• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Wisnu, Florianus. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran pada bulan Mei 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis karangan untuk mendapatkan data kuantitatif.

(2)

ABSTRACT

Wisnu, Florianus. 2014. Writing Ability Improvement With Simple Topic Using Contextual Teaching and Learning at Students of 4th Grade In The Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta In The Second Semester At 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

This research aims to depict the writing ability improvement with simple topic using contextual teaching and learning at students of 4th Grade in the Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta in the second semester at 2012/2013.

Research was executed in Kanisius Elementary School of Pugeran in May 2013. In this research which became research subjects were students of 4th grade in Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta. Data were collected using writing composition test to get quantitative data.

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Florianus Wisnu 091134191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Florianus Wisnu 091134191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:

Florianus Wisnu

091134191

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I:

Tanda Tangan

Drs. Puji Purnomo, M. Si. Tanggal 6 Januari 2014

Dosen Pembimbing II:

Tanda Tangan

(6)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Florianus Wisnu

091134191

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

Pada tanggal 6 Januari 2014

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. ………...

Yogyakarta, 6 Januari 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:

1. Keluargaku yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa.

2. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan.

3. Keluarga besar SD Kanisius Pugeran Yogyakarta

(8)

v

“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhan

yang terlaksana” (Amsal 19:21)

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Januari 2014

Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Florianus Wisnu

Nomor Mahasiswa : 091134191

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana

Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius

Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 6 Januari 2014

Yang menyatakan

(11)

viii

ABSTRAK

Wisnu, Florianus. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran pada bulan Mei 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis karangan untuk mendapatkan data kuantitatif.

(12)

ix

ABSTRACT

Wisnu, Florianus. 2014. Writing Ability Improvement With Simple Topic Using Contextual Teaching and Learning at Students of 4th Grade In The Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta In The Second Semester At 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

This research aims to depict the writing ability improvement with simple topic using contextual teaching and learning at students of 4th Grade in the Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta in the second semester at 2012/2013.

Research was executed in Kanisius Elementary School of Pugeran in May 2013. In this research which became research subjects were students of 4th grade in Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta. Data were collected using writing composition test to get quantitative data.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkat, rahmat dan

karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik

Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD

Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat

berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

sesuai dengan program studi yang ditempuh.

Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan FKIP USD

2. G. Ari Nugrahanta, S. J., S. S.,B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi

PGSD USD

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I, atas bimbingan,

perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini

dapat selesai

4. Galih Kusumo, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing II, atas bantuan dan

bimbingan yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dapat

selesai

5. Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. selaku dosen penguji, atas kesediaan

(14)

xi

6. Seluruh dosen dan staf karyawan USD yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini

7. Ibu C. Novi Suratri P, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran yang

telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian

8. Seluruh keluarga besar SD Kanisius Pugeran yang membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini

9. Keluargaku yang memberikan dukungan, doa, nasehat, dan kesabarannya

dalam mendidik saya selama ini

10.Sahabat-sahabatku atas doa, bantuan dan dukungan kalian semua

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dalam bentuk

apapun demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 6 Januari 2014

Penulis

(15)
(16)

xiii

4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan kontekstual ... 18

(17)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jadwal Penelitian ... 22

Tabel 2: Unsur Penilaian Menulis Karangan ... 30

Tabel 3: Kriteria Penilaian Menulis Karangan ... 31

Tabel 4: Target Keberhasilan Siswa ... 34

Tabel 5: Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I ... 37

Tabel 6: Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I ... 39

Tabel 7: Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II ... 43

Tabel 8: Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II ... 46

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus ... 57

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

Lampiran 3: Lembar Kerja Siswa ... 69

Lampiran 4: Bahan Ajar ... 79

Lampiran 5: Lembar Penilaian ... 80

Lampiran 6: Data Hasil Menulis Karangan ... 84

Lampiran 7: Hasil Menulis Karangan Siswa ... 87

Lampiran 8: Surat Ijin Penelitian ... 98

Lampiran 9: Surat Keterangan Penelitian ... 99

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional anak didik serta merupakan penunjang keberhasilan

dalam mempelajari semua mata pelajaran (Usman dan Setiawati, 2001:4).

Pada hakikatnya, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan

menggunakan bahasa, manusia bisa saling berbagi pengalaman, saling

belajar, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektual.

Salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah

ketrampilan menulis. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan

dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Akhadiah, 2003:3).

Bahasa yang digunakan dalam menulis adalah bahasa tulis. Kegiatan menulis

dapat mudah dilakukan jika menggunakan media yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari atau situasi dunia nyata.

Salah satu kegiatan menulis di sekolah dasar dapat berupa menulis

karangan. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang mencerminkan

kesatuan makna yang utuh. Menurut Keraf (1994:2), karangan adalah bahasa

tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah

kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan

(22)

Karangan yang baik adalah karangan yang bermakna jelas, bulat dan utuh,

ekonomis, dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal (Enre, 1998:8).

