RENCANA STRATEGIS KEPOLISIAN DAERAH JAWA TIMUR RESOR KOTA MALANG KOTA TAHUN

85  28  Download (4)

Full text

(1)

RENCANA STRATEGIS

KEPOLISIAN DAERAH JAWA TIMUR

RESOR KOTA MALANG KOTA

TAHUN 2020-2024

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR KOTA MALANG KOTA

NOMOR : KEP/ 99 /X/2020 TANGGAL 20 OKTOBER 2020

(2)

LAMPIRAN I :

KERANGKA PENDANAAN POLRESTA MALANG KOTA TAHUN 2020-2024

(3)

LAMPIRAN

SPRIN POKJA SUN RENSTRA POLRESTA MALANG KOTA

TAHUN 2020-2024

(4)
(5)

Keputusan Kapolresta Malang Kota Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN 1

1. Kondisi Umum 1

2. Pencapaian Kinerja Polresta Malang Kota 2015-2019 3

3. Potensi dan Permasalahan 22

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 35

1. Visi . 35

2. Misi. 36

3. Tujuan. 36

4. Sasaran Strategis 37

5. Hubungan Keterkaitan Sasaran Impact, Tujuan, dan Sasaran Strategis 38

6. Pentahapan Kebijakan 39

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA

KELEMBAGAAN 41

1. Arah Kebijakan dan Strategi Polda Jawa Timur 2020-2024 41 2. Arah Kebijakan dan Strategi Polresta Malang Kota 2020-2024 49

3. Kerangka Regulasi 55

4. Kerangka Kelembagaan 58

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 59

1. Target Kinerja Polresta Malang Kota 2020-2024 59

2. Kerangka Pendanaan 61

BAB V PENUTUP 65

1. Kaidah Pelaksana 65

2. Autentifikasi dan Distribusi 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

• Matriks Kerangka Regulasi Polresta Malang Kota Tahun 2020-2024;

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepolisian Republik Indonesia adalah lembaga yang memiliki fungsi menjalankan pemerintahan di bidang keamanan dan ketertiban negara. Tugas utama Polri adalah menciptakan dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak terkecuali bagi Kepolisian Resor Kota Malang Kota. Dalam memenuhi tugas tersebut, Polresta Malang Kota juga mengemban tugas pokok dalam menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Tidak terlepas untuk memberikan jaminan keamanan dan ketertiban kepada masyarakat.

Dalam upaya memenuhi tugas pokok dan menjalankan peran-perannya, Polresta Malang Kota perlu memiliki pedoman agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Dengan begitu, Polresta Malang Kota dapat merumuskan, menyusun, dan menyepakati Rencana Strategis Polresta Malang Kota. Rencana Strategis ini selama lima tahun ke depan akan menjadi pedoman untuk acuan Polresta Malang Kota dalam rangka mencapai visi dan mengimplementasikan misi dengan tujuan dan sasaran strategis, serta arah kebijakan dengan indikator-indikator pengukurnya.

Rencana Strategis Polresta Malang Kota periode 2020-2024 adalah penjabaran yang lebih rinci dari Rencana Strategis Polri 2020-2024 yang didasari dari Grand Strategy Polri 2005-2025, yang pada saat ini sudah memasuki tahap akhir yaitu tahap Strive for

Excellence, di mana sebelumnya Polri mengarah untuk menjadi lembaga yang

profesional, modern, dan terpercaya. Polresta Malang Kota telah melampaui berbagai macam capaian yang sudah ditentukan pada Rencana Strategis periode sebelumnya, namun ada beberapa area yang perlu diperhatikan.

Sebagai kepingan terakhir dari Grand Strategi Polri 2005-2025, Rencana Strategis Polresta Malang Kota periode 2020-2024 menekankan peran Polresta Malang Kota dalam mendukung Polri menyelenggarakan fungsi pemerintahan di bidang keamanan dan ketertiban melalui terwujudnya fungsi intelijen yang efektif. Berdasarkan visi tersebut, maka Rencana Strategis Polresta Malang Kota dirumuskan dan disusun berdasarkan kondisi umum Polresta Malang Kota, yang meliputi berbagai elemen seperti capaian kinerja Polresta Malang Kota dari Rencana Strategis sebelumnya dan isu strategis yang sedang dan akan dihadapi oleh Polresta Malang Kota.

(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Kondisi Umum ... Error! Bookmark not defined.

2. Pencapaian Kinerja Polda Jawa Timur 2015-2019 ... Error! Bookmark not defined.

3. Potensi dan Permasalahan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS ... Error! Bookmark not defined.

1. Visi ... ... Erro r! Bookmark not defined.

2. Misi ... ... Erro r! Bookmark not defined.

3. Tujuan ... ... Erro r! Bookmark not defined.

4. Sasaran Strategis ... ... Erro r! Bookmark not defined.

5. Hubungan Keterkaitan Sasaran Impact, Tujuan, dan Sasaran Strategis .... ... Erro r! Bookmark not defined.

(8)

6. Penahapan Kebijakan ... ... Erro r! Bookmark not defined.

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Arah Kebijakan dan Strategi Polri ... ... Erro r! Bookmark not defined.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Polda Jawa Timur 2020-2024 ... ... Erro r! Bookmark not defined.

3. Kerangka Regulasi ... ... Erro r! Bookmark not defined.

4. Kerangka Kelembagaan ... ... Erro r! Bookmark not defined.

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Target Kinerja Polda Jawa Timur 2020-2024 ... ... Erro r! Bookmark not defined.

2. Kerangka Pendanaan ... ... Erro r! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

(9)

1. Kaidah Pelaksanaan ... ... Erro r! Bookmark not defined.

2. Autentifikasi dan Distribusi ... ... Erro r! Bookmark not defined.

(10)

RESOR KOTA MALANG KOTA

RENCANA STRATEGIS

KEPOLISIAN RESOR KOTA MALANG KOTA

TAHUN 2020-2024

BAB I PENDAHULUAN

1. Kondisi Umum

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan perlunya dilakukan perencanaan pembangunan nasional yang komprehensif. Melalui penyusunan perencanaan yang tertintegrasi antar dokumen, sistematis dan jelas dalam menuangkan gagasan atau rencana, serta terarah tentang akan dibawa kemana suatu organisasi dalam lima tahun ke depan untuk mengikuti perubahan dan perkembangan yang ada. Renstra organisasi memiliki kedudukan yang strategis dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam penyusunannya, Renstra berkedudukan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan turut memperhatikan arah strategis yang terdapat pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) yang terbagi menjadi empat tahap: RPJMN I Tahun 2005-2009; RPJMN II Tahun 2010-2014; RPJMN III Tahun 2015-2019; dan RPJMN IV Tahun 2020-2025.

Sejalan dengan RPJMN, Polri menetapkan 4 (empat) tahapan Renstra yang dibagi menjadi: Renstra Tahap I Tahun 2005-2009 (dengan fokus membangun kepercayaan masyarakat atau trust building), Renstra Tahap II Tahun 2010-2014 (dengan fokus membangun kemitraan atau partnership building) dan Renstra Tahap III Tahun 2015-2019 dan Renstra Tahap IV (dengan fokus menuju pelayanan unggul atau strive for excellence). Memasuki Renstra Tahap IV, Polri diarahkan agar dapat semakin meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan publik yang unggul terkait penyelenggaraan keamanan dan ketertiban.

(11)

Upaya yang dilakukan dengan peningkatan profesionalitas SDM, pemanfaatan teknologi dan pemutakhiran data, pengikutsertaan partisipasi masyarakat dan penegakan HAM yang pelaksanaannya juga didukung oleh salah satunya Kepolisian Resor Kota Malang Kota (Polresta Malang Kota) untuk berfokus pada mempertahankan status sebagai organisasi yang unggul (excellence).

Penyusunan Renstra Polresta Malang Kota 2020-2024 mengacu pada dokumen di atasnya yaitu Renstra Polri 2024 dan Renstra Polda Jatim 2020-2024 untuk menyelaraskan apa yang ingin dicapai Polri melalui perencanaan 5 (lima) tahun ke depan yang ikut melibatkan peran Polresta Malang Kota di dalamnya. Polresta Malang Kota merupakan pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah Jawa Timur yang mengemban tugas memelihara kemananan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyakat. Dalam pelaksanaan tugasnya, Polresta Malang Kota dapat berpedoman pada Renstra Jatim 2020-2024 yang disusun yang berisikan pilihan kebijakan dan strategi yang mampu menjawab tantangan ke depan. Selanjutnya juga menjadi acuan bagi Polsek jajaran di wilayah Polresta Malang Kota dalam menyusun dokumen perencanaan hingga dijabarkan ke dalam Rencana Kegiatan sub satker terkait.

