1
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PAHLAWANKU KEBANGGAANKU UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Hans Sarakan Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengembangan perangkat pembelajaran di lapangan. Setelah melakukan analisis kebutuhan di sekolah dasar masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran dan contoh-contoh rubrik penilaian seperti penilaian otentik yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik serta penilaian otentik untuk setiap muatan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan penelitian dan pengembangan. Menurut Borg & Gall
(1983). Penelitian dan pengembangan produk yang digunakan meliputi 5 langkah yaitu: (1) Potensi dan Masalah (2) Pengumpulan Data (3) Desain Produk (4) Validasi Pakar (5) Revisi Desain. Proses penelitian dan pengembangan ini dapat menghasilkan desain produk akhir final dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan. Studi dokumen hanya sebagai pelengkap dari penggunaan analisis kebutuhan. Sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran
Berdasarkan hasil validasi pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan Skor 170 dengan kategori (Baik), dua orang pakar kurikulum SD 2013 oleh guru kelas V dan kelas I Sekolah Dasar menghasilkan skor 178 dan 176 dengan kategori (Baik). Perangkat Pembelajaran tersebut memperoleh skor total 174,6. dan termasuk dalam kategori (Baik). Lembar validasi berpedoman pada11 aspek yaitu 1). identitas RPPTH, 2). perumusan indikator, 3). perumusan tujuan pembelajaran, 4). pemilihan materi ajar, 5). pemilihan sumber belajar, 6). pemilihan media belajar, 7). metode pembelajaran, 8). skenario pembelajaran, 9). penilaian, 10). lembar kerja siswa, 11). bahasa. Oleh karena itu perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Kurikulum SD 2013, Subtema pahlawanku
2
Development of Learning Instrument Referring to 2013 Curriculum for Elementary School on
the Subtheme of ‘My Hero My Pride’ for Elementary School Students in Grade IV
Hans Sarakan Sanata Dharma University
2015
This research was conducted to found out the development of learning tools in the field. After analyzing the needs in primary schools are still many teachers who need examples of learning tools and examples of authentic assessment rubric as an effective assessment. The purpose of this study was to developed a product in the form of curriculum development learning device refers SD 2013 by using a thematic approach and integrative scientific approach and authentic assessment of learning for each charge.
This study is a research and development (R & D). This learning device development using research and development. According to Borg and Gall (1983). Research and development of products that are used include five steps: (1) Potential and Problems (2) Data Collection (3) Product Design (4) Validation Specialists (5) Revised Design. Process research and development can produce a final end product design in the development of curriculum learning device refers SD-2013 to fourth grade elementary school students. The instrument used in this study were interviews and questionnaires. Interviews were used for analysis needs. The study documents only as a complement of the use of analytical needs. While the questionnaire is used to validate the quality of the learning device
Based on the results of expert validation Elementary Curriculum 2013 resulted in 170 Score by category (Good), two experts elementary school curriculum in 2013 by fifth grade teacher and elementary school class I produced a score of 178 and 176 with the category (Good). The learning device to obtain a total score of 174.6. and included in the category (Good). Validation sheet is guided pada11 aspects: 1). RPPTH identity, 2). formulation of indicators, 3). formulating learning goals, 4). the selection of teaching materials, 5). the selection of learning resources, 6). media selection study, 7). learning methods, 8). learning scenarios, 9). appraisal, 10). student worksheet, 11). language. Therefore, learning tools developed already fit for used as a learning device refers Curriculum 2013.
i
KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA PAHLAWANKU KEBANGGAANKU UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Rintisan Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT)
Dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh: Hans Sarakan NIM 111134318
RINTISAN PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Karya ini kupersembahkan untuk: Bapa di dalam surga
puji dan syukur ku panjatkan ke hadiratMu karena Engkau Bapa yang baik, Bapa yang kudus sehingga memberi hidup dan berkat dan kesehatan amin.
Terima kasih kepada: Drs. Puji Purnomo, M.Si.
Beserta Para Dosen Penanggung jawab PPGT USD. karya ini dapat diselesaikan
Bapak Lasarus Sarakan, S.Pd. Ibu Fransina Arwan
Yang selalu menjaga dan membesarkanku menjadi anak yang mampu dan berani
Adikku Delila dan Susan yang selalu membantu serta memberi semangat
dan menghibur disaat frustasi, Teman-temanku 34 Seperjuanganku
Yang terkasih Thalenta Kristina Hya yang selalu memberi kecerahan dan kesempatan untuk mendampingi
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma
v
Perjuanganku adalah harapanku, kerja kerasku adalah masa depanku.
Jangan putus asa selagi masih ada kesempatan untuk meraih kesuksesan.
Meraih kesuksesan dengan mengucap syukur pada Tuhan Yesus Kristus
Menjadi pahlawan bagi orang lain.
Tetap berlari dan harus berani mengejar mimpi-mimpi yang ingin diraih.
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Mei 2015
yang menyatakan
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hans Sarakan
Nomor Mahasiswa : 111134318
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada
Subtema Pahlawanku Kebanggaanku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, data
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28 Mei 2015
yang menyatakan
viii
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PAHLAWANKU KEBANGGAANKU UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Hans Sarakan Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengembangan perangkat pembelajaran di lapangan. Setelah melakukan analisis kebutuhan di sekolah dasar masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran dan contoh-contoh rubrik penilaian seperti penilaian otentik yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik serta penilaian otentik untuk setiap muatan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan penelitian dan pengembangan. Menurut Borg & Gall (1983). Penelitian dan pengembangan produk yang digunakan meliputi 5 langkah yaitu: (1) Potensi dan Masalah (2) Pengumpulan Data (3) Desain Produk (4) Validasi Pakar (5) Revisi Desain. Proses penelitian dan pengembangan ini dapat menghasilkan desain produk akhir final dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan. Studi dokumen hanya sebagai pelengkap dari penggunaan analisis kebutuhan. Sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran
Berdasarkan hasil validasi pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan Skor 170 dengan kategori (Baik), dua orang pakar kurikulum SD 2013 oleh guru kelas V dan kelas I Sekolah Dasar menghasilkan skor 178 dan 176 dengan kategori (Baik). Perangkat Pembelajaran tersebut memperoleh skor total 174,6. dan termasuk dalam kategori (Baik). Lembar validasi berpedoman pada11 aspek yaitu 1). identitas RPPTH, 2). perumusan indikator, 3). perumusan tujuan pembelajaran, 4). pemilihan materi ajar, 5). pemilihan sumber belajar, 6). pemilihan media belajar, 7). metode pembelajaran, 8). skenario pembelajaran, 9). penilaian, 10). lembar kerja siswa, 11). bahasa. Oleh karena itu perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Kurikulum SD 2013, Subtema
ix
Development of Learning Instrument Referring to 2013 Curriculum for
Elementary School on the Subtheme of ‘My Hero My Pride’ for Elementary
School Students in Grade IV
Hans Sarakan developed a product in the form of curriculum development learning device refers SD 2013 by using a thematic approach and integrative scientific approach and authentic assessment of learning for each charge.
This study is a research and development (R & D). This learning device development using research and development. According to Borg and Gall (1983). Research and development of products that are used include five steps: (1) Potential and Problems (2) Data Collection (3) Product Design (4) Validation Specialists (5) Revised Design. Process research and development can produce a final end product design in the development of curriculum learning device refers SD-2013 to fourth grade elementary school students. The instrument used in this study were interviews and questionnaires. Interviews were used for analysis needs. The study documents only as a complement of the use of analytical needs. While the questionnaire is used to validate the quality of the learning device
Based on the results of expert validation Elementary Curriculum 2013 resulted in 170 Score by category (Good), two experts elementary school curriculum in 2013 by fifth grade teacher and elementary school class I produced a score of 178 and 176 with the category (Good). The learning device to obtain a total score of 174.6. and included in the category (Good). Validation sheet is guided pada11 aspects: 1). RPPTH identity, 2). formulation of indicators, 3). formulating learning goals, 4). the selection of teaching materials, 5). the selection of learning resources, 6). media selection study, 7). learning methods, 8). learning scenarios, 9). appraisal, 10). student worksheet, 11). language. Therefore, learning tools developed already fit for used as a learning device refers Curriculum 2013.
Keywords: Software Development Learning, Curriculum SD 2013, Subtheme
x
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan
berkatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada
Subtema Pahlawanku Kebanggaanku untuk Siswa Kelas IV Sekolah dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program Pendidikan Guru Terintegrasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program
Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Koordinator program PPGT telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. Sarjono,S.Pd.SD selaku kepalah sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah
xi
menyelesaikan.
8. Uswatun Khasanah, selaku guru kelas V SD Negeri Kalasan 1 yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
produk penelitian.
9. Erviana Pramitasari selaku guru kelas I SD Negeri Kalasan 1 yang telah
membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
10.Yosef Sarakan, Lasarus Sarakan dan Fransina Arwam, dan Maria Wonar
yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11.Kakakku Yafet Sarakan dan Delila, Thalenta Kristina Hia, Yudha Sarakan,
Huldha Sarakan, Marten Luter Sarakan, Tania Shinta Sarakan, Simeon
Sarakan, Alfa Sarakan, teman-temanku 34 se- perjuangan terima kasih atas
dukungannya untuk membantu dan mendukung penulis selama ini.
12.Teman-teman satu perjuangan 34 mahasiswa skripsi payung
pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.
13.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik
dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat
membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 28 Mei 2015
Penulis
xii
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
HALAMAN MOTTO………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. vi
ABSTRAK………... vii
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan……….. 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori……….. 10
1. Kurikulum SD 2013……… 10
a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013... 10
1) Tantangan Internal……….. 10
2) Tantangan Eksternal……… 11
3) Penyempurnaan Pola Pikir……….. 12
4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum………. 12
5) Penguatan Materi……… 13
xiii
2) Standar Isi………... 15
3) Standar Proses……… 16
4) Standar Penilaian………. 17
2. Penguatan Pendidikan Karakter……….. 19
a) Pengertian Pendidikan Karakter……… 19
b) Tujuan Pendidikan Karakter………. 20
3. Pendekatan Tematik Integratif……… 21
4. Pendekatan Saintifik………... 22
a. Pengertian Pendekatan Saintifik………... 22
b. Tujuan Pendekatan Saintifik………. 20
c. Ruang Lingkup Pendekatan Saintifik………... 23
5. Penilaian Otentik………. 24
a) Pengertian Penilaian Otentik………. 24
6. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran………. 26
a. Silabus………... 26
6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 40
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan………. 54
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan……….. 54
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan………. 58
B. Deskripsi Produk Awal………... 59
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013……….. 63
1. Validasi pakar Kurikulum SD 2013……….. 63
2. Validasi guru kelas V Pelaksana Kurikulum SD 2013…………. 65
3. Validasi guru kelas 1 pelaksana Kurikulum SD 2013…………... 67
D. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan……… 68
1. Kajian Produk Akhir………. 68
2. Pembahasan………... 74
xv
C. Saran………. 77
DAFTAR REFERENSI………. 78
LAMPIRAN………... 81
xvi
Tabel. 1.1 Kompetensi Lulusan SD/MI……….. 15
Tabel. 2.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian……….. 40
Tabel. 3.3 Instrumen survei/analisis kebutuhan………. 41
Tabel. 4. 4 Instrumen validasi perangkat pembelajaran……… 43
Tabel. 5.5 Konversi Data……… 51
Tabel. 6.6 Kriteria Skor Skala Lima………... 53
Tabel. 7.7 Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi……… 64
Tabel. 8.8 Saran Pakar Guru kelas V dan Revisi………... 66
Tabel. 9.9 Saran Pakar Guru kelas I dan Revisi………. 67
xvii
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan………….. 35
Gambar 4.2 Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran.. 38 Gambar 5.3 Analisis KI dan KD………... 60
Gambar 6.4 Silabus………... 61
xviii
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian……….. 82
Lampiran 2 Daftar Nama/Daftar Hadir……… 83
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian……….. 85
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara………... 87
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli Pakar Kurikulum SD 2013……….. 95
Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas V Pelaksana Kurikulum SD 2013………. 100
Lampiran 7 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013………. 105
Lampiran 8 Biodata Penulis………. 110
Lampiran 9 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan selalu menjadi persaingan tiap-tiap Negara dan Negara
Indonesia adalah salah satu pendidikan terendah sebanding dengan
Negara-negara di Asia. Hal ini menarik perhatian kementrian pendidikan dan
kebudayaan agar Kurikulum segera diubah, Bukankah perubahan dan pergantian
Kurikulum dalam sejarah kebijakan pendidikan Nasional di Indonesia sudah
sering terjadi?Sejak Indonesia merdeka, sekitar 12 kali sistem pendidikan
nasional Indonesia telah berubah-ubah kurikulum. Perubahan terakhir ialah
dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk menggantukan Kurikulum 2006
yang lebih dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Perjalanan perubahan Kurikulum pendidikan di Indonesia dapat dipahami
sebagai berikut:
Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah
mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1945-1947 Rencana
Pelajaran- Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, Tahun 1955-1965-1968
Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, Tahun 1968 Kurikulum Sekolah Dasar,
Tahun 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), Tahun
1975 Kurikulum Sekolah Dasar, Tahun 1984 Kurikulum 1984- 1985, Tahun
1994 kurikulum 1994-1995, Tahun 1997 Revisi Kurikulum 1994, Tahun 2004-
2005 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Tahun 2006 Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tahun 2013 Kurikulum 2013-2015.
Perubahan Kurikulum pendidikan adalah tugas pemerintahan kenegaraan sebagai
bukti kepemerintahan pada kemajuan bangsa dan Negara, perubahan Kurikulum
berarti perubahan cara belajar bangsa Indonesia yang lebih efektif.
Perubahan Kurikulum disesuaikan peraturan undang-undang
2
Kurikulum ini di publikasikan kepada bangsa dan Negara, maka dari itu
pemerintah Negara Indonesia ingin mengunakan kurikulum 2013. Kurikulum
2013 adalah kurikulum baru setelah evaluasi kementrian pendidikan dan
kebudayaan, Perubahan dilakukan dalam rangka memaksimalkan proses
pendidikan yang bukan hanya pengetahuan saja melainkan sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan sudah 12 kali melakukan
perubahan kurikulum yang dimana perubahan tersebut dilakukan lagi oleh
kementrian pendidikan dan kebudayaan, permasalahan yang mengakibatkan
sehingga pemerintah merubah kurikulum. Pertama gagalnya sejumlah sekolah
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan hal inilah yang
menjadi alasan Kemendikbud mengganti kurikulum lama dengan yang baru.
Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan
oleh guru sebelum memasuki proses pembelajaran. Persiapan mengajar
merupakan salah satu tolok ukur dari sukses seorang guru. Kegagalan dalam
perencanaan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Hal ini menyiratkan
betapa pentingnya melakukan persiapan pembelajaran melalui pengembangan
perangkat pembelajaran. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, " perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilain hasil belajar.
Peran guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi
peserta didik ibarat lilin yang menjadi peneran tanpa batas, tanpa membedakan
siapa yang diterangnya, demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam
mengembangan amanat sebagai seorang guru, perlu kiranya terampil sebagai
sosok professional. Sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok
yang dapat memberi contoh teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju,
terhadap dan mengembangkan diri untuk mendapatkan inovasi yang bermanfaat
sebagai bahan pengajaran kepada anak didik.
3
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru (SR) kelas IV pada
tanggal 17 Mei 2014, pukul 11. 20 WIB di SDN Kalasan 1 diperoleh informasi
terkait dengan pemahaman guru terhadap implementasi kurikulum 2013, guru
mengatakan bahwa kurikulum 2013 itu adalah sebuah kurikulum yang mana
penyampaian secara utuh dan berkeseluruhan atau holistik, dibandingkan
dengan kurikulum 2006 KTSP itu setiap mata pelajaran disampaikan secara
terpisah atau sendiri-sendiri, tetapi kurikulum 2013 ini semuanya disampaikan
dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema, meskipun
kurikulum ini memuat beberapa mata pelajaran khususnya kelas IV semua
muatan itu ada, yaitu IPA, IPS, PPKn Bahasa Indonesia, Matematika, agama
dan SBdP, SBdP itu gabungan antara SBK dengan budaya setiap muatan
pelajaran sama hanya penyampaian yang berbeda. Penyampaian secara
keseluruhan di gambungkan menjadi satu, agar pembelajaran tidak diketahui
siswa hanya yangdiketahui mempelajari suatu tema.Setiap muatan pembelajaran
yang disampaikan guru yang mengetahui siswa hanya belajar dari satu
keseluruhan atau dalam satu tema.
Di dalam kurikulum 2013 itu sangat berbeda dengan kurikulum 2006,
kurikulum 2006 itu lebih menekankan pada pemahaman atau pengetahuan saja.
Sedangkan dalam kurikulum 2013 mempunyai 4 aspek atau 4 Kompetensi Inti
yang dipelajari oleh siswa, kompetensi inti 1 dan 2 menyangkut kepribadian dan
3 pengetahuan 4 keterampilan. Setiap hari setiap pembelajaran anak-anak utuh
belajar 4 aspek tersebut.
Harapannya siswa tidak hanya belajar atau tahu tentang pengetahuan saja
tetapi dia juga memiliki kepribadian yang baik dan juga bisa menerapkan
keterampilan didalam kehidupan sehari hari. Kemudian perumusan indikator
yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa, maksudnya 4 kompetensi inti
sudah dipadukan kedalam kompetensi dasar masing-masing.
Setiap KD akan dipadukan dibentuk dalam membuat RPP kedalam
indikator dipadukan kedalam tujuan pembelajaran dari ke-4 harus dipadukan ke
masing-masing, semua KD harus memiliki Indikator karena pada akhir
4
keterampilan sedangkan untuk membuat indikator dari KI 1 dan KI 2 disisipkan
di tujuan pembelajaran, ketrampilan itu akan muncul di penilaian misalnya guru
mengajarkan tentang energi atau manfaat energi.
Tematik integratif "disatukan dalam suatu muatan kegiatan pembelajaran
yang penyampaian utuh, tidak terpisah pisah, dan bagaimana kepandaian guru
dalam mengaitkan mata pelajaran agar siswa tidak mengetahui mata pelajaran
apa yang akan di pelajari tetapi siswa hanya tahu mempelajari suatu tema.
Tujuan tematik integratif yaitu siswa senang dalam mempelajari suatu
tema walaupun dalam tema tersebut memuat mata pelajaran yang paling tidak di
sukai siswa yaitu misalnya matematika tetapi kepandaian guru dalam
mengaitkan mata pelajaran agar siswa tidak tahu tentang mata pelajaran tertentu
namun yang siswa ketahui ialah mempelajari suatu tema. Perkembangan
Karakteristik siswa dalam belajar yang holistik, pembelajaran yang kongkrit
tetapi tujuan pembelajaran tercapai agar penilaian juga sesuai dengan muatan
mata pelajaran.
Saintifik adalah pendekatan bukan model, pendekatan saintifik itu ada
lima tahap atau 5 M yaitu; Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba dan
Mengkomunikasikan. dari pendekatan ini tidak harus urut yang penting 5
komponen itu ada. Pendekatan berbeda dengan model, sedangkan model
sifatnya jelas dan langkah-langkahnya harus urut, sedangkan saintifik tidak
harus urut namun yang paling terpenting adalah konteks pembelajaran satu hari
dan itu harus ada ke-lima aspek tersebut. 5 aspek bisa di bolak-balik tetapi
hanya satu yang tidak bisa di bolak yaitu tahap ke-lima. Pembelajaran akan di
akhiri dengan kesimpulan maka tahap lima tidak bisa dibolak balik, sedangkan
empat tahap boleh dibolak balik tidak harus urut yang penting pembelajaran
tercapai ketika ke-lima komponen sudah dilakukan meskipun tidak berurutan.
Penilaian otentik adalah penilaian keseluruhan, setiap penilaian digunakan
untuk mengukur semua aspek yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap
sosial dan sikap spiritual. Ketiga aspek harus dilakukan, maka itu akan ada
penilaian proses, prodak/hasil dari pengunaan penilaian otentik dapat di ketahui
5 dari ke-empat aspek tersebut.
Penilaian otentik itu sangat berat, dibandingkan KTSP penilaian otentik
diketahui hanya pelaksanaannya belum di ketahui dikarenakan kurangnya
sumber daya manusia, dan belum mahir dalam melakukan penilaian kurikulum
2013, sarana dan prasarana belum baik, dan yang menjadi kendala adalah
jumlah murid karena penilaian otentik harus 40 siswa dan penilaian otentik pada
40 siswa untuk 4 aspek dan setiap muatan sendiri-sendiri hal ini kurang
maksimal, guru-guru belum menemukan penilaian kurikulum 2013 yang efektif
walaupun teori sudah diketahui hanya penilaian yang masih menjadi kendala
melaksanakan penilaian, sementara guru-guru masih mengalami kesulitan
dalam melakukan penilaian otentik yang efektif. Jumlah siswa yang banyak
guru masih mengalami kesulitan.
Pendidikan karakter itu mucul di setiap pembelajaran apabila siswa keluar
ia memiliki karakter yang kuat dan pengetahuan baik karakternya juga kuat
dalam kehidupan sehari-hari, hanyalah pengetahuan digunakan untuk sesuatu
yang salah, karakter itu adalah sikap yang baik ilmu yang didapatkan di sekolah
siswa menerapkan dalam karakternya sendiri baik di lingkungan masyarakat.
Perangkat pembelajaran sudah dibuat meskipun belum sempurna tetapi
perangkat pembelajaran di sesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sekolah,
kesulitan yang masih dialami ialah instrumen penilaian dan daftar penilaian
yang efektif, analisis dan daya serap masih terkendala.
Maka peneliti tertarik memilih judul tentang pengembangan perangkat
pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema pahlawanku
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema
pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema pahlawanku
kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran
subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran
subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal
ketika kelak menjadi guru.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif komponen pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa
Dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang
pahlawanku kebanggaanku pada siswa kelas IV semester 2 SDN Kalasan
1 tahun ajaran 2013/2014.
4. Bagi sekolah
Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi sikap kepahlawanan
5. Bagi Prodi PGSD
7
terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran.
E.Batasan Istilah
1. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta
didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik baik
sebagai warga Negara. Pendidikan karakter dapat dikmaknai sebagai
upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif
dikembangkan, didorong, dan deberdayakan melalui keteladanan,
2. Pendekatan tematik integratif
Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
kedalam berbagai tema.
3. Pendekatan saintifik
Pendektan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan yaitu dari kelima tahap
tersebut, yaitu 5 M, Mengamati. (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), Menanya. (kesempatan siswa bertanya) Menalar. (merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis), Mencoba.
(menganalisis data, menarik kesimpulan) Mengkomunikasikan. (konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan).
4. Penilaian otentik
Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
5. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media
8
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.
Komponen RPPTH ini memuat komponen-komponen yang
terdapat dalam RPPTH mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/semester,
Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator,
Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode,
Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Laporan.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam
perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
Dalam penyusunan RPPTH harus mengacu pada perkembangan
pribadi siswa yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
karakter (attitude). Aspek-aspek yang dikembangkan di atas akan nampak
dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Namun dari ketiga
aspek di atas, aspek yang paling banyak dikembangkan adalah aspek
karakter (Attitude).
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Harian (RPPTH). Dalam pendekatan tematik integratif, materi
ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh
mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke
dalam berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan
saintifik.
RPPTH yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik
terdiri dari mengamati (observating), mananya (questioning), menalar
(associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring
9
diakhir dari setiap pembelajaran siswa harus suatu karya ilmiah.
5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.
Penilaian yang digunakan dalam RPPTH adalah penilaian
otentik.Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja,
proyek, portofolio, dan tertulis.
6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.
Penyusunan RPPTH dengan memperhatikan ketentuan EYD. Di
10
BAB II
LANDASAR TEORI A.Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
Kurikulum 2013 adalah bagian dari lanjutan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004
dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Inti dari kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik integratif-integratif. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar
yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. Kurikulum 2013
disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa
depan.
Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013
a. Rasional Perubahan Kurikulum SD 2013
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
dalam salinan lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
11
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait
dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah
penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun
2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar
yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya
manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan mengeser pola hidup.
Masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industry dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations. (ASEAN) Community, A: Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFT. Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dui pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidi pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
12
dalam beberapa 1 laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini
disebabkan antara 1 banyaknya materi uji yang ditanyakan.
3) Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpikir pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi
yang sama;
1. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
pembelajaran interaktif (interaktif guru peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
2. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
saja yang di dihubungi serta diperoleh melalui internet);
3. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
model pembelajaran pendekatan sains);
4. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
5. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
multimedia;
6. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
7. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline);
dan
8. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis,
4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
13
Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan
kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013
dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja
yang bersifat kolaboratif.
b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader)', dan
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
5) Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.
b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan yang terjadi pada Kurikulum 2013
meliputi empat aspek,yaitu;
1) Standar Kompetensi Lulusan
2) Standar Isi
3) Standar Proses
4) Standar Penilaian
1) Standar Kompetensi Lulusan
a. Pengertian
Menurut PP No. 32 Tahun 2013 bahwa Standar Kompetensi Lulusan
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
diwujudkan dan dijabarkan melalui berbagai kompetensi untuk setiap mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Hal ini juga disebutkan dalam
Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan
14
b. Tujuan
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
c. Ruang lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
d. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum
yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap
periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan
sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan
15
Tabel. 1.1 Kompetensi Lulusan SD/MI
(Muslikh permendikbut 54 tahun 2013)
SD/MI
Dimensi Kualifikasi Kebutuhan
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan
Memiliki kemampuan piker dan tindakan yang
produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
2) Standar isi
Sesuai Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar isi Pendidikan Dasar dan Menengah
a. Pengertian
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar
nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peraturan
pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan
pemerintah Nomor 19 tentang standar nasional pendidikan ditetapkan
16
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
b. Tujuan
Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan
tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
c. Ruang lingkup
Materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan
karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.Selanjutnya,
tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan
peserta didik, kualifikasi Kompetensi Indonesia, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.
3) Standar Proses
a. Pengertian
Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar
dan menengah dalam dokumen salinan lampiran peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah dalam dokumen
salinan lampiran peraturan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar
menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
b. Tujuan
Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
17
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Ruang lingkup
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
4) Standar Penilaian
Sesuai Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
a. Pengertian
Menurut Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia,
Mohammad Nuh dalam salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar
penilaian pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
b.Tujuan
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional,
dan ujian sekolah/madrasa.
c. Ruang lingkup Penilaian
18
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada
ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.
d.Prinsip dan pendekatan penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang/pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilain.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
4) Transparan, berarti /prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik,
prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
7) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilain.
8) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
9) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
10)Transparan, berarti /prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
19
2. Penguatan Pendidikan karakter
a) Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008) Karakter merupakan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang
unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku
(kementerian pendidikan nasional, 2010). Nilai-nilai yang unik, baik itu
kemudian dalam desain induk pembangunan karakter bangsa 2010-2025
dimaknai sebagai tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata
berkehidupan baik.
Screnko (1997), hal-42. Mendefenisikan karakter sebagai atribut atau
ciri-ciri yang membentuk dan membedakan atau ciri pribadi, ciri etis, dan
kompleksitas mental dari diri seseorang, suatu kelompok atau bangsa.
Menurut Screnko (1997), hal-45. Pendidikan karakter dapat
dikmaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri
kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan deberdayakan melalui
keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar),
serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmat dari
apa-apa yang diamati dan dipelajari).
Jadi, pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada
peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi perkerti, pendidikan
moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memilihara apa
yang baik, mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula di maknai sebagai suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
20
insan kami. Penanaman nilai kepada warga sekolah maknanya bahwa
pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa, tetapi juga
para guru, kepala sekolah dan tanga non-pendidik di sekolah semua harus
terlibat dalam pendidikan karakter.
b) Tujuan Pendidikan Karakter
Karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan
berpengaruh kepada karakter siswa yang di ajarnya. Pendidikan karakter
adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk
mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. (Winto, 2010). Pendidikan
karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung
perkembangan sosial, perkembangan emosional, dan pengembangan etik
para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh
sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti
pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian,
kejujuran, kerajinan, keuletan dan ketabahan, tanggung jawab, menghargai
diri sendiri dan orang lain. Setiap mata pelajaran mempunyai nilai-nilai
tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan
oleh adanya keutamaan fokus dari setiap mata pelajaran yang tentunnya
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama: nilai utama yang ditanamkan antara lain:
religious, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin
tahu, percaya diri, menghargai, keberagaman, patuh pada aturan,
sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja
keras, dan adil.
2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada Aturan sosial,
demokratis, jujur, menghargai keberagaman Sadar akan pekerjaan
kewajiban diri orang lain.
3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, dan inovatif, percaya diri,
21
4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman,
berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan
lingkungan, berjiwa usaha, jujur, kerja keras.
5. Ilmu Pengetahuan Alam: ingin tahu, berfikir logis, kritis, kreatif dan
inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, disiplin, mandiri,
bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu.
6. Bahasa Inggris: menghargai keberagaman, santun, percaya diri,
mandiri, bekerja sama, patuh pada aturan sosial.
7. Seni budaya menghargai: menghargai keberagaman, nasionalis, dan
menghargai karya orang lain, ingin, jujur, disiplin, demokratis.
8. Penjaskes: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur percaya
diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain.
9. Tik/Ketrampilan: Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,
mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain.
10.Muatan Lokal: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang
lain, nasional, peduli.
3. Pendekatan Tematik Integratif
Pendekatan ini tiap pembelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan
dipadukan (diintegrasikan) dengan bahan pembelajaran lain. Pembelajaran di
Sekolah Dasar dengan kurikulum 2013 dilakukan secara Tematik Integratif.
Melalui sistem tematik integratif ini, indikator mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial akan mucul di kelas IV, V,
dan VI SD. " di SD, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik
integratif berdasarkan tema-tema yang sudah disusun. Indikator IPA dan IPS
mulai muncul di kelas IV hingga VI, tetapi pembelajarannya tetap tematik
integratif," Berdasarkan pola tematik integratif ini, buku-buku siswa tidak lagi
dibuat berdasarkan mata pelajaran, tetapi berdasarkan tema yang merupakan
gabungan dari beberapa mata pelajaran yang relevan dengan kompetensi di SD.
Dalam pembelajaran yang kreatif, temaik integratif seorang guru mampu
berinteraksi secara efektif dengan siswa, berusaha menciptakan conversation
22
dibutuhkan bahan cerita yang dalam kegiatan pembelajaran disebut
pembelajaran tematik integratif. Tanpa mempersiapkan tema yang akan
disampaikan sulit bagi siswa untuk memiliki imajinasi dan interaksi dangan
guru.
Bagaimana menciptakan pembelajaran tematik integratif:
1) Tema yang akan dibawakan dalam pembelajaran harus memiliki muatan
rasa ingin tahu siswa.
Tema tersebut harus mencerminkan nilai-nilai kehidupan, ilmu
pengetahuan, bermakna dan gaya kompetensi mengajar.
2) Tema harus didesain untuk membangun solusi dari konflik yang
disampaikan
Seorang guru harus mampu menggugah rasa ingin tahu siswa
dengan pembukaan yang menarik.
3) Kemampuan mendengar dan menyimak guru lebih diutamakan daripada
berceramah.
Komponen terpenting dari pembelajaran tematik integratif dan
integrative adalah kemampuan mendengar dan menyimak dari
seorang guru guna mengikuti alur daya serap dan daya kritis siswa.
Pembelajaran tematik integratif menjadi menarik dikarenakan ada
konflik atau problem yang ingin disampaikan.
4. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
National Science Teacher Association (NSTA) mendefinisikan pendekatan
ini sebagai belajar/mengajar sains dan teknologi dalam konteks pengalaman
manusia. Pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman,
penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang fenomena alam dan
sosial yang meliputi produk dan proses. Pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
23
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
"ditemukan". (Kemendikbiid,2013) Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran
Tematik Terpadu
Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana
metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Memberikan
konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran didalamnya mencakup komponen: Mengamati, Menanya,
Menalar, Mencoba /Mencipta, Menyajikan/ Mengkomunikasikan. Metode
ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya.Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek
yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan
menguji hipotesis.
b. Tujuan Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal darimana saja, kapan saja,
tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karen itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta
didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan
bukan hanya diberi tahu.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah:
24 berpikir tingkat tinggi siswa.
2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6) untuk mengembangkan karakter siswa.
c. Ruang Lingkup Pendekatan Saintifik
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti: Mengamati, Mengklasifikasi, Mengukur,
Meramalkan, Menjelaskan, dan Menyimpulkan. Dalam melaksanakan
proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya
siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
5. Penilaian Otentik
a) Pengertian Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau
menunjukkan Tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan
(kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan
dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi
utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap). Penilaian otentik
tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dalam
penilaian otentik guru harus memiliki wawasan yang luas tentang
25
Wawasan ini dapat dimiliki oleh guru dengan cara rajin membaca
lingkungan sekitar, buku, dan media-media cetak lainnya yang dapat
menunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru
dapat memberikan contoh-contoh pengalaman kehidupan yang mungkin
dapat dipecahkan oleh peserta didik. Apa yang dapat dilakukan oleh peserta
didik, itulah yang menjadi dasar pijakan dalam penilaian otentik.
b) Berkesinambungan
Tujuan dari penilaian ialah untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses,
dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
c) Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan
minimal yang ditatapkan oleh satuan pendidikan masing-masing
d) Mengunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dapat dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, ujuk kerja, proyek pengamatan, dan penilaian diri.
e) Tujuan Penilaian
1. Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses
pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
2. Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-
kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran.
3. Pencarian (finding-Out),yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal
yang menyebabkan terjadi kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran.
4. Penyimpulan (summing-up) yaitu untuk menyimpulkan apakah anak
didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam
26 f) Ruang lingkup
Ruang lingkup penilaian dalam kurikulum 2013 terdapat tiga
komponen utama, yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ketiga komponen tersebut dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan
instrumen penilaian yang berbeda-beda, tetapi berimbang dan fungsi saling
melengkapi antara satu dengan yang lain. Hasil dari penilaian ketiga
komponen tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menetukan
keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulang tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
6. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
1) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran
atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Silabus merupakan suatu yang pokok dalam kegiatan pembelajaran.
Sebab, silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas. dengan adanya
silabus, seorang pendidik dapat mengetahui bagaimana ia akan
melaksanakan pembelajaran yang baik, efektif dan efisien sehingga apa yang
menjadi standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dapat tercapai
maksimal.
a. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai " garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" (Salim, 1987 : 98).