• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan organisasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya. dan menebarkan pengaruh dalam manajemen organisasi misalnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan organisasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya. dan menebarkan pengaruh dalam manajemen organisasi misalnya"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang- orang atau objek dalam organisasi dalam mencapai tujuan bersama.

Dalam sebuah organisasi komunikasi menjadi faktor penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya komunikasi merupakan basis untuk mengadaka kerjasama, interaksi dan menebarkan pengaruh dalam manajemen organisasi misalnya dalam pengembilan keputusan berdasarkan informasi yang diterima, menyamaikan informasi yang diperlukan pengambil keputusan, memegang peranan penting dalam proses pengawassan serta untuk menetapkan sasaran dan tujuan.

Penyampaian informasi yang dilakukan dalam sebuah organisasi menjadi suatu proses penentu dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan sebuah organisasi. Karena pada umumnya komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi organisasi sebagai suatu system yang hidup(living system) yang melakukan proses kegiatan untuk mempertahankan keberadaanya dan menjalankan fungsinya.

1

(2)

Setiap komunikasi dalam organisasi berupaya untuk menyatukan keberadaan organasinya sendiri. Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia sekarang ini, maka dituntut adanya pikiran baru dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu sistem pemerintahan yang mengarah pada ”Good Governance”. Merujuk pada perkembangan kebijakan pemerintahan tersebut, tampaknya penyelenggaraan pelayanan pemerintahan yang baik, sekarang dituntut untuk mulai mengembangkan dimensi keterbukaan, mudah diakses dan transparan. Instansi pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat dan bersih diperlukan banyaknya kritikan dan pendapat pihak lain atau pendapat publik.

Saat ini informasi telah menjadi kekuatan dominan yang bisa meruntuhkan keamanan dan kestabilan pemerintahan. Masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi dari pemerintah/ badan publik. Dengan haknya tersebut, masyarakat bisa dengan mudah bertindak dan berprasangka negatif jika komunikasi antara Pemerintah dengan masyarakat tidak terjalin dengan baik.

Dalam suatu pemerintahan Humas menjadi bagian yang terpenting karena berfungsi menjembatani kepentingan pemerintahan dengan kepentingan publik. Berarti Humas bertanggung jawab membantu pemerintahan dengan kepentingan publik, antara lain untuk

(3)

membina dan memelihara hubungan baik dengan publik eksternal maupun internalnya serta meningkatkan citra perusahaan atau pemerintahan. Dengan mendapatkan peran penting dalam suatu perusahaan maka Humas membutuhkan alat atau sarana komunikasi untuk menyampaikan pesannya terhadap publik.

“Hubungan masyarakat (Humas) merupakan segala bentuk komunikasi berencana keluar dan ke dalam antara sebuah organisasi dengan masyarakat untuk tujuan memperoleh sasaran-sasaran tertentu yang berhubungan dengan saling pengertian (mutual understanding)”.(Jefkins, 1992)

Pranata Humas juga sebagai agen pembentuk agen opini publik harus mampu berperan sebagai agen yang menghubungkan organisasi dengan publiknya. Pranata Humas Pemerintah harus bisa menyampaikan komunikasi dan informasi secara baik dan jelas, sehingga tidak menjadikan ketidakpahaman dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi.

Pranata Humas sebagai penyampai informasi kepada masyarakat harus bisa menjadi sumber informasi resmi pemerintah.

Pranata Humas dapat menyampaikan program pemerintah dan pembangunan yang telah banyak kita laksanakan, tetapi belum tersampaikan kepada masyarakat. Yang terlihat dimata masyarakat saat ini pemerintah belum berbuat banyak bagi kesejahteraan masyarakat. Kita sebagai pemberi informasi harus selangkah lebih maju dengan yang akan mencari informasi.

(4)

Salah satu alat atau sarana komunikasi yang digunakan oleh Humas adalah media komunikasi. Media komunikasi adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. media komunikasi merupakan kunci untuk mencapai kemajuan sebuah perusahaan atau organisasi. Dalam perusahaan media berguna untuk menyalurkan aspirasi para karyawan yang akan menjadi masukan bagi pemimpin dalam mewujudkan atau menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dengan perusahaan, serta terciptanya sumber daya manusia yang kaya informasi dan pengetahuan.

Media komunikasi terbagi dua, bila dilihat dari jangkauan yang ingin ditujunya, yaitu media komunikasi internal dan ekternal. Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian dan penerimaan informasi dikalangan publik internal dan biasanya bersifat non komersial. Penerima maupun pengirim informasi adalah orang- orang publik internal. Sedangkan media komunikasi eksternal ialah media komunikasi yang dipergunakan untuk menjalin hubungan dan menyampaikan informasi dengan pihak-pihak luar. Untuk penelitian kali ini penulis memfokuskan kepada media internal.

Media internal merupakan alat komunikasi internal perusahaan yang mengusahakan agar karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan sebaliknya. Menyebarkan informasi adalah fungsi dari media internal yang utama yang menyangkut tentang

(5)

informasi mengenai berbagai hal di perusahaan, seperti mengenai peristiwa yang terjadi, kebijakan dan peraturan yang berlaku di perusahaan apa yang dilakukan perusahaan, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.

Sebagaimana media pada umumnya, media internal perusahaan juga berfungi memberikan penerangan, pendidikan, dan hiburan bagi para pembacanya. Oleh karena itu di dalam suatu perusahaan diperlukan adanya media komunikasi yang dapat memberikan informasi bagi karyawan, baik menggunakan media cetak maupun media elektronik.

Dalam kaitan ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memiliki ribuan karyawan yang tersebar luas di kantor pusat maupun kantor dinas di daerah-daerah diseluruh Indonesia. Disebabkan karena adanya keterbatasan dalam mengakses media internet mengenai informasi kegiatan Kementerian Perhubungan Darat di pusat, maka untuk mempermudah penyebarluasan informasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menerapkan program yang dirancang secara khusus guna meningkatkan komunikasi di dalam Kementerian Perhubungan Darat.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memerlukan sarana dan media untuk menunjang dan menyebarkan semua kegiatan yang telah dilakukan di pusat. Maka

(6)

Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat membuat media komunikasi internal yaitu newsletter untuk menjadikannya sebagai alat atau sarana komunikasi .

Dibagian Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dibuatlah Newsletter yang bernama “InfoHUBDAT” yang merupakan singkatan dari Informasi Hubungan Darat. Sebagai media internal yang dibagikan secara cuma-cuma ini dimaksudkan untuk memenuhi pengetahuan seluruh karyawan Kementerian Perhubungan termasuk di pelosok daerah tentang kegiatan apa saja yang sudah dilakukan di pusat. Sehingga dapat melihat perkembangan dan kegiatan dari Kementerian Perhubungan Darat. newsletter info HUBDAT ini terbit setiap tiga bulan sekali. Namun sayang terkadang penerbitannya terlambat sehingga sampai di publiknya pun terlambat juga.

Disini penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi dari publik tentang keberadaan dan isi dari newsletter info HUBDAT ini dengan cara meneliti dan memberikan kuesioner kepada karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Maka dari itu penulis mengambil judul “Persepsi karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan tentang newsletter info HUBDAT.”

B. Pembatasan Ruang Lingkup Masalah

Pembatasan masalah merupakan bentuk penetapan masalah secara spesifik yang diteliti oleh penulis. Pembatasan masalah adalah

(7)

usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah peneliti yang diteliti. Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar penelitian tetap fokus dan tidak menyimpang dari judul yang sudah ada. Mengetahui factor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup masalah dan factor apa saja yang tidak termasuk kedalam ruang lingkup masalah.

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran definisi, maka penulis merasa perlu menjelaskan terlebih dahulu batasan masalah penelitian. Untuk mempersempit atau membatasi ruang lingkup dalam pengertian sebagai berikut :

1. Pembatasan Materi

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah atau melakukan penelitian tentang persepsi karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Pehubungan tentang newsletter info HUBDAT.

2. Pembatasan Isitilah

Untuk mencegah kemungkinan salah penafsiran dan untuk menghindari pembahasan yang tidak relevan, penulis memberikan pengertian terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut :

a. Persepsi

Secara sederhana “persepsi dapat diindentifikasi sebagai proses yang diasosialisaikan dengan interprestasi dan pemberian makna” (Sendjaja,2000:52)

(8)

Persepsi dapat disebut sebagai inti dari komunikasi, ini disebabkan karena bila terjadi kesalahan persepsi dapat membuat komunikasi menjadi tidak efektif, persepsi yang menjadi penentu dalam memilih suatu pesan dan mengabaikan suatu pesan yang lainnya. Persepsi disini berhubungan erat dengan persepsi karyawan yang terbangun setelah membaca newsletter info HUBDAT.

b. Karyawan

Karyawan adalah “tiap orang yang melakuakn pekerjaan, baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna ,menghasilkan barang-barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat” (Pareek,1984)

Jadi yang dimaksud dengan karyawan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

c. Newsletter

Newsletter adalah alat komunikasi yang digunakan seorang Humas dalammemberikan informasi mengenai

perusahaan, baik menyangkut produk, peristiwa atau kegiatan yang dihasilkan, orang yang terlibat, serta informasi lain yang dapat membantu publiknya dalam berhubungan dengan urusan bisnisnya.

d. Info HUBDAT(Informasi Hubungan Darat)

(9)

Info HUBDAT adalah kumpulan berita atau informasi dari peristiwa, kegiatan dan kebijakan yang telah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan Darat, untuk diberikan kepada setiap Dinas Perhubungan yang ada di seluruh Indonesia. info HUBDAT terbit setiap tiga bulan sekali. (Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan)

e. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan adalah lembaga pemerintahan Indonesia yang mengurusi tentang transportasi darat. Yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan darat.(http://www.dephub.go.id/) C. Perumusan Masalah

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar dalam bukunya Metedologi Penelitian Sosial perumusan masalah adalah

“Usaha untuk menyatakan secara tersirat pertayaan penelitian apa saja yang dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah”.

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : bagaimana persepsi karyawan

(10)

Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal perhubungan Darat tentang newsletter info HUBDAT?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi karyawan Direktoral Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

2. untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perspesi berdasarkan identitas responden atau karakteristik responden.

E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Signifikansi teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan sebagai usaha pengembangan ilmu di bidang komunikasi, khususnya yang menyangkut bidang Humas dalam bentuk dasar atau bagi penelitian berikutnya mengenai topik yang serupa.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dari tanggapan public Kementerian Perhubungan dan banyak hal yang dapat dipelajari atau banyak informasi bermanfaat didapat dari newletter info HUBDAT.

(11)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI

A. Kajian Pustaka

Sebelum peneliti menulis penelitian yang dilakukan, penulis mengacu bahasan penelitian yang akan dilakukan penulis pada teori – teori yang termuat pada penelitian terdahulu sehingga dari hasil penelitian tersebut, dapat dibandingkan hasilnya dengan penelitian yang dilakukan pada penulis sekarang. Berikut hasil penelitian terdahulu dengan penulis .

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian

Kajian Pustaka YENI ROSARI 2005-41-462

Kartika Puspa .M.

2008-41-160

Oktry Putri .L.

2010-41-016 Judul

Penelitian

Tanggapan Karyawan

PT Jamsostek

(persero) pada media internal majalah gema jamsostek

Pengaruh media internal majalah konvergensi

terhadap pengetahuan pimpinan kemeterian

komunikasi dan informatika

Persepsi karyawan Kementerian

Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tentang newsletter info HUBDAT

11

(12)

Republik Indonesia Tujuan Mengetahui tanggapan

karyawan

PT.Jamsostek(persero) pada media internal

majalah Gema

Jamsostek.

1.Mengetahui pengetahuan pimpinan Eselon I dan Eselon II tentang instansi Pemerintah

Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI.

2. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media internal majalah Konvergensi

terhadap pengetahuan pimpinan (Eselon I dan Eselon II) Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI

1.untuk mengetahui persepsi

karyawan Kementerian Perhubungan Direktoral Jenderal Perhubungan Darat

2. untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perspesi berdasarkan jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan

(13)

Metode(jenis penelitian)

Kuantitatif deskriptif Eksplanatif kuantitatif

Kuantitatif deskriptif Teori Teori S-O-R dan

individual differences

Teori kognitif Teori individual differences

Hasil Penelitian

Tanggapan karyawan PT jamsostek (persero) paada media internal

majalah Gema

Jamsostek sudah baik, dengan rata-rata karyawan mengetahui dan memahami media internal majalah DEma Jamsostek. Dan tidak terdapat perbedaan tanggapan yang signifikan dari

karyawan PT

jamsostek(persero) terhadap media internal majalah Gema Jamsostek, walaupun diantara khalayak

Pengaruh tidak terlalu besar, pimpinan

Kemkominfo

memiliki tingkat pengetahuan yang

baik, ini

menjelaskan

bahwa media internal majalah Konvergensi dapat memberikan

konstribusi

terhadap tingkat pengetahuan pimpinan Kemkominfo

sebesar 21.8 % ini berarti pengaruh

1. Persepsi karyawan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan adalah cukup baik mengenai

newsletter info HUBDATjika dilihat dari desain layout keseluruhan newsletter info HUBDATyang menarik .

