• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN TINGKAT KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN TINGKAT KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN TINGKAT

KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH

DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN

KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

Hj. Titiek Sugiharti

081188130142

PROGRAM PASCASARJANA

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Hj. Titiek Sugiarti, NIM : 081188130142, Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan

Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, (2) tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru, (3) kompetensi pedagogik dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru. Subjek penelitian adalah Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan, dengan jumlah sampel sebanyak 88 responden.Alat ukur instrumen yang dipergunakan dalam pengambilan data kompetensi pedagogik, tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah menggunakan angket berskala likert dan kinerja guru menggunakan observasi. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk data kompetensi pedagogik, tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus korelasi product momen, dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha Cromback.

Hasil ujicoba validitas instrumen angket kompetensi pedagogik diperoleh 20 dari 20 items dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah diperoleh 20 dari 21 items yang diujicobakan. Untuk koefisien reliabilitas kompetensi pedagogik sebesar 0,843 dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah sebesar 0,860. Dengan demikian instrument angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi. Hasil uji tingkat kecendrungan data instrumen kompetensi pedagogik diperoleh kategori tinggi 4 responden (4,545%), 52 responden (59,091%) termasuk dalam kategori sedang, 32 responden (36,364%) termasuk dalam kategori rendah dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah diperoleh kategori tinggi 11 responden (12,500%), 59 responden (67,045%) termasuk dalam kategori sedang, 18 responden (20,455%) termasuk dalam kategori rendah serta untuk data instrumen kinerja guru diperoleh kategori rendah 69 responden (78,409%), 19 responden (21,591%) termasuk dalam kategori sedang dan yang termasuk dalam kategori tinggi tidak ada. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara : (1) kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, rX1Y

=

0,406, dan besar ttabel < thitung (1,990<4,119), (2)

tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru, rX2Y

=

0,450, dan

besar ttabel < thitung (1,990<4,669), (3) kompetensi pedagogik dan tingkat kepemimpinan

demokratis kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru, R = 0,568 dan besar Ftabel < Fhitung (3,10<20.277).

(6)

ii

ABSTARCT

Hj. Titiek Sugiarti, NIM : 081188130142, the correlation between pedagogic and democratic leadership level of principal and teachers performance of State Elementary School of Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.

Thesis, Postgraduate Work, State University of Medan, 2013

The purpose of this research is to determine correlation: 1) pedagogic competency and teacher performance, 2) Democratic leadership level of principal and teacher performance, 3) Pedagogic competency and democratic leadership level of principal. The population of the research are teachers of the elementary schools in Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, the numbers are 88 (eighty eight) respondence / people. The measurement instruments are used to collect data of pedagogic competency and democratic leadership level of principal using Likert scale questionnaire and teachers performance using observation instruments. Validity and reliability questionnaire using the formula of correlation of product moment and reliability using the formula of Alpha Cromback.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah mana memberikan penulis kelapangan waktu dan kemampuan berpikir sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan di program studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan tak lupa selawat beriringkan salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safaatnya diyaumil mahsyar kelak. Amin ya robbal alamin

Dalam tesis ini penulis dibimbing oleh dosen pembimbing memilih judul

“Hubungan Kompetensi Pedagogik Dan Tingkat Kepemimpinan Demokratis

Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat

Kabupaten Asahan“.

Kemudian dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan mulai dari perencana, pelaksana hingga penyelesaiannya yang kesemuanya itu disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah. Namun demikian, penulis berusaha dengan kemampuan yang ada mencoba menyelesaikan tesis ini sesempurna mungkin.

Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana UNIMED.

2. Prof. Dr. H. Muin Sibuea, M.Pd. selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medansekaligus menjadi pembimbing II yang dengan teliti dalam memberikan bimbingan, saran dan kemudahan dari awal hingga selesainya tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang juga sekaligus sebagai pembimbing I yang dengan teliti dalam memberikan bimbingan, saran dan kemudahan dari awal hingga selesainya tesis ini.

4. Dr. Arif Rahman, M.Pd. selaku asisten direktur I pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sebagai nara sumber yang telah banyak memberikan bimbingan berupa saran-saran dan gagasan yang sangat berharga sehingga penulis menemukan ide dan cakrawala yang luas dalam penyelesaian tesis ini.

5. Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd. selaku nara sumber dan validator instrumen yang banyak menyumbangkan ide-ide, pemikiran, bimbingan yang dengan sabar, teladan dan teliti.

(8)

iv

7. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku sekretaris Program Studi serta Munzir Phona, S.Pd., M.Si. selaku staf di Program Studi Administrasi Pendidikan yang selalu membantu secara Administrasi dalam perkuliahan maupun penyelesaian tesis ini.

8. Bapak Mulia Darma Sakti, S.Pd selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kecamatan Kisaran Barat dan seluruh Kepala Sekolah SD Negeri serta para guru di masing-masing sekolah yang telah membantu serta meluangkan waktu untuk mengisi angket dan observasi dalam pengumpulan data.

9. Suami tercinta H. Surya, B.Sc. dan putra putriku tersayang yang telah memberi dukungan moril dan materil serta pengertian yang mendalam sejak mulai perkuliahan sampai selesainya tesis ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa pascassarjana Program Studi Administrasi Pendidikan angkatan XV pada umumnya dan khususnya Elin Juwita, Lindawaty Roesli, serta Rury Syahputra yang selalu yang selalu memberikan motivasinya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata Penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah banyak membantu terselesaikannya penulisan tesis ini. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat limpahan balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari dengan adanya faktor keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan Tesis ini masih terdapat kelebihan dan kekurangan, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan Penulisan selanjutnya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.

Medan, 25 Nopember 2013 Penulis

(9)

v

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 12

1. Kinerja Guru... 12

2. Kompetensi Pedagogik... 18

3. Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah ... 28

4. Penelitian yang Relevan ... 42

B. Kerangka Konseptual ... 43

1. Hubungan Kompetensi Pedagogik dengan KinerjaGuru ... 43

2. Hubungan Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 45

(10)

vi

C. Pengajuan Hipotesis ... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

B. Metode Penelitian ... 49

C. Populasi dan Sampel ... 49

D. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

F. Teknik Analisis Data Penelitian... 63

G. Hipotesis Statistik………. 69

BAB IV. HASIL PENELETIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 71

B. Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 75

C. Uji Persyaratan Analisis ... 77

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 82

E. Temuan Penelitian ……… . 88

F. Pembahasan Penelitian... 90

G. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 96

B. Implikasi ... 97

C. Rekomendasi ... 99

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... 50

Tabel 3.2. Sebaran Sampel Penelitian ... 51

Tabel 3.3. Kisi – Kisi Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 55

Tabel 3.3. Kisi – Kisi Instrumen Kompetensi Pedagogik (X1) ... 56

Tabel 3.3. Kisi – Kisi Instrumen Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah (X2) ... 57

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ... 71

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Pedagogik ... 73

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah ... 74

Tabel 4.4. Tingkat Kecendrungan Variabel Kinerja Guru ... 75

Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Variabel Kompetensi Pedagogik ... 76

Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah ... 77

Tabel 4.7. Persamaan Regresi Y atas X1 ... 78

Tabel 4.8. Persamaan Regresi Y atas X2 ... 79

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas ... 80

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ... 81

Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana Y atas X1 83

Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana Y atas X2 85

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ... 86

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ... 48

Gambar 4.1. Histogram Kinerja Guru ... 72

Gambar 4.2. Histogram Kompetensi Pedagogik ... 73

Gambar 4.3. Histogram Tingkat Kepemimpinan Demokratis ... 75

Kepala Sekolah Gambar 4.4. Paradigma Hubungan Variabel Bebas dengan ... 88

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 106

Lampiran 2. Perhitungan Manual Validitas Variabel X1 ... 107

Lampiran 3. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X1 ... 110

Lampiran 4. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X1 ... 111

Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 115

Lampiran 6. Perhitungan Manual Validitas Variabel X2 ... 116

Lampiran 7. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X2 ... 119

Lampiran 8. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X2 ... 120

Lampiran 9. Tabulasi Hasil Observasi Kinerja Guru ... 124

Lampiran 10. Data Hasil Penelitian ... 126

Lampiran 11. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 128

Lampiran 12. Identifikasi Tingkat kecendrungan Setiap ... 137

Variabel Penelitian Lampiran 13. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan ... 141

Regresi Sederhana Lampiran 14. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 153

Lampiran 15. Uji Homogenitas Varians Data ... 158

Lampiran 16. Perhitungan Uji Independensi ... 165

Lampiran 17. Perhitungan Korelasi Sederhana ... 166

Lampiran 18. Perhitungan Korelasi Parsial ... 169

Lampiran 19. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda ... 171

Lampiran 20. Perhitungan Korelasi Ganda ... 172

Lampiran 21. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif ... 175

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional

Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan

dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika

bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama

yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek

intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab. Penataan

sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal,

informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan

tinggi (Mulyasa 2004: 4).

Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa (2004: 4). tentang pentingnya

pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena

berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu

menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

kebutuhan pembangunan.

Gurupun terlibat sangat dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sardiman (2005: 125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

(15)

2

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil besar terhadap keberhasilan

pembelajaran di sekolah. Begitu juga Widoyoko (2006 : 2) menyatakan guru

yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan

motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Peran guru dalam pembelajaran cukup banyak, di antaranya guru sebagai: (1)

pendidik, (2) pengajar, (3) pembimbing dan (4) pelatih.

Guru sebagai pendidik menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para

peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar

kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan

disiplin. Selain itu sebagai pendidik hendaknya memiliki ciri kemampuan: (a)

pandai bergaul dengan anak usia SD, (b) bersifat sabar, (c) memiliki sikap kasih

sayang, (d) bersikap periang dan (e) dapat memberikan keteladanan dalam

bersikap, berperilaku, dan bertutur kata, sesuai dengan tingkat perkembangan

anak.

Guru sebagai pengajar, yaitu guru melaksanakan pembelajaran, memang

itu merupakan tugas dan tanggungjawabnya yang pertama dan utama. Tugas guru

membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu

yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar

yang dipelajari. Guru sebagai pembimbing, dapat diibaratkan sebagai

pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya

(16)

3

tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional,

kreatitivitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Pendidikan yang

baik dan guru yang efektif berusaha memikirkan perkembangan kepribadian

peserta didik dan kehidupannya.

Guru sebagai pelatih, dengan dasar bahwa proses pendidikan dan

pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik,

sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Oleh karena itu, guru

harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih para peserta didik dalam

pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk itu

diperlukan sosok guru yang inovatif, kreatif, berkualitas dan profesional.

Sedangkan kondisi kenyataan yang ada sekarang kinerja guru belum sesuai

dengan harapan. Ini berdasarkan monitoring hasil supervisi pengawas sekolah di

Kecamatan Kisaran Barat bahwa semua guru SD yang ada di Kisaran Barat tidak

membuat RPP, para guru hanya mempunyai RPP yang dibeli yang tidak sesuai

dengan kondisi dan tempat tinggal siswa. Sikap kreatif belum membudaya

dikalangan para guru. Kreativitas yang dimaksud ditandai oleh adanya kegiatan

menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan belum dilakukan oleh

seseorang. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru

sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya, dan apa yang akan

dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang. Pada saat ini pembuatan

administrasi kelas dan pajangan kelas sudah disediakan pihak sekolah melalui

dana BOS. Guru hanya menulis ke sekolah dan beberapa hal yang sifatnya

(17)

4

memilih dan mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk

kompetensi peserta didik. Masih dalam hasil supervisi lapangan, guru pada

umunya menjaga tidak mempergunakan alat peraga, walaupun alat peraganya

sudah disediakan oleh sekolah. Dan sangat langka menemukan guru yang mau

membuat alat peraga sederhana.

Guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, banyak unsur dan cara

yang harus dikuasai dan dikembangkan oleh sekolah. Pidarta dalam Saerozi

(2005: 2) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya yaitu kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah,

harapan-harapan, dan pegawasan (supervisi). Sejalan dengan itu Armstrong dan

Baron, (Wibowo, 2009 ; 2). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya yaitu kompetensi,

pengetahuan dan keterampilan, motivasi kerja, kepribadian, sikap kerja dan

kepuasan kerja. Dengan demikian kelihatan bahwa efektivitas kepemimpinan

kepala sekolah dan kompetensi guru dalam pengajaran ikut menentukan baik

buruknya kinerja guru.

Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan

sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam

proses pembelajaran. Di samping itu dapat dilihat dari gairah dan semangat

mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru

(18)

5

perilaku sebagian besar peserta didik ke arah penguasaan kompetensi pedagogik

yang lebih baik.

Namun dalam kenyataan kriteria peningkatan mutu tersebut di atas belum

dijadikan acuan kinerja bagi guru atau dengan kata lain kinerja guru belum

optimal. Indikasi ini dapat dilihat dari hasil supervisi gabungan kelompok kerja

pengawas sekolah (KKPS) yang dilakukan pengawas UPT pendidikan kecamatan

kisaran barat. Dari hasil laporan, data menunjukkan bahwa yang menyusun RPP

35%, RPP yang memenuhi standar 30%, guru yang terlambat 35%, guru yang

menyenangkan mengajar 33%, yang membuat kisi-kisi soal 35%, yang memeriksa

tugas 25%. Untuk itulah perlu dilakukan supervisi pengajaran tentang kompetensi

guru dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. Menurut

Oliva (1984:445) “Melalui supervisi pengajaran kepala sekolah dapat mengetahui

kinerja guru yang berhubungan dengan dimensi supervisi pengajaran yang

meliputi kompetensi guru, kepemimpinan guru, dan evaluasi pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru”.

Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa

kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

profesinya.Antara lain kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran peserta didik.

Selain kompetensi pedagogik faktor lainnya yang tidak dapat

dikesampingkan terhadap kinerja guru adalah kepemimpinan kepala sekolah.

(19)

6

sebagai pengaruh, seni atau prose mempengaruhi orang-orang sehingga mereka

mau bekerja keras dalam meningkatkan kinerja secara sukarela dan bersemangat

ke arah pencapaian tujuan-tujuan kelompok. Siagian (1992: 17) pimpinan pada

dasarnya dapat dikategorikan pada lima tipe yaitu: (1) Tipe otokratik, (2) Tipe

paternalistik, (3) Tipe kharismatik, (4) Tipe Laissez faire, dan (5) Tipe

demokratis. Dalam penelitian ini tipe kepemimpinan yang dimaksud adalah tipe

demokratis.

Siagian (1992; 23) menyatakan lagi Pemimpin dalam tipe demokratis

menafsirkan kepemimpinanya bukan sebagai diktator melainkan sebagai

pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya, hubungannya dengan para

bawahannya bukan sebagaiatasan dan bawahan tetapi lebih pada saudara tua pada

adiknya, dalam melaksanakan tugasnya ia mau menerima dan bahkan

mengharapkan pendapat dan saran dari para bawahannya, demikian juga

terhadap kritik yang membangun dari bawahannya dijadikan sebagai

umpan balik dan bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin merupakan salah satu

komponen yang paling berperan dalam memberi kontribusi terhadap kinerja guru.

Sebagaimana diungkapkan Supriadi dalam Mulyasa (2005:25) bahwa :”Erat

hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan

sekolah, seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, kinerja guru di sekolah.”

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah. Oleh karena itu

(20)

7

pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, sampai pada imbal jasa

merupakan garapan kepala sekolah (Mulyasa, 2005 : 90).

Hasil penelitian Rosenholtz (dalam Permadi, dkk. 1999:5) menyimpulkan

bahwa peranan manajemen menentukan hampir lebih 1/3 dari hasil belajar,

bahkan penelitian yang dilakukan terhadap 33 SD di satu kecamatan

menghasilkan temuan bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah khususnya atau

manajemen sekolah memberi kontribusi berarti bagi peningkatan hasil belajar dan

kestabilan perolehan hasil belajar. Dalam penelitian Permadi (1999:4)

menyimpulkan bahwa pembinaan kepemimpinan mandiri bagi kepala SD yang

bertumpu pada pengembangan 10 dimensi kepemimpinan mandiri telah mampu

mengubah perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang lebih dinamis dan

produktif yang dapat meningkatkan kinerja sekolah terutama dalam mengatasi

hambatan proses belajar mengajar melalui pemanfaatan sumber-sumber daya yang

tersedia.

B. Identifkasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten

Asahan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru SD Negeri

(21)

8

3. Bagaimana supervisi pengajaran guru SD Negeri Kecamatan Kota Kisaran

Barat Kabupaten Asahan?

4. Bagaimana tipe kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Kecamatan

Kisaran Barat Kabupaten Asahan?

5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti kompetensi

pedagogik guru dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat

Kabupaten Asahan?

6. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti tingkat

kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri

Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan?

7. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi

pedagogik guru dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah

secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran

Barat Kabupaten Asahan?

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh

ruang lingkup yang lebih jelas dan menghindari terjadinya pengembangan analisis

data. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan

kompetensi pedagogik dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah

(22)

9

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalahyang telah disebutkan di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi

pedagogik guru dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat

Kabupaten Asahan?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara tingkat

kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri

Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi

pedagogik guru dan tingat kepemimpinan demokratis kepala sekolah

secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran

Barat Kabupaten Asahan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi pedagogik guru

dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten

Asahan.

2. Hubungan yang signifikan dan berarti antara tingkat kepemimpinan

demokratis kepala sekolah dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan

(23)

10

3. Hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi pedagogik guru

dan tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah secara

bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten

Asahan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan

teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain :

1. Memberi pengaruh yang berdaya guna bagi kepentingan akademis dalam

bidang ilmu pendidikan khususnya pada kompetensi pedagogik guru dan

kepemimpinan demokratis kepala sekolah dan kinerja guru.

2. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi dalam meningkatkan kinerja guru di

tingkat satuan pendidikan .

3. Dapat dijadikan sebagai alternatif model inovasi dalam pengembangan tentang

kompetensi pedagogik dantingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah,

terhadap kinerja guru.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan :

1. Dalam pengembangan sumber daya manusia di sekolah, hal ini penting dengan

mengetahui sebab-sebab dan cara-cara meningkatkan kinerja guru, akan

meningkat output pendidikan di SD di Kabupaten Asahan khususnya

(24)

11

2. Bagi para stake holders dan pihak yang terkait termasuk dinas pendidikan,

penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan

dalam hubungannya dengan kinerja guru.

3. Bagi kepala sekolah dan guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan masukan dalam pengambilan kebijakan terutama yang berhubungan

(25)

96 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Tingkat kecenderungan variabel Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan

Kisaran Barat Kabupaten Asahan termasuk dalam kategori rendah,

Kompetensi Pedagogik termasuk dalam kategori sedang dan Tingkat

Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah temasuk dalam kategori

sedang.

2. Terdapat hubungan antara Kompetensi Pedagogik dengan Kinerja Guru

pada SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan . Artinya

semakin baik Kompetensi Pedagogik guru maka semakin baik juga

Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan.

3. Terdapat hubungan antara Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala

Sekolah dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat

Kabupaten Asahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin

baik Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah maka semakin

baik juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten

Asahan.

4. Terdapat hubungan antara Kompetensi Pedagogik dan Tingkat

(26)

97

Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten

Asahan . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik

Kompetensi Pedagogik dan Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala

Sekolah maka semakin baik juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan

Kisaran Barat Kabupaten Asahan .

B. Implikasi

Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan Kinerja Guru adalah dengan meningkatkan Kompetensi

Pedagogik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian

pendidikan dan pelatihan kepada guru untuk menguasai karakteristik peserta

didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran,

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran

dan sebagainya.

Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan menciptakan persepsi yang baik tentang Tingkat

Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah, ini akan dapat membangkitkan

kemauan guru untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi

dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut

(27)

98

pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang

memberi tugas. Dengan demikian, kualitas kinerja para pendidik, akan menjadi

optimal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk

meningkatkan persepsi yang baik dari guru, di antaranya: menjalin komunikasi

yang baik dengan guru, melihat kebutuhan guru dalam pembelajaran di kelas,

meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum

membuat keputusan, dan sebagainya.