(12)

Sesuai dengan teknis penyusunan Renstra yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024, visi-misi, tujuan, dan sasaran strategis-indikator yang terdapat di Renstra Polri perlu diturunkan ke tingkat kewilayahan. Tentunya adopsi yang dilakukan dengan menyesuaikan tugas dan fungsi Polresta Malang Kota agar dapat mendukung pencapaian Polri dengan tepat. Selain itu, indikator yang digunakan masih sejalan dan beberapa perubahan pada indikator tetap berkaitan atau mengacu pada indikator 2015-2019 untuk menjaga relevansi dan memastikan kesinambungan pekerjaan di Polresta Malang Kota.

Sebelum pembahasan tentang rincian target, dalam BAB I akan disajikan secara singkat dan jelas tentang kondisi umum Polresta Malang Kota yang merupakan pencapaian kinerja Polresta Malang Kota selama kurun waktu 2015-2019. Capaian ini digunakan sebagai gambaran umum untuk peningkatan kinerja dan perencanaan ke depannya. Kondisi umum yang dimaksud terdiri dari potensi dan permasalahan yang menjadi peluang dan penghambat dalam pelaksanaan pekerjaan, yang dikemukakan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Analisa terhadap potensi dan permasalahan bertujuan untuk menyiapkan tindakan antisipasi atau pencegahan oleh Polresta Malang Kota dalam bentuk langkah-langkah kebijakan untuk 5 (lima) tahun mendatang. Tindakan yang diambil sejalan dengan usaha mewujudkan keamananan dan ketertiban nasional serta penegakan hukum di Indonesia yang berfokus pada wilayah kota Malang.

2. Pencapaian Kinerja Polresta Malang Kota

Pelaksanaan Renstra Polresta Malang Kota 2015-2019 telah berjalan cukup baik yang ditandai dengan kondisi Kamtibmas yang terkendali dan memberikan suasana kondusif kehidupan masyarakat serta aktivitas pemerintahan.

(13)

Peran Polresta Malang Kota sebagai bagian dari pemerintahan yang menjalankan fungsi penyelenggaraan keamanan di wilayah kota Malang, perlu untuk bekerja secara maksimal dalam menyelenggarakan fungsi pemerintahan di bidang keamanan tersebut. Dengan mempertimbangkan hal ini, maka ditetapkan sasaran strategis dan indikator kinerja untuk menentukan keberhasilan dari Polresta Malang Kota dalam melakukan tugasnya. Berikut pencapaian kinerja Polresta Malang Kota dijabarkan lebih lanjut:

a. Peningkatan Pelayanan Prima Kepolisian

Lembaga kepolisian menjalankan penyelenggaraan pelayanan publik sebagai salah satu fungsi pemerintah disamping regulasi, proteksi dan distribusi. Fungsi pelayanan publik menjadi focus perhatian dalam peningkatan kinerja instansi pemerintah daerah. Oleh karena itu, ditetapkanlah sasaran strategis terwujudnya peningkatan pelayanan prima Kepolisian untuk meningkatkan pelayanan publik di Polresta Malang Kota. Indikator kinerja yang digunakan adalah 1) persentase penurunan jumlah pengaduan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian, 2) persentase penyelesaian komplain masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian, dan 3) persentase kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian yang telah ditindaklanjuti. Dengan meningkatnya perhatian terhadap pelanggaran/tindak pidana maka dituntut adanya suatu pelayanan yang maksimal untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Pelayanan maksimal dapat dicapai dengan dukungan anggota kepolisian yang mampu merespon setiap permasalahan maupun laporan masyarakat sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Setiap anggota kepolisian di Malang dituntut untuk dapat melakukan pelayanan yang prima baik dalam pelayanan bidang operasional, pembinaan maupun pelayanan publik.

Pelayanan prima kepolisian dihitung menggunakan indikator kinerja antara lain yaitu persentase penurunan jumlah pengaduan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian.

(14)

Data Pengaduan Masyarakat Tahun 2018 - 2019 NO DATA TAHUN 2018 TAHUN 2019 CAPAIAN TURUN NAIK 1. Pengaduan masyarakat

terhadap pelayanan Kepolisian.

12 13 - 8%

Capaian Kinerja Tahun 2019 dibanding Target Jangka Menengah Renstra

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

TARGET RENSTRA 2019 REALISASI TAHUN 2019 CAPAIAN 1. Persentase penurunan jumlah

pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian.

10% 10% 6,3

Jumlah pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 8%, dimana target Polresta Malang Kota dalam menurunkan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian sebesar 10 %. Dari beberapa dumas yang ada hampir sebagian besar dari Satreskrim Polresta Malang Kota terkait dengan pelayanan penyidikan Tindak Pidana Umum.

Pengaduan masyarakat sangatlah penting bagi Polresta Malang Kota,

untuk melihat seberapa besar keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan, karena pengaduan bertujuan memperbaiki kekurangan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan. Pengaduan di Kota Masyarakat terhadap pelayanan Polri, khususnya Polresta Malang Kota paling besar masalah Penyidikan. Prosedur dan standar pengelolaan pengaduan di Polresta Malang Kota masih ada beberapa kendala yang menghambat proses pengaduan tersebut.

(15)

Guna menciptakan suatu tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) salah satunya tercermin pada kualitas pelayanan yang diberikan

dengan tidak adanya dumas sehingga memberi nilai positif dalam menciptakan dukungan terhadap kinerja Polri khususnya Polresta Malang Kota.

Ada beberapa faktor keberhasilan Polresta Malang Kota dalam menurunkan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian yaitu: 1) Penyidik segera menyampaikan SP2HP (surat pemberitahuan

perkembangan hasil penyidikan) baik kepada Pelapor maupun Terlapor; 2) Pelapor / Terlapor puas dalam penanganan perkara yang ditangani oleh

penyidik, karena kecepatan dalam penanganan perkara;

3) Penyidik Polresta Malang Kota mulai berbenah dalam menangani setiap perkara yang ada, disamping itu Penyidik dituntut bekerja extra dalam menangani perkara yang ada.

Adapun prosedur penyelesaian pelayanan pengaduan yang diadukan oleh masyarakat bisa disampaikan secara langsung kepada Penyidik maupun melalui media massa, website milik Polresta Malang Kota dan layanan SMS atau yang lebih dikenal dengan SP2HP On Line serta melalui aplikasi Jogo Malang. Jadi masyarakat tidak perlu datang jauh-jauh untuk mengadu. Pengaduan melalui alamat kantor bisa berbentuk pengaduan lisan atau pengaduan tertulis. Pengaduan tertulis tidak bisa dalam bentuk surat kaleng, tetapi dalam bentuk surat dengan keterangan jelas. Pengaduan lisan bisa disampaikan secara individual, bisa dalam bentuk kelompok, bisa pula disampaikan melalui forum rapat komunitas. Jadi New Public Service memandang publik sebagai (citizen) atau warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban publik yang sama. Tidak hanya sebagai konsumen yang dilihat dari kemampuannya membeli atau membayar produk atau jasa tetapi masyarakat merupakan penerima dan pengguna pelayanan publik yang disediakan Polresta Malang Kota, dari berbagai kewajiban publik. New Public

Service melihat publik sebagai masyarakat yang mempunyai hak dan

kewajiban dalam komunitas yang lebih luas.

(16)

Disamping menurunkan komplain, Polresta Malang Kota juga harus menindaklanjuti komplain masyarakat yang diterima sebagai bentuk apresiasi atas penyampaian informasi dari masyarakat. Pengukurannya menggunakan indikator kinerja persentase penyelesaian komplain masyarakat atas pelayanan Kepolisian yang telah ditindak lanjuti.