2. Dari hasil uji Chi-Square

menunjukkan nilai x2hitung lebih besar

(14)

terdapat berbagai macam perbedaaan karakteristik(jenis kelamin,usia, dan tingkat pendidikan)

tidak terlalu besar antara media internal majalah Konevergensi dengan pengetahuan pimpinan

Kemkominfo RI dan sisanya 78,2

% di pengaruhi oleh factor lain.

dari x2tabel pada karakteristik

responden hanya dari tingkat pendidikan yang membedakan persepsi karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

Sedangkan dari karakteristik jenis kelamin,usia dan lama bekerja tidak ada perbedaan dalam persepsi karyawan

Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan

(15)

B. Tinjauan Literatur

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi menurut Hovland (dalam Mulyana,2008 : 62) adalah proses yang memungkinkan seseorang komunikator menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).

Pengertian yang dipaparkan di atas penulis memahami bahwa Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang- lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontenporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersbut, seperti dalam kalimat

“kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkkan pesan”.

Pengertian di atas penulis memahami bahwa Komunikasi adalah proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa tulisan, gambar-gambar,isyarat, bunyi-bunyian, dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain.

Agar komunikasi efektif, komunikator harus tahu khalayak mana yang akan dijadikannya sasaran dan tujuan yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam membuat pesan agar

(16)

komunikan dapat menangkap pesan yang di sampaikan komunikator, untuk tercipta komunikasi yang efektif, maka pesan dalam komunikasi harus berhasil menumbuhkan respon komunikan yang di tuju.

Tujuan komunikasi dikatakan tercapai atau berhasil antara lain terlihat dengan perubahan sikap, opini, ataupun prilaku komunikan, perubahan-perubahan ini merupakan proses lanjut dari efek yang timbul sebagai hasil dari proses komunikasi.

(Effendy, 1998 : 14).

Dari beberapa pernyataan di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan kepada orang lain melalui bahasa tulisan, gambar- gambar, isyarat, bunyi-bunyian, dan bentuk kode yang mengandung arti sehingga dapat mengubah prilaku orang lain (komunikan).

2. Komunikasi Organisasi

”Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil begitu juga sebaliknya, kurang atau tidaknya

(17)

komunikasi organisasi dapat macet dan berantakan.

”(Sinunggal,1995:20)

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Komunikasi organisasi juga berguna sebagai penggerak aktivitas pekerjaan yang ada pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai tujuan bersama.

3. Humas Internal (Internal Public Relation) a. Pengertian Humas

Menurut R. Wayne Pace & Don F. Faules (2000:31) Public Relation merupakan suatu istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu dari kata public dan relations. Kata public dalam istilah Public Relations diartikan dengan masyarakat, sehingga pada umum public relations atau Humas merupakan metode komunikasi dan objek studi Ilmu Komunikasi. Istilah Hubungan Masyarakat pun sudah banyak digunakan oleh organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.

Pada intinya Humas tersebut senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan, pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan muncul suatu dampak yakni berupa perubahan yang positif.

(18)

Dengan demikian Humas adalah: “suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non komersial di sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta).” (Frank Jefkins, Public Relations, 1999:2).

Hubungan masyarakat banyak dipraktekkan diberbagai organisasi dalam rangka menunjang manajemen untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kegiatan hubungan masyarakat lebih menitik beratkan pada bobot keterampilan membina hubungan antar manusia di dalam dan di luar organisasi seraya mencegah timbulnya masalah.

Menurut Bambang Siswanto dalam bukunya Hubungan Masyarakat Teori dan Praktek (1992:15), “Lanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dengan kepentingan orang atau golongan, agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka.”

Menurut Frank Jefkins (1999:9), mendefinisikan Public Relation adalah “Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandakan pengertian.”

(19)

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bawha kegiatan Humas adalah untuk membina hubungan baik dengan publinya serta membangun suatu kepercayaan sehingga tujuannya bisa tercapai dengan baik.

b. Tugas dan Fungsi Humas Pemerintah

Perbedaan pokok antara fungsi dan tuga Humas yang terdapat di instansi pemerintahan dengan non pemerintahan adalah tidak adanya unsu komersial walaupun Humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam publisitas, promosi, dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada pelayanan publik demi meningkatkan pelayanan publik.

Melaksanakan kegiatan perusahaan keHumasan pada dasarnya tidaklah mudah. Sebab publik yang dihadapi terdiri dari berbagai karateristik denga tujuan dan kepentingan yang sangat kompleks. Meski demikian, Humas pemerintah sesungguhnya sangat diperlukan dalam menyebarluaskan data dan informasi ke publik, termasuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi atau berbagai program dan kebijakan pemerintah yang telah, sedang dan akan dilakukan pemerintah pada khalayaknya.

Humas pemerintah mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

(20)

12/Kep/M.Pan/08/Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Hubungan Pemerintah di lingkungan instansi pemerintah.

Mendefinisikan bahwa Humas pemerintah adalah aktivitas lembaga atau individu, yang melakukan fungsi manajemen dalam bidang komunikasi dan informasi kepada publik pemangku kepentingan dan sebaliknya.

Humas pemerintah adalah unit organisasi dalam suatu lembaga pemerintahan yang melakukan fungsi manajemen bidang komunikasi dan informasi.

Menurut Rosandy Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi (2008:343), keberadaaan Humas pemerintah merupakan suatu alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak, dan elektronik dan hingga meggunakan media trandisional lainnya.

Fungsi pokok Humas pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai berikut:

a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

b. Memberikan pelayan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program- program kerja secara nasional kepada masyarakat.

(21)

c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak.

d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondunsif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik jangka panjang.

Dari fungsi Humas pemerintah diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi Humas adalah mendukung tercapainya tujuan organisasi yang dimana dapat memberikan pelayanan dan menyebarkan informasi serta dapat menampung aspirasi bedasarkan keinginan publik di dalam organisasi tersebut.

Sedangkan fungsi Humas menurut pakar Humas Internasional, Cutlip Center And Cabfield, Fungsi Humas dapat dirumuskan sebagai berikut: Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lemabaga atau organisasi)

a) Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.

b) Mengindentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau perusahaan yang dimiliki atau sebaliknya.

(22)

c) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.

d) Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi kepubliknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

Pada prisipnya fungsi Humas merupakan fungsi manajemen oleh karena itu kehadirannya dalam suatu organisasi dan lembaga selayaknya berada langsung dibawah pimpinan utama atau sekurag-kurangnya mempunyai hubungan kerja langsung dengan pimpinannya (top manager).

4. Media Humas

Media merupakan bentuk jamak dari medium. Menurut Hafied Cangara dalam bukunya pengantar ilmu komunikasi “media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak”. Dalam ilmu komunikasi media diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan alat-alat komunikasi.

Media Humas adalah salah satu sarana penghubung yang dipergunakan Humas(mewakili perusahaan) dengan publiknya,

(23)

yaitu public internal dan eksternal untuk membantu pencapaian tujuan.

Peneliti kali ini ingin memfokuskan kepada media internal.

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations media internal merupakan “ jurnal internal,bulletin atau Koran perusahaan namun semua istilah itu mengacu pada suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisai yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayak”.

Secara umum ada empat fungsi media internal dalam perusahaan diantaranya sebagai berikut :

a. Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal yang diedarkan atau diberikan secara gratis dalam upaya penyampain pesan-pesan, informasi dan berita

b. Sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan

c. Sebagai sarana media untuk pelatihan dan pendidikan dalam bidang tulis menulis bagi karyawan

d. Terdapat nilai tambah (value added) bagi departemen Humas atau PR untuk menunjukan kemampuan dalam upaya menerbitkan media khusus yaitu in house journal yang bermutu, berlanjut, terbit secara berkala dan teratur dan lebih menarik dari segi cover atau seninya (arts),serta tata warna dan sebagainya

(24)

Media internal sebagai komunikasi mempunyai ciri khusus yaitu khalayak dapat mengatur tempo dalam mengulang bacaannnya dalam waktu kapan saja. Kepentingan karyawan dengan adanya media internal yaitu selain mudah didapat juga menghindari kesimpangsiuran mengenai berita yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Media internal atau house journal merupakan media yang terbit berkala berisikan berbagai macam informasi kedalam bentuk tulisan, artikel, puisi atau gambar dan ditunjukan kepada khalayak sasaran yang disesuaikan dengan kelompok sasaran yang ditujukan. Frank Jefkins dalam bukunya Pulbic Relations menyebutkan terdapat lima bentuk utama media internal :

1. The Sales Bulletin : sebuah bulletin sebagai media komunikasi reguelr antara seorang sales manager dengan salesman-nya di lapangan.

2. The newsletter : berisi pokok- pokok berita yang diperuntukan bagi pembaca yang sibuk

3. The magazine: berisikan tulisaan berbentuk feature, artikel dan gambar, foto diterbitkan setiapbulan atau triwulan.

4. The tabloid newsletter : mirip surat kabar dan berisikan pokok- pokok berita yang sangat penting.

(25)

5. The wall newspaper : bentuk media komunikasi staff atau karyawan di suatu lokasi pabrik, perusahaa atau pasar swalayan. Di Indonesia di kenal dengan majalah dinding”

Pada penelitian ini newsletter Info HUBDATmerupakan suatu media komunikasi yang berisi informasi yang diterbitkan secara periodik tiga bulan sekali dan diperuntukan untuk seluruh karyawan Kementerian Perhubungan baik di pusat hingga kantor- kantor Kementerian erhubungan darat di daerah. Sebagai media cetak, selain berisi informasi tentang perusahaan dan instansi terkait, newsletter Info HUBDATjuga berisi mengenai informasi baru oleh karena itu diharapkan informasi yang disampaikan melalui newsletter Info HUBDATmemuat isi pesan yang dapat bermanfaat bagi karyawan dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh karyawan.

Penerbitan media internal diperuntukkan bagi karyawan tertentu yaitu orang-orang yang menaruh minat dan mempunyai kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan perusahaan yang bersangkutan. Penerbitan media internal Humas sebagai saluran komunikasi formal dalam organisasi ini, juga ditunjukkan untuk pembinaan kepada karyawan dalam membentuk pengetahuan serta mengarahkan tindakan dalam pelaksanaan kerja yang terarah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan organisasi.

(26)

5. Media Nirmassa

Media nirmassa berbeda dengan media massa. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena ditunjukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

Media nirmassa atau biasa disebut sebagai media non commercial, tidak mememiliki efek keserempakan seperti media bermassa atau umum dan komunikanya tidak dalam jumlah missal(terbatas) yang ditunjukkan pada orang-orang tertentu, misalnya public internal, para pelanggan, rekan bisnis dan lain-lain.

Tetapi media nirmassa ini cukup efektif dalam menjunjang proses publikasi.

Dalam suatu perusahaan atau organisasi diperlukan adanya media internal sendiri una memenuhi kebutuhan informasi karyawannya. Media internal diterbitkan untuk kepentingan public di dalam organisasi, terutama karyawan yang sehari-hariya bekerja dalam kepentingan organisasi meskipun untuk kepentingan internal, penerbitan ini terkadang diselenggarakan dalam bentuk bagus oleh perusahaan besar.

Membuat media internal juga harus diperhatikan dari mulai cara pembuatannya sampai media tersebut sampai ke tangan para karyawan yang berhak menerimanya, jika semuanya diperhatikan makan informasi berisi pengetahuan yang sudah disebar luaskan tersebut tidak akan sia-sia dan memunyai efek yang cukup baik

(27)

bagi perusahaan dan public internalnya yang aada ada dalam perusahaan tersebut.

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya public relations mengatakan bahwa bentuk-bentuk dari jurnal internal atau media internal cukup bervariasi diantaranya :

a. Majalah : jurnal internal yang memiliki format majalah biasanya berukuraan A4 (297x110mm). isinya kebanyakan adalah tulisan feature dan ilustrasi. Jurnal ini bisa dicetak biasa saja (letterpress) atau bisa juga memalui teknik yang lebih canggih seperti teknik lithografi atau fotografir.

b. Koran : meskipun mirip dengan Koran tabloid , tapi isinya biasanya terdiri dari berita yang disisip dengan tulisan feature dan ilustrasi. Proses percetakannya biasanya lebih canggih yakni secara offset-litho.

c. Newsletter : jumlah halamannya biasanya sedikit yaitu 2 hingga 8 halaman, dan ukurannya biasanya A4. Sebagian besar isinya adalah tulisan-tulisan singkaat dengan atau tanpa gambar. Percetakannya bisa letterpress (cetak biasa) atau lithografi dan bisa juga hanya mesinn fotografir.

d. Majalah dinding : bentuknya seperti poster kecil yang ditempelkan pada dinding. Ini merupakan suatu medium yang biasa digunakan untuk keperluan internal maupun eksternal

(28)

Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan teknologi, bentuk jurnal internal semakin bervariasi. Menurut Frank Jefkins dalam merancang jurnal internal atau mempengaruhi gaya dan rancangan isi jurnal seperti :

a. Kuantitas : berapa banyak eksemplar yang harus didistribusikan kepada karyawan internal perusahaan.

b. Frekuensi : jurnal harus diterbitkan secara teratur dengan tujuan informasi yang disampaikan selalu baru

c. Kebijakan : isi dari jurnal internal biasanya berisi tentang aspek- aspek yang berkaitan dengan kegiatan internal perusahaan.

