• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIP UNP, 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIP UNP, 2)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PILLAR OF PHYSICS, Vol. 7. April 2016, 49-56

49

KARAKTERISASI JENIS MINERAL MAGNETIK

SEDIMEN GUA DI GUA LIANG LUAR KABUPATEN

MANGGARAI BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MENGGUNAKAN METODE X-RAY DIFFRACTION (XRD)

Daris Maradelta1) , Dr. Hamdi Rifai, M. Si2), Dr. H. Ahmad Fauzi, M. S.i3) 1) Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIP UNP, email : darisarkhon@gmail.com

2)

Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIP UNP, email: hamdi_unp@yahoo.com dan

ahmadfauzi@gmail.com

ABSTRACT

The investigation types of magnetic minerals cave sediment in Liang Luar Cave Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur using X-Ray Diffraction. The measurement results in the form of diffraction angle (2θ), the distance between the field (dhkl), diffraction intensity (I) and relative intensity. The analysis techniques have been used Hight Score Plus Software analysis and manually. The results of measurement data of cave sediment samples in Liang Luar Cave show that the cave sediment samples containing magnetic minerals. The type of magnetic minerals contained in the cave sediment samples are magnetite, hematite, maghemite, and ilmenite in the cave sediment samples LS11-C3. This indicates that the inconsistencies type of magnetic minerals in each layer of cave sediment in Liang Luar Cave Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. While the grain size of magnetic minerals cave sediment samples in Liang Luar Cave is the single-domain (SD) with a size of ≤ 100 nm.

Keywords

: Jenis mineral magnetik, sedimen gua, X-Ray Diffraction

PENDAHULUAN

Keberadaan mineral magnetik akan

menunjukkan kondisi lingkungan[1]. Proxyclimate pada mineral magnetik sedimen ditentukan melalui penyelidikan terhadap mineral magnetik tersebut seperti nilai suseptiblitas, jenis, ukuran butir dan parameter kisi[2].

Penelitian proxyclimate kandungan mineral magnetik pada sedimen pernah dilakukan oleh Hong Ao[3] terhadap sedimen cekungan Nihewan China. Penelitian tentang identifikasi jenis mineral magnetik juga pernah dilakukan oleh Dessupri Niarti[4] yang menggunakan salah satu sedimen klastik yaitu guano dari Gua Solek dan Gua Rantai Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat.

Gua Liang Luar terletak di Nusa Tenggara Timur dengan kondisi iklim yang berbeda dengan Sumatera Barat[5]. Setelah dilakukan pengukuran awal pada sedimen gua di Gua liang Luar dengan menggunakan

Bartington Susceptiblitimeter diketahui bahwa

sedimen Gua liang Luar memiliki nilai suseptiblitas yang tinggi.

X-Ray Diffraction (XRD) dan Isothermal Remanent Magnetization (IRM) merupakan metode yang dapat digunakan untuk menyelidiki jenis mineral magnetik. Penentuan jenis mineral magnetik menggunakan pengukuran kurva IRM hanya dapat mengidentifikasi jenis mineral magnetik dari jenis oksida besi seperti magnetite dan hematite. Metode X-ray diffraction atau difraksi sinar-X mampu menutupi kekurangan dari metode IRM yang tidak bisa mengidentifikasi jenis mineral magnetik selain magnetite dan hematite.

X-ray diffraction menghasilkan pola-pola difraksi yang kemudian dimanfaatkan untuk menentukan struktur kristal dan mengidentifikasi jenis mineral magnetik pada sedimen[6].

