• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode Penelitian dan Desain Penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka pendekatan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode Penelitian dan Desain Penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka pendekatan yang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

66 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara proses pembelajaran penjas terhadap perilaku sosial siswa dengan menggunakan pendekatan kualitas, diharapkan tujuan penelitian yang dirumuskan dapat tercapai.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan korelasional, yaitu metode yang menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto (1997:97) yaitu: “. . . adapun korelasional berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat hubungannya (tingkat hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).”

Dengan metode korelasional ini, akan dapat mengungkapkan keterkaitan hubungan antara variabel proses pembelajaran penjas dengan variabel perilaku sosial siswa.

(2)

2. Desain Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yang dinyatakan dengan simbol X dan satu variabel terikat yang dinyatakan dengan simbol Y. Variabel bebas tersebut adalah pembelajaran penjas, sedangkan variabel terikat yaitu perilaku sosial siswa.

Desain hubungan antar variabel penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain Hubungan Antar Variabel Penelitian Keterangan :

X = Variabel Pembelajaran Penjas Y = Perilaku sosial siswa

B. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, baik berupa benda, tempat, maupun simbol-simbol yang dapat dijadikan sebagai sumber data. Karena penelitian ini berhubungan dengan kinerja guru pendidikan jasmani, maka yang menjadi populasi adalah siswa sekolah dasar (SD) kelas V di SDN Raya Barat II yang

(3)

berjumlah 100 orang. Hal ini berdasarkan pada observasi lapangan dan data awal yang diperoleh di SDN Raya Barat II

2. Sampel Penelitian

Adapun pengambilan sampel memakai teknik probability sampling. Hal ini dilakukan supaya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Riduwan (2004:58) mengemukakan bahwa: “Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Sedangkan teknik probability sampling yang dipakai adalah simpel random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut, (Riduwan, 2004:58).

Surakhmad (1994:100) menyarankan, apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 100, pengambilan sample sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian adalah 60 orang.

C. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Sesuai dengan rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis maka diperlukan instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpul data digunakan agar dapat menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel dalam penelitian ini yitu: proses pembelajaran penjas maka disusun instrumen pengumpul data berupa kuesioner (angket) sebagai teknik utama.

(4)

Sedangkan untuk memperoleh perilaku sosial siswa selain diperoleh dari kuesioner, juga diperoleh dari hasil observasi ke lapangan dan studi dokumentasi. Sesuai dengan teknik yang digunakan tersebut, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar angket, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

1. Angket (questionnaire)

“Angket atau kuesioner adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan jalan mengedarkan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diajukan secara tertulis pada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya” (Kartono, 1996:217). Angket yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket tertutup, dimaksudkan agar semua jawaban yang diberikan oleh responden lebih mudah untuk dinilai karena semua alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu.

Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini dilandasai oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti yang dikemukakan Hadjar (1996:181) bahwa :

Angket (questionnaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu seperti referensi, keyakinan, minat dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan tertulis untuk mendapatkan respon.

Selain itu, pertimbangan lain yang dijadikan dasar dalam penggunaan kuesioner menurut Arif (1982:70) yaitu :

a. Agar hasil pengukuran terhadap variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik.

(5)

b. Dengan alat pengumpul data (kuesioner) tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang objektif.

c. Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Berdasarkan landasan tersebut, maka dalam penelitian ini untuk mengungkapkan dampak pembelajaran penjas terhadap perilaku sosial siswa digunakan angket dengan menggunakan skala yang dapat mengungkapkan data yang diperoleh dari responden dengan data nominal tak sebenarnya. Hal ini seperti yang dikemukakan Riduwan (2004:7) yaitu “. . . data seperti ini bisa diberi angka 1,2,3,4,5 sedangkan untuk kinerja guru menggunakan model skala Likert setiap alternatif jawaban diberi skor antara 1,2,3,4,5.”

a. Instrumen pengumpul data dampak pembelajaran penjas.

Mengungkapan variabel hubungan proses pembelajaran penjas didasarkan pada penyusunan item-item yang diangkat dari indikator-indikator dalam penelitian ini. Adapun indikator proses pembelajaran penjas seperti yang diungkap oleh Suherman (2009) adalah “Pembelajaran pendidikan jasmani pada dasarnya, proses pembelajaran merupakan interaksi pedagogis antara guru, siswa, materi dan lingkungannya. Muara dari proses pembelajaran adalah siswa belajar.”

Adapun Good dan Brophy (1990:142-143) menjelaskan bahwa:

“Pemakaian strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat akan memungkinkan beragam tujuan proses pembelajaran lebih mudah untuk dicapai. Tujuan jelas dari proses pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan guru dan siswa serta bagaimana cara mengevaluasi, bagaimana cara memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran harus bisa discover dalam tujuan pembelajaran.”

(6)

Adapun fungsi pembelajaran yang dijelaskan oleh Ring (1985:163:164) adalah “Fungsi pembelajaran pada umumnya berada dalam tatanan kerangka intruksional yakni suatu system penyampaian yang memiliki tujuan untuk menjamin sampainya materi pelajaran dan berlangsungnya interaksi yang aktif antara guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelaja.”

Seadngkan menurut makmun (1981:143) mengatakan bahwa :

“Komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: Raw input (siswa) yang terdiri dari: kapasitas dasar (IQ), bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan,sikap kebiasaan, Instrumental input (guru, metode, tehnik, media,bahan sumber, program tugas, Enviromental input (lingkungan) meliputi , fisik, sosial dan cultural, Expected out put (hasil belajar yang diharapkan) yang terdiri dari perilaku cognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotor.”

b. Instrumen pengumpul data perilaku sosial siswa

Untuk mengungkapkan variabel perilaku sosial siswa, penyusunan item-item dapat dikembangkan dari indikator-indikator antara lain kecenderungan perilaku peran, kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial dan kecenderungan perilaku ekspresif ( Rusli Ibrahim dalam Leny Marliani, 2010:71)

Krech et al (1982) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Individual in Society ada 12 sifat respons antar pribadi yang diklasifikasi ke dalam tiga katagori yaitu:

a. Role dispositions (kecenderungan perilaku peran) terdiri dari:

1. Sifat pemberani dan pengecut secara sosial; orang yang memiliki sifat yang pemberani secara sosial, akan mempertahankan atau membela haknya, tidak

(7)

memperdulikan masalah mencolok mata, tidak malu-malu melakukan sesuatu perbuatan, begitu percaya diri untuk berusaha mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga.

2. Sifat berkuasa dan sifat patuh; orang yang memiliki sifat berkuasa, menunjukan sifat tegas, percaya diri, berorientasi pada kekuatan, keras, kemauan keras, suka memerintah, atau memimpin langsung. Sedangkan sifat patuh menunjukan perilaku sosial yang sebaliknya.

3. Sifat inisiatif dan pasif secara sosial; orang yang memiliki sifat inisiatif, cenderung senang mengorganisasi kelompok, tidak mempermasalahkan latar belakang, suka memberi saran dalam pertemuan-pertemuan dan mengambil alih kepemimpinan, sedangkan sifat pasif secara sosial akan menunjukan sikap dan perilaku sebaliknya.

4. Sifat mandiri dan tergantung; Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya akan membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak mencari dukungan atau nasehat orang lain, dan emosionalnya cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan menunjukan perilaku sosial yang sebaliknya.

b. Sociometric dispositions (kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial) terdiri dari:

1. Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain; orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf, dan tulus menghargai kelebihan orang lain, sebaliknya

(8)

sifat orang yang ditolak oleh orang lain yaitu: mencari-cari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.

2. Suka bergaul atau tidak suka bergaul. Orang memiliki sifat senang bergaul dengan orang lain, menunjukan suka terlibat dalam urusan sosial, senang bersama orang lain, dan senang berpergian. Sedangkan orang tidak suka bergaul dengan orang lain memperlihatkan sifat sebaliknya.

3. Sifat ramah dan tidak ramah. Orang yang memiliki sifat ramah kepada orang lain, biasanya memiliki sifat periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang lain, dan banyak melakukan hubungan sosial. Sedangkan orang yang tidak ramah kepada orang lain menunjukan sifat-sifat sebaliknya.

4. Simpatik atau tidak simpatik. Orang yang memiliki sifat simpatik kepada orang lain biasanya memiliki sifat peduli terhadap perasaan orang lain dan keinginan orang lain, memperlihatkan kebaikan dan kemurahan hati, suka menolong orang yang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik kepada orang lain menunjukan sifat-sifat sebaliknya.

c. Expresive dispositions (kecenderungan perilaku ekspresif)

1. Sifat suka bersaing dan tidak suka bersaing. Orang memiliki sifat suka bersaing dengan orang lain, biasanya memandang setiap hubungan sosial sebagai perlombaan, orang lain selalu di anggap sebagai lawan atau saingan yang harus dikalahkan, suka memperkaya diri sendiri, dan tidak kerjasama. Orang yang tidak suka bersaing (kerjasama) dengan orang lain menunjukan sifat-sifat sebaliknya.

(9)

2. Sifat agresif dan sifat tidak agresif. Orang yang memiliki sifat agresif akan menunjukan perilaku sosial suka menyerang orang lain baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar, dan suka menyangkal. Sedangkan orang yang memiliki sifat tidak agresif akan menunjukan sikap yang sebaliknya.

3. Sifat kalem atau sifat tenang secara sosial. Orang yang memiliki sifat tenang biasanya merasa malu ketika masuk ke ruangan setelah orang lain duduk, mengalami kegugupan yang berlebihan ketika berpidato, ragu-ragu dalam diskusi kelompok, merasa terganggu bila sedang bekerja ditonton orang, atau merasa tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain.

4. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri. Orang yang suka menonjolkan diri biasanya berperilaku berlebihan dan berlaga dalam bertindak dan berpakaian. Suka mencari pengakuan dan tepuk tangan orang, dan menunjukan perilaku aneh untuk menarik perhatian orang.3. Sifat kalem atau sifat tenang secara sosial. Orang yang memiliki sifat tenang biasanya merasa malu ketika masuk ke ruangan setelah orang lain duduk, mengalami kegugupan yang berlebihan ketika berpidato, ragu-ragu dalam diskusi kelompok, merasa terganggu bila sedang bekerja ditonton orang, atau merasa tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain.

4. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri. Orang yang suka menonjolkan diri biasanya berperilaku berlebihan dan berlaga dalam bertindak dan berpakaian.

(10)

Suka mencari pengakuan dan tepuk tangan orang, dan menunjukan perilaku aneh untuk menarik perhatian orang.

D. Definisi Konseptual

a. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan intraksi paedagogis antara guru dan siswa, materi dan lingkungannya, proses pembelajaran juaga mengandung komponen-komponen yang terlibat di dalamnya terdidi dari: Raw input (siswa), Instrmental input (guru), Enviromental input (lingkungan) dan Expected out put (hasil yang diharapkan).

b. Perilaku Sosial adalah memilki komponen-komponen antara lain kecendrungan perileku peran, kecendrungan dalam perilaku dalam hubungan sosial, dan kecendrungan perilaku ekspresif). Perilaku sosial juga memiliki 12 sifat respon antar pribadi yang diklasifikasikan ke dalam 3 katagori yaitu: a. Rule dispositions (kecendrungan perilaku peran), b. Sosiometric dispositions (kecendrungan perilaku dalam hubungan sosial) dan c. Expresve dispositions ( kecendrungan perilaku ekpresif).

E. Definisi Operasional

Skor yang diperolah merupakan proses pembelajaran yang terlibat di dalamnya komponen-komponen raw input (siswa), intrumental input (guru), enviromental input (lingkungan) dan ekpected out put (hasil belajar yang diharapkan).

(11)

Sedangkan skor yang diperoleh merupakan ruang lingkup dari: Rule dispositions (kecenderungan perilaku peran), Sociometric dispositions (kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial) dan expresive dispositions (kecenderungan perilaku ekspresif). Perilaku sosial yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu perilaku sosial siswa yang dihasilkan dari kegiatan proses pembelajaran pendidkan jasmani di sekolah. Dengan demikian untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran dan perilaku sosial, maka peneliti menggunakan alat ukur berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan baik yang positif maupun negatif.

Dengan demikian maka peneliti akan lebih memperinci tentang kisi-kisi intrumen pembelajan pendidikan jasmani dan perilku sosial dalm tabel 3.1. Alternatif jawaban yang disediakan pada angket pembelajaran pendidikan jasmani dan perilaku sosial siswa terdiri dari lima alternatif, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Skala alternatif jawaban ini merupakan skala sikap, dengan merujuk pada konsep pengukuran sikap yang dikemukakan Likert (1984).

Pembuatan alat ukur untuk masing-masing variabel penelitian agar alat pengumpul data yang dipergunakan valid dan reliabel, maka peneliti mengembangkan berdasarkan batasan dari variabel penelitian, selanjutnya ditentukan ciri umum dan indikator dari setiap variabel tersebut. Kriteria masing-masing variabel penelitian dijabarkan sebagai berikut:

(12)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrument Proses Pembelajaran

No Komponen Sub Komponen Indicator

1. Proses pembelajaran (Makmun, 1981) 1. Siswa 2.Intrumental input (sarana) 3.Enviromental input (lingkungan)

4. Expected out put

(hasil yang diharapkan) a. Kapasitas Dasar b. Bakat Khusu c. Motivasi d. Minat

e.Kematangan atau kesiapan

a. Guru b, Metode c.Tehnik,media, (sarana) d.Materi d. Program/tugas a. Sosial b. Fisik c. Kebudayaan a. Perilaku kognitif b. Perilaku afektif c.Perilaku psikomotor

(13)

A. Pernyataan Berdasarkan Indikator Pembelajaran Penjas

Sub komponen Indicator Pernyataan No Soal

+ - 1. Siswa (raw input) Kapasitas Dasar (IQ) Bakat Khusus Motivasi Minat Kematangan atau kesiapan Sikap atau kebiasaan a. Kemampuan menerima pelajaran

b. Nilai Penjas tinggi

a. mudah menerima pelajaran b. cepat menanggapi masalah a. kebutuhan rasa aman b. kebutuhan rasa kasih sayang a. kesungguhan dalam menerima pelajaran b. perhatian pada saat menerima pelajaran a. disiplin terhadap aturan a. mengakui kesalahan b. memberikan kesempatan yang sama c. peduli terhadap orang lain 33 34 24 26 28 32 35 7 23 48 20 4

(14)

2. Instrumental Input 3.Environmental Input (Lingkungan) Guru Metode Tehnik dan Media Materi atau Bahan ajar Program atau Tugas Sosial a. cara menjelaskan materi b. penguasaan materi

c. suara cukup jelas d. perhatian yang menyeluruh e. kreativitas dalam penyampaian a. mudah diikuti b. cara memberikan

dari yang mudah ke yang sukar c. demontrasi a. alat-alat cukup lengkap b. lapangan sangat memadai a. kesesuaian dengan siswa b. modifikasi c. sesuai dengan kurikulum d. banyak variasi a. memimpin pemanasan penjas b. contoh gerakan a. hubungan masyarakat sekolah 38 25 2 3 28 39 5 6 41 43 31 33 29 1 42 45 27

(15)

4. Expected output (hasil yang diharapkan) Fisik Kebudayaan Perilaku kognitif Perilaku affektif Perilaku Psikomotor b. hubungan masyarakat sekitar a. sarana dan prasarana b. iklim a. cara berpakaian b. kebiasaan berbicara c. tingkah laku a. dapat menunjukan b. dapat menyebutkan c. dapat menjelaskan d. dapat memberikan contoh e. dapat menguraikan f. dapat menilai a. bersikap menerima b. dapat berpartisipasi c. memandang penting d. dapat meyakinkan a. gerakan sangat terampil b. gerakan sangat cepat 9 51 8 21 30 10 44 61 50 36 54 49 19 14 18 15 22 72

(16)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrument Perilaku Sosial

No Komponen Sub Komponen Indikator

1. Perilaku Sosial (Krech, Crutchfield, Ballachey, 1982) 1. Perilaku peran 2. Perilaku dalam hubungan Sosial 3. Perilaku Ekspresif a. Pemberani b. Berkuasa c. Inisiatif

d. Mandiri atau tergantung

a. Sikap diterima atau tida diterima

b. Sikap bisa bergaul atau tidak bisa bergaul

c. Sikap ramah atau tidak ramah

d. Sikap simpati atau tidak simpati

a. Kooprasi atau tidak kerjasama

b. Agresivitas atau tidak agresif c. Sifat kalem atau tidak kalem d. Sikap pamer atau tidak pamer

(17)

B. Pernyataan Berdasarkan Indikator Pembelajaran Penjas

Sub komponen

Indicator Pernyataan No Soal

+ - 1.Perilaku peran Pemberani Berkuasa Inisiatif a.mempertahankan haknya b. tidak menghiraukan masalah mencolok mata c. tidak malu melakukan suatu perbuatan d. percaya diri mengedepankan kepentingan sendiri a. sikap tegas b. percaya diri c.berorientasi pada kekuatan sendiri d. berkemauan keras e. memimpin langsung a. senang mengorganisasi kelompok b. tidak mempersoalkan latar belakang c. suka memberi saran

dalam pertemuan d. mengambil alih kepemimpinan 16 75 40 46 52 55 56 17 11 12 53 57 59

(18)

2. Perilaku dalam hubungan sosial 3.Perilaku ekspresif Mandiri atau tergantung Sikap diterima atau tidak diterima Sikap bisa bergaul atau tidak bisa bergaul

Sikap ramah atau tidak ramah Sikap simpati atau tidak simpati Kooperasi atau tidak kerjasama a. membuat rencana sendiri

b. tidak perlu bantuan orang lain

c. emosional cukup stabil

a. tidak berprasangka buruk

b. memiliki sikap loyal c. dapat dipercaya d. menerima kesalahan

orang lain e. menghargai

kelebihan orang lain

a. terlibat dalam kegiatan sosial b. senang bersama orang lain c. senang bepergian d. sikap periang a. penampilan hangat b. sikap terbuka c. mudah didekati orang

a. sangat peduli pada orang lain b. murah hati c. suka membela a. hubungan sosial sebagai perlombaan b. sifat persaingan c. memperkaya diri sendiri 60 64 65 66 68 71 62 73 83 63 67 69 70 74 76 79 78 81 82 84 88

(19)

Sumber: Ujang Sudrajat, 2010

1. Uji Coba Instrumen

Pelaksanaan uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tesebut jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sugiyono(1997:253), yaitu :

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek warna merah, maka data yang terkumpul juga memberikan data merah, apabila data yang terkumpul memberikan data berwarna putih, maka

Agresivitas atau tidak agresif

Sifat kalem atau tidak kalem

Sikap pamer dan tidak pamer d. tidak kooperatif a. menyerang orang lain b. sifat pendendam c. tidak patuh d. sering menyangkal a. sifat pemalu b. perasaan gugup c. merasa ragu-ragu d. terganggu dilihat orang lain e. tidak nyaman berada dengan orang lain a. perilaku berlebihan b. mencari pengakuan c. berperilaku aneh 80 83 87 89 92 93 47 58 86 91 90 94 95

(20)

hasil penelitian tidak valid. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok pun tetap berwarna merah.

Pelaksanaan uji instrumen penelitian dilakukan penulis, sebelum melaksanakan penelitian sesungguhnya. Kegiatan uji coba dilakukan terhadap 60 orang siswa kelas VI di SDN Raya Barat III, yang memiliki karakteristik yang sama dengan yang dijadikan sampel penelitian ini.

a. Uji Validitas Instrumen Penelitian

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” (Arikunto, 1999:160). Uji validitas item dalam penelitian dimaksudkan agar item-item tes sesuai dengan indikator setiap variabel. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir item dengan skor total. Seperti yang dikemukakan Arikunto (1999:67), “ koefisien korelasi product moment yang dikembangkan Pearson adalah prosedur yang umum digunakan untuk mengetahui validitas item.”

Sesuai dengan pernyataan di atas rumus korelasi product moment (r) dengan taraf signifikansi 5 % artinya butir pertanyaan dinyatakan signifikan jika koefisien korelasi dari r hitung > koefisien korelasi r tabel. Rumus untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Pearson product moment, sebagai berikut :

2 2 2 2 ) ( ).( ( ( ) )( (

− − − = y y N x Nx y x N rxy xy (Arikunto,1999:75)

(21)

Keterangan :

N= banyaknya sampel X= skor item

Y= skor total

Untuk menguji signifikansi hasil perhitungan di atas digunakan rumus t-student sebagai berikut : 2 1 2 r n r t − − = (Sudjana, 1988:380)

Suatu item dinyatakan signifikan apabila t hitung > t tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (dk) = n-2

Dari hasil perhitungan uji validitas terhadap item-item pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh data tentang variabel pembelajaran penjas (X) diperoleh keterangan yaitu dari 42 pertanyaan yang diajukan 30 pertanyaan valid dan 12 pertanyaan tidak valid, yaitu nomor, 8, 12, 15, 20, 23, 27, 29, 30, 33, 38, 40, dan nomor 42.

Untuk variabel perilaku social siswa (Y), diperoleh keterangan bahwa terdapat 53 pertanyaan yang diajukan 29 pertanyaan valid dan 24 pertanyaan tidak valid, yaitu nomor 43, 44, 47, 48, 49, 50, 52, 53, 55, 57, 60, 62, 64, 66, 69, 71, 73, 74, 78, 80, 83, 84, 87, dan nomor 94.

Dari item-item yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam pengambilan data. Hasil uji coba validitas item instrumen secara rinci dapat dilihat dalam lampiran.

(22)

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Mengukur reliabilitas instrument penelitian ini digunakan metode test-re test Adapun yang dimaksud dengan test-re test adalah penghitungan skor test awal dan test akhir. Setelah skor awal dikorelasikan dengan skor akhir lalu dihitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

r 11= 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 r r + (Arikunto, 1999:90) Keterangan : r 11 = reliabilitas instrument

r ½ ½ = rb korelasi product moment antara dua belahan instrumen.

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi tersebut, digunakan rumus t- student sebagai berikut :

2 1 2 r n r t − − = (Sudjana, 1998:380)

Koefisien reliabilitas dinyatakan signifikan bila t hitung > t tabel pada taraf nyata 0,05 dengan db= n-2.

Hasil uji reliabilitas untuk variabel X dan Y diperoleh keterangan bahwa harga t hitung yang diperoleh sebesar 13,59. Harga ini berada di luar daerah

(23)

penerimaan H0 atau harga t hitung tersebut lebih besar dari harga t tabel pada taraf

signifikansi 0,05 dengan dk (58) sebesar 2,00 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel X danY adalah reliabel pada tingkat kepercayaan 95%.

D. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang baik dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan, yang meliputi pengumpulan informasi dengan cara :

a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian dengan studi pustaka dan informasi dari berbagai pihak

b. Orientasi lapangan, yaitu menghubungi instansi dinas pendidikan Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung

c. untuk menyampaikan maksud dan tujuan penelitian serta memperoleh izin penelitian.

d. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data banyaknya responden yang akan dijadikan sampel penelitian dengan melihat jumlah dan karakteristik guru pendidikan jasmani

e. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan, berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

(24)

2. Menentukan sampel

Sampel penelitian ini diambil dari siswa SDN Raya Barat II yang ada di wilayah kerja dinas pendidikan Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung

3. Menyusun instrumen penelitian

a. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian b. Menyusun butir-butir item

4. Uji coba instrumen penelitian

Dilaksanakannya uji coba instrumen penelitian untuk melihat seberapa jauh tingkat validitas dan reliabilitas masing-masing item tes pada intrumen uji coba serta untuk mengukur daya pembeda item pada instrumen penelitian.

5. Melaksanakan pengumpulan data dan menyebarkan kuesioner/ angket penelitian kepada sampel penelitian

6. Menganalisa data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.

7. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai sebuah karya ilmiah

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara

kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif-analitik. Penggunaan statistik deskriptif dimungkinkan untuk menghitung rata-rata (mean), varians, dan

(25)

simpangan baku (standar deviasi) serta mendekipsikan data dalam bentuk tabel. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah :

1. Menghitung rata-rata (mean) 2. Menghitung varians

3. Menghitung simpangan baku

Adapun statistik analitik digunakan untuk menguji hipotesis, dalam hal ini analisis korelasi dan regresi. Untuk hipotesis digunakan analisis korelasi dan regresi tunggal serta digunakan pula analisis korelasi analisis regresi ganda.

Seperti yang dikemukan Sudjana (1988:367) bahwa “jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, yaitu seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel tersebut.” Studi yang membahas hubungan antara variabel ini dinamakan analisis korelasi dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan ini dinamakan koefisien korelasi.

Ada beberapa tahapan perhitungan terlebih dahulu, sebelum menguji hipotesis, yaitu terlebih dahulu menguji normalitas distribusi data dan uji homogenitas. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif-analitik. Penggunaan statistik deskriptif ini dimungkinkan untuk menghitung rata-rata, varians dan simpangan baku serta mendeskripsikan data dalam bentuk tabel. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah :

(26)

1) Menghitung mean :

= − n x x Keterangan :

x

− = rata-rata X

X = jumlah nilai X

n = jumlah anggota sampel

(Furqon, 1999:30) 2) Menghitung varians (S2) S2=

( )

(

1

)

2 2 − −

n n X X n Keterangan : n = banyaknya sampel X = jumlah skor X2 = jumlah kuadrat (Furqon,1999:54)

3) Menghitung simpangan baku (Sd)

Sd = S 2

Adapun statistik analitik digunakan untuk menguji hipotesis, dalam hal ini analisis korelasi Rank Spearman dengan pedoman interpretasi Guildford.

(27)

Seperti yang dikemukakan Sudjana (1988:367) bahwa: “jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel, yaitu seberapa kuat hubungan antara variabel itu terjadi, perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut.” Studi yang membahas hubungan antara variabel-variabel, dinamakan analisis korelasi dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan ini dinamakan koefisien korelasi.

Ada beberapa tahapan perhitungan terlebih dahulu, sebelum menguji hipotesis, yaitu terlebih dahulu menguji normalitas distribusi data.

(a) Uji Normalitas Data

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : (1) Mencari skor terbesar dan terkecil

(2) Mencari nilai rentangan (R) (3) Mencari banyaknya kelas (BK)

K = 1+3,3 log n Keterangan : K = banyaknya kelas

n = banyaknya sampel

(4) Mencari nilai panjang kelas (i)

i = R / BK (4) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

(28)

Kelas Interval F Nilai Tengah (Xi) Xi 2 f.Xi f.Xi2

(6) Mencari mean (rata-rata) =

X

(7) Mencari standar deviasi/ simpangan baku = Sd

(8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

a. Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5 sehingga diperoleh nilai-nilai tertentu

b. Mencari nilai Z-skor untuk batas kelas interval dengan rumus :

        − = − Sd X bk Z Keterangan : bk = batas kelas − X = rata-rata Sd = simpangan baku

c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

(29)

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

Daftar frekuensi yang diharapkan

Batas Kelas Z Luas 0-Z Luas tiap Kelas

Interval

Fe Fo

(9). Menghitung nilai Chi Kuadrat ( X2))

(

)

2 2 =

fe fe fo X

a. Menentukan derajat bebas Rumus: db= k – 3 b. Menentukan X2

dari tabel

c. Menentukan normalitas dengan kriteria, jika X2

hitung < dari nilai X2

tabel pada α = 0,05 maka dinyatakan berdistribusi normal.

Uji Homogenitas Hasil Angket

Dicari dengan uji homogenitas varians dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari variansi dari seluruh data (simpangan baku yang dikuadratkan). 2. Mencari Fo hitung dengan membagi varian terbesar dengan varian terkecil. 3. Mencari atau menentukan Ftabel yaitu

• dk pembilang = n – 1

(30)

• dengan taraf nyata x = 0,5 4. Membandingkan Fo dengan Ft 5. Kriteria untuk menarik kesimpulan:

• Jika Fo < Ft maka homogen

• Jika Fo > Ft maka tidak homogen

Langkah berikutnya adalah pengolahan data untuk membuktikan hipotesis penelitian dengan menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut :

Mencari hubungan fungsional antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkah dalam menghitung persamaan regresi sebagai berikut :

Mencari hubungan antara variabel X dengan Y dengan menggunakan rumus regresi tunggal. Adapun langkah-langkahnya :

(1) Membuat tabel penolong seperti berikut ini No Responden X Y XY X2 Y2 1 2 …… N

X

Y

XY

2 X

Y 2

(2) Menghitung a dengan rumus :

a =

( )

(

)

( )(

( )

)

− − X X n XY X X Y 2 2

(31)

b =

( )( )

(

)

− − 2 2 X X n Y X XY n

(4) Masukan nilai a dan b ke dalam persamaan regresi : Y = a + b X

(5) Uji signifikan dan linearitas persamaan regresi tersebut dengan menggunakan tabel penolong yang disebut tabel analisis of varians (ANOVA) dalam bentuk sebagai berikut : Tabel ANOVA Sumber Variasi Total Dk n

Jumlah Kuadrat (jk) Rata-rata Jumlah Kuadrat (Rjk) F Regresi (a) 1

( )

n i Y 2/

( )

n i Y 2/

Regresi (b/a) 1 JKreg= JK (b/a) S2

reg= JK (b/a) Residu n-2 JK reg=

(

)

2 1 1

YY S2reg=

(

)

2 1 1 2 − −

n Y Y Tuna Cocok (TC) k-2 JK (TC) S

( )

2 2 − = k TC JK TC Kekeliruan (E) n-k JK (G) S

( )

k n E JK G − = 2

(6) Isi rumus-rumus dalam tabel tersebu`t berdasarkan hasil perhitungan (7) Menetapkan taraf signifikan (α = 0,05)

(32)

Dengan melihat tabel F uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan kriteria F sign hitung > F sign tabel maka dinyatakan signifikan.

(9) Cari F (line tabel) dengan rumus :

F (line tabel) = F (1-α) (dk-TC) (dk E) dengan melihat tabel F di dapat nilai F (line tabel). Uji linearitas dilakukan dengan melihat F (line hitung) < F (line tabel) maka dinyatakan linier.

• Uji signifikan koefisien korelasi dengan rumus :

t hitung = 2 1 2 r n r − −

Interpretasi koefisien korelasi nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 - 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199 Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah (Riduwan, 2004: 136)

• Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi :

Jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka korelasinya tidak signifikan

• Tentukan dk dengan rumus : dk = n-2 pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t tabel

(33)

• Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan lihat pada kriteria pengujian signifikansi.

Referensi

Dokumen terkait

Penghargaan yang mendalam penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana bagi penulis untuk mengikuti pendidikan

Glomerulonefritis dapat terjadi secara epidemik atau sporadik, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5 – 8 tahun.. Glomerulonefritis

Jadi karakteristik yang khas dalam pembelajaran sejarah adalah suatu kegiatan pembelajaran tentang kehidupan manusia dalam dimensi ruang dan waktu yang cara

2ingkungan pengendalian sangat dipengaruhi oleh sejauh mana indi0idu mengenali mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban. &amp;ni berlaku sampai kepada

Penjelasan tentang model keputusan multi kriteria dengan Analytic Network Process (ANP). Penjabaran prosedur kerja dari metode ANP. Aplikasi kasus pengambilan keputusan

Saya lebih senang menerima auditor yang berkenan merubah atau Mengganti prosedur dalam suatu penugasan jika:. Hasil Audit terdahulu tidak terkait dengan adanya masalah klien

penyesuaian karena migrasi tidak dilakukan bersama seluruh keluarga batihnya, serta toleransi sebagai sesama migran dari pulau yang sama, (2) penyesuaian fungsi

Buka file Peta format JPG hasil registrasi, dengan Global Mapper, maka akan muncul tampilan seperti berikut :... Simpan dengan nama file yang sama dengan nama file