• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN POTENSI DAN PRODUKSI BERAS DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Analisis Kesesuaian Potensi Dan Produksi Beras Di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten Tahun 2006-2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN POTENSI DAN PRODUKSI BERAS DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Analisis Kesesuaian Potensi Dan Produksi Beras Di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten Tahun 2006-2010."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESESUAIAN POTENSI DAN PRODUKSI BERAS DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2006-2010

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1

Program Studi Geografi

Oleh : ARIKA DONA

E 100 080 030

FAKULTAS GEOGRAFI

(2)
(3)
(4)

Analisis kesesuaian potensi dan produksi beras di Kecamatan Delanggu,

Kabupaten Klaten tahun 2006-2010

The Analysis of Potential Compliance Against Rice Potential and Production in Delanggu Subdistric of Klaten Distric Years 2006-2010

Oleh :

Arika Dona

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271)717417 ( ar.akira@yahoo.co.id )

ABSTRACT

This research entitled "Analysis of Potential Compliance Against Rice Potential and Production in Delanggu Subdistric of Klaten District Years 2006-2010". The study was based on a decrease in rice production problems in Delanggu Subdistrict. Which rice is the main agricultural commodities. While each village has sufficient rice farming potential to do rice cultivation. The aims of this study are (1) determine the potential for rice farming in Delanggu Subdistrict at 2006-2010 (2) analyze the potential factors of production (3) analyze the suitability of the potential for production.

Data were collected and used in this study is secondary data. Secondary data were grouped in unit village include the data production in 2006-2010, lowland irrigated, lowland rice, harvested area, peasant population, widespread pest / disasters, rice production in years, Data source is the Village, Delanggu Subdistict office, UPTD Agriculture of Delanggu, Irrigation Office General, Department of Agriculture and Foodstuffs District. Klaten, Bappeda, and BPS. The research method used is descriptive research method, while analysis using quantitative and qualitative data analysis. Based on the analysis of the data made known that, on average, between the years 2006-2010. There proven that hypothesis 1 is the factors of potential compliens for rice farming is varuative un each village. Hypothesis 2 is not proven that these factors vast paddy fields just 18.75% effect, vast irrigated fields just 18,75% effect, extensive pest 40% effect, agrarian population density greatly affect rice production, this is 60,87% effect. Hypothesis 3 is real because the village has variative in each village value in 2006-2010. Which in 2006-2007 whom village has suitability is 18,75% there are Karang, Sribit and Kepanjen Village. In 2008-2009 got 25% of suitability there are Banaran, Karang, Sribit, and Kepanjen Village. Each either in 2010 become 43,75% of suitability, they are Bowan, Jetis, Karang, Krecek, Delanggu, Sabrang, and Sidomulyo.

Keywords: rice, potential, production, conformity.

ABSTRAK

(5)

penelitian ini yaitu (1) mengetahui potensi pertanian padi di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010 (2) menganalisis faktor-faktor potensi terhadap produksi (3) menganalisis kesesuaian potensi terhadap produksi

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder dikelompokkan per unit Desa antara lain data produksi padi tahun 2006-2010, lahan sawah teririgasi, luas lahan sawah, luas panen, jumlah penduduk petani, luas gangguan hama/bencana, produksi padi pertahun, Sumber data adalah Kelurahan, Kecamatan Delanggu, UPTD Pertanian Delanggu, Dinas Pengairan Umum, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Klaten, Bappeda, dan BPS.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif sedangkan analisisnya menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Berdasarkan analisa data yang dilakukan diketahui bahwa secara rata-rata antara tahun 2006-2010. Dari seluruh kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 terbukti yakni faktor-faktor potensi yang mempengaruhi produksi adalah berbeda beda tiap satuan lahan dan satuan waktunya. Hipotesis ke 2 tidak terbukti, tidak semuanya klas dari faktor-faktor potensi mempengaruhi produksi, seperti luas sawah hanya mempengaruhi sekitar 18,75%, luas sawah teririgasi 18,75%, luas panen 40 %, luas gangguan hama 40% dan kepadatan penduduk agraris 60,87%. Terlihat bahwa kepadatan penduduk agraris memiliki pemgaruh yang cukup besar untuk produksi beras diseiap Desa. Hipotesis ke-3 terbukti, yakni Tingkat kesesuaian dari tahun 2006-2010 adalah bervariasi, yang mana di tahun 2006-2007 adalah sama yakni 18,75% dengan Desa yang memiliki nilai sesuai yaitu Desa Karang, Sribit, dan Kepanjen. Tahun 2008-2009 tambah menjadi 25% yakni Desa Banaran, Krang, Sribit, dan Kepanjen. Sedangkan tahun 2010 menjadi 43,75% Desa yang memiliki nilai sesuai adalah Desa Bowan, Jetis, Karang, Krecek, Delanggu, Sabrang, dan Sidomulyo.

Kata kunci : beras, potensi, produksi, kesesuaian.

PENDAHULUAN

Dari berbagai kegiatan manusia tidak

akan pernah lepas dari memenuhi

kebutuhannya, diantaranya sektor industri,

jasa, dan pertanian. Yang telah mampu

mengakses kehidupan manusia dalam survive

of life(ketahanan hidup). untuk menunjang

ketahanan hidup manusia diperlukannya

kebutuhan pokok yakni sandang, pangan dan

papan.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan,

hasil pertanian merupakan salah satu

komoditas yang terpenting. Salah satunya

adalah makanan pokok seperti beras, dan

hasil pertanian lainnya. Sekitar 90%

penduduk Indonesia mengkonsumsi beras

sebagai bahan makanan pokok. Yakni

dengan konsumsi beras per kapita 113

per kg, dengan begitu total konsumsi beras

nasional sekitar 27 juta ton pertahun.

(Merawati Sunantri, 2010).

Kabupaten Klaten, yang sebagian besar

(6)

dari luas 65.556 Ha, 33.670 atau 51,4%

merupakan luas lahan sawah(Klaten dalam

angka, 2010). Menjadi daerah yang sangat

potensial untuk pertanian padi. Sedangkan di

Kecamatan Delanggu, dari luas 1877.72 Ha,

1329.09 merupakan lahan sawah. Hal ini

berarti 63,94% lahan sawah masih menjadi

lahan peratanian aktif.(Delanggu dalam

angka 2010), seperti dalam tabel di bawah

Dari tabel diatas penggunaan lahan

untuk lahan sawah dari tahun 2006 sampai

tahun 2010 masih mendominasi

dibandingkan untuk penggunaan lahan

lainnya. Dan sebesar 98,67% lahan sawah

ditanami dengan padi. Dengan begitu potensi

lahan untuk pertanian padi tinggi, sehingga

produksi beras juga tinggi.

Dalam kajian ini Delanggu merupakan

daerah potensial penghasil beras dengan

kualitas beras yang unggul. Dalam

sejarahnya Delanggu merupakan daerah

penyuplai beras yang potensial dan

mempunyai kualitas yang sangat bagus,

yakni yang paling populer adalah beras

Rojolele.

Identitas Kecamatan Delanggu sebagai

penghasil beras tidak lepas dari faktor- faktor

potensi dan produksinya. Secara astronomis

terletak pada 110ᵒ 40’ 10,1” BT sampai 110ᵒ

42’ 50,2” BT, 7ᵒ 31’49,51” LS sampai 7ᵒ

39’47,23” LS, yang berarti memiliki iklim

tropis dan curah hujan yang mencukupi

untuk pertanian padi. Sedangkan secara

topografi wilayahnya, Delanggu merupakan

daerah yang strategis, yakni terletak pada

dataran rendah, yang dekat dengan lereng

Gunung merapi, yakni Kecamatan Tulung

dan Polanharjo. Dalam keadaan geologi di

sekitar lereng Gunung akan sering dijumpai

mata air, dan tentunya di Tulung dan

Polanharjo mempunyai beberapa mata air

sebagai sumber air untuk pertanian di

Kecamatan Delanggu.

Di Delanggu pertanian padi yang ada

adalah padi sawah, padi sawah yakni usaha

pertanian padi dengan sawah sebagai tempat

tanamnya. Dan pengairan yang digunakan di

Kecamatan Delanggu adalah pengairan

tekhnis yakni 100%.

Sedangkan untuk mengetahui proses dan

perkembangan produksi padi dari tahun

2006-2010, dapat disajikan dalam tabel di

(7)

Tabel 1.1 Tabel perkembangan evaluasi

produksi padi th 2006-2010

Tahun Luas tanam

Sumber : UPTD Wil II Delanggu

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa

produksi beras di Delanggu terdapat

perbedaan disetiap tahunnya, dan hal ini

tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi

potensinya, diantaranya faktor potensi

dibedakan menjadi 2, yakni potensi fisik dan

non fisik. Untuk potensi fisik, faktor-faktor

yang digunakan yakni prosentase luas lahan

sawah, luas sawah teririgasi, luas panen, dan

sistem irigasi. Sedangkan untuk faktor-faktor

potensi non fisik, yakni kepadatan penduduk,

gangguan hama/bencana, mata pencaharian,

dan pendidikan petani. Dan untuk produksi

beras per tahun menggunakan satuan kw/ha.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui potensi beras di Kecamatan

Delanggu dari tahun 2006-2010,

menganalisis faktor – faktor potensi

terhadap produksi beras di Kecamatan

Delanggu tahun 2006-2010, dan

menganalisis kesesuaian potensi terhadap

produksi beras di Kecamatan Delanggu dari

tahun 2006-2010.

METODE PENELITIAN

Untuk memudahkan peneliti dalam

melakukan sebuah penelitian, maka sangat

penting adanya metode penelitian. Penelitian

ini memfokuskan pada analisis potensi dan

faktor pengaruh produksi beras dalam satu

wilayah kecamatan Delanggu untuk

mengetahui perkembangan wilayah sebagai

penghasil beras. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut maka metode yang digunakan adalah

Analisis data sekunder dengan data potensi

pertanian, yakni potensi fisik adalah luas

lahan sawah, luas lahan sawah yang

teririgasi, luas panen dan sistem irigasi. Dan

variabel potensi non fisiknya yakni :

kepadatan penduduk, gangguan

hama/bencana, mata pencaharian dan

pendidikan petani.

Kecamatan Delanggu dipilih sebagai

daerah penelitian karena dengan

pertimbangan :

1. Kecamatan Delanggu merupakan daerah

yang memiliki ciri khas atau dikenal

sebagai penghasil beras dengan

kualitasnya yang unggul.

2. Dari 1877,72 ha luas keseluruhan lahan

di kecamatan Delanggu, 1334,41 atau

71% luas lahannya adalah lahan

pertanian, dan lebih dari 98% dari lahan

pertanian tersebut merupakan lahan

pertanian yang ditanami padi.

Data yang digunakan untuk menganalisis

potensi, dan faktor-faktor pengaruh produksi

(8)

kuantitatif dan data kualitatif. Data sekunder

yang dikumpulkan yakni data statistik

meliputi: data administrasi, data topografi,

data curah hujan, lahan sawah teririgasi, luas

lahan sawah, luas panen, sistem irigasi,

jumlah penduduk, mata pencaharian

penduduk, gangguan hama/bencana, produksi

padi perpanen, produksi padi pertahun, data

konversi gabah kering giling (GKG) menjadi

beras, komposisi penduduk menurut umur

dan jenis kelamin, komposisi penduduk

menurut pendidikan, penggunaan lahan. Data

ini diperoleh di Kecamatan Delanggu, UPTD

Delanggu, Dinas Pertanian dan Tanaman

Pangan Kab. Klaten, Bappeda, dan BPS.

Data yang digunakan untuk mengetahui

potensi beras menggunakan analisis data

sekunder yang meliputi data potensi dengan

metode klasifikasi. Dengan tekhnik scoring

yaitu menghitung dan mengelompokkannya

dalam beberapa kategori penilaian

berdasarkan kondisi setempat.

HASIL PENELITIAN Potensi produksi beras

Dalam menentukan klasifikasi kelas

tinggi, sedang dan rendah untuk variabel luas

lahan sawah, luas lahan sawah yang

teririgasi, luas panen, kepadatan penduduk

agraris, dan luas gangguan hama/bencana.

menggunakan rumus :

I : nilai max – nilai min

Klas interval

Ket : I : interval

Nilai max: nilai tertinggi dari variabel

Nilai min : nilai terendah dari variabel

Klas interval : jumlah klas interval yang

diinginkan, diketahui klas intervalnya adalah

3, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

a. potensi tahun 2006

Potensi pertanian padi diukur dengan

menggunakan overlay klasifikasi luas lahan

sawah, luas lahan sawah teririgasi, luas

Tabel 4.6. Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2006 di Kecamatan Delanggu

(9)

Sumber : Hasil pengolahan data

Keterangan :

L.S : Luas lahan sawah

L.S.T : Luas Sawah Teririgasi

L.P : Luas Panen

L.S.H : Luas serangan Hama

K.P : Kepadatan Penduduk agraris

Potensi pertanian tahun 2006 di Desa

Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki

potensi yang tinggi. Sedangkan Desa

Lainnya memiliki potensi sedang.

b. Potensi tahun 2007

Tabel 4.7. Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2007 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data.

Potensi pertanian tahun 2007 di Desa

Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki

potensi yang tinggi. Sedangkan Desa

Lainnya memiliki potensi sedang.

(10)

c. Potensi tahun 2008

Tabel 4.8. Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2008 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data

Potensi pertanian padi tahun 2008 Desa

Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki

potensi yang tinggi. Sedangkan Desa

Lainnya memiliki potensi sedang.

d. potensi tahun 2009

Tabel 4.9 Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2009 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data.

Potensi pertanian padi tahun 2009 Desa

Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki

potensi yang tinggi. Sedangkan Desa

Lainnya memiliki potensi sedang.

(11)

e. potensi tahun 2010

Tabel 4.10 Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2010 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data.

Potensi pertanian tahun Desa Sribit,

Krecek, dan Sidomulyo memiliki potensi

yang tinggi. Sedangkan Desa Lainnya

memiliki potensi sedang.

Produksi beras

Penentuan klasifikasi

I : nilai max – nilai min

Klas interval

Diketahui, nilai max : 9,93

nilai min : 4,27%

maka I =9,93%-4,27% = 1,8

3

Klasifikasi klas :

4,27%-6,07% : 1 Rendah

6,08%-7,87 : 2 Sedang

7,88%-9,93% : 3 Tinggi

Tabel 4.11 Klasifikasi jumlah produksi beras di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010.

No Desa L.S L.S.T L.P L.S.H K.P Jml Klas Ket 1 Bowan 2 3 1 1 1 8 1 Rendah 2 Dukuh 3 3 1 2 1 10 2 Sedang 3 Jetis 2 3 1 1 1 8 1 Rendah 4 Butuhan 2 3 2 2 1 10 2 Sedang 5 Banaran 2 3 2 2 2 11 2 Sedang 6 Karang 2 3 2 2 1 10 2 Sedang 7 Sribit 3 3 2 1 3 12 2 Sedang 8 Krecek 3 3 2 2 2 12 2 Sedang 9 Mendak 3 3 1 1 1 9 2 Sedang 10 Delanggu 1 3 1 2 1 8 1 Rendah 11 Sabrang 2 3 1 1 1 8 1 Rendah 12 Tlobong 2 3 1 2 1 9 2 Sedang 13 Gatak 2 3 1 2 1 9 2 Sedang 14 Kepanjen 1 3 1 2 1 8 1 Rendah 15 Segaran 2 3 1 2 1 9 2 Sedang 16 Sidomulyo 3 3 1 1 2 10 2 Sedang

No Desa Klasifikasi Produksi beras

2006 2007 2008 2009 2010

% Klas % Klas % Klas % Klas % Klas

1 Bowan 4,43 1 4,55 1 4,34 1 4,50 1 4,37 1

2 Dukuh 5,91 1 5,87 1 5,92 1 5,89 1 5,69 1

3 Jetis 4,52 1 4,33 1 4,47 1 4,54 1 4,27 1

4 Butuhan 7,96 3 8,26 3 8,13 3 7,99 3 8,15 3

(12)

Sumber : Hasil pengolahan data.

Ket : % : persentase hasil produksi beras.

Berdasarkan tabel diatas produksi beras

tertinggi rata-rta adalah pada tahun 2006, dan

sama rata-ratanya dari tahun 2007 sampai

2010. Desa yang memiliki klasifikasi

produksi beras yang tinggi dari tahun

2006-2010 adalah Desa Butuhan, Banaran dan

Sribit.

3. Kesesuaian potensi dengan produksi

Kesesuaian potensi dengan produksi beras

diukur dengan membandingkan klas potensi

dengan klas produksi. Dapat diihat dalam

tabel di bawah ini.

4.16 Tabel Kesesuaian potensi dengan produksi beras di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010

Sumber : Hasil Pengolahan Data.

6 Karang 7,40 2 7,57 2 7,62 2 7,39 2 7,58 2

No Desa Kesesuaian potensi dengan produksi beras

(13)

Tingkat kesesuaian di tahun 2006 dan 2007

adalah sama yakni 18,75% dengan Desa

sesuai yaitu Desa Karang, Sribit dan

Kepanjen. Tahun 2008 dan 2009 tambah

menjadi 25% yakni Desa Banaran.

