsur teknis yang terkandung dalam dokumen penawaran yang meliputi 1) pengalaman perusahaan, 2) metodologi pendekatan, dan 3) kualifikasi tenaga ahli. Nilai biaya ditetapkan berdasarkan besaran biaya yang diajukan oleh peserta seleksi.

Penilaian kualitas teknis dilakukan dengan memberi nilai angka tertentu pada setiap unsur teknis tersebut di atas. Besaran nilai setiap unsur dan kriteria penilaian ditetapkan oleh Kelompok Kerja ULP. Misalnya nilai angka yang diberikan untuk setiap unsur antara 0 (nol) sampai dengan 100 (seratus), kriteria penilaian untuk pengalaman didasarkan pada jumlah pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis, kriteria penilaian metodologi didasarkan pada kesesuaian antara cara kerja yang diusulkan dengan kerangka acuan kerja, kriteria penilaian tenaga ahli didasarkan pada tingkat pendidikan dan pengalaman kerja setiap tenaga ahli. Setiap unsur teknis tersebut masing-masing diberi bobot sebagai berikut:

Pengalaman perusahaan 10% sampai 20%

Metodologi dan Pendekatan 20% sampai 40 % Kualifikasi tenaga ahli 50% sampai 70% Jumlah 100 %

Nilai pengalaman perusahaan didasarkan pada pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang sedang dikompetisikan dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir. Peserta yang memiliki pengalaman terbaik diberikan nilai paling tinggi. Kriteria pengalaman tersebut dapat terdiri dari jumlah pengalaman dan nilai nominal kontrak. Semakin banyak jumlah pengalaman dan semakin tinggi nilai kontrak maka nilai yang diberikan semakin tinggi.

Nilai metodologi didasarkan pada metodologi cara menyelesaikan pekerjaan. Kriteria penilaian adalah kesesuaian antara metode yang diajukan dengan Kerangka Acuan Kerja. Peserta yang mengajukan metodologi yang menggambarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja diberi nilai tinggi jika metode penyelesaian pekerjaan tidak menggambarkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja diberi nilai rendah. Peserta yang menyampai usul perbaikan Kerangka Acuan Kerja dapat diberikan nilai tambah.

(5)

Nilai kualifikasi tenaga ahli didasarkan pada kualifikasi tenaga ahli yang dimiliki oleh peserta. Kriteria penilaian adalah tingkat pendidikan, pengalaman dan keterampilan tenaga ahli bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin baik pengalaman serta semakin tinggi tingkat keterampilan tenaga ahli yang dimiliki semakin tinggi pula nilai yang diberikan.

Penilaian biaya ditetapkan dengan memberikan nilai tertinggi 100 (seratus) pada penawaran terendah dan memberikan nilai terendah kepada penawaran tertinggi. Peserta dengan penawaran terendah diberi nilai 100 (seratus), peserta lainnya diberi nilai sebesar harga penawaran terendah dibagi harga penawaran yang bersangkutan di kali seratus. Contohnya jika A mengajukan penawaran Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah), B mengajukan penawaran Rp110.000.000,- (seratus sepuluh juta rupiah), dan C mengajukan penawaran Rp125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah), maka nilai yang diberikan kepada A, B, dan C adalah:

A = 100

B = (100.000.000/110.000.000) x 100 = 90,90 C = (100.000.000/125.000.000) x 100 = 80,00.

Tujuan akhir dari evaluasi dokumen penawaran adalah untuk menetapkan peserta sebagai pemenang seleksi. Penetapan pemenang seleksi didasarkan pada metode evaluasi penawaran. Adapun metode evaluasi penawaran yang digunakan dalam proses pemilihan penyedia jasa konsultansi adalah:

1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas;

2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya; 3. Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran; 4. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah.

c.1. Metode evaluasi berdasarkan kualitas.

Metode evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang kompleks dan menggunakan teknologi tinggi, kualitas usulan merupakan faktor yang menentukan terhadap outcome secara keseluruhan dan lingkup pekerjaan sulit ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja seperti desain pembuatan pembangkit tenaga listrik, perencanaan terowongan di bawah laut, dan desain pembangunan bandara internasional.

