BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini banyak pemimpin baik kepala bagian maupun pemimpin utama suatu perusahaan yang mengatur jalannya suatu kegiatan operasional perusahaan internal maupun eksternal. Seorang pemimpin pasti menggerakan seluruh pekerja untuk menjalankan perkerjaannya sesuai dengan bagiannya masing-masing. Pemimpin harus mengatur dan mewajibkan pekerjaannya untuk menjalankan perintahnya. Seorang bawahan pun mau tidak mau harus menjalankan apa yang dikatakan pemimpinnya. Keberhasilan organisasi di pengaruhi oleh semangat kerja pegawai dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan.
Pegawai merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh organisasi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh sebab itu beberapa perusahaan harus melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Dengan memiliki kinerja yang tinggi diharapkan karyawan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kemajuan organisasi atau perusahaannya.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Elliot Jacques yaitu “
communication is the sumtotal of directly consously and consously
transmitted fellins, ettitudes, and wishes”
1. Yang dapat diartikan dengan komunikasi adalah penyampaian berbagai macam perasaan, sikap, dan kehendak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang secara sadar maupun tidak sadar.
Dalam organisasi atau perusahaan juga diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja organisasi. Salah satunya adalah semangat kerja yang tinggi yang dimiliki karyawan. Semangat kerja merupakan suatu keadaan yang harus ada bila aktivitas/proses kerja ingin berjalan lancar.
Apabila suatu organisasi atau perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, maka organisasi atau perusahaan tersebut akan memperoleh banyak keuntungan seperti pekerjaan lebih cepat selesai, lebih teliti, absensi berkurang, dan sebagainya.
Tidak hanya semangat kerja yang harus dimiliki oleh pegawai, sebuah perusahaan atau organisasi tidak akan berjalan baik atau efektif tanpa adanya proses komunikasi yang baik yang terbentuk di dalam organisasi tersebut. Hal itu disebabkan komunikasi memiliki peran yang sangat penting untuk itu pemahaman komunikasi yang kuat menjadi pedoman yang kokoh bagi tiap- tiap anggota organisasi karena dengan adanya suatu dasar yang kuat akan membangun motivasi dan semangat kerja dalam memberikan kinerja yang terbaik bagi organisasi.
1
Wursanto I.G. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Penerbit Andi. Yogyakarta, 2002, hal.
153
Buchari Zainun juga mengatakan bahwa “ komunikasi sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai”. Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dijelaskan bahwa “ Communication is an exchange of information between indiduals through a system of symbols, signs, and behavior”
2. Tindakan komunikasi adalah interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lainnya sebagai tindakan aksi dan reaksi baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi. Komunikasi organisasi dapat memberikan pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa yang dapat terjadi didalam organisasi. Sebagai pegawai akan berusaha menjadi anggota organisasi terbaik.
Menurut Khloer “Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi dan para komunikator dalam organisasi untuk memahami dan menyempurnakan kemampuan-kemampuan mereka”
3.
Orang-orang yang berada pada pucuk pemimpin suatu organisasi seperti direktur, manager, dan sebagainya yang memiliki kekuasaan dalam konteks mempengaruhi bawahannya. Seorang pemimpin yang berkomunikasi dengan baik dengan para karyawannya akan sedikit sekali menimbulkan perbedaan pendapat dan efeknya akan membuat suasana yang kondusif di lingkungan tempat bekerja dan seorang pemimpin harus mampu untuk menempatkan posisi komunikasi yang ia terapkan dengan sifat yang terbuka
2
Webster’s New Collegiate Dictionary . edisi tahun 1997
3
Khloer. Edisi tahun 1998
dan tidak ada yang disembunyikan atau ditutupi terkait perihal kerja dan perihal perusahaan guna kepentingan dan kemajuan bersama. Seorang pemimpin juga harus bisa melihat, memahami, dan menindaklanjuti situasi kondisi yang dihadapi karyawannya.
Dalam berinteraksi maupun penyampaian informasi dan pesan biasanya seorang pemimpin menggunakan gaya komunikasi yang berbeda- beda. Menurut Onong, kepemimpinan adalah “proses interaksi tidak ada pemimpin tanpa pengikut, tidak ada leadership tanpa followship”
4.
Oleh karena itu, apabila gaya komunikasi kepemimpinan yang kurang tepat di terapkan kepada karyawan maka dampaknya dapat menimbulkan stres bagi karyawan dan berdampak pada menurunnya kinerja kerja. Menurut Kerry Fairbrother dan James Warn bahwa “kualitas dari lingkungan sosial di tempat kerja yang kurang nyaman berhubungan dengan tingkat stres karena dipengaruhi oleh perilaku pemimpin”
5.
Pemimpin mempunyai banyak cara untuk memerintahkan bawahannya, ada yang menggunakan sistem sepihak atau yang biasa kita sebut kekuasaan autokratis. Pemimpin tipe ini hanya mementingkan egonya saja tidak mau mendengarkan pendapat/masukan dari siapapun, perintah diberikan secara paksa. Yang kedua pemimpin yang demokratis, pemimpin
4
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, Bandung: CV.
Mandar Maju. 1993
5
Kerry Fairbrother and James Warn, Workplace Dimensions, Stress and Job
Satisfaction, Journal of Managerial sychology.Vol 18 no. 1, 2003. Pp. 8-21.
ini dikategorikan sebagai pemimpin yang ideal karena berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi, menghargai potensi individu, dan pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat. Yang ketiga yaitu kekuasan Laissez faire, pada kekuasaan ini pemimpin lepas tanggung jawab karena pemimpin memberikan kebebasan kepada para bawahaannya, tidak terlibat dalam kegiatan, dan tidak ada koordinasi dan pengawan yang baik.
Menurut nama Sigal Segev, Ph.D, Maria Elena Villar, Ph.D. dengan jurnal Public Relations Journal Vol. 6, No. 5 hal. 4 dengan judul :Understanding Opinion Leadership and Motivations to Blog: Implications for Public Relations Practice, menjelaskan bahwa “These audiences who have special interest in an issue tend to be relatively homogenous, which is translated into greater engagement and involvement with the blog (Kent, 2008). As such, they read others’ comments or posts on a given issue and have the ability to comment on it, making the medium very participative and dialogic”
6.
Yang dapat diartikan “penonton yang memiliki minat khusus dalam masalah cenderung relatif homogen, yang diterjemahkan ke dalam keterlibatan yang lebih besar dan keterlibatan dengan blog (Kent, 2008).
Dengan demikian, mereka membaca komentar orang lain atau posting pada isu tertentu dan memiliki kemampuan untuk mengomentari itu, membuat media yang sangat partisipatif dan dialogis”.
Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam absensi dan penyelesaian pekerja
6