• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

(STUDI KASUS PADA PT. MOUNT SCOPUS INDONESIA)

SKRIPSI Disusun Oleh: Asmadin 11160810000116

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PT. MOUNT

SCOPUS INDONESIA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Asmadin

NIM: 11160810000116

Di Bawah Bimbingan Pembimbing I

Sri Hidayati, S. Ag, M.Ed

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M / 1442 H

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis 10 September 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Asmadin

2. NIM : 11160810000116

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening (PT. Mount Scopus Indonesia).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 September 2020

1. Sri Hidayati, S. Ag, M.Ed (____________________)

NIP. 197706082011012003 Penguji I

2. Bahrul Yaman, S.Sos., M. Si. (____________________)

(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asmadin

NIM : 11160810000116

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 April 2021 Yang Menyatakan

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Asmadin

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Oktober 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Alamat : Jl. H. Suaib No. 13D, RT. 009/ RW. 003,

Kel. Petukangan Selatan, Kec.

Pesanggrahan, Jakarta Selatan

Email : Madinnn09@gmail.com

II. PENDIDIKAN

2004 – 2010 : SDN 03 Pagi Petukangan Selatan 2010 – 2013 : SMPN 235 Jakarta Selatan

2013 – 2016 : SMAN 63 Jakarta Selatan

2016 – 2021 : S1 Manajemen – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

2017 – 2018 : DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2017 – 2019 : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja sebagai variabel Intervening. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengambil case pada PT. Mount Scopus Indonesia. Sample pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan kategori sampling jenuh, sehingga yang dijadikan sampel penelitian ini adalah karyawan tetap pada kantor pusat sebanyak 42 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang kemudian di analisis dengan menggunakan analisis jalur (Path analys). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada jalur atau sub struktural 1 yaitu Beban Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja baik secara parsial maupun simultan dengan nilai Rsquare 0,984. Hasil dari jalur atau sub struktural 2 memperlihatkan bahwa Beban Kerja, Lingkungan Kerja, dan Stres Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan baik secara parsial maupun simultan dengan nilai Rsquare 0,987. Sedangkan, secara parsial terdapat pengaruh tidak langsung antara Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui Stres Kerja secara signifikan. Sedangkan, secara parsial tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui Stres Kerja secara signifikan. Dari semua variabel, Beban Kerja adalah variabel paling dominan yang mempengaruhi Kinerja Karyawan.

(8)

ABSTRACT

This study aims to determine how the influence of workload and work environment on employee performance with work stress as an intervening variable. This study uses a quantitative approach by taking the case at PT. Mount Scopus Indonesia. The sample in this study used a nonprobability sampling technique with a saturated sampling category, so that the sample of this study were 42 permanent employees at the head office. Collecting data using a questionnaire which is then analyzed using path analysis. The results of this study indicate that the path or sub-structural 1, namely Workload and Work Environment, has a significant effect on Work Stress either partially or simultaneously with an Rsquare value of 0,984. The results of pathway or sub-structural 2 show that Workload, Work Environment, and Work Stress have a significant effect on Employee Performance either partially or simultaneously with an Rsquare value of 0,987. Meanwhile, partially there is an indirect effect between Workload on Employee Performance through Job Stress. Meanwhile, partially there is no indirect influence between the Work Environment on Employee Performance through Job Stress. Of all the variables, Workload is the most dominant variable affecting employee performance.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening” dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua penulis, terimakasih kepada Ibu Utin atas jasamu yang sungguh besar bagi penulis mulai dari kandungan hingga saat ini. Tiada hentinya engkau memberikan kasih sayang dalam perjalanan hidup penulis. Tidak ada kata yang sebanding yang bisa menggambarkan perjuanganmu selama ini Ibu. Maafkan apabila hingga detik penulis menulis ini belum mampu membalas dan bahkan tidak akan mampu membalas semua kebaikanmu hingga akhir hayat. Sekali terimakasih. 2. Terimakasih kepada Bapak Pahrudin, perjuanganmu dan cara kasih

sayangmu mungkin berbeda dengan Ibu. Namun satu hal yang pasti, keringatmu, rasa lelah, dan letihmu demi menafkahi keluarga sungguh luar biasa. Terimakasih engkau telah berkorban banyak demi mewujudkan mimpi penulis menyicipi gelar sarjana dan juga maafkan apabila hingga detik penulis menulis ini belum mampu membalas dan bahkan tidak akan mampu membalas semua kebaikanmu hingga akhir hayat. Sekali terimakasih.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

(10)

Jakarta. Semoga bapak diberikan kesehatan serta kemudahan dalam membangun Fakultas Ekonomi dan Bisnis lebih baik lagi.

4. Ibu Murdiyah Hayati, M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih banyak ibu atas waktu dan saran yang telah diberikan semoga ibu selalu diberikan kesehatan.

5. Ibu Amalia, S.E., MSM., selaku Sekertaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta dosen pembimbing akademik penulis yang senan tiasa memberikan nasihat – nasihat yang bermanfaat selama penulis kuliah dan juga menjadi orang tua kedua di kampus. Semoga ibu senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

6. Sri Hidayati S.Ag, M. Ed. selaku dosen pembimbing skripsi penulis terimakasih atas masukkan dan kesabarannya selama membimbing penulis, semoga kebaikan Bapak dibalas oleh ALLAH SWT.

7. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen khususnya dan umumnya kepada seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, dan mengajarkan etika kepada saya selama saya menuntut ilmu sebagai Mahasiswa di FEB UIN Jakarta. Tidak lupa pula kepada seluruh civitas akademika yang telah banyak membantu saya ketika beraktifitas dan menuntut ilmu sebagai Mahasiswa.

8. Rayhan dan Adit selaku sahabat dekat penulis yang senantiasa menolong penulis serta membuat dunia kampus menjadi lebih asik. Semoga kalian diberikan kemudahan disetiap perjalanan hidup kalian.

9. Family Shark doo-doo, keluarga kedua bagi penulis di kampus terimakasih atas kebersamaan yang pernah kita miliki, pernah menemani manis-pahitnya perjalanan penulis dalam dunia kampus. Cimeng, Yola, Utari, Lissa, Rayhan, Adit, Roni, Soni, Bayu, Ainun, Akbar, Arum, Ismi, Axel, Citra, Dinda, Redja, Zubadhil, Endang dan Adhit dahulu kita pernah sedekat nadi semoga kenangan yang pernah kita buat tidak pernah terlupakan dan semoga juga kalian sukses dunia dan akhirat.

(11)

10. Terimakasih kepada teman-teman Manajemen angkatan 2016 khususnya untuk teman-teman Manajemen kelas C yang telah menjadi saksi dalam setiap perjalanan semasa kuliah.

11. Terima kasih kepada jajaran HRD PT. Mount Scopus Indonesia yang telah memberikan izin serta bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian. Semoga penelitian yang dilakukan bisa bermanfaat bagi PT. Mount Scopus Indonesia dan seluruh jajaran HRD PT. Mount Scopus Indonesia selalu dalam lindungan Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan dalam mencapai kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 Februari 2021

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL………....……….xii DAFTAR GAMBAR………xiv DAFTAR LAMPIRAN……….xv BAB I ...1 PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Penelitian ...1

B. Perumusan Masalah ...9

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ...10

BAB II ...13 TINJAUAN PUSTAKA ...13 A.Landasan Teori ...13 1. Perilaku Organisasi ... 13 2. Beban Kerja ... 17 3. Lingkungan Kerja ... 25 4. Stres Kerja ... 31 5. Kinerja Karyawan ... 35 B. Penelitian Terdahulu ...39 C.Kerangka Penelitian ...43

(13)

D.Hipotesis Penelitian ...45

BAB III ...47

METODE PENELITIAN ...47

A.Ruang Lingkup Penelitian ...47

B.Gambaran Tentang Populasi ...47

C.Teknik Sampling ...48

D.Metode Pengumpulan Data ...49

1. Data Primer ... 49

2. Data Sekunder ... 50

E. Metode Analisis ...51

1. Uji Validitas ... 51

2. Uji Reliabilitas ... 52

3. Analisis Jalur atau Path Analisis (PA) ... 52

4. Uji Hipotesis ... 56

F. Operasional Variabel Penelitian ...60

BAB IV ...63

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...63

A.Gambaran Umum Objek Penelitian ...63

B.Karakteristik Profil Responden dan Distribusi Jawaban ...64

C.Distribusi Jawaban ...67

D.Hasil Uji Instrumen Penelitian ...73

E. Pengujian Hipotesis ...89 BAB V ...97 PENUTUP ...97 A.Kesimpulan ...97 B.Saran ...98 DAFTAR PUSTAKA ...102 LAMPIRAN………...108

(14)

DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 ...5 Tabel 1. 2 ...7 Tabel 2. 1 ………...39 Tabel 3. 1 ……….. 49 Tabel 3. 2 ...57 Tabel 3. 3 ...61 Tabel 4. 1………... 64 Tabel 4. 2 ...65 Tabel 4. 3 ...65 Tabel 4. 4 ...66 Tabel 4. 5 ...66 Tabel 4. 6 ...67 Tabel 4. 7 ...69 Tabel 4. 8 ...70 Tabel 4. 9 ...71 Tabel 4. 10 ...73 Tabel 4. 11 ...74 Tabel 4. 12 ...74 Tabel 4. 13 ...75 Tabel 4. 14 ...76 Tabel 4. 15 ...78 Tabel 4. 16 ...78 Tabel 4. 17 ...81 Tabel 4. 18 ...82 Tabel 4. 19 ...82 Tabel 4. 20 ...82 Tabel 4. 21 ...86 Tabel 4. 22 ...86 Tabel 4. 23 ...86 Tabel 4. 24 ...87 Tabel 4. 25 ...89 Tabel 4. 26 ...91 Tabel 4. 27 ...93 Tabel 4. 28 ...95

(15)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 ...43 Gambar 3. 1………54 Gambar 3. 2 ...55 Gambar 3. 3 ...56 Gambar 4. 1………81 Gambar 4. 2 ...84 Gambar 4. 3 ...85 Gambar 4. 4 ...88

(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 ...108 Lampiran 2.………...………130 Lampiran 3 ...135 Lampiran 4 ...143 Lampiran 5………144

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kondisi lingkungan bisnis di Indonesia dewasa ini cukup memprihatinkan

akibat adanya Pandemi COVID 19, Kementrian Perindustrian mengatakan hampir

seluruh sektor industri terkena dampaknya. Menteri Koordinator bidang

perekonomian Airlangga Hartanto mengungkapkan 37% perusahaan industri yang

beroperasi normal, atau 60% lebih sisanya lumpuh atau tak beroperasi

(cnbcIndonesia.com, 9 Desember 2020). Ini menunjukkan bahwa banyaknya

industri yang saat ini sedang mengalami kesulitan serta berusaha untuk bertahan

pada masa Pandemi ini. Salah satu industri yang terkena dampaknya yakni industri

makanan dan minuman.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh salah satu layanan kasir digital di

Indonesia yakni Moka menyatakan bahwa industri makanan dan minuman di

Jabodetabek mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan

(Liputan6.com, 7 Maret 2021). Selain itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha

Makanan dan minumam (Gapmmi) Adhi S lukman berpendapat bahwa jika

Pandemi Covid 19 tidak kunjung teratasi maka pertumbuhan industri makanan dan

minuman akan terhambat dimana hanya berada pada kisaran 4-5 persen

dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 7 persen.

Penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh

pemerintah memberikan dampak yang sangat besar terhadap penurunan kegiatan

(18)

masyarakat dianjurkan untuk tetap berada dirumah dan mereka cenderung menahan

diri untuk melakukan konsumsi yang berlebihan dan memilih untuk berhemat

selama masa PSBB. Untuk itu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan

dan minuman harus bergerak cepat dan mampu beradaptasi ditengah kondisi

pandemi seperti ini. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan

dan minuman yakni PT. Mount Scopus Indonesia.

PT. Mount Scopus Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di industri makanan dan minuman, berdiri sejak tahun 2004 dengan

mengusung brand yakni The Harvest Cakes & The Harvest Express. The Harvest

merupakan restaurant yang terkenal dengan cake, cookies, ice cream, dan Hot

Menu (makanan barat, italia dan asia). PT. Mount Scopus Indonesia telah

berkembang menjadi pemimpin dalam industri makanan dan minuman yang

inovatif di Indonesia, tercatat lebih dari 70 cabang outlet telah tersebar di seluruh

Indonesia. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan

minuman pastilah merasakan dampak langsung ataupun tidak langsung dari

Pandemi Covid 19 ini. Adapun dampak langsung yang dirasakan oleh PT. Mount

Scopus Indonesia akibat adanya Pandemi Covid 19 ini yakni harus ditutupnya

beberapa outlet The Harvest Express yang berada dilingkungan perkantoran serta

tempat – tempat umum seperti stasiun dan mall akibat dari penerapan PSBB yang

membatasi tempat – tempat umum serta masyarakat dalam beraktifitas.

Adapun dampak tidak langsung yang diakibatkan oleh Pandemi Covid 19

yakni berkaitan dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), PT. Mount Scopus

Indonesia harus mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis sekarang dengan

(19)

kondisi lingkungan bisnis yang tidak menentu. Seperti yang dijelaskan oleh

Asosiasi Praktisi Human Resources Indonesia (Asprhi) bahwa peran SDM sekarang

yakni sebagai ujung tombak pusat kegiatan perusahaan dalam masa transformasi

digital di era Pandemi ini, dimana SDM diharuskan mampu untuk bisa menopang

segala kegiatan perusahaan baik internal maupun eksternal secara digital

(Bisnis.com, 9 Desember 2020).