Jurnal disebut juga sebagai wahana ikut berperan dalam merancang kebijakan membuat jurnal internal.

d. Judul : harus dibuat semenarik mungkin agar para karyawan tertarik untuk membaca info yang terdapat di dalamnya.

e. Proses Percetakan : apakah media industry harus dicetak secara letterpress, lithography, photogravure,flexography.

f. Gaya dan format : idealnya jurnal internal harus mirip dengan jurnal komersial pada umumnya agar bisa menarik minat membaca secara luas. Ukuran halamn, jumlah ilustrasi dan huruf ikut menentukan jurnal internal tersebut.

g. Dijual atau dibagikan secara cuma-cuma : diberikan secara gratis atau dijual sebenarnya tergantung pada nilai-nilai yang diberikan oleh para pembaca terhadap jurnal itu sendiri

(29)

h. Iklan : ada beberapa jurnal internal yang membolehkan para karyawan atau para stakeholdernya memasang iklan didalam jurnal internal. Itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola jurnal tersebut. Itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola jurnal tersebut. Keuntungannya adalah karyawan akan menaruh minat yang tinggi apabila banyak iklan yang tercantum.

i. Distribusi : bagaimana caranya jurnal itu mecapai para pembacanya? Lewat pos,distribusi dari tangan ke tangan, disertakan pada pembayan gaji ataukah harus didistribusikan di tempat-tempat tertentu? Distribusi melalui pos ke rumah para pembaca seringkali merupakan pilihan yang terbaik, karena itu manajemen sampainya jurnal ke tangan para pembaca. Hanya saja, cara ini memerlukan biaya tersendiri untuk perangko da amplop serta mengharuskan perusahaan meninjau alamat- alamat para pembaca secara teratur

Jadi dalam menyusun jurnal internal masih banyak hal-hal yang diperhitungkan karena hal tersebut sangat mempengaruhi kelayakan suatu jurnal.

Dalam penelitian ini penulis menulis isi pesan newsletter Info HUBDAT(Informasi Perhubungan Darat) sebagai media nirmassa yang digunakan Kementerian Perhubungan Darat

(30)

sebagai salah satau bentuk saluran komunikasi dalam memenuhi kebutuhan infromasi.

Newsletter Info HUBDATsebagai nirmassa yang digunakan Kementerian Perhubungan Darat sebagai salah satu bentuk saluran komunikasi dalam memenuhi kebutuhan informasi dan mendapatkan tanggapan atau persepsi dari publik Kementerian Perhubungan.

6. Newsletter

a. Pengertian Newsletter

Menurut kriyantono dalam bukunya Public Relation Writing menjelaskan newsletter merupakan in house journal yakni terbitan berkala yang diperuntukan untuk kalangan sendiri, berdasarkan teori diatas maka Penulis memahami bahwa newsletter adalah media internal perusahaan yang berisikan tentang informasi dan aktifitas yang dilakukan karyawan atau perusahaan dan jumlah halamannya lebih sedikit di bandingkan dengan majalah.

Menurut Kriyantono (2008:163), menjelaskan fungsi newsletter sebagai berikut:

i. Dapat memberikan dorongan untuk memperkuat komitmen, memberikan yang terbaik bagi perusahaan serta perbaikan moral kerja karyawan-karyawannya.

(31)

Antara lain sebagai wahana pengakuan terhadap prestasi kerja karyawan.

ii. Sebagai media komunikasi yang menjembatani pihak manajemen dan karyawan sehingga terjadi komunikasi dua arah.

iii. Sebagai media publikasi melalui penyampaian informasi tentang kegiatan atau apa saja yang berkaitan dengan perusahaan kepada pihak lain.

iv. Sebagai wahana penjalin hubungan dengan Publik internal dan eksternal

v. Sebagai representative citra korporat di mata Publik baik buruknya kualitas newsletter akan menunjukan citra siapa pembuatnya.

b. Penyusunan dan Penulisan Newsletter

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam penyusunan dan penulisan newsletter.

1. Tentukan Format Newsletter

Apakah newsletter akan dicetak atau dikirim dalam bentuk E-mail? Jika dicetak, apakah cukup dengan dua sampai empat halaman atau lebih? Akankah dicetak dengan warna hitam putih, dua atau empat warna? Perlukan mempergunakan logo perusahaan? Tata letak yang menarik

(32)

juga terkadang membutuhkan tenaga ahli. Semuanya perlu dipertimbangkan karena berhubungan dengan anggaran.

2. Selalu Pikirkan Publik Sasaran

Apa yang relevan bagi Publik? Hal-hal apa saja yang penting? Menjadi suatu tantangan bagi para praktisi untuk menemukan cara agar pembaca merasa nyaman saat menyimak informasi yang ada. Ketika Publik sasaran adalah publik internal dari sebuah lembaga pendidikan bahasa inggris, misalnya, akan lebih baik newsletter di tulis dalam bahasa inggris.

3. Menjaga Keteraturan Penerbitan

Praktisi Public Relations harus bersikap realistis terhadap seberapa jauh dia mampu secara teratur menulis dan mengedarkan newsletter. Harus diingat bahwa seorang praktisi tidak hanya menulis. Oleh karena itu, ada baiknya mengajak bagian lain untuk menulis newsletter perusahaan dan praktisi akan bertindak sebagai editor.

4. Mulailah dengan Tulisan yang Memilik Latar Belakang yang baik

Newsletter yang paling mendasar harus terdiri dari beberapa item berita singkat, cerita lead, dan pesan dari pihak manajemen. Baru kemudian dikembangkan dengan memasukan tulisan feature, kolom, editorial, kartun, berita

(33)

organisasi dsb. Seringkali riset pustaka dan wawncara perlu dilakukan membangun cerita yang kuat. Cerita yang ditulis tanpa dasar akan menggangggu reputasi perusahaan jika dikemudian hari diketahui bahwa praktisi tidak jujur dalam penulisan berita atau feature dalam newsletter.

5. Gunakan Headline dalam Setiap Artikel dan Captions untuk setiap Gambar

Terkadang, newsletter untuk Hotel, Restaurant, atau Spa, lebih didominasi oleh gambar yang cerah untuk menarik publik sasaran. Newsletter dari industri jasa tersebut seringkali berisi produk jasa atau makanan yang ditawarkan.

6. Pertimbangkan Bagaimana Newsletter akan Dibaca Sebelum Mempertimbangkan Penampilan

Grafik yang atraktif dapat mengganggu isi newsletter.

Isi yang relevan dan ditulis dengan baik harus dapat di baca sebagai sebuah artikel walaupun sederhana. Selain itu, newsletter yang dikirim lewat email juga akan memiliki karakteristik yang berbeda dengan versi hardcopy.

7. Lead Dengan Item yang Kuat Memiliki Daya Tarik yang Kuat Belajarlah dari intitusi media massa terbaik.

Seseorang memutuskan untuk membaca atau tidak dalam hitungan detik. Editorial atau pesan dari pimpinan harus memiliki ruang tetap setelah item lead. Berita organisasi atau

(34)

yang lebih spesifik ditempatkan sesudahnya. Hal tersebut akan berpeluang terhadap pemberian perhatian. Sementara yang sudah familiar dengan newsletter anda akan tahu dimana harus mencari informasi yang mereka ingikan.

8. Pelajari Perbedaan Antara Informasi Sederhana dengan Sebuah Cerita

Informasi menjadi sebuah cerita ketika seseorang membicarakannya. Kutip beberapa sumber saat menulis cerita. Kutipan membuat cerita menjadi lebih hidup. Kutipan diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama yang ditulis dalam newsletter.

9. Newsletter yang Berhasil Tergantung pada Sumber yang Banyak dan Terpercaya

Pertimbangkanlah kotak penghargaan yang berisi daftar orang yang memberi kontribusi terhadap penulisan sebuah isu. Hal itu akan mendorong seseorang untuk membantu dan memotivasi orang lain agar bersedia berpartisipasi.

10. Selalu Berusaha Mendapatkan Respon dari Pembaca atau Publik Sasaran.

Amati publik bagaimana membaca atau men-scan newsletter. Bicaralah dengan beberapa pembaca sebagai sampling setelah penerbitan. Lakukan survei

(35)

readership secara teratur. Analisis apa yang terjadi. Hal itu penting untuk perbaikan newsletter dimasa yang akan datang.

c. Fungsi newsletter

Fungsi newsletter adalah sebagai media untuk:

i. Memotifasi

karyawan/anggota perusahaan/organisasi/lembaga/komu nitas lainnya untuk meningkatkan kinerjanya

ii. Menumbuhkan self of belonging (rasa memiliki) terhadap perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas iii. Menjamin arus komunikasi efektif

iv. Menampung dan menyampaikan aspirasi anggota v. Menyampaikan instruksi/informasi dari atasan vi. Menyampaikan pengumuman penting

d. Ciri-ciri newsletter

i. Berisi informasi atau berita yang sesuai dengan minat pembacanya (anggota

perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas lainnya) ii. Mengedepankan human interest

iii. Berisi informasi mengenai kegiatan

perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas lainnya iv. Informasi yang disajikan bersifat ringan (mudah dibaca,

mudah dimengerti)

(36)

v. Profil pegawai

vi. Berupa lembaran, 1 lembar atau 2 lembar vii. Desainnya menarik

viii. Banyak foto kegiatan perusahaan/organisasai/ lembaga/

komunitas lainnya

ix. Desainnya menarik dan penuh warna x. Penerbitannya berkala

Menurut kriyantono dalam bukunya Public Relation writing newsletter memiliki isi yang bervariasi. Berikut adalah beberapa jenis isi yang bisa dimasukkan dalam terbitan newsletter antara lain :

a. Kegiatan-kegiatan penting (rutin maupun incidental) yang dilakukan perusahaan. Misalnya, rapat pemegang saham, pameran dagang, menggelar seminar, da sebagainya

b. Kegiatan-kegiatan (rutin maupun incidental) yang dilakukan karyawan. Misalnya, kegiatan karyawan dalam prose produksi,olahraga bersama, dan sebagainya

c. Tulisan khusus tentang profil karyawan dan pemberian penghargaan kepada karyawan. Misalnya menulis profil pengabdian karyawan yang loyal selama puluhan tahun atau profil karyawan terbaik bulan ini

d. Artikel-artikel opini, baik dari public relations maupun dari manajemen dan karyawan. Misalnya PR menulis tentang perlunya produktivitas kerja untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

(37)

e. Surat pembaca, berupa penyampain ide, gagasan, kritik atau harapan-harapan karyawan.

e. Rubrikasi

Rubrik yang selalu ada dalam setiap edisi:

1. Headline, berupa kegiatan besar yang berlangsung di perusahaan/ organisasi/lembaga/komunitas lainnya

2. Profil anggota 3. Tips

4. Foto kegiatan 5. Humor

6. Informasi dari bagian SDM atau Humas

7. Prestasi perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas lainnya f. Susunan tim redaksi sederhana:

1. Pelindung 2. Pengarah

3. Penanggung jawab 4. Pemimpin redaksi 5. Wakil pemimpin 6. Redaksi

7. Redaktur Pelaksana 8. Editor

(38)

9. Layout/Desain 10. Reporter 11. Koresponden

12. Dokumentasi/foto Sirkulasi/distribusi

Di Kementerian Perhubungan, Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menggunakan newsletter sebagai sarana komunikasi yang penting bagi perusahaan dengan karyawan agar tercipta hubungan yang baik di dalam suatu perusahaan. Newsletter tersebut bernama Info HUBDAT(informasi hubungan darat). Newsletter Info HUBDATsebagai media internal mempunyai kemampuan efektif di dalam menyebarkan atau menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk kepentingan karyawan sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis. Dapat memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada pembaca internal maupun eksternal tentang kegiatan yang ada di Kementerian Perhubungan Darat. Dan newsletter ini juga membantu kantor- kantor Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yang ada di seluruh Indonesia untuk mengetahui informasi atau kegiatan dari pusat.

7. Persepsi

David A. Acker dan John G. Myer mengemukakan “ketika kita menginterpretasikan dan mengerti informasi atau pesan yang

(39)

diproses dalam bentuk perhatian oleh sistem indrawi kita maka akan timbul suatu pengetahuan. Adanya proses perhatian yang menghasilkan perbedaan dalam menumbuhkan persepsi, menagkibatkan setiap individu memberikan makna yang berbeda pula pada obyek yang sama.

Sedangkan menurut Joseph A. Devito yang dikutip oleh Deddy Mulyana, yaitu :

“Proses dimana kita akan menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi kita. Sehingga setiap pesan yang diterima selalu akan melalui proses persepsi. Persepsi meliputi beberapa hal yaitu penginderaan (sensasi) melalui alat-alat panca indera, atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Semua Indera itu mampunya andil dalam mempersepsi, namun kemampuan masing-masing individu berbeda dalam mengindera stimulus yang diterima”.

“Persepsi juga dapat diartikan proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.

Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran. Oleh karenanya persepsi sangat penting bagi studi komunikasi dalam semua bentuk dan fungsinya. Di sini kita melihat pada (1) proses persepsi, mengidentifikasi tiga tahap utamanya; (2) proses yang mempengaruhi persepsi; dan (3) atribusi (attribution), yaitu proses dengan mana kita mengartikan perilaku kita sendiri dan orang lain”

(Joseph A. Devito, Komunikasi AntarManusia edisi kelima, profesional books, hal 75)

Cohen, Fisher yang dikutip oleh Sasa Djuarsa Senjaya dalam bukunya Teori Komunikasi, didefinisikan “persepsi sebagai interpretasi terhadap berbaga sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indera kita.”

(40)

C. Kerangka Teori

Menurut Kerlinger yang dikutip Jalaudin rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi menjelaskan bahawa “teori adalah himpunan konstruk(konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variable untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut”.

“Dalam ilmu pengetahuan,teori memegang perana penting bahkan menjadi unsure dasar bagi science. Teori menunjukkan adanya hubungan antara fakta yang satu dengan fakta lainnya dan menyusun fakta-fakta dalam bentuk runtun sistematis, sehingga jadi logis dan bisa dipahami”.

Teori digunakan sebagai pembimbing riset. Dan teori maka dapat dijabarkan hipotesis baru. Bila ada yang ada berlawan, riset dapat menguji teori mana yang benar. Teori dapat membantu peneliti menerangkan gejala, sebab akibat permasalahan, memprediksi dan mengontrol gejala dari permasalahan tersebut.

Dalam hal ini peneliti menggunakan teori persepsi dan individual differences

1. Teori Persepsi

W.J. Severin mengatakan dalam bukunya teori komunikasi bahwa “Persepsi merupakan proses yang kompleks

(41)

dimana orang memilih mengorganisasikan dan menginterpretasikan respons terhadap suatu rangsangan ke dalam situasi yang penuh arti dan logis”. Sedangkan menurut Solomon yang dikutip oleh R.Prasetijo dalam bukunya perilaku konsumen mendefinisikan bahwa “persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya di interpretasikan”

Menurut Jalaudin Rakhmat(2009:51) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang telah diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi(aensory stimuli. Sedangkan menurut Dedi mulyana (2004:251) persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.

Persepsi sangat ditentukan oleh factor personal dan factor situasional.

“Persepsi merupakan proses dimana sesorang menerima, menstimuli melalui panca inderanya dan kemudian menginterpretasikannya” (A.Aker dan John G. Myers,1985:113).

Mereka juga mengemukakan bahwa persepsi terdiri dari dua tahap yaitu atensi dan interpretasi hasilnya adalah kognisi yang

(42)

merupakan pengetahuan terhadap stimulu itu. Persepsi dapat terjadi melalui tiga tahap,ketiga tahap tersebut adalah :

1. Tahap stimuli

Tahap stimuli adalah tahap segala sesuatu ditangkap oleh panca indera. Dalam tingkatan ini panca indera akan dirangsang. Tahap ini biasanya didahului oleh tereksposnya seseorang dengan cara melihat, mendengar ,mencium atau merasakan stimuli tersebut. Oleh karena itu proses ini terjadi di alam bawah sadar, maka sebelumnya ia harus menyadari adanya rangsangan itu melalui mekanisme panca indera.

2. Tahap Atensi

Atensi atau perhatian tidak terletakkan karena sebelum merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, seseorang harus terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Pengertian perhatian ialah proses mental ketika stimuli atau rangkainya stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsetrasikan diri pada sakah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lai(Rakhmat, 2004 : 52))

Setelah sesorang melalui tahap stimuli, sesorang tahu apa yang ia perhatikan kemudian timbul perhatian terhadap sesuatu (atensi). Akan tetapi tidak semua rangsangan akan mendapat

(43)

perhatian dari seseorang. Seseorang cenderung akan menyaring stimuli-stimuli yang diperolehnya. penyaringan ini terjadi Karenna seseorang akan cenderung mencari informasi yang dianggapnya dapat memenuhi kebutuhannya dan dianggap bermanfaat didukungnya dan juga bersifat menyenangkan atau menghibur. Informasi yang menarik dan punya karakteristik tertentu biasanya lebih menarik perhatian atau atensi dari seseorang.

3. Tahap interpretasi

Tahap selanjutnya ketikas stimuli berhasil menarik perhatian dari seseorang ialah tahap interpretasi. Interpretasi adalah tahapan dimana seseorang memberi makna pada stimuli atau rangsangann tersebut. Dalam menginterpretasikan suatu stimuli, seseorang akan melakukan suatu kesatuan yang bersifat keseluruhan, bukan terpisah. Unsur-unsur stimuli yang dipersepsikan secara satu persatu data,menimbulkan makna yang berbeda jika dipersipkan secara utuh dalam satu kesatuan(Aaker dan Myers,1987:237)

Pesan yang sama bisa dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang, tergantung bagaimana orang tersebut memandang pesan itu sendiri. Seperti apa yang pernah dinyatakan oleh Wilbur Schramm(1972:12) bahwan pesan akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator

(44)

cocok dengan kerangka acuan, yaitu panduan pengalaman penelitian yang pernah diperoleh oleh komunikan. Setiap orang mempunyai kerangka acuan dan bidang pengalaman masing- masing yang akan dijadikan dasar di dalam proses penginterpretasiannya sehingga member makna terhadap sesuatu yang sama bisa saja berbeda satu sama lain. Demikian juga dengan makna suatu pesan yang dimaksud oleh komunikator belum tentu akan dipersepsi sama oleh komunikan bersangkutan

2. Teori Individual Differences

Pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori stimuls respon dengan teorinya yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa(individual differences). Teori ini merupakan pengembangan dari teori S-O-R atau modifikasi dari teori tersebut. Teori ini dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa individual diffences, yang memiliki asumsi bahwa pesan-pesann media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota aundience. Pada teori ini, DeFluer mengemukakan : pesan-pesan yang berisi stimulus akan menghasilkan respon yang berbeda-beda dari khalayak. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan- perbedaan atau karakteristik

(45)

tiap-tiap individu, seperti usia,sikap, minat pendidikan dan sebagainya.

“ Teori yang telah dimodifikasi oleh DeFluer ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variable-variabel psikologi yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam mengahasilkan pengaruh” (Sendjadja, 1994).

“Esensi dari teori individual differences, adalah fokusnya pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari asumsi sebab akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi perubahan perilaku.” (Sendjadja, 1994:189)

Teori individual differences, menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap pesan-pesan media yang berisi stimulus tertentu. Hal tersebut disebabkan karena karakteristik pribadi dari khalayak yang berbeda-beda satu sama lainnya sehingga menimbulkan sikap dan prilaku yang berbeda pula.

Kesimpulan dari teori individual differences, adalah bahwa khalayak dalam menerima ransangan yang disampaikan melalui suatu media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau bersifat heterogen, walaupun pesan atau ransangan yang disampaikan sama, namun dampak atau pengaruh yang terjadi akan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Dengan demikian

(46)

teori individual differences, mencakup upaya untuk mengidentifikasikan kondisi atau keadaan yang menengahi pengaruh pesan pada media yang mengandung atribut ransangan tertentu dan memiliki interaksi yang berbeda-beda dengan kondisi khalayak dalam menerima pesan atau rangsangan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka khalayak setelah menerima pesan melalui penyajian informasi pada newsletter tersebut maka akan terjadi efek (perubahan), menurut Sasa Djuarsa Sendjaya antara lain :

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan kemampuan kognitifnya.