Sedangkan tahun 2010 meskipun naik

menjadi 43,75% namun ada perbedaan dari

Desa yang pada tahun 2009 sesuai menjadi

tidak sesuai yakni Desa Banaran, Sribit, dan

(14)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor potensi

yang mempengaruhi produksi adalah berbeda

beda tiap satuan lahan dan satuan waktunya.

Pada tahun 2006, Desa yang memiliki

potensi tinggi untuk pertanian adalah Desa

Sribit, Desa Krecek dan Desa Sidomulyo.

Sedangkan Desa lainnya berpotensi sedang.

Kesesuaian antara potensi dengan produksi

untuk Desa Karang, Desa Sribit dan Desa

Kepanjen adalah sesuai, sedangkan

ketigabelas Desa lainnya tidak sesuai.

Kesesuaian potensi, produksi dan

produktivitas beras hanya Desa Karang dan

Desa Kepanjen yang sesuai, untuk Desa

lainnya adalah tidak sesuai.

Tahun 2007, Desa yang termasuk dalam

potensi pertanian tinggi adalah Desa Dukuh,

Desa Jetis, Desa Banaran, Desa Sribit, Desa

Krecek, Desa Mendak dan Desa Sidomulyo,

dan untuk Desa lainnya adalah berpotensi

sedang. Kesesuaian antara potensi dengan

produksi, Desa Banaran, Desa Karang, Desa

Sribit, dan Desa Kepanjen memiliki nilai

yang sesuai. Sedangkan Kesesuaian antara

potensi, produksi dan produktivitas Desa

Banaran dan Desa Sribit yang mempunyai

nilai sesuai.

Tahun 2008, Desa yang termasuk dalam

potensi pertanian tinggi adalah Desa Dukuh,

Desa Jetis, Desa Banaran, Desa Sribit, Desa

Krecek, Desa Mendak dan Desa Sidomulyo,

dan untuk Desa lainnya adalah berpotensi

sedang. Kesesuaian antara potensi dengan

produksi, Desa Banaran, Desa Karang, Desa

Sribit, dan Desa Kepanjen memiliki nilai

yang sesuai. Sedangkan Kesesuaian antara

potensi, produksi dan produktivitas Desa

Kepanjen dan Desa Sribit yang mempunyai

nilai sesuai.

Tahun 2009, Desa yang termasuk dalam

potensi pertanian tinggi adalah Desa

Banaran, Desa Sribit, Desa Krecek, Desa

Mendak dan Desa Sidomulyo, dan untuk

Desa lainnya adalah berpotensi sedang.

Kesesuaian antara potensi dengan produksi,

Desa Banaran, Desa Karang, Desa Sribit, dan

Desa Kepanjen memiliki nilai yang sesuai.

(15)

produksi dan produktivitas Desa Banaran dan

Desa Sribit yang mempunyai nilai sesuai.

Tahun 2010, Desa yang termasuk dalam

potensi pertanian tinggi tidak ada, yang ada

adalah potensi sedang dan rendah, yang

termasuk potensi rendah adalah Desa Bowan,

Desa Jetis, Desa Delanggu, Desa Sabarang,

Desa Kepanjen, dan untuk Desa lainnya

adalah berpotensi sedang. Kesesuaian antara

potensi dengan produksi, Desa Bowan, Desa

Jetis, Desa Karang, Desa Krecek, Desa

Delanggu, Desa Sabrang, dan Desa

Sidomulyo memiliki nilai yang sesuai.

Sedangkan Kesesuaian antara potensi,

produksi dan produktivitas Desa Bowan,

Desa Jetis, Desa Delanggu, dan Desa

Sabrang yang mempunyai nilai sesuai.

Saran

1. Dinas Pertanian

Setelah menjalani penelitian di

Kecamatan Delanggu tentang Potensi dan

Produksi beras, maka dapat saya sarankan

kepada Dinas Pertanian untuk lebih

meningkatkan kemampuan potensi dan

produksi beras. Potensi sumber Daya Alam

untuk pertanian di Kecamatan Delanggu

adalah tinggi namun karena faktor-faktor

yang dapat menghambat dan mengurangi

potensi pertanian maka produksi menjadi

menurun, saran saya adalah :

a) Diadakan program intensifikasi dan

ekstensivikasi pertanian terkhusus

padi.

b) Diadakan program penyuluhan rutin

kepada masyarakat pelaku pertanian.

c) Menentukan kebijakan yang dapat

meningkatkan produksi beras.

d) Bersama-sama dengan masyarakat

petani untuk mengatasi permasalahan

pertanian.

2. Masyarakat pelaku pertanian

a) Berusaha untuk tetap melestarikan

usaha pertanian, kemudian

mengembangkan usaha pertanian

tersebut.

b) Meningkatkan produksi dan kualitas

beras di Kecamatan Delanggu.

c) Meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan dalam usaha pertanian

padi.

3. Peneliti selanjutnya

a) Lebih meningkatkan hasil

penelitainnya dengan menggunakan

variabel yang berbeda, tekhnik

analisa yang berbeda untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik.

Ikut meningkatkan usaha penelitian dibidang

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

BPS. 2003. Statistik Potensi Desa Indonesia. Jakarta: CV Nasional Indah

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Fakultas Geografi. 2004. Buku Petunjuk Penyusunan Skripsi Fakultas Geografi UMS. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Foth, D. Henry,1990. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jogjakarta : UGM press

Hardjowigeneo, Sarwono. Rayes, M. Luthfi. 2005. Tanah Sawah. Malang : Bayumedia

Mantra, ida bagoes.2000.Demografi Umum.yogyakarta:Pustakapelajar

Novi, Devi Astuti. 2010. Pengaruh Sistem Pengairan Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.). Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian IPB

Romdiyah, Siti. 2002. Analisis Kesesuaian Potensi, Produksi dan Produktifitas Pertanian Padi Sawah di Kabupaten Klaten Tahun 2000. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Soekartawi, Soeharjo, A. Dillon, John L. Hardaker, J Brian. 1986. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : UI Press.

Suiatna, R. Utju. 2010. Bertani Padi Organik Pola Tanam SRI. Bandung : Pustaka Darul Ilmu.

Sunantri, Merawati. 2010. Pulennya Beras Asli Delanggu. http://www.kompas.com diakses 10 Januari 2012, pukul 14.05

Wibowo, Ajib. 2005. Analisa potensi desa untuk pertanian padi sawah di Kecamatan Ngawen Kab. Klaten. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Kecamatan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Walizer. H, Michael, Wienir.L, Paul. 1986. Metode dan Analisis Penelitian. Jakarta :Media press

---.2009. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Diskripsi Varietas Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian

----. 2009. Data Strategis BPS. Jakarta: CV Nasional Indah

----. 2006. Delanggu Dalam Angka Tahun 2006. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

(17)

----. 2008. Delanggu Dalam Angka Tahun 2008. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

----. 2009. Delanggu Dalam Angka Tahun 2009. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

----. 2010. Delanggu Dalam Angka Tahun 2010. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

----.2007. Profil Daerah Pertanian Kecamatan Delanggu Tahun 2007. Klaten : UPTD Dinas

Gambar

Tabel 1.1 penggunaan lahan di Kecamatan
Tabel 4.6.  Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2006 di Kecamatan Delanggu
Tabel 4.8.  Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2008 di Kecamatan Delanggu
Tabel 4.10  Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2010 di Kecamatan Delanggu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Suku cadang dan peralatan yang memenuhi kreteria aset tetap adalah suku cadang utama dan peralatan siap pakai yang diperkirakan akan digunakan oleh entitas selama lebih

Berkaitan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendapatkan bukti empiris

menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E- JODVV ¿EHU dengan volumetrik 7,4% menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menemukan 9 jenis sampah laut tersebar di yang pada kawasan ekowisata mangrove, diantaranya sampah plastik, plastik berbusa, kain, gelas

Atau tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah

Saran yang dapat diajukan adalah (1) metode resitasi sebaiknya hanya diterapkan pada kelas kecil saja atau kelas yang jumlah siswanya tidak lebih dari 25 karena

A Magyar Figyelő szabadelvű politikai hátteréből és a szerves fejlődés elvéből következik, hogy a modernséget (mint korszerűséget) nem utasították el eleve, viszont

Perbandingan tekanan yang terjadi menunjukkan bahwa data ukur awal (tanpa PRV) menunjukkan peningkatan tekanan yang semakin besar yang disebabkan oleh perbedaan elevasi yang