• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA SWASTA AL ULUM MEDAN T.P. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA SWASTA AL ULUM MEDAN T.P. 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA SWASTA A L U L U M M E D A N T . P . 2 0 1 3 / 2 0 1 4

Oleh:

Abdah Rohimah Harahap 4103121001

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P.

2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan

fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak

Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai

dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada bapak Alkahfi Maas Siregar, M.Si., bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si., dan

ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd., selaku dosen pembanding yang telah memberikan

masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku

dosen pembimbing Akademik, ibu Dr. Derlina, M.Si selaku ketua jurusan Fisika

dan bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua prodi pendidikan Fisika.

Juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika

FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih

disampaikan juga kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku dekan

FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Haspayani Boangmanalu S.Pd

selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu penulis selama

penelitian dan bapak Sofyan Siregar, S.Ag selaku kepala SMA Swasta Al Ulum

Medan atas izin penelitian yang diberikan.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Alm. ayahanda Mara

Kadim Harahap yang ketika beliau masih hidup banyak memberikan bimbingan

dan motivasi, dan ibunda Nurbaiti Hutabarat yang selalu memberikan dorongan,

do’a dan dana kepada peneliti selama menempuh studi di Unimed. Juga

teristimewa kepada saudara-daudaraku Haritsah Hammamah Hrp, Abdul Rahman

(4)

memberikan bantuan moril dan materi dalam menyelesaikan studi di Unimed.

Saya ucapkan terima kasih kepada para sahabatku Latifah, Mayang, Minta, Rajo,

dan Vini, yang selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai

dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih kepada

seluruh anak Fisika Dik C 2010, dan juga untuk teman-teman, adik-adik yang

tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Terakhir penulis ucapkan terimakasih

kepada saudara Hamdan Hamid Siregar yang selalu memberi semangat,

dukungan, dan luangan waktu dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca khusunya dalam dunia pendidikan.

Medan, 2014

Penulis

(5)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA SWASTA A L U L U M M E D A N T . P . 2 0 1 3 / 2 0 1 4

ABDAH ROHIMAH HRP ( NIM : 4103121001 )

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014 dengan jumlah 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 30 orang dan kelas kontrol berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 5 option (a, b, c, d, dan e) yang telah divalidasi oleh validator serta uji ramalan.

(6)

DAFTAR TABEL

[image:6.595.75.525.117.666.2]

Halaman Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Inkuiri 23 Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran konvensional 25

Tabel 2.3 Penelitian Relevan 26

(7)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Bahan Ajar 63

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 74 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 84 Lamoiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 95 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS-1) 106 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS-2) 110 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS-3) 114 Lampiran 8 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa Sebelum Divalidasi 118 Lampiran 9 Tabel Persiapan Perhitungan Validitas 131 Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tiap Item 132 Lampiran 11 Tabel Persiapan Perghitungan Reliabilitas 133 Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas 134 Lampiran 13 Tabel Persiapan Perhitungan Taraf Kesukaran 136 Lampiran 14 Perhitungan Taraf Kesukaran 137 Lampiran 15 Tabel Persiapan Perhitungan Daya Pembeda Tes 139 Lampiran 16 Perhitungan Daya Pembeda Tes 140 Lampiran 17 Tabel Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas 142 Lampiran 18 Soal - Soal Tes Hasil Belajar 143 Lampiran 19 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi 148 Lampiran 20 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 151 Lampiran 21 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 22 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen 156 Lampiran 23 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol 159 Lampiran 24 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol 162 Lampiran 25 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Ekperimen dan Kontrol 165 Lampiran 26 Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi 169

Lampiran 27 Uji Normalitas Data 172

Lampiran 28 Uji Homogenitas 175

[image:7.595.69.530.111.669.2] [image:7.595.66.529.120.684.2]
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Bidang pendidikan merupakan

salah satu dari aspek tersebut. Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat

penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan suatu wahana yang

digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

berkompeten di bidangnya.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih minimnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari

rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.

Lebih lanjut Trianto menyatakan, secara empiris, berdasarkan hasil analisis

penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan

dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana

kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. (Trianto, 2011).

Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara dengan salah satu guru

fisika di SMA Swasta Al Ulum Medan, dengan meninjau nilai fisika siswa di

salah satu kelas X, diperoleh informasi bahwa lebih dari 60% dari jumlah siswa

belum memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

Beliau juga menambahkan bahwa nilai rata-rata fisika yang diperoleh siswa untuk

materi Listrik Dinamis adalah 60. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil

belajar fisika siswa masih rendah.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah

kurangnya aktivitas siswa di dalam pembelajaran. Hal tersebut juga didukung oleh

pernyataan ibu Haspayani Boangmanalu, S. Pd, selaku guru fisika di SMA Swasta

Al Ulum Medan. Dalam wawancara, beliau menyatakan: “Respon siswa ketika

belajar fisika cenderung pasif dan hanya menerima penjelasan dari guru tanpa

adanya suatu usaha untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih dalam.

(9)

2

ditanyai mengenai pelajaran fisika“. Faktanya, proses pembelajaran fisika lebih

menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian materi semata

daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu.

Adapun faktor yang mempengaruhi rendahnya aktivitas siswa yang

menyebabkan hasil belajar fisika siswa masih rendah di kelas X SMA Swasta Al

Ulum Medan adalah model dan teknik pembelajaran fisika yang kurang

bervariasi. Dalam pembelajaran fisika guru lebih dominan menggunakan

pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, penugasan, dan pembelajaran

sering kali dilakukan satu arah. Pada pembelajaran ini suasana pembelajaran

mengarah ke teacher centered sehingga siswa terkesan pasif.

Kendati demikian, guru sesekali masih menerapkan teknik pembelajaran

lain seperti demonstrasi dan eksperimen, namun sangat jarang dan tidak untuk

semua materi fisika. Padahal kita ketahui bahwa hampir semua materi fisika

identik dengan eksperimen. Hal tersebut dikarenakan alat dan bahan praktikum

yang disediakan oleh sekolah masih kurang memadai.

Selain mewawancarai guru mata pelajaran fisika peneliti juga membagikan

angket kepada siswa kelas X dengan tujuan mengetahui minat dan nilai siswa

terhadap mata pelajaran fisika serta kegiatan belajar mengajar yang berlangsung

di dalam kelas. Dari pertanyaan yang diberikan ternyata minat siswa terhadap

mata pelajaran fisika sangat minim, hanya 4 orang dari 35 siswa yang menjawab

fisika sebagai mata pelajaran yang disukainya, dengan alasan fisika sulit untuk

dipahami. Sedangkan untuk nilai fisikanya diperoleh persentase sebesar 62,85%

menjawab kurang dan cukup memuaskan. Ini berarti lebih dari setengah jumlah

siswa memperoleh nilai fisika yang bisa dikatakan masih rendah.

Selanjutnya terhadap pertanyaan mengenai kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas siswa menjawab bahwa guru menjelaskan teori-teori, cara

menyelesaikan soal-soal fisika, dan kemudian memberikan tugas. Metode lain

seperti diskusi kelompok terkadang dilakukan namun hanya sebatas diskusi dan

latihan soal. Siswa memang mampu menghapalkan beberapa teori dan mampu

menjawab soal dengan dibantu gurunya, namun mereka belum memahami konsep

(10)

fisika mereka masih bingung dan belum mampu memecahkannya. Hal tersebut

menyebabkan siswa menjadi tidak aktif sehingga pelajaran fisika pun menjadi

salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan kurang disukai oleh siswa. Akibat

lebih lanjut, siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika

dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang

fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan sebuah penemuan. Fisika sebagai cabang dari

IPA merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan

pemahaman daripada penghafalan.

Fisika sebagai salah satu cabang IPA, tidak terlepas dari satu kesatuan

yang terdiri atas produk, sikap, dan keterampilan proses. Proses sains dalam

pembelajaran IPA akan berjalan sesuai dengan kaidah yang benar apabila subjek

yang melaksanakan proses tersebut memiliki sikap ilmiah yang memadai. Sikap

ilmiah merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk berperilaku dan

mengambil tindakan pemikiran ilmiah yang sesuai dengan metode ilmiah. Sikap

ilmiah ini tentunya akan diperoleh ketika siswa dengan aktif melakukan

serangkaian aktivitas di dalam proses belajarnya.

Merujuk akan hal tersebut, ada beberapa model pembelajaran yang

digunakan untuk mengubah pembelajaran fisika yang bersifat teacher centered

menjadi student centered. Guru dapat meningkatkan aktivitas anak didiknya

melalui pembelajaran yang didasari penyelidikan. Salah satunya adalah model

pembelajaran inkuiri. Alasan penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah

siswa akan mendapatkan pemahaman-pemahaman yang lebih baik mengenai sains

dan akan lebih tertarik terhadap sains jika siswa dilibatkan secara aktif dalam

pembelajaran. Siswa akan lebih tertarik lagi belajar fisika jika siswa terlibat secara

langsung dalam eksperimen fisika. Hal tersebut dikarenakan fisika adalah

pelajaran yang identik dengan eksperimen, sehingga jika siswa diajak secara

(11)

4

Pernyataan tersebut didukung oleh Suchman yang meyakini bahwa siswa akan

lebih menyadari proses penyelidikannya. (Trianto, 2011).

Pembelajaran inkuiri atau pengajaran berbasis penyelidikan mengacu pada

strategi dan teknik yang guru gunakan untuk terlibat dan membimbing siswa

melalui penyelidikan ilmiah. Guru harus melibatkan siswa sebanyak mungkin

dalam seluruh proses melakukan penyelidikan ilmiah. Bahkan, bila

memungkinkan, siswa merumuskan sendiri pertanyaan atau masalah; “open

inkuiri” dan melakukan investigasi. Namun, seperti yang dinyatakan Inquiry and

the National Science Education Standards/NSES mengenai open inkuiri yakni:

“…students rarely have the ability to begin here. They first have to learn to ask and evaluate question that can be investigated, what the difference is between evidence and opinion, how to develop a defensible explanation, and so on. A more structured type of teaching develops students’ abilities to inquire…. Experiences that vary in “openness” are needed to develop inquiry abilities. Students should have opportunities to participate in all types of inquiries in the course of their science learning”. “... siswa jarang memiliki kemampuan untuk memulai di sini. Mereka pertama kali harus belajar bertanya dan mengevaluasi pertanyaan yang dapat diselidiki, apa perbedaan antara bukti dan pendapat, bagaimana mengembangkan sebuah penjelasan yang dapat dipertahankan, dan sebagainya. Jenis pengajaran yang lebih terstruktur mengembangkan kemampuan siswa untuk menanyakan.... Pengalaman yang bervariasi dalam "keterbukaan" yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan penyelidikan. Siswa harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam semua jenis pertanyaan dalam proses pembelajaran ilmiah mereka”. (Kessler dan Galvan, 2007).

Hasil penelitian Kirshner dalam Arends, (2012) menyatakan bahwa orang

belajar paling baik dimana mereka diberikan kesempatan untuk menemukan atau

membangun informasi untuk mereka sendiri. Selanjutnya Mayer; bahwa dalam

pembelajaran inkuiri siswa belajar lebih baik ketika mereka aktif, tetapi aktivitas

mereka memerlukan bimbingan. Ia juga menambahkan bahwa siswa

membutuhkan kebebasan yang cukup dalam proses inkuiri untuk menjadi aktif

secara kognitif dalam proses untuk memahami, dan siswa membutuhkan

bimbingan yang cukup sehingga hasil dari aktivitas kognitif mereka berdayaguna

pengetahuan. Lebih lanjut Suchman mengembangkan pembelajaran inkuiri,

(12)

bahwa keterampilan inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga

meningkat.

Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri sudah pernah diteliti oleh

peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Harahap, (2011) dengan penelitian

pengaruh model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Usaha dan

Energi di kelas VIII, diperoleh nilai rata-rata pretes di kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah 44,53 dan 42,50. Setelah diberi perlakuan, diperoleh rata-rata nilai

postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 71,39 dan 63,37. Juga

pengamatan tentang aktivitas menggunakan model pembelajaran inkuiri diperoleh

nilai rata-rata 72,27 dengan kategori aktif. Hal ini berarti model pembelajaran

inkuiri dapat dikatakan efektif di dalam pembelajaran tersebut, dan dapat

disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada model pembelajaran inkuiri

mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah

dalam hal perencanaan pembelajaran khususya pada pengorganisasian kelompok

ketika melakukan eksperimen, dimana jumlah siswa dalam satu kelompok terlalu

banyak sehingga menimbulkan ketidakefektifan proses pembelajaran.

Begitu juga pada penelitian Manurung, (2012) yang meneliti pengaruh

model pembelajaran Inkuiri Berbasis Pictorial Riddle pada Materi Pengukuran di

kelas X. Penelitian tersebut memperoleh rata-rata pretes pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol yaitu 41,89 dan 42,67. Setelah diberi perlakuan pada kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol yaitu 74,67 dan 64,44. Yang menjadi saran pada penelitian ini adalah

kepada peneliti, guru dan calon guru yang ingin menggunakan model

pembelajaran inkuiri hendaknya melakukan perencanaan yang lebih baik,

terutama dalam hal kelengkapan alat-alat praktikum, sebab tidak semua siswa

mendapat kesempatan menggunakan alat-alat percobaan dan melakukan

eksperimen.

Dari uraian permasalahan di atas, dan dengan mengatasi kelemahan

peneliti sebelumnya, peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian sebelumnya

(13)

6

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P.

2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diterangkan pada latar belakang masalah di atas,

maka, yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar Fisika siswa belum mencapai KKM.

2. Aktivitas siswa di dalam pembelajaran fisika masih sangat rendah.

3. Guru kurang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi atau

pembelajaran mengarah ke teacher centered

4. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang

disukai.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

inkuiri.

2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada siswa SMA Swasta Al Ulum Medan

kelas X semester II T.P. 2013/2014.

3. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah materi pokok

Listrik Dinamis.

4. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran

inkuiri pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Swasta Al

(14)

2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Swasta

Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran inkuiri

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

SMA Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan model

pembelajaran inkuiri pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA

Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Swasta

Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Swasta

Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi guru dan calon guru tentang hasil belajar

siswa pada materi pokok Listrik Dinamis menggunakan model

pembelajaran inkuiri di dalam pembelajaran.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi dalam rangka

perbaikan variasi pembelajaran di tempat pelaksanaan penelitian

khususnya dan dunia pendidikan umumnya.

(15)

8

1.7 Definisi Operasional

Istilah “inkuiri” berasal dari bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti

pertanyaan. Pembelajaran berbasis inkuiri pada intinya mencakup keinginan

bahwa pembelajaran seharusnya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan siswa.

Model pembelajaran inkuiri berkaitan dengan rangkaian kegiatan pembelajaran

atau aktivitas belajar yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan

yang dipertanyakan. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai ilmuan,

melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri.

Inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah inkuiri terstruktur.

Inkuiri terstruktur merupakan pendekatan dimana guru melibatkan siswa dalam

kegiatan hands-on untuk melakukan penyelidikan sesuai dengan prosedur dan

konsep, akan tetapi guru tidak memberitahukan siswa alternatif hasil. Inkuiri

terstruktur masih memegang peranan guru dalam menentukan topik, pertanyaan,

bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh

siswa mengikuti dengan seksama setiap langkah kerja dalam kegiatan hands-on

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan dan analisis data, maka

diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

1. Berdasarkan salah satu yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian

ini yaitu lebih dari 60% dari jumlah siswa belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM), setelah diterapkan model pembelajaran

inkuiri terjadi kenaikan sebesar 7% untuk jumlah siswa yang mencapai

KKM yakni sebesar 47%.

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri adalah

68,83 dengan standar deviasi 12,3. Nilai tersebut termasuk ke dalam

kategori cukup.

3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan

yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional adalah

58,67 dengan standar deviasi 9,37. Nilai tersebut termasuk ke dalam

kategori kurang.

4. Berdasarkan analisis uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel = 3,600 > 1,671

pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh

yang signifikan dari model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar

siswa di kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Kepada guru ataupun calon guru yang ingin menggunakan model

pembelajaran inkuiri supaya lebih banyak lagi mempersiapkan

masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada materi

(17)

59

2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model

pembelajaran inkuiri ini agar menyusun instrumen soal yang berupa

masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk memecahkan

masalah tersebut.

3. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model

pembelajaran inkuiri lebih lanjut agar menggunakan waktu seefisien

mungkin agar tercapai hasil yang efektif.

4. Kepada peneliti, guru dan calon guru yang ingin menggunakan model

pembelajaran inkuiri hendaknya menyusun RPP yang lebih baik lagi

mengenai model pembelajaran inkuiri dan lebih mempersiapkan alat dan

bahan untuk bereksperimen dengan baik dan benar.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai model

pembelajaran inkuiri, alangkah baiknya jika menerapkan model

pembelajaran tersebut pada siswa yang memiliki kemauan dan

kemampuan berpikir. Hal tersebut agar tujuan yang diharapkan sesuai teori

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, I.R., (2012), Learning to Teach, Ninth Edition, McGraw-Hill, New York.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Aqib, Z., (2013), Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Yrama Widia, Bandung.

Colburn, A., (2000), An Inquiry Primer, Caliornia State University, California. (http://www. experientiallearning. ucdavis. edu/module2/el-60-primer.pdf) (diakses 20 Maret 2014).

Dahar, W.R., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta.

Djamarah, (2006), Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Gulo, W., (2008), Strategi Belajar Mengajar, PT Grasindo, Jakarta.

Halliday, D., dan Resnick, R., (1999), Fisika Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Harahap, S.N., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Trayning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P. 2011/2012, FMIPA Unimed, Medan.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Joyce, B., dan Weil, M., (2003), Models Of Teaching, Prentice Hall of India, New Delhi.

Kanginan, M., (2007), FISIKA untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

(19)

61

Komalasari, (2010), Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, PT Refika Aditama, Bandung.

Manurung, B.J., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbasis

Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pengukuran Di kelas X Semester I SMA Swasta Methodist Lubuk Pakam T.A. 2012/2013, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Puspita, T.A., dan Jatmiko, B., (2013), Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Fisika Materi Fluida Statis Kelas XI Di SMA Negeri 2 Sidoarjo, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 02: 121-125.

Rohani, A., (2004), Pengelolaan Pengajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme

Guru, PT RajaGrafindo, Jakarta.

Sani, A.R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sukardi, (2011), Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya, Bumi Aksara, Jakarta.

Supiyanto, (2004), FISIKA SMA Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Suprijono, A. (2010), Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Suyadi, (2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

(20)

Wahyudi, E.L., dan Supardi, I.Z.A., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di SMA N 1 Sumenep, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 02: 62-65.

Wirtha, M.I., dan Rapi, K.N., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 1: 15-29.

Utomo, P., (2010), cobaberbagi.files.wordpress.com/2010/05/listrik-dinamis.pdf (diakses 30 Januari 2014).

(21)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Padangsidempuan pada tanggal 11 Februari

1992. Ayahanda bernama Alm. Mara Kadim Harahap, dan Ibu bernama Nurbaiti

Hutabarat. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1998

penulis masuk SD Negeri No. 200117 Padangsidempuan, dan lulus pada tahun

2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan ke SMP Swasta Nurul Ilmi

Padangsidempuan dan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan ke

sekolah yang sama yaitu SMA Swasta Nurul Ilmi Padangsidempuan dan lulus

pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di program studi Pendidikan

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Gambar

Tabel 2.1    Tahap-tahap Pembelajaran Inkuiri
Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Siswa Sebelum Divalidasi 118

Referensi

Dokumen terkait

DIREKTORAT PAMOBVIT POLDA NTB.. EKO

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pasta gigi yang mengandung ekstrak etanol daun

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menarik kesimpulan variabel pemeriksaan pajak tidak berpengaruhterhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

Teknik ini mengambilkira kedudukan pasaran, bilangan unit yang dihantar dan kos pengangkutan bagi mendapatkan lokasi yang terbaik untuk satu pusat taburan.. Objektif lokasi

Pemimpin yang paling efektif pada era globalisasi ini akan menjadi seorang superleader , yaitu seseorang yang memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka

berorientasi pada penyadaran manusia, ilmu pengetahuan akan dengan. sendirinya akan menghasilkan peradaban yang

Setelah dipanaskan, terjadi perubahan warna pada 4 sampel (glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa) menjadi berwarna oranye serta terdapat endapan merah bata,

Hasil analisis ragam menunjukkan komposisi substrat dan penambahan molases yang berbeda tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kandungan abu silase batang dan