• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

Disusun oleh : Nama : Parida Aprina NIM : 1911102415041 Kelas Praktikum : D

Kelompok : 5

Dosen Pengampu : Rizki Nur Azmi, M.Farm., Apt

FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA

2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) B. Tujuan Praktikum

1. Praktikan diharapkan mampu memahami cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT)

2. Praktikan diharapkan mampu memahami cara pemisahan pigmen warna dari tinta dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) C. Latar Belakang

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Arnida.2020).

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Uraian mengenai kromatografi pertama kali dijelaskan oleh Michael Tswett, seorang ahli biotani Rusia yang bekerja di Universitas Warsawa Pada saat itu, Michael Tswett melakukan pemisahan klorofil dari pigmen- pigmen lain dari ekstrak tanaman menggunakan kromatografi kolom yang berisi dengan kalsium karbonat. Pada kromatografi,komponen- komponen yang akan dipisahkan berada diantara dua fase yaitu fase diam ( stationary )dan fase bergerak ( mobile ). Fase diam adalah fase yang akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak adalah fase yang akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal atau tidak bergerak sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Anonim.2015).

(3)

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler.

Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi.2010).

Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom (Melinda.2018).

Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang terdapat pada tahu, tempe,bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia anagalis, dan Torenia violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa kelebihan senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, di antaranya adalah sebagai antioksidan, antitumor / antikanker,antikolesterol, antivirus, antialergi, dan dapat mencegah osteoporosis. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending). Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan hampir semua

(4)

laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat (Roosevelt.2018).

Reaksi spesifik adalah reaksi khas yang merupakan reaksi antara bahan tertentu dengan pereaksi spesifik untuk bahan tersebut. Contoh reaksi ini adalah reaksi pada metode spot test. Metode spot test digunakan untuk tujuan kepraktisan sekaligus untuk mengetahui sensitivitas dan selektivitas pereaksi (Melinda.2018).

Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLTdengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT (Melinda.2018).

Pada hakekatnya KLT merupakan metoda kromatografi cair yang melibatkan dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fase diam yang digunakan dalam Kromatografi Lapis Tipis merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata- rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efesiennya dan resolusinya. Lapisan tipis yang digunakan sebagai penjerap juga dapat dibuat dari silika yang telah dimodifikasi, resin penukar ion, gel ekslusi, dan siklodektrin yang digunakan untuk pemisahan kiral (Nurdiani.2018).

Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase gerak bergerak di dalam fase diam yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler. Pelarut yang digunakan hanyalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan, sistem pelarut multikomponen ini harus berupa suatu campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen (Nurdiani.2018).

(5)

Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatu senyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni. Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase gerak (Roosevelt.2018).

Beberapa keuntungan dari kromatografi lapisan tipis ini yaitu;

kromatografi lapisan tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis, identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet. Kemudian metode pemisahan senyawa yang cepat, mudah dan menggunakan peralatan sederhana dalam menentukan kadar. Serta dapat digunakan sampel yang sangat kecil (mikro). (Abidin.2011).

(6)

BAB II

JALANNYA PERCOBAAN A. Alat Dan Bahan

1. Alat

a. Batang pengaduk b. Vial

c. Cawan porselin d. Sendok tanduk e. Gelas ukur

f. Vinset g. Alat UV 2. Bahan

a. Ekstrak tanaman b. Alumunium foil c. Lempeng silica d. Tissue

B. Prosedur Kerja

1. Penyiapan lempeng KLT dan penjenuhan chamber Disiapkan lempeng silika gel

Lempeng silica gel F24 yang berukuran 20×20cm, dipotong dengan ukuran 7cm×1cm (untuk satu ekstrak). Lempeng diberi garis penotolan

menggunakan pensil 3b pada bagian bawah dengan 1cm dan garis bagian atas 0,5cm dari bagian atas

Disiapkan dua chamber yang bersih lengkap dengan penutupnya.

Chamber (1) dan cahmber (2) diisi dengan eluen dengan kepolaran yang berbeda. Kemudian dimasukkan potongan kertas saring yang panjangnya lebih dari tinggi chamber dan kemudian ditutup. Eluen dibiarkan hingga naik melali kertas saring hingga melewati penutup

kaca (chamber dianggap telah jenuh)

(7)

2. Penotolan sampel pada lempeng

Disiapkan alat dan bahan

Ekstrak n-Heksan (dilarutkan dengan etil asetat), ekstrak etil asetat (dilarutkan dengan n-Heksan). Ekstrak diambil dengan menggunakan

pipa kapiler kemudian ditotolkan hati-hati pada lempeng yang telah disiapkan (jika menggunakan untuk tujuan kuantitatif gunakan

mikropipet sebanyak 5-20mikroliter)

Lempeng yang telah ditotol diangin-anginkan sebentar untuk menguapkan pelarutnya lalu dimasukkan kedalam chamber yang telah

dijenuhkan. Bila eluen telah mencapai batas atas dari lempeng silica gel, maka lempeng tersebur dapat dikeluarkan. Diamati secara langsung dan dengan menggunakan penampak bercak UV254 dan

UV366

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2011. Kadar Larutan Temulawak Menggunakan Metode TLC. Jakarta : UI

Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Press : Makassar.

Arnida. et all. 2020. Skrining Fitokimia Dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Jeruruju (Hydrolea Spinosa L.). Jurnal Ilmiah Farmasi Bahari. Volume 11. Nomor 2. E-ISSN : 2715-9949

Melinda, Ayu. 2018. Pemisahan Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis.

Universitas Islam Indonesia Press.

Nurdiani, Dian. 2018. Buku Informasi Melaksanakan Analisis Secara Kromatografi Konvensional Mengikuti Prosedur. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Rudi, L. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Kendari: Universitas Haluoleo.

Roosevelt, Alfreds. et all. 2018. Identifikasi Senyawa Kimia Daun Bidara (Ziziphusmauritiana Lam) Dari Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi NTT Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Kromatografi Kolom. Jurnal Farmasi Sandi Karsa. Volume IV. Nomor 7

Referensi

Dokumen terkait

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran, merupakan suatu metode pemisahan yang

Salah satu cara untuk mengidentifikasi bahan kimia obat yang terdapat dalam sediaan obat tradisional adalah dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan dilanjutkan

Eluen yang terbaik untuk pemisahan senyawa triterpenoid dari ekstrak metanol tanaman alga merah Eucheuma cottonii dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT adalah eluen

Pemisahan dengan kromatografi kolom gravitasi biasanya akan memperoleh hasil yang baik apabila digunakan campuran pelarut yang dapat memisahkan komponen Rf kurang dari

Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat, dengan menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dipaliskan serta rata pada

!ujuan percobaan adalahuntuk mengisolasi komponen kimia dengan metode kromatografi lapis tipis preparati)e dari fraksi daun kelor ".. # dengan menggunkan

Kromatografi kertas adalah teknik pemisahan yang menggunakan pita selebar 2-5cm dimana lembaran panjangnya dapat dengan mudah digunting sedangkan kromatografi lapisan

Untuk mengangkat atau membawa komponen yang akan dipisahkan melewati sorben fase diam sehingga noda memiliki Rf dalam rentang yang dipersyaratkan, 3Untuk memberikan selektivitas yang