Pada umumnya sebagai sumber pangan
karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan.
Ke depan peranannya semakin penting dan
strategis sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan, a.l. yaitu :
Ubikayu sebagai bahan baku industri kimia
pembuatan glukosa, fruktosa, monosakarida dan lain-lainnya serta bahan baku bioetanol
sedangkan untuk ubijalar dengan kandungan betakaroten (pro- vitamin A) dan antosianin (antioksidan) yang tinggi, sehingga ubijalar disebut sebagai pangan kesehatan.
Dengan peranannya yang semakin penting dan strategis tersebut selain dapat
menunjang ketahanan pangan juga
menumbuh kembangkan agroindustri olahan pangan maupun non pangan. Dengan
demikian terbuka peluang untuk
mengembangkan kedua komoditi tersebut.
Namun demikian permasalahan kritikal dari sifat tanaman ini juga cukup serius dan
memerlukan solusi yang tepat antara lain yaitu :
Penanaman secara serentak di awal musim hujan menyebabkan terjadinya panen raya
ubikayu, dengan demikian produksi melimpah sehingga harga ubikayu rendah.
Hal ini terkait dengan sifat komoditi ubikayu yaitu : umbinya cepat busuk, atau mudah
terjangkit penyakit, akibat proses fisiologis dan aktivitas patologis.
Dalam tempo kurang dari 24 jam, daging umbi yang terkena udara sudah mulai
membusuk, karena itu sulit untuk dilakukan penyimpanan.
Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu serta pendapatan petani, penerapan teknologi ubikayu ditingkat lapang perlu diterapkan dengan tepat dengan
menerapkan paket teknologi yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi).
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Malpighiales
Famili: Euphorbiaceae Upafamili: Crotonoideae Bangsa: Manihoteae
Genus: Manihot
Spesies: M. esculenta Crantz
= Manihot utilisima Pohl
Bibit/Stek
Bibit berupa stek diambil dari tanaman yang sehat dan berumur lebih dari 7 bulan namun kurang dari 14 bulan.
Stek yang digunakan adalan bagian tengah batang yang bagus. Pucuk yang masih muda (sekitar 50 cm) dan pangkal yang terlalu tua
(sekitar 20 cm) sebaiknya tidak digunakan untuk stek.
Batang dipotong-potong untuk stek normal panjang stek sekitar 15 - 25 cm.
Apabila terpaksa menggunakan batang yang terserang hama / penyakit, maka stek perlu direndam atau disemprot dalam pestisida sebelum ditanam.
Varietas Unggul
Pemilihan varietas disesuaikan dengan
keperluan. Saat ini banyak varietas unggul ubikayu. Untuk konsumsi langsung pilih yang kualias rebusnya baik dan rasanya enak
(tidak pahit), seperti malang 1 atau adira 1.
untuk tepung/tapioka pilih varietas unggul yang kadar patinya tinggi, walau biasanya rasanya pahit (langu).
Pengolahan Tanah dan Tanam Tanah diolah sedalam 25 cm
Pada awal pertumbuhan, ubikayu memerlukan air yang cukup. Oleh karena itu apabila tidak menggunakan irigasi waktu tanam sebaiknya dilakukan pada musim hujan.
Stek ditanam dengan ditancapkan ke dalam
tanah sekitar 3-5 cm. Posisi stek jangan sampai terbalik.
Jarak tanam yang umum digunakan adalah 80 x 70 cam atau 100 x 70 cm tergantung varietas.
Dengan jarak tanam ini populasi mencapai
13.000 – 17.000 tanaman/ha. Jarak tanam yang lebih rapat biasanya menghasilkan umbi-umbi yang lebih kecil-kecil walaupun produksi per hektarnya tidak berkurang.
Pemupukan
Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah :
200 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl per hektar, yang diberikan dalam dua tahap :
Umur 7 -10 hari dipupuk dengan 100 kg Urea dan SP-36 dan 50 kg KCl per hektar
Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 100 kg Urea, SP-36 dan KCl 50 kg per hektar.
Bila dianggap perlu, pada umur 5 bulan bisa ditambahkan Urea.
Pupuk diberikan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.
Wiwil (membatasi jumlah tunas)
Pada umur 1 bulan tunas-tunas yang berlebih dibuang / dirempes, menyisakan 2 tunas
yang paling baik.
Penyiangan dan Pembubunan
Penyiangan dilakukan sedikitnya 1 - 2 kali, sehingga tanaman bebas gulma hingga umur 3 bulan.
Pada umur 2 – 3 bulan perlu dilakukan pembubunan.
Panen
Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas unggul umumnya dipanen pada umur 8 – 11 bulan.
Budidaya Ubikayu Secara Tumpangsari dengan Kacang-Kacangan (Double Row) : Pada dasarnya teknik ini adalah
menggabungkan tiga macam budidaya, yakni :
Budidaya monokultur tanaman kacang tanah pada musim pertama (awal musim hujan).
Tumpang – sisip dengan penanaman ubikayu yang diatur secara double row 2,6 meter (umur kacang tanah 20 hari).
Budidaya lorong tanaman kacang-kacangan di antara ubikayu pada musim kedua
(menjelang akhir musim hujan).
Pada dasarnya teknik ini menggabungkan tiga macam budidaya, yakni :
Budidaya monokultur tanaman kacang tanah pada musim pertama (awal musim hujan).
Tumpang – sisip dengan penanaman ubikayu yang diatur secara double row 2,6 meter (umur kacang tanah 20 hari).
Budidaya lorong tanaman kacang-kacangan di antara ubikayu pada musim kedua
(menjelang akhir musim hujan).
Walaupun populasi ubikayu sedikit lebih rendah dibanding populasi monokultur
(sekitar 90 %), namun dg pengaturan jarak tanam yang berbeda dalam tumpangsari, hasil ubikayu bisa lebih tinggi daripada monokultur.
Penanaman Kacang Tanah (pada awal musim hujan-1) Kacang tanah ditanam dengan
populasi 100 % (budidaya monokultur biasa)
Penanaman Kacang Tanah (pada awal musim
hujan-1) Kacang tanah ditanam dengan populasi 100 % (budidaya monokultur biasa)
Penanaman Ubikayu Double-Row saat umur kacang tanah 20 hari.
Ubikayu ditanam secara baris ganda dengan
jarak tanam (60 x 70) x 260 cm. Jarak tanam 60 x 70 cm adalah jarak tanam ubikayu dalam baris ganda, sedangkan 260 cm adalah jarak antar
baris ganda ubikayu.
Dengan pola tersebut, populasi ubikayu sekitar 90 % dari cara tanam monokultur (populasi
monokultur 10.000 tanaman/ha).
Penanaman Ubikayu Double-Row saat umur kacang tanah 20 hari.
Ubikayu ditanam secara baris ganda dengan jarak tanam (60 x 70) x 260 cm. Jarak tanam 60 x 70 cm adalah jarak tanam ubikayu
dalam baris ganda, sedangkan 260 cm adalah jarak antar baris ganda ubikayu.
Dengan pola tersebut, populasi ubikayu sekitar 90 % dari cara tanam monokultur (populasi monokultur 10.000 tanaman/ha).
Pemupukan dan Pemeliharaan
Pemupukan dan pemeliharaan tanaman
kacang-kacangan / padi gogo / jagung sama dengan pola monokultur.
Selama masih ada pertanaman kacang tanah, pemeliharaan ubikayu tidak dilakukan,
kecuali “wiwil” (pembatasan tunas) yang dilakukan pada umur 1 bulan.
Pemeliharaan dan pemupukan ubikayu dilakukan setelah kacang tanah pertama dipanen. Acuan dosis pemupukan dan
pemeliharaan (Penyiangan dan Pembubunan, dst) seperti pada budidaya monokultur.
Penanaman Kacang-Kacangan Kedua (akhir musim hujan/MH-2)
Setelah kacang tanah dipanen, maka tersedia ruang di antara baris ganda ubikayu selebar 260 cm.
Di antara lorong tersebut dapat ditanam
kacang tanah/kedelai/kacang hijau sebanyak 5 (lima) baris dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 35 x 20 cm. Dengan jarak tanam ini
populasi sekitar 70 % dari monokultur.
Pemupukan, sama dengan monokultur
Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah 200 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl per hektar, yang diberikan dalam dua tahap :
Umur 7 -10 hari dipupuk dengan takaran 200 kg Urea, SP-36 dan 50 kg KCl per hektar.
Umur 2 -3 bulan dipupuk dengan takaran 100 kg Urea dan 50 kg KCl per hektar
Bila dianggap perlu, pada umur 5 bulan bisa ditambahkan Urea.
Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.
Pemeliharaan
Pada umur 1 bulan tunas-tunas yang berlebih dibuang/dirempes, menyisakan 2 tunas yang baik.
Penyiangan diakukan sedikitnya 1 -2 kali, sehingga tanaman bebas gulma hingga umur 3 bulan.
Pada umur 2 -3 bulan perlu dilakukan pembubunan.
Panen
Umur panen ubikayu bervariasi menurut
varietasnya. Varietas unggul umumya dapat dipanen pada umur 8 – 11 bulan.
P A N E N
Ciri dan Umur Panen
Ketela pohon dapat dipanen pada saat
pertumbuhan daun bawah mulai berkurang.
Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk
varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.
Cara Panen
Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh
angkutan.
Penyortiran dan Penggolongan
Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat dilakukan setelah
semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk
memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.
Penyimpanan
Cara penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Buat lubang di dalam tanah untuk tempat
penyimpanan umbi segar ketela pohon tersebut.
Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan disimpan.
b) Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun- daun, misalnya dengan daun nangka atau daun ketela pohon itu sendiri.
c) Masukkan umbi ketela pohon secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian masing-masing
lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di atas atau jerami.
d) Terakhir timbun lubang berisi umbi ketela pohon tersebut sampai lubang permukaan tertutup
berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar seperti aslinya.
Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan umbi ketela pohon bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-
karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau
maupun diekspor, biasanya umbi ketela pohon ini dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun plastik-plastik dalam perbagai
ukuran, sesuai permintaan produsen.
Setelah dikemas umbi ketela pohon dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional
maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar negeri.
Gambaran Peluang Agribisnis
Di pasar Indonesia, produksi Ketela pohon rata- rata mencapai 8,24 ton/ha rata-rata mencapai 11,43 ton/ha.
Klasifikasi dan Standar Mutu
Syarat mutu terdiri dari dua bagian :
a) Syarat organoleptik
1. Sehat
2. Tidak berbau apek atau masam.
3. Murni.
4. Tidak kelihatan ampas & atau bahan asing.
b) Syarat Teknis : KA, Kdr abu, cemaran
mikroba, cemaran logam, dll
http://warintek.bantulkab.go.id/web.
Budidaya ketela pohon