HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN TINGKAT
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN
KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
Hj. Titiek Sugiharti
081188130142
PROGRAM PASCASARJANA
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Hj. Titiek Sugiarti, NIM : 081188130142, Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan
Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, (2) tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru, (3) kompetensi pedagogik dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru. Subjek penelitian adalah Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan, dengan jumlah sampel sebanyak 88 responden.Alat ukur instrumen yang dipergunakan dalam pengambilan data kompetensi pedagogik, tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah menggunakan angket berskala likert dan kinerja guru menggunakan observasi. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk data kompetensi pedagogik, tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus korelasi product momen, dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha Cromback.
Hasil ujicoba validitas instrumen angket kompetensi pedagogik diperoleh 20 dari 20 items dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah diperoleh 20 dari 21 items yang diujicobakan. Untuk koefisien reliabilitas kompetensi pedagogik sebesar 0,843 dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah sebesar 0,860. Dengan demikian instrument angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi. Hasil uji tingkat kecendrungan data instrumen kompetensi pedagogik diperoleh kategori tinggi 4 responden (4,545%), 52 responden (59,091%) termasuk dalam kategori sedang, 32 responden (36,364%) termasuk dalam kategori rendah dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah diperoleh kategori tinggi 11 responden (12,500%), 59 responden (67,045%) termasuk dalam kategori sedang, 18 responden (20,455%) termasuk dalam kategori rendah serta untuk data instrumen kinerja guru diperoleh kategori rendah 69 responden (78,409%), 19 responden (21,591%) termasuk dalam kategori sedang dan yang termasuk dalam kategori tinggi tidak ada. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara : (1) kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, rX1Y
=
0,406, dan besar ttabel < thitung (1,990<4,119), (2)tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru, rX2Y
=
0,450, danbesar ttabel < thitung (1,990<4,669), (3) kompetensi pedagogik dan tingkat kepemimpinan
demokratis kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru, R = 0,568 dan besar Ftabel < Fhitung (3,10<20.277).
ii
ABSTARCT
Hj. Titiek Sugiarti, NIM : 081188130142, the correlation between pedagogic and democratic leadership level of principal and teachers performance of State Elementary School of Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.
Thesis, Postgraduate Work, State University of Medan, 2013
The purpose of this research is to determine correlation: 1) pedagogic competency and teacher performance, 2) Democratic leadership level of principal and teacher performance, 3) Pedagogic competency and democratic leadership level of principal. The population of the research are teachers of the elementary schools in Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, the numbers are 88 (eighty eight) respondence / people. The measurement instruments are used to collect data of pedagogic competency and democratic leadership level of principal using Likert scale questionnaire and teachers performance using observation instruments. Validity and reliability questionnaire using the formula of correlation of product moment and reliability using the formula of Alpha Cromback.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah mana memberikan penulis kelapangan waktu dan kemampuan berpikir sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan di program studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan tak lupa selawat beriringkan salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safaatnya diyaumil mahsyar kelak. Amin ya robbal alamin
Dalam tesis ini penulis dibimbing oleh dosen pembimbing memilih judul
“Hubungan Kompetensi Pedagogik Dan Tingkat Kepemimpinan Demokratis
Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat
Kabupaten Asahan“.
Kemudian dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan mulai dari perencana, pelaksana hingga penyelesaiannya yang kesemuanya itu disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah. Namun demikian, penulis berusaha dengan kemampuan yang ada mencoba menyelesaikan tesis ini sesempurna mungkin.
Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana UNIMED.
2. Prof. Dr. H. Muin Sibuea, M.Pd. selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medansekaligus menjadi pembimbing II yang dengan teliti dalam memberikan bimbingan, saran dan kemudahan dari awal hingga selesainya tesis ini.
3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang juga sekaligus sebagai pembimbing I yang dengan teliti dalam memberikan bimbingan, saran dan kemudahan dari awal hingga selesainya tesis ini.
4. Dr. Arif Rahman, M.Pd. selaku asisten direktur I pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sebagai nara sumber yang telah banyak memberikan bimbingan berupa saran-saran dan gagasan yang sangat berharga sehingga penulis menemukan ide dan cakrawala yang luas dalam penyelesaian tesis ini.
5. Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd. selaku nara sumber dan validator instrumen yang banyak menyumbangkan ide-ide, pemikiran, bimbingan yang dengan sabar, teladan dan teliti.
iv
7. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku sekretaris Program Studi serta Munzir Phona, S.Pd., M.Si. selaku staf di Program Studi Administrasi Pendidikan yang selalu membantu secara Administrasi dalam perkuliahan maupun penyelesaian tesis ini.
8. Bapak Mulia Darma Sakti, S.Pd selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kecamatan Kisaran Barat dan seluruh Kepala Sekolah SD Negeri serta para guru di masing-masing sekolah yang telah membantu serta meluangkan waktu untuk mengisi angket dan observasi dalam pengumpulan data.
9. Suami tercinta H. Surya, B.Sc. dan putra putriku tersayang yang telah memberi dukungan moril dan materil serta pengertian yang mendalam sejak mulai perkuliahan sampai selesainya tesis ini.
10.Rekan-rekan mahasiswa pascassarjana Program Studi Administrasi Pendidikan angkatan XV pada umumnya dan khususnya Elin Juwita, Lindawaty Roesli, serta Rury Syahputra yang selalu yang selalu memberikan motivasinya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata Penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah banyak membantu terselesaikannya penulisan tesis ini. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat limpahan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari dengan adanya faktor keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan Tesis ini masih terdapat kelebihan dan kekurangan, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan Penulisan selanjutnya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.
Medan, 25 Nopember 2013 Penulis
v
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 12
1. Kinerja Guru... 12
2. Kompetensi Pedagogik... 18
3. Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah ... 28
4. Penelitian yang Relevan ... 42
B. Kerangka Konseptual ... 43
1. Hubungan Kompetensi Pedagogik dengan KinerjaGuru ... 43
2. Hubungan Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 45
vi
C. Pengajuan Hipotesis ... 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
B. Metode Penelitian ... 49
C. Populasi dan Sampel ... 49
D. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 51
E. Teknik Pengumpulan Data ... 53
F. Teknik Analisis Data Penelitian... 63
G. Hipotesis Statistik………. 69
BAB IV. HASIL PENELETIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 71
B. Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 75
C. Uji Persyaratan Analisis ... 77
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 82
E. Temuan Penelitian ……… . 88
F. Pembahasan Penelitian... 90
G. Keterbatasan Penelitian ... 95
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 96
B. Implikasi ... 97
C. Rekomendasi ... 99
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... 50
Tabel 3.2. Sebaran Sampel Penelitian ... 51
Tabel 3.3. Kisi – Kisi Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 55
Tabel 3.3. Kisi – Kisi Instrumen Kompetensi Pedagogik (X1) ... 56
Tabel 3.3. Kisi – Kisi Instrumen Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah (X2) ... 57
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ... 71
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Pedagogik ... 73
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah ... 74
Tabel 4.4. Tingkat Kecendrungan Variabel Kinerja Guru ... 75
Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Variabel Kompetensi Pedagogik ... 76
Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah ... 77
Tabel 4.7. Persamaan Regresi Y atas X1 ... 78
Tabel 4.8. Persamaan Regresi Y atas X2 ... 79
Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas ... 80
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ... 81
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana Y atas X1 83
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana Y atas X2 85
Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ... 86
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ... 48
Gambar 4.1. Histogram Kinerja Guru ... 72
Gambar 4.2. Histogram Kompetensi Pedagogik ... 73
Gambar 4.3. Histogram Tingkat Kepemimpinan Demokratis ... 75
Kepala Sekolah Gambar 4.4. Paradigma Hubungan Variabel Bebas dengan ... 88
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 106
Lampiran 2. Perhitungan Manual Validitas Variabel X1 ... 107
Lampiran 3. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X1 ... 110
Lampiran 4. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X1 ... 111
Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 115
Lampiran 6. Perhitungan Manual Validitas Variabel X2 ... 116
Lampiran 7. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X2 ... 119
Lampiran 8. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X2 ... 120
Lampiran 9. Tabulasi Hasil Observasi Kinerja Guru ... 124
Lampiran 10. Data Hasil Penelitian ... 126
Lampiran 11. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 128
Lampiran 12. Identifikasi Tingkat kecendrungan Setiap ... 137
Variabel Penelitian Lampiran 13. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan ... 141
Regresi Sederhana Lampiran 14. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 153
Lampiran 15. Uji Homogenitas Varians Data ... 158
Lampiran 16. Perhitungan Uji Independensi ... 165
Lampiran 17. Perhitungan Korelasi Sederhana ... 166
Lampiran 18. Perhitungan Korelasi Parsial ... 169
Lampiran 19. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda ... 171
Lampiran 20. Perhitungan Korelasi Ganda ... 172
Lampiran 21. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif ... 175
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar
yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional
Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan
dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika
bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek
intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab. Penataan
sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan
melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal,
informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi (Mulyasa 2004: 4).
Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa (2004: 4). tentang pentingnya
pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena
berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu
menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
kebutuhan pembangunan.
Gurupun terlibat sangat dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Sardiman (2005: 125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
2
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Begitu juga Widoyoko (2006 : 2) menyatakan guru
yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan
motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Peran guru dalam pembelajaran cukup banyak, di antaranya guru sebagai: (1)
pendidik, (2) pengajar, (3) pembimbing dan (4) pelatih.
Guru sebagai pendidik menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin. Selain itu sebagai pendidik hendaknya memiliki ciri kemampuan: (a)
pandai bergaul dengan anak usia SD, (b) bersifat sabar, (c) memiliki sikap kasih
sayang, (d) bersikap periang dan (e) dapat memberikan keteladanan dalam
bersikap, berperilaku, dan bertutur kata, sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
Guru sebagai pengajar, yaitu guru melaksanakan pembelajaran, memang
itu merupakan tugas dan tanggungjawabnya yang pertama dan utama. Tugas guru
membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu
yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar
yang dipelajari. Guru sebagai pembimbing, dapat diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
3
tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional,
kreatitivitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Pendidikan yang
baik dan guru yang efektif berusaha memikirkan perkembangan kepribadian
peserta didik dan kehidupannya.
Guru sebagai pelatih, dengan dasar bahwa proses pendidikan dan
pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Oleh karena itu, guru
harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih para peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk itu
diperlukan sosok guru yang inovatif, kreatif, berkualitas dan profesional.
Sedangkan kondisi kenyataan yang ada sekarang kinerja guru belum sesuai
dengan harapan. Ini berdasarkan monitoring hasil supervisi pengawas sekolah di
Kecamatan Kisaran Barat bahwa semua guru SD yang ada di Kisaran Barat tidak
membuat RPP, para guru hanya mempunyai RPP yang dibeli yang tidak sesuai
dengan kondisi dan tempat tinggal siswa. Sikap kreatif belum membudaya
dikalangan para guru. Kreativitas yang dimaksud ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan belum dilakukan oleh
seseorang. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru
sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya, dan apa yang akan
dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang. Pada saat ini pembuatan
administrasi kelas dan pajangan kelas sudah disediakan pihak sekolah melalui
dana BOS. Guru hanya menulis ke sekolah dan beberapa hal yang sifatnya
4
memilih dan mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk
kompetensi peserta didik. Masih dalam hasil supervisi lapangan, guru pada
umunya menjaga tidak mempergunakan alat peraga, walaupun alat peraganya
sudah disediakan oleh sekolah. Dan sangat langka menemukan guru yang mau
membuat alat peraga sederhana.
Guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, banyak unsur dan cara
yang harus dikuasai dan dikembangkan oleh sekolah. Pidarta dalam Saerozi
(2005: 2) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya yaitu kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah,
harapan-harapan, dan pegawasan (supervisi). Sejalan dengan itu Armstrong dan
Baron, (Wibowo, 2009 ; 2). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya yaitu kompetensi,
pengetahuan dan keterampilan, motivasi kerja, kepribadian, sikap kerja dan
kepuasan kerja. Dengan demikian kelihatan bahwa efektivitas kepemimpinan
kepala sekolah dan kompetensi guru dalam pengajaran ikut menentukan baik
buruknya kinerja guru.
Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi proses dan dari
segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan
sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam
proses pembelajaran. Di samping itu dapat dilihat dari gairah dan semangat
mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru
5
perilaku sebagian besar peserta didik ke arah penguasaan kompetensi pedagogik
yang lebih baik.
Namun dalam kenyataan kriteria peningkatan mutu tersebut di atas belum
dijadikan acuan kinerja bagi guru atau dengan kata lain kinerja guru belum
optimal. Indikasi ini dapat dilihat dari hasil supervisi gabungan kelompok kerja
pengawas sekolah (KKPS) yang dilakukan pengawas UPT pendidikan kecamatan
kisaran barat. Dari hasil laporan, data menunjukkan bahwa yang menyusun RPP
35%, RPP yang memenuhi standar 30%, guru yang terlambat 35%, guru yang
menyenangkan mengajar 33%, yang membuat kisi-kisi soal 35%, yang memeriksa
tugas 25%. Untuk itulah perlu dilakukan supervisi pengajaran tentang kompetensi
guru dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. Menurut
Oliva (1984:445) “Melalui supervisi pengajaran kepala sekolah dapat mengetahui
kinerja guru yang berhubungan dengan dimensi supervisi pengajaran yang
meliputi kompetensi guru, kepemimpinan guru, dan evaluasi pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru”.
Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
profesinya.Antara lain kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik.
Selain kompetensi pedagogik faktor lainnya yang tidak dapat
dikesampingkan terhadap kinerja guru adalah kepemimpinan kepala sekolah.
6
sebagai pengaruh, seni atau prose mempengaruhi orang-orang sehingga mereka
mau bekerja keras dalam meningkatkan kinerja secara sukarela dan bersemangat
ke arah pencapaian tujuan-tujuan kelompok. Siagian (1992: 17) pimpinan pada
dasarnya dapat dikategorikan pada lima tipe yaitu: (1) Tipe otokratik, (2) Tipe
paternalistik, (3) Tipe kharismatik, (4) Tipe Laissez faire, dan (5) Tipe
demokratis. Dalam penelitian ini tipe kepemimpinan yang dimaksud adalah tipe
demokratis.
Siagian (1992; 23) menyatakan lagi Pemimpin dalam tipe demokratis
menafsirkan kepemimpinanya bukan sebagai diktator melainkan sebagai
pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya, hubungannya dengan para
bawahannya bukan sebagaiatasan dan bawahan tetapi lebih pada saudara tua pada
adiknya, dalam melaksanakan tugasnya ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari para bawahannya, demikian juga
terhadap kritik yang membangun dari bawahannya dijadikan sebagai
umpan balik dan bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin merupakan salah satu
komponen yang paling berperan dalam memberi kontribusi terhadap kinerja guru.
Sebagaimana diungkapkan Supriadi dalam Mulyasa (2005:25) bahwa :”Erat
hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan
sekolah, seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, kinerja guru di sekolah.”
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah. Oleh karena itu
7
pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, sampai pada imbal jasa
merupakan garapan kepala sekolah (Mulyasa, 2005 : 90).
Hasil penelitian Rosenholtz (dalam Permadi, dkk. 1999:5) menyimpulkan
bahwa peranan manajemen menentukan hampir lebih 1/3 dari hasil belajar,
bahkan penelitian yang dilakukan terhadap 33 SD di satu kecamatan
menghasilkan temuan bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah khususnya atau
manajemen sekolah memberi kontribusi berarti bagi peningkatan hasil belajar dan
kestabilan perolehan hasil belajar. Dalam penelitian Permadi (1999:4)
menyimpulkan bahwa pembinaan kepemimpinan mandiri bagi kepala SD yang
bertumpu pada pengembangan 10 dimensi kepemimpinan mandiri telah mampu
mengubah perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang lebih dinamis dan
produktif yang dapat meningkatkan kinerja sekolah terutama dalam mengatasi
hambatan proses belajar mengajar melalui pemanfaatan sumber-sumber daya yang
tersedia.
B. Identifkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten
Asahan?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru SD Negeri
8
3. Bagaimana supervisi pengajaran guru SD Negeri Kecamatan Kota Kisaran
Barat Kabupaten Asahan?
4. Bagaimana tipe kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Kecamatan
Kisaran Barat Kabupaten Asahan?
5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti kompetensi
pedagogik guru dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat
Kabupaten Asahan?
6. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti tingkat
kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri
Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan?
7. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
pedagogik guru dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah
secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran
Barat Kabupaten Asahan?
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh
ruang lingkup yang lebih jelas dan menghindari terjadinya pengembangan analisis
data. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan
kompetensi pedagogik dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah
9
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalahyang telah disebutkan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
pedagogik guru dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat
Kabupaten Asahan?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara tingkat
kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri
Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
pedagogik guru dan tingat kepemimpinan demokratis kepala sekolah
secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran
Barat Kabupaten Asahan?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi pedagogik guru
dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten
Asahan.
2. Hubungan yang signifikan dan berarti antara tingkat kepemimpinan
demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan
10
3. Hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi pedagogik guru
dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah secara
bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten
Asahan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan
teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain :
1. Memberi pengaruh yang berdaya guna bagi kepentingan akademis dalam
bidang ilmu pendidikan khususnya pada kompetensi pedagogik guru dan
kepemimpinan demokratis kepala sekolah dan kinerja guru.
2. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi dalam meningkatkan kinerja guru di
tingkat satuan pendidikan .
3. Dapat dijadikan sebagai alternatif model inovasi dalam pengembangan tentang
kompetensi pedagogik dantingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah,
terhadap kinerja guru.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan :
1. Dalam pengembangan sumber daya manusia di sekolah, hal ini penting dengan
mengetahui sebab-sebab dan cara-cara meningkatkan kinerja guru, akan
meningkat output pendidikan di SD di Kabupaten Asahan khususnya
11
2. Bagi para stake holders dan pihak yang terkait termasuk dinas pendidikan,
penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan
dalam hubungannya dengan kinerja guru.
3. Bagi kepala sekolah dan guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam pengambilan kebijakan terutama yang berhubungan
96 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat kecenderungan variabel Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan
Kisaran Barat Kabupaten Asahan termasuk dalam kategori rendah,
Kompetensi Pedagogik termasuk dalam kategori sedang dan Tingkat
Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah temasuk dalam kategori
sedang.
2. Terdapat hubungan antara Kompetensi Pedagogik dengan Kinerja Guru
pada SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan . Artinya
semakin baik Kompetensi Pedagogik guru maka semakin baik juga
Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.
3. Terdapat hubungan antara Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala
Sekolah dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat
Kabupaten Asahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin
baik Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah maka semakin
baik juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten
Asahan.
4. Terdapat hubungan antara Kompetensi Pedagogik dan Tingkat
97
Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten
Asahan . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik
Kompetensi Pedagogik dan Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala
Sekolah maka semakin baik juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan
Kisaran Barat Kabupaten Asahan .
B. Implikasi
Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Kinerja Guru adalah dengan meningkatkan Kompetensi
Pedagogik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian
pendidikan dan pelatihan kepada guru untuk menguasai karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran
dan sebagainya.
Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan persepsi yang baik tentang Tingkat
Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah, ini akan dapat membangkitkan
kemauan guru untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi
dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut
98
pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang
memberi tugas. Dengan demikian, kualitas kinerja para pendidik, akan menjadi
optimal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan persepsi yang baik dari guru, di antaranya: menjalin komunikasi
yang baik dengan guru, melihat kebutuhan guru dalam pembelajaran di kelas,
meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum
membuat keputusan, dan sebagainya.
Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kompetensi
pedagogik guru dan persepsi yang baik tentang tingkat kepemimpinan
demokratis kepala sekolah. Semakin baik kompetensi pedagogik dan persepsi
guru tentang tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah akan sangat
mendukung kinerja guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,
kinerja guru akan dapat ditingkatkan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
kompetensi, pengetahuan dan keterampilan, motivasi, kepribadian, sikap kerja
dan kepuasan kerja guru. Dan tentunya meningkatkan efektivitas
99
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogik,disarankan kepada guru
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
social, kultural, emosional, dan intelektual, menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata pelajaran, menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik,
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran dan
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan persepsi yang baik tentang Tingkat Kepemimpinan
Demokratis Kepala Sekolah disarankan kepada kepala sekolah, untuk
terlibat di dalamnya untuk upaya menumbuhkan semangat secara langsung
kepada guru kemudian dapat mengarahkan dorongan potensi dalam diri guru
kepada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan sekolah.
3. Untuk dapat meningkatkan Kinerja Guru diharapkan kepada kepala sekolah
untuk terus memberikan motivasi secara terus menerus. Selain itu
100
mengajar. Hal yang harus dilakukan guru di antaranya, mengikuti pelatihan
dan mencari informasi yang sejalan dengan bidang keahliannya.
4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara
Kompetensi Pedagogik, Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah
101
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi kerja. Jakarta Rineka Cipta.
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati, dan Anak Agung Ayu Sriathi, 2008. Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Arifin, M. 2004. Evaluasi Pembelajaran yang Berorientasi Pada Kurikulum 2004. Makalah yang tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Armstrong. Michael and Baron, 1998. Performance Manajemen, (Alih Bahasa: Tony Setiarvan), Yogyakarta: Tugu Publisher.
Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham, 2007. Membangun Profesionalisme Guru
dan Pengawas Sekolah. Bandung
Bafadal, 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Bernardin, H. John & Joyce, E.A. Russel. 1993. Human Resource Management:
an experiental approachs. Singapure: MC Graw Hill Internasional.
Burns, J.M. 1978. Leadership. New York: Harper & Row
Busch, Paul, & Parish, J.T., Cadwallader, S. 2008. Want to, need to, ought to: Employee Commitment to Organizational Change. Journal of Organizational Change Management.
Colquitt, A., Jason, LePine, A., Jeffery, and Wesson, J., Michael. 2009.Organizational Behavior. New York: Mcgraw-Hill Companies, Inc
Dastono. 2009. Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMP negeri kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
102
Depdiknas. 2004. Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen Dikti, Bagian Proyek P2TK.
Depdiknas. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen PMPTK.
Dubrin Andrew J., 2005. Leadership (Terjemahan), Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media.
Echlos, Jhon M dan Hasan Shadily. 1990. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ekosusilo, Madyo. 1998. Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya Jawa. Sukoharjo: Univet Bantara Press.
Encok, Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Eisner, Eliot W. 1985. The Educational Imagination. New York: MacMillan Publishing Company.
Glatthorn, Allan A.1990. Supervisory Leadeship: Introduction to Instructional
Supervision. USA: HarperCollins Publishers.
Glickman, Carl. D. 1981. Developmental Supervision: Alternative Practice for
Helping Teacherss Improve Instruction. Alexandria: ASCD
Hadjar, I. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RadjaGrafindo.