Sumber Daya Manusia (SDM) pada dasarnya merupakan komponen

penting guna untuk mencapai tujuan perusahaan, terlebih bila melihat kondisi

lingkungan bisnis sekarang yang berubah secara drastis serta tidak terkendali maka

perusahaan harus memutar otak guna tetap mempertahankan SDM dalam kinerja

yang baik serta agar perusahaan tetap bisa bertahan. Maka dari itu, PT. Mount

Scopus Indonesia juga harus memperhatikan produktivitas dan kinerja karyawan,

karena pada dasarnya bila perusahaan memahami pentingnya kinerja karyawan

maka tujuan perusahaan pun akan tercapai. Dalam hal ini, kinerja karyawan

menjadi faktor penting dalam kelangsungan bisnis perusahaan. Menurut Afandi

(2018:83), kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing - masing dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Ada berbagai

macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan salah satunya yakni stres

kerja. Menurut Ajayi (2018), stres berkontribusi terhadap penurunan kinerja

karyawan, serta membuat kualitas kerja menjadi buruk. Selain itu, studi terbaru

yang dilakukan Comparably, platform pencarian kerja pada tahun 2019

menemukan bahwa 65 persen pegawai menyatakan stres di tempat kerja menjadi

(20)

kinerja ini dikaitkan dengan Pandemi Covid 19, dimana banyak kebiasaan baru

yang dilakukan oleh setiap orang agar terhindar dari penyebaran virus corona, salah

satunya adalah social distancing dan menjaga jarak dengan orang lain. Perusahaan

dituntut untuk melakukan perubahan kebijakan yang tentu saja secara tidak

langsung dapat mempengaruhi kinerja serta stres kerja para karyawannya.

Seseorang dapat dikategorikan mengalami stres apabila stres yang dialami

juga melibatkan lingkungan sekitar atau bahkan organisasi dimana individu tersebut

berada. Menurut Moh. Muslim (2020), stres kerja pada masa pandemi covid ini

disebabkan adanya rasa cemas yang dirasakan oleh para pekerja dimana rasa cemas

tersebut akan menimbulkan stres tersendiri, seperti khawatir terkena virus corona

serta beberapa berita yang sering menyebutkan munculnya klaster baru dalam

perkantoran. Untuk itu, permasalahan terkait stres kerja perlu mendapat perhatian

khusus karena pada dasarnya, kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila kadar

stres dari masing – masing individu dapat dikurangi. Dalam artian, kinerja

karyawan akan bagus apabila stres yang dirasakan karyawan rendah.

Permasalahan stres kerja sampai saat ini masih menjadi tren di berbagai

sektor, tidak terkecuali pada sektor industri Makanan dan Minuman. Seperti yang

dijelaskan oleh Farah dkk. (2019: 744-755) dalam penelitiannya tentang stres kerja

pada 620 pekerja di industri Makanan dan Minuman di Malaysia pada tahun 2019,

ditemukan bahwa 52,7% atau setara dengan 327 responden merasakan stres 1-2 kali

seminggu akibat beban kerja yang berlebih. Ini menandakan bahwa karyawan yang

(21)

Tabel 1. 1 Absensi Karyawan PT. Mount Scopus Indonesia

Bulan Jumlah Karyawan Absensi Keterangan

Terlambat Izin Sakit

April 170 112 65,88% 75 44,11% 63 37,05% Dalam satu bulan karyawan dapat mengalami terlambat, izin dan sakit lebih dari satu kali Mei 170 103 60,05% 62 36,47% 49 28,82% Juni 170 118 69,41% 68 40% 57 33,56% Juli 170 97 57,05% 53 31,17% 69 40,05% Agustus 170 109 64,11% 55 32,35 44 25,8%

Total dan Rata - rata 539 63,2% 313 36,6% 282 33,2%

Sumber: absensi karyawan kantor PT. Mount Scopus Indonesia (April 2021 – Agustus 2021) yang telah diolah

Absensi karyawan merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah

perusahaan, menurut teori yang dikemukakan oleh Wahjono, stres kerja dapat diukur dari gejala fisiologis dan prilaku, gejala fisiologis yang terjadi seperti kesehatan dan visual medis, sedangkan gejala prilaku salah satunya dapat dilihat dari absensi karyawan. Permasalahan stres dalam suatu perusahaan menjadi gejala penting sejak timbulnya tuntutan efisiensi dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat erat kaitannya dengan absensi karyawan itu sendiri. Salah satu contoh fenomena yang terjadi dapat dilihat dari absensi karyawan. Berdasarkan tabel 1.1 tersebut terlihat bahwa karyawan PT. Mount Scopus Indonesia terlambat paling banyak pada bulan Juni yaitu sebanyak 118 orang dengan presentase 69,41%. Sedangkan karyawan yang izin paling banyak pada bulan April sebanyak 75 orang dengan presentase sebesar 44,11% dan sakit paling banyak pada bulan Juli sebanyak 69 orang dengan presentase 40,05%. Hal ini menunjukan bahwa ada gejala stres kerja pada karyawan PT. Mount Scopus Indonesia.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres kerja yakni

dengan mengurangi beban kerja yang dirasakan karyawan dan memperbaiki

lingkungan kerja dimana karyawan tersebut berada, seperti yang dikemukakan oleh

(22)

dapat dipengaruhi dari lingkungan kerja, beban kerja, peran individu dalam

organisasi dan faktor individu itu sendiri.

Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan

tugas, lingkungan kerja dimana ia ditempatkan, keterampilan yang dimiliki,

perilaku dan persepsi pekerja (kasmarani, 2012: 767-776). Namun bila melihat

kondisi lingkungan kerja yang kian berubah dimasa pandemi dimana pemerintah

membuat kebijakan terhadap perusahaan untuk menerapkan WFH (Work From

Home), maka secara tidak langsung juga akan mempengaruhi beban kerja dari para

karyawan. Seperti yang dijelaskan oleh Khusnul & Kenny (2020), menjelaskan

bahwa kerja jarak jauh / teleworking dapat mempengaruhi beban kerja karyawan.

Ini disebabkan karena pada saat kerja jarak jauh, pekerja tidak dapat mengatur jam

kerja dengan baik hingga menyebabkan ketidakseimbangan pada beban kerja,

selain itu juga dengan diberlakukannya kerja jarak jauh dapat mempengaruhi

mental serta psikologis bagi pekerja yang menyebabkan menurunnya kepuasan

kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oyungerel dkk. (2015:

276-280) menunjukan bahwa pekerjaan atau beban kerja yang berlebih merupakan

alasan utama penyebab stres diantara karyawan. Lalu, diperoleh juga hasil yang

menunjukkan bahwa tidak adanya waktu santai yang diberikan kepada karyawan

selama jam kerja dan kelebihan beban kerja secara statistik memiliki dampak

negatif signifikan pada kinerja karyawan.

Berikut terdapat data rata – rata jam kerja serta lembur karyawan PT.

Mount Scopus Indonesia yang berada di Kantor Pusat sejak April 2020 hingga

(23)

Tabel 1. 2 Data Lembur Karyawan PT. Mount Scopus Indonesia Keterangan April 2020 Mei 2020 Juni 2020 Juli 2020 Agustus 2020 Jumlah rata - rata hari lembur per

bulan 13 12 15 12 9

Rata - rata jumlah karyawan lembur

per hari 58 50 55 61 40

Rata - rata Jam Kerja 10.22 10.36 10.16 10.17 10.08

Rata - rata Kelebihan Jam kerja

(lembur) 1.52 2.06 1.46 1.47 1.38

Sumber: absensi karyawan kantor PT. Mount Scopus Indonesia (April 2021 – Agustus 2021) yang telah diolah.

Data lembur karyawan merupakan suatu hal penting guna untuk melihat

seberapa sering karyawan lembur dan juga merupakan tolak ukur dari beban kerja

yang diterima oleh masing – masing karyawan. Semakin sering karyawan lembur

maka semakin banyak juga beban kerja yang diemban sehingga menyebabkan

karyawan harus bekerja lebih lama dari waktu kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan. Berdasarkan Tabel 1.2 tersebut terlihat bahwa karyawan PT. Mount

Scopus Indonesia lembur paling banyak pada bulan Juni 2020 serta dengan rata –

rata jumlah karyawan yang lembur yakni 61 orang dari total 170 karyawan yang

bekerja di kantor pusat. Hal ini menunjukan bahwa disamping adanya penerapan

WFH, ternyata masih banyak karyawan yang bekerja melebihi waktu kerja yang

telah ditentukan.

Selain beban kerja, lingkungan kerja juga menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi timbulnya stres kerja. Lingkungan kerja yang kondusif akan

memberikan rasa aman serta membuat karyawan akan tenang dan optimal dalam

bekerja. Adapun pendapat dari Khaled Al-Omari (2017: 15544-15550) menjelaskan

bahwa lingkungan tempat kerja karyawan adalah kunci penentu kualitas pekerjaan

mereka dan tingkat produktifitas. Seperti yang dijelaskan Chandra & Priyono

(24)

kinerja karyawan. Dalam hal ini, dengan adanya perubahan kebiasaan serta

kebijakan perusahaan yang membuat lingkungan kerja juga berubah seperti bekerja

harus mematuhi protokol kesehatan, harus mencuci tangan setiap saat, serta

menjaga jarak satu sama lain pastilah akan berdampak pada sistem kerja yang baru

dan secara tidak langsung akan mempengaruhi stres kerja karyawan.

Kondisi lingkungan kerja khususnya lingkungan kerja non fisik yang telah

berubah akibat adanya pandemi Covid 19 pun menjadi faktor yang tidak bisa

dihindari, adapun HRD PT. Mount Scopus Indonesia menjelaskan bahwa banyak

karyawan yang mengeluhkan adanya kesulitan beradaptasi dalam bekerja dimasa

pandemi ini, pernyataan ini didukung dari hasil pra penelitian yang peneliti lakukan

yakni :

1. Banyaknya karyawan yang mengeluhkan bahwa adanya rasa kurang nyaman

dalam bekerja akibat dari penggunaan masker setiap saat.

2. Sulitnya berkomunikasi antar karyawan maupun dengan atasan karena

penerapan jadwal WFH sehingga tidak sering terjadinya kesalahpahaman

ketika bekerja.

3. Akibat dari penerapan WFH, tidak sedikit karyawan yang sulit membedakan

waktu kerja dan waktu keluarga.

4. Masih adanya karyawan yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang

membuat karyawan lain kurang nyaman ketika bekerja.

Namun, selain kondisi lingkungan kerja non fisik, lingkungan kerja fisik

juga tidak bisa diabaikan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, terlebih masih banyak karyawan yang lebih memilih untuk bekerja di

(25)

kerja fisik yang dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja yakni:

1. Kantor terletak di kawasan non – perkantoran dimana karyawan sulit untuk

mendapatkan tempat makan siang yang sesuai dengan ‘kantong’ karyawan karena disekitar kantor tersebut hanya ada ruko – ruko yang menjajakan

makanan mahal. Hal ini membuat karyawan tidak nyaman karena mereka

harus mengeluarkan uang lebih jika ingin makan siang ataupun harus

membawa makanan / bekal sendiri dari rumah.

2. Masih adanya berkas – berkas / barang – barang dalam penempatannya masih

berantakan.

3. Masih kurangnya pencahayaan di berbagai departemen.

4. Letak kantor yang berada di samping jalan tol mengakibatkan seringnya suara

bising terdengan dari jalan tol.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan beban kerja,

lingkungan kerja, dan stres kerja yang dapat menentukan kebehasilan perusahaan

ditengan pandemi covid 19 ini. Maka dari itu, penelitian ini mencoba menganalisis

kondisi beban kerja, lingkungan kerja, dan stres kerja yang sudah diterapkan pada

perusahaan dan mengetahui pengaruh signifikannya terhadap kinerja karyawan PT.

Mount Scopus Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menarik kesimpulan untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan

Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening”, (Studi Kasus pada PT. Mount Scopus Indonesia).

(26)

Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara beban kerja terhadap stres

kerja PT. Mount Scopus Indonesia?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan kerja terhadap

stres kerja PT.Mount Scopus Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara beban kerja dan lingkungan

kerja terhadap stres kerja PT. Mount Scopus Indonesia?

4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara beban kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Mount Scopus Indonesia?

5. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Mount Scopus Indonesia?

6. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara stres kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Mount Scopus Indonesia?

7. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara beban kerja dan lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja PT. Mount Scopus

Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut Tujuan penelitian yang

hendak dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban kerja terhadap stres

(27)

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap

stres kerja PT. Mount Scopus Indonesia

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban kerja dan

lingkungan kerja terhadap stres kerja PT. Mount Scopus Indonesia.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Mount Scopus Indonesia.

e. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Mount Scopus Indonesia

f. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Mount Scopus Indonesia.

g. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban kerja dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja PT.

Mount Scopus Indonesia.

2. Manfaat penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Secara terperinci manfaat penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Manfaat bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan bagi PT.

Mount Scopus Indoneisa didalam merumuskan berbagai kebijakan dalam

upaya meningkatkan kinerja karyawan.

b. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi reverensi bagi peneliti

(28)

manusia, khususnya yg terkait dengan beban karyawan, lingkungan

kerja, stres kerja, serta kinerja karyawan.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan yang berharga untuk

mengaplikasikan berbagai teori/konsep manajemen SDM yang telah

peneliti peroleh dalam perkuliahan kedalam penelitian di lapangan,

khususnya dalam memecahkan berbagai masalah kinerja di PT. Mount

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perilaku Organisasi

Menurut Triatna (2015), perilaku organisasi menjelaskan studi terhadap apa

yang dilakukan orang – orang dalam suatu organisasi dan perilaku tersebut

mempengaruhi kinerjanya dalam organisasi. Sedangkan menurut Utaminingsih

(2014), perilaku organisasi merupakan bidang studi yang mencakup teori, metode

dan prinsip – prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari persepsi

individu dan tindakan – tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam

organisasi secara keseluruhan.

Menurut Wijaya (2017), mengemukakan bahwa perilaku organisasi suatu

disiplin ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam organisasi serta

dampaknya terhadap kinerja baik kinerja individual, kelompok atau organisasi.

Sedangkan teori umum dari perilaku organisasi yang dikemukakan Robbins

(2016), perilaku organisasi adalah studi mengenai apa yang orang – orang lakukan

dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja

orgnasisasi.

Perilaku organisasi dapat dilihat atau ditinjau dari beberapa sudut pandangan,

antara lain:

a. Peran Prilaku Organisasi Dalam Organisasi

Peran perilaku dalam organisasi kinerja individu merupakan pondasi dari

kinerja organisasi. Oleh karena itu, untuk menciptakan manajemen yang

(30)

terdapat tiga pengaruh penting terhadap perilaku organisasi dan motivasi

dalam organisasi menurut Ivancevich dkk. (2006: 14-16) antara lain:

1) Karakteristik Individu

Karakteristik Individu terkait dengan psikologi sosial dan psikologi

yang berhubungan antara sikap, persepsi, emosi, kepribadian, nilai dan

kinerja individu. Oleh karena itu, pimpinan tidak dapat mengabaikan

kebutuhan bawahannya mengenai karakteristik individu.