Capaian kinerja Tahun 2018 dibanding Tahun 2019

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2018 TAHUN 2019 CAPAIAN

1. Persentase penyelesaian komplain masyarakat terhadap pelayanan Polri

100% 86% Turun 14 %

Capaian Kinerja Tahun 2019 dibanding Target Jangka Menengah Renstra

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET RENSTRA 2019 REALISASI TAHUN 2019 CAPAIAN 1. Persentase penyelesaian komplain masyarakat terhadap pelayanan Polri.

78% 86% 110%

Untuk capaian indikator kinerja pada Persentase penyelesaian komplain masyarakat terhadap pelayanan Polri untuk Tahun 2019 dengan target 78% terealisasi 86% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 110%.

Penyelesaian komplain masyarakat terhadap pelayanan Polri dijadikan sebagai indikator kinerja utama Polresta Malang Kota, disebabkan karena tingginya pengaduan / komplain masyarakat terhadap penyimpangan dan perilaku yang tidak baik dalam melayani masyarakat.

(17)

Ada beberapa kendala yang dialami anggota Polri Polresta Malang Kota dalam penyelesaian komplain / pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri adalah :

1) Belum semua anggota Polri Polresta Malang Kota yang ditugaskan dalam menyelesaikan komplain / pengaduan masyarakat mengikuti pendidikan dan pelatihan (kejuruan);

2) Masih banyak SDM personil bidang Propam bukan sarjana hukum sehingga tidak menguasai ilmu –ilmu hukum dan peraturan perundangan lainnya.

Guna meningkatkan kinerja Polri khususnya Polresta Malang Kota dalam menyelesaikan komplain / pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri maka Polresta Malang Kota menyediakan sentra pelayanan pengaduan masyarakat dan membuat team wasdik dengan harapan dapat membuat citra Polri dimata masyarakat semakin baik.

Merupakan indikator ketiga yaitu diukur melalui persentase kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian. Realisasi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian telah mencapai 100% selama periode 2018-2019 sebagai berikut:

Data Kepuasan Masyarakat berdasarkan Hasil Survey

NO SUB SATKER JUMLAH RESPONDEN

CAPAIAN NILAI

IKM MUTU YAN KINERJA

1. SAT INTELKAM SKCK 200 90.4 A SANGAT BAIK 2. SAT LANTAS SIM 200 91.7 A SANGAT BAIK

3. SAT RESKRIM SP2HP 200 90.3 A SANGAT BAIK

4. SATNARKOBA SP2HP 200 90,4 A SANGAT BAIK

5. SPKT LP 200 90,5 A SANGAT BAIK

6. SATTAHTI BESUK

TAHANAN 200 90.4 A SANGAT BAIK RATA-RATA 90.6 A SANGAT BAIK

(18)

Capaian Kinerja Tahun 2018 dibanding Tahun 2019

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2018 TAHUN 2019 TURUNCAPAIAN NN NAIK 1. Persentase kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian 91.6% 90.6% 1.0%

Pencapaian indikator kinerja pada presentase kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan Kepolisian berdasarkan hasil survey di Polresta Malang Kota pada Tahun 2019, dari target 65%, terealisasi 90.6% dengan demikian tingkat capaian kinerja sebesar 139 %.

Dari hasil penelitian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian berdasarkan hasil survey pada Tahun 2019, yang telah dilaksanakan oleh tim External (Ombusmen dan BPS Kota Malang) terdapat penurunan sebesar 1.0% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut berdasarkan survey yang dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dimana penelitian pengumpulan data atau informasi dan fakta dilapangan secara langsung melalui kuesioner dan wawancara, atas dasar tersebut Polresta Malang Kota akan melakukan survey pengkajian terhadap obyek yang lebih fokus dan detail pada bidang yang berhubungan langsung dengan masyarakat serta menjadi perhatian publik yaitu pada bidang pelayanan SIM, SKCK, SPKT, besuk tahanan dan penyidikan Satreskrim dan Satresnarkoba.

b. Situasi dan Kondisi yang Kondusif terbebas dari gangguan Kamtibmas

Kota Malang merupakah salah satu kota terbesar kedua di Jawa Timur yang menjadi barometer dalam bidang ekonomi, politik dan budaya serta tidak ketinggalan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang termasuk di dalamnya menjadi tugas dan fungsi Polresta Malang Kota. Pada tahun 2019, kegiatan massal berupa gelaran Pileg dan Pilpres di Kota Malang berlangsung aman dan terkendali.

(19)

Hal ini didukung oleh upaya Kapolresta Malang Kota melaksanakan sinergitas bersama KPU dan Bawaslu Kota Malang dan menandatangani Pakta Integritas pemilu damai dalam mensukseskan Pemilu tahun 2019.

Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat merupakan hal yang sulit didapat, karena memerlukan proses terutama adanya komunikasi serta kontak sosial, waktu serta kemauan masing-masing anggota polisi. Masyarakat masih mengharapkan peningkatan peran dan tugas polisi sebagai pengayom, pelindung, dan pelayanan masyarakat serta sebagai penegak hukum yang bersih.

Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) menurut Pasal 1 Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional. Pencapaian tersebut ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina. Selain itu, diarahkan pada pengembangan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Dalam mewujudkan situasi dan kondisi yang bebas dari gangguan kamtibmas sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari bisa dilihat dalam capaian kinerja Polresta Malang Kota melalui indikator kinerja antara lain persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas dan persentase penurunan unjuk rasa yang tidak menimbulkan anarkhis. Berikut penjabaran capaian kinerja persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas sebagai berikut :

(20)

Capaian kinerja Tahun 2018 dibanding Tahun 2019

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN

2018 TAHUN 2019 TURUN NAIK CAPAIAN 1. Persentase penurunan daerah

rawan gangguan Kamtibmas. 9% 12% - 33%

Capaian Kinerja Tahun 2019 dibanding Target Jangka Menengah Renstra

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA (2015-2019)

REALISASI TAHUN

2019 CAPAIAN 1. Persentase penurunan daerah

rawan gangguan Kamtibmas. 9% 12% 5,5%

Berdasarkan data Tabel diatas menunjukkan bahwa penurunan daerah rawan gangguan Kamtibmas tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 33%, dimana target Polresta Malang Kota dalam menurunkan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian sebesar 9 % dengan tingat capaian sebesar 5,5%.

Polresta Malang Kota adalah salah satu daerah yang sedang berkembang, Keamanan dan ketertiban di dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang penting, dikarenakan keamanan dan ketertiban merupakan cerminan keamanan di dalam masyarakat melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam interaksi dengan lingkungannya. Wilayah Kota Malang khususnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) didominasi dengan permasalahan tindak pidana pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan dan pencurian kendaraan bermotor atau yang sering kita sebut Curat, Curas dan Curanmor (C3),

(21)

Atas kinerja berbagai stake holder Polresta Malang Kota dan Polsek Jajaran dengan bekerja sama dengan instansi samping, mampu menekan yang selama ini menjadi daerah rawan Kamtibmas hingga 50%, hal ini tidaklah mudah perlu kerja keras dan dedikasi yang tinggi, karena kondisi seperti ini seharusnya tidak perlu lagi terjadi di masa- masa seperti sekarang ini dimana pendidikan sudah mulai maju, kegiatan ekonomi sudah mulai berkembang, informasi dan teknologi yang sangat cepat kemajuanya, sehingga kegiatan mesyarakat yang seharusnya sudah mencapai tingkat kemajuan di segala bidang sudah mencapai tingkatan yang pesat namun terhambat oleh permasalah-permasalahan yang di timbulkan terutama pada warga yang tidak mau taat akan hukum yang telah berlaku di Negara kita, dan ketika mereka sudah ditangkap oleh Kepolisian atau masyarakat selalu saja menjadikan faktor ekonomi sebagai alasan mereka, sungguh ironisnya karena para pelaku yang tertangkap sebenarnya masih pada usia - usia produktif yang masih mampu untuk bekerja dan mencari jalan untuk mendapatkan uang dengan cara yang benar.

Polresta Malang Kota selalu berusaha menciptakan situasi yang aman dan kondusif, walaupun dengan keterbatasan dalam bidang sarana prasarana serta jumlah personil tidak sesuai dengan luas wilayah yang harus selalu dipantau situasi kamtibmasnya. Upaya menciptakan situasi yang aman dan kondusif di laksanakan dalam beberapa tindakan Kepolisian, yaitu tindakan pencegahan (preventive), pendekatan (preemtive) dan penegakan hukum (repressive) yang sesuai dengan aturan yang ada, serta menciptakan situasi yang bersifat melindungi mengayomi dan melayani masyarakat sesuai dengan tugas pokok Kepolisian yang tertuang pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Pasal 13 tentang Tugas Pokok Kepolisian.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, Polresta Malang Kota mengedepankan fungsi intelijen dan fungsi Binmas, untuk fungsi intelijen melaksanakan kegiatan intelijen dengan melakukan pembinaan jaringan, penggalangan, deteksi kegiatan masyarakat tepat sasaran, tepat waktu dan senantiasa menindaklanjuti setiap informasi yang disampaikan oleh masyarakat.

(22)

Dalam mengantisipasi potensi gangguan senantiasa dilaksanakan kegiatan secara terpadu dengan fungsi lainnya seperti fungsi binmas dalam memberikan penyuluhan (preventif dan preemtif) fungsi Sabhara dalam melaksanakan kegiatan patroli dialogis didaerah rawan kamtibmas serta fungsi reserse dalam pengungkapan kasus dan penegakkan hukum. Polresta Malang Kota terus melakukan deteksi dini tentang tindak pidana konvensional dengan menambah jumlah jaringan intelijen, terus melakukan pembinaan terhadap jaringan yang telah ada, memberikan petunjuk dan arahan kepada Polsek Jajaran untuk terus memonitor setiap perkembangan di wilayah masing-masing dan segera mungkin untuk melaporkan hasilnya.

Disamping upaya - upaya tersebut, Polresta Malang Kota juga melakukan terobosan dan inovasi dalam membangun komunikasi dan interaksi online dengan masyarakat di Kota Malang dengan optimalisasi pelayanan modern berbasis IT dan terintegrasi dengan instansi terkait maupun layanan yang menyentuh langsung ke masyarakat melalui berbagai aplikasi layanan online mengantisipasi setiap gangguan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat antara lain Aplikasi Jogo Malang, Bakso Makota, E_Sim, SKCK Online dan SP2HP Online.

Dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Kota Malang, Polresta Malang Kota juga berusaha untuk memenuhi target indikator kinerja penurunan aksi unjukrasa yang menimbulkan anarkhis, dengan penjabaran sebagai berikut :

Capaian kinerja Tahun 2018 dibanding Tahun 2019

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2018 TAHUN 2019 CAPAIAN TURUN NAIK 1. Persentase penurunan

unjuk rasa yang tidak menimbulkan anarkis.

83 88 - 5,6%

(23)

Capaian Kinerja Tahun 2019 dibanding Target Jangka Menengah Renstra

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA (2015-2019)

TAHUN

2019 CAPAIAN 1. Persentase penurunan

unjuk rasa yang tidak menimbulkan anarkis.

90% 98% 108%

Jumlah penurunan unjuk rasa yang tidak menimbulkan anarkis tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 8%, dimana target Polresta Malang Kota dalam menurunkan unjuk rasa yang tidak menimbulkan anarkis sebesar 90 % telah tercapai. Ada beberapa faktor dimana Polresta Malang Kota belum berhasil menurunkan kegiatan unjuk rasa, hal ini karena Polresta Malang Kota mempunyai keterbatasan personil dan kemampuan serta fasilitas penunjang yang memadai. Kota Malang juga merupakan pusat unjuk rasa dimana terdapat obyek vital diantaranya, Kantor DPRD TK.II, Kantor Walikota, Perguruan Tinggi, dimana obyek vital tersebut menjadi tempat dilakukannya unjuk rasa.

Unjuk rasa atau demonstrasi biasanya dilakukan untuk mendukung atau menolak suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta, menurut Pasal 1 angka 3 pada Undang -undang No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, Disebutkan bahwa pengertian unjuk rasa adalah “kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. Sedangkan Undang -undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menyebutkan kewenangan secara khusus dalam unjuk rasa, tetapi hanya menyebutkan kewenangan polisi secara umum.

Selama Tahun 2019 unjuk rasa di wilayah Hukum Polresta Malang Kota terjadi sebanyak 88 kali unjuk rasa yang berijin, semua dapat dilakukan pengamanan tanpa adanya tindakan anarkis yang sangat menonjol, hal ini tidaklah mudah dimana kegiatan unjuk rasa di lakukan oleh berbagai elemen masyarakat dengan jumlah yang cukup banyak.

(24)

Dalam pelaksanaan pengamanan unjuk rasa, Polresta Malang Kota telah melakukan penanggulangan unjuk rasa dengan cara tindakan mediasi dan preventif, salah satunya adalah membuat tim Polwan Asmaul Husnah yang kemudian melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an kepada massa dengan harapan dapat mendinginkan dan meredam pergerakan masa serta meminimalisir upaya provokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kemudian upaya ini dapat menumbuhkan mental masyarakat di Kota Malang bahwa penyampaian aspirasi haruslah dilakukan sesuai dengan sikap dan perilaku yang sudah diajarkan dalam agama yang dianut sehingga menumbuhkan sikap yang bijaksana dan mengedepankan hukum agar tidak terdapatnya kegiatan anarkis / pengerusakan sehingga upaya respresif pihak Kepolisian tidak dikerahkan namun dalam setiap pelaksanaannya jika terdapat perbuatan apapun yang potensi-potensi kerusuhan dapat ditindak secara tegas sesuai hukum yang berlaku.

Disamping itu Polresta Malang Kota tetap melakukan evaluasi dengan melaksanakan Tactical Floor Game (TFG) atau perencanaan pelaksanaan pengamanan dengan menggunakan media peta 3D wilayah yang menjadi sasaran unjuk rasa dengan melibatkan Satfung terkait, yang selanjutnya diaplikasikan pada sasaran unras, sehingga pelaksanaan pengamanan dapat berjalan kondusif sesuai dengan yang diharapkan. c. Penegakan Hukum

Arti yang terkandung dalam penegakan hukum adalah keseluruhan kegiatan dari para pelaksana penegak hukum kearah tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban dan ketenteraman dan kepastian hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Penegakan hukum yang dikaitkan dengan perlindungan masyarakat terhadap kejahatan tentunya berkaitan dengan masalah penegakan hukum pidana.

Sasaran…..

(25)

Sasaran strategis yang ditetapkan dalam melaksanakan penegakan hukum adalah terwujudnya peningkatan pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana yang transparan, akuntabel, obyektif dan terpenuhinya hak tersangka maupun korban.

Indikator yang digunakan untuk mewujudkan penyelesaian tindak pidana adalah persentase pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana umum, persentase pengungkapan tindak pidana Narkoba, dan persentase pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana korupsi. Alat ukur ini bertujuan untuk menghitung proporsi antara jumlah kasus yang dapat diselesaikan atau ditangani oleh Polresta Malang Kota dengan keseluruhan kasus yang terjadi (crime total).

Berikut data pencapaian target indikator sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Persentase penyelesaian Tindak

Pidana Umum. 55% 55% 100%

2. Persentase penyelesaian Tindak

Pidana Narkoba. 95% 100% 105% 3. Persentase penyelesaian Tindak

Pidana Korupsi. 85% 50% 58,8%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capain kinerja Polresta Malang Kota belum sepenuhnya tercapai 100 % hal ini disebabkan karena ada beberapa kendala antara lain:

1) Dalam penyelesaian tindak pidana umum :

a) Jumlah Penyidik yang tidak seimbang dibanding dengan jumlah kasus yang harus ditangani, apabila jika dibandingkan dengan bobot tingkat kesulitan kegiatan yang harus dilaksanakan;

b) Pemeriksaan saksi ahli membutuhkan waktu yang cukup relatif lama;

(26)

c) Adanya saksi yang berdomisili di luar wilayah hukum Polresta Malang Kota;

d) Adanya saksi yang sudah berulang kali dipanggil namun tidak hadir. 2) Dalam penyelesaian tindak pidana narkoba :

a) Pengurusan Ijin Sita dan Geledah di Pengadilan Negeri Malang sering mengalami keterlambatan;

b) Hasil Labfor sering terlambat / tidak sesuai waktu; c) Banyak berkas kasus Narkoba yang belum P21

3) Penanganan kasus korupsi di Polresta Malang Kota adalah kakunya sistem birokrasi. Sehingga, bilamana penyidik ingin melakukan penyidikan seorang pejabat negara yang diduga melakukan korupsi, Polresta Malang Kota tidak lepas mendapat intervensi.