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen edisi 2. Yogyakarta: BPFE
Ilyas Yaslis. 2005. Kinerja Teori. Penilaian dan Penelitian. Pusat KajianEkonomi
Jerris, L. A. 1999. Human Resource Management for Hospitality. New York : Prentice Hall-Inc
Kamars,H.M.Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan : Teori dan Praktik. Padang : Universitas Putra Indonesia Press.
Kane, J.S. 1986. Performance Distribution Assessment. Dalam Berk, R.A. (eds). Performance Assesment (pp. 237 – 273). Baltimore: The John Hopkins University.
Katz, D & Kahn, R.L. 1978. The Social Psychology of Organization. New York: Wiley.
Keputusan MENPAN Nomor 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
103
Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 0322/O/1996 dan Nomor 38 tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kerditnya.
Kotter, John P. 1996. Leading Change. Boston: MA Harvard Business School Press.
Kreitner, Robert, dan Angelo Kinicki. 2001. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Langveld. 1980. Pedagogik Teoretis Sistematis.Jemmars 80
Mantja, W. 2007, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan
dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Prilaku dan Budaya Organisasi, Bandung: Refika Aditama.
Maxwell, C., John. 2012. The 360⁰ Leader, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
McNeil, John D. 1982. Curriculum A Comprehensive Introduction. Boston: Little Brown & Co, Inc.
Mulyasa, E., 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Cet. Ke-7., Bandung.
Neagley, Ross L. dan Evans, N. Dean. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction.New York:Englewood Cliffs-Prentice Hall, Inc.
Nimran Umar, 2004. Perilaku Organisasi, Cetakan Ketiga. Surabaya: Citra Media.
Oliva, Peter. F. 1984. Supervison for Today’s School. 2nd Edition. New York: Longman.
Permadi, Dadi, Ramadhy dan Sufyan. 1999. Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan?. (metode baru untuk mengoptimalkan fungsi otak manusia). Bandung: Sarana Panca Karya.
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas. Yogyakarta:
BPFE.
104
Purwaningsih, sri. 2005. Pengaruh Dimensi Supervisi Pengajaran Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak di Kota Surakarta. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rivai,Veithzal dan Dedi, Mulyadi. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarata: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku Organisasi-Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jakarta: Prenhallindo.
Robbins, Stephen P., 1996. Organizational Behavior Concept, Controversies and Applications, 6th edition, Englewood Cliffd. NJ: Prentice Hall Inc.
Robbins, Stephen P., 2002. Perilaku Organisasi. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhallindo.
Robbins, Stephen P., 2003. Organization Behavior, 9th edition. (Perilaku Organisasi, edisi ke 9), edisi Indonesia. Alih Bahasa Tim INDEKS, Jakarta: INDEKS Kelompok GRAMEDIA.
Robbins, Stephen P., 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Ruky, A. 2002. Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta: Gramedia.
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sergiovanni, T.J. Ed. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: ASCD
Sergiovanni, T.J. dan Starrat, R.J. 1993. Supervision A Redefinition. 5th Ed. New York: McGraw-Hill Book Co.
Siagian Sondang P., 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cetakan Pertama, Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soejono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press
Sudjana, 1996. Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Sudjana. 1992. Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito
105
Sutiadi. 2003. Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global. Yogyakarta: UNY-FBS.
Thoha, Miftah. 1986. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali.
Trimo MLS, Soejono . 1995. Analisis Kepemimpinan. Bandung : Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. 2006. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Mulia.
Undang-Undang Nomor l4 Tahun 2005. 2006.Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.
Widoyoko, Putro, Eko. 2006. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4 No. 7 Juni 2006
Wiles, Jon dan Bondi, Joseph. 1986. Supervision A Guide to Practice.
2nd Ed.Columbus: Char
Yasin Azis, 2001. Kepemimpinan dalam Pengembangan Organisasi, Jurnal Lintasan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, Volume 18 Nomor 1, Malang.
Yulk, Gary. A. 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and Research,
Journal of Management. Vol. 15, No. 2, 251 – 289.