• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGGUNAAN ZAT PENGATUR TUMBUH DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TERSEDIANYA ZAT PENGATUR TUMBUH PADA TANAMAN PADI SAWAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGGUNAAN ZAT PENGATUR TUMBUH DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TERSEDIANYA ZAT PENGATUR TUMBUH PADA TANAMAN PADI SAWAH."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN

ANTARA

TINGKAT PENGGUNAAN

ZAT PENGATUR TUMBUH

DENGAN PENGETAHUAN,

SIKAP,

DAN

TERSEDIANYA ZAT

PENGATUR

TUMBUH PADA

TANAMAN

PADI SAWAH

(Studi

Kasus

di

Subak Aan Dangin Deea, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten

Klungkung)

Oleh :

lr.

I Dewa Gede

Agung,

PROGRAi,I

STUDI

AGRIBISNIS

FAKULTAS

PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

RINGKASAN

Penelitian

ini

berjudul Hubungan antara Tingkat PenggunaanZat Pengatur Tumbuh dengan Pengetahuan, Sikap,

dan

Tersedianya

Zat

Penggatur Tumbuh pada Tanaman Padi Sawah. Studi kasus

di

Subak

Aan

Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.

Salah satu usaha untuk memperoleh hasil yang lebih besar per satuan luas persatuan waktu dengan menerapkan inovasi

baru.

Salah satu komponen yang penting adalah dengan menambahkanZat PengturTumbuh (ZPT Dhannasri 5 EC) pada tanaman padi sawah.

Penelitian

ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan

tingkat

penggunaan ZPT dengan pengetahuan, sikap, dan tersedianya ZPT di lokasi petani.

Terpilihnya Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung sebagai lokasi penelitian karena sebagian petani

di

Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan paling dulu menggunakan ZPT (Dharmasri), diantara petani di Subak lain yang ada di lingkungan Kabupaten Klungkung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat penggunaan

ZPT

dengan

pengetahuan petiani

tentang

ZPT

sangat nyata dengan

derajat

keeratan hubungan tergolong hubungan

tinggi.

Hubungan antara

tingkat

penggunaan

ZPT

sikap petani tentang

ZPT

nyata dengan derajat

keeratan
(3)

KATA

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan

Yang

Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingga tulisan

ini

bisa selesai tepat pada waktunya.

Pada kesempatan

ini

penulis

menyampaikan

rasa

terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada Kepala Desa Aan dan elian Subak Dangin Desa yang

telah

banyak membantu dalam memberikan keterangan

yang

diperlukan dalam tulisan ini.

Terima kasih

banyak

pula

penulis sampaikan kepada teman-teman dan

sahabat

yang telah

turut

memberikan dorongan

agar

karya

tulis

ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Akhimya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempuma, unfuk

itu mohon kritik dan saran yang

sifahya

memperbaikisangat dinantikan.

Semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam tulisan ini bermafaat bagi mereka

yang memerlukan. Terima kasih banyak.

Denpasar, Nopember 2015

(4)

DAFTAR

ISI

R|NGKASAN...

i

KATA

PENGANTAR

ii

DAFTAR

tS1...

...

iii

l. PENDAHULUAN,...r..,,...r..,....,..r.r.r ,.,.,.r,,.,.r,

1

1.1.

Latar

Belakang

1

1.2.

Tujuan

Penelitian

2

{.3.

Hipotesis.

2

II.

TINJAUAN

PUSTAKA...,...

4

2.1.

PengertianZatPengaturTumbuh

(ZPT)

4

2.2.

Pengetahuan Petani Tentang

ZPT...

5

2.3.

Sikap PetaniTertadap

2PT...

6

2.4.

TersedianyaZPT

pada Petani (saat

dibutuhkan)...

7

III.

METODE

PENELITIAN

8

3.,l.

Penentuan

Lokasi

dan

Waktu

Penelitian

...

8

3.2.

itletode

Pengambilan

sampe!...

8

3.3.

Metode

Pengumpulan

Data.

9

3.4.

Pengulturan

Variabe

9l

3.5.

Analisis

Data...

....

11

IV.

HASIL

DAN

PEiTBAHASAN....

4.1.

Keadaan Umum

Lokasi

Penelitian

4.2.

Pengetahuan Petani Tetang ZPT...

4.3.

Sikap

Petani Tetang ZPT...

4.4.

TercedianyaZPT

pada saat

diperlukan

...

v. KESIMPUI-AN.r.r.rr.r....,.,..i...

,.,...!,r.,.

VI.

DAFTAR

PUSTAKA...

21
(5)

I.

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Balakang

Pembangunan

pertanian

selalu akan

berkembang

sesuai

dengan perkembangan

jaman

dan

perkembangan teknologi, terutama

peneterapan teknologi

pertanian.

Perkembangan teknologi

di

bidang pertanian dapat berupa

perubahan cara-cara menanam,

perubahan

jenis

tianaman, perubahan jenis masukan

dalam proses

produksi.

Di

dalam proses

pembangunan diperlukan

keterpaduan, keserasian

dan

keselarasan dalam pemakaian

tiga

komponen pembangunan

yakni

:

sumber daya alam, sumber

daya

manusia dan teknologi.

Ketiga komponen itu, sama-sama memegang peranan

yang

penting

dalam

mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.

Pembangunan

pada

hakekatnya merupakan

proses

perubahan

yang

berkesinambungan,

oleh

karena

itu

teknologi pembangunan

yang

diterapkan di

lndonesia harus merupakan inovasi yang sesuai dengan tuntutan pembangunan. Berarti teknologi itu

jelas

agar berdaya guna dan berhasil guna yang identitasnya dapat dipedanggung

jawabkan.

Dalam bidang pertanian, program intensifikasi merupakan salah satu cara yang telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah dan modal.

Zat

Pengatur

Tumbuh

VPn

yang

belum semua

menggunakannya

merupakan komponen

teknologi

yang

harus

diterapkan

oleh

petani

guna
(6)

Desa yang berlokasi di Desa Aan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung

tidak sepenuhnya menggunakan

ZPT.

Dai247

orang petani anggota subak, baru sebagian

yang

menggunakan

ZPT (150

orang).

Permasalahannya

di

bidang pertanian tidak terletak pada masalah teknis dan

ekonomi

saja, tetapi menyangkut

juga

masalah pengetahuan, sikap,

dan

tersediannya

ZPI

di

lokasi

petani akan mempengaruhi motivasi

dan

dorongan kejiwaan

di

dalam

berproduksi.

Untuk memproduksi hasil pertanian, petanilah yang merupakan intinya, satu dengan yang

lainnya tergantung pendangan hidup, keahliannya

serta

kemampuan

untuk

memanfaatkan kesempatan dankernungkinan yang ada serta

adat

istiadat yang berlaku di lingkungan tempat tinggalnya.

Berdasarkan permasalahan

di

atas maka yang menjadi pokok masalah di

dalam

penelitian

ini

adalah adalah

apakah

tingkat

penggunaan ZPT

ada hubungannya dengan pengetahuan, sikap, dan tercedianya ZPT da lokasipetani.

1.2.

Tujuan

Penelitian

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui hubungan

tingkat

penggunaan ZPT dengan pengetahuan, sikap, dan tersedianya ZPT di lokasi petani.

1.3.

Hipotesis

Hipotesis nihil yang pertama (Ho1) menyatakan bahwa tingkat penggunaan

ZPT tidak ada

hubungannya

dengan

pengetahuan

petani tentang

ZPT.

Dan

hipotesis altematifnya yang pertama (Ha1) menyatakan bahwa tingkat penggunaan

ZPT ada hubungannya dengan pengetahuan petani tentang ZPT.

Hipotesis

nihilyang

pertama (Ho2) menyatakan bahwa tingkat penggunaan
(7)

altematifiya

yang pertame (Ha2) menyatakan behyra tingkat

penggunen

ZPT ada

hubunganrrya dengan sikap petani Entang ZPT.

Hipffiis

nihilyang

pertama (Ho3) nrenyatakan bahwa tingkat pengrgunaan

ZPTtidak ada hubungennya dengran tersedianya

ZPT.

Dan hipotesis altenrat'ftrya

yang

peilama

(HaS)

menyatiakan

bahm

tingkat

penrggunaan

ZPT

ada
(8)

-II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian

ZatPengatur Tumbuh (ZPTI

ZPT

adalah senyawa organik

yang dalam

konsentrasi

rendah

dapat

merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara

kualitatif.

Jenis-jenis ZPT adalah : Atonik, Sitozim, Metalik, serta

Dharmasri.

Untuk mendapatkan

hasil yang baik dalam penggunaanZPT (Dharmasri) perlu

dipefiatikan

berapa hal

yang penting : umur tianaman, dosisi dan konsentrasi, kondisi lingkungan dan cara

pemakaian.

Umur tanaman

(fase pertumbuhan)

perlu diperhatikan dalam

setiap

pemberian perlakuan pada tanaman, termasuk dalam rangka perberia

ZPT.

Untuk

tanaman padi diberikan pada umur tiga minggu dan enam minggu setelah tanam

Dosis dan konsentrasi yang tepat dalam penggunaan ZPT untuk tanaman

padi

adalah

300 s.d 800

liter campuran

per ha

dengan konsentrasi

3

ml

(satu

sendok the) ZPT ke dalam

20liter

air.

Kondisi

lingkungan

dan cara

pemakaian

ZPT

berkaitan

dengan

kondisi lingkungan

danZPf

perlu diperhatikan berapa hal yang penting antara lain :

o

Paket pemupukan (pemupukan berimbang) antara KCL'TSP, dan Urea.

o

Penyemprotan dilakukan dengan merata pada seluruh permukaan daun

tanaman.

o

Penyemprotan terlalu pagi akan terganggu oleh embun, sedangkan bila
(9)

Jangan melakukan penyemprotan pada waktu hari hujan, sehingga ZPT

akan hanyut terbawa air huian.

o

Ulangi

melakukan penyemprotan

sehari

kemudian,

jika

turun

hujan

kurang

dari 6 jam

setelah penyemprotran pada saat tanaman sedang berbunga karena dapat menyebabkan bunga akan gugur.

2.2.

Pengetahuan Petani Tentang ZPT

Tingkat pengetahuan petani mempengaruhi petani didalam mengamdopsi teknologi baru

dan

kelanggengan

usahanya.

Mengadopsi suatu teknologi baru

tanpa dilandasi

pengetahuan

teknologi

yang

bersangkutan,

hanyalah

bercifat

meniru, hal ini kelak dikemudian hari akan banyak menimbulkan masalah-masalah

bagi petani

di

dalam mengelola usahataninya dan yang ekstrim lagi akan dapat mengalami

kegagalan.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui : pendidikan formal, pendidikan non formal,

dan

pendidikan informal yang mencerminkan pendidikan seumur hidup bagi setiap orang dalam mencari dan menghimpun pengetahuan, ketrampilan,

sikap

dan

pengertian lingkungan

di

rumah, pada waktu

bekerja,

teladan dari prilaku kaum kerabat dan sahabat, dan sebagainya.

Dalam

akselerasi

pembangunan pertianian,

petani

perlu

memiliki pengetahuan teori dan pengetahuan

praktis.

Karena tingkat pengetahuan petani mempengaruhi

petani didalam

mengadopsi

teknologi

baru

dan

kelanggengan usahataninya.

Soediyanto (1978) menjalaskan bahwa pengetahuan merupakan salah satu

aspek prilaku, terutama berhubungan dengan kemampuan mengingat materi yang

(10)

pengetahuan

didalam

diri

seseorang melalui

tahapan-tahapan

:

mengetahui, mengerti, memanfaatkan, menganalisa, mesintesis, danmenilai.

Mosher (1985)

menyatakan

bahwa

pengetahuan

dan

ketrampilan yang dimilikioleh petani akan dapat memberikan dorongan untuk mencoba suatu metode baru untuk pertama

kalinya.

Pengetahuan adalah salah satu aspek dari prilaku

yang

terutama berhubungan dengan kemampuan mengingat materi yang telah

dipelajari (Soedijanto, 1 978).

2.3.

Sikap

Petani Terhadap ZPT

Sikap sangat menentukan petani di dalam mengambil keputusan. Langkah-langkah

yang diambil petani

dipengaruhi

oleh sikap

dan

hubungannya dalam masyarakat setempat

dir.n.

ia hidup.

Lebih

lanjut

dinyatakan bahwa

sikap

masyarakat terhadap

suatu

inovasi tergantung pada kondisi masyarakat

tersebut.

Kepercayaan terhadap diri sendiri sangatlah penting untuk membentuk suatu sikap apakah petani menyetujui atau tidak terhadap suatu inovasi baru

Wiriaatmadja

(1973)

mengemukakan

bahwa

sikap petani

adalah kecendrungan petani untuk bertindak, seperti tidak berprasangka terhadap hal-hal

yang

belum dikenal,

ingin

mencoba sesuatu

yang baru,

mau bergotong royong

dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bersama secara suadaya dan sebagainya.

Pendapat

lain

menyatakan

bahwa

sikap

adalah kecendrungan

untuk

menerima

(sikap

positip)

atau

menolak (sikap negatip)

suatu

pritaku

yang
(11)

istiadat, kebiasaan, prasangka dantahyul; (b). pengetahuan yang didapat dengan penalaran atau rasional ; (c). perasaan.

2.4.

TensedianyaZPT pada Petani (saat

dibutuhkan)

Kebanyakan

metode baru yang dapat

meningkatkan

produksi

pertanian memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani.

Diantaranya

termasuk zPT, dalam

pembangunan pertanian menghendaki agar sarana tercebut tersedia dekat dengan tempat petani berusahatani atiau masih di

lingkngan desa dimana petani

berdomisili.

Tentunya dalam

jumlah

yang cukup untuk memenuhi keperluan tiap

ptani

yang mau menggunakan.

Penyedian

alat-alat dan

bahan=bahan pertanian

di

dekat petani

adalah merupakan

cara

untuk mendorong motivasi petani untuk menggunakan
(12)

III.

METODE PENELITIAN

3.1.

Penentuan

Lokasi

dan

Waktu

Penelitian

Penentuan

lokasi penelitian dengan cara sengaja dipilih

di

Kabupaten Klungkung untuk menghemat biaya dan waktu penelitian, karena peneliti berasal

dari Klungkung.

Disamping

itu

sepengetahuan peneliti belum pemah dilakukan penelitian dengan judul ini.

Terpilihnya Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung sebagai lokasi penelitian karena sebagian petani

di

Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatian Banjarangkan paling dulu menggunakan ZPT (Dharmasri), diantara

petanidi

Subak lain yang ada di lingkungan Kabupaten Klungkung.

Pengambilan datra penelitian dilakukan pada bulan September s.d Oktober

2015

untuk mendapatkan

informasi

tentang tingkat penggunaan, pengetahuan, sikap, dan tersedianya ZPT .

3.2.

Metode Pengambilan Sampel

Pada penelitian

ini, unit

penelitiannya adalah kepala rumah tangga yang

peke$aan pokoknya sebagai petani

yang

membudidayakan

tanaman padi

di

sawah.

(13)

Dengan demikian

jumlah

sempel

seluruhnya

menjadi

62

orang

yang

dijadikan responden.

3.3.

Metode

Pengumpulan

Data

Data yang

dikumpulkan

dalam penelitian

ini

berupa data kualitatif

dan

kuantitatif.

Pengumpulan

data primer

dilakukan

dengan

metode

survai,

yakni dengan cara mendatangi serta mewawancarai responden dengan dipandu daftar pertanyaan yang telah disiapkan (kuesioner).

Kuesioner dibuat dengan tujuan : (a) memperoleh data yang relefan dengan

tujuan penelitian; (b) memperoleh data dengan reliabilitas tinggi.

Dalam pengukuran reliabilitas kuesioner dipergunakan metode belah dua ('split half menthod'),

dahm

hal ini senua pertanyaan dikelompokan meniadi dua,

yaitu kelompok pertanyaan bernomor genap dankelompok pertanyaan bemomor ganjil.

Wawancara, mengumpulkan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Tujuannya

untuk

menciptakan hubungan

yang lebih dekat

dengan responden, semua pertanyaan

dapat

dimengerti,

dan

menggali tambahan data yang diperlukan.

Observasi, pengamatan

langsung

obyek

penelitian

agar

memperoleh gambaran yang jelas dan mengetrahui keadaan yang sebenarnya.

3.4,

PengukuranVariabe!

Variabel yang diukur adalah : tingkat penggunaan ZPT, pengetahuan petani

(14)

menggunakan ZPT. Sedangkan untuk pengetahuan,sikap,

dan

tersedianya ZPT dengan menggunakan sistem skor.

Untuk

memper:oleh

skor

penegtahuan

petani tentang ZPT,

digunakan 8 pertanyaan. Setiap pertranyaan diberi skor terendah 1 untuk jawaban yang sangat

tidak diharapkan, dan diberi skor tertinggi 3 untuk jawaban yang sangat diharapkan.

Dengan demikian skor yang dicapai berkisar mulai dari 8 s.d

24.

Selajutnya skor ditranformasimenjadi danOo/o s.d 100%. Berdasarkan percentase (%) pencapaian skor pengetahuan petanitentang ZPT dikatagorikan pada Tabel 1.

Tabel

1.

Katagori pengetahuan petani tentang ZPT berdasarkan nilai persentase skor

)encaDalan

Kelompok Persentase pencapaian skor (S) Katagori pengetahuan

1.

S=<50

rendah

2.

s>50

tinggi

Untuk memperoleh skor sikap petani tentang ZPT, digunakan 6 pertanyaan.

Setiap

pertanyaan

diberi skor terendah

1

untuk jawaban yang sangat

tidak diharapkan,

dan diberi

skor tertinggi

3

untuk jawaban

yang

sangat diharapkan. Dengan demikian skor yang dicapai berkisar mulai dari 6

s.d

18.

Selajutnya skor ditranformasimenjadi danOo/o s.d

100%.

Berdasarkan persentase (o/o) pencapaian skor sikap petani tentang ZPT dikatagorikan pada Tabel 1.

Tabel

2.

Katagori

sikap

petani tentang

ZPT

berdasarkan

nilai

persentiase

,EI IT,G skor

Kelompok Persentase pencapaian skor (S) tGtagori sikap

1.

S=<50

rendah [image:14.603.101.518.570.669.2]
(15)

Untuk memperoleh skor tersedianya ZPT, digunakan 6 pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor terendah

1

untuk jawaban yang sangat tidak diharapkan,

dan diberi skortertinggi 3 untuk jawaban yang sangat diharapkan. Dengan demikian

skor yang

dicapai berkisar mulai

dari

6

s.d

18.

Selajutnya

skor

ditranformasi

menjadi

dari

0%

s.d

'l00o/o.

Berdasarkan

persentase

(%)

pencapaian skor tersedianyaZPT dikatagorikan pada Tabel 1.

ZPT berdasarkan nilai skor

abel 3. ,Eia llrg

Kelompok Persentiase pencapaian skor (S) Katagori tersedianya

1.

S=<50

Tidak tersedia

2.

s>50

Tersedia

3.5.

Analisis

Data

Dalam penelitian ini, analisis data dengan mempergunakan metode analisis

deskriptif dan analisis statistika.

Metode analisis deskriptif, merupakan suafu metode yang digunakan untuk memperoleh

gambaran

yang berguna

menunjang

tujuan

penelitian.

Metode analisis statistika adalah metode yang digunakan dengan

tujuan

untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Mengujian hipotesis menggunakan uji

Chi

Square

(

uli

X2), dengan Tabel Kontingensi berdemensi dua kali dua

(2y2).

Dengan demikian rumusnya menjadi :

n(ad

-

bc)2

dro.o, =

(a+bXc+dXa+cXb+d)

Keterangan:

p = jumlah sampel,

(16)

Bila terjadijumrah frekuensi ada yang kurang

dari

10, rumus

di

atas perru

dikoreksimenjadi :

dr,oo, =

(a

+ bXc

1@a

-

bcr

-t)'

16Jfia

s-m

Keterangan :

|

=

faktor

koreksi

yates.

selanjutnya

dibandingkan dengan

chi

square

taber

fr6"1dengan

derajat

bebas satu pada tingkat s% dan 1o/o (fi5,o,17d"n

x?rrr,rlr, dengan kreteria uji sebagai

berikut:

Ho diterima apabila

d,*o,

=< 1fiuu

.

Ho ditolak apabila

d,*.

>

*r"r

.

Apabira Ho ditorak, artinya adanya hubungan nyata atau sangat nyata, maka

dilanjutkan

dengan

mencari Koefesien Kotingensi

(Kk).

Koefesien Kontingensi menunjukan keeratan hubungan, dengan

rumus:

Kk=

Agar

dapat

dipergunakan

menirai derajat keeratan hubungan, nirai

Kk dibandingkan dengan Koefesien Kontingensi maksimum (Kk

mak).

semakin dekat nilai antara Kk dengan Kk mak berarti semakin erat

hubungannya. Rumus dari Kk

mak sebagai

berikut:

Kkmak =

Keterangan : m = minimum

darifiekuensi

baris atau korom.

Untuk menentukan derajat keeratan hubungan dapat diukur

dari selisih yang didapat antara Kk mak dengan

Kk.

Pada penelitian

ini

fr

= 2,

maka Kk mak
(17)

abd

4.

lGMa

keeratan

Kdffitpd(

Kk

msk

-

Kk

heretnt*wryl

1 0,00 e.d 0,13 Sangat tirlggi

2 0,14 e.d 0,27 Tnlggi

3 0,28 e.d 0,41

Seddrg

4

0,42 s.d Q56 Rendah
(18)

IV.

HASIL

DAN

PEiiBAHASAN

4.1.

Keadaan Umum

Lokasi Penelitian

Subak

Aan

Dangin Desa termasuk wilayah pesedahan Tukad Jinah, dan terletak di Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Lokasinya

lebih kurang 10 km ke arah barat laut dari kota Klungkung dan sekitar 8 km sebelah

utara dari Banjarangkan. Secara topografi berada pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut.

Air

irigasi untuk seluruh areal Subak berasal

dari

Dam yaitu

dam

"Tukad Jinah", terletak kira-kira 3000 m di sebelah areal

Subak.

Dari Dam inilah air bisa digunakan oleh dua subak yang ada yakni Subah Dauh Desa dan Subak Dangin

Desa.

Subak

Aan

Dangin Desa terdiri dari 3 tempek yakni Tempak Tapan seluas 37,204 ha, Tempek Abasan seluas 34,650 ha, dan

Tempek

Uma Anyar seluas

19,175

ha.

Dengan demikian luas seluruh Subak Aan Dangin Desa seluas 91,025

ha.

Dari keseluruhan luas areal tersebut 50% termasuk tanah sawah kelas satu,

30o/o termasuk tanah sawah kelas dua, dan

sisanya

20o/o lermasuk tanah sawah

kelas tiga.

4.2,

Pengetahuan Petani Tetang ZPT

Distribusi ftekuensi petani sampel pada tingkat penggunaan

zpr

menurut pengetahuan ZPT

di

Subak

Aan

Dangin Desa

di

sajikan pada Tabel

5

sebagai
(19)

Tabel5.

Distribusifrekuensipetanisampelpada tingkat penggunaanZPT menurut ZPT di Subak

,EI Aan Desa.

Tingkat penggunaanZPT Pengetahuan ZPT Jumlah Tinggi Rendah

MenggunakanZPT 30 8 38 (61 ,29o/o\

Tidak Menggunakan ZPT 4 20 24 (38,71o/o'1

Jumlah

u

(54,ilo/o)

28

(45,160/o)

62 (100,00%)

(100,00o/o)

Dari Tabel

5

di atas temyata 34 orang (54,84o/o\ mempunyai pengetahuan tinggi tentang

ZPT.

Sedangkan yang berpengehuan rendah sebanyak

28

orang (45.16o/o). Dengan demikian

lebih banyak petani yang

berpengetahuan tinggi

tentang ZPT.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat penggunaan ZPT

dengan

pengetahuan

petani tentang

ZPT

terlebih dahulu

dicari dra.og

yang

dikoreksi :

drtrog =

o

(t"a

-

bct

-i)'

(a+bXc+dXa+cXb+d)

2

62

(l3o x

2o

-

8

x

4l

-97)'

nA

-A^

If,ttoog

=

=

20,593

Ghi Square

tabel

,

f$x,r)

= 3,84ldan

f1r*,r;

= 6,635

Jika dibandingkan

Chi

Square hitung

(20,593)

dengan

Chi

Square tabet

(3,841 dan 6,635), ternyata nilainya lebih besarterhadap ke duanya, maka hipotesis

(20)

Setelah diketahui adanya hubungan yang sangat nyata

antiara tingkat penggunaan

ZPT dengan

pengetahuan

petani tentang ZPT, maka

dilanjutkan

dengan mencari koefesien keeratan hubungan (Kk) dengan rumus :

Kk=

-- 0,4993

Berdasad<an kreteria derajat keeratan hubungan (Tabel 4) maka (Kk mak

-Kk) =

(0,7071-

0,4993) = 0,2078

x

O,2l termasuk hubungan tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan

di

atas dapat dikatakan bahwa

pengetahuan petani tentang

ZPT

mempunyai peranan

yang

sangat

penting

terhadap tingkat penggunaa n ZPT .

4.3.

Sikap

Petani Tetang ZPT

Distribusi frekuensi petani sampel pada tingkat penggunaan ZPT menurut sikapnya disajikan pada

Tabel6.

Tabel6.

Distribusifrekuensi petani sampel pada tingkat penggunaanZPT menurut

nva

di Subak Aan Desa

Tingkat penggunaanZPT Sikap Jumlah

Setuju Tidak setuju

Menggunakan ZPT 24 14 38

Tidak Menggunakan ZPT

I

16 24

Jumlah 32

(51,61%)

30

(48,39%)

62

(100,00o/o)

Dari Tabel

6 di

atas ternyata 32 orang (51,617o) mempunyai sikap setuju terhadap

ZPT.

Sedangkan

yang

mempunyai

sikap tidak setuju

terhadap ZPT
(21)

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antiara tingkat penggunaan ZPT dengan sikap petaniterhadap ZPT terlebih dahulu dicari

d,*,

yang dikoreksi :

xfr,*r',

=

dr*ou

=

= 4,113

Chi

Squaretabel t

rtsw;t)

=

3,84ldanfte6.q

*

6,635

Jika

dibandingkan

Chi

Square hitung

(20,593)

dengan

Chi

Square tabel

(3,841 dan 6,635), ternyata nilainya lebih besar terhadap 3,&41, maka hipotesis Ho2

ditolak

pada

taral

5o/o.

Hal ini

berarti

ada

hubungan

yang

nyata antara tingkat penggunaan ZPT dengan sikap petani tentang ZPT.

Setelah diketahui adanya hubungan yang nyata antara tingkat penggunaan ZPT dengan sikap petanitentang ZPT, maka dilanjutkan dengan mencari koefesien

keeratran hubungan (Kk) dengan rumus :

=

0,2494

Berdasarkan kreteria derajat keeratan hubungan (Tabel 4) maka (Kk mak

-Kk) = (0,7071

-0,2494)

= 0,4577

=

0,46 termasuk hubungan rendah.

Berdasarkan hasil perhiturgan-perhitungan

di

atas dapat dikatakan bahwa

sikap petani tentang ZPT

mempunyai peranan

yang sedang terhadap

tingkat penggunaanZPT.

4.4.

TercedianyaZPT

pada saat

diperlukan

Distribusi petani sampel pada tingkat penggunaanZPT menurut telsedianya o

(l.a

-

bcl

-

rr)'

(22)

ZPT di Subak Aan Desa.

Tingkat penggunaanZPT

TercedianyaZPT

Jumlah Tersedia Tidak tersedia

MenggunakanZPT 15 23 38

Tidak Menggunakan ZPT o 15 24

Jumlah 24

(38,71o/o)

38

(61,29o/o)

62

(100,00%)

Tabef

7.

Distribusi petani

sampel pada tingkat penggunaan

ZPT

menurut

Dari Tabel

7

di atas temyata ada 24 orang (38,71o/o') menyatakan tersedia

ZPT pada

saat

dibutuhkan, sedangkan

38 orang

(61 ,29o/o') menyatakan tidak

tersedia

ZPT

pada saat

dibutuhkan.

Dengan demikian lebih banyak

petani

menyatakan tidak tersedia ZPT padasaat dibutuhkan.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antiara tingkat penggunaan ZPT dengan

tersedia ZPT

pada

saat

dibutuhkan

terlebih

dahulu

dicari

drt.og

yang

dikoreksi :

o

(tra

-

bct

-i)'

d**

=

(a+bXc+d)(a+cXb+d)

62

(lls

x

ls

-

23

x st

-+)'

= O,Ot26

dmog =

(15

+ 23Xe

+

1sxls

+

eX23

+

15)

Chi Square

tabel,

f$x,t)

=

3,84!

dan

fir*,r1 =

6, 635

Jika dibandingkan

Chi

Square hitung

(0,0126)

dengan

Chi

Square tabel (3,841 dan 6,635), temyata nilainya lebih kacilterhadap ke duanya, maka hipotesis
(23)

,=.l rP_{

S€e**r

diNtffir+fiek

art*

htffixWt

yry

Ryaea

s!ffi

BEk* Bung&mrt

(24)

V.

KESIUPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Tingkat

penggunaan

ZPT petani

di

Subak

Aan

Dangin Desa

38

orang (61,29%) sedangkan yang tidak menggunakan ZPT 24 orang (38,71o/o).

Dari pengetahuan peta ni diperoleh 34 ora ng (54,84o/o) mem il iki pengetahuan

tinggi tentang ZPT, dan

28

orang (45,160lo) berpengetahuan

rendah.

Hubungan antara pengetahuan petani dengan tingkat penggunaan ZPT adalah sangat nyata dengan derajat keeratan hubungan tergolong hubungan tinggi.

Sikap petaniterhadap ZPT adalah 32 orang (51,61%) setuju setuju terhadap penggunaan ZPT, sedangkan 30 orang (48,39o/o) tidak setuju terhadap penggunaan

ZPT.

Hubungan antara sikap petenitentang ZPT dengan tingkat pengetahuanZPT adalah nyata dengan derajat keeratan hubungan tergolong rendah.

Dalam hal tercedianyaZPT pada saat dibutuhkan

,24

orang (38,71o/o) petani menyatakan tersedia

ZPT

pada saat dibutuhkan, sedangkan

38

orang (61,290/o)

petani menyatakan tidak tercedia ZPT pada saat dibutuhkan. Tidak ada hubungan

yang

nyata antara tingkat penggunaan

ZPT

dengan tersedianya

ZPT

saat
(25)

VI.

DAFTAR

PUSTAKA

Anonimus

(1987/1988).

Buletin lnformasi

Pertanian

Tetang

lntensifikasi, Departemen Pertanian Proyek lnformasi Pertanian Bali.

Anonimus (1988). Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh

(ZPD

Untuk Meningkatkan Produksi Pangan, Lembar lnformasi Pertanian, Bagian Proyek lntensifikasi Pertanian Bali.

Hadi Prayitno (1985). Pembangunan Ekonomi Pedesaan, Yayasan Obor lndonesia,

Jakarta.

Hayami

dan

Khikuchi (1987). Dilema Ekonomi Desa, Yayasan

Obor

lndonesia, Jakarta

Kamaluddin, Rustian (1984). Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Daerah,

Ghalia lndonesia, Jakarta Timur.

Kasryno,

Faisal (1984).

Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan lndonesia, Yayasan Obor lndonesia, Jakarta.

Mosher

A.T.

(1985). Penggerakan

dan

Membangun Pertanian, G.V. Yasaguna,

Jakarta.

Mubyarto

(19M).

Pengantar

Pertanian,

Lembaga Penelitian, Pendidikkan dan Penerangan Ekonomi Sosial, Jakarta.

Pangestu, Subagyo dan Djanrvanto, PS (1981). Statistika Non Parametrika, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gajahmada, Yogyakarta.

Sastraatmaja, Entang (1 986). Ekonomi Pembangunan, CV Armico, Bandung.

Sidney Siegel (1990). Statistika

Nonparametrika

Untuk llmu-ilmu sosial,

PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (1987). Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.

Soedijanto(1g78. Beberapa Konsepsi

Proses Belajar dan

lmplikasinya, lnstitut Pendidikkan Latihan dan Penyuluhan Pertanian, Giawi Bogor.

Soekartawi (1986).

llmu

Usahatani

dan

Penelitian untuk Pengembangan Petani

Kecil, Univercitas lndonesia, Jakarta.

Sugiyono (2007). Memahami Penelitian Kualitatif, CV Alfabeta, Bandung

Gambar

Tabel 1. Katagori pengetahuan petani tentang ZPT berdasarkan nilai persentase)encaDalanskor

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) Ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran penugasan terhadap prestasi belajar mata diklat

treatment yang dilakukan pada serat daun nanas tersebut, hasil dari proses decorticasi ataupun water retting, dengan bahan kimia misal NaOH, H 2 SO 4 atau bahan-bahan kimia

Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dan profil kesulitan siswa dalam memecahkan masalah fisika yang

Hasil validasi Ahli Materi yang dituangkan dalam angket menyatakan bahwa produk media pembelajaran Sejarah berbasis website yang dikembangkan sudah layak diujicobakan

Hasil penelitian yang dilakukan Watson (2002) memberi arah yang lebih jelas, yakni strategi konflik kognitif dalam pembelajaran membantu peserta didik dalam merekontruksi

Mengamati gambar tentang perilaku yang menunjukkan rasa bangga menjadi anak Indonesia dan yang tidak. Menyebutkan contoh perilaku yang menunjukkan rasa bangga sebagai anak

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan model kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri 3 Sumberagung Kecamatan Ngaringan Grobogan, Untuk mendeskripsikan peran

Hasil dari tugas akhir ini adalah kakas bantu yang akan dibangun dapat mengevaluasi kualitas dari suatu perangkat lunak dan dapat mengkuantifikasikan kualitas ke dalam satuan