Dengan adanya berbagai kendala tersebut dalam rangka meningkatkan pelayanan khususnya penyelesaian masalah di Polresta Malang Kota senantiasa meningkatkan kerjasama dan menjalin sinergitas dengan unsur penegak hukum lainnya seperti jaksa penuntut umum dengan maksud agar pemberkasan kasus dapat diselesaikan secara cepat dan tersangka serta barang bukti dapat dilimpahkan ke Pengadilan, untuk meningkatkan kinerja fungsi Reskrim Polresta Malang Kota yang mengalami kesulitan dalam menangani kasus terutama kasus besar yang menjadi sorotan publik dan senantiasa memberikan back up kepada satuan kewilayahan agar kasus dapat diselesaikan secara cepat dan transparan, dalam pemberantasan dan penanggulangan kejahatan narkotika di wilayah Malang Polresta Malang Kota telah melakukan berbagai upaya dengan berkoordinasi dan konfirmasi dengan pihak Pengadilan Negeri Malang dan Labfor Polda Jatim.

Sedangkan dalam penanganan tindak pidana korupsi Polresta Malang Kota berkomitmen memperkuat Unit Tipikor yang ada dan meningkatkan kemampuan penyidik tipikor serta membangun dan memperkuat jaringan informan Polresta Malang Kota sampai ke daerah - daerah.

(27)

d. Terwujudnya Keamanan, Keselamatan, dan Ketertiban Lalu Lintas

Polresta Malang Kota dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas menetapkan Sasaran Strategis terwujudnya keamanan, keselamatan, dan ketertiban lalulintas. Pengukuran atas Sasaran Strategis tersebut menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja, antara lain: 1) Persentase penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan laka lantas, 2) Persentase penurunan laka lantas dan 3) Persentase penurunan angka kematian korban laka lantas. Ketiga indikator kinerja ini dipilih karena memiliki keterhubungan satu sama lain dalam menunjang keamanan, keselamatan, dan ketertiban lalulintas.

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Persentase penurunan jumlah

pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan laka lantas

15% 23% 153%

2 Persentase penurunan laka lantas 9% 19% 211% 3 persentase penurunan angka

kematian korban laka lantas 20% 34% 170% Persentase penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan laka lantas merupakan alat ukur dalam upaya menurunkan pelanggaran di wilayah kota Malang. Semakin besar penurunannya yang semakin mendekati 100% atau sama dengan zero

accident menunjukkan tidak ada sama sekali pelanggaran yang dilakukan dan

semakin besar kesadaran mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Untuk capaian indikator kinerja utama pada persentase penurunan jumlah pelanggaran yang dapat menimbulkan laka lantas cenderung mengalami peningkatan sebesar 153 % , hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu :

(28)

1) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mentaati hukum dan peraturan lalu lintas dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam keselamatan berkendara,

2) Kepemilikan kendaraan yang tinggi yang tidak diiringi dengan perkembangan infrastuktur yang mengakibatkan pengguna jalan raya melanggar rambu lalu lintas serta mengabaikan keselamatan.

Polresta Malang Kota telah melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir penurunan pelanggaran lalu lintas khususnya di Kota Malang antara lain sebagai berikut :

1) Pre-emtif (himbauan), dengan memberikan penyuluhan di seluruh lapisan masyarakat tentang pencegahan dan dampak dari ketidakpatuhan terhadap peraturan lalu lintas.

2) Preventif (pencegahan), dengan pemasangan rambu-rambu lalu lintas di jalan sebagai petunjuk bagi para pengguna jalan demi terciptanya keselamatan, keamanan, ketertiban, kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan serta melakukan patroli secara rutin.

3) Represif (penindakan), yang bertujuan untuk memberikan efek jera terhadap pelaku pelanggaran lau lintas yang menimbulkan kecelakaan berakibat kematian dan upaya pembinaan yang dilakukan dirumah tahanan.

4) Polresta Malang Kota juga menggelorakan semangat untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas dan menjadikan keselamatan berlalu lintas sebagai kebutuhan bagi seluruh pengendara yang dipelopori oleh personil dan keluarga besar Polresta Malang Kota serta bekerja sama dengan instansi terkait guna menyelesaikan permasalahan ini.

Indikator kinerja berikutnya yang digunakan adalah persentase penurunan laka lantas. Penurunan laka lantas cenderung mengalami peningkatan sebesar 17%, di tahun 2019 dengan laka lantas sebanyak 171 kasus dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 213 kasus.

(29)

Untuk mencapai target 9% penurunan laka lantas, Polresta Malang Kota telah melakukan upaya pencegahan kecelakaan lantas dengan memperbanyak jumlah rambu rambu lalu lintas, menyebar luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para pengguna jalan guna meningkatkan kepedulian masyarakat akan bahaya laka lantas, menempatkan anggota didaerah titik rawan kecelakaan, dan melakukan patroli lalu lintas serta mengaktifkan kembali forum lalu lintas di daerah untuk menghasilkan upaya-upaya yang sinergi antara Polantas dengan stakeholder sehingga diharapkan didapatkan konsep pembangunan jalan dan sarana prasarana serta memformulasikan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas ( semangat pelopor keselamatan lalu lintas).

Sedangkan dalam meningkatkan penyelesaian kasus laka lantas Polresta Malang Kota melakukan upaya – upaya sebagai berikut :

1) Meningkatkan SDM penyidik melalui pelatihan/ pendidikan kejuruan; 2) Menjalin koordinasi yang baik dalam penanganan kasus yang melibatkan

instansi samping;

3) Menjalin hubungan yang baik terhadap saksi agar kooperatif dalam proses penyidikan.

e. Terwujudnya aparatur Polresta Malang Kota yang bersih dan bebas dari KKN Dalam rencana strategis Polri 2015-2019 terdapat agenda yang sejalan dengan revolusi mental yaitu terbangunnya Polri yang profesional, bermoral, modern dan unggul. Anggota Polri harus kembali kepada jati diri yang sungguh-sungguh memaknai nilai-nilai Pancasila. Dimulai dari rejuvinasi atau upaya menghilangkan kejenuhan untuk memulihkan kebugaran mental aparatur kepolisian sehingga ikut mendorong terciptanya Revolusi Mental oleh segenap anggota Polri. Kekuatan moral itu adalah kemauan bisa "merasa" dalam perspektif luas. Merasa sebagai bhayangkara yang terpanggil untuk melindungi segenap bangsa dan negara.

(30)

Pada praktiknya, Polresta Malang Kota telah mengambil langkah-langkah strategis yang diperuntukkan untuk membangun postur Polri di lingkungan Polresta Malang Kota yang diharapkan akan bermuara pada personel Polri.

Sasaran strategis yang ditetapkan dalam mendukung pembangunan postur Polri adalah Terwujudnya aparatur Polresta Malang Kota yang bersih dan bebas dari KKN. Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur adalah Prosentase penurunan pelanggaran disiplin dan etika profesi yang dilakukan oleh personel Polri dan PNS.

Persentase capaian kinerja pada pelanggaran disiplin dan etika profesi yang dilakukan oleh Personil Polri dan PNS mengalami kenaikan sebanyak 62%, dimana pada Tahun 2018 telah terjadi pelanggaran sebanyak 8 kasus sedangkan Tahun 2019 sebanyak 13 kasus.

Dengan adanya kenaikan pelanggaran baik yang dilakukan oleh anggota Polri maupun PNS Polresta Malang Kota, hal ini menunjukkan kondisi melemahnya disiplin dan profesionalisme anggota Polresta Malang Kota yang terjadi pada saat ini. Dengan sering diberitakannya di berbagai media massa mengenai tindakan indisipliner yang dilakukan oleh anggota Polri, misalnya banyaknya kasus penyalahgunaan senjata api oleh anggota Polri, adanya anggota Polri yang terlibat dalam tindak pidana, tindakan sewenang-wenang anggota Polri, dan masih banyak kasus lain yang menggambarkan kurang disiplinnya anggota Polri, hal ini menjadi atensi khusus Kapolresta Malang Kota dalam melakukan upaya pembinaan terhadap anggota Polri maupun PNS, dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Prosentase penurunan pelanggaran

disiplin dan etika profesi yang dilakukan oleh Personil Polri dan PNS.

12% 1,1% 9%

(31)

Dalam rangka mewujudkan tegaknya hukum disiplin anggota Polri, Polresta Malang Kota telah melakukan perubahan culture site dan mindsite perilaku yang mencerminkan Polisi Sipil, demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum dan menjunjung tinggi HAM. Polisi dituntut untuk memenuhi harapan masyarakat, mengaplikasikan arah dan tujuan demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat secara proporsional serta membangun, kemitraan antara polisi dengan masyarakat sehingga fungsi Kepolisian dapat mencerminkan semangat aparatur negara yang baik, tertib dan berdisiplin yang dilandasi dari nilai-nilai reformasi Polri mulai dari keunggulan, integritas, akuntabilitas, transparansi dan berkelanjutan.

Guna menegakkan aturan yang ada serta memberikan efek jera terhadap anggota Polri dan PNS yang melakukan pelanggaran, Sipropam selaku pengemban fungsi Gakkum telah menjatuhkan hukuman, berupa teguran tertulis, penundaan mengikuti pendidikan paling lama 1 (satu) tahun, penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun mutasi yang bersifat demosi dan pembebasan jabatan serta penempatan dalam tempat khusus paling lama 21 (dua puluh satu) hari.

3. Potensi dan Permasalahan

Identifikasi potensi dan permasalahan merupakan langkah penting yang dilakukan untuk memahami keadaan dan kondisi di lingkungan Polresta Malang Kota. Lingkungan terus mengalami perubahan yang dinamis sehingga Polresta Malang Kota diharapkan dapat memenuhi tantangan yang ada baik dari internal maupun eksternal. Oleh karenanya, pemetaan potensi dan permasalahan untuk dapat merumuskan strategi Polresta Malang Kota selama 5 (lima) tahun ke depan akan menjadi dasar dalam pengembangan yang tepat dan perolehan hasil yang maksimal. Pengembangan yang dilakukan dengan sebaik-baiknya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah kota Malang. Potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Polresta Malang Kota pada periode 2020-2024 dibagi menjadi beberapa antara lain:

(32)

a. Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Potensi:

1) Koordinasi yang baik dari semua pilar untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam menghadapi pilihan politik/preferensi politik yang beragam.

2) Kerjasama dengan berbagai elemen, kelompok, dan organisasi masyarakat seperti ponpes, keaktifan siskamling dan peningkatan peran kepala desa.

3) Kecepatan dalam merespon kejadian termasuk kehadiran di TKP sesuai dengan

4) Peran aktif personil bhabinkamtibmas dan babinsa dalam bersosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga kamtibmas.

5) Dukungan terhadap sarana dan prasarana berupa penyediaan kendaraan dan pembangunan akses jalan untuk menunjang tugas polisi dalam menciptakan keamanan dan ketertiban.

6) Sinergi Bhabibkamtibmas, Babinsa, dan masyarakat dalam menjaga dan mewujudkan kamtibmas.

7) Peningkatan pengawasan khususnya di daerah-daerah perbatasan guna mereduksi gangguan nyata.

8) Sinergitas polri dan kelompok / komunitas masyarakat di Malang dalam meningkatkan kamtibmas di wilayah kota Malang. Melalui hubungan baik antara kelompok/komunitas masyarakat di Malang dapat menciptakan kondisi kondusif dan mengantisipasi gangguan.

9) Mengintensifkan pengamanan kegiatan masyarakat di wilayah Malang melalui peningkatan patroli dalam mengantisipasi tindak kejahatan.

(33)

Permasalahan:

1) Pertumbuhan penduduk dunia yang telah mencapai 7.2 miliar jiwa. Penduduk Indonesia yang sangat heterogen terdiri dari berbagai macam Suku, Agama, dan Ras (SARA) tidak terkecuali penduduk di kota Malang. Komposisi penduduk di kota Malang yang multikultur dan multi agama menyimpan kerawanan konflik antar kelompok tersebut jika hubungan antar kelompok tersebut tidak dikelola dengan baik.

2) Tantangan industralisasi juga menjadi sesuatu yang harus sangat dipikirkan mengingat lahan yang tersisa semakin tipis.

3) Paham ekstrimism yang cenderung intoleran terhadap kepercayaan orang lain dan sangat mendorong orang untuk ikut percaya terhadap apa yang dianut dapat bereskalasi menjadi Violent Ekstremism sehingga menjadi masalah ketika tidak didampingi kesigapan dalam mengatasi permasalahan yang muncul.

4) Masih terdapat individu/kelompok yang memiliki ideologinya sendiri namun tidak merujuk pada dasar Negara yaitu Pancasila.

5) Adanya individu/kelompok yang intoleran dalam menyikapi keanekaragaman budaya, adat istiadat, suku dan agama dapat memicu terjadinya konflik sosial dan bukan tidak mungkin dapat menjadi masalah Negara.

6) Perkembangan otonomi daerah, pemekaran wilayah, makin kritisnya masyarakat terhadap aktivitas sistem politik dan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah, berakibat kepada status keamanan di suatu wilayah.

7) Struktur perekonomian secara spasial masih menghadapi ketimpangan ekonomi antar wilayah.

8) Perkembangan kondisi politik yang cukup pesat juga berdampak pada ketahanan sosial kaitannya dengan potensi konflik yang ditimbulkannya.

(34)

9) Pandemik merupakan epidemi yang terjadi pada skala yang melintasi batas internasional, biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang. Pandemik Covid 19 ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global, berbagai penundaan atau pembatalan acara olahraga dan budaya,hingga karantina/lockdown kota di dunia.

10) Masih adanya beberapa bhabinkamtibmas yang tidak memiliki peralatan yang lengkap.

b. Penegakan Hukum Potensi:

1) Kejadian laka lantas yang menonjol sekarang sudah beralih dari jalan raya arteri lintas wilayah beralih ke jalan Tol.

2) Pelaksanaan penengakan hukum khususnya pada kejahatan yang mendapat perhatian luas dari publik, salah satunya kasus narkoba.

3) Penyelesaian perkara yang memperhatikan transparasi dan HAM sehingga tidak terjadi diskriminatif.

4) Adanya upaya menghadirkan kehidupan yang demokratis, tegaknya supremasi hukum, dan perlindungan HAM dalam segala tugas dan implementasi kerja Polisi.

Permasalahan:

1) Masih berlangsungnya 4 (empat) jenis kejahatan, yaitu kejahatan konvensional, transnasional, terhadap kekayaan negara dan berimplikasi kontinjensi, memerlukan kemampuan Polresta Malang Kota untuk mengungkap dan menanggulangi.

2) Pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi turut mendukung munculnya jenis-jenis kejahatan baru yang tidak diprediksi sebelumnya seperti penyebaran pornografi, pencemaran nama baik, penipuan dengan beraneka ragam modus operandi, atau perdagangan perempuan, baik melalui pesan singkat (short message service/SMS) maupun melalui jaringan internet.

(35)

3) Masih terjadinya gesekan/konflik antara Polresta Malang Kota dengan penegak hukum lainnya dikarenakan adanya ego sektoral yang dapat berakibat menurunnya kredibilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

4) Pengguna aktif sosial media rentan menjadi korban atas kejahatan siber yakni kejahatan berdimensi baru (New Dimention Crime) dan telah turut mewarnai aksi-aksi kejahatan di Indonesia.

5) Kerawanan Penyalahgunaan Senpi dan Handak secara ilegal dan tidak menutup kemungkinan penyelundupan yang berasal dari luar negeri. 6) Keterbatasan dana operasional kendaraan patroli dan minimnya

kesejahteraan anggota.

c. Profesionalitas SDM Polresta Malang Kota Potensi:

a. Meningkatkan kualitas SDM di bidang IT dalam menangkap kejahatan di era masa kini.

b. Pengembangan kompetensi yang dimiliki personel-personel Polresta Malang Kota dalam melakukan tugasnya secara terus menerus.

c. Penegakan kedisiplinan dan kode etik profesi kepolisian melalui nilai-nilai adat-istiadat.

d. Menjaga kondisi prima polisi untuk mengawal dan menjaga kondusifitas. Permasalahan:

1) Fungsi komando yang kuat dimana pengaruh pimpinan dirasakan sangat besar sehingga SDM tidak dapat merespon langsung ketika ada kejadian yang membutuhkan tindakan langsung.

2) Keterbatasan sarana dan biaya operasional kerja sehari-hari.

3) Kurangnya pendidikan dan pelatihan bagi personel Polresta Malang Kota. 4) Keterbatasan…..

(36)

4) Keterbatasan personel polisi dimana besaran ideal tentang rasio penduduk terhadap personel polisi tidak merata di seluruh wilayah kota Malang.

d. Modernisasi Teknologi Potensi:

1) Inovasi berbasis TIK atau information communication technology dalam pelayanan publik di Polresta Malang Kota.

2) Pemanfaatan atas perkembangan teknologi seperti pemasangan cctv di sejumlah ruas jalan.

3) Menguatkan sistem IT dalam menyikapi perkembangan kejahatan dengan kecanggihan teknologi dalam melancarkan aksinya.

4) Pengelolaan arsip untuk memudahkan menemukan informasi yang telah disimpan dalam bentuk Arsip Data Komputer (ADK).

5) Penguatan opini positif dan penguatan intelegensia media melalui roadshow dalam menghadapi perkembangan teknologi dan informasi. 6) Peran aktif anggota humas Polri dan netizen serta personel Cybertroops

untuk berperan aktif dalam rangka pembentukan opini positif guna meng-counter semua informasi yang tidak benar di dunia maya.

7) Tersedianya Polsek Online untuk akses data dari tingkat Polsek sampai dengan tingkat Polda sehingga informasi tetap update. Dimana pada pelaksanaannya, menggunakan dua akses, yaitu internet (jaringan terbuka) dan intranet (jaringan tertutup) menggunakan jaringan VPN IP (Virtual Private Network) yang hanya bisa diakses di internal Polri.

8) Pemantauan kejahatan dunia maya (Cyber Crime) dengan Polsek Online. Permasalahan:

1) Pemanfaatan teknologi yang belum sepenuhnya optimal di Polresta Malang Kota masih dapat lebih digali dan dimanfaatkan lebih dalam.

(37)

2) Belum terpenuhinya kebutuhan peralatan kebutuhan peralatan teknologi informasi.

3) Masih kurangnya sinergi antara masyarakat dan Polri dalam memerangi dan membentengi Kota Malang dari ancaman berita hoaks.

e. Birokrasi dan Pelayanan Publik Potensi:

1) Komitmen pimpinan yang tinggi untuk melakukan reformasi birokrasi. 2) Laporan kinerja instansi pemerintah yang dapat diukur dan terarah dalam

kinerja yang dilakukannya.

3) Pelayanan publik yang semakin membaik dalam pelayanan SIM, STNK dan BPKB disertai keterbukaan dalam hal prosedur, biaya dan waktu. 4) Meningkatkan kualitas layanannya melalui mekanisme yang sistematis

dan terstandarisasi.

5) Akuntabilitas sangat terkait dengan transparansi dimana membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif Polresta Malang Kota semakin meningkat.

Permasalahan:

a. Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja Polretabes Malang sangat tinggi.

b. Birokrasi yang masih dirasa terlalu rumit dan menghambat proses pelayanan itu sendiri.

c. Beberapa informasi pelayanan publik belum secara jelas disampaikan kepada pengguna layanan.

d. Sistem, prosedur, target kinerja dan perangkat lunak lainnya seperti etika dan pedoman kerja perlu ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik. e. Beberapa data anggaran Satker yang masih sulit diakses oleh

masyarakat yang memerlukan.

(38)

4. Analisis SWOT

Untuk mengantisipasi sejumlah potensi permasalahan yang dapat mempengaruhi kinerjanya pada periode kerja 2020-2024, Polresta Malang Kota melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sebagai berikut:

a. Kekuatan

1) Meningkatnya anggaran dari tahun ke tahun dan telah dapat memenuhi kebutuhan operasional Polresta Malang Kota terutama dalam kegiatan operasional dan pemenuhan alat-alat khusus dalam menunjang kegiatan/operasional Polresta Malang Kota.

2) Alokasi anggaran yang tepat dalam pemenuhan teknologi Kepolisian dan sistem informasi dan memprioritaskan subsatker dan polsek jajaran yang belum memiliki peralatan tersebut disertai kemampuan mengelola kegiatan dan anggaran untuk program yang telah diprioritaskan dan pencapaian kinerja yang berkualitas.

3) Meningkatnya kemampuan fungsi operasional dan mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, khususnya penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara (korupsi, illegal logging, illegal mining), kejahatan yang berimplikasi kontinjensi (kerusuhan massa), kejahatan

transnational crime (terorisme narkoba) dan kejahatan konvensional (jiwa,

harta benda, dan kehormatan) sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap Polresta Malang Kota.

4) Terpenuhinya jabatan dan unit-unit baru berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polres dan Polsek akan semakin meningkatkan pelayanan Polresta Malang Kota kepada masyarakat.

5) Dukungan sarana dan prasarana yang terpenuhi tentang kebutuhan penambahan fasilitas Polsek serta terdukungnya pembangunan fasilitas guna kelancaran pelayanan Polresta Malang Kota ke masyarakat.

(39)

6) Tunjangan kinerja/remunerasi kepada personel Polri Polresta Malang Kota sebagai dorongan, semangat untuk terus melakukan pembenahan, perbaikan dan peningkatan kinerja.

b. Kelemahan

1) Rasio perbandingan antara personel Polresta Malang Kota dan penduduk (1 : 1.157) masih belum ideal, bila dilihat secara riil dari sejumlah 789 anggota Polri tidak seluruhnya melaksanakan tugas operasional kepolisian (sebagian melaksanakan tugas staf atau fungsi pendukung) dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini 913.508 jiwa.

2) Reformasi di bidang kultural belum menunjukan kemajuan yang optimal terlihat dari masih ada anggota Polri yang menerapkan paradigma lama dalam melaksanakan tugasnya, sehingga menimbulkan keluhan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan Polri yang masih diskriminatif, arogan dan masih dipungut biaya di luar ketentuan bila berurusan dengan Polri. 3) Anggaran Polri belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan

anggaran prioritas Polri apalagi untuk pemenuhan anggaran ideal Polri sehingga alokasi anggaran lebih diprioritaskan untuk belanja pegawai serta mendukung belanja barang guna kegiatan operasional Kepolisian, sedangkan untuk pemenuhan belanja modal masih kurang sehingga belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan pengadaan fasilitas dan materil yang dibutuhkan dalam pelayanan prima.

4) Minimnya jumlah dan kemampuan anggota di bidang IT, serta rendahnya kemauan anggota untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang IT dan masih terbatasnya penyidik Polresta Malang Kota yang berlatar belakang pendidikan S1/setara yang berkualitas dan memiliki kompetensi/kemampuan dalam menghadapi kejahatan Trans Nasional,

Cyber Crime, Money Loundring, Women’s Trafficking, Illegal Fishing, Terorism, Arm Smuggling, Drugs;

5) Masih terdapat pelanggaran yang dilakukan anggota Polri atau tindakan kontra produktif terhadap upaya membangun citra Polri.

(40)

6) Masih adanya penugasan personil yang tidak sesuai dengan kemampuan dan skill yang dimiliki sehingga dalam memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan serta penegakan hukum belum memenuhi harapan masyarakat.

c. Peluang

1) Pengelolaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan nasional antara lain kondisi geografis, demografis dan sumber daya alam menjadi peluang dalam menunjang kepentingan nasional.

2) Iklim demokrasi dan reformasi memberi dampak kepada tumbuhnya ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi dan dinamis terhadap tata kelola pemerintahan yang semakin baik. Program pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBK) menyediakan peluang bagi Polresta Malang Kota untuk melanjutkan reformasi birokrasi baik dalam aspek struktural, instrumental, maupun kultural.

3) Reformasi kultural yang telah menunjukkan kemajuan di Polresta Malang Kota dalam menghapus paradigma lama dalam melayani masyarakat. Sehingga, optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima dapat terus dilakukan melalui penggelaran personel dan peralatan Polri berbasis teknologi.

4) Membenahi manajemen SDM guna peningkatan kapasitas dan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kerja masing-masing.

5) Peran Bidang Kehumasan dalam memberikan penerangan tentang agenda pembangunan kepada masyarakat melalui implementasi keterbukaan informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat.

6) Proses rekruitmen maupun pergeseran personel hasil Dikbang atau mutasi yang berkualitas sehingga tercipta postur Polri yang diharapkan guna memberikan sebaran pelayanan prima kepada masyarakat.

(41)

7) Pemanfaatan teknologi berbasis e-manajemen dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus tindak pidana. Sehingga data bisa dilaporkan secara terpadu dan pimpinan bisa mengetahui hambatan yang dihadapi oleh masing masing penyidik.

8) Cakupan layanan pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang berpeluang untuk ditingkatkan.

9) Hasil penilaian yang baik dari Mabes Polri dan Polda Jatim kepada Polresta Malang Kota adalah terwujudnya situasi aman dan sukses dalam setiap penggelaran pengamanan kegiatan/event-event baik yang berskala nasional maupun lokal di Kota Malang serta pengungkapan kasus Kriminalitas dan Narkoba.

10) Laporan hasil penilaian atas kinerja maupun pertanggungjawaban penggunaan anggaran Polresta Malang Kota dan jajaran memperoleh tanpa adanya penyimpangan.

11) Dukungan positif dari pemerintah daerah di Kota Malang berupa bantuan anggaran pengamanan Pilwali Kota Malang dan dukungan setiap adanya pelaksanaan kegiatan.

12) Program terobosan kreatif (creative breakthrough) Polresta Malang Kota dan jajaran yang diterima dengan baik dan mendapat penilaian positif dari masyarakat:berupa Aplikasi Jogo Malang, Bakso Makota, SKCK Online, E-Tilang, E_SIM, Samsat Online dll. Polresta Malang Kota dan jajaran tidak henti-hentinya melakukan inovasi baru guna memberikan pelayanan prima yang exelent pelayanan terpadu Car Free Day.

13) Hubungan yang telah terjalin dengan baik melalui wadah FORKOPIMDA (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayah Kota Malang.

14) Dukungan dan kepedulian seluruh lapisan masyarat Kota Malang sampai ditingkat Desa bersama sama dengan Polri dan TNI menjaga keamanan dan ketentraman.

(42)

15) Sistem desentralisasi/otonomi daerah sebagai upaya mendekatkan pelayanan publik Polri kepada masyarakat, sejalan dan saling menunjang dengan organisasi Polri yang ada pada semua tingkatan Pemerintahan. 16) Tugas operasional Polri dalam menciptakan keamanan dalam negeri

melalui strategi perpolisian masyarakat semakin meningkat, hal ini menjadi peluang bagi Polresta Malang Kota dalam membangun kepercayaan masyarakat (Trust Building) terhadap Polri;

d. Ancaman

1) Pilkada 2020 memiliki tingkat kerawanan yang lebih tinggi dari Pilpres. Beberapa kemungkinan terjadinya disharmoni, politisasi SARA dan politik identitas. Mapping dan antisipasi koordinasi dilakukan untuk membangun silaturahmi walaupun dinamika-dinamika yang ada berjalan aman damai dan demokrasi dapat berjalan dengan baik.

2) Kecenderungan meningkatnya empat jenis kejahatan (konvensional, transnasional, terhadap kekayaan negara dan berimplikasi kontinjensi) menjadikan wilayah Kota Malang akan tetap menjadi sasaran aksi kelompok/gerakan penyebaran paham radikalisme dan intoleransi yang semakin menganggu stabilitas dan keamanan, baik secara kualitas maupun kuantitas membawa konsekuensi bagi Tupoksi Polri di Kota Malang.

3) Masuknya pengaruh budaya asing dalam kehidupan masyarakat mengakibatkan opini yang dibangun di media sosial untuk melemahkan pemerintah melalui issu politik, sosial, tenaga kerja asing dan penegakkan hukum digunakan untuk menyebarkan hoax dan kebencian yang menganggu stabilitas dan keamanan nasional sesuai dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat;

4) Konflik yang dapat muncul selama masa darurat yang terjadi karena wabah Coronavirus Disease (Covid-19) antara lain upaya pemblokiran akses jalan sehingga menimbulkan kericuhan, seperti penjarahan, penodongan, pemalakan atau kriminalitas sejenisnya, yang berpotensi menghambat akses kendaraan logistik pangan dan medis.

(43)

5) Adanya dimensi baru dalam penyebaran kejahatan-kejahatan akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang membawa dampak negatif seperti kejahatan siber. Dalam era virtual saat ini baik kejahatan terhadap sistem informasi (computer crime) maupun kejahatan lama yang akan lebih mudah dilakukan dengan teknologi informasi (computer related crime). Hal tersebut dapat berkontribusi negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat, bahkan keamanan negara.

6) Meningkatnya kasus-kasus yang merugikan Negara, masyarakat/ individu diantaranya kasus korupsi, kasus narkoba dan money laundring, dikarenakan ringannya putusan hukuman terhadap terdakwa serta masih adanya putusan bebas murni.

7) Tingkat kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum yang masih rendah sehingga pelanggaran hukum dianggap hal biasa dan cenderung dalam menangani masalah keamanan bertindak main hakim sendiri. 8) Sistem hukum dan peradilan yang tumpang tindih, sebagai upaya dalam

pembaharuan hukum dan perundang-undangan mengakibatkan kerancuan dalam operasionalisasi penegakan hukum di lapangan, terutama menyangkut masalah kewenangan institusi yang berkompeten untuk menangani suatu permasalahan.

9) Potensi gangguan keamanan masih sangat luas dari konflik-konflik yang timbul akibat dari kesenjangan sosial ekonomi masyarakat, keanekaragaman suku, budaya dan agama, euforia, kebebasan menyampaikan pendapat, konflik kepentingan partai politik, jaringan perdagangan Napza (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif); aliansi yang makin luas pada white colour crime, kejahatan terorganisir, dan penguasa informal yang menjadikan penegakan hukum makin kompleks.

10) Kebijakan-kebijakan pemerintah setempat, yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, yang melahirkan aksi unjuk rasa yang berpotensi ditunggangi oleh kepentingan politik dari suatu golongan.

(44)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Guna menjawab berbagai tantangan dengan memperhatikan lingkungan strategis dan analisis SWOT sebagaimana dipaparkan dalam Bab I, Polri telah menetapkan visi, misi dan tujuan organisasinya sebagai organisasi yang mandiri, berwawasan global, berorientasi nasional dan bertindak lokal, serta penuh dengan koordinasi dan sinergi dalam melaksanakan pencegahan kejahatan dan penegakan hukum kepada masyarakat.

Dengan visi, misi dan tujuan tersebut, maka Polri dapat bekerja secara lebih terarah dan efektif. Anggota Polri akan semakin terdorong untuk bekerja secara cerdas, berbudaya, dan diimbangi dengan akhlak dan moral yang tinggi serta mampu meningkatkan kreativitas dalam menghadapi tantangan tugas di masyarakat ke depan.

1. Visi

a. Visi Polda Jatim :

“Terwujudnya keamanan dan Ketertiban di Seluruh Daerah Hukum

Polda Jawa Timur.”

Makna Visi Polda Jawa Timur:

Propinsi Jawa Timur menjadi wilayah yang aman dan tertib atas peran dan fungsi Polda Jawa Timur.

b. Visi Polresta Malang Kota :

“Terwujudnya keamanan dan Ketertiban di wilayah hukum Polresta

Malang Kota.”

Makna Visi Polresta Malang Kota :

Kota Malang menjadi wilayah yang aman dan tertib atas peran dan fungsi Polresta Malang Kota.

(45)

2. Misi

a. Misi Polda Jatim :

“Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat di Lingkungan Polda Jawa Timur.”

Makna:

Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dalam memberikan perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga serta mendorong kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; serta menegakkan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya dan menjamin tercapainya lingkungan hidup berkelanjutan.

b. Misi Polresta Malang Kota :

“Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat di Lingkungan Polresta Malang Kota.”

Makna:

Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dalam memberikan perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga serta mendorong kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; serta menegakkan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya dan menjamin tercapainya lingkungan hidup berkelanjutan.

3. Tujuan

a. Tujuan Polda Jatim :

1) Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah hukum Polda Jawa Timur.

2) Menetapkan regulasi dalam penegakan hukum secara berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur.

3) Mewujudkan SDM Polda Jawa Timur yang profesional. 4) Modernisasi pelayanan Polda Jawa Timur.

Figure

Updating...

References

Related subjects :

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in