• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang memiliki informasi atau gagasan yang membahas masalah mengenai tingkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang memiliki informasi atau gagasan yang membahas masalah mengenai tingkat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mempunyai fungsi sebagai rujukan dalam membuat sebuah karya berupa tulisan. Rujukan yang digunakan dalam penulisan ini didapatkan dari beberapa penelitian yang memiliki informasi atau gagasan yang membahas masalah mengenai tingkat pengangguran.

Rohman, Balafif dan Wahyuni (2015) menganlisis faktor yang mempengaruhi nilai PDRB, Inflasi dan UMR terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Timur tahun 1994-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi linear berganda.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data times series dari Tahun 1994-2013. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial dan simultan antara variabel PDRB, Inflasi dan UMR terhadap pengangguran terbuka. Sedangkan variabel yang memeliki pengaruh dominan adalah PDRB.

Hartanto dan Umajah (2017) menganalisis faktor yang mempengaruhi nilai jumkah penduduk, pendidikan, upah minimum dan PDRB terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel (pooled data) dengan pendekatan Random Effect Model. Hasil penelitian ini menunjukan jumlah penduduk, pendidikan (rata-rata sekolah), upah minimum dan produk domestik bruto regional secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pengangguran di kabupaten dan kota Jawa Timur. Secara parsial, populasi, pendidikan (berarti sekolah tahun) dan produk domestik bruto regional berpengaruh signifikan dan positif terhadap pengangguran, sedangkan upah minimum tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengangguran di kabupaten dan kota di Jawa Timur.

(2)

Kuntirti (2018) menganalisis faktor yang mempengaruhiinflasi, jumlah penduduk dan upah minimum terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten periode tahun 2010-2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan tipe data panel dengan model fixed effect. Data panel merupakan data gabungan antara data runtut waktu (time series) dan silang (cross section). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Banten tahun 2010- 2015, jumlah penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran tebruka di Provinsi Banten tahun 2010-2015, dan upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan tehradap pengangguran terbuka di Provinsi Banten tahun 2010-2015.

Muslim (2014) menganalisis pengangguran terbuka dan determinannya. Variabel yang digunakan laju pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja, pendidikan, dan pengeluaran pemerintah. Metode yang digunakan adalah metode data panel yaitu kombinasi 5 kabupaten atau kota di daerah istimewa Yogyakarta. Sedangkan analisi data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Hasil studi menunjukan bahwa variabel laju pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja, pendidikan, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Sedangkan secara partial laju pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Sedangkan variabel angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.

Wijayanti dan Karmini (2014) menganalisis pengaruh tingkat infasi, laju pertumbuhan ekonomi, dan upah minimum terhadap tingkat pngangguran terbuka di provinsi Bali.

Variabel yang digunakan inflasi, laju pertumbuhan ekonomi, dan upah minimum. Metode yang digunakan adalah metode asosiatif yang berbentuk data sekunder dan teknik analisis regresi. Hasil studi menunjukan bahwa tingkat inflasi pertumbuhan ekonomi dan upah minimum memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap tingkat pengangguran

(3)

terbuka. Sedangkan hasil uji parsial di peroleh baha tingkat inflasi dan upah minimum memiliki pengaruh negatif dan signifikan, sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka di provinsi Bali.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan dan pengembangan. Perbedaannya terdapat pada pada variabel bebasnya yaitu Jumlah penduduk, PDRB dan Tingkat Pendidikan.Selain itu perbedaan terdapat pada objek yang diteliti.

Pengembangan penelitian ini dengan terdahulu hanya terdapat pada periodenya saja.

B. Landasan Teori

Dalam landasan teori ini membahas tentang hal-hal yang terkait dengan tingkat pengangguran terbuka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti jumlah penduduk, PDRB dan Tingkat Pendidikan.

1. Teori Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam

“Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.

Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang

(4)

terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang.

a. Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperoleh (Sukimo). Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga aktif tidak sedang mencari pekerjaan (Nanga, 2005).

b. Jenis-Jenis Pengangguran

Berdasarkan penyebabnya, pengangguran dapat dibagi empat kelompok : 1. Pengangguran normal atau friksional

Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi di Indonesia itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Dalam perekonomian yang berkembang pesat,pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, Akibatnya pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur.

Mereka inilah yang digolongkan sebagai pengangguran normal.

2. Pengangguran siklikal

Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan lebih tinggi dan ini mendorong pengusaha menaikkan jumlah produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada

(5)

masa lainpermintaanmenurun dengan banyaknya. Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan harga komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan- perusahaan lain yang berhubungan, juga akan mengalami penurunan dalam permintaan terhadap produksinya. Penurunan permintaan ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaanyasehingga pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal.

3. Pengangguran struktural

Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemunduran ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh pesaing yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemunduran ini akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangguran. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.

4. Pengangguran teknologi

Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan kawasan, dan

(6)

memungut hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerjakerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.

c. Ciri-ciri Pengangguran

Berdasarkan cirinya, Pengangguran dibagi ke dalam empat kelompok:

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.

Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.

2. Pengangguran tersembunyi

Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung pada banyak faktor, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.

(7)

Contohcontohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

3. Pengangguran bermusim

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu pada umumnya para petani tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa tersebut para penyadap karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

4. Setengah menganggur

Pada negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga 14 empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur (underemployed).Dan jenis penganggurannya dinamakanunderemployment.

d. Penyebab Terjadinya Pengangguran

Pengangguran akan muncul dalam suatu perekonomian disebabkan oleh tiga hal:

(8)

1. Proses mencari kerja

Pada proses ini menyediakan penjelasan teoritis yang penting bagi tingkat pengangguran. Munculnya angkatan kerja baru akan menimbulkan persaingan yang ketat pada proses mencari kerja. Dalam proses ini terdapat hambatan dalam mencari kerja yaitu disebabkan karena adanya para pekerja yang ingin pindah ke pekerjaan lain, tidak sempurnanya informasi yang diterima pencari kerja mengenai lapangan kerja yang tersedia, serta informasi yang tidak sempurna pada besarnya tingkat upah yang layak mereka terima, dan sebagainya.

2. Kekakuan upah

Besarnya pengangguran yang terjadi dipengaruhi juga oleh tingkat upah yang tidak fleksibel dalam pasar tenaga kerja. Penurunan pada proses produksi dalam perekonomian akan mengakibatkan pergeseran atau penurunan pada permintaan tenaga kerja. Akibatnya, akan terjadi penurunan besarnya upah yang ditetapkan.

Dengan adanya kekakuan upah, dalam jangka pendek, tingkat upah akan mengalami kenaikan pada tingkat upah semula. Hal ini akan menimbulkan kelebihan penawaran (excess supply) pada tenaga kerja sebagai inflasi dari adanya tingkat pengangguran akibat kekakuan upah yang terjadi.

3. Efisiensi upah

Besarnya pengangguran juga dipengaruhi oleh efisiensi pada teori pengupahan. Efisiensi yang terjadi pada fungsi tingkat upah tersebut terjadi karena semakin tinggi perusahaan membayar upah maka akan semakin keras usaha para pekerja untuk bekerja (walaupun akan muncul juga kondisi dimana terjadi diminishing rate). Hal ini justru akan memberikan konsekuensi yang buruk jika perusahaan memilih membayar lebih pada tenaga kerja yang memiliki efisiensi

(9)

lebih tinggi maka akan terjadi pengangguran terpaksa akibat dari persaingan yang ketat dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

e. Pengukuran Pengangguran

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja dan dinyatakan dalam persen.