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kompetensi

pedagogik guru dan persepsi yang baik tentang tingkat kepemimpinan

demokratis kepala sekolah. Semakin baik kompetensi pedagogik dan persepsi

guru tentang tingkat kepemimpinan demokratis kepala sekolah akan sangat

mendukung kinerja guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,

kinerja guru akan dapat ditingkatkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan

kompetensi, pengetahuan dan keterampilan, motivasi, kepribadian, sikap kerja

dan kepuasan kerja guru. Dan tentunya meningkatkan efektivitas

(28)

99

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogik,disarankan kepada guru

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

social, kultural, emosional, dan intelektual, menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran, menyelenggarakan pembelajaran yang

mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,

berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik,

menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,

memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran dan

melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan persepsi yang baik tentang Tingkat Kepemimpinan

Demokratis Kepala Sekolah disarankan kepada kepala sekolah, untuk

terlibat di dalamnya untuk upaya menumbuhkan semangat secara langsung

kepada guru kemudian dapat mengarahkan dorongan potensi dalam diri guru

kepada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan sekolah.

3. Untuk dapat meningkatkan Kinerja Guru diharapkan kepada kepala sekolah

untuk terus memberikan motivasi secara terus menerus. Selain itu

(29)

100

mengajar. Hal yang harus dilakukan guru di antaranya, mengikuti pelatihan

dan mencari informasi yang sejalan dengan bidang keahliannya.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara

Kompetensi Pedagogik, Tingkat Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah

(30)

101

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1998. Psikologi kerja. Jakarta Rineka Cipta.

Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati, dan Anak Agung Ayu Sriathi, 2008. Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.

Arifin, M. 2004. Evaluasi Pembelajaran yang Berorientasi Pada Kurikulum 2004. Makalah yang tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Armstrong. Michael and Baron, 1998. Performance Manajemen, (Alih Bahasa: Tony Setiarvan), Yogyakarta: Tugu Publisher.

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham, 2007. Membangun Profesionalisme Guru

dan Pengawas Sekolah. Bandung

Bafadal, 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Bernardin, H. John & Joyce, E.A. Russel. 1993. Human Resource Management:

an experiental approachs. Singapure: MC Graw Hill Internasional.

Burns, J.M. 1978. Leadership. New York: Harper & Row

Busch, Paul, & Parish, J.T., Cadwallader, S. 2008. Want to, need to, ought to: Employee Commitment to Organizational Change. Journal of Organizational Change Management.

Colquitt, A., Jason, LePine, A., Jeffery, and Wesson, J., Michael. 2009.Organizational Behavior. New York: Mcgraw-Hill Companies, Inc

Dastono. 2009. Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMP negeri kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(31)

102

Depdiknas. 2004. Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen Dikti, Bagian Proyek P2TK.

Depdiknas. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen PMPTK.

Dubrin Andrew J., 2005. Leadership (Terjemahan), Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media.

Echlos, Jhon M dan Hasan Shadily. 1990. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ekosusilo, Madyo. 1998. Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya Jawa. Sukoharjo: Univet Bantara Press.

Encok, Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Eisner, Eliot W. 1985. The Educational Imagination. New York: MacMillan Publishing Company.

Glatthorn, Allan A.1990. Supervisory Leadeship: Introduction to Instructional

Supervision. USA: HarperCollins Publishers.

Glickman, Carl. D. 1981. Developmental Supervision: Alternative Practice for

Helping Teacherss Improve Instruction. Alexandria: ASCD

Hadjar, I. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RadjaGrafindo.

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Ilyas Yaslis. 2005. Kinerja Teori. Penilaian dan Penelitian. Pusat KajianEkonomi

Jerris, L. A. 1999. Human Resource Management for Hospitality. New York : Prentice Hall-Inc

Kamars,H.M.Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan : Teori dan Praktik. Padang : Universitas Putra Indonesia Press.

Kane, J.S. 1986. Performance Distribution Assessment. Dalam Berk, R.A. (eds). Performance Assesment (pp. 237 – 273). Baltimore: The John Hopkins University.

Katz, D & Kahn, R.L. 1978. The Social Psychology of Organization. New York: Wiley.

Keputusan MENPAN Nomor 118/1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

(32)

103

Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 0322/O/1996 dan Nomor 38 tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Pengawas Sekolah dan Angka Kerditnya.

Kotter, John P. 1996. Leading Change. Boston: MA Harvard Business School Press.

Kreitner, Robert, dan Angelo Kinicki. 2001. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Langveld. 1980. Pedagogik Teoretis Sistematis.Jemmars 80

Mantja, W. 2007, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan

dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Prilaku dan Budaya Organisasi, Bandung: Refika Aditama.

Maxwell, C., John. 2012. The 360⁰ Leader, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

McNeil, John D. 1982. Curriculum A Comprehensive Introduction. Boston: Little Brown & Co, Inc.

Mulyasa, E., 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Cet. Ke-7., Bandung.

Neagley, Ross L. dan Evans, N. Dean. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction.New York:Englewood Cliffs-Prentice Hall, Inc.

Nimran Umar, 2004. Perilaku Organisasi, Cetakan Ketiga. Surabaya: Citra Media.

Oliva, Peter. F. 1984. Supervison for Today’s School. 2nd Edition. New York: Longman.

Permadi, Dadi, Ramadhy dan Sufyan. 1999. Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan?. (metode baru untuk mengoptimalkan fungsi otak manusia). Bandung: Sarana Panca Karya.

PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun

Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas. Yogyakarta:

BPFE.

(33)

104

Purwaningsih, sri. 2005. Pengaruh Dimensi Supervisi Pengajaran Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak di Kota Surakarta. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rivai,Veithzal dan Dedi, Mulyadi. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarata: Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku Organisasi-Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jakarta: Prenhallindo.

Robbins, Stephen P., 1996. Organizational Behavior Concept, Controversies and Applications, 6th edition, Englewood Cliffd. NJ: Prentice Hall Inc.

Robbins, Stephen P., 2002. Perilaku Organisasi. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhallindo.

Robbins, Stephen P., 2003. Organization Behavior, 9th edition. (Perilaku Organisasi, edisi ke 9), edisi Indonesia. Alih Bahasa Tim INDEKS, Jakarta: INDEKS Kelompok GRAMEDIA.

Robbins, Stephen P., 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Ruky, A. 2002. Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta: Gramedia.

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sergiovanni, T.J. Ed. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: ASCD

Sergiovanni, T.J. dan Starrat, R.J. 1993. Supervision A Redefinition. 5th Ed. New York: McGraw-Hill Book Co.

Siagian Sondang P., 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cetakan Pertama, Jakarta: Rineka Cipta.

Soekanto, Soejono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press

Sudjana, 1996. Metode Statistika.Bandung : Tarsito.

Sudjana. 1992. Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito

(34)

105

Sutiadi. 2003. Pendidikan Nilai Moral Ditinjau dari Perspektif Global. Yogyakarta: UNY-FBS.

Thoha, Miftah. 1986. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali.

Trimo MLS, Soejono . 1995. Analisis Kepemimpinan. Bandung : Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. 2006. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuansa Mulia.

Undang-Undang Nomor l4 Tahun 2005. 2006.Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.

Widoyoko, Putro, Eko. 2006. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4 No. 7 Juni 2006

Wiles, Jon dan Bondi, Joseph. 1986. Supervision A Guide to Practice.

2nd Ed.Columbus: Char

Yasin Azis, 2001. Kepemimpinan dalam Pengembangan Organisasi, Jurnal Lintasan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, Volume 18 Nomor 1, Malang.

Yulk, Gary. A. 1989. Managerial Leadership: A Review of Theory and Research,

Journal of Management. Vol. 15, No. 2, 251 – 289.

Gambar

Gambar 4.1. Histogram Kinerja Guru  ..............................................

Referensi

Dokumen terkait

Minyak atsiri formula campuran mimba dan seraiwangi konsentrasi 0,50% dapat digunakan sebagai alternatif fungisida kimia untuk menekan kejadian penyakit budok pada

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut 1) Bagaimana pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen pada Atra

Objektif kajian ini adalah untuk mengkaji latar belakang usahawan bumiputera, ciri-ciri usahawan bumputera, dorongan kepada usahawan bumiputera yang terlibat

Berdasarkan uraian di atas dan potensi yang ada di kecamatan Biringkanaya, maka perlu dilakukan penelitian dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) mengenai

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

Oleh karena itu, pada makalah tugas akhir ini dilakukan sebuah analisis sentimen terhadap berita yang ada di media sosial twitter mengenai pemilihan umum presiden

Dengan demikian, pembelajaran dengan model Talking Stick murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan, maka peneliti tertarik

sekarang adalah bagaimana membuat anak didik mampu memiliki keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar.. Materi buku