iv ABSTRAK
EFEK SAMPING EKSTRAK ETANOL KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM I, DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIK JEJUNUM TIKUS WISTAR
JANTAN DENGAN PEMBERIAN PAKAN TINGGI LEMAK
Monica Sugiono, 2013 Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes
Latar belakang Kedelai Detam 1 dan Daun Jati Belanda dikenal sebagai tanaman obat yang berguna untuk menurunkan berat badan. Namun di dalam tanaman – tanaman tersebut terdapat Anti Nutrition Factor (ANF) seperti tripsin inhibitor dan lectin (Kedelai Detam 1) dan tannin (Daun Jati Belanda) yang diketahui dapat menyebabkan perubahan gambaran histopatologik jejunum yang diberi pakan tinggi lemak.
Tujuan Mengetahui efek samping ekstrak Kedelai Detam 1 dan Daun Jati Belanda terhadap gambaran histopatologik jejunum tikus Wistar jantan.
Metode Eksperimental laboratorium sungguhan, dengan Rancangan Acak lengkap, bersifat komparatif. Metode kerja dengan menggunakan 35 ekor hewan coba, kemudian hewan coba dialokasikan secara acak ke dalam 7 kelompok perlakuan yang terdiri dari : kelompok kontrol negatif (K1) hanya diberi pakan standar, kelompok kontrol positif (K2) hanya diberi pakan tinggi lemak, kelompok Ekstrak Etanol Kedelai Detam (EEKD) : Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB) = 10 mg : 10 mg (K3), kelompok EEKD : EEJB = 20 mg : 10 mg (K4), kelompok EEKD : EEJB = 10 mg : 20 mg (K5), kelompok EEKD 20 mg/kg BB/hari (K6), dan kelompok EEJB 20 mg/kg BB/ hari (K7). Data yang diukur adalah gambaran histopatologik jejunum tikus Wistar setelah perlakuan selama 28 hari. Analisis data persentase penurunan dengan Kruskal Wallis, dilanjutkan uji Mann Whitney, α = 0,05.
Hasil Perubahan gambaran histopatologik bermakna antara kelompok kontrol negatif (K1) dengan kelompok kontrol positif (K2), kelompok K3, K4, K5, K6, dan K7. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok K2 dengan K3, K4, K5, K6, K7.
Simpulan Ekstrak etanol Kedelai Detam 1 dan ekstrak etanol Daun Jati Belanda tidak memperburuk gambaran histopatologik jejunum tikus Wistar jantan.
v ABSTRACT
THE SIDE EFECT OF ETHANOL EXTRACT OF SOYBEAN (Glycine max L.merr) DETAM I, JATI BELANDA LEAVES (Guazuma ulmifolia) AND COMBINATION TOWARDS HISTOPATOLOGICAL JEJUNUM MALE WISTAR RAT INDUCE HIGH
FAT DIET
Monica Sugiono, 2013 1st Advisor : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes 2nd Advisor : Hartini Tiono, dr., M.Kes
Background Soybean and Jati Belanda leaves are widely used to reduce body weight. A-side from that, there are Anti Nutrition Factor (ANF) subtances like tripsin inhibitor and lectin (Soybean Detam 1) and tannin (Jati Belanda leaves) that can cause histopatological changes in the jejunum induce high fat diet.
Aim To know the effect of Detam 1 Soybean and Jati Belanda leaves towards histopatological jejunum male Wistar rat induce high fat diet.
Method An actual experimental laboratory with a comparative Completely Randomized Design (CRD) method. Thirty five rats divided into seven groups : the negative control (K1) which given standard feed, the positive control (K2) which given high fat diet, the Ethanol Extract Detam Soybean (EEKD) : Ethanol Extract Jati Belanda (EEJB) = 10 mg : 10 mg (K3), the EEKD : EEJB = 20 mg : 10 mg (K4), the EEKD : EEJB = 10 mg : 20 mg (K5), the EEKD 20 mg/kg weight body/day (K6), the EEJB 20 mg/kg weight body/day (K7).
Observation on the histopatological jejunum rat after 28th days. The data was analyzed using Kruskal Wallis followed by Mann Whitney, α = 0.05.
Result Histological jejunum change was a significant between K1 and K2, K3, K4, K5, K6, and K7. But there were no significant between K2 and K3, K4, K5, K6, K7.
Conclusion Etanol Extract Detam 1 Soybean and Etanol Extract Jati Belanda do not cause histopatological changes in the jejunum.
viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Kerangka Penmikiran & Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
2.2.1 Modifikasi Permukaan Lumen ... 9
2.2.2 Lapisan Pada Usus Halus ... 9
ix
2.3 Fisiologi Usus Halus ... 10
2.3.1 Pencernaan ... 11
2.3.2 Absorbsi ... 11
2.4 Kedelai Detam 1 (Glycine max L.merr) ... 13
2.4.1 Taksonomi Kedelai (Glycine max L.merr) ... 14
2.4.2 Varietas Unggul Kedelai Detam I (Glycine max L.merr) ... 15
2.4.3 Kandungan Kedelai Detam 1 (Glycine max L.merr) ... 15
2.5 Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 16
2.5.1 Taksonomi Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 17
2.5.2 Deskripsi Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 17
2.5.3 Kandungan Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 17
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.2 Pembahasan ... 32
4.3 Uji Hipotesis ... 33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 34
5.2 Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN ... 38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Jejunum dan Ileum ... 6
Tabel 4.1 Rata-rata scoring histopatologi jejunum tikus Wistar ... 29
Tabal 4.2 Hasil Uji Kruskal Wallis ... 30
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Jejunum dan Ileum ... 5
Gambar 2.2 Perbedaan Jejunum dan Ileum... 7
Gambar 2.3 Permukaan Usus Halus ... 9
Gambar 2.4 Kedelai Detam 1 ... 14
Gambar 2.5 Daun Jati Belanda... 16
Gambar 3.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Kedelai Detam 1 ... 22
Gambar 3.2 Skema pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda ... 23
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Statistik Data Penelitian ... 38
Lampiran 2 Komposisi dan Cara Pembuatan Pakan Tinggi Lemak ... 47
Lampiran 3 Perhitungan Dosis Bahan Uji yang Dipakai ... 48
Lampiran 4 Gambaran Histopatologi Jejunum tikus Wistar ... 49
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan tanaman obat telah diakui sejak jaman dahulu, dan sampai
sekarang masih tetap dimanfaatkan bahkan cenderung meningkat. Namun selama
ini kebanyakan manfaat dan pengembangannya hanya dari data empiris dan
pengalaman yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut sebagai upaya peningkatan mutu dan keamanan produk
(Info POM, 2005). Sesuai standar mutu dari WHO, obat tradisional harus
memenuhi beberapa persyaratan meliputi kualitas, keamanan, dan khasiat (Depkes
RI, 2000; Utomo, 2008).
Kasus kejadian obesitas meningkat pesat dalam tahun-tahun terakhir ini baik
di negara maju maupun di negara berkembang. Menurut perkiraan World Health
Organization lebih dari satu milyar orang dewasa di dunia mengalami overweight dan lebih dari 300 juta di antaranya tergolong ke dalam kategori obese (WHO
2009). Studi terbaru melaporkan strategi untuk penanganan obesitas dengan cara
menurunkan absorbsi trigliserida melalui inhibisi enzim lipase pankreas (Birari &
Bhutani 2007).
Kedelai (Glycine max L.merr) telah dikenal memiliki banyak efek kesehatan
yang menguntungkan. Protein dalam kedelai merupakan suplemen diet yang baik
untuk manusia maupun hewan. Banyak kandungan aktif dalam kedelai seperti
protein dan Anti Nutrition Factors ( ANF ) (Hidayat & Ladi 2012). Beberapa penelitian melaporkan bahwa ANF tersebut dapat menyebabkan perubahan pada histopatologik mukosa usus halus, seperti mengurangi tinggi villi dan kedalaman
kripta. Perubahan histopatologik ini dapat mempengaruhi fungsi usus halus dalam
mencerna, mensekresi dan mengabsorbsi makanan. Makanan diabsorbsi pada usus
halus terutama pada jejunum, sehingga perubahan histologis jejunum dapat
menyebabkan gejala seperti diare, malnutrisi dan penurunan berat badan (Yen et al, 1977 ; Feng et al, 2007).
Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) telah dikenal sebagai tanaman obat
2
pelangsing tubuh yang pemakaiannya dianjurkan tidak terlalu banyak karena
dapat merusak usus (Supriadi, 2001). Dalam berbagai literatur, disebutkan bahwa
pada tanaman jati belanda terkandung berbagai senyawa kimia aktif antara lain tanin, musilago, kafein, β sitosterol, friedelin, kaueronic acid, flavonoid, saponin, antioksidan proanthocyanidin, dan lain sebagainya (Suharmiati, 2003; Sulaksana,
2005; Anonymous, 2007). Hal itulah yang diduga sebagai faktor toksik yang
menyebabkan perubahan gambaran histopatologi pada mukosa usus (Gumay,
2008)
Hal-hal tersebut di atas menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian
dalam mengetahui tingkat keamanan ekstrak Kedelai varietas Detam 1 dan ekstrak
daun jati Belanda serta kombinasi terhadap histopatologi jejunum.
