• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

48 BAB III

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif atau sering disebut dengan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah menjadi tradisi sebagai metode penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.

Pendekatan Kuantitatif itu sendiri adalah :

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2008:14)

Untuk mendukung metode kuantitatif, maka digunakan metode penelitian bersifat Deskriptif, yaitu

Suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena- fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lain. (Sukmadinata, 2006:72)

Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode tertentu. Metode penelitian merupakan syarat pokok dalam sebuah penelitian.

(2)

Berbobot tidaknya suatu hasil penelitian bergantung pada pertanggungjawaban data metode penelitiannya secara ilmiah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam bab ini dibahas tentang prosedur penelitian yaitu mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk memecahkan masalah penelitian yang meliputi : desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang ada di bawah ini:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

KEBUGARAN JASMANI

AKTIVITAS FISIK

WAKTU LUANG

STATUS GIZI KEBUGARAN

JASMANI

AKTIVITAS FISIK

WAKTU LUANG

STATUS GIZI

ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASARKOTA

SERANG

ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR SUKU

BADUY

(3)

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2007:61). Selanjutnya dikatakan bahwa populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek yang diteliti itu (Sugiyono 2007:61). Dari penjelasan tersebut diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia Sekolah Dasar Baduy di Dusun Gazeboh dan anak-anak kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 13 kota Serang dengan rentang usia 7-12 tahun.

B. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti atau diselidiki (Arikunto,2002:109). Tidak semua populasi harus dijadikan sampel, sebagai sampel bisa mengambil sebagian dari populasi asal sampel tersebut bisa mewakili populasi (Sutrisno Hadi,1990:70). Sebenarnya tidak ada suatu ketetapan yang mutlak berapa persen dari jumlah populasi untuk dipilih sebagai sampel (Sutrisno Hadi 1990:73). Adapun rumus untuk memperoleh sampel menurut Taro Yamana (Riduwan 2008: 65) adalah :

N n=

N.d2+1

(4)

n = Ukuran sampel.

N = Ukuran populasi.

d = Tingkat presisi yang ditetapkan 10 %.

Sampel dalam penelitian ini adalah anak-anak usia Sekolah Dasar Baduy di Dusun Gazeboh sebanyak 10 orang dan anak-anak kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 13 kota Serang sebanyak 10 orang. Jumlah sampel yang diteliti adalah jumlah yang bisa diperoleh semaksimal mungkin oleh peneliti. Khususnya di Baduy, sangat sulit untuk mengajak anak-anak bekerjasama dalam penelitian ini dikarenakan mereka sangat tertutup kepada pendatang serta dalam kesehariannya mereka selalu membantu orang tua untuk bekerja di ladang.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanekes dusun Gazeboh Kecamatan Leuwidamar-Banten, terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng dan di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 13 kota Serang.

D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Yang dimaksud dengan variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian (Arikunto,2002:106). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari, Pemanfaatan Waktu Luang, Aktivitas Fisik, Status Gizi dan Kebugaran Jasmani dari Anak-anak usia sekolah dasar suku Baduy dan Kota Serang.

(5)

2. Definisi Operasional

a. Waktu Luang, Menurut Torkildsen, George (digilib.petra.ac.id, 2005) adalah adanya kesempatan untuk memilih (opportunity to choose), waktu yang tersisa sehabis bekerja (time left over ofter work), atau waktu setelah mengerjakan segala tugas sosial yang menjadi sumber kewajiban (free time after obligatory social duties have been met).

Adapun pembagian waktu luang antara suku Baduy dan kota Serang adalah sebagai berikut:

1). Waktu Luang anak-anak suku Baduy adalah waktu dimana anak-anak suku Baduy melakukan aktivitas diluar kewajibannya untuk tidur malam hari, mandi, makan dan membantu orang tua pergi ke ladang.

2). Waktu Luang anak-anak kota Serang adalah dimana anak-anak kota melakukan aktivitas di luar tidur di malam hari, mandi dan bersekolah.

b. aktivitas fisik adalah segala bentuk kegiatan yang menggunakan fisik yang dilakukan mulai dari bangun tidur di pagi hari sampai menjelang tidur di malam hari.

Pengelompokan aktivitas fisik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. (Corbin dan Pangrazi 2003: 8)

(6)

c. Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.

Dalam penelitian ini akan diuji Body Mass Index (BMI).

Body Mass Index (BMI) adalah Quetelet’s index, yang telah dipakai secara

luas, yaitu berat badan(kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2). BMI mulai disosialisasikan untuk penilaian obesitas pada anak dalam kurva persentil juga (lihat pada lampiran,CDC tahun 2004).Tingkat kelebihan berat badan harus dinyatakan dengan SD dari mean (rerata) BMI untuk populasi umur tertentu. Mean BMI juga bervariasi seperti pada berat badan normal pada status gizi dan frekuensi kelebihan berat pada rerata BMI dan standard deviasi yang dihitung.

Tabel 3.1

Definisi pada CDC BMI terhadap umur

Underweight BMI - for – age < 5th percentile At risk of overweight BMI – for - age 85th percentile Overweight BMI - for – age ≥ 95th percentile

(7)

d. Kebugaran Jasmani yang sesungguhnya itu sendiri menurut Santosa Giriwijoyo (2007 :43) bahwa :

Derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari dan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen tes adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik, dalam arti cepat, lengkap, sistematis sehingga akan lebih mudah untuk diolah (Suharsimi Arikunto, 1996: 91).

a. Test Pengukuran Kebugaran jasmani dan Status gizi.

Test itu sendiri adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan / bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,2002:127).

1. Pengukuran kebugaran jasmani digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani melalui tes kebugaran jasmani yang dapat diukur melalui beberapa komponen yang terdiri dari :

- Tes pengukuran kemampuan daya aerobik dengan Lari 1000 M.

- Tes pengukuran kemampuan anaerobik alaktasid dengan lari 600 M.

- Tes pengukuran kemampuan anaerobik alaktasid dengan push-up, vertical jump dan sit up

(8)

2. Status gizi, menggunakan tes Body Mass Index (BMI)

3. Wawancara Terbuka Tentang Aktivitas Fisik dan Lamanya Waktu Luang

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini karena ingin mengungkap berbagai aktivitas fisik dan pemanfaatan waktu luang antara anak- anak suku Baduy dan kota Serang dalam keadaan yang sebenarnya (observasi) dalam kehidupan sehari-harinya.

F. Langkah-langkah Penelitian 1. Menyiapkan Izin Penelitian

Sehubungan dengan rencana penelitian ini dilakukan maka permohonan surat izin yang diperoleh dari SPS UPI.

a. Mempersiapkan Petugas Lapangan

1). Merekrut 2 mahasiswa dan 1 guru olaharaga untuk membantu pelaksanaan tes dan pengambilan data penelitian.

2). Mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan berbagai tes.

3). Mengatur rencana dan jadwal tes.

(9)

b. Pelaksanaan Pengumpulan Data Tes

Adapun pelaksanaan tes kebugaran jasmani dilakukan sebagai berikut :

1) Push-Ups

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan lokal otot dan bahu (extensor).

Alat/fasilitas : Bidang yang datar.

Pelaksanaan :

Subyek berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu badan diturunkan dengan cara membengkokan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang dan konstan selama 30 detik.

Skor : Jumlah gerakan Push-Ups yang benar yang dapat dilakukan oleh obyek tersebut.

2) Vertical Jump

Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) komponen power otot tungkai Alat/fasilitas:

- Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas dengan minimal ketinggian 3 M.

- Karton berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada karton skala ukuran 150 cm.

- Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis.

(10)

Pelaksanaan :

Subyek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding berada di amping tangan kiri atau kananya. Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian subyek mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun ke belakang, kemudian subyek meloncat setinggi mungkin sambil menepuk karton berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada karton berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan subyek tersebut. Subyek diberikan kesempatan melakukan sebanyak tiga kali.

Skor :

Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes vertical jump. Hasil vertical jump diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi raihan tanpa loncatan

3) Sit up

Tujuan : mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut Alat dan fasilitas :

- lantai, lapangan rumput yang bersih dan rata.

- Stopwatch.

- Alat tulis.

- Tikar atau matras.

Pelaksanaan:

(11)

Berbaring terlentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut 900, kedua tangan jari-jarinya berselang seling diletakan dibelakang kepala.

Petugas atau peserta yang lain membantu memegang atau menekan kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.

Gerakan :

Ketika ada aba-aba YA, peserta mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh kedua pahanya. Kemudian kembali ke sikap semula. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 30 detik).

Pencatatan hasi :

- hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.

- Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini hasilnya akan ditulis dengan angka 0 (nol).

Catatan :

- gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi.

- Kedua siku tidak menyentuh paha, tidak dihitung juga.

- Mempergunakan siku untuk membantu menolak tubuh, tidak dihitung.

4) Lari 600 M

Tujuan : Mewujudkan gerakan-gerakan daya tahan dan aerobik (anaerobik endurance/stamina).

Alat dan Fasilitas : - Lintasan lari.

(12)

- Stopwatch.

- Bendera start.

- Peluit.

- Tiang pancang.

- Alat tulis.

Petugas Tes :

- Petugas pemberangkatan.

- Pengukur waktu.

- Pencatat hasil.

- Pengawas dan pembantu umum.

Pelaksanaan Tes 1) Sikap permulaan :

Peserta berdiri di belakang garis start.

2) Gerakan

Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari.

Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish.

Pencatatan Hasil

Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat melintasi garis finish.

Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik.

Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”

(13)

5) Lari 1000 M

Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernafasan

Alat dan fasilitas : - Lintasan lari.

- Stopwatch.

- Bendera start.

- Peluit.

- Tiang pancang.

- Alat tulis.

Petugas Tes :

- Petugas pemberangkatan.

- Pengukur waktu.

- Pencatat hasil.

- Pengawas dan pembantu umum.

Pelaksanaan Tes 1) Sikap permulaan :

Peserta berdiri di belakang garis start.

2) Gerakan

Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari.

Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish .

(14)

Pencatatan Hasil.

Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat melintasi garis finish.

Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik.

Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”

6) Body Mass Index (BMI)

Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan) atau Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus yang digunakan umtuk menghitung BMI sangatlah mudah yaitu dengan cara membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter (kg/m2).

BERAT (kg) BMI =

TINGGI (m2)

c. Pelaksanaan Wawancara Terbuka.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyiapkan panduan untuk melakukan wawancara berupa catatan-catatan yang bertujuan untuk mempersempit arah wawancara. Maksudnya agar pada saat wawancara tidak terlalu membahas hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan peneliti. Pada saat wawancara, peneliti mencatat berbagai kemungkinan yang terjadi dan selalu

(15)

mengobservasi segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Wawancara yang dilakukan adalah melihat secara langsung (observasi) tentang keadaan masyarakat suku Baduy dan kota Serang seadanya, tanpa melakukan penekanan kepada para responden.

G. Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan pedoman sistematis dalam mengungkap permasalahan penelitian yang sedang diteliti.

Gambar 3.2 Alur Penelitian Populasi Anak-anak Usia

SD suku Baduy

Populasi Anak-anak Usia SD kelas 5 kota Serang

Hasil Analisis

Kesimpulan Sampel suku Baduy (10

Orang)

Sampel kota Serang (10 Orang)

Tes Kebugaran

Jasmani

Tes Status

Gizi

Wawancara

Tes Kebugaran

Jasmani

Tes Status

Gizi

Wawancara

(16)

H. Prosedur Pengolahan Data

1. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian khususnya untuk variabel kelestarian lingkungan dan waku luang serta aktivitas fisik untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.

a. Uji Validitas

Suharsimi Arikunto (2002: 144) menyatakan “validitas ialah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Suatu isntrumen dapat dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian validitas instrument dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

} ) ( }{

) ( {

) )(

(

2 2

2

2 X N Y Y

X N

Y X XY rxy N

Σ

− Σ Σ

− Σ

Σ Σ

= Σ

dimana:

rs = koefisien korelasi product moment dari Pearson X = skor item

Y = skor total

N = jumlah responden

(17)

Selanjutnya, untuk melihat signifikansinya dilakukan dengan mendistribusikan rumus student t, yaitu:

) 1 (

) 2 (

r2

n thit rxy

= −

dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.

b. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2002: 154) mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, dapat dipercaya, datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal ∑σb2

= Jumlah varians butir σt2

= varians total

2

11 1 2

1

n t

r k k

σ σ

 Σ 

 

= −   − 

(18)

Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0.05, nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n – 1).

Jika ri > rtabel → reliabel Jika ri≤ rtabel → tidak reliable

2. Menguji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji data variabel memiliki distribusi nominal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan untuk menetukan metode uji beda yang akan digunakan. Untuk data yang berdistribusi normal, uji beda dilakukan dilakukan dengan pendekatan statistik parametrik sedangkan jika data tidak memenuhi asumsi normalitas pengujian dilakukan denggan pendekatan statistik non parametrik .

Untuk mengetahui apakah sebuah data memenuhi asumsi berdistribusi normal dapat digunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : X berdistribusi normal H1 : X tidak berdistribusi normal

Perhitungan statistik uji dilakukan dengan bantuan SPSS dalam menu One Sample Kolmogorof Smirnov-Test. Keputusan uji dilakukan dengan melihat nilai signifikansi uji. Jika nilai signifikasi dari pengujian One Sample Kolmogorof Smirnov-Test lebih besar dari 0.05 maka data mempunyai distribusi normal.

(19)

3. Menguji varians data

Uji varians data dimaksudkan untuk menilai apakah data hasil penelitian dari dua kelompok yang diteliti memiliki varians yang sama atau tidak. Jika data memiliki varians yang cenderung sama, maka bisa dikatakan bahwa sampel- sampel dari kedua kelompok tersebut cenderung homogen. Dalam hal ini, pengujian varians data (homogenitas) dilakukan dengan menggunakan levene test statistic dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows.

Selanjutnya, data hasil tes dibandingkan dengan nilai f tabel pada α = 0.05 dan dk1 dan dk2 masing-masing (1 dan 18) diketahui Ftabel = 4,414. Jika Fhitung <

Ftabel maka data homogen, dan demikian sebaliknya.

4. Uji Perbedaan Dua Sampel Independen/Bebas

Tujuan uji t dua sampel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua sampel tersebut sama atau berbeda. Fungsinya adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel, rumus uji t dua sampel bebas adalah sebagai berikut.

t =





 +

y x y

x n n

S

Y X

1

2 1

dimana,

n = jumlah sampel

X = Nilai rata-rata data anak-anak Serang Y = Nilai rata-rata data anak-anak Baduy

(20)

S2xy = Kovarians data sampel X dan Y

Adapun untuk mencari kovarians x dan y adalah sebagai berikut.

2 y

Sx =

( ) ( )

2 1

1 2

2

− +

− +

y x

y y x

x

n n

n S n

S ,

Dimana,

S2xy = Kovarians data sampel X dan Y

S2x = Varians data sampel X/ anak-anak Serang S2y = Varians data sampel Y/ anak-anak Baduy n = jumlah sampel

Adapun untuk mencari varians x dan y adalah sebagai berikut.

sedangkan S2=

( )

n n X X

2

2 − Σ

Σ

5. Analisis Regresi Sederhana a. Menentukan Persamaan Regresi

Perhitungan untuk mencari koefisien regresi a dan b adalah sebagai berikut:

a =

( )( ) ( )( )

( )

∑ ∑

2 2

2 .

Xi Xi

n

Yi Xi Xi Xi

Yi

b =

( )

2

2

.

∑ ∑ ∑

Xi Xi

n

Yi Xi Yi

Xi n

b. Menghitung koefisien korelasi

r =

} ) ( - }{

) ( -

{n X2 X 2 n Y2 Y 2 Y

X XY n

Σ Σ

Σ Σ

Σ Σ

− Σ

(21)

c. Menghitung Koefisien Determinasi

r2 =

{ }

2

2 ( )

) )(

( Y Y

n

Y X XY n b

Σ

− Σ

Σ Σ

− Σ

d. Menguji Hipotesis

t hitung = 1 2

2 r n r

Referensi

Dokumen terkait

menampilkan kualitas dengan bukti-bukti akademik yang dapat diterima dan dipercaya oleh semua pihak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Mutu dari segi proses mengandung

Oleh itu, IPTA tempatan telah menyediakan kursus-kursus pelengkap yang mempunyai unsur-unsur pengajian umum kepada kursus teras dalam kurikulum setiap program yang

Madrasah Aliyah (MA) Kare sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Madiun, yang memberikan pendidikan karakternya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan

Semua KPAD atau lembaga lain yang sejenis yang telah dibentuk oleh pemerintah daerah sebelum Peraturan Presiden ini ditetapkan, dalam melaksanakan tugasnya

[r]

dalam pemasangan dan pembongkaran)……… 2.3.3 Faktor kemudahan pengadaan bahan.... 2.3.4 Faktor umur pemakaian bahan (keawetan bahan,

[r]

PERPU dapat dipandang sebagai satu contoh penerapan “omnibus law” di Indonesia, bahkan mendahului pembahasan pelbagai rancangan UU yang memang diniatkan oleh Pemerintah sebagai