• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 109 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA

Negeri I Jogorogo Oleh : Siti Mutomimah

Guru SMAN Negeri I Jogorogo mutomimah_siti@yahoo.co.id ABSTRAK

Di SMA Negeri 1 Jogorogo, diketahui bahwa metode pengajaran yang masih umum digunakan oleh guru ekonomi di SMA Negeri 1 Jogorogo adalah metode ceramah, diskusi kelompok kecil dan tanya jawab, Cara pengajaran ini ternyata masih belum memberikan hasil yang maksimal sehingga siswa cenderung pasif dan bosan dalam belajar yang dampaknya, prestasi belajar siswa menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa serta bagaimana persepsi siswa mengenai penerapan pembelajaran Ekonomi dengan materi pokok Jurnal khusus.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan yang terdiri dari 2 x 45 menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 12 dan 19 Mei 2013 sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2013 dan 2 Juni 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diajar menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw perolehan skor rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 65.24% dengan ketuntasan belajar klasikal 75%

sedangkan pada siklus II perolehan skor rata-rata adalah 74.5% dengan ketuntasan belajar klasikal 87.5%. semula perolehan prestasi 57% dengan ketuntasan belajar klasikal 37.5% Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dan Prestasi Belajar

A. PENDAHULUAN

Guru memiliki peranan yang penting dalam pendidikan, sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Proses pendidikan yang dikelola dengan sempurna dan ditunjang guru yang profesional akan

menghasilkan kualitas produk yang baik pula (Mulyasa, E., 2007).

Berdasarkan gambaran- gambaran di atas, sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa apabila diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw, maka penulis berkeinginan mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian tindakan kelas terhadap

(2)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 110 siswa kelas XII SMA Negeri 1

Jogorogo dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar tentang Jurnal Khusus melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw pada Siswa Kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo. tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis aktivitas belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo selama pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentang jurnal Khusus. 2. Menganalisis prestasi belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo yang mengalami pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentang jurnal Khusus.

B. KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dialami manusia dari lahir sampai dewasa yang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan.

Pengertian pembelajaran menurut Setyosari (2001:1) merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain

“Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode dimana siswa belajar melalui bekerja dalam kelompok yang kemampuannya dicampur antara 6-7 anggota dan bekerjasama antara yang satu dengan yang lainnya untuk belajar materi-materi akademik” Slavin (dalam rahayu, 1998:155). Selain definisi tersebut, Nurhadi dan Senduk (2003:60) mengemukakan bahwa

“pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interakasi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan”.

Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga karakteristik yaitu:

“(1) siswa belajar dalam tim-tim belajar yang kecil (6-7 orang anggota), (2) siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok, (3) siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok” Slavin (dalam Mahmud 1999:234).

Menurut Susanto(1999:48)

“pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah suatu strategi pembelajaran yang dirancang agar siswa mempelajari informasi-informasi divergen dan tingkat tinggi melalui kerja kelompok”. Setiap kelompok mendapatkan satu topik bahasan, dan setiap anggota kelompok mencari informasi tentang isi satu subtopik yang dipelajari. Siswa ahli mengajarkan informasi yang diperoleh kepada kelompok asal sehingga satu subtopik dikumpulkan bersama menjadi satu kesatuan informasi (satu topik/satu pokok bahasan).

Dalam Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan 6-7 anggota. Tiap siswa dalam tim menjadi

“ahli” dalam satu subtopik, lalu hasilnya dibawa kembali ke kelompok asal. Selanjutnya tiap siswa ahli mengajarkannya kedalam kelompok

(3)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 111 asal dan siswa lain menerima semua

aspek dalam topik, sehingga dengan demikian semua siswa akan mendapatkan keseluruhan dari topik.

Adapun langkah-langkah dari pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi materi ke dalam bagian yang sama.

2. Siswa di bagi kedalam 6-7 orang kelompok Jigsaw. Tiap kelompok dibaur jenis kelamin dan kemampuannya.

3. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap sebagian materi yang sama membentuk kelompok baru dan menjadi orang ahli dalam materi atau sub topik tersebut.

Hal yang perlu dilakukan dalam kelompok ahli:

a. Mendiskusikan bagian mereka agar setiap anggota kelompok ahli mengerti akan informasi yang didapat.

b. Menentukan strategi untuk mengoreksi apakah teman lain didalam kelompok asal sudah mengerti apa belum.

c. Menyusun kreatifitas dan perencanaan sebuah latihan pengajaran.

