• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar dan klasifikasi modal (BUKU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar dan klasifikasi modal (BUKU)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN (STUDI PADA BANK YANG

LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014).

Wa Ode Almiati Manempa, 2017.

waode_almiatimanempa@yahoo.co.id ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1 ) Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan (studi pada Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014), 2) Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan klasifikasi modal. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumntasi dengan sumber data sekunder. Populasi dalam peneliti ini adalah 41 bank dengan sampel sebanyak 26 bank. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis rasio (pendekatan Time Series dan Cross Sectional Approach) dan teknik analisis MANOVA.

` Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) perbandingan kinerja keuangan bank yang listed dibursa efek indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan pendekatan time series dan Cross Sectional Approach memiliki kinerja keuangan yang baik, 2) Perbedaan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal adalah a) Rasio Likuiditas menunjukan bahwa: 1) ada perbedaan kinerja CR antara BUKU 2) tidak ada perbedaan kinerja CR, BR, LDR, dan LAR antar BUKU, b) Rasio Aktivitas menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kinerja FATO antar BUKU. c) Rasio Solvabilitas menunjukan 1) tidak ada perbedaan kinerja DAR dan PR antar BUKU, b) ada perbedaan kinerja TIE, DER, LtDER, Ca, CAR antara BUKU dan tidak ada perbedaan kinerja TIE, DER, LtDER, Ca, CAR antara BUKU, d) Rasio Profitabilitas menunjukan bahwa a) ada perbedaan kinerja NPM, ROE, BOPO, BEP antara BUKU dan tidak ada perbedaan kinerja NPM, ROE, BOPO, BEP antara BUKU, e) Rasio Pasar menunjukan bahwa a) tidak ada perbedaan kinerja PER antar BUKU, b) ada perbedaan kinerja Q antara BUKU dan tidak ada perbedaan kinerja Q antara BUKU.

Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar dan klasifikasi modal (BUKU)

(2)

2 PENDAHULUAN

Otoritas Jasa Keuangan mulai berbenah untuk menata kembali perekonomian terutama di industri perbankan, beberapa kebijaksanaan dikeluarkan diantaranya tentang kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti bank yang harus dimiliki oleh suatu bank umum. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha Dan Jaringan Kantor berdasarkan modal inti bank dijelaskan bahwa 1) arah perkembangan ekonomi global yang mengakibatkan semakin menyatunya ekonomi nasional dengan ekonomi regional dan internasional merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus di manfaatkan dan di- antisipasi agar dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan perekonomian nasional, 2) seiring dengan rencana integrasi sektor keuangan ASEAN pada tahun 2020 yang memungkinkan bank-bank dengan kualifikasi tertentu (Qualified ASEAN Banks) bebas beroperasi di kawasan ASEAN, perbankan nasional perlu meningkatkan ketahanan, daya saing, dan efisiensi, 3) perkembangan ekonomi global akan berdampak pada semakin kompleksnya Kegiatan Usaha dan kebutuhan Pembukaan Jaringan Kantor Bank. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penguatan modal Bank untuk mengantisipasi risiko yang ditimbulkan oleh kompleksitas Kegiatan Usaha dan agar Pembukaan Jaringan Kantor tidak menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat. 4) untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing, dalam melakukan Kegiatan Usaha dan Pembukaan Jaringan Kantor Bank perlu mengedepankan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Penguatan dan daya saing perbankan, perlu diikuti dengan peningkatan peran Bank sebagai lembaga intermediasi, khususnya untuk usaha produktif termasuk untuk pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Menengah), sehingga industri perbankan nasional berperan aktif bagi kemajuan perekonomian nasional.

Perbankan, khususnya Bank umum merupakan inti sistem keuangan setiap negara. Bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana dari pihak yang berlebihan dana untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke- masyarakat yang kekurangan dana dalam jangka waktu tertentu. Fungsi bank adalah untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam dalam bentuk simpanan. Hal ini sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan.

Kehadiran dan fungsi perbankan di Indonesia baik untuk masyarakat, industri besar, menengah atau bawah mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat signifikan. Hal ini terjadi karena kebutuhan akan bank baik untuk penguatan modal atau penyimpanan uang oleh masyarakat sudah biasa terjadi.

Sistem perbankan yang sehat dinilai dari kinerja keuangan bank yang baik. Kinerja keuangan bank yang sehat dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat begitu pula sebaliknya, penurunan kinerja keuangan bank dapat menurunkan kepercayaan masyarakat.

Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar perusahaan dapat menilai kinerjanya yaitu menganalisis laporan keuangan. Tujuannya untuk mengetahui keadaan dan perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Dengan menganalisis laporan keuangan dari perusahaan dapat diketahui perkembangan usaha yang dicapai di waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan demikian, dapat diketahui kekuatan-kelemahan kinerja keuangan perusahaan. Hasil analisis dapat digunakan oleh pemilik atau manajer perusahaan untuk perbaikan rencana dan kebijakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat berarti dalam aktivitas ekonomi dipasar modal, terutama dalam menilai kondisi perusahaan publik. Perusahaan publik adalah perusahaan yang terdaftar disuatu bursa efek yang memiliki kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala pada publik.

Investor menginvestasikan dana di pasar modal dengan tujuan untuk memperoleh imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang di pergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, maka semakin tinggi pula return yang akan di dapatkan oleh investor. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dengan jalan membeli saham-sahamnya (Mahendra dkk, 2012).

(3)

3 Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan.

Perusahaan berskala besar maupun kecil, ataupun perusahaan bersifat profit maupun non profit mempunyai perhatian yang sangat besar dibidang keuangan. Perkembangan dunia usaha yang semakin maju menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat khususnya antar perusahaan sejenis. Begitu pula, kondisi perekonomian yang tidak menentu meyebabkan banyak perusahaan yang mengalami penurunan. Oleh katena itu agar perusahaan dapat be rtahan atau bahkan berkembang maka perusahaan harus mencermati kondisi kinerja keuangannya.

Ekonom Indonesia Green Investment Corpotations (IGICo) Advisory Martin Panggabean mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspektasi kinerja perbankan menurun diantaranya, 1) Risiko Keredit Bermasalah, penyebab utamanya adalah kondisi ekonomi buruk menyebabkan risiko kredit meningkat. Risiko ini akan sangat berimbas pada bank kecil, dimana biaya kredit macet dan biaya pencadangan kredit dapat menekan profitabilitas, 2) Mark to Market, pelemahan nilai tukar rupiah menjadi faktor penting terhadap profitabilitas perbankan, karena kurs akan menentukan harga portfolio aset perbankan. Banyak bank memiliki portfolio SUN dan obligasi baik pemerintah maupun korporasi sehingga imbas dari pelemahan rupiah, harga aset dapat turun dan terefleksi pada nilai mark to market SUN dan obligasi. Dampak pelemahan kurs berkorelasi positif dengan jatuhnya harga saham dan obligasi, 3) Risiko Likuiditas, kekurangan likuiditas banyak bank sudah menaikan suku bunga deposito yang artinya terjadi pe ningkatan cost of fund. Peningkatan ini akan semakin mengurangi marjin perbankan karena volume kredit mengecil dan suku bunga kredit tidak dapat terlalu tinggi, namun disisi lain bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat. Aspek likuiditas lainnya adalah banyak bank yang sudah tidak kuat mengejar bunga DPK tinggi, sementara dengan bunga yang tinggi belum tentu dapat menambah deposan (Sandy K.F, 2015)

Hal tersebut menggambarkan bahwa faktor utama kinerja perbankan menurun disebabkan kondisi ekonomi buruk yang berdampak pada biaya kredit macet dan biaya pencadangan kredit dapat menekan profitabilitas bank-bank kecil. Faktor penting lainnya pelemahan nilai tukar rupiah juga menentukan harga portfolio aset perbankan yang berdampak pada jatuhnya harga saham dan obligasi. Selain itu, kurangnya likuiditas mempengaruhi banyak bank yang menaikan suku bunga deposito, hal ini berdampak pada banyaknya bank tidak kuat mengejar bunga bank DPK yang meningkat. Dengan demikian, untuk meningkatkan kinerja keuangan maka perlu menekan rasio kredit bermasalah (Rasio NPL) agar tidak meningkat, memperkuat kurs dan meningkatkan likuiditas.

Bila pelemahan nilai tukar rupiah, kurangnya nilai likuiditas sebagai dampak kondisi ekonomi yang memburuk, maka hal tersebut sangat berimplikasi pada terjadinya fluktuasi atau naik turunnya rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun atau dari periode ke periode tertentu.

Oleh karena itu, untuk mengetahui dengan tepat kondisi kinerja perusahaan maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan yang tepat. Media yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan yang dapat menggambarkan kondisi kinerja perusahaan pada akhir pembukuan. Laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan diIndonesia harus mengacu pada standar akuntansi (SAK). Standar akuntansi tersebut disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Disamping itu, laporan keuangan harus memenuhi pula aturan perpajakan dan aturan lainnya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas mengenai perbandingan kinerja keuangan perusahaan, maka rumusan masalah utama dari penelitian ini adalah:

1) Bagaimana perbandingan kinerja keuangan (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Rumusan masalah diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Bagaimana perbandingan rasio likuiditas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

b) Bagaimana perbandingan rasio solvabilitas/leverage (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

c) Bagaimana perbandingan rasio aktifitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

(4)

4 d) Bagaimana perbandingan rasio profitabilitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2014) ?

e) Bagaimana perbandingan rasio pasar (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

2) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal. Rumusan masalah diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Apakah ada perbedaan rasio likuiditas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal ?

b) Apakah ada perbedaan rasio solvabilitas/leverage (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal?

c) Apakah ada perbedaan rasio aktifitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal?

d) Apakah ada perbedaan rasio profitabilitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal ?

e) Apakah ada perbedaan rasio pasar (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal?

Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Tujuan utama diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui perbandingan rasio likuiditas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

b) Untuk mengetahui perbandingan rasio solvabilitas/leverage perusahaan perbankan yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ?

c) Untuk mengetahui perbandinganrasio aktifitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

d) Untuk mengetahui perbandingan rasio profitabilitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

e) Untuk mengetahui perbandingan rasio pasar (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) ?

2) Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal. Tujuan utama diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rasio likuiditas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

b) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rasio solvabilitas/leverage (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

c) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rasio aktifitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

d) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rasio profitabelitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

e) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rasio pasar (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal?

Manfaaat Penelitian

1) Manfaat Bagi Investor, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal terhadap kinerja bank

2) Manfaat bagi perusahaan, Hasil penelitian diharapkan akan menjadi bahan masukan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan yang dianggap perlu, guna meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

(5)

5 3) Manfaat bagi pembaca atau peneliti, Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang akan

dilakukan selanjutnya dan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pembaca serta dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah ilmu keuangan.

KAJIAN PUSTAKA

Analisis perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan antar dua periode atau lebih baik dalam rupiah atau dalam unit. (Harahap, 2008;227 & Kurniawanbudi, 2013).

Dengan demikian, analisis perbandingan adalah suatu analisis laporan keuangan yang penyajiannya secara horizontal dan perbandingan antar satu informasi data dengan data lainnya dalam rupiah atau unit antara dua periode atau lebih. Dengan kata lain analisis perbandingan digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan antara dua periode atau lebih.

Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang diwujudkan dalam aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan, baik meliputi produksi, pemasaran-pemasaran hasil penjualan. Semua transaksi yang dilakukan dicatat dalam laporan keuangan. Laporan keuangan kemudian diolah dan dianalisis sehingga memberikan informasi mengenai kondisi keuangan, baik yang sedang berjalan maupun pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Menurut Sawir (2005:2) bahwa kondisi keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui rasio atau indeks, yang menghubungkan data keuangan yang satu dengan lainnya.

Salah satu cara yang digunakan dalam analisis rasio keuangan diperoleh melalui perbandingan rasio sekarang dengan yang lalu dan dengan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Cara lainnya dengan membuat perbandingan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Rasio keuangan tersebut adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar.

Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Cash Turnover (Perputaran Kas), Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio, Load to Asset Ratio, Banking Ratio. Semakin tinggi rasio, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk pembiayaan kredit semakin kecil. Christine, 2012:167) & (Hanafi M.M, 2008:36)

Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran rasio aktivitas terdiri dari Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over), 2) Fixed Assets Turn Over, 3) Perputaran Total Aktiva (Total AssetsTurn Over). Christine, 2012:167) & (Hanafi M.M, 2008:36)

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini menunjukkan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Pengukuran rasio aktivitas terdiri dari Net Profit Margin, 2) Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment/ ROI), 3) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity/ ROE), 4) Rasio Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), 5) BEP (Rasio Daya Laba Besar). Christine, 2012:167) & (Hanafi M.M, 2008:36)

Rasio Solvabilitas atau Leverage merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Pengukuran rasio solvabilitas terdiri dari Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva (Debt to Assets Ratio), Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio), Long-Term Debt To Equity Ratio (LTDtER), Times Interest Earned, Primary Ratio, Capital Ratio, dan Capital Adequancy Ratio. Christine, 2012:167) & (Hanafi M.M, 2008:36)

(6)

6 Market ratio merupakan rasio yang meningkatkan harga saham perusahaan dengan labanya dan dengan nilai buku perusahaan, terdiri dari Price Earning Ratio, Q tobin, Divident yield. Hanafi M.M, 2008:36 & Margaret F, 2014;12

Perbandingan rasio keuangan diatas dapat diukur berdasarkan pendekatan runtut waktu (time series) dan lintas seksi (cross sectional). Pendekatan runtut waktu (time series) yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-asio financial perusahaan dari satu periode keperiode lainnya sedangkan pendekatan lintas seksi (cross sectional) yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Selain itu, perbandingan rasio keuangan diatas dapat pula diukur berdasarkan klasifikasi modal. klasifikasi modal adalah pengelompokan modal inti bank berdasarkan klasifikasi usaha.

Taswan (2010: 213) menjelaskan keberlangsungan hidup suatu bank sangat tergantung dari kecukupan modal yang dapat menggerakkan operasional bank. Pengertian modal yang cukup atau sehat masih menjadi perdebatan antara praktisi dengan regulator. Perbedaan pandangan tersebnt disebabkan oleh perbedaan kepentingan. Setiap bank mempunyai karakteristik leverage dan tingkat insolvency (ketidak mampuan bayar utang) yang berbeda sehingga setiap bank bisa memiliki modal yang berbeda dengan bank lain. Namun otoritas pengawas bank (Bank Sentral) lebih melihat pada kemanpuan bank melindungi dana masyarakat, sebaran risiko dan kepentingan makro terkait stabilitas sistem keuangan/ perbankan. perbedaan pandangan tersebut kemudian disepakati oleh lembaga perbankan internasional yang dituangkan dalam Basel Accord II yang mempertimbangkan risiko pasar, risiko kredit dan risiko lainnya dalam penentuan kecukupan modal.

Beberapa teori permodalan bank memang memberikan pedoman dalam pengambilan keputusan manajernen bank, namun di sisi lain bank sebagai lembaga yang tunduk pada regulasi harus tetap mernperhatikan kecukupan modal dalam perspektif regulator. Misalnya secara konseptual bahwa pemilikan modal bank yang terlalu besar dipandang tidak efisien, namun modal besar akan mengarahkan pemegang saham bertindak hati-hati (prudent) dalam mengelola bank sebaliknya modai yang terlalu kecil akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan berpotensi menimbulkan moral hazard. Oleh karena itu standar kecukupan modal diperlukan agar dapat menjamin keunikan pelayanan bank, melindungi bank dari kegagalan (risiko) serta menjamin keberlanjutan bank.

Peraturan OJK No. 6 tahun 2016 pasal 3 (1) di jelaskan bahwa berdasarkan Modal Inti yang dimiliki, Bank dikelompokkan menjadi 4 BUKU (Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha), yaitu 1) BUKU 1 adalah Bank dengan Modal Inti sampai dengan kurang dari Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah); 2) BUKU 2 adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan kurang dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah); 3) BUKU 3 adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) sampai dengan kurang dari Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun rupiah); dan 4) BUKU 4 adalah Bank dengan Modal Inti paling sedikit sebesar Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun rupiah).

Kerangka Konsep

KINERJA KEUANGAN BANK

RASIO SOLVABILITAS RASIO

AKTIVITAS RASIO

LIQUIDITAS

RASIO PASAR RASIO

PROFITABILI TAS

BUKU II BUKU III BUKU IV

BUKU I

(7)

7 Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan kinerja keuangan (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal. Hipotesa utama diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan rasio likuiditas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

2. Ada perbedaan rasio solvabilitas/leverage (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

3. Ada perbedaan rasio aktifitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

4. Ada perbedaan rasio profitabelitas (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014) berdasarkan klasifikasi modal.

5. Ada perbedaan rasio pasar (studi pada bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2014) berdasarkan klasifikasi modal?

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi dengan sumber data sekunder.

Populasi sebanyak 41 bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia dan sampel sebanyak 26 bank.

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel Sugiyono (2011:126). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah MANOVA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

a. Rasio Likuiditas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil Analisis Runtut Waktu (Time Series) tentang rasio likuiditas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 6 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada kategori sangat baik, yakni BMRI, BBCA, BBNI, BNBA, BBKP, BEKS dan 20 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada kategori baik, yakni BBRI, BNGA, BDMN, PNBN, BNLI, BBTN, BBNP, BTPN, NISP, MEGA, BCIC, BVIC, SDRA, BJBR, BJTM, BKSW, BNII, INPC, BACA dan MAYA.

b. Rasio Aktivitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil Analisis Runtut Waktu (Time Series) rasio aktivitas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 1 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada kategori sangat baik, yakni BBNI, 23 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada kategori baik, yakni BMRI, BBRI, BBCA, BNGA, BDMN, PNBN, BNLI, BNBA, BBTN, BBKP, BBNP, BTPN, NISP, MEGA, BVIC, SDRA, BEKS, BJBR, BJTM, BNII, INPC, BACA dan MAYA dan 2 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada kategori kurang baik, yakni BCIC dan BKSW.

c. Rasio Solvabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil Analisis Runtut Waktu (Time Series) rasio solvabilitas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 7 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada kategori sangat baik yakni BMRI, BBRI, BBNI, BNGA, BTPN, BNII dan INPC, 16 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada kategori baik, yakni BBCA, BDMN, PNBN, BNLI, BBTN, BBKP, BBNP, NISP, MEGA, BCIC, BVIC, SDRA, BJTM, BKSW, BACA dan MAYA dan 3 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada kategori kurang baik, yakni BNBA, BEKS dan BJBR.

d. Rasio Profitabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil Analisis Runtut Waktu (Time Series) rasio profitabilitas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 3 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada kategori sangat baik yakni BBNI, BEKS dan MAYA, 23 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada kategori baik yakni BMRI,

HASIL

BANK UMUM BERDASARKAN KLASIFIKASI USAHA

(8)

8 BBRI, BBCA, BNGA, BDMN, PNBN, BNLI, BNBA, BBTN, BBKP, BBNP, BTPN, NISP, MEGA, BCIC, BVIC, SDRA, BJBR, BJTM, BKSW, BNII, INPC dan BACA.

e. Rasio Pasar Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil analisis Time Series (runtut waktu) rasio pasar tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 3 bank dengan nilai rasio pasar berada pada kategori sangat baik yakni BBRI, BBCA dan BBNI, 20 bank dengan nilai rasio pasar berada pada kategori baik yakni BMRI, BDMN, PN BN, BNLI, BNBA, BBTN, BBKP, BBNP, BTPN, NISP, MEGA, BVIC, SDRA, BEKS, BJBR, BJTM, BKSW, BNII, BACA dan MAYA dan 3 bank dengan nilai rasio pasar berada pada kategori kurang baik yakni BNGA, BCIC dan INPC.

 Perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2014 dengan Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional)

a. Rasio Likuiditas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil analisis Cross Sectional (lintas waktu) rasio likuiditas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 14 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada kategori sangat baik yakni BMRI, BBRI, BBNI, BNGA, BNLI, BBTN, BBKP, BBNP, BTPN, NISP, SDRA, BJBR, BJTM dan BNII, 4 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada kategori baik yakni BBCA, BDMN, PNBN, BNBA dan 8 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada kategori kurang baik yakni MEGA, BCIC, BVIC, BEKS, BKSW, INPC, BACA dan MAYA.

b. Rasio Aktivitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil analisis lintas seksi rasio aktivitas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 7 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada kategori sangat baik yakni BBRI, BBCA, BNGA, BBKP, BBNP, BTPN, BJTM, 10 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada kategori baik yakni BMRI, BBNI, BDMN, PNBN, BNBA, NISP, MEGA, BVIC, SDRA dan BJBR dan 9 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada kategori kurang baik yakni BNLI, BBTN, BCIC, BEKS, BKSW, BNII, INPC, BACA dan MAYA.

c. Rasio Solvabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil analisis lintas seksi rasio solvabilitas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 8 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada kategori sangat baik yakni BMRI, BBCA, BBNI, BDMN, BNBA, BCIC, BJTM dan BKSW, 3 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada kategori baik yakni BBRI, PBNB dan BTPN dan 15 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada kategori kurang baik yakni BNGA, BNLI, BBTN, BBKP, BBNP, NISP, MEGA, BVIC, SDRA, BEKS, BJBR, BNII, INPC dan MAYA.

d. Rasio Profitabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil analisis lintas seksi rasio profitabilitas tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 10 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada kategori sangat baik yakni BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, BNGA, BDMN, BTPN, BJBR, BJTM dan MAYA, 8 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada kategori baik yakni PNBN, BNLI, BNBA, BBTN, BBKP, MEGA, BVICdan SDRA dan 8 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada kategori kurang baik yakni BBNP, NISP, BCIC, BEKS, BKSW, BNII, INPC dan BACA.

e. Rasio Pasar Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

Hasil analisis lintas seksi rasio pasar tahun 2010-2014 menunjukan bahwa ada 1 bank dengan nilai rasio pasar berada pada kategori sangat baik yakni BJBR, 5 bank dengan nilai rasio pasar berada pada kategori baik yakni BMRI, BBRI, BNBA, BBTN, SDRA dan 20 bank dengan nilai rasio pasar berada pada kategori kurang baik yakni BBCA, BBNI, BNGA, BDMN, PNBN, BNLI, BBKP, BBNP, BTPN, NISP, MEGA, BCIC, BVIC, BEKS, BJTM, BKSW, BNII, INPC, BACA dan MAYA.

 Hasil Analisis Statistik Inferensial

 Perbedaan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2014 berdasarkan Klasifikasi Modal

a. Perbedaan Rasio Likuiditas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada perbedaan kinerja CR antara BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 2. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja CR antara BUKU

(9)

9 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4 dan BUKU 4 dengan 3.

Hal ini berarti tingkat CR suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (2) ada perbedaan kinerja QR antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 de ngan BUKU 3.

Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja QR antara BUKU 1 dengan BUKU 2. Hal ini berarti tingkat QR suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (3) ada perbedaan kinerja CsR antara BUKU 4 dengan BUKU 1 dan BUKU 4 dengan BUKU 2,. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja CsR antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Hal ini berarti tingkat CsR suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (4) ada perbedaan kinerja RPK antara BUKU 4 dengan BUKU 1 dan BUKU 4 dengan BUKU 3,. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja RPK antara BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 2. Hal ini berarti tingkat RPK suatu bank tidak/

terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (5) tidak ada perbedaan kinerja BR, LDR, dan LAR antar BUKU. Hal ini berarti tingkat BR, LDR, dan LAR suatu bank tidak terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan

b. Perbedaan Rasio Aktivitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tidak ada perbedaan kinerja FATO dan INWC antar BUKU. Dengan kata lain, peningkatan FATO dan INWC suatu bank tidak ditentukan oleh besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (2) ada perbedaan kinerja TATO antar BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja TATO antar BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 2 dengan BUKU 3 dan BUKU 4 dengan BUKU 2. Dengan demikian peningkatan TATO suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan.

c. Perbedaan Rasio Solvabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tidak ada perbedaan kinerja DAR antar BUKU.

Hal ini berarti tingkat DAR suatu bank tidak terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (2) ada perbedaan kinerja TIE antar BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 1. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja TIE antar BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 1 dan BUKU 3 dengan BUKU 2. Hal ini berarti tingkat TIE suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (3) ada perbedaan kinerja DER antar BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 2 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja DER antar BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 2 dengan BUKU 3 dan BUKU 3 dengan BUKU 1. Hal ini berarti tingkat DER suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (4) ada perbedaan kinerja LtDER antar BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja LtDER antar BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 2 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 1. Hal ini berarti tingkat LtDER suatu bank tidak/

terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (5) ada perbedaan kinerja PR antar BUKU 1 dengan BUKU 2. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja PR antar BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2, BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Hal ini berarti tingkat PR suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (6) ada perbedaan kinerja Ca antar BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja Ca antar BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2.

Hal ini berarti tingkat Ca suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan. (7) ada perbedaan kinerja CAR antar BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja CAR antar BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2. Hal ini berarti tingkat CAR suatu bank tidak/ terpengaruh terhadap besarnya modal yang dimiliki perusahaan.

d. Perbedaan Rasio Profitabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2014 berdasarkan Klasifikasi Modal

(10)

10 Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada perbedaan kinerja NPL antar BUKU 2 dengan BUKU 4 dan BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja NPL antar BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2, BUKU 4 dengan BUKU 3. Hal ini menunjukan besarnya modal mempengaruhi kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. (2) ada perbedaan kinerja NIM antar BUKU 3 dengan BUKU 1, 4 dengan BUKU 1, 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3.

Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja NIM antar BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2. Hal ini menunjukan besarnya modal mempengaruhi kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. (3) ada perbedaan kinerja NPM antar BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja NPM antar BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 2 dengan BUKU 1, 2 dengan BUKU 3, 4 dengan BUKU 1, dan BUKU 4 dengan BUKU 2. Hal ini menunjukan besarnya modal mempengaruhi kemampuan bank dalam menghasilkan laba. (4) ada perbedaan kinerja ROA antar BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja ROA antar BUKU 1 dengan BUKU 2 dan BUKU 3 dengan BUKU 2. Hasil ini menunjukkan besarnya modal mempengaruhi tingkat efisiensi manajemen dalam menghasilkan laba dilihat dari jumlah aset yang dimiliki (5) ada perbedaan kinerja ROE antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3.

Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja ROE antar BUKU 2 dengan BUKU 1 dan BUKU 3 dengan BUKU 2. Hasil ini menunjukkan besarnya modal mempengaruhi seberapa efektifnya perbankan menggunakan modal yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan. (6) ada perbedaan kinerja BOPO antar BUKU 2 dengan BUKU 4, dan BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja BOPO antar BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4 dan BUKU 2 dengan BUKU 3. Hal ini berarti kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional tidak/terpengaruh dari besarnya modal yang dimiliki (7) ada perbedaan kinerja BEP antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Aka n tetapi tidak ada perbedaan kinerja BEP antar BUKU 2 dengan BUKU 1 dan BUKU 3 dengan BUKU 2.

hal ini berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pengaruh pajak serta bunga tidak/terpengaruh dari besarnya modal yang dimiliki.

e. Perbedaan Rasio Pasar Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) tidak ada perbedaan kinerja PER antar BUKU. Hal ini berarti seberapa banyak rupiah yang harus dibayar perusahaan pada investor untuk setiap Rp 1 laba periode berjalan tidak terpengaruh dari besarnya modal yang dimiliki (2) ada perbedaan kinerja Q antar BUKU 2 dengan BUKU 4 Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja Q antar BUKU BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 2 dengan BUKU 3 dan BUKU 3 dengan BUKU 4. Hal ini berarti kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan atau potensi pertumbuhan perusahaan tidak/ terpengaruh dari besarnya modal yang dimiliki.

PENUTUP Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a) perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan pendekatan Runtut Waktu (Time Series), b) perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional), c) perbedaan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal.

 Perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan pendekatan Runtut Waktu (Time Series) adalah sebagai berikut:

a. Perbandingan rasio likuiditas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 adalah a) ada 6 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada peringkat sangat baik, b) ada 20 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada peringkat baik.

b. Perbandingan rasio solvabilitas/leverage Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 adalah a) ada 7 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada peringkat sangat

(11)

11 baik, b) ada 16 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada peringkat baik, c) ada 3 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada peringkat kurang baik.

c. Perbandingan rasio aktifitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 adalah a) ada 1 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada peringkat sangat baik, b) ada 23 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada peringkat baik, c) ada 2 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada peringkat kurang baik.

d. Perbandingan rasio profitabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 adalah a) ada 3 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada peringkat sangat baik, b) ada 23 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada peringkat baik.

e. Perbandingan rasio pasar Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 adalah a) ada 3 bank dengan nilai rasio pasar berada pada peringkat sangat baik, b) ada 20 bank dengan nilai rasio pasar berada pada peringkat baik, c) ada 3 bank dengan nilai rasio pasar berada pada peringkat kurang baik.

 Perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional) adalah sebagai berikut:

a. Perbandingan rasio likuiditas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ialah a) ada 14 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada peringkat sangat baik, b) ada 4 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada peringkat baik, c) ada 8 bank dengan nilai rasio likuiditas berada pada perangkat kurang baik,

b. Perbandingan rasio solvabilitas/leverage Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ialah a) ada 8 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada peringkati sangat baik, b) ada 3 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada peringkat baik c) ada 15 bank dengan nilai rasio solvabilitas berada pada peringkat kurang baik.

c. Perbandingan rasio aktifitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ialah a) ada 7 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada peringkat sangat baik, b) ada 10 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada peringkat baik, c) ada 9 bank dengan nilai rasio aktivitas berada pada peringkat kurang baik.

d. Perbandingan rasio profitabilitas Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ialah a) ada 10 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada peringkati sangat baik, b) ada 8 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada peringkat baik, c) ada 8 bank dengan nilai rasio profitabilitas berada pada peringkat kurang baik.

e. Perbandingan rasio pasar Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ialah a) ada 1 bank dengan nilai rasio pasar berada pada peringkat sangat baik, b) ada 5 bank dengan nilai rasio pasar berada pada peringkat baik, c) ada 20 bank dengan nilai rasio pasar berada pada peringkat kurang baik.

 Perbedaan Kinerja Keuangan Bank yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 berdasarkan Klasifikasi Modal.

a. Perbedaan Rasio Likuiditas menunjukan bahwa 1) ada perbedaan kinerja CR antara BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 2. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja CR antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. 2) ada perbedaan kinerja QR antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja QR antara BUKU 1 dengan BUKU 2. 3) ada perbedaan kinerja CsR antara BUKU 4 dengan BUKU 1 dan BUKU 4 dengan BUKU 2,. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja CsR antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. 4) ada perbedaan kinerja RPK antara BUKU 4 dengan BUKU 1 dan BUKU 4 dengan BUKU 3,. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja RPK antara BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 2. 5) tidak ada perbedaan kinerja BR, LDR, dan LAR antar BUKU.

b. Perbedaan Rasio Aktivitas menunjukan bahwa 1) tidak ada perbedaan kinerja FATO dan INWC antar BUKU. 2) ada perbedaan kinerja TATO antara BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja TATO antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan

(12)

12 BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 2 dengan BUKU 3 dan BUKU 4 dengan BUKU 2.

c. Perbedaan Rasio Solvabilitas menunjukan 1) tidak ada perbedaan kinerja DAR antar BUKU. 2) ada perbedaan kinerja TIE antara BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 1. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja TIE antara BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 1 dan BUKU 3 dengan BUKU 2. 3) ada perbedaan kinerja DER antara BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 2 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja DER antara BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 2 dengan BUKU 3 dan BUKU 3 dengan BUKU 1. 4) ada perbedaan kinerja LtDER antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja LtDER antara BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 2 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 1. 5) ada perbedaan kinerja PR antara BUKU 1 dengan BUKU 2. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja PR antara BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2, BUKU 4 dengan BUKU 2 da n BUKU 4 dengan BUKU 3. 6) ada perbedaan kinerja Ca antar BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja Ca antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2. 7) ada perbedaan kinerja CAR antar BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja CAR antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2..

d. Perbedaan Rasio Profitabilitas menunjukan bahwa 1) ada perbedaan kinerja NPL antara BUKU 2 dengan BUKU 4 dan BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja NPL antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 3 dengan BUKU 2, BUKU 4 dengan BUKU 3. 2) ada perbedaan kinerja NIM antara BUKU 3 dengan BUKU 1, 4 dengan BUKU 1, 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja NIM antara BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 3 dengan BUKU 2.

3) ada perbedaan kinerja NPM antara BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja NPM antara BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 2 dengan BUKU 1, 2 dengan BUKU 3, 4 dengan BUKU 1, dan BUKU 4 dengan BUKU 2. 4) ada perbedaan kinerja ROA antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2 dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja ROA antara BUKU 1 dengan BUKU 2 dan BUKU 3 dengan BUKU 2. 5) ada perbedaan kinerja ROE antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja ROE antara BUKU 2 dengan BUKU 1 dan BUKU 3 dengan BUKU 2. 6) ada perbedaan kinerja BOPO antara BUKU 2 dengan BUKU 4, dan BUKU 3 dengan BUKU 4. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja BOPO antara BUKU 1 dengan BUKU 2, BUKU 1 dengan BUKU 3, BUKU 1 dengan BUKU 4 dan BUKU 2 dengan BUKU 3. 7) ada perbedaan kinerja BEP antara BUKU 3 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 1, BUKU 4 dengan BUKU 2, dan BUKU 4 dengan BUKU 3. Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja BEP antara BUKU 2 dengan BUKU 1 dan BUKU 3 dengan BUKU 2.

e. Perbedaan Rasio Pasar menunjukan bahwa 1) tidak ada perbedaan kinerja PER antar BUKU.

2) ada perbedaan kinerja Q antara BUKU 2 dengan BUKU 4 Akan tetapi tidak ada perbedaan kinerja Q antara BUKU BUKU 1 dengan BUKU 4, BUKU 2 dengan BUKU 1, BUKU 2 dengan BUKU 3 dan BUKU 3 dengan BUKU 4.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat peneliti berikan yaitu:

1. Pihak perusahaan

a. Bank yang menempati peringkat sangat baik, agar menempatkan manajemen risiko secara efektif dan koprehensif serta patuh terhadap ketentuan dan prosedur interen secara konsisten

b. Perusahaan yang menempati peringkat baik agar melakukan tindakan korektif atas kelemahan melalu penerapan manajemen risiko dan pengendalian operasional secara memadai serta menerapkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan prosedur

(13)

13 interen secara konsisten sehingga mampu mengatasi pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan

c. Bank yang menempati peringkat kurang baik agar memperkuat penerapan manajemen risiko dan pengendalian operasional serta mematuhi peraturan dan prosedur interen secara konsisten sehingga mampu mengatasi pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan.

2. Pihak investor

Investor dalam melakukan investasi agar memilih Bank yang menempati peringkat sangat baik atau baik dan menghindari Bank yang menempati peringkat kurang baik.

3. Pihak peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan mengambil sampel dengan memperhatikan ukuran perusahaan dan jenis Bank serta bank keuangan lainnnya.

b. Peneliti mendatang hendaknya meneliti tentang pengaruh klasifikasi modal terhadap kinerja keuangan perbankan.

c. Akan lebih akurat lagi apabila peneliti selanjutnya dapat menemukan literatur sejenis yang dapat mendukung penelitian.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik diantaranya sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya menganalisis kinerja berdasarkan beberapa indikator dari rasio keuangan perbankan, sementara masih banyak variabel rasio-rasio keuangan lain.

b. Penelitian ini mengambil sampel pada bank umum persero (BUMN pemerintah), Bank Umum Swasta Nasional (BUSN devisa), Bank Umum Swasta Nasional (BUSN non devisa) dan bank Campuran Perusahaan.

c. Kurangnya literatur yang mendukung penelitian karena terbatasnya penelitian tentang klasifikasi modal perbankan.

DAFTAR PUSTAKA

Christine Dwi K.S. 2012. Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45.(Online) Vol.4 No.2

(http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnalakuntansi/article/download/954/pdf

Mahendra. Alfredo, Luh Gede Sri Artini dan A.A. Gede Suarjaya. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Volume 6. Nomor 2.

Sandy K.F, 2015, (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/29/konsumen/881922.htm) Harahap, S.S. 2008. Analisis Kritisatas Laporan Keuangan.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Hanafi, M.M, 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Sucipto. (2003). “Penilaian Kinerja Keuangan”. USU Digital Library.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Margaret, F. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi pertama. Jakarta. Dian Rakyat Taswan. 2010. Manajemen Perbankan.Yogyakarta: UPP STIM YKPN

http://www.salinan-pojk.6 buku.pdf

Referensi

Dokumen terkait

ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN PEMBUATAN POLA BALL GOWN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dimana gas akan mengalir bila ada perbedaan energi, kemudian dengan dasar pendekatan de waard- rnilliams dapat diprediksi laju korosi pada saluran pipa gas alam itu sesuai

Peningkatan Tanggung Jawab melalui Implementasi Lesson study dalam Perkuliahan Akuntansi Pajak pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FE UNY.. Peningkatan

Metode ini seringkali mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi atom- atom logam berbentuk gas yang digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam

[r]

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

[r]

Segala puji syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia, dan ridho-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PROFIL PENGGUNAAN