Tingkat Pengangguran = Jumlah Pengangguran × 100%

Jumlah Angkatan Kerja

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Sukirno (2008), pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan/perubahan pendapatan nasional (produk nasional / GDP /GNP) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Pada teoretikus ilmu ekonomi pembangunan masa kini masih terus menyempurnakan makna, hakikat dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para teoretikus menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan (Produk Domestik Bruto) PDB dan PDRB saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan oleh masyarakat luas.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah produk yang dihasilkan oleh suatu daerah-daerah lain dalam negara tertentu. Sedangkan menurut pengertian Bank Indonesia, PDRB yang dirinci menurut lapangan usaha merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu. PDRB menurut lapangan usaha dirinci dalam 9 sektor. PDRB disajikan

(10)

atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua data agregat dinilai atas dasar harga pada tahun yang bersangkutan. Pada penyajian atas dasar harga konstan, semua agregat dinilai atas dasar harga tetap yang terjadipada tahun dasar, sehingga perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun hanya disebabkan oleh perkembangan riil bukan oleh perkembangan harga.

3.Teori Human Capital (Tingkat Pendidikan)

Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Dengan demikian Hariandja menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan.Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan.1 Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari:

UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menurutUU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didika secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu

(11)

rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan- keterampilan).

UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3Pendidikan bertujuan untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Jumlah Penduduk (X1) terhadap Tingkat Pengangguran (Y)

Dengan populasi yang semakin tinggi akan menyebabkan pengangguran dan pengangguran yang tidak teratasi akan mengakibatkan kemiskinan pada wilayah tersebut.

Dalam teori bonus demografi bahwa suatu wilayah akan menjadikan bsarnya populasi penduduk sebagai kekuatan dari wilayahnya ketika rata-rata usia populasi tersebut di usia 15-24 tahun, dikarenakan pada usia produktif akan meningkatkan output produksi dan menngkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam teorinya tersebut Malthus berpendapat bahwa manusia akan tetap miskin karena terdapat kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan yang menyatakan penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan, dan hal ini menimbulkan manusia saling bersaing untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya dengan cara mencari sumber

(12)

makanan, dengan persaingan ini maka akan ada sebagian manusia yang tersisih dan tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan. Pada masyarakat modern dapat diartikan bahwa dengan semakin pesatnya jumlah penduduk menghasilkan angkatan kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan kerja yang semakin sedikit itulah kemudian antara individu satu dengan yang lain saling bersaing untuk memperoleh pekerjaan, dan yang tersisih dalam persaingan tersebut menjadi golongan penganggur.

Sehingga dapat dikatakan bahwa teori ini bisa digunakan untuk menganalisis tentang pengangguran. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipat-gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yankni menurut deret hitung atau deret tambah. Tingginya populasi peduduk akan menjadi beban bagi masing-masing daerah karena lapangan pekerjaan yang semakin terpatas dan tidak di imbangi dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah.

Hartanto dan Umajah (2017) menganalisis faktor yang mempengaruhi nilai jumkah penduduk, pendidikan, upah minimum dan PDRB terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel (pooled data) dengan pendekatan Random Effect Model. Hasil penelitian ini menunjukan jumlah penduduk, pendidikan (rata-rata sekolah), upah minimum dan produk domestik bruto regional secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pengangguran di kabupaten dan kota Jawa Timur. Secara parsial, populasi, pendidikan (berarti sekolah tahun) dan produk domestik bruto regional berpengaruh signifikan dan positif terhadap pengangguran, sedangkan upah minimum tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengangguran di kabupaten dan kota di Jawa Timur.

(13)

2. Hubungan PDRB (X2) terhadap Tingkat Pengangguran (Y)

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran dapat dijelaskan dengan hukum Okun (Okun’s law), diambil dari nama Arthur Okun, ekonom yang pertama kali mempelajarinya (Demburg,1985:53). Yang menyatakan adanya pengaruh empiris antara pengangguran dengan output dalam siklus bisnis. Hasil stud i empirisnya menunjukan bahwa penambahan 1 (satu) point pengangguran akan mengurangi GDP ( Gross Domestik Product) sebesar 2 persen. Ini berarti terdapat pengaruh yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran dan juga sebaliknya pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi. Penurunan pengangguran memperlihatkan ketidakmerataan. Hal ini mengakibatkan konsekuensi distribusional. Pengangguran berhubungan juga dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan investasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka semakin besarlah harapan untuk pembukaan kapasitas produksi baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru.

Rohman, Balafif dan Wahyuni (2015) menganlisis faktor yang mempengaruhi nilai PDRB, Inflasi dan UMR terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Timur tahun 1994-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi linear berganda. Analisis data pada penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data times series dari Tahun 1994-2013. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial dan simultan antara variabel PDRB, Inflasi dan UMR terhadap pengangguran terbuka. Sedangkan variabel yang memeliki pengaruh dominan adalah PDRB.

(14)

3. Hubungan Tingkat Pendidikan (X3) terhadap Tingkat Pengangguran (Y)

Pendidikan adalah suatu proses untuk diterapkanberdasarkan tingkatan kemajuan peserta didik, serta untuk tercapainya kemauan yang dikembangkan. Tingkatan pendidik pengaruhnya akan perubahan sikap dan perbuatan hidup disertai akal sehat. Tingkatan pendidikan dengan lebih tingginya akan melancarkan seseorang untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Tingkat pendidikan formal menjadikan nilai-nilai untuk masyarakat utamanya dalam sebuah perolehan hal yang baru.

Muslim (2014) menganalisis pengangguran terbuka dan determinannya. Variabel yang digunakan laju pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja, pendidikan, dan pengeluaran pemerintah. Metode yang digunakan adalah metode data panel yaitu kombinasi 5 kabupaten atau kota di daerah istimewa Yogyakarta. Sedangkan analisi data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Hasil studi menunjukan bahwa variabel laju pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja, pendidikan, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Sedangkan secara partial laju pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Sedangkan variabel angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah uraian tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah dirumuskan dan dijelaskan secara logis antar variabel yang dianggap relevan. Uraian dalam kerangka pikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang ada di dalam rumusan masalah semakin jelas. Berdasarkan permasalahan yang ada, serta penelitian terdahulu dan landasan teori yang telah dijelaskan

(15)

sebelumnya, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Variabel Dependen terhadap

Variabel Independen

Dari kerangka pemikiran diatas dijelaskan bahwa jumlah penduduk, PDRB dan Tingkat Pendidikan akan membawa pengaruh terhadap besar tidaknya tingkat pengangguran.

Perubahan yang terjadi baik jumlah penduduk, PDRB maupun Tingkat Pendidikan akanmengakibatkan perubahan yang terjadi pula pada tingkat pengangguran di Indonesia.

E. Hipotesis

Berdasarkan pada penelitian terdahulu dan landasan teori, maka dugaan sementara (hipotesis) yang digunakan adalah :

1. Diduga jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

2. Diduga tingkat PDRB berpengaruh signifikanterhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

3. Diduga Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.

Jumlah Penduduk

Tingkat Pendidikan

PDRB Tingkat

Pengangguran

Gambar

Gambar 2.1 Skema Variabel Dependen terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir yang berjudul

KFC sebagai salah satu restoran cepat saji perlu terus megikuti perkembagan pasar (masyarakat) yang sedang berubah. Perubahan pasar, berupa perubaha gaya hidup

tugas akhir skripsi yang berjudul “ Penyusunan Modul Pengayaan Bakteri untuk Siswa SMA Kelas X semester Gasal Berdasarkan Pola Pertumbuhan Acetobacter Xylinum pada Pembuatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan smartphone, serta melihat perbedaan kecanduan smartphone berdasarkan jenis kelamin

Berikut kesimpulan yang diperoleh dari hasil kajian ini, yaitu operator self-adjoint pada ruang Hilbert kompleks jika dan hanya jika 〈 〉 adalah real untuk setiap. Hasil

BATAM (Indonesia), 10 Jan – Empat belas pelajar Fakulti Sains Komputer dan Teknologi Maklumat (FSKTM), Universiti Putra Malaysia (UPM) mengikuti lawatan ke Nongsa Digital

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnawati (2014), yang menemukan bahwa mobilisasi dini pada ibu post partum efektif terhadap

Pengabdian ini dilaksanakan pada kurun waktu 6 bulan yaitu Bulan Juni sampai Bulan November dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru SMA SWASTA SWAKARYA Binjai dengan