Berdasarkan pengamatan peneliti, pada pembelajaran menulis khususnya

kompetensi dasar “menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana

dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda

koma, dll.)" siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta masih

mengalami kesulitan dalam menggunakan dan memilih kata untuk

menuangkan idenya, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan tanda baca.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran

selama dua tahun terakhir. Pada tahun pelajaran 2011/2012, siswa SD

Kanisius Pugeran Yogyakarta terdiri dari 26 siswa. Dari keseluruhan siswa

tersebut, hanya 7 siswa yang mencapai KKM(75). Jika dipersentasekan

sekitar 26,9% saja yang mencapai KKM. Pada tahun pelajaran 2012/2013,

siswa SD Kanisius Pugeran Yogyakarta terdiri dari 28 siswa. Dari

keseluruhan siswa tersebut, hanya 7 siswa yang mencapai KKM(75). Jika

dipersentasekan sekitar 25% saja yang mencapai KKM. Faktor penyebab

rendahnya kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana siswa kelas

IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta adalah siswa tidak dibiasakan menulis

karangan yang baik (menggunakan ejaan yang benar, adanya hubungan antar

kalimat, adanya keterpaduan antar paragraf, dan menyajikan informasi secara

urut), siswa merasa bosan karena siswa diberi tugas menulis setelah diberi

penjelasan oleh guru, dan kurang menariknya pendekatan yang digunakan

(23)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih menggunakan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran menulis khususnya kompetensi dasar menyusun

karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan

ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar di mana guru

menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses

mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam

kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi, 2003:13). Pendekatan

kontekstual dapat berhasil karena pendekatan tersebut meminta siswa untuk

bertindak dengan cara yang alami bagi manusia. Cara itu sesuai dengan fungsi

otak, dengan psikologi dasar manusia, dan dengan tiga prinsip yang menembus

alam semesta yang ditemukan para fisikawan dan ahli biologi modern yaitu:

kesaling-bergantungan (interdependence), diferensiasi, dan pengaturan diri sendiri

(Johnson, 2007:61-62). Dengan pendekatan kontekstual, siswa kelas IV SD

Kanisius Pugeran Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

menulis karangan karena pendekatan kontekstual membuat pembelajaran akan

lebih nyata sehingga memudahkan siswa untuk menuangkan gagasannya dalam

(24)

B. Pembatasan Masalah

Dari masalah yang telah dikemukakan, Permasalahan penelitian ini

dibatasi pada kemampuan menulis karangan kelas IV SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 karena nilai akademis

mereka masih rendah. Peneliti membatasi penelitian ini pada standar

kompetensi 8 yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara

tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak yang

menitikberatkan pada kompetensi dasar 8.1 yaitu menyusun karangan

tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan

(huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Salah satu upaya untuk

meningkatkan kemampuan menulis karangan adalah menggunakan

pendekatan kontekstual.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan di atas adalah:

1. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana pada siswa kelas

IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran

(25)

D. Batasan Pengertian

Batasan penelitian yang diberikan dalam penelitian ini agar tidak

menimbulkan pertanyaan tentang suatu istilah adalah:

1. Menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan

keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan

”mengirimkannya” kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78).

2. Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat,

dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu

(Finoza, 2004:192).

3. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah

konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks

yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,

sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai

anggota masyarakat (Nurhadi, 2003:13).

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat

(26)

siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun

pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Dapat dijadikan sebagai penunjang dan memberikan kontribusi positif

guna meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi peneliti

Dapat memperkaya wawasan mengenai penggunaan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan.

3. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, serta dapat meningkatkan

(27)

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang menulis karangan telah banyak dan dikaji oleh beberapa

peneliti. Beberapa peneliti terdahulu yang membahas tentang topik

peningkatan kemampuan menulis karangan antara lain Catarina Indrasti

(2012) dan Feronika Natalia Susanti (2013).

Indrasti, Catarina (2012) melakukan penelitian yang berjudul

Peningkatan Minat dan Kemampuan Menulis Karangan Menggunakan

Media Audiovisual Siswa Kelas IV SD K Sang Timur Semester 2 Tahun

Pelajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut dilakukan di SD K Sang Timur

Jalan Batikan No. 8 Yogyakarta pada siswa kelas IVA berjumlah 29 siswa

terdiri dari 14 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Penelitian yang

dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan

menggunakan media audiovisual. Peningkatan kemampuan menulis karangan

menggunakan media audiovisual terbukti dengan meningkatnya rata-rata nilai

ulangan dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM. Pada kondisi awal

rata-rata nilai hasil menulis karangan siswa adalah 63,39 dan siswa yang

mencapai KKM ada 6 anak (21,43%). Pada siklus I, rata-rata hasil menulis

karangan yang diperoleh siswa adalah 72,36 dan siswa yang mencapai KKM

(28)

diperoleh siswa adalah 80,58 dan siswa yang mencapai KKM ada 24 anak

(82,76%).

Natalia Susanti, Feronika (2013) melakukan penelitian berjudul

“Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Menulis Karangan Melalui

Penggunaan Media Gambar Seri Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi

Reflektif Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Minggir Semester Genap Tahun

Ajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut dilakukan di SD Kanisius Minggir

Sleman Yogyakarta pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30 anak yang

terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Penelitian yang

dilakukan menunjukkan peningkatan prestasi menulis karangan dengan

menggunakan media gambar seri. Peningkatan prestasi menulis karangan

dengan media gambar seri ditunjukkan dengan hasil observasi dari setiap

siklus yang semakin meningkat. Pada kondisi awal, nilai rata-rata kelas adalah

65,8. Pada akhir siklus I, nilai rata-rata kelasnya adalah 78. Pada akhir siklus

II, nilai rata-rata kelasnya mengalami peningkatan lagi menjadi 82,83.

B. Menulis Karangan

1. Pengertian menulis

Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai

suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara

menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan

jelas (Slamet, 2008: 96). Menulis terjadi dari suatu proses berpikir yang

(29)

berkomunikasi secara tidak langsung. Tarigan (dalam Suriamiaharja, 1996

: 1), menyatakan: “ Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang

-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai

seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan

kemampuan seseorang dalam merangkai kata-kata sehingga membentuk

kalimat untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh

orang lain.

2. Pengertian karangan

Mengarang adalah mengutarakan sesuatu (pikiran, penginderaan,

khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman) secara tertulis dengan

menggunakan bahasa terpilih dan tersusun (Rusyana, 1986:14). Menurut

pengertian tersebut, kegiatan menulis karangan merupakan kegiatan

merangkai kalimat-kalimat sehingga menjadi serangkaian cerita. Hasil

tulisan tersebut merupakan sesuatu yang diutarakan dari pikiran,

penginderaan, khayalan, kehendak, keyakinan, maupun pengalaman.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan orang lain, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif (Tarigan, 1982:3). Menurut pengertian tersebut, menulis

karangan berarti bahwa kegiatan menulis karangan yang didasari oleh

(30)

Dari beberapa definisi di atas, penulis mengartikan bahwa menulis

karangan berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan pendapat atau

gagasan secara menarik sebagai ekspresi diri yang dituangkan secara

tertulis. Ide yang jelas harus ada sebelum mulai menulis karangan, agar

tidak membuang-buang waktu dan membicarakan tanpa tujuan. Dapat

dikatakan bahwa menulis karangan adalah mengungkapkan sesuatu secara

jujur, tanpa rasa emosional yang berlebihah-lebihan, realistis dan tidak

menghambur-hamburkan kata secara tidak perlu. Pengungkapan harus

jelas dan teratur, sehingga meyakinkan para pembaca. Maka, uraian harus

mencerminkan bahwa pengarang sungguh-sungguh mengerti atau

menghayati apa yang sedang diuraikannya itu.

3. Tujuan menulis

Menurut Hugo Hartig (Tarigan, 1982: 24-25), tujuan dari menulis adalah

sebagai berikut:

a. Assignment purpose (tujuan penugasan)

Menulis dilakukan karena sebuah tugas, bukan atas kemauan sendiri.

Misalnya, siswa menulis karena diberi tugas untuk merangkum sebuah

buku.

b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)

Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin pembaca

memahami, dan ingin membuat hidup pembaca lebih menyenangkan

(31)

c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Menulis bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan

d. Informational purpose (tujuan penerangan)

Menulis bertujuan untuk memberi informasi kepada para pembaca.

e. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Menulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri kepada

pembaca.

f. Creative purpose (tujuan kreatif)

Menulis bertujuan untuk mencapai nilai-nilai kesenian.

g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah)

Menulis bertujuan untuk menjelaskan dan meneliti gagasan agar dapat

dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Berdasarkan pendapat diatas, menulis dapat dijadikan sebagai

media komunikasi secara tertulis. Komunikasi secara tertulis tersebut

dapat bermanfaat jika dapat dipahami oleh pembaca. Alwasilah

(1995:111) menjelaskan mengajar menulis adalah membangun kesadaran

bahwa menulis itu tergantung kepada pembaca dan kualitas respon

pembaca menentukan keberhasilan komunikasi tulis.

4. Manfaat menulis karangan

Bernard Perey (dalam The Liang Gie, 1995: 4-5) dalam bukunya

The Power of Creative Writing (1081) berpendapat bahwa manfaat

(32)

membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebangsaan, dan suatu

perasaan bangga diri, suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan

penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang, suatu sarana untuk

keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah,

suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan

menggunakan bahasa.

Akhadiah (1990: 1-2) menyatakan bahwa ada delapan manfaat

menulis karangan, yaitu:

a) Mengenali kemampuan dan potensi jiwa dirinya.

b) Mengembangkan berbagai gagasan.

c) Menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan

topik yang ditulis.

d) Terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengungkapkan secara tersurat.

e) Meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif.

f) Lebih mudah memecahkan permasalahan dengan menganalisisnya

secara tersurat dalam konteks yang lebih konkrit.

g) Terdorong untuk terus belajar secara aktif.

h) Berpikir dan berbahasa secara tertib dan teratur.

Berdasarkan pendapat di atas, menulis karangan bermanfaat

sebagai alat komunikasi antara penulis dengan pembaca. Menulis karangan

juga bermanfaat mengembangkan gagasan dan berpikir kreatif untuk

(33)

5. Penilaian menulis karangan

Penulisan karangan dapat dilakukan dengan menggunakan media

gambar, suara, maupun gambar dan suara. Bentuk-bentuk visual baik juga

dipakai sebagai rangsangan untuk tugas menulis (Nurgiyantoro,

2010:428). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gambar sebagai

media dalam tugas menulis karangan.

Hal-hal yang dinilai dalam menulis karangan adalah unsur-unsur

dalam karangan. Menurut Harris dan Halim (Nurgiyantoro, 1995:304-306)

mengemukakan unsur-unsur dalam karangan antara lain: content(isi

gagasan yang dikemukakan), form(organisasi isi), grammar(tata bahasa

dan pola kalimat), style(gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan

mechanics (ejaan).

C. Pendekatan Kontekstual

1. Pengertian pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam

kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks

yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,

sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai

(34)

dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan

kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar

ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan

pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun

pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur

hidup.

Banyak manfaat yang dapat diambil oleh siswa dalam

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yaitu terciptanya ruang kelas

yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat

yang pasif, dan mereka akan lebih bertanggung jawab dengan apa yang

mereka pelajari. Pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan

menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan

pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dalam pembelajaran

kontekstual ini, guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam

mencapai tujuannya (Sanjaya, 2008:96). Guru juga harus memberikan

kemudahan belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana

dan sumber belajar yang memadai. Guru tidak hanya menyampaikan

materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan

strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini memungkinkan

proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran

(35)

langsung apa yang telah mereka pelajari. Maka dapat disimpulkan

pembelajaran kontekstual ini merupakan pembelajaran yang menjadikan

pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun

pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur

hidup.

2. Karakteristik pendekatan kontekstual

Menurut Johnson (dalam Komalasari, 2010:7) mengidentifikasi

pendekatan kontekstual menjadi delapan karakteristik. Karakteristik

pendekatan kontekstual tersebut antara lain:

a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful

connections)

Dengan pendekatan kontekstual, siswa diharapkan aktif dalam belajar

atau bekerja secara individu maupun kelompok dan dapat belajar

sambil berbuat (learning by doing).

b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang penting (doing significant work)

Siswa belajar berdasarkan kegiatan di sekolah dan konteks yanng ada

dalam kehidupan di masyarakat.

c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)

Siswa belajar dengan ada tujuan, ada urusannya dengan orang lain, dan

ada hasilnya.

d. Bekerjasama (collaborating)

Siswa dapat bekerjasama sehingga mereka memahami cara mereka

(36)

pembelajaran mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam

kelompok atau secara mandiri.

e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)

Siswa berpikir untuk dapat menganalisis, membuat sintesis,

memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika.

f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)

Siswa memberi harapan yang tinggi, memberi motivasi, dan

memperkuat diri sendiri.

g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)

Siswa dapat meningkatkan hasil belajar.

h. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment)

Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks nyata

untuk tujuan yang bermakna.

3. Komponen dalam pendekatan kontekstual

Menurut Ditjen Dikdasmen (dalam Komalasari, 2010:11-13), pendekatan

kontekstual mempunyai tujuh komponen. Komponen tersebut antara lain:

a. Konstrutktivisme (constructivism)

Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal

maupun sosial. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui

keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan

mengkonstruksi secara terus menerus sehingga terjadi perubahan

(37)

b. Menemukan (inquiry)

Dalam pendekatan kontekstual, siswa diharapkan memperoleh sendiri

pengetahuan dan keterampilan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta.

Kegiatan menemukan merupakan rangkaian dari kegiatan observasi,

bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan

menyimpulkan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan bertanya bertujuan untuk menggali informasi. Dengan

bertanya, siswa mengembangkan sifat ingin tahu.

Kegiatan bertanya dapat diterapkan pada semua kegiatan belajar.

Pengetahuan yang dimiliki siswa berawal dari kegiatan bertanya. Rasa

ingin tahu akan mendorong siswa untuk bertanya.

d. Masyarakat belajar (learning community)

Hasil belajar diperoleh dari proses komunikasi. Praktek masyarakat

belajar dalam pembelajaran dapat terwujud dalam kelompok,

mendatangkan ahli, dan bekerja dengan masyarakat.

e. Pemodelan (modelling)

Pemodelan berguna untuk memberi contoh kepada siswa. Tidak hanya

guru saja yang dapat menjadi model, tetapi siswa dapat dirancang

untuk menjadi model dalam pembelajaran. Melalui pemodelan, siswa

(38)

f. Refleksi (reflection)

Kegiatan refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru saja

dipelajari atau berpikir tentang apa yang pernah dipelajari di masa lalu.

g. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)

Penilaian dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian dilakukan

secara terus-menerus yang menekankan pada proses belajarnya.

Berdasarkan komponen-komponen tersebut, pendekatan

kontekstual melibatkan para siswa dalam mencari makna konteks itu

sendiri (Johnson, 2007:66). Komponen-komponen tersebut mengundang

siswa untuk mengaitkan tugas-tugas sekolah dengan kehidupan sehari-hari

yang penuh makna. Dengan demikian, siswa bisa menyerap pelajaran

dalam jangka yang panjang.

4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan kontekstual :

Pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut (Rosalin, 2008:78)

a. Mengkaji materi yang akan diajarkan

b. Mengkaji konteks kehidupan peserta didik sehari-hari dengan cermat

sebagai upaya untuk memahami konteks kehidupan peserta didik

c. Memilih materi pelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan

peserta didik

d. Menyusun persiapan kegiatan belajar-mengajar yang telah

(39)

e. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar kontekstual dengan

mendorong siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan

pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya

f. Melakukan penilaian yang sebenarnya terhadap hasil belajar siswa

Dari uraian di atas, guru sangat berperan dalam meningkatkan

ketrampilan menulis karangan. Pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam

penelitian ini, guru harus menerapkan pembelajaran sesuai karakteristik

pendekatan kontekstual agar anak dapat mencurahkan pengalaman nyata ke

dalam sebuah tulisan.

D. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006:317). Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya

orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta

menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis,

(40)

(2006:317-318), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif

untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia.

Dengan memperhatikan tujuan tersebut, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat

dilakukan sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sehingga

pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran menyusun karangan siswa

kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta, hasil yang didapat masih rendah

(41)

kemampuan menyusun karangan tersebut adalah kesulitan dalam

menuangkan ide dan siswa merasa jenuh dengan pendekatan yang digunakan

guru dalam kegiatan pembelajaran. Kesulitan tersebut dapat diantisipasi

menggunakan pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik

sederhana. Peneliti menggunakan pendekatan kontekstual karena pendekatan

kontekstual merupakan pendekatan yang dapat membantu siswa dalam

mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan atau lingkungan

sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menuangkan idenya ke

dalam sebuah tulisan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran maka akan meningkatkan kemampuan menulis karangan pada

siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran

(42)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan

14 siswa laki-laki.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

(43)

3. Tempat Penelitian

Tempat dilangsungkannya penelitian untuk memperoleh data adalah di

SD Kanisius Pugeran, Jalan Suryodiningratan No. 71 Yogyakarta.

4. Sasaran/Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis karangan

kelas IV SD Kanisius Pugeran menggunakan pendekatan kontekstual.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Class

Room Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,

2007:3). Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang

dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Pada Penelitian Tindakan

Kelas ini, masalah yang ingin diatasi peneliti adalah kurangnya kemampuan

siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta dalam menulis karangan.

Kompetensi yang akan dicapai adalah menyusun karangan tentang berbagai

topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda

titik, tanda koma, dll.). Adapun jenis penelitiannya adalah sebagai berikut :

Deskripsi model yang dipilih oleh peneliti yaitu model Kemmis dan

(44)

Gambar 1

Model Langkah-langkah Penelitian Tindakan

Model langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dipilih

peneliti melalui empat tahap. Tahap pertama adalah tahap perencanaan,

pada tahap ini merencanakan dengan seksama tindakan yang akan

dilakukan, berdasarkan masalah yang akan dipecahkan, dan hipotesis

tindakan yang diajukan. Pada PTK ini, peneliti beranggapan bahwa

masalah kurangnya kemampuan menulis karangan siswa kelas IV SD

Kanisius Pugeran Yogyakarta dapat diatasi dengan menggunakan

pendekatan kontekstual. Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan, yang

didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik sehingga hasil yang

dicapai optimal. Tahap ketiga adalah observasi/mengamati proses

pelaksanaan tindakan dan akibat yang ditimbulkan. Pada tahap ini, peneliti

mengumpulkan data mengenai proses perubahan yang terjadi setelah

menggunakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis

(45)

karangan. Tahap keempat adalah tahap refleksi atas tindakan yang telah

dilakukan. Pada tahap ini peneliti menganalisis semua informasi yang

diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan. Hasil refleksi

digunakan sebagai dasar kegiatan pertemuan selanjutnya.

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkanl dua siklus dengan rencana

sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta untuk mengetahui kemampuan siswa.

c. Identifikasi masalah.

d. Perumusan masalah.

e. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.

f. Penyusunan silabus, RPP, instrumen penelitian.

g. Mempersiapkan media pembelajaran

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan 2 siklus dimana

setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri

dari 2 jam pelajaran (2 jp). Adapun perencanaan setiap siklusnya adalah

(46)

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Membuat RPP dan LKS

b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran

c) Membuat rubrik penilaian dan pedoman penskoran untuk

kegiatan menulis karangan dengan topik sederhana

2) Tindakan Siklus I (2 x pertemuan, 4 jam pelajaran)

a) Pertemuan pertama (2jp)

(1) Mengorganisasi siswa di kelas.

(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(3) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

memperlihatkan gambar dan memberikan pertanyaan

tentang tema dari gambar tersebut. (question)

(4) Berdasarkan gambar tersebut, guru memberi contoh

langkah-langkah menulis karangan. (modelling)

(5) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 anak.

(learning comunity)

(6) Guru membagi satu amplop kepada masing-masing

kelompok yang berisi puzle gambar

(7) Masing-masing kelompok menyusun gambar tersebut

kemudian menentukan judul yang tepat, kemudian

menyusun sebuah karangan berdasarkan gambar

(47)

(8) Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa maju secara

bergantian untuk membacakan cerita yang telah mereka

buat

(9) Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang

langkah-langkah membuat karangan. (construktivism)

(10) Siswa mengumpulkan hasil tugas untuk dinilai oleh guru.

(autentic assesment)

(11) Melakukan refleksi tentang pengalaman apa saja yang

dialami selama pembelajaran. (reflection)

b) Pertemuan kedua (2jp)

Pada pertemuan kedua, guru membagikan hasil pekerjaan

pada pertemuan yang lalu. Setelah itu, siswa masuk ke dalam

kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan yang lalu. Di

dalam kelompok, siswa saling meneliti hasil karangan,

misalnya: urutan kalimat, tata bahasanya, penggunaan kosa

kata dan penggunaan ejaannya. Setelah selesai berdiskusi,

siswa membetulkan hasil pekerjaannya. Jika sudah selesai

membetulkan hasil pekerjaannya, siswa mengumpulkannya

kepada guru.

3) Observasi

Dalam kegiatan observasi, peneliti mencatat

temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar tesebut. Hasil

(48)

4) Refleksi

Pada tahap akhir siklus I yaitu melakukan refleksi. Dalam

refleksi ini peneliti akan memperbaiki dari pengalaman siklus I.

Adapun kegiatan refleksi pada siklus I, yaitu :

a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama

proses belajar mengajar.

b) Menentukan langkah untuk melakukan perbaikan pada siklus

selanjutnya (siklus ke-2).

b. Siklus II

1) Perencanaan

a) Membuat RPP dan LKS

b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran

c) Membuat rubrik penilaian dan pedoman penskoran untuk

kegiatan menulis karangan dengan topik sederhana

2) Tindakan Siklus (2 x pertemuan, 4 jam pelajaran)

a) Pertemuan pertama (2jp)

(1) Mengorganisasi siswa di kelas.

(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(3) Guru memperlihatkan sebuah gambar seri yang tersusun

secara acak, kemudian meminta anak mengurutkan gambar

tersebut

(4) Siswa menyebutkan gagasan pokok sesuai masing-masing

(49)

(5) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 anak.

(learning comunity)

(6) Guru membagi gambar acak kepada masing-masing

kelompok

(7) Masing-masing kelompok menyusun gambar tersebut

kemudian menentukan judul yang tepat, kemudian

menentukan gagasan pokoknya. (inkuiri)

(8) Siswa menyusun sebuah karangan berdasarkan gambar

tersebut.

(9) Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa maju secara

bergantian untuk membacakan cerita yang telah mereka

buat

(10) Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang hal

yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan.

(construktivism)

(11) Siswa mengumpulkan hasil tugas untuk dinilai oleh guru.

(autentic assesment)

(12) Melakukan refleksi tentang pengalaman apa saja yang

dialami selama pembelajaran. (reflection)

a) Pertemuan kedua ( 2jp )

Pada pertemuan kedua, guru membagikan hasil

karangan siswa. Siswa saling menukarkan hasil pekerjaannya

(50)

karangan temannya. Setelah selesai, hasil karangan tersebut

dikembalikan kepada yang punya untuk diperbaiki. Setelah

selesai diperbaiki, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk

dinilai oleh guru.

3) Observasi

Dalam kegiatan observasi, peneliti mencatat

temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar tersebut. Hasil

analisis diperoleh dari siswa.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama

proses belajar mengajar.

b) Melakukan kesimpulan hasil penelitian.

D. Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data

1. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan tes tertulis. Rubrik penilaian menulis

karangan yang diuraikan Harris dan Halim (dalam Nurgiyantoro,

1995:304-306) adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Unsur Penilaian Menulis Karangan

No Unsur yang dinilai Skor Maksimum

(51)

3

Pada tabel berikut dapat dilihat aspek-aspek yang dinilai dengan

rentangan skor dan kriteria penilaiannya.

Tabel 3

Kriteria Penilaian Menulis Karangan

No Unsur yang dinilai Skor Kriteria

1. Isi gagasan 27-30

Cukup : permasalahan tidak cukup

Kurang : tidak ada permasalahan

(52)

10-13

7-9

terpotong-potong, urutan tidak logis

Kurang : tidak komunikatif, tidak

terorganisir, tak layak nilai

3. Kosa kata 18-20

14-17

10-13

7-9

Sangat baik : pilihan kata dan

ungkapan tepat, menguasai

pembentukan kata

Baik : pilihan kata dan ungkapan

kadang-kadang kurang tepat tepat

tetapi tidak mengganggu

Cukup : sering terjadi kesalahan

penggunaan kosa kata dan dapat

merusak makna

Kurang : pemanfaatan potensi kata

asal-asalan, pengetahuan kosa kata

rendah

4. Tata bahasa 22-25

18-21

11-17

Sangat baik : konstruksi kompleks

tetapi efektif, hanya terjadi sedikit

kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

Baik : konstruksi sederhana tetapi

efektif, terjadi sejumlah kesalahan

tetapi makna tidak kabur

(53)

5-10

dalam konstruksi kalimat, makna

membingungkan

penulisan, hanya terdapat beberapa

kesalahan ejaan

Baik : kadang-kadang terjadi

kesalahan ejaan tetapi tidak

mengaburkan makna

Cukup : sering terjadi kesalahan

ejaan, makna membingungkan

Kurang : tidak menguasai aturan

penulisan, terdapat banyak

kesalahan ejaan, tulisan tidak

terbaca

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan di SD Kanisius

Pugeran Yogyakarta pada siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran

2012/2013. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 Mei – 30

Mei 2013. Cara pengumpulan data akan dilakukan menggunakan tes

(54)

penelitian ini adalah data kuantitatif berupa kemampuan menulis

akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Target Keberhasilan Siswa

Nilai rata-rata menulis karangan siswa dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

No. Indikator Kondisi awal Kondisi Akhir

1. Nilai rata-rata menulis

(55)

M = �N

�S

Keterangan

M : nilai rata-rata menulis karangan siswa

�N : jumlah nilai karangan siswa

�S : jumlah siswa

Persentase nilai karangan yang mencapai KKM dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

P = �K x 100

�S

Keterangan:

P : persentase nilai karangan yang mencapai KKM

�K : jumlah siswa yang mencapai KKM

�S : jumlah siswa

(56)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana Menggunakan

Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013” dilaksanakan selama 2

minggu. Penelitian ini dimulai pada tanggal 22 Mei 2013 sampai dengan 30

Mei 2013. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dua siklus di mana setiap

siklusnya terdiri dari dua pertemuan.

1. Siklus I

a. Rencana kegiatan

Pada tahap perencanan penelitian tindakan kelas siklus I, peneliti

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari:

1) Silabus

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Lembar kerja siswa

4) Media pembelajaran

b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus pertama

dilakukan pada hari Rabu, 22 Mei 2013 dan Kamis, 23 Mei 2013 di

(57)

perempuan dan 14 siswa laki-laki. Pembelajaran dilaksanakan dengan

pendekatan kontekstual dan berpedoman dengan rencana yang telah

dibuat. Pada akhir siklus pertama dilakukan evaluasi berupa menulis

karangan dengan topik sederhana untuk mengetahui tingkat

kemampuan siswa dalam menulis karangan setelah melaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian

siklus pertama untuk nilai hasil karangan dengan topik sederhana

siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I

(58)
(59)

c. Pengamatan

Penelitian dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong

selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan pengamatan bertujuan

untuk memantau pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran atau belum. Berdasarkan hasil pengamatan

pada siklus I, didapat penemuan sebagai berikut:

1) Siswa sangat senang ketika menyusun puzle gambar

2) Beberapa anak kurang bisa memperhatikan penjelasan guru

3) Siswa kurang bekerja sama dalam kelompok

4) Siswa menanyakan kembali petunjuk kerja yang sudah dijelaskan

Pada siklus I peneliti telah melaksanakan pembelajaran yang telah

dibuat. Pada akhir siklus I dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana dengan

topik sederhana setelah melaksanakan pembelajaran kontekstual. Hasil

dari evaluasi berupa karangan sederhana dengan topik sederhana yang

diperoleh siswa kelas IV pada siklus I dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 6

Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I

NO Nama Nilai

Ketuntasan Ya Tidak

1 M Aprilina W 86 

(60)
(61)

25 Minda Ayu 78  Persentase < KKM 42,86%

Dari tabel analisis hasil karangan sederhana dengan topik

sederhana di atas diperoleh rata-rata kelas mencapai 76,07 dan jumlah

siswa yang mencapai KKM sebanyak 57,14% . Rata-rata tersebut

melebihi rata-rata pada kondisi awal yaitu 67. Dari hasil karangan

tersebut, persentase nilai karangan sederhana dengan topik sederhana

belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 60%. Maka dari itu,

penelitian dilanjutkan pada siklus kedua.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, peneliti

melakukan refleksi untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan

pada siklus ini. Bahan refleksi peneliti berdasarkan pengamatan dan

hasil tes menulis karangan. Observasi dilakukan ketika pembelajaran

berlangsung, sedangkan hasil menulis karangan dilakukan pada akhir

pembelajaran ke pertemuan kedua. Hal-hal yang ditemukan pada

(62)

1) Pada pelaksanan penelitian tindakan kelas siklus I, hasil yang

diperoleh dari menulis karangan terdapat peningkatan

2) Terdapat beberapa anak yang kurang bisa bekerja sama dengan

kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut memiliki sifat

pendiam. Dengan sifat tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah

dengan mendampingi dalam kerja kelompok agar siswa tersebut

ikut aktif didalam kelompoknya

3) Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga siswa

tersebut menanyakan kembali tugas yang akan dilaksanakan terjadi

karena siswa tersebut asik bermain sendiri ketika ada penjelasan

dari guru. Hal ini dapat diatasi dengan memusatkan perhatian

semua siswa dan menanyakan kejelasan siswa dari penjelasan yang

telah dilakukan

2. Siklus II

a. Rencana kegiatan

Pada tahap perencanan penelitian tindakan kelas siklus II, peneliti

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari:

1) Silabus

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Lembar kerja siswa

(63)

b. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II

Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus kedua dilaksanakan pada

hari Rabu, 29 Mei 2013 dan Kamis, 30 Mei 2013 di kelas IV dengan

jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14

siswa laki-laki. Pembelajaran dilaksanakan dengan pembelajaran

kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada

akhir siklus kedua dilaksanakan evaluasi berupa menulis karangan

dengan topik sederhana untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

dalam menulis karangan dengan topik sederhana setelah pembelajaran

kontekstual dari siklus pertama dan kedua.

Hasil yang didapat dari penelitian siklus kedua adalah nilai hasil

karangan dengan topik sederhana siswa kelas IV sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II

(64)
(65)

28 A Nanda 22 14 14 18 4 72

Rata-Rata 79,92

Jumlah Siswa  21 Jumlah Siswa <  7 c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.

Pengamatan bertujuan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran

sesuai dengan rencana atau tidak dan memantau kemajuan belajar

siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, didapat penemuan

sebagai berikut:

1) Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam belajar

2) Adanya peningkatan hasil menulis karangan dengan topik

sederhana.

3) Siswa dapat memperhatikan penjelasan guru

4) Siswa lebih aktif dalam kerja kelompok

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tugas menulis

karangan pada siswa dengan instrumen yang telah disusun oleh

peneliti pada tahap perencanaan tindakan. Hasil dari evaluasi berupa

(66)

Tabel 8

Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II

(67)

19 M Diva Artisa 69 

20 K Esa 90 

21 H Imanuel 85 

22 Kevin Narendra 72 

23 L Puspitasari 87 

24 M Antoniette 87 

25 Minda Ayu 81 

26 Sang Arya 70 

27 A Marcell 82 

28 A Nanda 72 

Rata-rata 79,92

Persentase  KKM 75% Persentase < KKM 25%

Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 79,92

meningkat dari nilai rata-rata pada siklus I yaitu 76,07. Persentasi anak

yang mencapai KKM mencapai 79,92. Hal ini membuktikan bahwa

terjadi peningkatan dari siklus I dan telah mencapai persentasi nilai

karangan yang diharapkan yaitu 70% siswa mencapai KKM. Dengan

demikian, penelitian tindakan kelas telah berhasil sehingga penelitian

(68)

d. Refleksi

Setelah melaksanakan tindakan pada siklus II, peneliti

melakukan refleksi untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan

pada siklus ini. Bahan refleksi peneliti berdasarkan pengamatan dan

hasil tes menulis karangan. Penelitian dilakukan ketika pembelajaran

berlangsung, sedangkan hasil menulis karangan dilakukan pada akhir

pembelajaran pertemuan kedua. Hal-hal yang ditemukan pada

penelitian tindakan siklus II antara lain:

1. Pada siklus II, siswa semakin aktif dibandingkan dari siklus I. Hal

ini dapat terjadi karena guru mendampingi siswa yang kurang aktif

dan mengarahkan agar mampu bekerja menyelesaikan tugasnya.

2. Siswa semakin dapat menyampaikan pendapat dalam

masing-masing kelompok. Hal ini terjadi karena guru memberi kesempatan

kepada siswa yang pendiam untuk menyampaikan pendapatnya.

3. Kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana siswa kelas

IV meningkat, yaitu terbukti dengan hasil menulis karangan

dengan topik sederhana pada siklus II mencapai rata-rata 79,92

dengan siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 75%.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

(69)

komponen. Sesuai dengan Komalasari, 2010:11-13, komponen dalam

pendekatan kontekstual antara lain:

1. Konstrutktivisme (constructivism)

2. Menemukan (inquiry)

3. Bertanya (questioning)

4. Masyarakat belajar (learning community)

5. Pemodelan (modelling)

6. Refleksi (reflection)

7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)

Dengan menerapkan tujuh komponen tersebut dalam pembelajaran, siswa

telah dimudahkan dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Selain itu,

siswa telah mempunyai gambaran yang telah diberikan oleh guru melalui

contoh. Gambaran yang telah diperoleh siswa dapat digunakan untuk

mengembangkan ide, pikiran, dan gagasan sehingga tujuan dari pembelajaran

tercapai.

Respon siswa pada pembelajaran menulis karangan dengan topik

sederhana menggunakan pendekatan kontekstual sangat antusias dan

menyenangkan. Dengan pendekatan kontekstual, siswa lebih mudah

menuangkan apa yang ada dalam pemikirannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat (Nurhadi dalam muslich, 2009) bahwa pengetahuan dan ketrampilan

siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan

(70)

mengaplikasikan tujuh komponen ke dalam pembelajaran, dapat

meningkatkan hasil menulis karangan dengan topik sederhana.

Data keseluruhan yang diperoleh dalam penelitian hasil menulis karangan

dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual terlihat bahwa

terjadi peningkatan dari kondisi awal sampai kondisi akhir. Peningkatan

kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana dari sebelum dilakukan

penelitian sampai dengan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus II dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9

Hasil Karangan Sebelum dan Setelah Tindakan

NO Nama

(71)

12 M Dewa Arya 89 89 90

(72)

dapat meningkatkan kemampuan menulis. Berdasarkan hasil karangan dengan

topik sederhana siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran mengalami peningkatan

yang lebih baik dari pada kondisi awal. Dengan demikian, hasil penelitian ini

membuktikan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan

menulis karangan dengan topik sederhana pada siswa kelas IV SD Kanisius

(73)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana pada

siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Hal

ini terbukti dengan meningkatnya rata-rata nilai karangan siswa dan persentase

siswa yang mencapai KKM. Rata-rata nilai karangan siswa pada kondisi awal

66,96 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 25% meningkat menjadi

rata-ratanya 76,07 dengan persentae siswa yang mencapai KKM 57,14% pada

siklus I. Sedangkan pada siklus II, rata-rata nilai karangan meningkat menjadi

79,93 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 75%.

B. Saran

Beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada semua pihak yang

akan melakukan penelitian dalam masalah yang serupa antara lain:

1. Bagi bapak/ibu guru atau calon guru yang akan mengembangkan

penelitian menggunakan pendekatan kontekstual dalam mempermudah

mengarang dengan topik sederhana, sebaiknya dipilih media yang menarik

(74)

2. Siswa hendaknya banyak latihan menulis karangan agar dapat

mengembangkan gagasan dan menggunakan ejaan dengan baik.

3. Dalam menggunakan pendekatan kontekstual, guru harus bisa memilih

(75)

55

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah.1995. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Enre, Facrudin Ambo. 1998. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty.

Johnson, Elaine. 2007. Contextual Teaching & learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam pengajaran Bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Cooperatif Learning) di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Purwanto, Ngalim dan Alim, Djeniah. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayapura.

Gambar

Tabel 1: Jadwal Penelitian    ..........................................................................
Gambar 1: Model Langkah-langkah Penelitian Tindakan    ............................     24
Tabel 1 Jadwal Penelitian
Gambar 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Perdiansyah 2014

Masjid Al-Aqsa/ akan diruntuhkan.../ Rakyat Palestina/ kini hidup dalam krisis berkepanjangan/ Yahudinisasi juga makin ditegakkan/ melalui pembangunan pemukiman

PENERAPAN METODE KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 CIKIDANG.. KABUPATEN

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ferri sulfat dan zeolit dalam proses penurunan kadar besi dan mangan dengan metode elektrokoagulasi.. Dalam penelitian ini, ferri sulfat

1) Peneliti dengan observer bekerja sama membuat rencana perbaikan pembelajaran tentang materi IPS topik jual beli dengan metode bermain peran. Dengan menggali

- Mklumt pengetahuan sns mengenai apa, kemahiran proses sains mengenai bagaimana tntang sains.. - Mmebolehkn mrd bina soalan &amp; cari jwpn scara

Pentransferan energi dari stator ke rotor dari satu motor induksi adalah besaran induksi elektromagnetik, karenanya motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan