TUGAS MINGGU KE-3
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
Disusun O leh : Nama : Lisa Dwi Fani Indar W NIM : (135040207111037) Kelas : K
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
1.Pengayaan Bahan Kajian Minggu Ke-3
Materi yang dibahas pada minggu adalah mengenai cara pengklassifikasian tanah menggunakan metode klasifikasi tanah baku selain itu juga membahas mengenai prinsip-prinsip serta metode survei tanah. Pada materi tersebut diperkenalkan pemahaman tentang kegiatan survei tanah secara garis besar, dan terdapat berbagai macam stilah yang muncul diantaranya adalah mengenai peta tanah, skala, serta prinsip-prinsip survei tanah yang lainnya.
Peta tanah ialah peta yang memperlihatkan penyebaran jenis-jenis tanah disuatu daerah secara umum.
∑ Skala peta menunjukan perbandingan jarak antara dua tempat (titik) pada peta, dengan jarak sebenarnya di lapangan. Peta dengan skala 1 : 50.000 memiliki skala yang lebih besar daripada peta dengan skala 1: 100.000. Skala sangat penting dalam menentukan jumlah titik yang diperlukan dalam kegiatan survei tanah.
∑ Inklusi ialah satuan tanah lain pada legenda yang tidak muncul dalam setiap satuan peta tanah.
Adapun prinsip-prinsip survei lahan:
1.) satuan peta tanah dan satuan taksonomi yaitu satuan peta tanah merupakan satuan yang dibatasi dilapangan berdasarkan pada kenampakan bentang alam (landscape). Satuan taksonomi (satuan tanah) merupakan satuan yang diperoleh dari menentukan satu selang sifat (Range in Cracteristic) tertentu dari sifat-sifat tanah yang didefenisikan oleh suatu sistem klasifikasi tanah.
a. Satuan peta tanah ( soil mapping unit) atau satuan peta terdiri atas kumpulan-kumpulan semua deliniasi tanah yang ditandai oleh simbol, warna, nama atau lambang yang khas pada suatu peta. Delineasi tanah (soil deliniation) adalah daerah yang dibatasi oleh suatu batas tanah pada suatu peta.
b. Satuan Taksonomi adalah sekelompok tanah dari satuan sistem klasifikasi tanah; masing-
masing diwakili oleh suatu profil tanah yang mencerminkan ‘central concept’ (konsep
pusat) dengan sejumlah kisaran menyimpan sifat-sifat dari konsep pusat tersebut.
2.) Satuan Peta Tanah Dalam Survei Tanah
a. Satuan peta tanah sederhana (simple mapping unit) Satuan peta ini hanya mengandung satu satuan tanah saja atau terdapat tanah lain yang disebut sebagai inklusi satuan peta tanah ini banyak dijumpai pada survei tanah detail, dari daerah yang relatif seragam.
b. Satuan peta tanah majemuk (compound mapping unit)
3.) Metode survei tanah terdiri dari Survei Grid: Metode ini sangat cocok untuk survey intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensitas pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan dilapangangan dan pada peta. Metode ini juga sangat cocok diterapkan didaerah yang belum tersedia foto udara atau peta topografi untuk navigasi. Survei Fisiografi: Survey ini diawali dengan melakukan interpretasi foto udara untuk mendelineasi landform yang terdapat didaerah yang disurvei, diikuti dengan pengecekan lapangan terhadap komposisi satuan peta, biasanya hanya didaerah pewakil. Metode Grid Bebas: Metode ini merupakan perpaduan metode grid-kaku dengan metode fisiografi. Pada survei detail sampai dengan semi-detail yang kemampuan foto udara dianggap terbatas, dan di tempat – tempat yang orientasi lapangan cukup sulit.
2. Koleksi Peta Rupa Bumi/Topografi, Geologi, Peta Tanah, Dan Peta Penggunaan Lahan Masing-Masing Asal Daerah Anda
a. Peta Topografi Kota Gresik
Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 1.191,25 km2 yang terbagi dalam 18 Kecamatan dan terdiri dari 330 Desa dan 26 Kelurahan. Secara geografis wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113° Bujur Timur dan 7° sampai 8° Lintang Selatan dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 12 meter diatas permukaan air laut kecuali Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter diatas permukaan air laut.
Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau Bawean.Wilayah Kabupaten Gresik sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan. sumber : http://gresikkab.go.id/profil/geografi
∑ Demografi Kota Gresik
Berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Sosial Kabupaten Gresik jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada akhir tahun 2011 sebesar 1.248.177 jiwa yang terdiri dari 628.702 laki- laki dan 619.457 perempuan, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 1.237.264 jiwa sehingga dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 10.913 jiwa atau 0,88 %.
Pada tahun 2011 jumlah keluarga di Kabupaten Gresik sebesar 270.264 keluarga dan kepadatan penduduk Kabupaten Gresik pada tahun 2011 sebesar 1.047 jiwa/Km2. Sedangkan angka rasio jenis kelamin laki- laki dibanding perempuan pada tahun 2011 sebesar 101%.
Sumber:http://gresikkab.go.id/profil/demografi
b. Peta Geologi Kota Gresik
sumber :http://pag.bgl.esdm.go.id/database-peta/node/38
Judul: Peta geologi teknik daerah Gresik dan Bangkalan Jawa Timur Skala: 1: 100.000
Pengarang: THAMRIN, M.M.; HARTANTO; SYARIEF, Ediwan A.
Penerbit: GTL Tahun: 1994
Provinsi: Jawa Timur
kabupaten: Gresik
Batas Barat:112.5 ° Bujur Timur Batas Timur : 113° Bujur Timur
Batas Utara: -6.83 ° Lintang Selatan(-) / Lintang Utara (+) Batas Selatan: -7.2 ° Lintang Selatan(-) / Lintang Utara (+) c. Peta Tanah Kota Gresik
SUMBER:http://www.vsi.esdm.go.id/galeri/index.php/Peta-Zona-Kerentanan-Gerakan-Tanah- 01/Peta-Zona-Kerentanan-Gerakan-Tanah-Per-Kabupaten-Kota/Peta-Zona-Kerentanan-Gerakan- Tanah-Per-Kota-Kabupaten-di-Jawa-Timur
Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten gresik terdiri dari jenis aluvial, Grumusol,
mediteran Merah dan Listosol. Curah hujan di Kabupaten Gresik adalah relatif rendah yaitu rata-
rata 2.000 mm per tahun sehingga hampir setiap tahun mengalami musim kering yang pa njang.
1. Kabupaten Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah, Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan Kapur Utara yang memiliki tanah relatif kurang subur. Disamping kabupaten Gresik daerah lain yang juga dapat dikatakan sebagai kawasan penyanggah Kota Surabaya adalah daerah hilir aliran Bengawan solo yang bermuara di Pantai Utara Kabupaten Gresik/ Kecamatan Ujungpangkah. Daerah hilir Bengawan Solo tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk pemukiman maupun usaha pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C.
2. Kabupaten Gresik bagian tengah (Meliputi wilayah Duduk Sampeyan, Balong Panggang, Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas) merupakan kawasan dengan tanah relatif subur. Di Wilayah ini terdapat sungai-sungai kecil antara lain Kali Lamong, Kali Corong, Kali Manyar sehingga dibagian tengah wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk pertanian dan pertambakan
3. Kabupaten gresik bagian Selatan (meliputi Kedamean, Driyorejo dan Wringin Anom) adalah merupakan sebagian dataran rendah yang cukup subur san sebagian merupakan daerah bukit-bukit (Gunung Kandeng). Potensi bahan – bahan galian di wilayah ini cukup potenial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C
4. Kabupaten gresik wilayah Kepulauan Bawean dan pulau kecil sekitarnya meliputi
wilayah Sangkapura dan tambak berpusat di Sangkapura yang potensi bahan-bahan
galian di wilayah ini cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan
galian golongan C (Onix)
d. Peta Penggunaan Lahan Kota Gresik
Berdasarkan Potensi yang ada dan perkembangan hasil- hasil komoditas di Kabupaten Gresik banyak menghasilkan aneka jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, perkebunan dan hasil- hasil peternakan bahkan telah ada pusat pengembangan tanaman-tanaman hias. Tanaman buah- buahan dan sayur-sayuran dan buah-buahan (bengkoang) sangat melimpah untuk dikembangkan.
Buah mangga dikecamatan Dukun. Tanaman pangan jagung dan kangkung biji, kedelai banyak tersebar di kecamatan balong Panggang Wringin Anom dan Benjeng.
∑
Pusat pengembangan aneka tanaman hias khususnya :Adenium atau kamboja Jepang terdapat di kecamatan Kedamean dan Wringin anom
∑
Tanaman perkebunan
∑
Banyak tumbuh dan dikembangkan di kepulauan Bawean yaitu : tanaman kopi, sukun, buah merah yang belum tersentuh secara maksimal. Demikian juga untuk pengembangan tanaman jati, kelapa dan jenis lainnya.
∑