4. Tim ahli kembali dalam kelompok untuk berbagi.

Setiap anggota kelompok yang mendapatkan subtopik yang telah dipelajari bersama kelompok ahli mempresentasikan dan menjelaskan didalam kelompok asal. Dengan demkian setiap siswa dalam kelompok

mendapatkan dan mengetahui keseluruhan bagian materi (Aronson, 2000).

Menurut Sadirman (2005:95),

“aktifitas merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi belajar, karena tanpa adanya aktifitas proses belajar tidak akan terjadi”. Jadi aktifitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar, sehingga sekolah merupakan sarana untuk mengembangkan aktifitas. Banyak jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah, tidak hanya mencatat dan mendengar. Bila berbagai macam aktifitas tersebut dapat diciptakan di sekolah maka pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan siswa tidak akan bosan.

Untuk itu diperlukan pemilihan strategi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa, sehingga aktifitas siswa dapat berkembang tidak hanya membaca dan menulis.

Prestasi Belajar

Menurut arti katanya prestasi belajar adalah “Penguasaan pengetahuan keterampilan yang dikembangkan dalam suatu mata pelajaran yang tingkat penguasaannya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru” (Depdiknas, 2001:895). Dengan demikian prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil yang telah dicapai dalam belajar yaitu penguasaan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa selama mengikuti

(4)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 112 pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam bentuk angka.

Untuk itu peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw di SMA Negeri 1 Jogorogo pada mata pelajaran ekonomi untuk menganalisis perubahan prestasi belajar siswa model pembelajaran kooperatif model Jigsaw melalui penelitian tindakan kelas.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian tindakan kelas adalah penelitian terhadap bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kan kondisi praktek pembelajaran mereka, sehingga siswa dapat belajar dari pengalaman mereka sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti sendiri dan terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal hingga berakhirnya penelitian. Jenis penelitian ini mengacu pada tempat atau konteks dimana penelitian ini dilakukan. Oleh karena penelitian ini dilakukan di dalam kelas dan ditujukan untuk memperbaiki pembelajaran kelas. Hasil penelitian ini adalah prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Prestasi belajar siswa dilihat dari peningkatan pemberian tindakan antara siklus I dan siklus II.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jogorogo yang terletak di Jl.

Raya Jogorogo Ngawi. Subyek yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas

XII IPS2 yang terdiri dari 40 siswa.

Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (PTK) berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pemberi tindakan yang membentuk siklus demi siklus sampai penelitian dianggap tuntas, sehingga diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999:7).

Dalam penelitian ini direncanakan dilakukan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pembelajaran yang akan diterapkan yaitu metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw

SIKLUS I

Siklus ini direncanakan 2x pertemuan dalam dua minggu. Pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x45 menit

1. Perencanaan tindakan

a. Menyusun rencana

pembelajaran

b. Menyiapkan LKS pada siklus I dan buku-buku ekonomi yang relevan

c. Membuat soal tes tertulis pada siklus I

d. Menyusun angket tentang tanggapan/persepsi siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw.

e. Membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri antara 6-7 orang yang dipilih secara heterogen berdasarkan perbedaan jenis kelamin (pria dan wanita) dan perbedaan kemampuan

(5)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 113 akademik (pintar ,sedang,

kurang) yang dilihat dari hasil nilai tes prestasi sebelum penerapan pembelajaran model Jigsaw. Selanjutnya kelompok yang telah dibentuk tersebut disebut kelompok asal. Setiap anggota pada kelompok asal sudah memperoleh sub-sub pokok bahasan Jurnal khusus.

2. Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Tahap pelaksanaan tindakan ini mengikuti urutan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Adapun pelaksanaan dari pembelajaran kooperatif model Jigsaw secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan

1. Pada awal pelajaran pertemuan pertama, selama 10 menit guru membuka

pelajaran dengan

pembacaan doa kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang masalah kehidupan nyata yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru memberitahu tujuan pembelajaran.

2. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang

terdiri dari 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa yang dipilih secara heterogen (perbedaan jenis kelamin, kemampuan akademik, dan sebagainya).

Kelompok ini disebut kelompok asal.

b. Kegiatan inti

Pada bagian inti, kegiatan siswa ada dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama, Semua siswa yang berada dalam kelompok asal, masing-

masing memisah

membentuk kelompok baru sesuai dengan sub pokok bahasan yang mereka peroleh yaitu Jurnal khusus Sebagai Sumber Pendapatan Negara, Jenis-Jenis Jurnal khusus, Jurnal khusus Berdasarkan Sifat, Jurnal khusus Berdasarkan Wewenang Pemungutan, Kriteria Pemungutan Jurnal khusus, Unsur-unsur Jurnal khusus. Kelompok tersebut disebut dengan kelompok ahli.

2. Tahap kedua, siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal, masing- masing anggota kelompok mengajarkan sub pokok bahasan yang menjadi bagiannya kepada anggota lain. Dengan demikian, semua anggota mendapat

(6)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 114 informasi mengenai seluruh

subpokok bahasan. Berarti pengetahuan masing-masing anggota semakin luas.

c. Diskusi kelas

1. Pada pertemuan selanjutnya salah satu kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok asal yang lain sebagai penyanggah, sehingga terjadi saling tanya jawab antar kelompok asal.

2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi berupa kesimpulan pokok bahasan yang mereka pelajari.

3. Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus I, guru ekonomi dan 2 orang pengamat melakukan pengamatan.

3. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang dilakukan oleh guru dan pengamat.

4. Analisis dan refleksi

Hasil kegiatan observasi dianalisis sebagai bahan refleksi untuk peningkatan kegiatan pada siklus II 5. Tes

1. Di awal siklus sebelum pembelajaran model Jigsaw

guru mengadakan pre-tes untuk mengetahui pengetahuan atau kemampuan awal siswa tentang materi Jurnal khusus..

2. Diakhir pembelajaran kooperatif model Jigsaw, guru memberikan tes akhir (pos tes) kepada siswa secara individu untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan siswa setelah diadakan pembelajaran model Jigsaw dan siswa tidak diperkenankan untuk saling bekerjasama antar anggota kelompok.

Siklus II

Siklus II ini direncanakan 2x pertemuan dalam dua minggu, pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x45 menit.

Tahap-tahap kegiatan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I hanya saja terdapat perbaikan sesuai masukan refleksi siklus I.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal tes, rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.

a. Tes

Tes yang dimaksud disini ada dua macam yaitu yang pertama adalah pre-tes yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan atau kemampuan awal siswa. Yang kedua adalah post-tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan

(7)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 115 siswa setelah diadakan pembelajaran

model Jigsaw.

b. Lembar observasi

Untuk memantau interaksi siswa pada saat pembelajaran kelompok selama pembelajaran kooperatif berlangsung.

Sedangkan untuk mengetahui

tahap-tahap dalam

pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini selama kegiatan penelitian berlangsung digunakan dokumentasi (kamera).

Lembar Observasi a. Angket

Angket diberikan kepada siswa kelas XII IPS2 pada akhir setiap siklus yang bertujuan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Angket ini berisi 10 butir pertanyaan.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa merupakan buku petunjuk pekerjaan siswa yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran ekonomi di kelas.

2. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran ekonomi serta peneliti.

2. Jenis Data

Jenis data yang akan didapatkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu hasil observasi interaksi antar siswa dalam kelompok pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan data kuantitatif adalah hasil nilai tes.

3. Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data

Teknik pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut:

a. Pemberian Tes

Data prestasi belajar diperoleh dengan cara memberikan tes sebagai alat evaluasi kepada siswa. Tes individu ini diberikan pada akhir setiap siklus.

b. Penyebaran Angket

Data tentang persepsi siswa terhadap pembelajaran kooperatif model Jigsaw diketahui melalui pemberian angket saat pelaksanaan siklus I dan siklus II berakhir.

c. Dokumentasi

Penulis dalam penelitian ini merekam semua kegiatan penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan daftar

pengamatan yang

didokumentasikan.

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan setiap kali siklus pembelajaran berakhir.

Analisis ini meliputi:

(8)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 116 1. Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar siswa ini dianalisis dengan teknik analisis hasil eveluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, caranya dengan menganalisis data hasil tes formatif menggunakan ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa.

Dimana seorang siswa disebut tuntas belajarnya jika telah mencapai skor ≥70%, dan ketuntasan belajar klasikal yaitu

≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan belajar.

Data kuantitatif tentang ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomi pada siklus I akan dibandingkan dengan data kuantitatif ketuntasan belajar siklus II.

2. Aktifitas belajar siswa

Berdasarkan hal di atas penulis berkeinginan mengangkat permasalahan di atas dalam bentuk penelitian yang penulis lakukan terhadap siswa-siswa Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa selama pembel ajaran, data yang terdapat dalam lembar pengamatan akan dihitung rata-rata frekuensi aktifitas belajar siswa K, C, B yang dikelompokkan sesuai dengan 5 aspek yang menjadi unsur pengamatan dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini:

Aktifitas beljr siswa =

=-∑ siswa tingkat K, C, B

---x100%

∑ siswa yang masuk tingk K, C, B

Keterangan:

K = Kurang C = Cukup B = Baik

Diadopsi dari Shofiati (dalam Wildan, 2004:24)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktifitas belajar siswa pada tingkat K (kurang) yang berada pada urutan pertama adalah aspek saling ketergantungan positif dengan persentase 30% dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa. Urutan kedua adalah aspek tanggung jawab perseorangan dan komunikasi antar anggota dengan persentase 10% dengan jumlah siswa masing-masing sebanyak 4 siswa. Urutan ketiga adalah aspek evaluasi hasil kelompok dengan persentase 7.5% dengan jumlah siswa 3 siswa. Urutan keempat adalah aspek interaksi tatap muka dengan persentase 5% dengan jumlah siswa sebanyak 2 siswa.

Aktifitas belajar siswa pada tingkat C (cukup) yang berada pada urutan pertama adalah terletak pada aspek saling ketergantungan positif dan aspek evaluasi hasil kelompok dengan persentase 47.5% dengan jumlah murid masing-masing sebanyak 19 siswa.

Urutan kedua adalah aspek interaksi tatap muka dengan persentase 42.5%

dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa. Urutan ketiga adalah aspek komunikasi antar anggota dengan

(9)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 117 persentase 40% dengan jumlah siswa

sebanyak 16 siswa. Urutan keempat berada pada aspek tanggung jawab perseorangan dengan persentase 37.5%

dengan jumlah siswa 15 siswa.

Aktifitas belajar siswa pada tingkat B (baik) yang berada pada urutan pertama adalah pada aspek tanggung jawab perseorangan dan interaksi tatap muka dengan persentase 52.5% dengan jumlah siswa masing- masing sebanyak 21 siswa. Urutan kedua adalah aspek komunikasi antar anggota dengan persentase 50% dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa.

Urutan ketiga adalah aspek evaluasi hasil kelompok dengan persentase 45%

dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa. Urutan keempat adalah aspek saling ketergantungan positif dengan persentase 22.5% dengan jumlah siswa sebanyak 9 siswa.

Rata-rata aktifitas belajar siswa siklus I pada tingkat K (kurang) sebesar 12.5%, pada tingkat C (cukup) adalah 43%, dan pada tingkat B (baik) sebesar 44.5%.

Ketuntasan belajar klasikal pada post tes Siklus I belum menunjukkan adanya ketuntasan belajar karena kurang mencapai ≥85% meskipun telah mengalami peningkatan sebesar 37.5%.

Berdasarkan hasil analisis setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model Jigsaw prestasi belajar siswa pada Siklus I melalui tes formatif yang terdiri dari pre tes dan post tes mengalami peningkatan sebesar 8.24

%.

1. Refleksi tindakan siklus I

Berdasarkan hasil analisis data siklus I, dapat direfleksikan bahwa aktifitas belajar siswa tergolong kurang pada tingkat K (kurang) adalah pada aspek saling ketergantungan positif dengan persentase 30%. Aktifitas belajar siswa tergolong cukup pada tingkat C (cukup) adalah pada aspek saling ketergantungan positif dan evaluasi proses kelompok dengan persentase masing-masing 47.5%.

aktifitas belajar siswa tergolong baik pada tingkat B (baik) adalah pada aspek tanggung jawab perseorangan dan interaksi tatap muka dengan persentase masing-masing 52.5%.

Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelum diajar dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw, rata-rata prestasi belajar siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah 57 dengan ketuntasan belajar klasikal 37.5%.

Setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw rata-rata prestasi belajar siswa 65.24 dengan ketuntasan belajar klasikal 75%.

2. Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Setiap akhir siklus, dilaksanakan tes formatif yang terdiri dari pre tes dan post tes untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa secara keseluruhan setelah mengikuti pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Dimana seorang siswa disebut tuntas belajarnya jika telah mencapai skor ≥70%, dan ketuntasan

(10)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 118 belajar klasikal yaitu ≥ 85% dari

seluruh siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Tes Individu dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 13 September 2013 dengan alokasi waktu 15 menit. Soal tes yang terdiri dari pre tes dan post tes berupa pilihan ganda sebanyak 10 butir soal.

Siklus II dilaksanakan tanggal 16 dan 19 Septenber 2013, materi yang diajarkan adalah Jurnal khusus Perusahaan Dagang. Pembelajaran berlangsung selama 2x pertemuan yang masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran.

Pertemuan pertama tanggal 16 Mei 2013, membelajarkan masing- masing materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw, yaitu dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok ahli dan kelompok asal. Pertemuan kedua tanggal 19 September 2013, guru melakukan pembelajaran langsung.

Kemudian guru mengadakan sesi tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami siswa dan melakukan pembahasan soal-soal pos-tes agar siswa mengetahui letak kesalahannya.

Rata-rata aktifitas belajar siswa siklus II pada tingkat K (kurang) sebesar 3%, pada tingkat C (cukup) adalah 38.5% dan pada tingkat B (baik) adalah 58.5%. Hasil prestasi belajar siswa pada Siklus II baik pada saat pre tes maupun post tes menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada pre tes siklus I adalah 57, dengan ketuntasan

belajar klasikal 37.5%, dan pada siklus II skor rata-rata pre tes adalah 64.5 dengan ketuntasan belajar 57,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pada pre tes siklus II mengalami peningkatan nilai dengan persentase 7.5% diikuti dengan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 20%. Rata-rata nilai hasil prestasi belajar siswa pada post tes siklus I sebesar 65.24 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 75%.

Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada post tes 57.5 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 87.5%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 9.26 diikuti dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal sebesar 12.5%.

E. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo selama pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentang jurnal khusus mengalami peningkatan Penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII IPS2 Negeri 1 Jogorogo terhadap mata pelajaran Ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

(11)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 119 2. Prestasi belajar siswa

kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo yang mengalami peningkatan setelah melakukan pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentangjurnal khusus.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

REFERENSI

Choliyana, R. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw pada Siswa Kelas X-3 SMAN 9 Malang Semester Genap dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Ekonomi. Malang: UM.

Dahlan, M. 1991. model-model Mengajar. Bandung: CV.

Diponegoro.

Dimyanti dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Depdikbud

Hidayatulloh, S. 2004. Penarapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Aktifitas Prestasi Siswa Kelas 2-D MTsN Pademawu Kabupaten Pamekasab. Malang: UM.

Lie, A. 2005. Cooperatif Learning:

Mempraktikan Cooperatif di Ruang Kelas. Jakarta: Cipta Karya.

Moedjiono, M & Hasibuan, J. J. 2002.

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Nurhadi, S. 2004. Ekonomi Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:

PT. Erlangga.

Nur, M. dkk. 1991. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: IKIP Surabaya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, N. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susilowati, Y. 2006. Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Jiw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Malang pada Pokok Bahasan Koperasi Sekolah. Malang:UM.

Syah, M. 2005. Psikologi Belajar.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rachmadani, W. 2006. Penerapan Cooperative Learning Model Jigsaw dalam Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar

(12)

JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 120 Siswa pada Mata Pelajaran

Ekonomi SMA Negeri I Jombang. Malang: UM.

Roestiyah. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Jakaarta: PT. Rineka Cipta.

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999.

Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Depdiknas.

Universitas Negeri Malang. 2002.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.

Referensi

Dokumen terkait

Implementations shall support graph patterns involving terms from an RDFS/OWL class hierarchy of geometry types consistent with the one in the specified version of Simple

Gabungan perlakuan agensia hayati dan waktu aplikasi pada suhu dingin tidak memiliki masa inkubasi, yang akhirnya berpengaruh pada nilai luas serangan, intensitas penyakit, dan

Melihat latar belakang dan permasalahan yang mendasari pemikiran dalam penulisan studi ini mempunyai tujuan dalam hal ini tersusunnya suatu strategi untuk

adalah beban yang lebih besar daripada standar beban angin untuk bangunan gedung menurut PMI 1983 sehingga diharapkan struktur yang terjadi mempunyai kekuatan maksimum..

Hasil dari penelitian ini menunjukan ada lima tipe deixis yang terdapat dalam naskah film “The Expendables” oleh David Callaham and Sylvester Stallone, yaitu

Pemberian Tugas Dengan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas 4 Sd Negeri Jogosimo Tahun Pelajaran 2013/2014 ”

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan