ABSTRAK
Wisnu, Florianus. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran pada bulan Mei 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis karangan untuk mendapatkan data kuantitatif.
ABSTRACT
Wisnu, Florianus. 2014. Writing Ability Improvement With Simple Topic Using Contextual Teaching and Learning at Students of 4th Grade In The Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta In The Second Semester At 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
This research aims to depict the writing ability improvement with simple topic using contextual teaching and learning at students of 4th Grade in the Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta in the second semester at 2012/2013.
Research was executed in Kanisius Elementary School of Pugeran in May 2013. In this research which became research subjects were students of 4th grade in Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta. Data were collected using writing composition test to get quantitative data.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Florianus Wisnu 091134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Florianus Wisnu 091134191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh:
Florianus Wisnu
091134191
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I:
Tanda Tangan
Drs. Puji Purnomo, M. Si. Tanggal 6 Januari 2014
Dosen Pembimbing II:
Tanda Tangan
iii
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DENGAN TOPIK SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Florianus Wisnu
091134191
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tanggal 6 Januari 2014
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. ………...
Yogyakarta, 6 Januari 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:
1. Keluargaku yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa.
2. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan.
3. Keluarga besar SD Kanisius Pugeran Yogyakarta
v
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhan
yang terlaksana” (Amsal 19:21)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Januari 2014
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Florianus Wisnu
Nomor Mahasiswa : 091134191
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana
Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius
Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 6 Januari 2014
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Wisnu, Florianus. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran pada bulan Mei 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan tes menulis karangan untuk mendapatkan data kuantitatif.
ix
ABSTRACT
Wisnu, Florianus. 2014. Writing Ability Improvement With Simple Topic Using Contextual Teaching and Learning at Students of 4th Grade In The Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta In The Second Semester At 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
This research aims to depict the writing ability improvement with simple topic using contextual teaching and learning at students of 4th Grade in the Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta in the second semester at 2012/2013.
Research was executed in Kanisius Elementary School of Pugeran in May 2013. In this research which became research subjects were students of 4th grade in Kanisius Elementary School of Pugeran Yogyakarta. Data were collected using writing composition test to get quantitative data.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkat, rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik
Sederhana Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD
Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat
berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
sesuai dengan program studi yang ditempuh.
Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan FKIP USD
2. G. Ari Nugrahanta, S. J., S. S.,B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi
PGSD USD
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I, atas bimbingan,
perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini
dapat selesai
4. Galih Kusumo, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing II, atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dapat
selesai
5. Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. selaku dosen penguji, atas kesediaan
xi
6. Seluruh dosen dan staf karyawan USD yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini
7. Ibu C. Novi Suratri P, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran yang
telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian
8. Seluruh keluarga besar SD Kanisius Pugeran yang membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini
9. Keluargaku yang memberikan dukungan, doa, nasehat, dan kesabarannya
dalam mendidik saya selama ini
10.Sahabat-sahabatku atas doa, bantuan dan dukungan kalian semua
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dalam bentuk
apapun demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 6 Januari 2014
Penulis
xiii
4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan kontekstual ... 18
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36
A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jadwal Penelitian ... 22
Tabel 2: Unsur Penilaian Menulis Karangan ... 30
Tabel 3: Kriteria Penilaian Menulis Karangan ... 31
Tabel 4: Target Keberhasilan Siswa ... 34
Tabel 5: Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I ... 37
Tabel 6: Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I ... 39
Tabel 7: Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II ... 43
Tabel 8: Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II ... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Silabus ... 57
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59
Lampiran 3: Lembar Kerja Siswa ... 69
Lampiran 4: Bahan Ajar ... 79
Lampiran 5: Lembar Penilaian ... 80
Lampiran 6: Data Hasil Menulis Karangan ... 84
Lampiran 7: Hasil Menulis Karangan Siswa ... 87
Lampiran 8: Surat Ijin Penelitian ... 98
Lampiran 9: Surat Keterangan Penelitian ... 99
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional anak didik serta merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua mata pelajaran (Usman dan Setiawati, 2001:4).
Pada hakikatnya, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan
menggunakan bahasa, manusia bisa saling berbagi pengalaman, saling
belajar, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektual.
Salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah
ketrampilan menulis. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan
dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Akhadiah, 2003:3).
Bahasa yang digunakan dalam menulis adalah bahasa tulis. Kegiatan menulis
dapat mudah dilakukan jika menggunakan media yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari atau situasi dunia nyata.
Salah satu kegiatan menulis di sekolah dasar dapat berupa menulis
karangan. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang mencerminkan
kesatuan makna yang utuh. Menurut Keraf (1994:2), karangan adalah bahasa
tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah
kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan
Karangan yang baik adalah karangan yang bermakna jelas, bulat dan utuh,
ekonomis, dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal (Enre, 1998:8).
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada pembelajaran menulis khususnya
kompetensi dasar “menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana
dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda
koma, dll.)" siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta masih
mengalami kesulitan dalam menggunakan dan memilih kata untuk
menuangkan idenya, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan tanda baca.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran
selama dua tahun terakhir. Pada tahun pelajaran 2011/2012, siswa SD
Kanisius Pugeran Yogyakarta terdiri dari 26 siswa. Dari keseluruhan siswa
tersebut, hanya 7 siswa yang mencapai KKM(75). Jika dipersentasekan
sekitar 26,9% saja yang mencapai KKM. Pada tahun pelajaran 2012/2013,
siswa SD Kanisius Pugeran Yogyakarta terdiri dari 28 siswa. Dari
keseluruhan siswa tersebut, hanya 7 siswa yang mencapai KKM(75). Jika
dipersentasekan sekitar 25% saja yang mencapai KKM. Faktor penyebab
rendahnya kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana siswa kelas
IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta adalah siswa tidak dibiasakan menulis
karangan yang baik (menggunakan ejaan yang benar, adanya hubungan antar
kalimat, adanya keterpaduan antar paragraf, dan menyajikan informasi secara
urut), siswa merasa bosan karena siswa diberi tugas menulis setelah diberi
penjelasan oleh guru, dan kurang menariknya pendekatan yang digunakan
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih menggunakan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran menulis khususnya kompetensi dasar menyusun
karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan
ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar di mana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi, 2003:13). Pendekatan
kontekstual dapat berhasil karena pendekatan tersebut meminta siswa untuk
bertindak dengan cara yang alami bagi manusia. Cara itu sesuai dengan fungsi
otak, dengan psikologi dasar manusia, dan dengan tiga prinsip yang menembus
alam semesta yang ditemukan para fisikawan dan ahli biologi modern yaitu:
kesaling-bergantungan (interdependence), diferensiasi, dan pengaturan diri sendiri
(Johnson, 2007:61-62). Dengan pendekatan kontekstual, siswa kelas IV SD
Kanisius Pugeran Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan karena pendekatan kontekstual membuat pembelajaran akan
lebih nyata sehingga memudahkan siswa untuk menuangkan gagasannya dalam
B. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang telah dikemukakan, Permasalahan penelitian ini
dibatasi pada kemampuan menulis karangan kelas IV SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 karena nilai akademis
mereka masih rendah. Peneliti membatasi penelitian ini pada standar
kompetensi 8 yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara
tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak yang
menitikberatkan pada kompetensi dasar 8.1 yaitu menyusun karangan
tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan
(huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan menulis karangan adalah menggunakan
pendekatan kontekstual.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas adalah:
1. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana pada siswa kelas
IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran
D. Batasan Pengertian
Batasan penelitian yang diberikan dalam penelitian ini agar tidak
menimbulkan pertanyaan tentang suatu istilah adalah:
1. Menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan
keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan
”mengirimkannya” kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78).
2. Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat,
dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu
(Finoza, 2004:192).
3. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah
konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,
sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks
yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,
sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai
anggota masyarakat (Nurhadi, 2003:13).
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat
siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
Dapat dijadikan sebagai penunjang dan memberikan kontribusi positif
guna meningkatkan mutu pendidikan.
2. Bagi peneliti
Dapat memperkaya wawasan mengenai penggunaan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran menulis karangan.
3. Bagi siswa
Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, serta dapat meningkatkan
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang menulis karangan telah banyak dan dikaji oleh beberapa
peneliti. Beberapa peneliti terdahulu yang membahas tentang topik
peningkatan kemampuan menulis karangan antara lain Catarina Indrasti
(2012) dan Feronika Natalia Susanti (2013).
Indrasti, Catarina (2012) melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Minat dan Kemampuan Menulis Karangan Menggunakan
Media Audiovisual Siswa Kelas IV SD K Sang Timur Semester 2 Tahun
Pelajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut dilakukan di SD K Sang Timur
Jalan Batikan No. 8 Yogyakarta pada siswa kelas IVA berjumlah 29 siswa
terdiri dari 14 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Penelitian yang
dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan
menggunakan media audiovisual. Peningkatan kemampuan menulis karangan
menggunakan media audiovisual terbukti dengan meningkatnya rata-rata nilai
ulangan dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM. Pada kondisi awal
rata-rata nilai hasil menulis karangan siswa adalah 63,39 dan siswa yang
mencapai KKM ada 6 anak (21,43%). Pada siklus I, rata-rata hasil menulis
karangan yang diperoleh siswa adalah 72,36 dan siswa yang mencapai KKM
diperoleh siswa adalah 80,58 dan siswa yang mencapai KKM ada 24 anak
(82,76%).
Natalia Susanti, Feronika (2013) melakukan penelitian berjudul
“Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Menulis Karangan Melalui
Penggunaan Media Gambar Seri Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi
Reflektif Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Minggir Semester Genap Tahun
Ajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut dilakukan di SD Kanisius Minggir
Sleman Yogyakarta pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30 anak yang
terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Penelitian yang
dilakukan menunjukkan peningkatan prestasi menulis karangan dengan
menggunakan media gambar seri. Peningkatan prestasi menulis karangan
dengan media gambar seri ditunjukkan dengan hasil observasi dari setiap
siklus yang semakin meningkat. Pada kondisi awal, nilai rata-rata kelas adalah
65,8. Pada akhir siklus I, nilai rata-rata kelasnya adalah 78. Pada akhir siklus
II, nilai rata-rata kelasnya mengalami peningkatan lagi menjadi 82,83.
B. Menulis Karangan
1. Pengertian menulis
Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai
suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan
jelas (Slamet, 2008: 96). Menulis terjadi dari suatu proses berpikir yang
berkomunikasi secara tidak langsung. Tarigan (dalam Suriamiaharja, 1996
: 1), menyatakan: “ Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang
-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
kemampuan seseorang dalam merangkai kata-kata sehingga membentuk
kalimat untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh
orang lain.
2. Pengertian karangan
Mengarang adalah mengutarakan sesuatu (pikiran, penginderaan,
khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman) secara tertulis dengan
menggunakan bahasa terpilih dan tersusun (Rusyana, 1986:14). Menurut
pengertian tersebut, kegiatan menulis karangan merupakan kegiatan
merangkai kalimat-kalimat sehingga menjadi serangkaian cerita. Hasil
tulisan tersebut merupakan sesuatu yang diutarakan dari pikiran,
penginderaan, khayalan, kehendak, keyakinan, maupun pengalaman.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif (Tarigan, 1982:3). Menurut pengertian tersebut, menulis
karangan berarti bahwa kegiatan menulis karangan yang didasari oleh
Dari beberapa definisi di atas, penulis mengartikan bahwa menulis
karangan berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan pendapat atau
gagasan secara menarik sebagai ekspresi diri yang dituangkan secara
tertulis. Ide yang jelas harus ada sebelum mulai menulis karangan, agar
tidak membuang-buang waktu dan membicarakan tanpa tujuan. Dapat
dikatakan bahwa menulis karangan adalah mengungkapkan sesuatu secara
jujur, tanpa rasa emosional yang berlebihah-lebihan, realistis dan tidak
menghambur-hamburkan kata secara tidak perlu. Pengungkapan harus
jelas dan teratur, sehingga meyakinkan para pembaca. Maka, uraian harus
mencerminkan bahwa pengarang sungguh-sungguh mengerti atau
menghayati apa yang sedang diuraikannya itu.
3. Tujuan menulis
Menurut Hugo Hartig (Tarigan, 1982: 24-25), tujuan dari menulis adalah
sebagai berikut:
a. Assignment purpose (tujuan penugasan)
Menulis dilakukan karena sebuah tugas, bukan atas kemauan sendiri.
Misalnya, siswa menulis karena diberi tugas untuk merangkum sebuah
buku.
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin pembaca
memahami, dan ingin membuat hidup pembaca lebih menyenangkan
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Menulis bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan
d. Informational purpose (tujuan penerangan)
Menulis bertujuan untuk memberi informasi kepada para pembaca.
e. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Menulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri kepada
pembaca.
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Menulis bertujuan untuk mencapai nilai-nilai kesenian.
g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Menulis bertujuan untuk menjelaskan dan meneliti gagasan agar dapat
dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Berdasarkan pendapat diatas, menulis dapat dijadikan sebagai
media komunikasi secara tertulis. Komunikasi secara tertulis tersebut
dapat bermanfaat jika dapat dipahami oleh pembaca. Alwasilah
(1995:111) menjelaskan mengajar menulis adalah membangun kesadaran
bahwa menulis itu tergantung kepada pembaca dan kualitas respon
pembaca menentukan keberhasilan komunikasi tulis.
4. Manfaat menulis karangan
Bernard Perey (dalam The Liang Gie, 1995: 4-5) dalam bukunya
The Power of Creative Writing (1081) berpendapat bahwa manfaat
membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebangsaan, dan suatu
perasaan bangga diri, suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan
penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang, suatu sarana untuk
keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah,
suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan
menggunakan bahasa.
Akhadiah (1990: 1-2) menyatakan bahwa ada delapan manfaat
menulis karangan, yaitu:
a) Mengenali kemampuan dan potensi jiwa dirinya.
b) Mengembangkan berbagai gagasan.
c) Menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan
topik yang ditulis.
d) Terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkan secara tersurat.
e) Meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif.
f) Lebih mudah memecahkan permasalahan dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkrit.
g) Terdorong untuk terus belajar secara aktif.
h) Berpikir dan berbahasa secara tertib dan teratur.
Berdasarkan pendapat di atas, menulis karangan bermanfaat
sebagai alat komunikasi antara penulis dengan pembaca. Menulis karangan
juga bermanfaat mengembangkan gagasan dan berpikir kreatif untuk
5. Penilaian menulis karangan
Penulisan karangan dapat dilakukan dengan menggunakan media
gambar, suara, maupun gambar dan suara. Bentuk-bentuk visual baik juga
dipakai sebagai rangsangan untuk tugas menulis (Nurgiyantoro,
2010:428). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gambar sebagai
media dalam tugas menulis karangan.
Hal-hal yang dinilai dalam menulis karangan adalah unsur-unsur
dalam karangan. Menurut Harris dan Halim (Nurgiyantoro, 1995:304-306)
mengemukakan unsur-unsur dalam karangan antara lain: content(isi
gagasan yang dikemukakan), form(organisasi isi), grammar(tata bahasa
dan pola kalimat), style(gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan
mechanics (ejaan).
C. Pendekatan Kontekstual
1. Pengertian pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam
kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,
sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks
yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,
sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai
dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan
kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar
ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur
hidup.
Banyak manfaat yang dapat diambil oleh siswa dalam
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yaitu terciptanya ruang kelas
yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat
yang pasif, dan mereka akan lebih bertanggung jawab dengan apa yang
mereka pelajari. Pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan
menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dalam pembelajaran
kontekstual ini, guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam
mencapai tujuannya (Sanjaya, 2008:96). Guru juga harus memberikan
kemudahan belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana
dan sumber belajar yang memadai. Guru tidak hanya menyampaikan
materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan
strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini memungkinkan
proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran
langsung apa yang telah mereka pelajari. Maka dapat disimpulkan
pembelajaran kontekstual ini merupakan pembelajaran yang menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur
hidup.
2. Karakteristik pendekatan kontekstual
Menurut Johnson (dalam Komalasari, 2010:7) mengidentifikasi
pendekatan kontekstual menjadi delapan karakteristik. Karakteristik
pendekatan kontekstual tersebut antara lain:
a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful
connections)
Dengan pendekatan kontekstual, siswa diharapkan aktif dalam belajar
atau bekerja secara individu maupun kelompok dan dapat belajar
sambil berbuat (learning by doing).
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang penting (doing significant work)
Siswa belajar berdasarkan kegiatan di sekolah dan konteks yanng ada
dalam kehidupan di masyarakat.
c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)
Siswa belajar dengan ada tujuan, ada urusannya dengan orang lain, dan
ada hasilnya.
d. Bekerjasama (collaborating)
Siswa dapat bekerjasama sehingga mereka memahami cara mereka
pembelajaran mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam
kelompok atau secara mandiri.
e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)
Siswa berpikir untuk dapat menganalisis, membuat sintesis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika.
f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)
Siswa memberi harapan yang tinggi, memberi motivasi, dan
memperkuat diri sendiri.
g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)
Siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
h. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment)
Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks nyata
untuk tujuan yang bermakna.
3. Komponen dalam pendekatan kontekstual
Menurut Ditjen Dikdasmen (dalam Komalasari, 2010:11-13), pendekatan
kontekstual mempunyai tujuh komponen. Komponen tersebut antara lain:
a. Konstrutktivisme (constructivism)
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal
maupun sosial. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan
mengkonstruksi secara terus menerus sehingga terjadi perubahan
b. Menemukan (inquiry)
Dalam pendekatan kontekstual, siswa diharapkan memperoleh sendiri
pengetahuan dan keterampilan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta.
Kegiatan menemukan merupakan rangkaian dari kegiatan observasi,
bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan
menyimpulkan.
c. Bertanya (questioning)
Kegiatan bertanya bertujuan untuk menggali informasi. Dengan
bertanya, siswa mengembangkan sifat ingin tahu.
Kegiatan bertanya dapat diterapkan pada semua kegiatan belajar.
Pengetahuan yang dimiliki siswa berawal dari kegiatan bertanya. Rasa
ingin tahu akan mendorong siswa untuk bertanya.
d. Masyarakat belajar (learning community)
Hasil belajar diperoleh dari proses komunikasi. Praktek masyarakat
belajar dalam pembelajaran dapat terwujud dalam kelompok,
mendatangkan ahli, dan bekerja dengan masyarakat.
e. Pemodelan (modelling)
Pemodelan berguna untuk memberi contoh kepada siswa. Tidak hanya
guru saja yang dapat menjadi model, tetapi siswa dapat dirancang
untuk menjadi model dalam pembelajaran. Melalui pemodelan, siswa
f. Refleksi (reflection)
Kegiatan refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru saja
dipelajari atau berpikir tentang apa yang pernah dipelajari di masa lalu.
g. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)
Penilaian dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian dilakukan
secara terus-menerus yang menekankan pada proses belajarnya.
Berdasarkan komponen-komponen tersebut, pendekatan
kontekstual melibatkan para siswa dalam mencari makna konteks itu
sendiri (Johnson, 2007:66). Komponen-komponen tersebut mengundang
siswa untuk mengaitkan tugas-tugas sekolah dengan kehidupan sehari-hari
yang penuh makna. Dengan demikian, siswa bisa menyerap pelajaran
dalam jangka yang panjang.
4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan kontekstual :
Pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut (Rosalin, 2008:78)
a. Mengkaji materi yang akan diajarkan
b. Mengkaji konteks kehidupan peserta didik sehari-hari dengan cermat
sebagai upaya untuk memahami konteks kehidupan peserta didik
c. Memilih materi pelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan
peserta didik
d. Menyusun persiapan kegiatan belajar-mengajar yang telah
e. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar kontekstual dengan
mendorong siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan
pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya
f. Melakukan penilaian yang sebenarnya terhadap hasil belajar siswa
Dari uraian di atas, guru sangat berperan dalam meningkatkan
ketrampilan menulis karangan. Pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam
penelitian ini, guru harus menerapkan pembelajaran sesuai karakteristik
pendekatan kontekstual agar anak dapat mencurahkan pengalaman nyata ke
dalam sebuah tulisan.
D. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006:317). Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis,
(2006:317-318), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
Dengan memperhatikan tujuan tersebut, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilakukan sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sehingga
pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran menyusun karangan siswa
kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta, hasil yang didapat masih rendah
kemampuan menyusun karangan tersebut adalah kesulitan dalam
menuangkan ide dan siswa merasa jenuh dengan pendekatan yang digunakan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Kesulitan tersebut dapat diantisipasi
menggunakan pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik
sederhana. Peneliti menggunakan pendekatan kontekstual karena pendekatan
kontekstual merupakan pendekatan yang dapat membantu siswa dalam
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan atau lingkungan
sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menuangkan idenya ke
dalam sebuah tulisan.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran maka akan meningkatkan kemampuan menulis karangan pada
siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 2 tahun pelajaran
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan
14 siswa laki-laki.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3. Tempat Penelitian
Tempat dilangsungkannya penelitian untuk memperoleh data adalah di
SD Kanisius Pugeran, Jalan Suryodiningratan No. 71 Yogyakarta.
4. Sasaran/Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis karangan
kelas IV SD Kanisius Pugeran menggunakan pendekatan kontekstual.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Class
Room Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,
2007:3). Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang
dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Pada Penelitian Tindakan
Kelas ini, masalah yang ingin diatasi peneliti adalah kurangnya kemampuan
siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta dalam menulis karangan.
Kompetensi yang akan dicapai adalah menyusun karangan tentang berbagai
topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda
titik, tanda koma, dll.). Adapun jenis penelitiannya adalah sebagai berikut :
Deskripsi model yang dipilih oleh peneliti yaitu model Kemmis dan
Gambar 1
Model Langkah-langkah Penelitian Tindakan
Model langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dipilih
peneliti melalui empat tahap. Tahap pertama adalah tahap perencanaan,
pada tahap ini merencanakan dengan seksama tindakan yang akan
dilakukan, berdasarkan masalah yang akan dipecahkan, dan hipotesis
tindakan yang diajukan. Pada PTK ini, peneliti beranggapan bahwa
masalah kurangnya kemampuan menulis karangan siswa kelas IV SD
Kanisius Pugeran Yogyakarta dapat diatasi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan, yang
didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik sehingga hasil yang
dicapai optimal. Tahap ketiga adalah observasi/mengamati proses
pelaksanaan tindakan dan akibat yang ditimbulkan. Pada tahap ini, peneliti
mengumpulkan data mengenai proses perubahan yang terjadi setelah
menggunakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis
karangan. Tahap keempat adalah tahap refleksi atas tindakan yang telah
dilakukan. Pada tahap ini peneliti menganalisis semua informasi yang
diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan. Hasil refleksi
digunakan sebagai dasar kegiatan pertemuan selanjutnya.
C. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkanl dua siklus dengan rencana
sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta untuk mengetahui kemampuan siswa.
c. Identifikasi masalah.
d. Perumusan masalah.
e. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.
f. Penyusunan silabus, RPP, instrumen penelitian.
g. Mempersiapkan media pembelajaran
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan 2 siklus dimana
setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri
dari 2 jam pelajaran (2 jp). Adapun perencanaan setiap siklusnya adalah
a. Siklus I
1) Perencanaan
a) Membuat RPP dan LKS
b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
c) Membuat rubrik penilaian dan pedoman penskoran untuk
kegiatan menulis karangan dengan topik sederhana
2) Tindakan Siklus I (2 x pertemuan, 4 jam pelajaran)
a) Pertemuan pertama (2jp)
(1) Mengorganisasi siswa di kelas.
(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(3) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
memperlihatkan gambar dan memberikan pertanyaan
tentang tema dari gambar tersebut. (question)
(4) Berdasarkan gambar tersebut, guru memberi contoh
langkah-langkah menulis karangan. (modelling)
(5) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 anak.
(learning comunity)
(6) Guru membagi satu amplop kepada masing-masing
kelompok yang berisi puzle gambar
(7) Masing-masing kelompok menyusun gambar tersebut
kemudian menentukan judul yang tepat, kemudian
menyusun sebuah karangan berdasarkan gambar
(8) Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa maju secara
bergantian untuk membacakan cerita yang telah mereka
buat
(9) Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
langkah-langkah membuat karangan. (construktivism)
(10) Siswa mengumpulkan hasil tugas untuk dinilai oleh guru.
(autentic assesment)
(11) Melakukan refleksi tentang pengalaman apa saja yang
dialami selama pembelajaran. (reflection)
b) Pertemuan kedua (2jp)
Pada pertemuan kedua, guru membagikan hasil pekerjaan
pada pertemuan yang lalu. Setelah itu, siswa masuk ke dalam
kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan yang lalu. Di
dalam kelompok, siswa saling meneliti hasil karangan,
misalnya: urutan kalimat, tata bahasanya, penggunaan kosa
kata dan penggunaan ejaannya. Setelah selesai berdiskusi,
siswa membetulkan hasil pekerjaannya. Jika sudah selesai
membetulkan hasil pekerjaannya, siswa mengumpulkannya
kepada guru.
3) Observasi
Dalam kegiatan observasi, peneliti mencatat
temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar tesebut. Hasil
4) Refleksi
Pada tahap akhir siklus I yaitu melakukan refleksi. Dalam
refleksi ini peneliti akan memperbaiki dari pengalaman siklus I.
Adapun kegiatan refleksi pada siklus I, yaitu :
a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama
proses belajar mengajar.
b) Menentukan langkah untuk melakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya (siklus ke-2).
b. Siklus II
1) Perencanaan
a) Membuat RPP dan LKS
b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
c) Membuat rubrik penilaian dan pedoman penskoran untuk
kegiatan menulis karangan dengan topik sederhana
2) Tindakan Siklus (2 x pertemuan, 4 jam pelajaran)
a) Pertemuan pertama (2jp)
(1) Mengorganisasi siswa di kelas.
(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(3) Guru memperlihatkan sebuah gambar seri yang tersusun
secara acak, kemudian meminta anak mengurutkan gambar
tersebut
(4) Siswa menyebutkan gagasan pokok sesuai masing-masing
(5) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 anak.
(learning comunity)
(6) Guru membagi gambar acak kepada masing-masing
kelompok
(7) Masing-masing kelompok menyusun gambar tersebut
kemudian menentukan judul yang tepat, kemudian
menentukan gagasan pokoknya. (inkuiri)
(8) Siswa menyusun sebuah karangan berdasarkan gambar
tersebut.
(9) Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa maju secara
bergantian untuk membacakan cerita yang telah mereka
buat
(10) Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang hal
yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan.
(construktivism)
(11) Siswa mengumpulkan hasil tugas untuk dinilai oleh guru.
(autentic assesment)
(12) Melakukan refleksi tentang pengalaman apa saja yang
dialami selama pembelajaran. (reflection)
a) Pertemuan kedua ( 2jp )
Pada pertemuan kedua, guru membagikan hasil
karangan siswa. Siswa saling menukarkan hasil pekerjaannya
karangan temannya. Setelah selesai, hasil karangan tersebut
dikembalikan kepada yang punya untuk diperbaiki. Setelah
selesai diperbaiki, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk
dinilai oleh guru.
3) Observasi
Dalam kegiatan observasi, peneliti mencatat
temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar tersebut. Hasil
analisis diperoleh dari siswa.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama
proses belajar mengajar.
b) Melakukan kesimpulan hasil penelitian.
D. Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data
1. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tes tertulis. Rubrik penilaian menulis
karangan yang diuraikan Harris dan Halim (dalam Nurgiyantoro,
1995:304-306) adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Unsur Penilaian Menulis Karangan
No Unsur yang dinilai Skor Maksimum
3
Pada tabel berikut dapat dilihat aspek-aspek yang dinilai dengan
rentangan skor dan kriteria penilaiannya.
Tabel 3
Kriteria Penilaian Menulis Karangan
No Unsur yang dinilai Skor Kriteria
1. Isi gagasan 27-30
Cukup : permasalahan tidak cukup
Kurang : tidak ada permasalahan
10-13
7-9
terpotong-potong, urutan tidak logis
Kurang : tidak komunikatif, tidak
terorganisir, tak layak nilai
3. Kosa kata 18-20
14-17
10-13
7-9
Sangat baik : pilihan kata dan
ungkapan tepat, menguasai
pembentukan kata
Baik : pilihan kata dan ungkapan
kadang-kadang kurang tepat tepat
tetapi tidak mengganggu
Cukup : sering terjadi kesalahan
penggunaan kosa kata dan dapat
merusak makna
Kurang : pemanfaatan potensi kata
asal-asalan, pengetahuan kosa kata
rendah
4. Tata bahasa 22-25
18-21
11-17
Sangat baik : konstruksi kompleks
tetapi efektif, hanya terjadi sedikit
kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan
Baik : konstruksi sederhana tetapi
efektif, terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur
5-10
dalam konstruksi kalimat, makna
membingungkan
penulisan, hanya terdapat beberapa
kesalahan ejaan
Baik : kadang-kadang terjadi
kesalahan ejaan tetapi tidak
mengaburkan makna
Cukup : sering terjadi kesalahan
ejaan, makna membingungkan
Kurang : tidak menguasai aturan
penulisan, terdapat banyak
kesalahan ejaan, tulisan tidak
terbaca
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan di SD Kanisius
Pugeran Yogyakarta pada siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran
2012/2013. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 Mei – 30
Mei 2013. Cara pengumpulan data akan dilakukan menggunakan tes
penelitian ini adalah data kuantitatif berupa kemampuan menulis
akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Target Keberhasilan Siswa
Nilai rata-rata menulis karangan siswa dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
No. Indikator Kondisi awal Kondisi Akhir
1. Nilai rata-rata menulis
M = �N
�S
Keterangan
M : nilai rata-rata menulis karangan siswa
�N : jumlah nilai karangan siswa
�S : jumlah siswa
Persentase nilai karangan yang mencapai KKM dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
P = �K x 100
�S
Keterangan:
P : persentase nilai karangan yang mencapai KKM
�K : jumlah siswa yang mencapai KKM
�S : jumlah siswa
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Karangan dengan Topik Sederhana Menggunakan
Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013” dilaksanakan selama 2
minggu. Penelitian ini dimulai pada tanggal 22 Mei 2013 sampai dengan 30
Mei 2013. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dua siklus di mana setiap
siklusnya terdiri dari dua pertemuan.
1. Siklus I
a. Rencana kegiatan
Pada tahap perencanan penelitian tindakan kelas siklus I, peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari:
1) Silabus
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Lembar kerja siswa
4) Media pembelajaran
b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus pertama
dilakukan pada hari Rabu, 22 Mei 2013 dan Kamis, 23 Mei 2013 di
perempuan dan 14 siswa laki-laki. Pembelajaran dilaksanakan dengan
pendekatan kontekstual dan berpedoman dengan rencana yang telah
dibuat. Pada akhir siklus pertama dilakukan evaluasi berupa menulis
karangan dengan topik sederhana untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menulis karangan setelah melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian
siklus pertama untuk nilai hasil karangan dengan topik sederhana
siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I
c. Pengamatan
Penelitian dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong
selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan pengamatan bertujuan
untuk memantau pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran atau belum. Berdasarkan hasil pengamatan
pada siklus I, didapat penemuan sebagai berikut:
1) Siswa sangat senang ketika menyusun puzle gambar
2) Beberapa anak kurang bisa memperhatikan penjelasan guru
3) Siswa kurang bekerja sama dalam kelompok
4) Siswa menanyakan kembali petunjuk kerja yang sudah dijelaskan
Pada siklus I peneliti telah melaksanakan pembelajaran yang telah
dibuat. Pada akhir siklus I dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana dengan
topik sederhana setelah melaksanakan pembelajaran kontekstual. Hasil
dari evaluasi berupa karangan sederhana dengan topik sederhana yang
diperoleh siswa kelas IV pada siklus I dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 6
Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus I
NO Nama Nilai
Ketuntasan Ya Tidak
1 M Aprilina W 86
25 Minda Ayu 78 Persentase < KKM 42,86%
Dari tabel analisis hasil karangan sederhana dengan topik
sederhana di atas diperoleh rata-rata kelas mencapai 76,07 dan jumlah
siswa yang mencapai KKM sebanyak 57,14% . Rata-rata tersebut
melebihi rata-rata pada kondisi awal yaitu 67. Dari hasil karangan
tersebut, persentase nilai karangan sederhana dengan topik sederhana
belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 60%. Maka dari itu,
penelitian dilanjutkan pada siklus kedua.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, peneliti
melakukan refleksi untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan
pada siklus ini. Bahan refleksi peneliti berdasarkan pengamatan dan
hasil tes menulis karangan. Observasi dilakukan ketika pembelajaran
berlangsung, sedangkan hasil menulis karangan dilakukan pada akhir
pembelajaran ke pertemuan kedua. Hal-hal yang ditemukan pada
1) Pada pelaksanan penelitian tindakan kelas siklus I, hasil yang
diperoleh dari menulis karangan terdapat peningkatan
2) Terdapat beberapa anak yang kurang bisa bekerja sama dengan
kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut memiliki sifat
pendiam. Dengan sifat tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah
dengan mendampingi dalam kerja kelompok agar siswa tersebut
ikut aktif didalam kelompoknya
3) Siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga siswa
tersebut menanyakan kembali tugas yang akan dilaksanakan terjadi
karena siswa tersebut asik bermain sendiri ketika ada penjelasan
dari guru. Hal ini dapat diatasi dengan memusatkan perhatian
semua siswa dan menanyakan kejelasan siswa dari penjelasan yang
telah dilakukan
2. Siklus II
a. Rencana kegiatan
Pada tahap perencanan penelitian tindakan kelas siklus II, peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari:
1) Silabus
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Lembar kerja siswa
b. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II
Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus kedua dilaksanakan pada
hari Rabu, 29 Mei 2013 dan Kamis, 30 Mei 2013 di kelas IV dengan
jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14
siswa laki-laki. Pembelajaran dilaksanakan dengan pembelajaran
kontekstual dan berpedoman pada rencana yang telah dibuat. Pada
akhir siklus kedua dilaksanakan evaluasi berupa menulis karangan
dengan topik sederhana untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam menulis karangan dengan topik sederhana setelah pembelajaran
kontekstual dari siklus pertama dan kedua.
Hasil yang didapat dari penelitian siklus kedua adalah nilai hasil
karangan dengan topik sederhana siswa kelas IV sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II
28 A Nanda 22 14 14 18 4 72
Rata-Rata 79,92
Jumlah Siswa 21 Jumlah Siswa < 7 c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Pengamatan bertujuan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan rencana atau tidak dan memantau kemajuan belajar
siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, didapat penemuan
sebagai berikut:
1) Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam belajar
2) Adanya peningkatan hasil menulis karangan dengan topik
sederhana.
3) Siswa dapat memperhatikan penjelasan guru
4) Siswa lebih aktif dalam kerja kelompok
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tugas menulis
karangan pada siswa dengan instrumen yang telah disusun oleh
peneliti pada tahap perencanaan tindakan. Hasil dari evaluasi berupa
Tabel 8
Analisis Hasil Karangan dengan Topik Sederhana Siklus II
19 M Diva Artisa 69
20 K Esa 90
21 H Imanuel 85
22 Kevin Narendra 72
23 L Puspitasari 87
24 M Antoniette 87
25 Minda Ayu 81
26 Sang Arya 70
27 A Marcell 82
28 A Nanda 72
Rata-rata 79,92
Persentase KKM 75% Persentase < KKM 25%
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 79,92
meningkat dari nilai rata-rata pada siklus I yaitu 76,07. Persentasi anak
yang mencapai KKM mencapai 79,92. Hal ini membuktikan bahwa
terjadi peningkatan dari siklus I dan telah mencapai persentasi nilai
karangan yang diharapkan yaitu 70% siswa mencapai KKM. Dengan
demikian, penelitian tindakan kelas telah berhasil sehingga penelitian
d. Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus II, peneliti
melakukan refleksi untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan
pada siklus ini. Bahan refleksi peneliti berdasarkan pengamatan dan
hasil tes menulis karangan. Penelitian dilakukan ketika pembelajaran
berlangsung, sedangkan hasil menulis karangan dilakukan pada akhir
pembelajaran pertemuan kedua. Hal-hal yang ditemukan pada
penelitian tindakan siklus II antara lain:
1. Pada siklus II, siswa semakin aktif dibandingkan dari siklus I. Hal
ini dapat terjadi karena guru mendampingi siswa yang kurang aktif
dan mengarahkan agar mampu bekerja menyelesaikan tugasnya.
2. Siswa semakin dapat menyampaikan pendapat dalam
masing-masing kelompok. Hal ini terjadi karena guru memberi kesempatan
kepada siswa yang pendiam untuk menyampaikan pendapatnya.
3. Kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana siswa kelas
IV meningkat, yaitu terbukti dengan hasil menulis karangan
dengan topik sederhana pada siklus II mencapai rata-rata 79,92
dengan siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 75%.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
komponen. Sesuai dengan Komalasari, 2010:11-13, komponen dalam
pendekatan kontekstual antara lain:
1. Konstrutktivisme (constructivism)
2. Menemukan (inquiry)
3. Bertanya (questioning)
4. Masyarakat belajar (learning community)
5. Pemodelan (modelling)
6. Refleksi (reflection)
7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)
Dengan menerapkan tujuh komponen tersebut dalam pembelajaran, siswa
telah dimudahkan dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Selain itu,
siswa telah mempunyai gambaran yang telah diberikan oleh guru melalui
contoh. Gambaran yang telah diperoleh siswa dapat digunakan untuk
mengembangkan ide, pikiran, dan gagasan sehingga tujuan dari pembelajaran
tercapai.
Respon siswa pada pembelajaran menulis karangan dengan topik
sederhana menggunakan pendekatan kontekstual sangat antusias dan
menyenangkan. Dengan pendekatan kontekstual, siswa lebih mudah
menuangkan apa yang ada dalam pemikirannya. Hal ini sejalan dengan
pendapat (Nurhadi dalam muslich, 2009) bahwa pengetahuan dan ketrampilan
siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
mengaplikasikan tujuh komponen ke dalam pembelajaran, dapat
meningkatkan hasil menulis karangan dengan topik sederhana.
Data keseluruhan yang diperoleh dalam penelitian hasil menulis karangan
dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual terlihat bahwa
terjadi peningkatan dari kondisi awal sampai kondisi akhir. Peningkatan
kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana dari sebelum dilakukan
penelitian sampai dengan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus II dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9
Hasil Karangan Sebelum dan Setelah Tindakan
NO Nama
12 M Dewa Arya 89 89 90
dapat meningkatkan kemampuan menulis. Berdasarkan hasil karangan dengan
topik sederhana siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran mengalami peningkatan
yang lebih baik dari pada kondisi awal. Dengan demikian, hasil penelitian ini
membuktikan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan dengan topik sederhana pada siswa kelas IV SD Kanisius
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana pada
siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Hal
ini terbukti dengan meningkatnya rata-rata nilai karangan siswa dan persentase
siswa yang mencapai KKM. Rata-rata nilai karangan siswa pada kondisi awal
66,96 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 25% meningkat menjadi
rata-ratanya 76,07 dengan persentae siswa yang mencapai KKM 57,14% pada
siklus I. Sedangkan pada siklus II, rata-rata nilai karangan meningkat menjadi
79,93 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 75%.
B. Saran
Beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada semua pihak yang
akan melakukan penelitian dalam masalah yang serupa antara lain:
1. Bagi bapak/ibu guru atau calon guru yang akan mengembangkan
penelitian menggunakan pendekatan kontekstual dalam mempermudah
mengarang dengan topik sederhana, sebaiknya dipilih media yang menarik
2. Siswa hendaknya banyak latihan menulis karangan agar dapat
mengembangkan gagasan dan menggunakan ejaan dengan baik.
3. Dalam menggunakan pendekatan kontekstual, guru harus bisa memilih
55
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah.1995. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Enre, Facrudin Ambo. 1998. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
Johnson, Elaine. 2007. Contextual Teaching & learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam pengajaran Bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Cooperatif Learning) di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Purwanto, Ngalim dan Alim, Djeniah. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayapura.