HUBUNGAN
ANTARA
TINGKAT PENGGUNAAN
ZAT PENGATUR TUMBUH
DENGAN PENGETAHUAN,
SIKAP,
DAN
TERSEDIANYA ZAT
PENGATUR
TUMBUH PADA
TANAMAN
PADI SAWAH
(Studi
Kasusdi
Subak Aan Dangin Deea, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, KabupatenKlungkung)
Oleh :
lr.
I Dewa GedeAgung,
PROGRAi,I
STUDI
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
RINGKASAN
Penelitian
ini
berjudul Hubungan antara Tingkat PenggunaanZat Pengatur Tumbuh dengan Pengetahuan, Sikap,dan
TersedianyaZat
Penggatur Tumbuh pada Tanaman Padi Sawah. Studi kasusdi
SubakAan
Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.Salah satu usaha untuk memperoleh hasil yang lebih besar per satuan luas persatuan waktu dengan menerapkan inovasi
baru.
Salah satu komponen yang penting adalah dengan menambahkanZat PengturTumbuh (ZPT Dhannasri 5 EC) pada tanaman padi sawah.Penelitian
ini
bertujuan untuk mengetahui hubungantingkat
penggunaan ZPT dengan pengetahuan, sikap, dan tersedianya ZPT di lokasi petani.Terpilihnya Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung sebagai lokasi penelitian karena sebagian petani
di
Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan paling dulu menggunakan ZPT (Dharmasri), diantara petani di Subak lain yang ada di lingkungan Kabupaten Klungkung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat penggunaan
ZPT
dengan
pengetahuan petianitentang
ZPT
sangat nyata dengan
derajatkeeratan hubungan tergolong hubungan
tinggi.
Hubungan antara
tingkatpenggunaan
ZPT
sikap petani tentang
ZPT
nyata dengan derajat
keeratanKATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang
Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingga tulisanini
bisa selesai tepat pada waktunya.Pada kesempatan
ini
penulis
menyampaikanrasa
terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada Kepala Desa Aan dan elian Subak Dangin Desa yangtelah
banyak membantu dalam memberikan keteranganyang
diperlukan dalam tulisan ini.Terima kasih
banyakpula
penulis sampaikan kepada teman-teman dansahabat
yang telah
turut
memberikan dorongan
agar
karya
tulis
ini
dapat terselesaikan dengan baik.Akhimya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempuma, unfuk
itu mohon kritik dan saran yang
sifahya
memperbaikisangat dinantikan.Semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam tulisan ini bermafaat bagi mereka
yang memerlukan. Terima kasih banyak.
Denpasar, Nopember 2015
DAFTAR
ISI
R|NGKASAN...
iKATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR
tS1...
...
iii
l. PENDAHULUAN,...r..,,...r..,....,..r.r.r ,.,.,.r,,.,.r,
11.1.
Latar
Belakang
11.2.
Tujuan
Penelitian
2{.3.
Hipotesis.
2II.
TINJAUAN
PUSTAKA...,...
4
2.1.
PengertianZatPengaturTumbuh
(ZPT)
4
2.2.
Pengetahuan Petani TentangZPT...
52.3.
Sikap PetaniTertadap
2PT...
62.4.
TersedianyaZPT
pada Petani (saatdibutuhkan)...
7III.
METODE
PENELITIAN
8
3.,l.
PenentuanLokasi
danWaktu
Penelitian
...
83.2.
itletode
Pengambilansampe!...
83.3.
MetodePengumpulan
Data.
93.4.
PengulturanVariabe
9l
3.5.
Analisis
Data...
....
11IV.
HASIL
DAN
PEiTBAHASAN....
4.1.
Keadaan UmumLokasi
Penelitian4.2.
Pengetahuan Petani Tetang ZPT...4.3.
Sikap
Petani Tetang ZPT...4.4.
TercedianyaZPT
pada saatdiperlukan
...v. KESIMPUI-AN.r.r.rr.r....,.,..i...
,.,...!,r.,.
VI.
DAFTAR
PUSTAKA...
21I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar BalakangPembangunan
pertanian
selalu akan
berkembang
sesuai
dengan perkembanganjaman
dan
perkembangan teknologi, terutama
peneterapan teknologipertanian.
Perkembangan teknologidi
bidang pertanian dapat berupaperubahan cara-cara menanam,
perubahanjenis
tianaman, perubahan jenis masukandalam proses
produksi.
Di
dalam proses
pembangunan diperlukanketerpaduan, keserasian
dan
keselarasan dalam pemakaian
tiga
komponen pembangunanyakni
:
sumber daya alam, sumberdaya
manusia dan teknologi.Ketiga komponen itu, sama-sama memegang peranan
yang
penting
dalammencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
Pembangunan
pada
hakekatnya merupakan
proses
perubahan
yangberkesinambungan,
oleh
karenaitu
teknologi pembangunanyang
diterapkan dilndonesia harus merupakan inovasi yang sesuai dengan tuntutan pembangunan. Berarti teknologi itu
jelas
agar berdaya guna dan berhasil guna yang identitasnya dapat dipedanggungjawabkan.
Dalam bidang pertanian, program intensifikasi merupakan salah satu cara yang telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah dan modal.Zat
Pengatur
Tumbuh
VPn
yang
belum semua
menggunakannyamerupakan komponen
teknologi
yang
harus
diterapkan
oleh
petani
gunaDesa yang berlokasi di Desa Aan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung
tidak sepenuhnya menggunakan
ZPT.
Dai247
orang petani anggota subak, baru sebagianyang
menggunakanZPT (150
orang).
Permasalahannyadi
bidang pertanian tidak terletak pada masalah teknis danekonomi
saja, tetapi menyangkutjuga
masalah pengetahuan, sikap,dan
tersediannyaZPI
di
lokasi
petani akan mempengaruhi motivasidan
dorongan kejiwaandi
dalam
berproduksi.
Untuk memproduksi hasil pertanian, petanilah yang merupakan intinya, satu dengan yanglainnya tergantung pendangan hidup, keahliannya
serta
kemampuan
untukmemanfaatkan kesempatan dankernungkinan yang ada serta
adat
istiadat yang berlaku di lingkungan tempat tinggalnya.Berdasarkan permasalahan
di
atas maka yang menjadi pokok masalah didalam
penelitian
ini
adalah adalah
apakah
tingkat
penggunaan ZPT
ada hubungannya dengan pengetahuan, sikap, dan tercedianya ZPT da lokasipetani.1.2.
Tujuan
PenelitianPenelitian
ini
bertujuanuntuk
mengetahui hubungantingkat
penggunaan ZPT dengan pengetahuan, sikap, dan tersedianya ZPT di lokasi petani.1.3.
Hipotesis
Hipotesis nihil yang pertama (Ho1) menyatakan bahwa tingkat penggunaan
ZPT tidak ada
hubungannyadengan
pengetahuanpetani tentang
ZPT.
Danhipotesis altematifnya yang pertama (Ha1) menyatakan bahwa tingkat penggunaan
ZPT ada hubungannya dengan pengetahuan petani tentang ZPT.
Hipotesis
nihilyang
pertama (Ho2) menyatakan bahwa tingkat penggunaanaltematifiya
yang pertame (Ha2) menyatakan behyra tingkatpenggunen
ZPT adahubunganrrya dengan sikap petani Entang ZPT.
Hipffiis
nihilyang
pertama (Ho3) nrenyatakan bahwa tingkat pengrgunaanZPTtidak ada hubungennya dengran tersedianya
ZPT.
Dan hipotesis altenrat'ftryayang
peilama
(HaS)
menyatiakan
bahm
tingkat
penrggunaanZPT
ada-II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
PengertianZatPengatur Tumbuh (ZPTI
ZPT
adalah senyawa organik
yang dalam
konsentrasi
rendah
dapatmerangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara
kualitatif.
Jenis-jenis ZPT adalah : Atonik, Sitozim, Metalik, sertaDharmasri.
Untuk mendapatkanhasil yang baik dalam penggunaanZPT (Dharmasri) perlu
dipefiatikan
berapa halyang penting : umur tianaman, dosisi dan konsentrasi, kondisi lingkungan dan cara
pemakaian.
Umur tanaman
(fase pertumbuhan)
perlu diperhatikan dalam
setiappemberian perlakuan pada tanaman, termasuk dalam rangka perberia
ZPT.
Untuktanaman padi diberikan pada umur tiga minggu dan enam minggu setelah tanam
Dosis dan konsentrasi yang tepat dalam penggunaan ZPT untuk tanaman
padi
adalah300 s.d 800
liter campuranper ha
dengan konsentrasi3
ml
(satusendok the) ZPT ke dalam
20liter
air.Kondisi
lingkungandan cara
pemakaianZPT
berkaitandengan
kondisi lingkungandanZPf
perlu diperhatikan berapa hal yang penting antara lain :o
Paket pemupukan (pemupukan berimbang) antara KCL'TSP, dan Urea.o
Penyemprotan dilakukan dengan merata pada seluruh permukaan dauntanaman.
o
Penyemprotan terlalu pagi akan terganggu oleh embun, sedangkan bilaJangan melakukan penyemprotan pada waktu hari hujan, sehingga ZPT
akan hanyut terbawa air huian.
o
Ulangi
melakukan penyemprotansehari
kemudian,jika
turun
hujankurang
dari 6 jam
setelah penyemprotran pada saat tanaman sedang berbunga karena dapat menyebabkan bunga akan gugur.2.2.
Pengetahuan Petani Tentang ZPTTingkat pengetahuan petani mempengaruhi petani didalam mengamdopsi teknologi baru
dan
kelanggenganusahanya.
Mengadopsi suatu teknologi barutanpa dilandasi
pengetahuanteknologi
yang
bersangkutan,hanyalah
bercifatmeniru, hal ini kelak dikemudian hari akan banyak menimbulkan masalah-masalah
bagi petani
di
dalam mengelola usahataninya dan yang ekstrim lagi akan dapat mengalamikegagalan.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui : pendidikan formal, pendidikan non formal,dan
pendidikan informal yang mencerminkan pendidikan seumur hidup bagi setiap orang dalam mencari dan menghimpun pengetahuan, ketrampilan,sikap
dan
pengertian lingkungandi
rumah, pada waktu
bekerja,teladan dari prilaku kaum kerabat dan sahabat, dan sebagainya.
Dalam
akselerasi
pembangunan pertianian,
petani
perlu
memiliki pengetahuan teori dan pengetahuanpraktis.
Karena tingkat pengetahuan petani mempengaruhipetani didalam
mengadopsiteknologi
baru
dan
kelanggengan usahataninya.Soediyanto (1978) menjalaskan bahwa pengetahuan merupakan salah satu
aspek prilaku, terutama berhubungan dengan kemampuan mengingat materi yang
pengetahuan
didalam
diri
seseorang melalui
tahapan-tahapan:
mengetahui, mengerti, memanfaatkan, menganalisa, mesintesis, danmenilai.Mosher (1985)
menyatakanbahwa
pengetahuandan
ketrampilan yang dimilikioleh petani akan dapat memberikan dorongan untuk mencoba suatu metode baru untuk pertamakalinya.
Pengetahuan adalah salah satu aspek dari prilakuyang
terutama berhubungan dengan kemampuan mengingat materi yang telahdipelajari (Soedijanto, 1 978).
2.3.
Sikap
Petani Terhadap ZPTSikap sangat menentukan petani di dalam mengambil keputusan. Langkah-langkah
yang diambil petani
dipengaruhioleh sikap
dan
hubungannya dalam masyarakat setempatdir.n.
ia hidup.Lebih
lanjut
dinyatakan bahwasikap
masyarakat terhadapsuatu
inovasi tergantung pada kondisi masyarakattersebut.
Kepercayaan terhadap diri sendiri sangatlah penting untuk membentuk suatu sikap apakah petani menyetujui atau tidak terhadap suatu inovasi baruWiriaatmadja
(1973)
mengemukakan
bahwa
sikap petani
adalah kecendrungan petani untuk bertindak, seperti tidak berprasangka terhadap hal-halyang
belum dikenal,ingin
mencoba sesuatuyang baru,
mau bergotong royongdalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bersama secara suadaya dan sebagainya.
Pendapat
lain
menyatakan
bahwa
sikap
adalah kecendrungan
untukmenerima
(sikap
positip)
atau
menolak (sikap negatip)
suatu
pritaku
yangistiadat, kebiasaan, prasangka dantahyul; (b). pengetahuan yang didapat dengan penalaran atau rasional ; (c). perasaan.
2.4.
TensedianyaZPT pada Petani (saatdibutuhkan)
Kebanyakan
metode baru yang dapat
meningkatkanproduksi
pertanian memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani.Diantaranya
termasuk zPT, dalam
pembangunan pertanian menghendaki agar sarana tercebut tersedia dekat dengan tempat petani berusahatani atiau masih dilingkngan desa dimana petani
berdomisili.
Tentunya dalamjumlah
yang cukup untuk memenuhi keperluan tiapptani
yang mau menggunakan.Penyedian
alat-alat dan
bahan=bahan pertaniandi
dekat petani
adalah merupakancara
untuk mendorong motivasi petani untuk menggunakanIII.
METODE PENELITIAN
3.1.
PenentuanLokasi
danWaktu
PenelitianPenentuan
lokasi penelitian dengan cara sengaja dipilih
di
Kabupaten Klungkung untuk menghemat biaya dan waktu penelitian, karena peneliti berasaldari Klungkung.
Disampingitu
sepengetahuan peneliti belum pemah dilakukan penelitian dengan judul ini.Terpilihnya Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung sebagai lokasi penelitian karena sebagian petani
di
Subak Aan Dangin Desa, Desa Aan, Kecamatian Banjarangkan paling dulu menggunakan ZPT (Dharmasri), diantarapetanidi
Subak lain yang ada di lingkungan Kabupaten Klungkung.Pengambilan datra penelitian dilakukan pada bulan September s.d Oktober
2015
untuk mendapatkaninformasi
tentang tingkat penggunaan, pengetahuan, sikap, dan tersedianya ZPT .3.2.
Metode Pengambilan SampelPada penelitian
ini, unit
penelitiannya adalah kepala rumah tangga yangpeke$aan pokoknya sebagai petani
yang
membudidayakantanaman padi
disawah.
Dengan demikian
jumlah
sempelseluruhnya
menjadi62
orangyang
dijadikan responden.3.3.
MetodePengumpulan
DataData yang
dikumpulkandalam penelitian
ini
berupa data kualitatif
dankuantitatif.
Pengumpulandata primer
dilakukandengan
metodesurvai,
yakni dengan cara mendatangi serta mewawancarai responden dengan dipandu daftar pertanyaan yang telah disiapkan (kuesioner).Kuesioner dibuat dengan tujuan : (a) memperoleh data yang relefan dengan
tujuan penelitian; (b) memperoleh data dengan reliabilitas tinggi.
Dalam pengukuran reliabilitas kuesioner dipergunakan metode belah dua ('split half menthod'),
dahm
hal ini senua pertanyaan dikelompokan meniadi dua,yaitu kelompok pertanyaan bernomor genap dankelompok pertanyaan bemomor ganjil.
Wawancara, mengumpulkan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Tujuannya
untuk
menciptakan hubunganyang lebih dekat
dengan responden, semua pertanyaandapat
dimengerti,dan
menggali tambahan data yang diperlukan.Observasi, pengamatan
langsung
obyek
penelitian
agar
memperoleh gambaran yang jelas dan mengetrahui keadaan yang sebenarnya.3.4,
PengukuranVariabe!
Variabel yang diukur adalah : tingkat penggunaan ZPT, pengetahuan petani
menggunakan ZPT. Sedangkan untuk pengetahuan,sikap,
dan
tersedianya ZPT dengan menggunakan sistem skor.Untuk
memper:olehskor
penegtahuanpetani tentang ZPT,
digunakan 8 pertanyaan. Setiap pertranyaan diberi skor terendah 1 untuk jawaban yang sangattidak diharapkan, dan diberi skor tertinggi 3 untuk jawaban yang sangat diharapkan.
Dengan demikian skor yang dicapai berkisar mulai dari 8 s.d
24.
Selajutnya skor ditranformasimenjadi danOo/o s.d 100%. Berdasarkan percentase (%) pencapaian skor pengetahuan petanitentang ZPT dikatagorikan pada Tabel 1.Tabel
1.
Katagori pengetahuan petani tentang ZPT berdasarkan nilai persentase skor)encaDalan
Kelompok Persentase pencapaian skor (S) Katagori pengetahuan
1.
S=<50
rendah2.
s>50
tinggiUntuk memperoleh skor sikap petani tentang ZPT, digunakan 6 pertanyaan.
Setiap
pertanyaandiberi skor terendah
1
untuk jawaban yang sangat
tidak diharapkan,dan diberi
skor tertinggi3
untuk jawabanyang
sangat diharapkan. Dengan demikian skor yang dicapai berkisar mulai dari 6s.d
18.
Selajutnya skor ditranformasimenjadi danOo/o s.d100%.
Berdasarkan persentase (o/o) pencapaian skor sikap petani tentang ZPT dikatagorikan pada Tabel 1.Tabel
2.
Katagori
sikap
petani tentang
ZPT
berdasarkan
nilai
persentiase,EI IT,G skor
Kelompok Persentase pencapaian skor (S) tGtagori sikap
1.
S=<50
rendah [image:14.603.101.518.570.669.2]Untuk memperoleh skor tersedianya ZPT, digunakan 6 pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor terendah
1
untuk jawaban yang sangat tidak diharapkan,dan diberi skortertinggi 3 untuk jawaban yang sangat diharapkan. Dengan demikian
skor yang
dicapai berkisar mulaidari
6
s.d
18.
Selajutnyaskor
ditranformasimenjadi
dari
0%
s.d
'l00o/o.
Berdasarkanpersentase
(%)
pencapaian skor tersedianyaZPT dikatagorikan pada Tabel 1.ZPT berdasarkan nilai skor
abel 3. ,Eia llrg
Kelompok Persentiase pencapaian skor (S) Katagori tersedianya
1.
S=<50
Tidak tersedia2.
s>50
Tersedia3.5.
Analisis
DataDalam penelitian ini, analisis data dengan mempergunakan metode analisis
deskriptif dan analisis statistika.
Metode analisis deskriptif, merupakan suafu metode yang digunakan untuk memperoleh
gambaran
yang berguna
menunjangtujuan
penelitian.
Metode analisis statistika adalah metode yang digunakan dengantujuan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.Mengujian hipotesis menggunakan uji
Chi
Square(
uli
X2), dengan Tabel Kontingensi berdemensi dua kali dua(2y2).
Dengan demikian rumusnya menjadi :n(ad
-
bc)2dro.o, =
(a+bXc+dXa+cXb+d)
Keterangan:
p = jumlah sampel,
Bila terjadijumrah frekuensi ada yang kurang
dari
10, rumusdi
atas perrudikoreksimenjadi :
dr,oo, =
(a+ bXc
1@a
-
bcr
-t)'
16Jfia
s-m
Keterangan :
|
=
faktor
koreksi
yates.selanjutnya
dibandingkan denganchi
square
taber
fr6"1dengan
derajatbebas satu pada tingkat s% dan 1o/o (fi5,o,17d"n
x?rrr,rlr, dengan kreteria uji sebagai
berikut:
Ho diterima apabila
d,*o,
=< 1fiuu
.Ho ditolak apabila
d,*.
>
*r"r
.Apabira Ho ditorak, artinya adanya hubungan nyata atau sangat nyata, maka
dilanjutkan
dengan
mencari Koefesien Kotingensi(Kk).
Koefesien Kontingensi menunjukan keeratan hubungan, dengan
rumus:
Kk=
Agar
dapat
dipergunakanmenirai derajat keeratan hubungan, nirai
Kk dibandingkan dengan Koefesien Kontingensi maksimum (Kkmak).
semakin dekat nilai antara Kk dengan Kk mak berarti semakin erathubungannya. Rumus dari Kk
mak sebagai
berikut:
Kkmak =
Keterangan : m = minimum
darifiekuensi
baris atau korom.Untuk menentukan derajat keeratan hubungan dapat diukur
dari selisih yang didapat antara Kk mak dengan
Kk.
Pada penelitianini
fr
= 2,
maka Kk makabd
4.
lGMa
keeratanKdffitpd(
Kkmsk
-
Kk
heretnt*wryl
1 0,00 e.d 0,13 Sangat tirlggi
2 0,14 e.d 0,27 Tnlggi
3 0,28 e.d 0,41
Seddrg
4
0,42 s.d Q56 RendahIV.
HASIL
DAN
PEiiBAHASAN
4.1.
Keadaan UmumLokasi Penelitian
Subak
Aan
Dangin Desa termasuk wilayah pesedahan Tukad Jinah, dan terletak di Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Lokasinyalebih kurang 10 km ke arah barat laut dari kota Klungkung dan sekitar 8 km sebelah
utara dari Banjarangkan. Secara topografi berada pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut.
Air
irigasi untuk seluruh areal Subak berasaldari
Dam yaitudam
"Tukad Jinah", terletak kira-kira 3000 m di sebelah arealSubak.
Dari Dam inilah air bisa digunakan oleh dua subak yang ada yakni Subah Dauh Desa dan Subak DanginDesa.
Subak
Aan
Dangin Desa terdiri dari 3 tempek yakni Tempak Tapan seluas 37,204 ha, Tempek Abasan seluas 34,650 ha, danTempek
Uma Anyar seluas19,175
ha.
Dengan demikian luas seluruh Subak Aan Dangin Desa seluas 91,025ha.
Dari keseluruhan luas areal tersebut 50% termasuk tanah sawah kelas satu,30o/o termasuk tanah sawah kelas dua, dan
sisanya
20o/o lermasuk tanah sawahkelas tiga.
4.2,
Pengetahuan Petani Tetang ZPTDistribusi ftekuensi petani sampel pada tingkat penggunaan
zpr
menurut pengetahuan ZPTdi
SubakAan
Dangin Desadi
sajikan pada Tabel5
sebagaiTabel5.
Distribusifrekuensipetanisampelpada tingkat penggunaanZPT menurut ZPT di Subak,EI Aan Desa.
Tingkat penggunaanZPT Pengetahuan ZPT Jumlah Tinggi Rendah
MenggunakanZPT 30 8 38 (61 ,29o/o\
Tidak Menggunakan ZPT 4 20 24 (38,71o/o'1
Jumlah
u
(54,ilo/o)
28
(45,160/o)
62 (100,00%)
(100,00o/o)
Dari Tabel
5
di atas temyata 34 orang (54,84o/o\ mempunyai pengetahuan tinggi tentangZPT.
Sedangkan yang berpengehuan rendah sebanyak28
orang (45.16o/o). Dengan demikianlebih banyak petani yang
berpengetahuan tinggitentang ZPT.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat penggunaan ZPT
dengan
pengetahuanpetani tentang
ZPT
terlebih dahulu
dicari dra.og
yangdikoreksi :
drtrog =
o
(t"a
-
bct
-i)'
(a+bXc+dXa+cXb+d)
2
62(l3o x
2o-
8x
4l
-97)'
nA-A^
If,ttoog
=
=
20,593
Ghi Square
tabel
,f$x,r)
= 3,84ldan
f1r*,r;
= 6,635
Jika dibandingkan
Chi
Square hitung(20,593)
denganChi
Square tabet(3,841 dan 6,635), ternyata nilainya lebih besarterhadap ke duanya, maka hipotesis
Setelah diketahui adanya hubungan yang sangat nyata
antiara tingkat penggunaanZPT dengan
pengetahuanpetani tentang ZPT, maka
dilanjutkandengan mencari koefesien keeratan hubungan (Kk) dengan rumus :
Kk=
-- 0,4993Berdasad<an kreteria derajat keeratan hubungan (Tabel 4) maka (Kk mak
-Kk) =
(0,7071-
0,4993) = 0,2078x
O,2l termasuk hubungan tinggi.Berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan
di
atas dapat dikatakan bahwapengetahuan petani tentang
ZPT
mempunyai peranan
yang
sangat
pentingterhadap tingkat penggunaa n ZPT .
4.3.
Sikap
Petani Tetang ZPTDistribusi frekuensi petani sampel pada tingkat penggunaan ZPT menurut sikapnya disajikan pada
Tabel6.
Tabel6.
Distribusifrekuensi petani sampel pada tingkat penggunaanZPT menurutnva
di Subak Aan DesaTingkat penggunaanZPT Sikap Jumlah
Setuju Tidak setuju
Menggunakan ZPT 24 14 38
Tidak Menggunakan ZPT
I
16 24Jumlah 32
(51,61%)
30
(48,39%)
62
(100,00o/o)
Dari Tabel
6 di
atas ternyata 32 orang (51,617o) mempunyai sikap setuju terhadapZPT.
Sedangkanyang
mempunyaisikap tidak setuju
terhadap ZPTUntuk mengetahui ada tidaknya hubungan antiara tingkat penggunaan ZPT dengan sikap petaniterhadap ZPT terlebih dahulu dicari
d,*,
yang dikoreksi :xfr,*r',
=
dr*ou
=
= 4,113
Chi
Squaretabel t
rtsw;t)=
3,84ldanfte6.q
*
6,635
Jika
dibandingkanChi
Square hitung(20,593)
denganChi
Square tabel(3,841 dan 6,635), ternyata nilainya lebih besar terhadap 3,&41, maka hipotesis Ho2
ditolak
padataral
5o/o.Hal ini
berartiada
hubunganyang
nyata antara tingkat penggunaan ZPT dengan sikap petani tentang ZPT.Setelah diketahui adanya hubungan yang nyata antara tingkat penggunaan ZPT dengan sikap petanitentang ZPT, maka dilanjutkan dengan mencari koefesien
keeratran hubungan (Kk) dengan rumus :
=
0,2494Berdasarkan kreteria derajat keeratan hubungan (Tabel 4) maka (Kk mak
-Kk) = (0,7071-0,2494)
= 0,4577=
0,46 termasuk hubungan rendah.Berdasarkan hasil perhiturgan-perhitungan
di
atas dapat dikatakan bahwasikap petani tentang ZPT
mempunyai perananyang sedang terhadap
tingkat penggunaanZPT.4.4.
TercedianyaZPT
pada saatdiperlukan
Distribusi petani sampel pada tingkat penggunaanZPT menurut telsedianya o
(l.a
-
bcl
-
rr)'
ZPT di Subak Aan Desa.
Tingkat penggunaanZPT
TercedianyaZPT
Jumlah Tersedia Tidak tersedia
MenggunakanZPT 15 23 38
Tidak Menggunakan ZPT o 15 24
Jumlah 24
(38,71o/o)
38
(61,29o/o)
62
(100,00%)
Tabef
7.
Distribusi petani
sampel pada tingkat penggunaan
ZPT
menurutDari Tabel
7
di atas temyata ada 24 orang (38,71o/o') menyatakan tersediaZPT pada
saat
dibutuhkan, sedangkan38 orang
(61 ,29o/o') menyatakan tidaktersedia
ZPT
pada saat
dibutuhkan.
Dengan demikian lebih banyak
petanimenyatakan tidak tersedia ZPT padasaat dibutuhkan.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antiara tingkat penggunaan ZPT dengan
tersedia ZPT
padasaat
dibutuhkanterlebih
dahuludicari
drt.og
yangdikoreksi :
o
(tra
-
bct
-i)'
d**
=
(a+bXc+d)(a+cXb+d)
62
(lls
x
ls
-
23x st
-+)'
= O,Ot26
dmog =
(15+ 23Xe
+
1sxls
+eX23
+
15)Chi Square
tabel,
f$x,t)
=
3,84!
danfir*,r1 =
6, 635Jika dibandingkan
Chi
Square hitung(0,0126)
denganChi
Square tabel (3,841 dan 6,635), temyata nilainya lebih kacilterhadap ke duanya, maka hipotesis,=.l rP_{
S€e**r
diNtffir+fiek
art*htffixWt
yry
Ryaeas!ffi
BEk* Bung&mrt
V.
KESIUPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Tingkat
penggunaanZPT petani
di
Subak
Aan
Dangin Desa
38
orang (61,29%) sedangkan yang tidak menggunakan ZPT 24 orang (38,71o/o).Dari pengetahuan peta ni diperoleh 34 ora ng (54,84o/o) mem il iki pengetahuan
tinggi tentang ZPT, dan
28
orang (45,160lo) berpengetahuanrendah.
Hubungan antara pengetahuan petani dengan tingkat penggunaan ZPT adalah sangat nyata dengan derajat keeratan hubungan tergolong hubungan tinggi.Sikap petaniterhadap ZPT adalah 32 orang (51,61%) setuju setuju terhadap penggunaan ZPT, sedangkan 30 orang (48,39o/o) tidak setuju terhadap penggunaan
ZPT.
Hubungan antara sikap petenitentang ZPT dengan tingkat pengetahuanZPT adalah nyata dengan derajat keeratan hubungan tergolong rendah.Dalam hal tercedianyaZPT pada saat dibutuhkan
,24
orang (38,71o/o) petani menyatakan tersediaZPT
pada saat dibutuhkan, sedangkan38
orang (61,290/o)petani menyatakan tidak tercedia ZPT pada saat dibutuhkan. Tidak ada hubungan
yang
nyata antara tingkat penggunaan
ZPT
dengan tersedianya
ZPT
saatVI.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimus
(1987/1988).
Buletin lnformasi
Pertanian
Tetang
lntensifikasi, Departemen Pertanian Proyek lnformasi Pertanian Bali.Anonimus (1988). Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh
(ZPD
Untuk Meningkatkan Produksi Pangan, Lembar lnformasi Pertanian, Bagian Proyek lntensifikasi Pertanian Bali.Hadi Prayitno (1985). Pembangunan Ekonomi Pedesaan, Yayasan Obor lndonesia,
Jakarta.
Hayami
dan
Khikuchi (1987). Dilema Ekonomi Desa, YayasanObor
lndonesia, JakartaKamaluddin, Rustian (1984). Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Daerah,
Ghalia lndonesia, Jakarta Timur.
Kasryno,
Faisal (1984).
Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan lndonesia, Yayasan Obor lndonesia, Jakarta.Mosher
A.T.
(1985). Penggerakandan
Membangun Pertanian, G.V. Yasaguna,Jakarta.
Mubyarto
(19M).
PengantarPertanian,
Lembaga Penelitian, Pendidikkan dan Penerangan Ekonomi Sosial, Jakarta.Pangestu, Subagyo dan Djanrvanto, PS (1981). Statistika Non Parametrika, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Sastraatmaja, Entang (1 986). Ekonomi Pembangunan, CV Armico, Bandung.
Sidney Siegel (1990). Statistika
NonparametrikaUntuk llmu-ilmu sosial,
PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (1987). Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.
Soedijanto(1g78. Beberapa Konsepsi
Proses Belajar dan
lmplikasinya, lnstitut Pendidikkan Latihan dan Penyuluhan Pertanian, Giawi Bogor.Soekartawi (1986).
llmu
Usahatanidan
Penelitian untuk Pengembangan PetaniKecil, Univercitas lndonesia, Jakarta.
Sugiyono (2007). Memahami Penelitian Kualitatif, CV Alfabeta, Bandung