1.2. Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak etanol biji Kedelai varietas Detam 1 dan ekstrak etanol daun
jati Belanda varietas Bumi Herbal Dago serta kombinasinya memperburuk
gambaran histopatologik jejunum tikus Wistar jantan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek
samping ekstrak Kedelai Detam 1 dan ekstrak daun Jati Belanda serta
kombinasinya terhadap gambaran histopatologik jejunum pada tikus Wistar
jantan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah menilai efek samping Kedelai
Detam 1 dan Daun jati Belanda terhadap histopatologik jejunum tikus Wistar
jantan.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memperluas wawasan kalangan
medis mengenai peranan tanaman obat terutama Kedelai Detam 1 dan Daun jati
3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1.Kerangka Pemikiran
Terdapat beberapa senyawa aktif dalam kedelai seperti protein dan Anti Nutrition Factors (ANF). Tripsin inhibitor dan lectin adalah dua macam ANF yang mempunyai efek pada morfologi sel saluran cerna dan fungsi pencernaan
pada hewan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kedua ANF tersebut dapat menyebabkan perubahan pada histopatologik mukosa usus halus, seperti
mengurangi tinggi villi dan kedalaman kripta (Yen et al, 1977 ; Feng et al, 2007;
Hidayat & Ladi, 2012). Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa
Protein Extract of Will raw Soybean (PEWS), Protein Extract of Detam 1 raw Soybean (PEDS), and Protein Extract of Detam 1 Tempeh (PEDT) pada tikus
Wistar dalam 14 hari meningkatkan cholecystokinin level (CCK) plasma,
menyebabkan atrofi vili dan penurunan berat badan disebabkan bukan hanya efek
β-conglicinin tapi juga kemungkinan disebabkan oleh Anti Nutrition Factor
(Hidayat & Ladi, 2012)
Daun jati Belanda mengandung 0,09-0,14% alkaloid, lendir, damar,
flavanoid, saponin, dan tanin. Tannin adalah salah satu senyawa kimia yang
terkandung dalam tanaman jati Belanda. Tannin dapat menyebabkan terbentuknya
lapisan pelindung dari koagulasi protein pada mukosa usus bagian atas. Lapisan
ini menghambat hantaran pada ujung saraf sensoris sehingga menekan aktivitas
peristaltik usus. Di dalam traktus gastrointestinal, sifat tanin yang mudah
berikatan dengan protein ini, memungkinkan protein di permukaan usus
mengendap sehingga mengurangi penyerapan makanan. Namun di sisi lain, dosis
tinggi dari tannin dapat menimbulkan efek astringen berlebih yang mengakibatkan
iritasi pada membran mukosa usus (Churchill 2000). Proanthocyanidins
(kondensasi tannin) dapat merusak mukosa traktus gastrointestinal, serta
mengurangi absorbsi zat-zat makanan dan asam amino esensial, seperti
methionine dan lisin (Anonymous, 2003; Gumay 2008). Hal itulah yang diduga
sebagai faktor toksik yang menyebabkan perubahan gambaran histopatologik pada
4
1.5.2.Hipotesis Penelitian
Pemberian ekstrak kedelai Detam I dan ekstrak daun jati Belanda dan
34
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Kedelai Detam 1, ekstrak
etanol Daun Jati Belanda dan kombinasinya tidak memperburuk gambaran histopatologik
jejunum tikus Wistar jantan yang diberi pakan tinggi lemak.
5.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis toksik Kedelai Detam 1 dan
Daun Jati Belanda.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek toksik Kedelai Detam 1 dan Daun Jati
Belanda dosis tinggi.
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui toksisitas Kedelai Detam 1 dan
35
Daftar Pustaka
Anonymous. (2003). Tannins: toxic and antinutritional effects. Diunduh dari URL:http://www.nbcec.org/plants.toxicagent/tannin/toxic effect.html
Anonymous. (2007). Mutamba. Diunduh dari http://www.rain-tree.com/mutamba.htm.
Anonymous. (2010, Juni 16). Sistem Informasi Tanaman Obat.
Bagchi, D., Carryl, O. R., Tran, M. X., Khorn, R. L., Bagchi, D. J., Garg, A., . . . et, a. (1998). Stress ,Diet and Alcohol-Induced Oxidative Gastrointestinal Mucosal Injury in Rats and Protection by Bismuth Subsalicylate. Journal of Applied Toxicology. Diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9526828
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. (2012). Diunduh dari http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/varietas-unggul/vu-kedelai/77-varietas-unggul-kedelai-detam-1.html
Barret, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. L. (2010). Ganong's Review of Medical Physiology. Lange.
Binder, H. J. (2010). Harrison's Gastroenterology and Hepatology. United States: Mc Graw Hill.
Birari, R. B., & Bhutani, K. K. (2007). Pancreatic lipase inhibitors from natural sources: Unexplored potential. Drug Discovery, today 12, 879-889.
Boudry, G., Jury, J., Yang, P. c., & Perdue, M. H. (2007). Chronic Physiological Stress Alters Epithelial Cell Turn-Over in Rat Ileum. J Path Med, 292 : 1228-1232. DepkesRI. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta.
DepkesRI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
DepkesRI. (2000). Pedoman Pelaksanaan Uji Klinis Obat Tradisional. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Gray's Anatomy for Students (Vol. Second edition). Canada: Churchill Livingston.
36
Feng, J., Liu, X., Xu, Z., Wang, Y., & Liu, J. (2007). Effects of fermented soybean meal on digestive enzyme activities and intestinal morphology in broilers. J Anim Sci. Gartner, L. P., & Hiatt, J. L. (2006). Color Textbook of Histology. Saunders.
Godlewski, M. M., Slazak, P., Zabielski, R., Piatowska, A., & Gralak, M. A. (2006). Qualitative Study of Soybean-Induced Changes in Proliferation and Programmed Cell Death in The Intestinal Mucosa of Young Rats. J Physiol Pharm, 57 : 125-133. Gumay, A. R. (2008). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk) Dosis Bertingkat Terhadap Gambaran Histopatologi Duodenum Tikus Wistar.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology. Saunders.
Hassan, S. M. (2013). Soybean, Nutrition and Health. Diunduh dari http://dx.doi.org/10.5772/54545
Hidayat, M., & Ladi, J. E. (2012). Increasing of Plasma Cholecystokinin Level and Jejunum Histological. HAYATI Journal of Biosciences, Vol. 19 No. 2, p 53-59.
Info POM. 2004. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Uji Keamanan Sediaan Jadi Ekstrak Kering Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia L) Terhadap Fungsi dan Histologis Ginjal Tikus Jantan. Info POM. 2005. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA. Standardisasi ekstrak tumbuhan obat Indonesia, salah satu tahapan penting dalam pengembangan obat tradisional asli Indonesia, Vol 6, hal. 1.
Irwan, A. W. (2006). Budidaya Tanaman Kedelai.
Klaassen, C. (2003). Cassarett and Doull's Essentials of Toxicology. (J. B. Watkins, Penyunt.) USA: Mc Graw Hill.
Kumar, V., Abbas, A. K., & Fausto, N. (2005). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease (Vol. 7th ed). Philadelphia: Saunders.
Laurence DR, Bacharach AL. 1964. Evaluation Drug Activities : Pharmacometrics.
Li, D. F., Nelssen, J. L., Reddy, P. G., Blecha, F., Hancock, D. W., Hancock, J. D., & et, a. (1991). Measuring Suitability of Soybean Product for Earlyweaned Pigs With Immunological Criteria. J Anim Sci, 69 : 3299-3307.
Liener, I. E., & Kakade, M. L. (1993). Protease Inhibitors in Toxic Constituents of Plant Foods. 7-71.
37
Mescher, A. L. (2010). Junquueira's Basic Histology. Mc Graw Hill.
Mill's, S., & Bone, K. (2000). Principles and practice of phytotherapy : modern herbal medicine. Churchill Livingston.
Moore, K. L., & Dalley, A. F. (2005). Clinically Oriented Anatomy (Vol. 5th edition). Lippincot Williams & Wilkins.
Mursito, B. (2004). Ramuan Tradisional Untuk Pelangsing Tubuh. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nishi, T., Hara, H., Asano, K., & Tomita, F. (2003). The soybean β-conglycinin β 51-63 fragment suppresses appetite by stimulating cholecystokinin release in rats. Am Soc Nutr Sci, 133 : 2537-2542.
Palacios, M. F., Easter, R. A., Soltwedel, K. T., Parson, C. M., Douglas, M. W., & Hymowitz, T. (2004). Effect of Soybean Variety and Processing on Growth Performance of Young Chicks and Pigs.
Rahardjo, S. S., Ngatijilan, & Pramono, S. (2005). . Aktivitas lipase pankreas Rattus norvegicus akibat pemberian ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Berkala Ilmu Kedokteran.
Rukmana. (2005). Tanaman Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
Snell, R. S. (1986). Clinical Anatomy for Medical Students (Vol. 3rd edition). Boston: Little Brown and Company.
Suharmiati, M. H. (2003). Khasiat dan Manfaat Jati Belanda, si Pelangsing dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sulaksana, J. J. (2005). Kemuning dan Jati Belanda, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Supriadi, dkk. (2001). Tumbuhan Obat Indonesia : Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta: Obor.
Utomo, A. W. (2008). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) pada Tikus Wistar.
WHO. (2009). Obesity and overweight. Diunduh dari http://www.who.int/dietphysicalactivity/
Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Elsevier.