• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DESA TARENGGE KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR MUTMAINNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DESA TARENGGE KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR MUTMAINNA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DESA TARENGGE

KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR

MUTMAINNA

Nomor Stambuk : 10561 04051 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI DESA

TARENGGE KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh MUTMAINNA

No. Stambuk : 105610405111

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi ABSTRAK

Mutmainnah, 2015. Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM MP Di DesaTarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur(Dibimbing Oleh Andi Nuraeni Aksa Dan Burhanuddin).

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini bagaimana transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat di desatarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur dan untuk mengetahui bagaimana bagaimana transparansi pemanfaatan dana program nasioanal pemberdayaan masyarakat di desa tarengge. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif (menjelaskan kondisi objek secara alamiah) dengan informan sebayak 7 (tujuh) orang yang dipilih berdasarkan pandanagan bahwa informa nmemiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang di teliti yakni fasilitator PNPM MP, Tim Pengelolah Kegiatan (TPK), Ketua BPD, danTokoh Masyarakat. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa: observasi dan dokumentasi serta dikembangkan dengan wawancara terhadap informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur kurang efektif dalam hal ini tidak trasparansi karna melihat adanya beberapa indicator transparansi belum sepenuhnya terlaksana, seperti kurangnya informasi yang di terimah oleh masyarakat mengenai besaran dana yang dikelolah oleh tim pengelolah kegiatan (TPK) disetiap desa. Keterlibatan masyarakat dalam hal musyawarah antar dusun penetapan ususlan dan pembahasan tentang dana yang dikelolah oleh PNPM MP di setiap desa. Dengan beberapa indicator itulah yang membuat penulis menyimpulkan bahwa pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) kurang efektif dalam hal ini kurang trasparansi.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan karunianya semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Teriring salam dan shalawat pada junjungan Rasulullah SAW dan keluarga yang dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul “Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur” dapat penulis selesaikan dengan dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyusun skripsi ini sebagai karya ilmiah yang merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan dari segi isinya. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literature, pengumpulan data sampai pada pengelolaan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

(8)

viii

1. Ibu Hj. A. Nuraeni Aksa, SH.,MH selaku pembimbing 1, yang telah mendidik, membantu, dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini dan DR. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan motifasi dan mengarahkan hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak DR. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh stafnya. 3. Bapak DR. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu social Dan Ilmu Politik.

4. Bapak DR. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi Starata Satu (S1) dan yang telah membina Uiversitas Muhammadiyah Makassar dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) Di Desa Tarengge Kecamtan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

6. Untuk kedua orang tua penulis ayahanda H. Burhanuddin dan Ibunda Hj. Sahra yang selama ini selalu membimbing serta mengarahkan kearah yang lebih baik, dan telah memberikan dukungan moril serta pengorbanan materi selama ini dengan sabar mengajari penulis disetiap kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh penulis. Untuk kasih sayang yang selalu diberikan penulis dan terima kasih untuk semuanya.

(9)

ix

7. Seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuannya kepada penulis untuk menyelesaikan studi, terima kasih atas bantuan moril dan materi yang selalu diberikan kepada penulis.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak membutuhkan.

“Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... ii

Halam Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori ... 9

B. Kerangka Pikir ... 34

C. Fokus Penelitian ... 36

D. Deskripsi Fokus Penelitian ... 36

BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan lokasi penelitian ... 39

B. Jenis dan Tipe penelitian ... 39

C. Sumber Data ... 39

D. Informan Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Pengabsahan Data ... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaanpenyaluran PNPM di DesaTarengge. ... 45

B. TransparansiPemanfaatan Dana Program NasionalPemberdayaanMasyarakat PNPM MandiriPedesaan. ... 51

BABV. PENUTUP A. Kesimpulan. ... 78

B. Saran. ... 79

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Selain itu kebutuhan dari pemerintah yang terjadi di dalam masalah tidak transparansinya pemerintah dalam hal program – program yang telah mereka keluarkan. Persoalan lain yang mengakibatkan ketidaktransparansinya pemerintah seperti, adanya pengangguranyang dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan dan kewenangan pemerintah untuk mengetahui perlakuan oleh para staf pemerintah.

Mulai tahun 2007 pemerintah Indonesia telah mencanangkan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri yang terdiri dari PNPM mandiri perdesaan, PNPM mandiri perkotaan, serta PNPM mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal hanya saja masyarakat dan pemerintah belum melakukan kerjasama yang baik, sehingga masyarakat belum memahami tentang pentingnya PNPM bagi kehidupannya. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, mekanisme pelaporan dibuat dalam beberapa tingkatan masyarakat, yang biasanya masyarakat melaporkan tindak penipuan yang ketika masalah itu belum terselesaikan, sehingga jika masalah itu tidak terselesaikan, maka dialihkan kepada pemerintah yang menangani permaslahan penipuan terhadap masayarakat,

(12)

untuk itu pemerintah lebih transparan dan berpartispasi serta memerlukan hasil untuk menumbuhkan kebersamaan terhadap masyarakat.

Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selama ini sering berduplikasi antar proyek sehingga diharapkan pengintegrasian berbagai program Pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, masalah lain ketika ppm yang diperlukan jika dapat dilibatkan para media, sehingga proses menjadi lebih cepat hanya saja, pemerintah harus lebih mengajak masyarakat dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator MDGS adalah kesepakatan global untuk mencapai target pembangunan bersama yaitu, memberantas kemiskinan dan kelaparan, pendidikan dasar untuk semua, kesetaraan jender dan pemberdayaan Perempuan, mengurangi angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyakit menular dan penyakit lainnya, menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan emitraan Global untuk pembangunan.

Prinsip transparansi aparatur dan sistem manajemen pemerintah harus mengembangkan keterbukaan dan sytem akuntabilitas, harus bersikap terbuka untuk mendorong pimpinan dan seluruh sumber daya manusia didalamnya berperan dalam mengamalkan dan melembagakan kode etik, serta dapat menjadikan mereka sebagai panutan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pertanggung jawaban kepada masyarakat dan negara.

Transparansi penyelenggaraan pelayanaan publik merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan,

(13)

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendaliannya, serta muda diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.

PNPM Mandiri pedesaan merupakan program yang dirancang bersifat partisipatif dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap kegiatan seperti yang tercantum dalam PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, kemudian Dua peraturan pemerintah (PP) telah diterbitkan untuk mendukung pelaksanaan UU Desa tersebut, masing-masing; PP No. 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan PP No. 60 Tahun 2014 tentang ; Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara. Tinggal menunggu beberapa Peraturan Menteri yang akan mengatur teknis pelaksanaan UU Desa tersebut, diantaranya; Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang mengatur tentang mekanisme pendampingan, dan Permendagri yang mengatur tentang perencanaan, serta Permendagri yang mengatur tentang pengelolaan keuangan dan pertanggung jawaban pemeritah desa.

.PNPM Mandiri Pendesaan merupakan program yang dirancang bersifat partisipatif dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap kegiatan. Jenis kegiatan yang dapat dilakukan dalam program ini meliputi kegiatan sosial, ekonomi dan lingkungan. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memutuskan kegiatan bagi masyarakat indonesia paling miskin diwilayah pedesaan. Program ini menyediakan fasilitasi

(14)

pemberdayaan masyarakat/kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung.

Dasar hukum PNPM Mandiri pedesaan mengacu pada landasan konstitusi UUD 1945 beserta amandemennya, landasanidil pancasila, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan PNPM Mandiri yang aka disusun kemudian. Peraturan perundang-undangan khususnya terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penanggulanagan kemiskinan.

PNPM Mandiri Pedesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap kegiatan secara transparan, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan penggolahan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestarian. Pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan ada di bawah binaan Direkorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kementrian Dalam Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana pinjaman /hibah luar negeri dan sejumlah lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.

Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan merupakan ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pengawasan dan pelestarian. Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah.

(15)

Masyarakat di desa Tarengge adalah salah satu cerminan masyarakat yang kehidupannya tertinggal dibanding dengan masyarakat didaerah lainnya karena tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, dikarenakan kurangnya pembangunan sekolah dan tenaga pengajar yang dirasa sangat berperang penting dalam peningkatan sumber daya manusia yang ada disana. Selain itu opini masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang penting juga ikut menjadi penghambat dalam peningkatan pendidikan masyarakat, sehingga anak-anak mereka lebih sering diarahkan untuk membantu para orang tuanya disawah, dikebun tempat orang tua mereka mencari nafka dan kurangnya kerjasama antara aparatur desa dengan masyarakatnya, sehingga untuk mendapatkan informasi tentang bantuan dari program PNPM sulit untuk di dapatkan.

Kecamatan Wotu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu Timur yang terdiri dari 12 Desa/Kelurahan.Dimana desa Tarengge merupakan salah satu desa yang termasuk dalam kecamatan tersebut yang terdiri dari 12 kelompok ekonomi dengan usaha yang berbeda-beda. Mata pencaharian masyarakat desa Tarengge juga beranek ragam, ada yang berprofesi sebagai petani, pedagang, maupun pengusaha kecil/rumah tangga lokal. Dari kondisi yang ada di lapangan dapat diketahui bahwa, sebagaian penduduk desa tarengge masih tergolong pada tingkat menengah kebawah sehingga, desa tarengge juga merupakan salah satu lokasi PNPM Mandiri Pedesaan.

Desa tarengge merupakan desa yang letak geografisnya yang berada di Kabupaten paling timur di Sulawesi selatan kondisi didesa tarengge yang cukup

(16)

memperhantinkan sebelum adanya PNPM Mandiri Pedesaan karena desa tarengge tidak mengalami yang namanya perkembangan baik dalam pembangunan renase maupun perbaikan jalan, dan pembangunan posyanduh.

Kenyataan yang ada di Desa Tarengge ini penyaluran dana PNPM Mandiri Pedesaan ini masih menimbulkan tanda tanya karena berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dana ini yang seharusnya disalurkan secara merata kepada semua masyarakat yang membutuhkan namun yang pada kenyataannya yang menerima dana alokasi yang berupa bunga menurun tersebut adalah mereka yang hanya terbilang keluarga atau kerabat dari pengurus PNPM tersebut, sehingga banyak masyarakat yang kecewa dan bertanya sebenarnya dana PNPM itu untuk mensejahterakan rakyat atau hanya untuk menutupi kepentingan mereka yang dekat dengan pengurusnya sehingga masyarakat menilai bahwa alokasi dana tersebut tidak transparansi. Dana juga pada saat adanya pembangunan bangunan yang menggunakan dana PNPM Mandiri hanya para keluraga pengurus dan pengurus yang terlihat dalam pembangunan tersebut, semacam mengurus sebagai kepada proyek atas bangunan tersebut dan para keluarga yang menjadi buruhnya yang menyebabkan masyarakat yang lain tidak mempunyai akses untuk terlibat dalam pengelolaan dana PNPM Mandiri tersebut.

Kemudian masalah ketersedian informasi mengenai program-program dan dana yang dikelolah PNPM MP kepada masyarakat desa Tarengge mulai dari papan-papan informasi yang di dapat masyarakat sangat kurang karena masih banyak masyrakat yang belum tau tentang anggara dan program PNPM mandiri,

(17)

dikarena masih minimnya papan informasi yang disediakan oleh pihak PNPM mandiri.

Untuk mengetahui tingkat transparansi PNPM Mandiri Pedesaan ini, maka penulis mengambil judul “Transparansi Pemanfaatan DanaProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ketersediaan informasi dalam pemanfaatan dana PNPM di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur?

2. Bagaimna keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dana PNPM di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur?

3. Bagaimana mekanisme pengaduan dalam pemanfaatan dana PNPM di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ketersediaan informasi dalam pemanfaatan danaPNPM di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

2. Untuk mengetahui keterlibataan masyarakat dalam pemanfaatan dana PNPM di Desa Tarengge kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. 3. Untuk mengetahui mekanisme pengaduan dalam pemanfaatan dana

PNPM di Desa Tarengge Tarengge Kecamatan wotu Kabupaten luwu Timur.

(18)

D. Kegunaan Penelitian

Ada beberapa kegunaan yang bisa didapatkan dari hasil penilitian ini yang dapat membantu peneliti maupun unsur yang terkait didalamnya, yakni :

1. Manfaat akademis

a. Sebagai pelengkap bahan studi ilmu administrasi tentang gambaran langsung pelaksanaan pembangunan fasilitas publik oleh program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM Mandiri) milik pemerintah dalam beberapa daerah yang tergolong terpencil dan terisolasi

b. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang konsen terhadap ide atau pemikiran tentang pelaksanaan program pemberdayaan masyarakatoleh pemerintah, serta bentuk pengambilan kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan dimasyarakat.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan atau program kerja dalam pengembangan pemerintahan daerah terkhusus bagi mahasiswa ilmu administrasi.

b. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menjalankan peran serta fungsinya sebagai pelaksana pembangunan fasilitas layanan sipil yang ada untuk masyarakat.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori

a. KonsepTransparansi

Transparansi berasal dari kata transparency yang merupakan kata sifat transparent yaitu kata yang menyatakan keadaan yang stransparan.(Webster international dictionary).Taransparansi adalah materil yang memiliki sifat jernih, tembus cahaya dan jelas. Transparan juga dapat berarti suatu benda yang memiliki sifat untuk meneruskan cahaya yang diterimahnya sehingga benda tersebut dapat mudah dilihat dengan jelas (oxford learners pocket dictionary).

Transparansi berarti keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktifitas pengelolaan sumber daya public kepada pihak-pihak yeg membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untu pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.

Transparansi merupakan konsep yang sangat penting dan menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kuatnya keinginan untuk mengembangkan praktik good governance. Praktik good governance mensyarakatkan adanya transparansi dalam proses penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Pemerintah dituntut untuk terbuka dan menjamin akses stakeholders terhadap berbagai informasi mengenai proses kebijakan publik, alokasi anggaran untuk pelaksanaan

(20)

kebijakan, serta pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan (Dwiyanto, 2008:223).

Konsep transparansi dalah nilai utama dalam sitem pemerintahan. Konsep utama aktivitas pemerintah harus diyakini berdasarkan transparansi.Terdapat kekuatan public yang menuntut transparansi yang lebih besar.Pada hakekatnya ada kaitannya dengan percepatan dan pengaruh pada organisasi swasta, sebagaimana terus meningkatnya populasi masyarakat.Ini berarti tuntutan public terhadap transparansi sudah semakin kuat.

Konteks pembangunan, transparansi adalah keadaan dimana setiap orang dapat mengetahu proses pembuatan dan pegambilan keputusan dipemerintah umum. Menurut UU no 28 tahun 2000 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, azas keterbukaan (Transparansi) dalam penyelenggaraan untu memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintah dearah dengan tetep memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golonga dan rahasia Negara.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara makna kata transparansi adalah suatu keadaan atau sifat yang mudah dilihat dengan jelas.Jika dikaitkan dengan konteks penyelenggaraan urusan publik.Transfaransi adalah suatu kondisi dimana masyarakat mengetahui apa-apa yang terjadi dan dilakukan oleh pemerintah dalam pelaksanaan urusan publik.

Transparansi dan keterbukaan tersebut bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pertanggung jawaban hendak dilaksanakan. Metode apa yang dipakai

(21)

untuk melaksanakan tugas, bagaimana realitas pelaksanaannya dan apa dampaknya. Melalui transparansi penyelenggaraan pemerintah, masyarakat diberikan kesempatan untuk mengetahui kebijakan yang akan atau telah diambil oleh pemerintah sehingga masyarkat dapat memberik feedback atau outcomes terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah. Dengan demikian, masyarakat dengan pribadi dapat mengetahui secara jelas dan tanpa ada yang ditutup-tutupi tentang proses perumusan kebijakan publik dan implementasinya.

Transparansi lebih mengarah pada penjelasan mekanisme formulasi dan implementasi kebijakan, program dan proyek yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang bersifat transparan terhadap rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara dan tajam tentang proses perumusan kegiatan publik dan implementasinya. Dengan kata lain segala kebijakan dan implementasi kebijakan baik dipusat maupun didaerah harus selalu dilaksanakan secara terbuka dan diketahui oleh umum.

Transparansi publik yaitu:(Andrianto,2007:20) Transparansi adalah Keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik. Selain itu, juga dirumuskan oleh Tanjung (Andrianto, 2007:35)menyatakan Transparansi adalah Keterbukaan dan kejujuran kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintahan dalam sumber daya yang di percayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

(22)

Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah (Muhammad,2007:31). Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. (Logos,2003:24) transparansi dan akuntabilitas merupakan konsep yang berkaitan erat satu dengan yang lain, karena tanpa transparansi tidak mungkin ada akuntabilitas. Sebaliknya transparansi tidak akan banyak bermanfaat tanpa dilengkapi dengan akuntabilitas. Seperti halnya di bidang kebijakan publik yang lain, keberadaan transparansi dan akuntabilitas merupakan syarat mutlak untuk membangun kebijakan dan institusi yang efektif, efisien, dan adil (equitable). Lingkup transparansi dan akuntabilitas harus menjangkau beberapa tingkat kebijakan mulai dari perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, sampai pada pelaksanaannya yang terjadi di segenap institusi.

Berbagai definisi di atas dapat disimpukan bahwa transparansi merupakan keterbukaan pemerintah kepada masyarakat untuk mengakses informasi berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah tersebut.

(Smith,2004:66), proses transparansi meliputi:

1. Standart Procedural Requirement (persyaratan standar prosedur) bahwa proses pembuatan peraturan harus melibatkan partisipasi dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

2. Consultation Processes (proses kualitasi) adanya dialog antara pemerintah dan masyarakat.

(23)

3. Appeal Right (permohonan izin), adlah perlindugan utama dalam proses pengaturan standard an tidak berbelit-belit, transparan guna menghindari adanya korupsi.

Sedangkan (Hidayat,2007:23), mengemukakan bahwa transparansi berarti masyarakat harus dapat memperoleh informasi secara bebas dan mudah tentang proses dan pelaksanaan keputusan yang diambil. (Solihin,2006:11) indikator minimal suatu lembaga transparan antara lain.

1. Tersedianya informasi yag memadai pada setiap proses penyusunan dan implementasi kebijakan public.

2. Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau bebas diperoleh dan tepat waktu.

Dalam bukunya Rewansyah Asmawi transparansi atau keterbukaan dapat dilihat dari tiga aspek yakni:

1. Adanya keterlibatan masyarakat dalam setiap mengambil kebijakan.

2. Adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi kebijakan pemerintah.

3. Berlakunya (chek and balance) antara lembaga eksekutifa dan legislative. Adapun Indikator transparansi yaitu prinsipyang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi mengenai kebijakan, proses pembuatan, pelaksanaan, dan hasil yang dicapai. (Mardiasmo,2004:17) bahwa prinsip ini menekankan beberapa aspek yaitu:

(24)

b. Hak masyarakat terhadap akses informasi.

c. Penyediaan informasi yang jelas tentang tanggung jawab. d. Kemudahan akses informasi.

e. Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap.

f. Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga non pemerintah.

Prinsip transparansi bertujuan untuk membangun rasa saling percaya antara pemerintah dengan public dimana pemerintah harus memberikan informasi yang akurat kepada public yang membutuhkannya.Terutama informasi yang berkaitan dengan informasi masalah-masalah hukum, peraturan dan hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan urusan pemerintahan.Adanya mekanisme yang memungkinkan masyarakat dapat mengakses informasi-informasi yang relefan, adanya peraturan yang mengatur adanya kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan informasi pada masyarakat, sera menumbuhkan budaya kritis di tengah masyarakat untuk mengkritisi kebijakan public yang dihasilkan pemerintah.Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.(Darma,2007:17) informasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut sekolah butuh proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.

(25)

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan dan aliran informasi. Bebas akses kelembagaan dan informasi harus di akses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya, dan informasinya harus dapat secara memadai dan mudah di mengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara jelas dan tanpa ada yang ditutup-tutupi dalam proses perumusan kebijakan publik dan tindakan pelaksanaannya (implementasinya). Segala tindakan dan kebijkan pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, harus dilaksanakan secara terbuka dan diketahui secara umum.

Implementasi Keterbukaan dan Transparansi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia. Transparansi keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktifitas pengelolah sumber daya publik pada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.

Pengelolaan dana yang transparan akan membuat orang lain dalam hal ini akan orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah dapat mengetahui untuk apa saja dana sekolah itu dibelanjakan. Prinsip transparansi dapat diukur melalui indikator, yaitu: 1) mekanisme yang menjamin system keterbukaan dan standarisasi dari semua proses pelayanan publik; 2)Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor publik; 3) mekanisme yang memfasilitasi

(26)

pelaporan maupun penyebaran informasi dan penyimpanan tindakan aparat publik di dalam kegiatan melayani.

Transparansi pengelolaan keuangan secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban. Menurut Nugroho dalam(Randi,2004:128), transparansi adalah merupakan salah satu prinsip Good Governance, artinya transparansi disini adalah segala keputusan yang diambil dan penerapannya dibuat dan dilaksanakan sesuai koridor hukum dan peraturan yang berlaku.

(Tahir,2011: 163) delapan bentuk anggaran Negara yang harus dilakukan secara transparansi yaitu:

1. Penetapan posisi jabatan atau kedudukan 2. Kekayaan pejabat publik

3. Pemberian penghargaan

4. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan pencerahan kehidupan 5. Kesehatan

6. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayan publik 7. Keamanan dan ketertiban

8. Kebijakan strategi untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

(Mardiasmo,2003:30) mengemukakan bahwa transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan daerah sehingga dapat diketahui dan di awasi oleh DPRD dan Masyarakat.selanjutnya menurut Tjokromidjoyo (2003:123), menjelaskan bahwa transparansi yaitu dapat diketahui

(27)

oleh banyak pihak yang berkepentingan mengenai perumusan kebijakan (Politik) dari pemerintah, organisasi dan badan usaha.

Makna transparansi yang dikutipnya dalam buku pedoman penguatan pengamana program pembangunan daerah, badan perencana pembangunan nasional dan depertemen dalam negeri, menurut (Krina,2002: 18) transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.

b. Pemberdayaan masyarakat

Memperdayakan orang berarti mendorong mereka menjadi lebih terlihat dalam keputusan dan aktivitas yang memengaruhi pekerjaan mereka (Smith, 2000:1). Dengan demikian, berarti memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka dapat memberi gagasan baik dan mempunyai keterampilan mewujudkan gagasannya menjadi realitas.

Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungakaan dengan konsep mandiri, partisipasi jaringan kerja dan keadilan, dan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan social. Menurut Rappaport (Sedamaryanti,2012:116) pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikilogipengaruh control individu terhadap keadaan social, kekuatan politik, dan hak-hak menurut undang-undang.

Pemberdayaan merupakan perubahan yang terjadi pada falsafat manajemen yang dapat membantu menciptakan suatu lingkungan dimana setiap

(28)

individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan organisasi.

Sementara itu, Robbins (Wibowo,2003:19) memberikan pengertian pemberdayaan sebagai menempatkan pekerja bertanggung jawabatas apa yang mereka kerjakaan. pemberdayaan adalah mendorong orang untuk lebih terlibat dalam pembuatan keputusan dalam organisasi. Dengan demikian, akan meningkatakan kemampuan dan rasa memiliki, dan meningkatakan rasa tanggung jawab sehingga kinerjanya meningkat.

(Sedamaryanti,2012:166) istilah pemberdayaan masyarakat di gunakan secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat, yang berarti mengembangkan potensi ekonomi rakyat,hakekat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, sehingga terpelihara tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep budaya implementasi dalam pembangunan berpusat pada masyarakat menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, juga nilai tambah social dan budaya. Masyarakat memilih kekuatan yang bila digali dan disalurkan akan berubah menjadi energy besar untuk mengatasi masalah yang mereka alami.

Maka pemberdayaan merupakan suatu proses untuk menjadikan orang menjadi lebih berdaya atau lebih berkemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan cara memberikan dan kewenangan sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawabnya. Pemberdayaan memungkinkan orang membuat keputusan lebih besar dan lebih banyak tampa harus mengacu pada seseorang yang lebih.

(29)

(Sedarmayanti,2012:166) istilah pemberdayaan masyarakat digunakan secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat, yang berarti mengembangkan potensi ekonimi rakyat, hakekat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, sehingga terpelihara tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep budaya implementatif dalam pembangunan berpusat pada masyarakat menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, juga nilai tambah sosial dan budaya. Masyarakat memiliki kekuatan yang bila digali dan salurkan akan berubah menjadi energi besar untuk mengatasi masalah yang mereka alami.

Pemberdayaan membantu menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidakberdayaan sambil meningkatakan perasaan efficacy pekerja. self-efficacyadalah suatu perasaan bahwa dirinya mampu menyelesaikan pekerjaan apa saja yang diberikan kepadanya. Namun, self-efficacyperlu didukung dengan kemampuan aktual. Menurut (Haryono Suyono,2013:2) istilah pemberdayaan mulai tahun 90-an menjadi trend dalam pembangunan, kegagalan konsep pembangunan yang menekankan pada aspek makro, telah diyakini pada konsep pemberdayaan sebagai alternatif ampuh untuk penuntasan pembangunan. Pemerintah pusat dibeberapa kementerian secara tegas membentuk berbagai lembaga pemberdayaan, bahkan ada kementerian yang mengkhususkan pemberdayaan perempuan. Ada juga program pemberdayaan yang fokus pada pemberdayaan yaitu program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP). Begitu pula ditingkat pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota telah membentuk lembaga atau satuan kerja (staker) yang mengenai khusus tentang pemberdayaan masyarakat.

(30)

Sebaiknya masyarakat harus terlibat dalam proses tersebut sehingga mereka dapat lebih memperhatikan hidupnya untuk memperoleh rasa percaya diri, memili haraga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru. Prosesnya dilakukan secara komulatif sehingga semakin banyak keterampilan yang dimiliki seseorang, semakin baik kemampuan berpartisipasi.

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan penciptakan kesempatan kerja dan peluang berusaha yang memberikan kesempatan yang memadai bagi masyarakat. Setiap anggota masyarakat disyaratkan terlebih dalam proses pembangunan, mempunyai kemampuan sama, dan bertindak rasional. Pengembangan kegiatan social ekonomi rakyat perlu diprioritaskan pada penduduk miskin melalui antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan permodalan yang didukung oleh kegiatan pelatihan yang terintegrasi sejak kegiatan penghimpunan modal, penguasaan teknik produksi, pemasaran hasil, dan pengelolaan surplus usaha.

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan penciptaan kesempatan kerja dan peluan berusaha yang memberikan kesempatan yang memadai bagi masyarakat.

c. PNPM Mandiri Pedesaan

1) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, (PNPM Mandiri perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM

(31)

Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan, PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara resmi oleh presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagia program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaanya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat indonesia paling miskin di wilayah perdesaan, program ini menyediakan fasilitas pemberdayaan masyarakat/kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Besaran dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp 750 juta sampai Rp 3 miliar perkecamatan, tergantung jumlah penduduk.

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuha paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kagiatan dan pelestariannya. Pelaksanaan PNPM Msndiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Depertemen Dalam Negeri, program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.

(32)

2) Sejarah PNPM Mandiri Pedesaan

Dalam upaya menanggulangi kemiskinan, pemerintah melakukan berbagai program untuk memberdayakan masyarakat salah satu program tersebut yaitu PNPM.Ditinjau dari aspek historis, PNPM Mandiri dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. September 2000 penendatanganan deklarasi milemium. Dalam deklarasi itu, dsepakati MDG (Millenium Development Goals) sasaran pembangunann millennium.

2. Pemerintah membuat berbagai program penanggulangan kemiskinan dantaranya:

a. PPK – Program Pengembangan Kecamatan

b. P2KP – Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.

Kedua aprogram ini dikembangakan sejak pemerintahan Presiden Megawati. 3. PNPM dilincurkan oleh Presiden Susilo Bambanga Yudhoyono di Palu

Sulawesi Tengah Pada Tanggal 30 April 2007. PNPM sendiri adalah pengembangan dan harmonisasi dari program sebelumnya.

a. PPK dan PNPM Mandiri Pedesaan dengan Depdagri sebagai departemen Pembina.

b. P2KPP dan PNPM mandiri perkotaan dengan Departemen Pekerjaan Umum sebagai departemen Pembina. Untuk diketahui, PNPM Mandiri Perkotaan sendiri pada awalnya disebut sebagai PNPM P2K

4. Tahun 2008 PNPM diperluas dengan melibatkan dan menyatukan sebagai program pengentasan kemiskinan diberbagai sector, yaitu:

(33)

a. P2DTK – Program Pengembangan daerah Tertinggal dan Khususu. b. PISEW – Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah dan laian-lain 5. Tahun 2009 peluncuran program PNPM Mandiri, yatu sebagai berikut:

a. PNPM Mandiri Pedesaan b. PNPM Mandiri Perkotaan

c. PNPM Mandiri Infrastruktur Pedesaan

d. PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khususu e. PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan

f. PNPM Mandiri Pariwisata

g. PNPM Mandiri Perumahan Pemukiman (Perkim) yang diluncurkan pada 14 Oktober 2009 di Surakarta..

Program ini merupakan scaling up (pengembangan yang lebih luas) dari program-program penanggulangan kemiskinan pada era-era sebelumnya. PNPM Mandiri digagas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program penanggulangan kemiskinan dari berbagai departemen yang ada pada saat itu, khususnya yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community development) sebagai pendekatan operasionalnya.

Lahirnya PNPM Mandiri tidak secara spontan. Setelah Presiden mendapat laporan dari berbagai pihak, mengirim utusan ke berbagai daerah, wawancara langsung dengan pelaku program bahkan sudah lebih dari 30 negara mengirimkan dutanya untuk belajar tentang pemberdayaan masyarakat di Indonesia, maka mulai awal tahun 2006 gagasan PNPM sudah menjadi wacana di Istana Negara. Tepatnya pada bulan Agustus 2006, presiden memutuskan bahwa pemberdayaan

(34)

masyarakat harus menjadi program nasional. Kemudian lahirlah pada tahun itu kebijakan tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Dua program yang menjadi pilar utama PNPM Mandiri sebelum program-program lain bergabung adalah PPK (Program Pengembangan Kecamatan) dan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). Kemudian mulai bergabung pada tahun-tahun berikutnya ke dalam PNPM Mandiri adalah P2DTK, PPIP, PUAP, PISEW dan Pariwisata.

Sebagaimana kita ketahui, sebelum diluncurkannya PNPM Mandiri pada tahun 2007, telah banyak program-program penanggulangan kemiskinan di Indonesia yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community development) sebagai pendekatan operasionalnya. Dimulai dari program yang paling terkenal di masa Pemerintahan Orde Baru, adalah program IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang dimulai pada tahun 1993/1994, awal Repelita VI. Program ini merupakan investari dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan. Program IDT dilaksanakan dengan memberikan bantuan modal usaha berupa dana bergulir kepada lebih 20 ribu desa tertinggal dengan dana sebesar Rp 20 juta setiap tahun. Bantuan dana bergulir ini diberikan selama tiga tahun anggaran. Sejalan dengan bantuan dana bergulir tersebut pemerintah juga memberikan bantuan teknis pendampingan yang memberikan bantuan teknis kepada masyarakat desa dalam rangka pemanfaatan dana bergulir tersebut.

Belajar dari keberhasilan dan kegagalan IDT, kemudian lahir generasi kedua program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat

(35)

lainnya adalah PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri-1998, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum-1999, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral.

Tujuan PNPM adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemerintah dalam bersinergi dengan masyarakat untuk mengefektifkan program-program pembangunan pedesaan yang sesuai dengan kearifan lokal yang ada.

Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri:

1. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pengertian prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan

(36)

yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia dari pada pembangunan fisik semata.

2. Otonomi. Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif dari luar.

3. Desentralisasi. Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin. Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil berpihak kepada miskin.

5. Partisipasi. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil.

6. Kesetaraan dan keadilan gender. Pengertian prinsip kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik laki-laki dan perempuan mempunyai dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati kegiatan pembangunan,kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.

(37)

7. Demokratis. Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyarawah dan mufakat.

8. Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip transparansi dan akuntabel adalah masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.

9. Prioritas. Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

10. Keberlanjutan. Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya.

3) Tujuan PNPM Mandiri pedesaan 1. Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedasaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

(38)

b. Melembagakan pengelolaan pembangunan pertisipatif dengan memberdayakan sumber daya lokal.

c. Mengembangan kapasitas pemerintah desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

d. Menyediakan sarana dan prasarana sosial dasar serta ekonomi yang diprioritaskan pada masyarakat.

e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).

g. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan pedesaan.

PNPM – Mandiri Pedesaan merupakan program pembangunan partisipatif yang mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan (bottom up). Prinsip dan nilai dasar diyakini mampu mendorong tewujudnya tujuan PNPM Mandiri Pedesaan denga Prinsip-prinsip itu meliputi :

1. Bertumpu pada pembangunan manusia

Prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata.

2. Otonomi

Prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negative dari luar.

(39)

3. Desentralisasi

Prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang cukup luas kepada masyarakat untuk mengelolah kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin

Prinsip yang berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin.

5. Partisipasi

Prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dlam bentuk materil.

6. Kesetaraan dan keadilan gender

Prinsip kesetaraan dan keadilan gender masyarakat baik laki-laki dan perempuan meiliki kesetaraan dalam perannya disetiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.

7. Demokratis

Prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyawarah dan mufakat.

(40)

Prinsip transparansi dan akuntabel masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan pengambilan keputusan sehingga pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administrative.

9. Prioritas

Prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang di utamaan dengan pertimbangan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

10. Keberlanjutan

Prinsip keberlanjutan adalah bahwa setiap dalam pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangakan system pelestariannya.

Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan merupakan ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pengawasan dan pelestarian.Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah.

4) Lokasi dan Kelompok Sasaran PMPN Mandiri Pedesaan 1. Lokasi Sasaran

Lokasi sasaran PMPN Mandiri Pedesaan meliputi seluruh kabupaten perkecamatan yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kabupaten kategori bermasalah dalam PMPN Mandiri Pedesaan.

(41)

Seluruh desa dikecamatan penerima PMPN Mandiri Pedesaan berhak berpartisipasi dalam seluruh tahapan program.Untuk dapat berpartisipasi dalam PMPN Mandiri Pedesaan dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan desa dalam menyelenggarakan pertemuan musyawarah secara swadaya dan menyiapkan kader-kader desa yang bertugas secara sukalera.Adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PMPN Mandiri Pedesaan.

Adapun kriteria-kriteria desa yang dapat mendapatkan suntikan dana PMPN Mandiri Pedesaan, sebagai berikut:

a. Lebih bermanfaat bagi RTM, baik dilokasi desa tertinggal maupu bukan lokasi desa tertinggal.

b. Berdampak langsung dalam peningkatan kesehjateraan. c. Dapat dikerjakan oleh masyarakat.

d. Didukung oleh sumber daya yang ada.

e. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan. 2. Kelompok Sasaran

a. Masyarakat miskin

b. Kelembagaan masyarakat dipedesaan c. Kelembagaan pemerintah lokal 5) Cara kerja PNPM Mandiri pedesaan

PNPM Mandiri pedesaan dilaksanakan melalui upaya-upaya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan melalui tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:

(42)

a. Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung melalui forom-form pertemuan maupum dengan mengembangankan, memanfaatkan media, saluran informasi masyarakat diberbagai tingkat pemerintahan.

b. Proses partisipasi penetaan rumah tangga miskin (RTM) dan penataan sosial. Masyarakat diajak untuk bersama-sama menentukan kriteria kurang mampu dan bersama-sama pula menentukan rumah tangga yang termasuk miskin (RTM). Masyarakat juga difasilitasi untuk membuat peta tujuan agar lebih mengenal kondisi, situasi sesungguhnya desa mereka, yang berguna untuk menggagas masa depan desa. Penggalian gagasan untuk menentukan kegiatan yang paling dibutuhkan, serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan dalam pemantauannya. c. Perencanaan partisifatif, desa dan kecamatan. Masyarakat mamiliki

fasilitator desa atau kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) 1 laki-laki, 1 perempuan untuk mendampingi proses sosialisasi dan perencanaan. Masyarakat kemudian bersama-sama membahas kebutuhan dan prioritas pembangunan di desa dan bermusyawarah untuk menentukan pilihan jenis kegiatan pembangunan prioritas yang ingin dibenahi.

d. Seleksi prioritas kegiatan di tingkat desa dan kecamatan. Masyarakat melakukan musyawarah ditingkat desa dan kecamatan untuk memutuskan usulan kegiatan prioritas yang akan dibenahi. Musyawarah ini terbuka untuk segenap anggota masyarakat untuk menghadiri dan

(43)

memutuskan jenis kegiatan yang paling prioritas/mendesak. Keputusan akhir mengenai kegiatan yang akan di danai, diambil dalam forum musyawarah antara desa ditingkat kecamatan yang dihadiri oleh wakil-wakil dari setiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Pilihan kegiatan adalah open menu untuk semua investasi produktif, kecuali yang tercantum dalam daftar larangan (negatif list).

e. Masyarakat melaksanakan kegiatan mereka. Dalam forum musyawara, masyarakat memiliki anggotanya sendiri untuk menjadi tim pelaksana kegiatan (TKP) di seyiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan desa yang bersangkutan dan memdapat prioritas pendanaan program. Fsilitator teknis PNPM mandiri pedesaan akan mendampingi TKP dalam mendesain saran prasarana (bila usulan yang di danai berupa pembangunan infrastuktur pedesaan), pengangaran kegiatan, verivikasi mutu dan suvervisi, para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana/prasarana tersebut berasal dari warga desa penerima manfaat. f. Akuntabilasi dan laporan perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan,

TPK harus memberi laporan perkembangan kegiatan minimal 2 kali dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah terimah kegiatan kepala desa, serta badan opersional dan pemeliharaan kegiatan atau tim pengelola dan pemelihara prasarana.

(44)

B. Kerangka Pikir

PNPM Mandiri Pedesaan adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat pedesaan.PNPM Mandiri Pedesaan dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system secara mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendamping dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pedesaan ini dilaksanakan berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan, serta Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan No. 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).

Selain itu PNPM Mandiri Pedesaan adalah salah satu upaya pembangunan manusia yang merupakan seragkaian proses perubahan yang dilakukan secara sadar dalam mencapai sebuah tujuan. Dimana PNPM Mandiri Pedesaan diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.Pemerintah dalam menyelenggarakan program nasional ini berupaya melibatkan masyarakat agar program PNPM Mandiri pedesaan dapat memberdayakan masyarakat dengan lebih terbuka dalam kegiatan tersebut yang disebut transparansi.

Transparansi dalam program PNPM Mandiri Pedesaan dapat dilakukan dalam berbagai macam. Transparansi pemerintah dalam PNPM Mandiri Pedesaan secara garis besar meliputi tersedianya informasi yang memadai pada setiap

(45)

proses penyusunan dan implementasi kebijakan public dan adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau bebas diperoleh dan tepat waktu. Sedangkan keikutsertaan masyarakat dalam program PNPM Mandiri Pedesaan tidak lepas dari aspek-aspek yang meliputi adanya keterlibatan masyarakat dalam setiap mengambil kebijakan, adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi kebijakan pemerintah.

Partisipasi masyarakat diperlukan untuk menumbuhkan upaya berupa pemberdayaan masyarakat. Dengan proses pemberdayaan masyarakat ini diharapkan masyarakat lebih mengerti dan paham mengenai program PNPM Mandiri Pedesaan dan trut andil dan berperan serta dalam program PNPM Mandiri Pedesaan.

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan dan aliran informasi. Bebas proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara bebas oleh mereka yang membutuhkan, dan informasinya harus dapat secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoringdan evaluasi.segala tindakan dan kebijakan pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, harus dilaksanakan secara terbuka dan diketahui secara umum.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka berpikir penulis dapat digambarkan dalam skema konseptual berikut.

(46)

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada bentuk transparansi pemanfaatan dana PNPM Pedesaan terhadap Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur terhadap program PNPM Mandiri Pedesaan. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi bentuk transparansi pemanfaatan dana program PNPM Mandiri Pedesaan.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah. Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencairan data, maka terlebih dahulu ditetapkan fokus penelitiannya. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pemanfaatan Dana PNPM Mandiri Pedesaan

Ketersedian informasi

Keterlibatan masyarakat Mekanisme pengaduan

Transparansi pemanfaatan dana PNPM Mandiri Pedesaan

(47)

1. Akses informasi yaitu adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat mengetahui setiap program-program serta besaran dana PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Terbagi atas indikator:

a) Melalui papan-papan informasi. b) Melalui forum-forum pertemuan. c) Melalui media warga.

2. Adanya keterlibatan masyarakat, yaitu terhadap program-program PNPM Mandiri Pedesaanmelalui masyarakat di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Terbagi atas indikator:

a) Partisipasi dalam memberikan pendapat, tanggapan, dan informasi. b) Partisipasi dalam perencanaan anggaran PNPM yaitu penggalian

gagasan di tingkat desa kemudian menyampaikan susulannya ditingkat kelurahan dan kecamatan.

c) Partisipasi dalam pelaksanaan oprasional pembangunan yaitu keikut sertaan dari semua masyarakat dalam membantu berjalannya pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan yang ditujukan dengan ikut bekerja maupun memberikan swadaya dalam program yang telah di buat oleh pemerintah.

3. Adanya mekanisme pengaduanyaitu jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan membayar uang suap.

(48)

a) Masyarakat dapat secara langsung menyampaikan pertanyaan atau keluhan kepada fasilitator program, staff pemerinta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau langsung kepusat.

b) PPK PNPM mandiri pedesaan membentuk unit penanganan pengaduan masalah ditingkat pusat dan regional untuk mencatat dan menindaklanjuti keluhan dan pengaduan masyarakat.

c) Adanya umpan balik, yaitu adanya respon yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat sebagai tanggapan informasi yang diberikan.

d) Pelaporan, yaitu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bawahan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu priode tertentu.

4. Transparansi Pemanfaatan Dana PNPM Mandiri pedesaan

Transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan dapat diukur dengan tiga cara yaitu keterlibatannya masyarakat dalam setiap program PNPM Mandiri Pedesaan, adanya akses informasi tentang program-program PNPM Mandiri Pedesaa, dan terjadi dialog atau kerja sama yang baik antarapekerja PNPM Mandiri Pedesaan dengan masyarakat.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi penelitian

Waktu penelitian ini di laksanakan dari bulan 27 juli sampai dengan 27 agustus 2015 di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa Tarengge adalah salah satu daerah yang sangat tertinggal dibanding dengan daerah lainnya.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah, melalui prosedur yang telah ditetapkan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu suatu penelitian yang menggunakan analisis terhadap informasi berupa narasi yang berkaitan dengan obyek penelitian yang dikumpulkan dari informan yang telah ditentukan.

2. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian adalah deskriptip kualitatif yakni penelitian yang bermaksud mendeskripsikan Tentang Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Di Desa Tarengge Kecamtan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada saat kita melakukan pesenelitian, sumber data yang diperoleh secara langsung dari

40 39

(50)

informan yang secara sengaja dipilih untuk memperoleh data-data atau informasi yang ada relefansinya dengan permasalahan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikutif dari sumber-sumber tertentu yang digunakan sebagai pendukung data primer, sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang melengkapi serta memperkaya sumber data primer atau sumber data sekunder ini diperoleh dari data pendukung. C. Informan penelitian

Informasi penelitian pada penelitian ini di dapat dengan menggunakan teknik purposive yaitu tekni penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Informasi penelitian dalam hal ini dapat instansi yang terkait yaitu pelaku PNPM Mandiri pedesaan dan masyarakat petani di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur yang menjadi objek. Jumlah informan adalah 7 (tujuh) orang dengan rincian sebagai berikut:

NO NAMA JABATAN INISIAL KETERANGAN

1 Bakri.S Fasilitator PNPM MP BR 1 orang 2 H. Muh. Rafik Ketua TPK PNPM MP MR 1 orang 3 H. Burhanuddin Ketua BPD HB 1 orang

4 Samsu Masyarakat SM 1 orang

5 Hamza Masyarakat HZ 1 orang

6 Sakka Masyarakat SK 1 orang

7 Imran Masyarakat IM 1 orang

(51)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian mengenai transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaaan di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur.

2. Wawancara

wawancara adalah mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab antara informan dan pewancara yang mengenai masalah Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebagai sesuatu yang ditulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.Dokumentasi juga dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subjek. Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi, penjelasan-penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, contoh-contoh obyek dari sistem informasi.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan adalah tergolong tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dengan tahap-tahap berikut :

(52)

1. Tahap sebelum memasuki lapangan (persiapan)

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain mengecek nama dan kelengkapan identitas reponden, memeriksa instrument pengisian data dan mengecek data.

2. Tahap selama di lapangan (proses penelitian)

Kegiatan mengumpulkan informasi atau data baik data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Tahap setelah di lapangan (menganalisis data)

Pada tahap ini data yang telah diperolah akan di analisis secara deskriptif kualitatif. Artinya data-data yang diperoleh dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan dan di analisis secara kualitatif dengan berpedoman pada kerangka pikir yang telah disajikan guna memberikan gambaran yang jelas dari apa yang diteliti.

F. Keabsahan Data

Validasi datasangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data. Keabsahaan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik seperti ini juga menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

(53)

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kreadibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, untuk menguji kredibilitas data tentang penerapan transparansi pemanfaatan dana nasional PNPM desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada, pelaku PNPM mandiri yaitu fasilitator kecamatan PNPM mandiri pedesaan, fasilitator desa PNPM mandiri pedesaan, dan mesyarakat di desa tarengge yang menjadi objek.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau ketidak akuratannya.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu berkenan dengan waktu pengambilan data. Waktu juga sering mempengaruhi data, data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, sehingga akan memberikan data yang lebih valid.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir  C.  Fokus Penelitian
Tabel IV.1.
Gambar IV.2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi masih

Dengan demikian, bahasa dan media adalah asumsi dari teori interaksionisme yang bisa dikonfirmasi sebagai proses komunikasi dalam mengintegrasi masyarakat yang

“Aku harus merawat kerbau ini dengan baik apabila Si Boke datang suatu kali kepadaku dia tidak akan kecewa karena aku merawat kerbau ini dengan baik,” pikir sang guru.. Kerbau itu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh kenaikan pH cairan developer dengan penambahan antara NaOH dan Na2CO3 terhadap densitas citra

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa pembuatan tape ubi kayu dilakukan dengan proses fermentasi, yang difermentasi oleh ragi Saccharomyces cerevisiae ,

Sebagaimana diketahui bahwa, sebagian besar input (calon mahasiswa) dari kedua Prodi tersebut adalah siswa Madrasah Aliyah dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi

Dikaitkan dengan objektif terakhir kajian ini iaitu memaparkan kekurangan dan kelemahan yang dibawa oleh peruntukan keterangan yang sedia ada, maka dapatan kajian

Menurut Ulum (2019), untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, Universitas Nurul Jadid terlebih dahulu melakukan perencanaan yang matang tentang materi yang