• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur kegiatan PMA melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur kegiatan PMA melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penanaman modal asing sebagai sebuah kegiatan dan kerjasama ekonomi yang melibatkan entitas-entitas ekonomi (perusahaan) yang melintasi batas-batas teritorial negara bukanlah suatu kegiatan ekonomi biasa. Penanaman modal asing (PMA) selain melibatkan aktor transnasional, juga memiliki mekanisme kompleks yang melibatkan aktor politik dalam bentuk pemerintahan suatu negara.1 PMA bukan suatu hal baru yang terjadi di Indonesia. Praktik penanaman modal asing (PMA) telah ada sejak era pemerintahan Presiden Soeharto, dibuktikan dengan adanya undang-undang yang mengatur kegiatan PMA melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967

tentang Penanaman Modal Asing.

Lantas 40 tahun kemudian undang-undang tersebut diperbaharui pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Undang-undang yang mengatur tentang PMA kemudian berubah menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2007 Pasal 1 tentang Penanaman Modal. Undang-undang tersebut

masih berlaku dan menjadi dasar hukum tentang PMA hingga saat ini. Dalam undang-undang tersebut juga menjelaskan mengenai definisi PMA yaitu:

1

(2)

2

“kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.”2

Dalam perkembangannya, PMA telah diakui sebagai instrumen ekonomi yang sangat baik dan memainkan peranan yang penting terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Hal itu berlaku karena PMA sebagai aliran modal bersifat relatif lebih aman, lebih sustainable dan tidak rentan terhadap potensi gejolak ekonomi global.3 Selain itu, menurut

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) PMA

juga telah menjadi bagian penting dari kebijakan dan strategi pembangunan industri oleh berbagai negara di seluruh dunia terutama bagi negara berkembang.4 Dalam publikasinya, UNCTAD juga menerangkan bahwa kebijakan dan strategi pembangunan industri yang berorientasi terhadap penarikan PMA akan lebih berhasil daripada intervensi dalam perdagangan maupun kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh pemerintah.5

2

Undang-undang, “Penanaman Modal,” 2007, 2. Otoritas Jasa Keungan,

https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-undang/Documents/12.%20UU%20No%2025%20Tahun%202007%20Ttg%20PM.pdf (8 September 2019).

3

Yati Kurniati, Andry Prasmuko, and Yanfitri, “Determinan FDI (Faktor-Faktor Yang Menentukan Investasi Asing Langsung),” Bank of Indonesia Working Paper 6 (2007): 1–60. Working Paper No. 06, Agustus 2007, Bank Indonesia, Hal. 1. https://www.bi.go.id/id/publikasi/lain/kertas-kerja/Documents/2558724f98094f85b24594cf44da3b5aWP200706.pdf (3 November 2019).

4

Chapter Iv, “CHAPTER IV: INVESTMENT AND NEW INDUSTRIAL POLICIES.(Essay),” World

Investment Report, 2018, 125. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD),

2018, Hal. 126, https://unctad.org/en/PublicationChapters/wir2018ch4_en.pdf (3 November 2019). 5

(3)

3

Penerimaan PMA merupakan instrumen ekonomi yang menjadi salah satu fokus terbesar bagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi beserta turunannya seperti penerimaan pajak, pertumbuhan industri serta pembukaan lapangan kerja.6 Untuk mendorong penerimaan PMA yang lebih besar maka dikeluarkanlah beberapa inovasi kebijakan yang juga ditujukan untuk menghilangkan beberapa permasalahan pada pemerintahan sebelumnya terkait penerimaan modal asing. Diantaranya adalah efisiensi dan digitalisasi perizinan melalui pembentukan platform Online Single Submission (OSS) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) no. 24 tahun 2018.

Selain itu penambahan jenis-jenis insentif fiskal yang diberikan agar menjadi stimulus terhadap penerimaan PMA pada keseluruhan industri secara umum dan industri otomotif secara lebih spesifik maka dikeluarkanlah beberapa regulasi baru diantaranya Tax Allowance yang diatur dalam PP 78/2019 (penyempurnaan dari PP 18/2015 dan PP 9/2016), Super Deduction

Tax yang diatur dalam PP 45/2019 (penyempurnaan dari PP 94/2010) serta Tax Holiday yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 150/2018

(penyempurnaan dari PMK 130/2011, PMK 159/2015 dan PMK 35/2018). Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan 16 Paket Kebijakan Ekonomi yang mana 6 (PKE 1, 2, 6, 7, 12 dan 16) diantaranya

6

Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia 2018, hal. 37,

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2018.aspx (9 September 2020).

(4)

4

memiliki fokus langsung untuk meningkatkan penerimaan PMA. Kemudian, untuk memperbaiki indeks daya saing Indonesia dalam menarik investasi maka dilakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur bersamaan dengan semangat pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, melalui serangkaian inovasi kebijakan yang telah dikeluarkan untuk menarik PMA yang bertujuan sebagai alat pembangun industri otomotif maka penulis dengan berdasar pada publikasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu RPJMN 2015-2019 melalui tulisan ini menyebutnya sebagai kebijakan investasi terbuka.7

Realisasi PMA sektor industri otomotif di era Presiden Joko Widodo dapat dinilai cukup memuaskan. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi PMA sektor industri otomotif walaupun berfluktuasi berhasil menyentuh angka rata-rata tahunan diatas US$ 1 miliar setiap tahunnya dengan angka realisasi tertinggi pada tahun 2016 senilai US$ 2.369.753.700.8

Sebagai perbandingan, pencapaian rata-rata realisasi tahunan industri otomotif di era Presiden Joko Widodo selama periode pertama (2014-2019) mampu melebihi rata-rata realisasi tahunan di eranya Presiden Susilo

7

BAPPENAS, RPJMN 2015-2019 BUKU I AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL, hal. 108, 163 dan 183, https://www.slideshare.net/ergianbahari/buku-i-rpjmn-2015-2019-68128529 (1 September 2020).

8

Perkembangan Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Tahun 2003-2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal: National Single Window for Investment, https://nswi.bkpm.go.id/data_statistik

(5)

5

Bambang Yudhoyono (2004-2009 dan 2009-2014).9 Pencapaian tersebut cukup memuaskan dan kiranya dapat menjadi tolak ukur yang signifikan mengingat kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang memakan waktu lebih singkat.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah strategi pembangunan industri otomotif melalui penarikan PMA telah diimplementasikan pada pemerintahan sebelum era Presiden Joko Widodo namun secara perkembangan setidaknya hingga pasca Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kapasitas industri otomotif Indonesia belum mampu menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari strategi serta kebijakan investasi terbuka yang dilakukan Pemerintah Indonesia era Presiden Joko Widodo terhadap perkembangan industri otomotif di Indonesia yang memiliki visi “To

be major player in global automotive industry” yang berdasarkan pada

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.10

9

Perkembangan Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Tahun 2003-2019. Op. Cit. 10

Kementerian Perindustrian, Harmonisasi Program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) Terhadap

Perkembangan Teknologi Power Train di Dunia, slide no. 9, https://www.gaikindo.or.id/wp-content/uploads/2019/07/01.-Paparan-Dir.-IMATAP-Seminar-GIIAS-250719-new.pdf (24 Agustus

(6)

6

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh strategi investasi terbuka di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (periode 2014-2019) terhadap perkembangan industri otomotif Indonesia ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Perkembangan industri otomotif (realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan produktivitas produksi) melalui strategi kebijakan investasi terbuka era Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

b. Kontribusi sektor industri otomotif terhadap perekonomian Indonesia melalui ekspor.

1.3.2 MANFAAT PENELITIAN

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi terkait kebijakan ekonomi negara khususnya kebijakan investasi terbuka dalam upaya pembangunan ekonomi dan pembangunan industri serta menjadi rujukan akademis dalam membuat penelitian selanjutnya serta berkontribusi terhadap pembahasan Ekonomi Politik Internasional dalam ranah Hubungan Internasional.

(7)

7

Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi kepada akademisi dan peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian serupa terkait kebijakan ekonomi, realisasi penanaman modal asing dan strategi pembangunan industri nasional atau secara garis besar strategi pembangunan ekonomi negara.

1.4 PENELITIAN TERDAHULU

- Peran PMA terhadap Perekonomian Negara dan Pembangunan

Industri

Penelitian pertama ditulis oleh Firdaus Jufrida, M. Nur Shechalad dan Muhammad Nasir yang berjudul “Analisis Pengaruh Investasi Asing Langsung (FDI) dan Investasi Dalam Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.11

Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan analisis

Regresi Ordinary Least Square. Hasil dari penelitian ini adalah PMA

memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap PDB di Indonesia, sedangkan PMDN berdampak sebaliknya. Selanjutnya, PMA dan PMDN mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sementara penelitian kedua oleh Rizky P. Lubis, Muhammad Firdaus dan Hendro Sasongko yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

11

Firdaus Jufrida, dkk, 2016, Analisis Pengaruh Investasi Asing Langsung (FDI) dan Investasi Dalam

Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol. 2,

(8)

8

Investasi Asing Langsung Pada Sektor Perkebunan di Indonesia”.12

Fokus dari penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang mendorong antusiasme investor asing untuk melakukan PMA khususnya pada sektor perkebunan di Indonesia. Namun, dari penjelasan dalam tulisannya faktor-faktor yang di

highlight pada umumnya tidak terbatas hanya berlaku pada sektor industri

perkebunan, melainkan juga hampir seluruh sektor industri lainnya dan termasuk pula sektor industri otomotif yang sedang penulis kaji pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Vector

Error Correction Model.

Selain itu, dalam konteks menarik aliran PMA pada berbagai sektor industri pada umumnya memiliki faktor-faktor yang serupa seperti kebijakan pemerintah terhadap PMA, kondisi perekonomian dalam negeri, stabilitas politik dan ekonomi, sistem birokrasi yang efektif dan efisien dan sinergitas yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.

Penelitian ketiga adalah dari Rohalia Yusof yang berjudul “Perkembangan Industri Nasional dan Peran Penanaman Modal Asing”.13 Hasil penelitiannya mengatakan bahwa PMA memberikan dampak positif

12

RIZKY P. LUBIS, MUHAMMAD FIRDAUS, and HENDRO SASONGKO, “Determinant of Foreign Direct Investment in Indonesia Plantation Sector,” Jurnal Bisnis Dan Manajemen 16, no. 2 (2015): 80–89, doi:10.24198/jbm.v16i2.11. 2015, Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol. XVI, No. 2, Institut Pertanian Bogor.

13

Yusof Rohaila, “Perkembangan Industri Nasional Dan Peran Penanaman Modal Asing (PMA)-Rohalia Yusof,” 2011, 71–87, https://media.neliti.com/media/publications/17289-ID-perkembangan-industri-nasional-dan-peran-penanaman-modal.pdf.

(9)

9

yang luas terhadap perkembangan dan pembangunan industri negara host

country. Dampak yang diberikan antara lain kehadiran PMA dalam sektor

industri akan memicu perkembangan industri lokal yang akan berkontribusi terhadap rantai produksi, meningkatkan daya saing industri lokal serta meningkatkan pertumbuhan ekspor host country.

Penelitian keempat dari Suci Safitriani yang berjudul “Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment di Indonesia”.14 Dalam penelitian tersebut, peneliti yang bersangkutan menggunakan pendekatan perdagangan internasional disertai dengan analisis Vector Error Correction Mechanis. Pembahasan penelitian ini mengenai hubungan yang erat antara PMA dengan pertumbuhan kemampuan ekspor Indonesia dalam perdagangan internasional.

Perbedaan yang ada adalah pada fokus dan dampak yang menyertai akibat adanya PMA tersebut. Peneliti pada penelitian diatas meneliti hubungan PMA dengan aktivitas perdagangan internasional Indonesia, sedangkan penulis meneliti pengaruh PMA terhadap perkembangan industri otomotif dalam negeri.

- Perkembangan Industri Otomotif di Indonesia

Penelitian kelima dari Kurniawan Dwi Sasongko yang meneliti tentang “Strategi Pemerintah Joko Widodo Dalam Meningkatkan Daya Saing

14

Suci Safitriani, 2014, Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment di Indonesia, Skripsi, Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

(10)

10

Industri Otomotif Lokal Terhadap Perusahaan Multinasional”.15

Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan konsep Competitivness dan Konsep

Kebijakan Industri. Penelitian ini membahas tentang strategi Pemerintahan

Joko Widodo dalam meningkatkan daya saing industri otomotif lokal terhadap perusahaan multinasional melalui serangkaian paket kebijakan ekonomi, penguatan sinergi lembaga pemerintahan dan non pemerintahan, pembaruan kebijakan PMA, serta pembatasan impor komponen industri otomotif dari perusahaan multinasional.

Perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang sedang penulis angkat adalah penulis meneliti tentang perkembangan industri otomotif Indonesia melalui kebijakan investasi terbuka pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana penelitian diatas meneliti tentang strategi Pemerintah Joko Widodo dalam mengupayakan dan meningkatkan daya saing industri otomotif lokal terhadap perusahaan multinasional.

Penelitian keenam diambil dari penelitian Enggar Furi Herdianto yang memiliki judul “Implementasi ASEAN Economic Community dalam Peningkatan Jaringan Produksi Regional Asean: Studi Kasus Industri Otomotif”.16

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep Value Chain,

Global Production Network dan Konstruktivisme. Penelitian ini membahas

15

Kurniawan Dwi Sasongko, 2017, Strategi Pemerintah Joko Widodo Dalam Meningkatkan Daya

Saing Industri Otomotif Lokal Terhadap Perusahaan Multinasional, Skripsi, Yogyakarta: Program

Studi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 16

Herdianto, “Implementasi AEC Dalam Peningkatan Jaringan Produksi Regional Asean: Studi Kasus

Industri Otomotif.” Universitas Islam Indonesia,

(11)

11

tentang bagaimana implementasi dari ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terhadap jaringan produksi industri otomotif di Asia Tenggara serta dampaknya terhadap industri otomotif nasional.

Hasil dari penelitian ini adalah visi negara-negara di kawasan ASEAN untuk menciptakan jaringan produksi regional masih belum memperlihatkan hasil yang baik karena masing-masing negara lebih cenderung menciptakan iklim yang kompetitif dibandingkan iklim yang kooperatif dan masih mempertahankan identitasnya masing-masing sebagai negara produsen dalam industri otomotif.

Tabel 1.1 Posisi Penelitian

NO. JUDUL DAN NAMA PENELITI JENIS PENELITIAN DAN ALAT ANALISA HASIL 1. Jurnal: Analisis Pengaruh Investasi Asing Langsung (FDI) dan Investasi Dalam Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Oleh: Firdaus Jufrida, Mohd. Nur Shechalad, Muhammad Nasir. Eksplanatif Pendekatan: Analisis Regresi - Kehadiran PMA memiliki dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi namun tidak secara signifikan. - Keseimbangan PMA dan PMDN penting untuk mencapai perkembangan

(12)

12 ekonomi yang berkelanjutan. 2. Jurnal: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Asing Langsung Pada Sektor Perkebunan di Indonesia Oleh: Rizky P. Lubis, Muhammad Firdaus, Hendro Sasongko. Eksplanatif Pendekatan: Vector Error Correction Model

- PMA sebagai mesin penggerak industri nasional.

- Kestabilan nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga dalam negeri dan nilai ekspor sebagai faktor yang berpengaruh terhadap antusiasme investor asing. 3. Jurnal: Perkembangan Industri Nasional dan Peran Penanaman Modal Asing

Oleh: Rohalia Yusof

Deskriptif Pendekatan: Pembangunan Industri

- PMA memberikan dampak positif yang cukup signifikan dalam pembangunan dan perkembangan industri nasional. - PMA berkontribusi terhadap perekonomian negara melalui kontribusinya dalam ekspor. 4. Professional Paper: Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment di Indonesia

Oleh: Suci Safitriani

Eksplanatif Pendekatan: Perdagangan Internasional, Vector Error Correction Mechanism - PMA memiliki keterkaitan dengan hubungan perdagangan internasional

(ekspor & impor) Indonesia. - PMA memberikan dampak positif jangka panjang terhadap ekspor Indonesia.

(13)

13 5. Skripsi: Strategi Pemerintah Joko Widodo Dalam Meningkatkan Daya Saing Industri Otomotif Lokal Terhadap Perusahaan Multinasional Oleh: Kurniawan Dwi Sasongko Deskriptif Pendekatan: Competitivness Concept, Konsep Kebijakan Industri. - Strategi yang dilakukan melalui serangkaian paket kebijakan ekonomi, penguatan sinergi lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan terkait, serta pemaksimalan pendidikan vokasi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten.

- Selain itu, strategi yang dilakukan juga terkait pembaruan kebijakan PMA, serta pembatasan impor komponen industri otomotif dari perusahaan multinasional. 6. Jurnal: Implementasi ASEAN Economic Community dalam Peningkatan Jaringan Produksi Regional Asean: Studi Kasus Industri Otomotif

Oleh: Enggar Furi Herdianto Deskriptif Pendekatan: Value Chain, Global Production Network, Konstruktivisme - Arah kebijakan Industri Otomotif Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam dan khususnya Indonesia setelah AEC diimplementasikan. - Indonesia meliberalisasikan pasar dan industri otomotifnya dengan mendorong PMA

(14)

14 dan kesepakatan pasar bebas. 7. Skripsi: Investasi Terbuka Industri Otomotif Indonesia Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014-2019) Oleh: Muhammad Wahyudi Deskriptif Pendekatan: Konsep Government Strategies to Attract R&D-Intensive FDI - Strategi investasi terbuka memberikan dampak yang positif terhadap realisasi PMA pada industri otomotif. - Peningkatan realisasi PMA berbanding lurus dengan peningkatan ekspor sektor industri otomotif.

1.5 KERANGKA TEORI DAN KONSEP

1.5.1 STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENARIK FDI/PMA

Saat ini persaingan antar negara untuk menarik FDI semakin kompetitif. Diperlukan usaha yang besar dari pemerintah host country untuk membangun daya tarik agar dilirik oleh investor asing. Dalam rangka menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dan menjadi concern bagi pemerintah host country. Selain memperbaiki variabel-variabel dalam negeri yang menjadi determinan langsung dari FDI, pemerintah host country juga harus memperhatikan terkait instrumen kebijakan yang akan membantu mendorong masuknya aliran FDI. Variabel dalam negeri yang menjadi determinan langsung dari FDI adalah stabilitas politik, tingkat pertumbuhan ekonomi, upah buruh dan ketersediaan

(15)

15

tenaga kerja yang terampil dan produktif, stabilitas nilai tukar (mata uang), kepastian hukum, kemudahan serta transparansi birokrasi dalam rangka perizinan investasi dan ketersediaan infrastruktur primer seperti transportasi, listrik dan komunikasi.17

Variabel determinan yang telah disebutkan diatas mutlak harus dipenuhi dalam menarik FDI, karena hal-hal esensial tersebut akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan investor. Selain itu, pemerintah

host country dapat memaksimalkan penerimaan FDI melalui instrumen

kebijakan yang suportif terhadap investor asing maupun aktivitas ekonomi lain yang berkaitan dengan kegiatan investor asing tersebut, contohnya pembebasan bea masuk barang impor yang akan menjadi barang modal produksi perusahaan investor.18

Selain itu, beberapa instrumen kebijakan yang suportif terhadap dunia investasi terkhusus FDI, yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah host

country adalah insentif fiskal berupa tax holiday, tax allowance, tax loans, super deduction tax19 dan lain sebagainya.20 Instrumen kebijakan dalam

17

Yati Kurniati, dkk, Determinan FDI (Faktor-faktor yang Menentukan Investasi Asing Langsung), Working Paper No. 06, Agustus 2007, Bank Indonesia, Hal. 47.

https://www.bi.go.id/id/publikasi/lain/kertas-kerja/Documents/2558724f98094f85b24594cf44da3b5aWP200706.pdf (25 September 2019). 18

Jacques Morisset dan Neda Pirnia, How Tax Policy and Incentives Affect Foreign Direct Investment,

Foreign Investment Advisory Service (FIAS),

https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=632579 (25 September 2019). 19

Beberapa contoh kebijakan insentif fiskal yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia dalam sektor industri (industri otomotif termasuk didalamnya).

20

Selfie Miftahul Jannah, BKPM Ungkap Strategi Tarik Investasi di Tengah Perang Dagang, Tirto,

https://tirto.id/bkpm-ungkap-strategi-tarik-investasi-di-tengah-perang-dagang-ecBa (25 September 2019).

(16)

16

bentuk insentif fiskal ini menurut Jose Guimon melalui Government

Strategies to Attract R&D-Intensive FDI dinilai cukup efektif dan dapat

membantu meningkatkan minat serta ketertarikan perusahaan-perusahaan asing untuk menanamkan modalnya.21

Selanjutnya, dalam rangkaian strategi pemerintah untuk menarik FDI faktor mengenai iklim usaha dan investasi juga tidak kalah pentingnya dengan kehadiran instrumen kebijakan yang suportif. Karena sejatinya instrumen kebijakan, faktor mengenai iklim usaha dan investasi, serta strategi dan orientasi arah kebijakan terkait yang diimplementasikan merupakan satu kesatuan paket yang menyeluruh, melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. Sehingga apabila salah satu tidak bekerja secara maksimal atau bahkan tidak bekerja maka dapat dipastikan host country tidak akan dapat menarik aliran dana FDI secara efektif dan maksimal. Terkait iklim usaha dan investasi yang meliputi tingkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing

Business (EODB) serta perbaikan daya saing maka akan kembali menarik

salah satu variabel determinan langsung FDI yaitu kemudahan, efisiensi serta transparansi birokrasi dalam rangka perizinan investasi dan usaha baik di tingkat pusat maupun daerah.22

21

Jose Guimon, Government Strategies to Attract R&D-Intensive FDI, Organisation for Economic Cooperation and Development, http://www.oecd.org/investment/globalforum/40310856.pdf (25

September 2019). 22

Wawancara Denni Puspa Purbasari (Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden Republik Indonesia) dengan Consumer News and Business Channel (CNBC) Indonesia, Jakarta, 28 Juni 2019, Diakses melalui

(17)

17

Setelah adanya instrumen kebijakan yang suportif, lalu iklim usaha dan investasi yang baik serta kondusif telah diupayakan oleh pemerintah host

country, peran dari strategi dan orientasi arah kebijakan terkait yang

diimplementasikan akan menjadi akselerator serta faktor yang turut berpengaruh signifikan dalam strategi pemerintah untuk menarik FDI. Strategi dan orientasi arah kebijakan terkait yang dapat memberi pengaruh dalam menarik FDI bentuknya beragam, seperti pembangunan infrastruktur dan faktor politik melalui adanya hubungan bilateral dengan mayoritas negara asal penanam modal.

Menurut Jose Guimon kembali, beberapa strategi dan orientasi kebijakan terkait PMA yang dapat membantu berupa pembangunan sumber daya manusia (hal ini terkait dengan kebutuhan tenaga kerja terampil dan produktif), adanya peraturan tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta branding dari host country kepada dunia internasional sebagai negara layak dan terbuka akan investasi.23 Dibawah ini akan dijelaskan beberapa kerangka kebijakan kunci yang dapat diimplementasikan oleh host country dalam rangka menarik FDI/PMA secara intensif menurut Jose Guimon.24

Tabel 1.2 Kerangka Kebijakan Dalam Rangka Menarik FDI/PMA Secara Intensif Menurut Jose Guimon

Ranah Kebijakan Kebijakan Kunci

Inovasi Kebijakan Insentif fiskal dan finansial kepada perusahaan

23

Jose Guimon, Op. Cit. 24

(18)

18 penanam modal.

Pembangunan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan terbukanya terhadap tenaga kerja asing.

Adanya upaya meningkatkan kualitas infrastruktur primer dan litbang, serta terbuka terhadap hubungan kerjasama dan kolaborasi. Meningkatkan serta adanya edukasi tentang Hak Kekayaan Intelektual.

Langkah Promosi Investasi

Menargetkan FDI dengan tujuan Research &

Development serta membangun citra sebagai

negara dengan tujuan lokasi Research &

Development.

Menyediakan pelayanan yang baik, efektif dan spesifik kepada korporasi yang ingin membangun pusat Research & Development, baik sebelum ataupun sesudah tercapainya kesepakatan investasi.

Meningkatkan pelayanan terhadap korporasi yang sudah melakukan FDI.

Melakukan advokasi kebijakan.

(Sumber: Jose Guimon pada OECD Global Forum for Investment, 2008)

INOVASI KEBIJAKAN

Dalam konsep yang dibawa oleh Jose Guimon, inovasi kebijakan digunakan untuk memperbaiki iklim penanaman modal yang berorientasi terhadap kegiatan R&D, namun karena inovasi kebijakan ini cukup komperehensif maka berlaku juga bagi Indonesia untuk menarik modal asing untuk kegiatan non-R&D. Berikut merupakan penjelasan strategi pada ranah inovasi kebijakan.

(19)

19

Poin pertama adalah “Insentif fiskal dan finansial” merupakan suatu kebijakan yang memberikan keringanan pajak dan keuangan (terkait pembiayaan atau pembayaran) terhadap perusahaan penanam modal. Selain pengurangan pajak yang dibebankan kepada perusahaan, pembebasan bea masuk barang untuk keperluan aktivitas produksi juga dapat diberlakukan. Insentif fiskal ini merupakan hal yang sama pentingnya bagi negara dan juga perusahaan. Insentif fiskal bagi negara dapat memicu daya tarik perusahaan-perusahaan calon investor untuk menanamkan modalnya atau mengekspansi bisnis yang telah berjalan. Sedangkan bagi perusahaan investor, insentif fiskal merupakan peluang untuk mengurangi pengeluaraan perusahaan yang dalam arti lain dapat dipahami bahwa insentif fiskal akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Poin kedua adalah “Pembangunan serta peningkatan kualitas

sumber daya manusia dan terbukanya terhadap tenaga kerja asing”.

Melalui salah satu variabel ini Jose Guimon menerangkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan tenaga kerja terampil dapat menjadi faktor yang lebih signifikan dalam menarik FDI/PMA. Dalam hal ini kebijakan yang dapat dijalankan meliputi pembentukan tenaga kerja terampil di bidang sains dan teknik serta memperbaiki kualitas pendidikan dengan meningkatkan anggaran pada sektor pendidikan terkhusus dalam tingkat Universitas serta membangun pusat-pusat penelitian. Namun, membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompetensi bukan hanya

(20)

20

tentang tenaga kerja lokal melainkan juga tentang menarik tenaga kerja asing serta mempertahankan ketersediaan tenaga kerja.

Poin ketiga adalah “Adanya upaya meningkatkan kualitas

infrastruktur primer dan litbang, serta terbuka terhadap hubungan kerjasama dan kolaborasi”. Hal ini merupakan salah satu faktor yang

esensial dalam rangka menarik FDI. Ketersediaan infrastruktur primer adalah hal yang mutlak diperlukan, sedangkan ketersediaan fasilitas-fasilitas penunjang Research & Development akan membuat host country semakin dilirik oleh perusahaan-perusahaan investor.

Poin keempat adalah “Meningkatkan serta adanya edukasi tentang

Hak Kekayaan Intelektual”. Merupakan salah satu instrumen kebijakan

yang menarik karena akan memberi dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan investor. Dalam persaingan yang semakin kompetitif, menjaga Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dimiliki oleh perusahaan sangat penting. Bukan hanya dapat dimanfaatkan sebagai keunggulan kompetitif melainkan juga sebagai identitas perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan payung hukum yang mengatur tentang HKI akan memberi dampak yang positif dalam sudut pandang perusahaan investor terhadap host country.

STRATEGI PROMOSI INVESTASI

Pada bagian Strategi Promosi Investasi, memiliki fungsi dan tujuan untuk branding Indonesia sebagai negara yang baik untuk kegiatan R&D dan

(21)

21

maupun non-R&D. Serta sebagai gambaran bagaimana pelayanan yang baik dan efektif untuk menarik minat investor. Berikut merupakan penjelasan strategi pada ranah strategi promosi investasi.

Poin pertama dalam bagian ini adalah “Menargetkan FDI dengan

tujuan Research & Development serta membangun citra sebagai negara dengan tujuan lokasi Research & Development”. Merupakan strategi yang

biasanya dilakukan oleh negara-negara maju karena dukungan fasilitas yang lebih memadai dibandingkan dengan negara berkembang. Biasanya negara berkembang masih akan menyasar PMA/FDI untuk keperluan produktif dengan orientasi pasar dalam negeri atau ekspor. Selain itu, poin ini juga menjelaskan pentingnya promosi yang dilakukan oleh lembaga terkait penanaman modal bahkan jika perlu untuk membuka kantor perwakilan di negara lain.

Poin kedua adalah “Menyediakan pelayanan yang baik, efektif dan

spesifik kepada perusahaan yang ingin membangun pusat Research &

Development, baik sebelum ataupun sesudah tercapainya kesepakatan

investasi”. Pemerintah host country melalui lembaga-lembaga terkait yang

mengatur tentang PMA/FDI harus memiliki mekanisme serta proses birokrasi yang baik dan efektif. Pada bagian ini juga dapat dipahami bahwa pelayanan yang berkaitan dengan proses birokrasi merupakan suatu hal yang signifikan. Melalui sudut pandang perusahaan penanam modal, proses birokrasi yang terlalu berbelit biasanya cenderung tidak akan dilirik.

(22)

22

Poin ketiga adalah “Meningkatkan pelayanan terhadap perusahaan

yang sudah melakukan FDI”. Bagian ini menjelaskan tentang pentingnya

intensifikasi hubungan antara perusahaan penanam modal dengan host

country. Pada hakikatnya, kesepakatan ekonomi berupa PMA/FDI sama

pentingnya bagi kedua belah pihak. Namun, sangat penting bagi negara untuk meningkatkan pelayanan terhadap perusahaan penanam modal. Tujuannya adalah jelas, agar perusahaan penanam modal bersedia untuk beroperasi dalam jangka waktu yang panjang dan meningkatkan modal yang telah ditanamkan.

Poin keempat dalam bagian ini adalah “Melakukan advokasi

kebijakan”. Pada bagian ini Jose Guimon menjelaskan bahwa pentingnya

sinergitas antar instansi atau lembaga pemerintah yang mengatur mengenai permasalahan PMA/FDI. Jose Guimon menambahkan Inward Investment

Agencies (di Indonesia disebut Badan Koordinasi Penanaman Modal)

memiliki peran yang esensial karena akan menjadi penghubung antar lini kelembagaan negara serta perusahaan penanam modal.

Tabel 1.3 Operasionalisasi Konsep

Ranah Kebijakan Penjelasan

Insentif Fiskal

Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk menjelaskan insentif fiskal adalah kebijakan fiskal yang dikeluarkan dan dijalankan berupa insentif pajak di rezim Presiden Joko Widodo.

(23)

23

Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan

Adanya Kebijakan Terbuka

Terhadap Tenaga Kerja Asing

Instrumen kebijakan yang digunakan untuk menjelaskan variabel ini adalah strategi yang digunakan di rezim Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tenaga kerja lokal serta peraturan perundang-undangan mengenai tenaga kerja asing.

Peningkatan Kualitas Infrastruktur Primer, Litbang serta Terbuka dan

Mempromosikan Hubungan

Kerjasama dan Kolaborasi

Instrumen kebijakan yang digunakan untuk menjelaskan variabel ini adalah strategi yang digunakan terkait pembangunan infrastruktur. Serta promosi hubungan kerjasama dan kolaborasi dalam rangka mendukung dan memaksimalkan penarikan PMA pada sektor industri otomotif.

Meningkatkan Peraturan Tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Dalam penelitian ini, instrumen kebijakan yang digunakan untuk menjelaskan variabel ini adalah kebijakan yang digunakan di rezim Presiden Joko Widodo terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI) terkhusus pada sektor industri otomotif.

Menargetkan PMA/FDI dengan

Tujuan Research & Development dan Membangun Citra Sebagai Negara Tujuan Lokasi Research &

Development

Instrumen kebijakan yang digunakan untuk menjelaskan variabel ini adalah strategi yang digunakan terkait pemilihan penerimaan PMA/FDI dan

branding Indonesia sebagai negara

tujuan Research & Development.

Menyediakan Pelayanan yang Baik dan Spesifik Kepada Perusahaan

Penanam Modal yang Ingin

Membangun Pusat Research &

Development Sebelum dan Sesudah

Investasi

Instrumen kebijakan yang digunakan unuk menjelaskan variabel ini adalah strategi yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam rangka menyediakan pelayanan yang baik dan spesifik kepada perusahaan penanam modal pada

(24)

24

sektor industri otomotif.

Meningkatkan Pelayanan Terhadap Perusahaan Penanam Modal yang Sudah Melakukan PMA/FDI

Instrumen kebijakan yang digunakan untuk menjelaskan variabel ini adalah strategi yang digunakan terkait upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap perusahaan penanam modal yang telah melakukan penanaman modal pada sektor industri otomotif.

Melakukan Advokasi Kebijakan

Dalam penelitian ini, instrumen kebijakan yang digunakan untuk menjelaskan variabel ini adalah strategi yang digunakan oleh instansi terkait penanaman modal di Indonesia dalam melakukan advokasi kebijakan kepada para perusahaan penanam modal pada sektor industri otomotif.

1.6 METODE PENELITIAN

1.6.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode pendekatan kualitatif. Menurut Nazir, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi atau suatu fenomena pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diteliti.25 Penelitian ini berangkat dari kata “bagaimana” untuk menjelaskan perkembangan industri otomotif Indonesia melalui strategi

25

(25)

25

kebijakan investasi terbuka di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (periode 2014-2019).

1.6.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang disajikan dalam penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi dimana data yang didapat berasal dari sumber-sumber pustaka baik berupa buku, jurnal, artikel resmi terbitan Pemerintah Indonesia, media online, artikel atau sumber-sumber relevan lainnya.

1.6.3 TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara kualitatif. Hal tersebut karena data yang diperoleh merupakan susunan kata-kata bukan angka. Data-data tersebut kemudian diolah untuk melihat dan menganalisa fenomena yang sedang terjadi khususnya fenomena yang sedang diangkat dalam penelitian ini. Kemudian pada tahap akhirnya akan ditarik sebuah kesimpulan dari analisis tersebut.

1.6.4 RUANG LINGKUP PENELITIAN

a. Batasan Waktu

Penelitian ini akan difokuskan pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014-2019) selaku pihak eksekutif dan regulator kegiatan Penanaman Modal Asing di Indonesia. Sehingga rentan waktu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data adalah mulai dari tahun 2014 sampai dengan Oktober 2019.

(26)

26 b. Batasan Materi

Materi berfokus pada hal-hal yang akan dapat menjawab rumusan masalah yang sedang diangkat seperti iklim dan keadaan penanaman modal asing di Indonesia setelah adanya kebijakan investasi terbuka serta dampaknya terhadap perkembangan industri otomotif nasional.

1.6.5 ARGUMEN DASAR

Argumen dasar dari penelitian ini adalah kebijakan investasi terbuka industri Indonesia pada Pemerintah Presiden Joko Widodo periode 2014-2019 adalah untuk merealisasikan target-target yang telah dicanangkan dalam RIPIN 2015-2035, yang mana kebijakan ini mendukung rencana dan realisasi target pembangunan industri Indonesia Tahap 1 (2015-2019) yang mana target dari pembangunan tahap 1 adalah “pembangunan industri

pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi”.

Jika ditafsirkan, kebijakan investasi terbuka industri Indonesia khususnya terhadap FDI/PMA adalah untuk membuka seluas-luasnya kemungkinan terciptanya transfer teknologi dan pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

Hal tersebut sesuai menurut Keller dan Yeaple (2003) yang mengatakan bahwa PMA dan juga perdagangan internasional telah sejak

(27)

27

lama menjadi sumber utama transfer teknologi internasional.26 Sehingga di tahun yang akan datang akan dapat mewujudkan dan memenuhi target pembangunan industri Indonesia Tahap 2 dan Tahap 3 yang memiliki tujuan menciptakan industri nasional yang mandiri, yang memiliki keunggulan kompetitif dan berdaya saing tinggi di tingkat global melalui dukungan sumber daya manusia yang berkualitas. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pembangunan industri Indonesia tahap 1 melalui kebijakan investasi terbuka adalah sebagai starting point menuju industri yang kuat dan kompetitif di masa yang akan datang.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.4 Penelitian Terdahulu

1.5 Kerangka Teori dan Konsep 1.5.1 Strategi Pemerintah Dalam

Menarik FDI/PMA 1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data 1.6.3 Teknik Analisis Data 1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.5 Argumen Dasar

1.7 Sistematika Penulisan

26

Rifai Afin, Herry Yulistiono & Nur Alfillail Oktarani. Perdagangan Internasional, Investasi Asing,

dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. https://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnal-ekonomi/Documents/cc064e956cc0496da31b439cc89942984_RifaiAfin_261_297.zip?Mobile=1 (29 November 2018).

(28)

28 BAB 2 INDUSTRI OTOMOTIF DI INDONESIA: POTENSI DAN PERKEMBANGAN

2.1 Kekuatan Industri Otomotif Indonesia 2.1.1 Indonesia Merupakan Pasar yang Besar

2.1.2 Regulasi yang Suportif dari Pemerintah

2.1.3 Ketersediaan Tenaga Kerja

2.1.4 Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemerintah

2.2 Indonesia Sebagai Salah Satu Pusat Produksi Industri Otomotif Dunia

2.2.1 Produktivitas Industri Otomotif Indonesia

2.2.2 Kinerja dan Jangkauan Ekspor Indonesia

2.2.3 Perbandingan Industri Otomotif Indonesia dengan Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam 2.3 Penanaman Modal Asing Pada Industri

Otomotif Secara Umum

BAB 3 STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA ERA PRESIDEN JOKO WIDODO DALAM MENDORONG PENARIKAN PMA PADA

INDUSTRI OTOMOTIF

3.1 Inovasi Kebijakan Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo Untuk Meningkatkan Penerimaan PMA Pada Industri Otomotif

3.1.1 Insentif Fiskal

3.1.2 Pembangunan dan Peningkatan Kualitas SDM dan Adanya Kebijakan Terbuka Terhadap Tenaga Kerja Asing 3.1.3 Peningkatan Kualitas Infrastruktur

Primer, R&D serta Terbuka dan Mempromosikan Hubungan Kerjasama dan Kolaborasi

3.1.4 Meningkatkan Peraturan tentang Hak Kekayaan Intelektual

3.2 Langkah Promosi Investasi Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo Untuk Meningkatkan Penerimaan PMA Pada Industri Otomotif

3.2.1 Menargetkan PMA dengan Tujuan R&D dan Membangun Citra sebagai

(29)

29

Negara Tujuan Lokasi R&D

3.2.2 Menyediakan Pelayanan yang Baik dan Spesifik Kepada Perusahaan Penanam Modal yang Ingin Membangun Pusat R&D Sebelum dan Sesudah Investasi

3.2.3 Meningkatkan Pelayanan terhadap Perusahaan Penanam Modal yang Sudah Melakukan PMA

3.2.4 Melakukan Advokasi Kebijakan

BAB 4 HASIL STRATEGI INVESTASI TERBUKA PADA INDUSTRI OTOMOTIF ERA PEMERINTAHAN PRESIDEN JOKO WIDODO

4.1 Industri Otomotif di Era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 4.2 Hasil Strategi Investasi Terbuka Pada

Industri Otomotif Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo

4.2.1 Hasil Strategi Investasi Terbuka Terhadap Realisasi PMA dan Produktivitas Industri Otomotif

4.2.1.1 Kelemahan Indonesia Dalam Menarik PMA di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo

4.2.1.1.1 Kelemahan Dalam Variabel Determinan Langsung

4.2.1.1.2 Skema Pajak Kendaraan Bermotor yang Sudah Kurang Relevan

4.2.1.1.3 Tingginya Tingkat Inefisiensi 4.2.1.1.4 Stagnasi Pertumbuhan Ekonomi 4.2.2 Hasil Strategi Investasi Terbuka Pada Industri Otomotif Terhadap Ekspor Otomotif BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

Gambar

Tabel 1.1 Posisi Penelitian
Tabel  1.2  Kerangka  Kebijakan  Dalam  Rangka  Menarik  FDI/PMA  Secara Intensif Menurut Jose Guimon
Tabel 1.3  Operasionalisasi Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Skripsi dengan judul “Kajian Perbedaan Proporsi Konjac dan Karagenan serta Konsentrasi Sukrosa

Penanganan yang dilakukan juga terdapat kendala-kendala yang bisa menghambat tujuan tersebut, baik yang berasal dari anak jalanan, orang tuanya, serta dari

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

langsung oleh animasi kartun, disertai dengan do’a dan penjelasan berupa teks tertulis pada tampilan tayangan atau slide video. Setelah video ditayangkan pembimbing

Menjalankan pertukaran mahasiswa Mahasiswa PT menawarkan mata kuliah Sebagai PT penerima: Melaksaanakan pembelajaran luring Sebagai PT pengirim/ mitra: Melaksanakan

It has been reported that UCSCs have higher proliferation ability compared to ASCs, while ASCs are more adipogenic than UCSCs.(14) Cancer stem cells (CSCs) have been reported to

Pendapat Jabariah di atas menurut Mu‟tazilah bertentangan dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Allah tidak menghalangi umat untuk beriman jika datang kepada

Untuk mempercepat perkembangan ekowisata harus dilakukan suatu kajian yang mendalam, karena metoda dan pendekatan ekowisata di setiap daerah akan berbeda-beda; proses