X-Ray Diffraction adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi fasa Kristal dalam

(2)

50

material dengan menentukan parameter struktur kisi sampel uji[8]. X-Ray Diffraction juga dapat menentukan ukuran suatu partikel[9]. Difraksi sinar X pada X-Ray diffraktometer ditunjukkan oleh Gambar 1 :

Gambar 1. Skema difraksi bidang kisi[10] Gambar 1 menunjukkan adanya sinar-x yang datang pada sebuah permukaan kristal dengan setiap lapisan atom-atom terpisah sejauh masing-masing dengan jarak yang sama. Panjang jarak antar sektor dan YY’ untuk setiap sinar dibedakan dengan nilai yang diketahui dan dijadikan sebagai kelipatan ( ) dari panjang gelombang ( ), sehingga jarak tempuh dari sinar datang yang saling menguatkan yang karena fasanya sama adalah :

(1) Persamaan (1) dapat dikonversikan sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:

(2) Persamaan (2) dikenal sebagai Hukum Bragg, yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-x yang dihamburkan tersebut merupakan berkas difraksi[11]. Kristalinitas dapat dihitung dengan menggunakan XRD yaitu dengan membandingkan luasan peak sampel dengan luasan peak standar. Lebar peak XRD merupakan fungsi penentu dari ukuran partikel, sehingga ukuran butir kristal dapat dinyatakan dalam persamaan Scherrer di bawah ini :

t = 0.9λ/β Cos θ (3) dimana t adalah ukuran butir, λ adalah panjang gelombang, θ adalah sudut difraksi dan β adalah lebar puncak[12] . Penggunaan metode ini diharapkan bisa diperoleh hasil yang lebih jelas mengenai jenis mineral magnetik yang terkandung di dalam sedimen.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah sedimen gua di Gua Liang Luar Kabupaten Manggarai Barat. Sampel diambil setiap kedalaman 5 cm di satu titik dalam gua yang sama. Data penelitian adalah data primer

berupa data yang diperoleh dari pengukuran X-Ray Difraktometer

Pengambilan sampel dilakukan oleh dr. Hamdi Rifai, M. Si di Gua Liang Luar Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan April 2011- Mei 2012.

Posisi pengambilan sampel secara geografis ditentukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dapat dilihat pada Gambar 2 :

Gambar 2. LokasiPengambilanSampel Di Gua Liang Luar Kab.Manggarai Barat Prov. Nusa TenggaraTimur

Sampel yang digunakan untuk setiap titik terdiri dari 3 variasi kedalaman yaitu lapisan atas, tengah dan bawah. Sebelum dilakukan pengukuran, sampel dipilih agar dapat mewakili setiap lapisan kedalamnnya.

Sampel yang telah dipilih dijemur hingga dapat dipastikan dalam keadaan kering tetapi proses penjemuran sampel ditutupi plastik transparan agar tidak tercampur dengan debu. Setelah penjemuran sampel digerus dalam lumpang porselen agar halus dan proses selanjutnya adalah menarik mineral magnetik pada sampel dengan cara mendekatkan sampel pada magnet agar mineral magnetik dapat dipisahkan dari mineral pengotor lainnya.

Konfigurasi yang digunakan dalam pengukuran adalah konfigurasi sample state karena hanya digunakan untuk mengukur sampel berupa serbuk dan hasil dari pengukuran akan diproses menggunakan software Hight Score Plus. Puncak-puncak yang diperoleh dari hasil pengukuran dapat ditentukan jenis mineral magnetik dengan mencocokan puncak-puncak dengan database mineral yang sudah ada. Hasil pengukuran berupa difraktogram yang menyatakan hubungan antara sudut difraksi dengan intensitas sinar-x yang dipantulkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data hasil pengukuran sampel sedimen gua di Gua Liang Luar LS11-A0 menggunakan x-ray diffraction diperoleh difraktogram seperti Gambar 3. Difraktogram yang dihasilkan berupa puncak-puncak

(3)

51

intensitas sepanjang nilai dengan bentuk yang bervariasi.

Gambar 3. Hasil pengukuran LS11-A0 menggunakan XRD

Gambar 3. memperlihatkan difraktogram yang menyatakan hubungan antara intensitas dengan sudut difraksi (2θ) membentuk puncak-puncak intensitas dengan sudut 2θ tertentu.

1. Penentuan Jenis Mineral dengan Memebandingkan Hasil Pengukuran dengan

Database Mineral

Data yang dapat diperoleh dari hasil pengukuran tidak hanya intensitas ( ) dan sudut difraksi ( ) namun hasil tersebut juga dapat menunjukkan jarak antar bidang ( ) dan intensitas relatif yang dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Data hasil pengukuran x-ray diffraction LS11-A0 2θ(0 ) d [Å] [%] 20.8257 4.26544 16.63 21.9131 4.05619 21.95 26.6056 3.35048 100 30.1044 2.96858 8.24 33.1055 2.70601 9.1 35.5362 2.5263 25.82 40.4364 2.23075 4.63 62.5766 1.48444 10.34

Intensitas relatif dan sudut difraksi yang diperoleh akan dibandingkan dengan database mineral untuk mengetahui jenis mineral yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Jenis mineral yang terkandung pada sedimen gua dapat diketahui dari perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral. Hasil perbandingan jenis mineral yang terkandung pada sedimen gua LS11-A0 dengan database mineral dapat dilihat jelas pada Tabel 2:

Tabel 2. Perbandingan data hasil pengukuran LS11-A0 dan database mineral.

Data hasil pengukuran Database Mineral Jenis mineral 2θ(0 ) [%] 2θ(0) [%] 20.8257 16.63 20.827 20.3 Quartz 21.9131 21.95 21.839 0.1 Magnetite 26.6056 100 26.594 100.0 Quartz 30.1044 8.24 26.624 100.0 Magnetite 33.1055 9.1 33.153 100.0 Hematite 35.5362 25.82 35.612 10.8 Hematite 40.4364 4.63 40.594 0.1 Magnetite 62.5766 10.34 62.681 24.9 Magnetite

Tabel 2 menunjukkan kandungan jenis mineral magnetik yang terkandung pada sedimen gua LS11-A0 adalah magnetite yang terbentuk pada sudut difraksi 21.9131°, 30.1044°, 62.5766°, 40.4364° , sedangkan jenis mineral Hematite terbentuk pada sudut difraksi 35.5362°, 33.1055°, sedangkan jenis mineral non magnetik yang terkandung yaitu quartz yang terbetuk pada sudut difraksi 26.6056° dan 20.8257°. Kandungan jenis mineral yang bervariasi dapat dilihat pada Gambar 4:

Gamabar 4. Analisis Hasil Pengukuran X-ray diffraction sedimen guaLS11-A0. M menunjukkan Magnetite, Q menunjukkan Quartz dan H menunjukkan Hematite.

Gambar 4 menunjukkan jenis mineral magnetik sangat mendominasi sampel sedimen guaLS11-A0. Hasil perbandingan jenis mineral yang terkandung pada sedimen guaLS11-A0 dengan database mineral dapat dilihat jelas pada Gambar 5 :

(4)

52

Gambar 5. Perbandingan Hasil pengukuran XRD sampel sedimen gua LS11-A0 dengan database mineral

Perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral menunjukkan bahwa sedimen gua LS11-A0 memiliki kandungan mineral yang bervariasi. Variasi menunjukkan bahwa ada jenis mineral magnetik dan jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel sedimen gua.

Difraktogram yang diperoleh dari hasil pengukuran x-ray diffractometer pada sampel sedimen Gua dari Gua Liang Luar LS11-C3 dapat dilihat pada Gambar 6 :

.

Gambar 6. Hasil pengukuran LS11-C3 menggunakan XRD

Data hasil pengukuran berupa sudut difraksi, intensitas relatif dan jarak antar bidang dapat dilihat pada Tabel 3 :

Tabel 3. Data hasil pengukuran x-ray diffractometer sedimen gua LS11-C3 2θ(0 ) d [Å] [%] 19.9092 4.45969 11.29 20.8828 4.25392 19.86 22.0038 4.03967 27.08 26.6737 3.34208 100 33.15 2.70248 6.78 2θ(0 ) d [Å] [%] 35.6485 2.5186 30.95 44.5519 2.03377 7.37 50.1808 1.81804 8.69

Puncak yang paling signifikan yang terbentuk pada sudut difraksi dapat dibandingkan dengan puncak signifikan untuk mendapatkan intensitas relatif pada setiap sudut difraksi yang terbentuk. Puncak-puncak intensitas yang dihasilkan dari hasil pengukuran dapat digunakan untuk menentukan intensitas relatif dengan cara membandingkan puncak-puncak intensitas yang signifikan pada sudut tertentu dengan puncak intensitas yang paling signifikan. Intensitas relatif dan sudut difraksi yang diperoleh akan dibandingkan dengan database mineraluntuk mengetahui jenis mineral yang diperoleh dari hasil pengukuran. Perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral menunjukkan bahwa sedimen guaLS11-C3 memiliki kandungan mineral yang bervariasi. Variasi menunjukkan bahwa ada jenis mineral magnetik dan jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel sedimen gua. Jenis mineral yang terkandung pada sedimen gua dapat diketahui dari perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral. Hasil pengidentifikasian jenis mineral yang terkandung pada sedimen gua dapat dilihat pada Tabel 4:

Tabel 4. Perbandingan data hasil pengukuran LS11-C3 dengan database mineral.

Data hasil pengukuran Database Mineral Jenis mineral 2θ(0 ) [%] 2θ( 0 ) [%] 19.9092 11.29 19.713 10.0 Ilmenite 20.8828 19.86 20.864 20.4 Quartz 22.0038 27.08 21.874 7.0 Maghemite 26.6737 100 26.646 100.0 Quartz 33.15 6.78 33.280 14.0 Maghemite 35.6485 30.95 35.452 100.0 Maghemite 44.5519 7.37 44.600 100.0 Ilmenite 50.1808 8.69 50.152 11.4 Quartz

Jenis mineral yang terkandung pada sedimen gua LS11-C3 yang terdiri dari mineral magnetic dan mineral non magnetic. Mineral magnetik yang terdapat pada sampel sedimen gua LS11-C3 adalah

(5)

53

maghemite yang terbentuk pada sudut difraksi 22.0038°, 33.15° dan 35.6485° sedangkan jenis mineral Ilmenite terbentuk pada sudut difraksi 19.9092° dan 44.5519° sedangkan jenis mineral non magnetik yang terkandung yaitu quartz yang terbetuk pada sudut difraksi 20.8828°, 26.6737° dan 50.1808°. Variasi jenis kandungan mineral ini dapat dilihat pada Gambar 7 :

Gambar 7.Analisis hasil pengukuran x-ray diffractometer sedimen guaLS11-C3. M

menunjukkan Magnetite, Q

menunjukkan Quartz, H menunjukkan Hematite dan I menunjukkan Ilmenite. Hasil perbandingan data pengukuran dengan database mineral menunjukkan variasi jenis mineral yang terkandung pada sampel sedimen guaLS11-C3 dari Gua Liang Luar. Kandungan jenis mineral yang bervariasi menunjukkan jenis mineral magnetik sangat mendominasi sampel sedimen guaLS11-C3. Perbandingan hasil pengukuran sampel LS11-C3 dapat dilihat pada gambar 8:

Gambar 8. Perbandingan hasil pengukuran XRD sampel sedimen Gua LS11-C3 dengan database mineral Magnetite, Hematite, Ilmenite, Maghemite dan Quartz

2. Penentuan Jenis Mineral Dengan Software Hight Score Plus

Penentuan jenis mineral secara manual dilakukan dengan menentukan sudut difraksi (2θ), intensitas relatif dan jarak antar bidang. Data sample LS11-A0 yang diperoleh secara manual dapat dilihat pada Tabel 2. Data pada Tabel 2 digunakan untuk mengetahui jenis mineral yang terkandung pada

sampel guano. Jenis mineral diketahui dengan mencocokan intensitas dan sudut difraksi pada data dengan intensitas dan sudut difraksi mineral. Hasil pencocokkan jenis mineral magnetik dapat dilihat pada Gambar 9 :

Gambar 9. Analisa Hasil Pengukuran X-Ray Diffraction Sedimen Gua LS11-A0 adalah magnetite

adalah hematite adalah Quartz

Hasil pencocokan diketahui adanya jenis mineral magnetik dan non magnetik yang terkandung pada sampel sedimen guaLS11-A0. Jenis mineral magnetik yang dapat diketahui yaitu magnetite dan Hematite sedangkan jenis mineral non magnetik yaitu quartz.

Jenis mineral magnetik yang terkandung pada sedimen gua sampel LS11-C3 dapat dilihat pada Gambar 10 adalah Maghemite dan Ilmenite. Jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel adalah quartz.

Gambar 10. Analisa hasil pengukuran X-ray diffraction sedimen gua LS11-C3 adalah Quartz

adalah ilmenite adalah maghemite

Jenis mineral magnetik yang terkandung pada sedimen gua sampel LS11-C3 adalah Maghemite dan

Ilmenite. Jenis mineral non magnetik yang

(6)

54 3. Ukuran Butir

Ukuran Butir mineral berdasarkan hasil pengukuran X-Ray Diffractometer dapat diketahui dengan menggunakan Persamaan 3. Berdasarkan data 2 dan FWHM dari XRD maka dapat diketahui ukuran butir mineral penyusun dari sampel sedimen guaLS11-A0 pada Tabel 5 :

Tabel 5. Ukuran butir kristal sampel sedimen guaLS11-A0

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada sampel sedimen gua LS11-A0 Magnetite memilik ukuran butir 1.104209 nm pada sudut 21.91310 , 0.467688 nm pada sudut 30.10440 , 0.240648 nm pada sudut 40.43640 dan 0.264252 nm pada sudut 62.57660 . Rata-rata ukuran butir Magnetite yang terkandung pada sampel sedimen gua LS11-A0 adalah 0.51920 nm.Hematite terdapat pada sampel sedimen gua LS11-A8 dengan ukuran butir 0.942335 nm pada sudut 33.10550 dan 0.711280 nm pada sudut 35.53620. Rata-rata ukuran butir Hematite terdapat pada sampel sedimen gua LS11-A0 adalah 0.826808 nm. Mineral non magnetik yang terdapat pada sampel sedimen gua LS11-A0 adalah Quartz yang memiliki rata-rata ukuran butir sebesar 1.01619 nm.

Perhitungan ukuran butir dari mineral sampel sedimen gua LS11-C3 dapat dilihat pada Tabel 6 : Tabel 6. Ukuran butir kristal sampel sedimen gua

LS11-C3. No. 2θ FWHM Ukuran Butir (nm) Jenis Mineral 1 19.9092 0.307 0.45854 Ilmenite 2 20.8828 0.1535 0.918492 Quartz 3 22.0038 0.1023 1.380743 Hematite 4 26.6737 0.1023 1.392932 Quartz 5 33.15 0.614 0.235611 Maghemite 6 35.6485 0.3582 0.406602 Maghemite 7 44.5519 0.614 0.244033 Ilmenite 8 50.1808 0.307 0.498699 Quartz

Tabel 6 menunjukkan bahwa sampel sedimen gua LS11-C3 mengandung mineral magnetik yaitu Ilmenite dan Maghemite. Ilmenite memiliki rata-rata ukuran butir 0.35129 nm.Sedangkan Maghemite memilikir ata-rata ukuran butir 0.32110 nm.Mineral non magnetik yang terdapat pada sampel sedimen gua LS11-C3 adalah Quartz yang memiliki rata-rata ukuran butir 0.93671 nm

4. Parameter Kisi

Pada data hasil pengukuran XRD yang telah dicocokan dengan data JCPDF diperoleh fasa penyusun daripasir kuarsa. Selain itu juga diperoleh struktur kristal yang meliputi parameter kisi (α, β, γ, a, b, dan c), grup ruang, sistem kristal yang terdapat pada mineral setiap sampel yang dapat dilihat pada Tabel 7:

Tabel 7. Parameter Kisi Sampel Sedimen Gua Liang Luar Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa parameter kisi dari mineral magnetic sedimen gua di Gua Liang Luar. Pada sampel LS11-A0 parameter kisi dari magnetite a=5.944 Å, b=5,947 Å dan c= 16,755 dengan struktur kristal monoclinic dan grup ruang P2/c. Hematite dengan parameter kisi a= 5,036, b= 5,04 dan c= 13,75 serta dengan grup ruang R-3c dan sistim kristal rhombohedral.

Parameter kisi mineral magnetik pada sampel LS11-C3 yaitu ilmenite dengan parameter kisi a=b=5,08 dan c=14,03 serta grup ruang R-3 dan sistim kristal rhombohedral. Maghemite dengan parameter kisia=b=8,332 dan c= 25,113 serta grup ruang P4212 dan sistim kristal tetragonal.

No. 2θ FWHM Ukuran Butir (nm) Jenis Mineral 1 20.8257 0.1535 0.918408 Quartz 2 21.9131 0.1279 1.104209 Magnetite 3 26.6056 0.1279 1.113971 Quartz 4 30.1044 0.307 0.467688 Magnetite 5 33.1055 0.1535 0.942335 Hematite 6 35.5362 0.2047 0.711280 Hematite 7 40.4364 0.614 0.240648 Magnetite 8 62.5766 0.614 0.264252 Magnetite

(7)

55 B. Pembahasan

1. Jenis Mineral Magnetik

Difraktogram hasil pengukuran x-ray diffractometer terhadap sampel sedimen gua dari Gua Liang Luar Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa jenis mineral magnetik lebih mendominasi dari pada jenis mineral non magnetik. Banyaknya mineral magnetik yang ditemukan pada sampel sedimen gua dari Gua Liang Luar disebabkan karena terletak pada kawasan karst yang terbentuk akibat pelarutan batu vulkanis dan terdapatnya gunung berapi disekitar gua.

Hasil pengukuran menggunakan x-ray diffractometer terhadap sampel sedimen gua dari Gua Liang Luar menunjukkan bahwa magnetite dan hematite terdapat pada setiap sampel gua di Gua Liang Luar kecuali sampel LS11-C3. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketidakkonsistenan jenis mineral magnetik pada setiap lapisan.Tidak konsistennya jenis mineral magnetik pada setiap lapisan mengindikasikan bahwa transportasi mineral magnetik dari luar ke dalam gua terjadi pada iklim yang berbeda.

Intensitas yang dihasilkan untuk setiap sampel tidak sama karena jumlah sinar x yang diterima pada setiap sampel masing-masing sedimen berbeda-beda. Jenis mineral non magnetik yang ditemukan pada hasil analisis difraktogram disebabkan oleh sampel dari Gua Liang Luar yang digunakan tidak mengalami proses ekstraksi, sehingga semua mineral-mineral yang berada pada sampel terdeteksi oleh XRD.

Mineral magnetik yang dapat ditemukan pada sedimen yang berada pada daerah karst terjadi karena adanya transportasi mineral magnetik dari lingkungan luar ke dalam gua[4].Selain itu jenis mineral magnetik yang terbentuk juga dapat disebabkan oleh debu yang masuk kedalam gua akibat tiupan angin dan zat chitin yang dapat menyerap ion logam pada sedimen gua.

2. Ukuran Butir

Ukuran butir mineral dapat dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Akibat meningkatnya temperatur maka difusi atom juga semakin meningkat, sehingga meningkat pula pembentukan nukleus-nukleus fasa baru yang sama. Antara nukleus-nukleus ini terdapat batas butir yang memisahkannya serta dipisahkan dengan pori-pori.Temperatur yang mengalami peningkatan, menyebabkan terjadi pengecilan/penghilangan pori-pori tesebut. Apabila pori-pori-pori-pori sangat mengecil maka mereka tidak mampu lagi mengunci batas butir

terhadap pengaruh gaya pertumbuhan

butir[7].Temperatur pemanasan yang terus meningkat

mengakibatkan ukuran butir semakin kecil[8]. Pernyataan tersebut juga dikuatkan dalam penelitian[9] yang menemukan bahwa ukuran butir semakin kecil akibat pertambahan temperatur.

3. Parameter Kisi

Parameter kisi sampel sedimen gua di Gua Liang Luar menunjukkan bahwa sampel sedimen LS11-A0 memiliki parameter kisi a yang lebih kecil dibandingkan magnetite di sampel lainnya. Magnetite yang terdapat pada sampel sedimen gua LS11-A0 memiliki sistim kristal monoclinic sedangkan pada sampel lainnya memiliki sistim kristal cubic. Hal ini menunjukkan adanya kekonsistenan dalam parameter kisi magnetite pada sampel LS11-A8, LS11-B2, LS11-C2, LS11-C3 dan LS11-D1 kecuali pada sampel LS11A0. Jenis mineral magnetic yaitu hematite memiliki kekonsistenan parameter kisi dengan sistim kristal rhombohedral. Maghemite terdapat pada sampel sedimen LS11-A8 memiliki sistimm ruang cubic. Parameter maghemite ini memiliki kesamaan dengan parameter kisi sampel sedimen LS11-C3 dengan sistim kristal tetragonal, sedangkan ilmenite hanya terdapat pada sampel LS11-C3.

KESIMPULAN

Berdasarkan difraktogram dan perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral yang dihasilkan menggunakan x-ray diffraction menunjukkan bahwa jenis mineral magnetik yang terkandung pada sedimen gua dari Gua Liang Luar Nusa Tenggara Timur pada setiap sampel memiliki kandungan jenis mineral yang sama yaitu magnetite (Fe3O4) dan hematite (Fe2O3) kecuali sampel sedimen gua LS11-C3. Sementara ukuran butir mineral magnetik sampel sedimen gua di Gua Liang Luar tergolong single-domain (SD) dengan ukuran ≤100 nm. Magnetite dengan rata-rata ukuran butir 0.476429 nm dan ukuran butir terbesar 1.10421 nm, Maghemite dengan ukuran butir terbesar 0.4679 nm dan rata-rata ukuran butir 0.437229. Hematite dengan ukuran butir terbesar 1.380743 nm dengan rata-rata ukuran butir 0.74136 nm. Ilmenite yang terdapat pada sampel sedimen gua di Gua Liang Luar memiliki ukuran butir terbesar 0.45854 nm dengan rata-rata ukuran butir 0.351287 nm. Parameter kisi Magnetite yang terdapat pada sampel sedimen gua LS11-A0 memiliki system kristal monoclinic dengan a=5,944 Å sedangkan pada sampel lainnya memiliki sistim kristal cubic dengan a=8,3778 Å. Mineral magnetik hematite memiliki kekonsistenan parameter kisi a, b,dan c yang sama yaitu a=b=5,03 Å, c=13,7 Å dengan sistim kristal rhombohedral dan grup ruang R-3c. Maghemite memiliki parameter kisi dengan a=b=8,35 Å, c=25,113 Å dengan grup ruang P412 dan sistim kristal tetragonal.

(8)

56 DAFTAR PUSTAKA

[1]

Bijaksana,S. 2002. Analisis Mineral magnetik Dalam Masalah Lingkungan. Bandung: Jurnal Geofikasi, 1, 19-27.

[2]

Ao Hong. 2010. Mineral-magnetic signal of long-term climatic variation in Pleistocene fluvio-lacustrine sediments, Nihewan Basin (North China). Journal of Asian Earth Sciences 39 (2010) 692–700.

[3]

Niarti, Desupriati. 2012. Penentuan Jenis Mineral Magnetik Guano Dari Gua Solek Dan Gua Rantai Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Menggunakan Metode X-Ray Diffraction. Padang: UNP. [4]

Hamdi. 2010. Konsistensi Sifat Magnetik Guano Dari Dua Goa Kelelawar Di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat.Prossiding Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN.

[5]

Cullity, B. D. 2006. Elements of X-Ray Diffraction. Massachusetts: Universitas of Nortre Dame. [6]

Smallman R. E., R. J. Bishop. 2000. Metalurgi fisik Modern dan Rekayasa Materil. Jakarta: Erlangga.

[7]

Surahmat, Munatsir, dan Triwikantoro. 2009. Sintesis Silika Berbasis Pasir Alam Bancar Menggunakan Metode Kopresipitasi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

[8]

Chandrasekar, Govindasamy. 2007. Synthesis of Hexasagonal and Cubic Mesoporous Silica Using Power Plant Bottom Ash. Republic of Korea.Microporous and Mesoporous Material 111 (2008) 455-462.

[9]

Santosa, A. 2008. Analisis Struktur Kristal dan

Komposisi Fasa Lapisan Tungsten

Carbide/Coblat (WC-Co) yang dibuat dengan Menggunakan Metode HVOF. Universitas Indonesia.

[10]

Ghufron, M., M. A. Baqiya, Mashuri, Triwikantoro, and Darminto. 2011. Phase Transition Fe3O4/Fe2O3 Nanocomposites By Sintering Process. Jurnal Sains Material Indonesia. ISSN: 1411-1098.

[11]

Amilius, Z, Sudjono,H. K, Rusnaeni, N. 1999. Aplikasi X-Ray Diffraction dan Scanning Electron Microscope untuk Analisis Bahan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia PUSLITBANG Fisika Terapan: Bandung.

Gambar

Gambar 2. LokasiPengambilanSampel Di Gua                    Liang Luar Kab.Manggarai Barat Prov
Gambar  3.  memperlihatkan  difraktogram  yang  menyatakan  hubungan  antara  intensitas  dengan  sudut   difraksi  (2θ)  membentuk  puncak-puncak  intensitas  dengan sudut 2θ tertentu
Tabel 4. Perbandingan data hasil pengukuran LS11-C3               dengan database mineral
Gambar  7.Analisis  hasil  pengukuran  x-ray            diffractometer sedimen guaLS11-C3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagian atas ditentukan dengan mengambil daun kedua dari pucuk atau batang yang muncul di bagian teratas (1/3 bagian atas), bagian tengah ditentukan dengan mengambil daun kedua

Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan “Realisasi persentase K/L dan Pemda yang telah menyelenggarakan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun

Beberapa ciri yang dapat menjadi patokan suatu perikanan sedang menuju kondisi upaya tangkap lebih adalah waktu melaut menjadi lebih panjang dari biasanya, lokasi penangkapan

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisa performa video conference dengan membandingkan kedua codec yaitu H.264 Baseline dan H.264 High Profile, dengan kondisi enkripsi yang

anhidritpun bisa terbentuk dipermukaan ketika gipsum tersingkap dan terjadi evaporasi lanjut hingga gipsum kehilangan air (GRECO (CNRS) volume 52 1994 dalam Evaporite

Jika sebuah perusahaan mampu membangun merek yang kuat dipikiran pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat, dapat dinyatakan bahwa merek tersebut memiliki ekuitas yang

penggunaan pemanfaatan olah tubuh terhadap hasil pembelajaran tari sigeh penguten di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Mengingat peningkatan prevalensi diabetes yang mengkhawatirkan dengan tetap tingginya konsumsi beras putih di masyarakat, maka penelitian ini berupaya untuk