2) Motivasi Individu

Motivasi Individu dan kemampuan saling berinteraksi dalam

menentukan kinerja. Pimpinan harus memahami bagaimana motivasi

pekerja dapat muncul.

3) Penghargaan

Manajemen dapat menggunakan penghargaan (atau hukuman) untuk

membentuk perilaku pekerjanya dalam organisasi sehingga dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

Dapat disimpulkan bahwa setiap perilaku karyawan baik itu yang berasal

dari karakteristik individu, motivasi individu serta penghargaan dapat

mempengaruhi kinerja individu itu sendiri, terlebih bila bicara tentang

karakteristik maka tidak dapat dipungkiri aspek - aspek yang dapet

mempengaruhi psikologi karyawan akan berdampak pada kinerja karyawan

itu sendiri.

b. Aspek Perilaku Organisasi

Aspek – aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok

(31)

sedang aspek kedua pengaruh manusia terhadap organisasi.

1) Pengaruh organisasi terhadap manusia

Lingkungan kerja merupakan elemen organisasi yang mempunyai

pengaruh kuat dalam pembentukan perilaku individu pada organisasi dan

berpengaruh terhadap prestasi organisasi. Lingkungan kerja meliputi

lingkungan sosial budaya dan lingkungan fisik

Mewujudkan semangat dan kinerja yang baik tidak terlepas dari motivasi

kerja yang tinggi. Sementara itu, lingkungan kerja menjadi faktor

pendorong dan pendukung karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya,

sebab lingkungan kerja juga merupakan suatu tempat bagi karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan kata lain budaya organisasi

yang sifatnya dapat dikelola dan berubah, setiap individu dapat

mengubah perilaku lama menjadi perilaku baru. Budaya organisasi yang

positif akan mendorong motivasi kerja karyawan dan meningkatkan

efektivitas organisasi (Husein Umar, 2003: 275)

2) Pengaruh manusia terhadap organisasi

Karyawan (sebagai manusia dalam sebuah organisasi) adalah pelaksana

utama dari fungsi-fungsi organisasi serta mengelola sarana, prasarana,

dan infrastruktur yang ada. Karyawan sebagai faktor kunci keberhasilan

organisasi harus diperhatikan, karena keberadannya selalu mengalami

dinamika. Jika karyawan mengalami gangguan atau hambatan, dalam

pekerjaan, dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerjanya

(Akwan, 2016: 476).

(32)

memaksimalkan potensi tersebut dan merancang strategi untuk

mencapai efektivitas kinerja secara pribadi, tentunya akan

mengefektivitaskan kelompok dan mengarah kepada efektivitas

organisasi. Sebuah organisasi besar yang dapat dikatakan sukses dalam

menjalankan sebuah proses produksi dan jasa, tentunya tidak lepas dari

kepiawaian dari manajer atau pimpinan puncak yang mendesain

organisasi tersebut ke arah sebuah keefektifan kinerja dengan

mempertimbangkan unsur-unsur dan potensi-potensi yang dimiliki oleh

individu-individu tersebut.

Segala aspek prilaku organisasi diatas pastilah akan menimbulkan output

yang dapat mempengaruhi kinerja individu di suatu perusahaan. Namun demikian,

kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti beban kerja,

motivasi, lingkungan kerja, kompensasi, disiplin kerja, stres kerja, dll. Dalam hal

ini, fokus yang ditekankan dalam penelitian lebih mengacu pada aspek beban kerja,

(33)

2. Beban Kerja

a. Definisi Beban Kerja

Menurut Munandar (2014:20), beban kerja adalah tugas – tugas yang

diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu

tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja.

Robbins dan Judge (dalam Kadek, 2017:3378) menyatakan bahwa positif

negatifnya beban kerja merupakan masalah persepsi. Persepsi beban kerja

didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan

mereka. Persepsi terhadap beban kerja berkaitan dengan faktor atribut peran dan

pekerjaan. Hal ini dikarenakan bagaimana persepsi terhadap beban kerja

merupakan hal yang erat hubungannya dengan suatu pekerjaan, dan dimana

individu memberikan penilaian beban kerja mengenai sejumlah tuntutan tugas

atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik yang harus ia

selesaikan dalam waktu tertentu, apakah memiliki dampak positif atau negatif

terhadap pekerjaannya.

Adapun uraian tentang beban kerja tercantum dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 12/2008 yang menjelaskan bahwa beban kerja yakni besaran

pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan

hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Jika kemampuan pekerja lebih

tinggi daripada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Namun

sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan,

(34)

karyawan dapat dikategorikan kedalam tiga kondisi, yaitu beban kerja yang

sesuai standar, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity) dan beban kerja

yang terlalu rendah (under capacity).

b. Indikator Beban Kerja

Menurut Hart dan Staveland dalam Tarwaka (2015: 106), menjelaskan

bahwa tiga faktor utama yang menentukan beban kerja adalah tuntutan tugas,

usaha dan performasi.

1) Faktor tuntutan tugas (task demands).

Argumentasi berkaitan dengan faktor ini adalah bahwa beban kerja

dapat ditentukan dari analisis tugas-tugas yang dilakukan oleh pekerja.

Bagaimanapun perbedaan-perbedaan secara individu harus selalu

diperhitungkan.

2) Usaha atau tenaga (effort).

Jumlah yang dikeluarkan pada suatu pekerjaan mungkin merupakan

suatu bentuk intuitif secara alamiah terhadap beban kerja.

Bagaimanapun juga, sejak terjadinya peningkatan tuntutan tugas, secara

individu mungkin tidak dapat meningkatkan tingkat effort.

3) Performansi.

Sebagian besar studi tentang beban kerja mempunyai perhatian dengan

tingkat performansi yang akan dicapai.Pengukuran performansi

sendirian tidaklah akan dapat menyajikan suatu matrik beban kerja yang

lengkap.

Selain itu, Munandar (2014:23) berpendapat bahwa Indikator beban kerja

(35)

1) Beban Fisik

Beban kerja fisik yaitu beban kerja yang berdampak pada gangguan

kesehatan seperti pada sistem faal tubuh, jantung, pernapasan serta alat

indera pada tubuh seseorangyang disebabkan oleh kondisi pekerjaan.

Adapun indikator dari beban fisik yakni beban fisik fisiologis dan beban

fisik biomekanika.

2) Beban Mental

Beban mental merupakan beban kerja yang timbul saat karyawan

melakukan aktivitas mental/psikis dilingkungan kerjanya. Adapun

indikator dari beban mental yakni konsentrasi, adanya rasa bingung,

kewasapadaandan ketepatan pelayanan.

3) Beban Waktu

Beban waktu merupakan beban kerja yang timbul saat karyawan

dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dnegan waktu yang

telah ditentukan. Adapun indikator beban waktu yakni kecepatan dalam

mengerjakan pekerjaan dan mengerjakan pekerjaan dua/lebih dalam

waktu yang sama

c. Pengukuran Beban Kerja

Nursalam (2014) menyebutkan, ada tiga cara yang dapat digunakan

untuk menghitung bebang kerja secara personel antara lain:

1) Work Sampling

Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban

kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang maupun jenis

(36)

spesifik tentang pekerjaan antara lain:

a) Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja

b) Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya

pada waktu jam kerja

c) Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau

tidak produktif

d) Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam

kerja.

Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan

pengamatan kegiatan personel yang kita amati. Karena besarnya jumlah

pengamatan kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran normal sampel

pengamatan kegiatan penelitian. Artinya data cukup besar dengan

sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah pengamatan dapat

dihitung.

2) Time and Motion Study

Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang

kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui

teknik ini akan didapatkan beben kerja personel dan kualitas kerjanya.

Langkah-langkah melakukan teknik ini yaitu:

a) Menentukan personel yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode purposive sampling.

b) Membuat formulir daftar kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap

personel.

(37)

personel yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin

selama dilakukan pengamaan.

d) Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut

menjadi kegiatan medis,kegiatan keperawatan dan kegiatan

administrasi. Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh

personel dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk

melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang

bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan

suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi.

3) Daily Log

Daily log atau pecatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk

sederhana work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh

personel yang diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan

waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tesebut. Penggunaan

ini tergantung kerjasama dan kejujuran dari personel yang diamati.

Pendekatan ini relatif lebih sederhana dan biaya yang murah. Peneliti

biasa membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri

oleh informan. Sebelum dilakukan pencatatan kegiatanpeneliti

menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir kepada subjek personal

yang diteliti, tekankan pada personel yang diteliti yang terpenting adalah

jenis kegiatan, waktu dan lama kegiatan, sedangkan informasi personel

tetap menjadi rahasia dan tidakakan dicantumkan pada laporan

(38)

merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan dengan daily log.

d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruh Beban Kerja

Menurut Gibson (dalam Riny & Dody, 2017), faktor – faktor yang

mempengaruhi beban kerja yaitu:

1) Tekanan Waktu

Secara ummum dalam hal tertentu waktu akhir (dead line) justru dapat

meningkatkan motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang tinggi,

namun desakan waktu juga dapat menjadi beban kerja berlebihan

kuantitatif ketika hal ini mengakibatkan munculnya banyak kesalahan

atau kondisi keseharan seseorang berkurang.

2) Jadwal kerja atau jam kerja

Jumlah waktu untuk melakukan kerja berkontribusi terhadap

pengalaman akan tuntutan kerja, yang merupakan salah satu faktor

penyebab stres di lingkungan kerja. Hal ini berhubungan dengan

penyesuaian waktu antara pekerjaan dan keluarga terutama jika

pasangan suami-istri sama-sama bekerja. Jadwal kerja strandart

adalah 8 jam sehari selama seminggu. Untuk jadwal kerja ada tiga

tipe, yaitu: night shift, long shift, flexible work schedule. Dari ketiga

tipe jadwal kerja tersebut, long shift dan night shift dapat berpengaruh

terhadap kesehatan tubuh seseorang.

3) Kemenduaan peran atau konflik peran

Hal ini dapat sebagai hal yang mengancam atau menantang bagi

individu.

(39)

Kebisingan dapat mempengaruhi pekerja dalam hal kesehatan dan

performancenya. Pekerja yang kondisi kerjanya sangat bising dapat

mempengaruhi efektifitas kerjanya dalam menyelesaikan tugasnya,

dimana dapat mengganngu konsentrasi dan otomatis mengganggu

pencapaian tugas sehingga dapat dipastikan semakin memperberat

beban kerjanya.

5) Information Overload

Banyaknya informasi yang masuk dan diserap pekerja dalam waktu

yang bersamaan dapat menyebabkan beban kerja semakin berat.

Kemajemukan teknologi dan penggunaan fasilitas kerja yang serba

canggih membutuhkan adaptasi tersendiri dari pekerja. Semakin

komplek informasi yang diterima, dimana masing-masing menuntut

konsekuensi yang berbeda dapat mempengaruhi proses pembelajaran

pekerja dan efek lanjutannya bagikesehatan jika tidak tertangani

dengan baik.

6) Temperature Extremes atau Heat Overload

Sama halnya dengan kebisingan, faktor kondisi kerja yang beresiko

seperti tingginya temperatur dalam ruangan juga berdampak pada

kesehatan. Hal ini utamanya jika kondisi tersebut berlangsung lama

dan tidak ada peralatan pengamannya.

7) Repetitive action

Banyaknya pekerjaan yang membutuhkan aksi tubuh secara berulang,

seperti pekerja yang menggunakan komputer dan menghabiskan

(40)

yang harus mengoperasikan mesin dengan prosedur yang sama setiap

waktu atau dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa

bosan, rasa monoton yang pada akhirnya dapat menghasilkan

berkurangnya perhatian dan secara potensial membahayakan jika

tenaga gagal untuk bertindak tepat dalan keadaan darurat. Aspek

ergonomi dalam lay out tempat kerja.

8) Tanggung Jawab

Setiap jenis tanggung jawab (responsibility) dapat merupakan beban

kerja bagi sebagian orang. Jenis-jenis tanggung jawab yang berbeda,

berbeda pula fungsinya sebagai penekan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap orang menimbulkan

tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sebaliknya semakin

banyak tanggung jawab terhadap barang, semakin rendah indikator

tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan

Adapun dalam hal ini, beban kerja memiliki keterkaitan erat dengan stres kerja,

tepat seperti yang penelitian yang dikemukakan oleh Aster (dalam Denizia & Tri,

2018), menunjukan bahwa apabila beban kerja pada karyawan menurun maka stres

kerja karyawan akan semakin menurun pula dan dapat terjadi sebaliknya. Selain itu,

beban kerja juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan, pada penelitian yang

dilakukan Alexander Bruggen pada tahun 2015, menyatakan bahwa tingkat beban

(41)

3. Lingkungan Kerja

a. Definisi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menurut Nitisemito (dalam Vivi & Herman, 2014:4)

adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan yang dapat

mempengaruhi tugas-tugasnya. Menurut Mangkunegara (dalam Mas Yogi

Aslian, 2019), lingkungan kerja merupakan penjabaran posisi yang terlihat,

target dalam kerja yang memiliki tantangan, iklim dalam kerja dan sarana

prasarana kerja yang cukup baik.

Adapun Menurut Rivai (dalam W Narasuci, 2018), lingkungan kerja adalah

keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di sekitar karyawan yang melakukan

pekerjaan itu sendiri. Lingkungan Kerja ini mencakup tempat kerja, fasilitas

kerja, peralatan, kebersihan penerangan, dan ketenangan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang baik bagi

karyawan dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak

memadai akan dapat menurunkan kinerja. Bila lingkungan kerja nyaman dan

komunikasi antar karyawan berjalan lancar, maka bisa dipastikan performa

yang dihasilkan pun akan maksimal.

b. Indikator Lingkungan Kerja

Indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (dalam Irvianti dan Verina, 2015) terbia atas 2 skala pengukuran, yakni :

1) Lingkungan Kerja Fisik

a) Penerangan atau cahaya

Kurangnya pencahayaan menyebabkan penglihatan menjadi kurang

(42)

kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam

melaksanakan pekerjaan.

b) Temperatur Udara

Pada kondisi normal, anggota tubuh manusia mempunyai temperature

berbeda, namun tubuh manusia memiliki sistem untuk menyesuaikan

diri dengan kemampuan terbatas.

c) Kelembaban

Kelembaban udara mempengaruhi keadaan tubuh manusia, bila

temperatur udara panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan

pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran karena sistem

penguapan. Semakin cepat denyut jantung, makin aktif peredaran darah

dalam memenuhi kebutuhan oksigen untuk kebutuhan manusia.

d) Sirkulasi Udara

Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara

tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau

bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Hal ini tidak boleh

dibiarkan berlangsung terlalu lama, karena akan mempengaruhi

kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan.

e) Kebisingan Suara

Pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya

dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan

efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga aspek yang

menentukan kualitas suatu bunyi, yaitu: lamanya kebisingan, intensitas

(43)

f) Getaran Mekanis

Pada umumnya getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal

konsentrasi bekerja, datangnya kelelahan, timbulnya beberapa penyakit

diantaranya karena gangguan terhadap: mata, syaraf, peredaran darah,

otot, tulang, dan lain-lain.

g) Aroma

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan

bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan

penciuman.

h) Tata Warna

Beragam jenis warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.

Sifat dan pengatuh warna kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan

lain-lain, karena dalam sifat warna merangsang perasaan manusia.

Selain warna merangsang emosi atau perasaan, warna dapat

memantulkan sinar yang diterimanya.

i) Dekorasi

Dekorasi ada pengaruhnya dengan tata warna yang baik, karena itu

dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja tetapi

berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna,

perlengkapan dan lainnya untuk bekerja.

j) Musik

Musik dengan nada lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat

(44)

karena itu pemilihan jenis musik yang efektif sangat dibutuhkan untuk

membangkitkan mood, karena kesalahan dalam memilih jenis music

yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi.

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik juga sering disebut dengan lingkungan kerja

lunak (soft environment) yang tidak dapat dilihat melalui mata secara

langsung namun dapat dirasakan oleh karyawan dalam melakukan

aktifitasnya, meliputi pengaruh kerja terhadap karyawan karyawan dengan

atasan, pengaruh kerja terhadap sesama karyawan dan pengaruh kerja

terhadap atasan dengan karyawan.

c. Faktor yang mempengaruhi Lingkungan Kerja

Faktor-faktor lingkungan kerja yang diuraikan oleh Nitisemito (2014)

yang dapat memengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja

dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya:

1) Warna

Merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja para

karyawan. Khususnya warna akan memengaruhi keadaan jiwa mereka.

Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat

lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para karyawan akan

terpelihara.

2) Kebersihan lingkungan kerja

Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung dapat memengaruhi

seseorang dalam bekerja, karena apabila lingkungan kerja bersih maka

(45)

3) Penerangan

Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada penerangan listrik saja,

tetapi juga penerangan sinar matahari. Dalam melaksanakan tugas

karyawan membutuhkan penerangan yang cukup, apabila pekerjaan yang

dilakukan tersebut menuntut ketelitian.

4) Pertukaran udara

Pertukaran udara yang cukup dari ventilasi udara yang tersedia akan

meningkatkan kesegaran fisik para karyawan. Selain ventilasi, konstruksi

gedung dapat berpengaruh pula pada pertukaran udara. Misalnya gedung

yang mempunyai atap tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang

lebih baik dari pada gedung yang mempunyai atap rendah. Hal lain yang

perlu menjadi perhatian adalah volume ruangan harus sebanding dengan

jumlah karyawan yang ada agar pertukaran udara yang berlangsung lebih

baik.

5) Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.

Keamanan akan keselamatan diri sendiri sering ditafsirkan terbatas pada

keselamatan kerja, padahal lebih luas dari itu termasuk di sini keamanan

milik pribadi karyawan dan juga konstruksi gedung tempat mereka

bekerja. Sehingga akan menimbulkan ketenangan yang akan mendorong

karyawan dalam bekerja.

6) Kebisingan

Merupakan suatu gangguan terhadap seseorang karena adanya

kebisingan, maka konsentrasi dalam bekerja akan terganggu. Dengan

(46)

banyak menimbulkan kesalahan atau kerusakan. Hal ini jelas akan

menimbulkan kerugian.

7) Tata Ruang

Merupakan penataan yang ada di dalam ruang kerja yang biasa

memengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja.

d. Faktor yang dipengaruhi oleh Lingkungan Kerja

Menurut (Soetjipto, 2004) merumuskan beberapa pengaruh atau

dampak dari lingkungan kerja antara lain:

1) Kenyamanan karyawan

Kenyamanan dalam bekerja biasanya akan berdampak pada kualitas

kerja seseorang. Oleh karena itu, kenyamanan karyawan diterima

dengan baik dalam artia lingkungan kerja mendukung, maka karyawan

akan maksimal dalam bekerja.

2) Perilaku karyawan

Perilaku kerja adalah dimana orang-orang di tempat kerja dapat

mengaktualisasikan dirinya melalui sikap dalam bekerja. Sikap yang

diambil oleh karyawan untuk menentukan apa yang akan mereka

lakukan di lingkungan tempat kerja mereka. Lingkungan kerja yang

aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan yang minimum

sangat disukai oleh karyawan. Ketika karyawan mendapati tempat kerja

yang kurang mendukung, perilaku karyawan saat di tempat kerja juga

cenderung berubah. Misalnya dengan menurunnya kedisiplinan,

tanggungjawab yang rendah, dan meningkatnya absensi.

(47)

Jika kondisi tempat kerja terjamin maka akan berdampak pada naiknya

kinerja karyawan secara berkelanjutan. Kinerja karyawan menurun

ketika perusahaan tidak memperhatikan fasilitas pendukung

karyawannya dalam bekerja. Ketersediaan fasilitas dapat menyokong

kinerja karyawan agar lebih baik.

4) Tingkat stres karyawan

Lingkungan kerja yang tidak kondusif akan berpengaruh terhadap

tingkat stres kerja karyawan. Ketika karyawan tidak dapat mengatasi

stresnya dengan baik, bisa berakibat pada buruknya pelayanan

karyawan.

Adapun dalam hal ini, lingkungan kerja memiliki keterkaitan dengan stres

kerja. Kang & Sandhu (dalam Umer Asgher, 2015) menyatakan bahwa

lingkungan kerja merupakan faktor penting dalam penyebab stres kerja.

Pendapat ini didukung oleh Deborah Legge (2014) yang menyatakan jam kerja

yang tidak menentu dan faktor lingkungan turut berkontribusi atau

memperburuk adanya stres kerja pada individu. Selain itu, lingkungan kerja

juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan, seperti yang dikemukakan oleh

Chandra & Priyono (2016) dalam penelitiannya mereka menyatakan bila

lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

4. StresKerja

a. Definisi Stres Kerja

Menurut Tarwaka (2015), Stres merupakan tekanan psikologis yang dapat

(48)

mental. Menurut Siagian (dalam Raunaqi, 2017:31) stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik

seseorang. Stres yang tidak dapat diatas dengan baik biasanya berakibat pada

ketidakmampuan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, baik

lingkungan pekerjaan maupun di luar pekerjaan.

Menurut Nawawi (dalam Raunaqi, 2017) mendefinisikan stres sebagai

suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Keadaam tertekan

tersebut secara umum merupakan kondisi yang memiliki karakteristik bahwa

tuntutan lingkungan melebihi kemampuan individu untuk meresponnya.

Lingkungan tidak berarti hanya lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan

sosial. Lingkungan seperti ini juga terdapat dalam organisasi kerja sebagai

tempat setiap anggota organisasi atau karyawan menggunakan sebagian besar

waktunya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja

Menurut Anwar Prabu (2008:157) penyebab stres kerja antara lain yakni

beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas

pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang

tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja,

perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam bekerja

Menurut Handoko (dalam Raunaqi, 2017:32) kondisi-kondisi yang

cenderung menyebabkan stres disebut stresors, penyebab stres ada dua yaitu:

1) On-The-Job

Penyebab stres on-the-job antara lain beban kerja yang berlebihan,

(49)

yang tidak aman, umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak

memadai, wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan

tanggungjawab, kemenduaan peranan, frustasi, konflik antar pribadi dan

antar kelompok, perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan,

serta berbagai bentuk perubahan.

2) Off-The-Job

Penyebab stres on-the-job antara lain kekhawatiran finansial,

masalah perkawinan yang bersangkutan dengan anak,

masalah-masalah fisik, masalah-masalah-masalah-masalah perkawinan (missal, perceraian),

perubaham-perubahan yang terjadi di tempat tinggal, serta

masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.

c. Indikator Stres Kerja

Menurut Taylor (dalam Artha, 2018:46) menyatakan stres dapat

menghasilkan berbagai respons. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwa

respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada

individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami. Respon stres dapat terlihat

dalam berbagai aspek, yaitu:

1) Respon fisiologis; ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak

jantung, detak nadi, dan system pernapasan.

2) Respon kognitif; terlihat melalui terganggunya proses kognitif seperti

pikiran kacau, menurunnya konsentrasi, pikiran berulang dan tidak

wajar.

(50)

Adapun menurut Robbins dan Judge (2015:434), ada beberapa indikator

yang digunakan untuk mengukur tingkat stres yaitu berupa gejala, yaitu:

1) Gejala fisik, terkait dengan aspek kesehatan dan medis dilihat dari

perubahan metabolisme, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya

laju detak jantung dan pernafasan, menimbulkan sakit kepala dan

menyebabkan serangan jantung.

2) Gejala psikologis, dilihat dari ketidakpuasan, kegelisahan, kecemasan,

pesimistis, mudah marah, kebosanan, sulit berkonsentrasi, daya ingat

yang menurun, komunikasi yang tidak efektif, kerja sama, percaya diri

yang kurang baik, kurang percaya kepada orang lain.

3) Gejala perilaku dilihat dari perubahan produktivitas, absensi, tingkat

keluar masuknya karyawan, perubahan kebiasaan makan, meningkatnya

konsumsi rokok dan alcohol, berbicara cepat, gelisah dan adanya

gangguan tidur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek fisik secara terbatas,

sebab aspek fisik perlu melakukan cek kesehatan yang hal tersebut buka ranah

bidang peneliti.

d. Dampak Stres Kerja

Schuller (2006), mengidentifikasi beberapa perilaku negative karyawan

yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Secara singkat

beberapa dampak negative yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa:

1) Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen ataupun

(51)

2) Mengganggu kenormalan aktivitas kerja

3) Menurunkan tingkat produktivitas karyawan

4) Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan

Adapun hubungan stres kerja terhadap kinerja karyawan dapat dilihat

dari meningkatnya stres kerja suatu karyawan, semakin stres kerja meningkat,

maka prestasi kerja karyawan akan ikut bertambah tinggi sampai pada taraf

tertentu. Stres kerja karyawan akan sampai pada titik stabil atau tingkat optimal

yang akan menghasilkan prestasi kerja yang baik. Pada titik ini tambahan stres

tidak akan menghasilkan peningkatan prestasi (Safrizal, 2013)

5. Kinerja Karyawan

a. Definisi Kinerja Karyawan

Kinerja menurut Chandra & Priyono (2016), kinerja karyawan merupakan

tingkatan dan kemampuan individu dalam mencapai persyaratan pekerjaan

yang dimiliki dengan beberapa indikator seperti kesetiaan, prestasi, tanggung

jawab, pekerjaan, kejujuran, ketaatan.

Menurut Kadek (2017:3376) kinerja adalah hasil yang dicapai dari yang

telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas.

Kinerja merupakan prestasi kerja atau performance, yaitu hasil kerja selama

periode tertentu dibanding dengan berbagai kemungkinan. Pada dasarnya

kinerja seorang pegawai merupakan hal yang bersifat individual karena setiap

pegawai mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam

(52)

Menurut Wibowo (dalam Jekky dkk, 2018:23) Kinerja adalah tentang

melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Untuk

mencapai target yang ditetapkan organisasi (kinerja), karyawan harus

mengutamakan kepentingan dan kepuasan dengan memberikan layanan

terbaik, disiplin, bekerja dengan baik dan inovatif sehingga akan menhasilkan

kinerja yang baik.

b. Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Menurut

Sedarmayanti (2017), faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yang

baik yakni kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan, usaha yang

dikeluarkan, dan dukungan organisasi.

Menurut A. Dale Timple, faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

terdiri dari faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat – sifat

seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor – faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan seperti prilaku,

sikap dan tindakan – tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas

kerja, dan iklim organisasi.

Adapun menurut Afandi (2018), faktor – faktor yang mempengaruhi

kinerja yakni:

1) Kemampuan, kepibadian dan minat kerja.

2) Kejelasan dan penerimaan seseorang karyawan yang merupakan taraf

pengertian yang diberikan kepadanya.

Gambar

Tabel 1. 1 Absensi Karyawan PT. Mount Scopus Indonesia
Tabel 1. 2 Data Lembur Karyawan PT. Mount Scopus Indonesia  Keterangan  April  2020  Mei  2020  Juni  2020  Juli  2020  Agustus 2020  Jumlah rata - rata hari lembur per
Tabel 2. 1 Penelitian Terdaulu
Tabel 3. 1 Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upacara tersebut menggunakan anjing bangbungkem atau anjing berwarna coklat tua, cermin hidung beserta rambut di sekitarnya dan ujung ekor berwarna hitam (Dharmawan, 2009). Di Kota

Dimana hasil dari pemberdayaan dana ZIS melalui program-program ini dapat mencetak generasi sukses mulia, atau lebih kepada investasi Sumber Daya Manusia (SDM)

• Sewaktu memesan part pengganti untuk selang bahan bakar, selang pemakaian umum dan selang vinyl yang standar, pakailah nomor part bo- rongan yang dicantumkan pada parts

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Frozen Shoulder

Penulis meninjau kondisi dari komponen-komponen mesin Toyota Corona yang terdapat di Laboratorium Fluida Thermal & Otomotif, Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KC Balikpapan yaitu : a) Formulir yang digunakan seperti formulir kuasa pemotongan gaji/pensiun/tunjangan dan formulir keterangan

Muhammad Juni Beddu, LC., MA.. Muhammad Juni Beddu,

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini