• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dideskripsikan pada penelitian ini adalah kemampuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dideskripsikan pada penelitian ini adalah kemampuan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian

Data yang dideskripsikan pada penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika siswa pada mata pelajaran matematika materi keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median(Me), modus (Mo), standar deviasi (S), distribusi frekuensi dan histogram

Data kemampuan komunikasi matematika siswa pada mata pelajaran matematika diperoleh melalui tes dalam bentuk essay yang diuraikan kedalam 6 soal. Secara teoritik, skor minimum yang dicapai 0 dan skor maksimum adalah 34. Data tes kemampuan komunikasi matematika siswa dapat disajikan pada tabel 4.1 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 11.

Tabel 4.1 deskripsi data hasil penelitian Sumber/

Data N

Skor min

Skor max

Mean ( ̅)

Modu (Mo)

Media (Me)

St.Dev (S)

Varians (S2) Kelas yang

diberikan perlakuan

27 12 32 22,93 22,7 22,39 5,553 30,840

Kelas

konvensional 23 11 28 20 20,3 21,5 4,8610

Uraian deskripsi data dapat disajikan sebagai berikut:

(2)

1. Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa dengan Menggunakan Contextual Teaching and Learning

Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi mtematika yang diberikan kepada 27 siswa yang memperoleh skor minimum 11 dan yang memperoleh skor maksimum 32, dari rentang skor tersebut diperoleh panjang kelas interval 4, dan banyaknya data kelas interval 6. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi dari kelas yang diberikan perlakuan.

Tabel 4.2 daftar distribusi frekuensi tes kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran CTL

No Kelas interval Frekuensi absolut F Kum

1 10 –14 2 2

2 15 – 19 5 7

3 20 – 24 9 12

4 25 – 29 8 24

5 30 – 34 3 27

Jumlah 27

Dari tabel distribusi frekuensi diatas, diperoleh nilai rata-rata sebesar 22,92593, modus (Mo)sebesar 22.7, median (Me)sebesar 22.3. Hasil penelitian ini dapat dilihat di lampiran 11. Untuk lebih jelasnya data frekuensi ini di sajikan pula dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.1.

(3)

Gambar 4.1 histogram hasil tes kemampuan komunikasi matematika dengan pembelajaran kontekstual.

Langkah berkutnya analisis hasil tes kemampuan komunikasi matematika ditinjau dari skor rata-rata kelas yang menggunkan CTL dapat lihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 skor rata-rata tes kemampuan komunikasi matematika siswa menggunakan CTL

Skor ( ̅ = 22,93) Frekuensi Frekuensi relatif (%)

<22,93 12 44,44

≥ 22,93 15 55,56

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ada 12 orang siswa ataau (44,44%) memperoleh skor dibawah rata-rata, dan terdapat 15 orang siswa atau (55,56%) memperoleh skor sama dengan atau diatas rata-rata.

0 2 4 6 8 10

10 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34

frekuensi

kelas interval

(4)

2. Data hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada 23 siswa diperoleh minimum 11 dan skor maksimum 28, dari rentang skor tersebut diperoleh panjang kelas interval 4, dan banyaknya data kelas interval 5. Berikut tabel 4.4

Tabel 4.4daftar distribusi frekuensi menggunakan pembelajaran konvensional

No kelas interval frekuensi absolut frekuensi kumulatif

1 10 –14 4 4

2 15 – 19 7 11

3 20 – 24 8 19

4 25 – 29 4 23

Jumlah 23

Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata sebesar 20, modus (Mo) 20.3, median (Me) 21,5. Hasil ini dapat dilihat di lampiran 11. Untuk lebih jelas data ini di sajikan pula dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.2

Gambar 4.2histogram hasil kemampuan komunikasi matematika dengan pembelajaran konvensional

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 _14 15 - 19 20 - 24 25 - 29

frekuensi

kelas interval

(5)

Langkah berkutnya analisis hasil tes kemampuan komunikasi matematika ditinjau dari skor rata-rata kelas yang menggunkan pendekatan konvensional dapat lihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 skor rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa dengan pembelajaran konvensional

Skor ( ̅ = 20) Frekuensi Frekuensi relatif (%)

<20 11 47,83

≥ 20 12 52,17

Jumlah 23 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ada 11 orang siswa atau (47,83) memperoleh skor dibawah rata-rata, dan terdapat 12 orang siswa atau (52,17)memperoleh skor sama dengan atau diatas rata-rata.

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis

Analisis data inferensialdigunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homoginitas sebagai berikut :

1. Uji normalitas data

Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan uji liliefors (L0) pada taraf nyata . Hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut.

(6)

H0 : populasi berdistribusi normal H1 : populasi tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya adalah H0 jika L0 ≤ Ltabel pada taraf nyata yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih nilai , pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu normalitas data hasil tes kemampuan komunikasi matematika kelas yang diberikan perlakuan dan normalitas data pada kelas yang tidak diberikan perlakuan atau kelas pembanding.

a) Uji normalitas data hasil tes kemampuan komunikasi matematika kelas yang diberikan perlakuan.

Dari hasil ujian tes pada lampiran 9DiperolehL0 = 0,1011. Untuk taraf nyata dan n = 27 diperoleh Ldaftar = 0,168. Karena L0< Ldaftar, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( H0) diterima, hal ini berarti bahwa data hasil tes kemampuan komunikasi matematika kelas yang diberikan perlakuan berdistribusi normal.

b) Uji normalitas data hasil tes kemampuan komunikasi matematika kelas yang diberikan pada kelas kontrol

Dari hasil ujian tes pada lampiran 9 DiperolehL0 = 0,0747. Untuk taraf nyata dan n = 23 diperoleh Ldaftar = 0,1798. Karena L0<Ldaftar, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( H0) diterima, hal ini berarti bahwa data hasil tes kemampuan komunikasi matematika kelas yang diberikan pada kelas pembanding berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Teknik pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah kesamaan dua varians. Hipotesis yang diuji adalah:

(7)

H0 : varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : varians data berasal dari populasi yang tidak homogen

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Fhitung< dan tolak H0 jika Fhitung> . Dengan diperoleh dari daftar distribusi F dengan peluang sedangkan derajat kebebasan masing-masing v1 dan v2.

Berdasarkan hasil perhitungan homogenitas varians pada lampiran 8 diperoleh bahwa nilai varians terbesar S2 = 189, 9684 dan varians terkecil S2= 182,16524 dengan demikian nilai sedangkan nilai Ftabel = 2,01157 pada taraf nyata . Karena nilai Fhitung = 1,0428 < Ftabel = 2,01157 maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari sampel yang homogen.

4.1.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian di lakukan dengan uji t independent atau uji kesamaan dua rata-rata. Pengujian ini di maksudkan untuk melihat apakah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan hasil yang berbeda.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 :12 kemampuan komunikasi matematika siswa yang di ajar menggunakan (CTL) lebih kecil sama dengan kemampuan komunikasi menggunakan pendekatan konvensional

H1: 1 2 kemampuan komunikasi matematika siswa yang di ajar menggunakan contextual teaching and learninglebih tinggi dari kemampuan komunikasi dengan menggunakan pendekatan konvensional

(8)

Hasil perhitungan uji t tentang perbedaan kemampuan komunikasi mamematika siswa yang di ajarkan dengan pembelajaran CTL dan diajarkan dengan konvensional menghsilkan ternyata lebih besar dari niali ttabel = 2,012 pada kepercayaan 0,05 dengan dk = 48 (hasil perhitungan disajikan pada lampiran 10). Hal ini menunjukan bahwa H0ditolak dan H1 diterima. Lebih jelasnya, perhatikan kurva berikut ini.

Gambar 4.3 kurva hipotesis penelitian

Dari kurva di atas maka dapat di simpulkan tes kemampuan matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan CTL lebih tinggi dari tes kemampuan matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.

4.2 Pembahasan

Telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matenatika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika.

Pembelajaran kontekstual yakni pembelajaran yang menekankan keterlibatan

Daerah Penolakan H0 Daerah

Penerimaan H0

2,012 2,2 𝜶 𝟎 𝟎𝟓

(9)

langsung siswa secara penuh untuk dapat menemukan sendiri yang dipelajari dan menghubungkannya kedalam kehidupan nyata sehingga memudahkan menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Dari hasil analisis data diperoleh bahwa kemampuan komunikasi ssiswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual lebih tingggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajrkan dengam menggunakan pembeljaran konvensional. Hal ini diperoleh dengan melihat skor rata-rata yang diperoleh kedua kelas. Kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunkan pendekatan CTL memiliki skor 22,93 sedangkan kelas yang diajar dengan menggunakan pendktan konvensional memiliki rata-rata skor 20. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan CTL lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunkakan pembelajaran konvensional.

Selanjutnya menurut Bandono (dalam Qamal, 2012:8) menyatakan bahwa

“Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-sehari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengontruksi sendiri secara aktif pemahamannya”.

Pada impelmentasinya, guru mengajak siswa membangun pengetahuannya sendiri, setelah itu guru memberikan aktivitas kepada siswa dalam proses

(10)

pembelajran dalam kelompok untuk memperoleh hasil yang meuaskan, kemudian guru membimbing kelompok yang masih kebingungan dalam menerima pelajaran Pembentukan kelompok dalam pembelajaran dimaksudkan dalam pembelajran dimaksudkan agar siswa berperan aktif dalam pembelajran, selain itu juga menumbuhkan sikap kerja sama siswa, saling memberikan dorongan dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Sedangkan pada kela kontrol, siswa hanya menerima penjelasan dari guru dan bertanya jika diberikan kesempatan untuk bertanya, siswa menajdi kurang beraktivitas, selama proses pembelajran dan cenderung fasif sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah dan suasana kelas menjadi tidak hidup karena diajar denganm menggunakan pembelajaran konvensional. dengan demikian dalam pelaksannanya terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan CTL lebih tinggi dari pada siswa yang di ajar dengan menggunakan pendektan konvensional.

Gambar

Tabel 4.1 deskripsi data hasil penelitian  Sumber/  Data  N  Skor min  Skor max  Mean ( ̅)  Modu (Mo)  Media (Me)  St.Dev (S)  Varians (S2)  Kelas yang  diberikan  perlakuan  27  12  32  22,93 22,7 22,39  5,553 30,840  Kelas  konvensional  23  11  28  20
Tabel  4.2  daftar  distribusi  frekuensi  tes  kemampuan  komunikasi  matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran CTL
Gambar 4.1 histogram hasil tes kemampuan komunikasi  matematika dengan pembelajaran kontekstual
Gambar 4.2histogram hasil kemampuan komunikasi matematika dengan  pembelajaran konvensional 012345678910 _1415 - 1920 - 24 25 - 29frekuensikelas interval
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

Identifikasi natrium alginat secara kualitatif memberikan hasil yang positif terhadap semua perlakuan, rendemen natrium alginat tertingi adalah 16,63% dengan konsentrasi pemutih

Lelang Pengadaan Alat Peraga, Buku Pengayaan/Referensi dan Sarana Multi Media di Dinas Pendidikan Kota Madiun Tahun Anggaran 2007 mengindikasikan adanya kerjasama antara PT

Sehingga berdasarkan syarat kestabilan sistem permainan maka titik ekuilibrium Nash dapat diperoleh dari titik potong kedua hiperbola pada daerah yang memenuhi

[r]

Peran civil society cenderung diabaikan oleh eksekutif dan legislatif yang ditandai: (1) aspirasi masyarakat tidak dijadikan sebagai muatan atau isi kebijakan anggaran

(20) Diisi nomor urut dari Buku Rekening Barang Kena Cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol dalam angka.. (21) Diisi kantor yang mengawasi pengusaha pabrik minuman yang