Tahapan proses pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan metode evaluasi berdasarkan kualitas sebagaimana diatur dalam pasal 58 ayat (1) huruf a Perpres nomor 70 tahun 2012 sebagai berikut:

1) pengumuman prakualifikasi;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

4) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; 5) pembuktian kualifikasi;

6) penetapan hasil kualifikasi;

7) pemberitahuan dan pengumumanhasil kualifikasi; 8) sanggahan kualifikasi;

9) undangan;

10) pengambilan Dokumen Pemilihan; 11) pemberian penjelasan;

12) pemasukan Dokumen Penawaran; 13) pembukaan dokumen sampul I; 14) evaluasi dokumen sampul I;

(6)

15) penetapan peringkat teknis;

16) pemberitahuan dan pengumuman peringkat teknis; 17) sanggahan;

18) sanggahan banding (apabila diperlukan); 19) undangan pembukaan dokumen sampul II; 20) pembukaan dan evaluasi dokumen sampul II;

21) undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya; 22) klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya; dan

23) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi.

Penyedia jasa konsultansi yang dibutuhkan adalah konsultan yang sangat berkualitas, karena itu peserta yang akan ditetapkan sebagai pemenang seleksi adalah peserta yang memperoleh peringkat teknis terbaik. Kriteria penetapan pemenang adalah berdasarkan peringkat teknis. Hasil evaluasi yang diumumkan dalam proses pemilihan penyedia dengan metode evaluasi berdasarkan kualitas hanyalah hasil evaluasi dokumen administrasi dan teknis (sampul satu), berupa peringkat teknis seluruh peserta. Sedangkan hasil evaluasi terhadap penawaran biaya termasuk hasil negosiasi serta penetapan pemenang seleksi tidak harus diumumkan. Kelompok Kerja ULP hanya melakukan negosiasi teknis dan biaya terhadap calon penyedia yang akan ditunjuk sebagai pemenang yaitu peserta dengan peringkat teknis terbaik. Jika negosiasi dengan peringkat teknis terbaik tidak mencapai kesepakatan, Kelompok Kerja ULP mengundang peserta dengan peringkat terbaik kedua untuk membuka sampul penawaran biayanya untuk selanjutnya dilakukan negosiasi teknis dan biaya. Jika negosiasi dengan peringkat teknis kedua tidak mencapai kesepakatan, Kelompok Kerja ULP mengundang peserta dengan peringkat terbaik ketiga untuk membuka sampul penawaran biayanya untuk selanjutnya dilakukan negosiasi teknis dan biaya. Jika negosiasi dengan peringkat teknis terbaik ketiga tidak mencapai kesepakatan seleksi dinyatakan gagal oleh Kelompok Kerja ULP. Apabila negosiasi teknis dan harga mencapai kesepakatan maka proses seleksi berhasil, Kelompok Kerja ULP membuat Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS). Dengan demikian pada proses pemilihan penyedia jasa konsultansi menggunakan metode evaluasi berdasarkan kualitas tidak ada pemenang cadangan.

Berhubung kriteria penetapan pemenang dalam sistem evaluasi berdasarkan kualitas sepenuhnya didasarkan pada peringkat teknis tanpa memperhitungkan besaran penawaran biaya, maka penyampaian dokumen penawaran harus menggunakan cara dua sampul. Penggunaan cara penyampaian dokumen dua tahap tidak dibolehkan, karena jika dibolehkan menggunakan penyampaian dokumen dengan cara dua tahap, dapat dipastikan peserta yang telah mendapat nilai teknis terbaik akan mengajukan penawaran biaya yang sangat tinggi.

c.2. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya.

Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja, serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat seperti desain jaringan irigasi primer, desain jalan, studi kelayakan, konsultansi manajemen, dan supervisi bangunan non gedung.

Tahapan proses pemilihan penyedia jasa konsultansi yang menggunakan metode evaluasi kualitas dan biaya diatur dalam pasal 58 ayat (1) huruf b Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 sebagai berikut: 1) pengumuman prakualifikasi;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

(7)

5) pembuktian kualifikasi; 6) penetapan hasil kualifikasi;

7) pembukaan dan pengumuman hasil kualifikasi; 8) sanggahan kualifikasi;

9) undangan

10) pengambilan Dokumen Pemilihan; 11) pemberian penjelasan;

12) pemasukan Dokumen Penawaran; 13) pembukaan dokumen sampul I; 14) evaluasi dokumen sampul I; 15) penetapan peringkat teknis;

16) pemberitahuan dan pengumuman peringkat teknis; 17) undangan pembukaan dokumen sampul II;

18) pembukaan dan evaluasi dokumen sampul II; 19) penetapan pemenang;

20) pemberitahuan dan pengumuman pemenang; 21) sanggahan;

22) sanggahan banding (apabila diperlukan);

23) undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya; 24) klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya; dan

25) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi.

Penyedia jasa konsultansi yang dibutuhkan adalah penyedia yang memiliki kualitas teknis yang tinggi namun dengan penawaran biaya yang terbatas. Karena itu kriteria dalam penetapan pemenang adalah kombinasi dari nilai teknis yang tinggi dan usulan biaya rendah. Batasan pembagian unsur teknis dan unsur biaya ditetapkan sesuai ketentuan yaitu bobot teknis antara 60% sampai 80%, dan bobot biaya antara 20% sampai 40%. Penetapan pemenang didasarkan pada hasil penjumlahan dari nilai teknis dikali bobot teknis dan nilai biaya dikali bobot biaya. Peserta yang mendapat nilai tertinggi akan ditetapkan sebagai pemenang. Formula yang digunakan untuk menentukan pemenang adalah:

NA = (NT x BT) + (NB x BB) dimana :

NA adalah nilai akhir NT adalah nilai teknis

BT adalah bobot teknis (antara 60% sampai 80%) NB adalah nilai biaya

BB adalah bobot biaya (antara 20% sampai 40%) Jumlah bobot teknis dan bobot biaya adalah 100%

Setelah masa sanggah atas penetapan pemenang tersebut berakhir, seluruh sanggahan telah dijawab, dan tidak ada sanggahan banding maka dilanjutkan dengan tahapan berikutnya klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. Ketentuan tentang evaluasi sama dengan pada metode evaluasi berdasarkan kualitas.

Berhubung kriteria penetapan pemenang dalam sistem evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya didasarkan pada peringkat teknis dan biaya dengan bobot teknis minimal 60%, maka penyampaian dokumen penawaran harus menggunakan cara dua sampul. Penggunaan cara penyampaian dokumen dua tahap tidak dibolehkan, karena jika dibolehkan menggunakan penyampaian dokumen dengan cara dua tahap, peserta yang memiliki keunggulan teknis dengan selisih nilai teknis cukup jauh dari peserta lainnya mungkin akan mengajukan penawaran biaya biaya yang cukup tinggi. Sebagai ilustrasi berikut ini disajikan contoh pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan nilai HPS Rp250.000.000,- (dua ratus

(8)

lima puluh juta rupiah) dengan bobot nilai teknis 80% dan bobot nilai biaya 20%. Seluruh peserta dinyatakan lulus evaluasi administrasi dan teknis dengan nilai kualitas teknis:

Nilai kualitas Teknis Nilai Kualitas Teknis dikali bobot Teknis CV. A mendapat nilai 98,00 CV. B mendapat nilai 70,00 CV. C mendapat nilai 69,00 CV. D mendapat nilai 65,00 CV. E mendapat nilai 60,00 78,40 56,00 55,20 52,00 48,00

CV. A memperoleh nilai kualitas teknis tertinggi dan selisih nilai CV. A dengan peringkat teknis terbaik berikutnya (CV. B) sebesar 22,40. Dengan selisih tersebut berarti untuk menjadi pemenang CV.B harus memperoleh nilai penawaran biaya dikali bobot biaya minimal 22,41 di atas nilai yang diperoleh CV. A. Karena bobot penawaran biaya hanya 20% maka untuk mendapat nilai 22,41 berarti CV.B harus mendapat nilai biaya sebelum dikalikan dengan bobot biaya sebesar 112,05 (seratus dua belas koma nol lima). Hal itu tidak mungkin karena nilai penawaran tertinggi yang diberikan kepada penawaran terendah adalah 100 (seratus). Dengan kata lain CV. B tidak mungkin mengalahkan CV. A. Karena itu jika dibolehkan menyampaikan dokumen penawaran dua tahap maka dengan melihat hasil evaluasi teknis tersebut di atas dapat dipastikan CV. A akan mengajukan penawaran maksimum yaitu Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah). Dengan penawaran harga maksimal tersebut CV. A tetap menjadi pemenang walaupun peserta lainnya mengajukan penawaran jauh lebih rendah. Misalnya penawaran harga seluruh peserta adalah sebagai berikut: CV. A Rp250.000.000,- CV. B Rp150.000.000,- CV. C Rp160.000.000,- CV. D Rp170.000.000,- CV. E Rp180.000.000,-

Hasil evaluasi teknis dan biaya (Bobot teknis 80% dan Bobot biaya 20%) Peserta Nilai Teknis Nilai Teknis dikali bobot teknis Nilai Biaya Nilai Biaya dikali bobot biaya Nilai Akhir Keterangan CV. A 98,00 78,40 80,00 16,00 94,40 Pemenang I CV. B 70,00 56,00 100,00 20,00 76,00 Pemenang II CV. C 69,00 55,20 93,75 18,75 73,95 Pemenang III CV. D 65,00 52,00 88,235 17,647 69,647 - CV. E 60,00 48,00 83,333 16,666 64,666 -

c.3. Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran.

Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran digunakan untuk pekerjaan konsultansi yang bersifat sederhana, standar, dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat meliputi waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui jumlah tertentu seperti pekerjaan desain dan supervisi bangunan gedung, survei dan pemetaan skala kecil. Evaluasi berdasarkan pagu anggaran digunakan juga untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sederhana dan dananya terbatas. Pemenang ditetapkan berdasarkan nilai kualitas teknis terbaik yang tidak melebihi batas pagu anggaran yang tersedia. Cara penyampaian dokumen penawaran yang sesuai untuk metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran adalah penyampaian dengan cara satu sampul. Dengan demikian evaluasi terhadap persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan penawaran biaya dapat

(9)

dilakukan sekaligus.

Kelompok Kerja ULP melakukan penilaian terhadap penawaran teknis peserta yang telah memenuhi syarat administrasi. Selanjutnya terhadap peserta yang memperoleh peringkat teknis yang tertinggi dilakukan koreksi aritmatika untuk menentukan nilai penawaran terkoreksi. Peserta yang akan ditetapkan sebagai pemenang adalah peserta dengan nilai penawaran teknis tertinggi yang mengajukan penawaran biaya tidak melebihi batas pagu anggaran.

Tahapan proses pemilihan penyedia jasa konsultansi yang menggunakan metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran diatur dalam pasal 58 ayat (1) huruf c Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 sebagai berikut:

1) pengumuman prakualifikasi;

2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

4) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; 5) pembuktian kualifikasi;

6) penetapan hasil kualifikasi;

7) pemberitahuan dan pengumuman hasil kualifikasi; 8) sanggahan kualifikasi;

9) undangan;

10) pemberian penjelasan;

11) pemasukan Dokumen Penawaran; 12) pembukaan Dokumen Penawaran; 13) evaluasi administrasi, teknis dan biaya; 14) penetapan pemenang;

15) pemberitahuan dan pengumuman pemenang; 16) sanggahan;

17) sanggahan banding (apabila diperlukan); 18) undangan klarifikasi dan negosiasi; 19) klarifikasi dan negosiasi; dan

20) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi. c.4. Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah.

Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah digunakan untuk pekerjaan konsultansi yang bersifat sederhana, standar, dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat meliputi waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya. Contohnya seperti pekerjaan desain dan supervisi bangunan gedung, survei dan pemetaan skala kecil. Pemenang ditetapkan berdasarkan biaya yang ditawarkan dengan menetapkan peserta yang mengajukan penawaran biaya terendah sebagai pemenang. Cara penyampaian dokumen penawaran yang sesuai untuk metode evaluasi berdasarkan biaya terendah adalah penyampaian dengan cara satu sampul. Dengan demikian evaluasi terhadap persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan penawaran biaya dapat dilakukan sekaligus.

Kelompok Kerja ULP melakukan penilaian terhadap penawaran teknis peserta yang telah memenuhi syarat administrasi. Akan tetapi hasil penilaian teknis hanya digunakan untuk menetapkan peserta yang memenuhi syarat teknis dan tidak digunakan untuk menentukan peringkat. Dalam hal Kelompok Kerja ULP menggunakan passing grade, peserta yang tidak mencapai passing grade dinyatakan gugur. Selanjutnya terhadap peserta yang telah memenuhi syarat teknis dilakukan evaluasi biaya dengan melakukan koreksi aritmatika untuk menentukan nilai penawaran terkoreksi. Peserta dengan penawaran terkoreksi terendah ditetapkan sebagai pemenang meskipun nilai kualitas teknisnya paling rendah.

(10)

Tahapan proses pemilihan penyedia jasa konsultansi yang menggunakan metode evaluasi berdasarkan biaya terendah sama dengan tahapan evaluasi berdasarkan pagu anggaran.

D. Larangan Penyampaian Dokumen Penawaran Dua Tahap

Larangan penyampaian dokumen penawaran dengan cara dua tahap dimaksudkan agar peserta tidak dapat memanfatkan hasil evaluasi teknis yang telah diumumkan sebagai pertimbangan untuk mengajukan penawaran biaya tinggi. Dengan adanya larangan tersebut peserta seleksi harus menyampaikan penawaran biaya sebelum hasil evaluasi teknis diumumkan. Dengan demikian biaya yang ditawarkan benar-benar berdasarkan kebutuhan untuk memenangkan persaingan yaitu dengan mempertimbangkan keuntungan yang wajar dalam suatu proses bisnis.

Larangan penyampaian dokumen dengan cara dua tahap diberlakukan pada proses pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan yang menggunakan metode evaluasi berdasarkan kualitas, dan metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya. Kedua metode tersebut menggunakan nilai kualitas teknis sebagai dasar untuk menetapkan pemenang. Karena itu agar peserta seleksi tidak dapat memanfaatkan nilai kualitas teknis yang diperolehnya sebagai dasar untuk mengajukan penawaran biaya yang tinggi, maka setiap peserta seleksi dalam proses pemilihan penyedia jasa konsultansi harus menyampaikan dokumen penawaran biaya sebelum hasil evaluasi teknis diumumkan. Cara penyampaian dokumen dimaksud adalah cara penyampaian dokumen dengan cara dua sampul, bukan dengan cara dua tahap.

E. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Metode penyampaian dokumen dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa konsultansi terdiri dari: metode satu sampul, metode dua sampul, dan metode dua tahap;

2. Metode evaluasi dokume penyedia jasa konsultansi terdiri dari: metode evaluasi berdasarkan kualitas, metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya, metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran, dan metode evaluasi berdasarkan biaya terendah.

3. Pemilihan penyedia jasa konsultansi yang menggunakan metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran dan metode evaluasi berdasarkan biaya terendah harus menggunakan metode penyampaian dokumen satu sampul;

4. Pemilihan penyedia jasa konsultansi yang menggunakan metode evaluasi berdasarkan kualitas dan metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya harus menggunakan metode penyampaian dokumen dua sampul;

5. Dalam hal pemilihan penyedia jasa konsultansi menggunakan metode evaluasi berdasarkan kualitas hasil tidah perlu adanya pemenang cadangan;

6. Dalam proses pemilihan penyedia jasa konsultansi harus dilakukan negosiasi teknis dan biaya. Proses negosiasi teknis dan biaya dilakukan setelah masa sanggah atas penetapan dan pengumuman pemenang;

7. Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi tidak dibolehkan menggunakan metode penyampaian dokumen penawaran dengan cara dua tahap karena cara penyampaian dokumen tersebut dapat menyebabkan peserta mengajukan penawaran dengan harga maksimal.

Daftar Pustaka:

1. Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

(11)

3. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 20121 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

4. Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 20121 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tugas akhir ini merupakan syarat utama yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana teknik dari Universitas Sumatera Utara dengan judul “ ANALISA SIFAT

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan pemasungan terhadap penderita skizofrenia di kota Binjai Provinsi Sumatera Utara adalah pendidikan,

Skripsi: Program Studi Strata 1 Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Lubis,

bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium

PERILAKU IBU TERHADAP PELAKSANAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS SOPOSURUNG KECAMATAN BALIGE1.

Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebanyak 120 orang yang terdiri dari dua kelompok; 60 orang kelompok obesitas dan 60

Indikator keberlanjutanyang digunakan adalah variabel erosi yang terjadi harus lebih kecil atau sama dengan erosi yang dapat ditoleransi (ETol) sebagai dimensi