2. Efek Afektif

Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sisnis, kecut dan sebagainya. Mungkin pengalaman pribadi atau mengalami perasaan sedih dan menangis ketika

(47)

menyaksikan adegan yang mengharukan dalam sinetron televisi atau dalam film.

3. Efek Konatif

Efek konatif merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Konatif bersangkutan dengan niat, tekat, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Behavior yang disinggung diatas adalah yang mempengaruhi ketertarikan terhadap media massa. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa melainkan didahului oleh efek kognitif atau efek afektif (Sendjaja, 1994:195)

Perubahan dan peningkatan suatu sikap akan bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus yang disampaikan kemungkinan akan diterima, tetapi juga mempunyai kemungkinan ditolak. Jika ada perhatian dan komunikan, maka komunikasi dapat berlangsung, tetapi apabila komunikan tidak tertarik dan tidak memperhatikan, maka komunikasi akan mengalami kegagalan.

Apabila komunikan dapat mengerti apa yang disampaikan, maka akan berlanjut pada kemampuan komunikasi selanjutnya dimana komunikan mengolah dan menerimanya sehingga ada kesediaan dari komunikan untuk memberikan respon.

Melalui modifikasi inilah respon tertentu yang diharapkan muncul dalam prilaku individu akan tercapai. Esensi dari model ini

(48)

adalah “Fokusnya pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, sebagai kelanjutan dan asumsi sebab akibat dan mendasarkan pada perubahan sikap, sebagai ukuran dan perubahan prilaku.” (Sendjaya, 1994 : 189)

Oleh karena itu teori De Fleur menggambarkan tentang umpan balik khalayak yang berbeda-beda berdasarkan karakteristik pribadi masing-masing individu. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa khalayak dalam menerima rangsangan yang disampaikan melalui suatu media rnempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau bersifat heterogen, walaupun pesan atau rangsangan yang disampaikan sama, namun dampak atau pengaruh yang terjadi akan berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya.

Pemilihan teori ini dilatar belakangi oleh penjelasan akan adanya kekuatan khalayak dalam memberikan respons terhadap suatu terpaan media, yang pada akhirnya akan mengakibatkan orang cenderung memilih bertindak dengan cara tertentu. Dan dengan adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif, pengetahuan, minat, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kebutuhan maka individu secara selektif pula akan mempersepsi suatu pesan informasi yang diterimanya.

D. Hipotesis

(49)

Menurut J.P Chaplin yang dikutip oleh Kartono,1990:78, hipotesis adalah “suatu penjelasann asumsi yang berperan sebagai suatu penjelasan tentatif. Dilihat dari segi lain, hipotests dapat dianggap sebagai suatu penyataan yang menurut sifatnya harus dijawab lewat suatu eksperimen atau seri observasi-observasi.”

Berdasarkan atas pemikiran tersebut maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah :

1. Hipotesis Penelitian

terdapat perbedaan persepsi karyawan Kementerian Perhubuungan Darat tentang newsletter infoHUBDAT, dilihat dari jenis kelamin,usia dan tingkat pendidikan

2. Hipotesis Statistika

Ho(rx = 0) : tidak terdapat perbedaan persepsi karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan tentang newsletter infoHUBDAT

Ha (rx ≠ 0) : terdapat perbedaan persepsi karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan tentang newsetter infoHUBDAT

E.

Kerangka

Konsep

(50)

Kerlinger menjelaskan kerangka konsep sebagai “abstraksi dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus” (Rakhmat,2002:12). R.

Merton mendefinisikan “konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variable-variabel dimana kita ingin menentukan empiris” (Koentjaraningrat,1986:21)

Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah unuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya atau sebagai istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya. Hal ini dapat menjadi landasan kedepan dalam melanjutkan pada penelitian, kerangka konsep juga mendukung atau menjelaskan latar belakang gambar penelitian.

Maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah persepsi karyawan Kementerian Perhubungan Darat memperhatikan media internal yang ada, kemudian melihatnya setelah itu baru mempersepsi atau memberi tanggapan terhadap media internal tersebut. Dalam penelitian ini, media internal yang dipersepsikan adalah newsletter info HUBDAT. Berdasarkan uraian kerangka teori dan kerangka konsep,penelitian ini memiliki satu variable atau bersifat variable mandiri(tunggal). Variable mandiri adalah “variable yang diduga sebagai penyebab atau pendahuluan dari variable lainnta.

”(kriyanto,2008:21)

(51)

Berikut adalah bagan dari kerangka konsep yang nantinya akan digunakan oleh penulis

Operasional konsep

Variabel Mandiri

Persepsi karyawan Kementerian Perhubungan Darat tentang newsletter info HUBDAT

Dimensi Persepsi Karyawan

Indikator Persepsi Karyawan

1.stimulus a.)frekuensi terhadap newsletter info HUBDAT - terbit teratur

- sering atau tidaknya membaca newsletter info HUBDAT

b.) intensitas terhadap newsletter infoHUBDAT -membaca newsletter sampai selesai

2. Perhatian (atensi) a.) Desaign Cover newsletter infoHUBDAT b.) Desaign lay out newsletter infoHUBDAT c.) Isi rubrikasi dari newsletter infoHUBDAT 3. interpretasi a.) Desaign lay out newsletter infoHUBDAT

b.) Isi rubrikasi newsletter info HUBDAT

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, menurut Koentjaraningrat(1997:44) penelitian deskriptif adalah:

“Penelitian deskriptif yaitu penelitian untuk menggambarkan mengenai suatu gejala yang ditemui dari subjek yang dibuat dengan mengendalikan kekuatan analisisnya yang bertumpu pada penguji data statistik.”

Jadi deskriptif yaitu untuk menggambarkan mengenai suatu gejala yang ditemui dari subjek yang dibuat dengan mengendalikan kekuatan analisisnya yang bertumpu pada penguji data statistik.

Berdasarkan metode penelitian yang penulis gunaka yaitu metode penelitian survey. Survey adalah “metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.

Tujuannya untuk memperleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu”.(Kriyantono,2007:60)

Menurut kerlinger sebagaimana dikutip oleh Sugiyono dalam bukkunya metode penelitian bisnis (2009:11), mengemukakan bahwa penelitian :

52

(53)

“survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang di pelajari adalah data dari sampel yang diambil dari sampel tersebut, sehingga ditemukan kejadian- kejadian relatif,distribusi dan hubungan-hubungan antara sosiologi maupun psikologis”

B. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dapat diartikan sebagai tempat atau daerah dimana sumber data dan lokasi yang ditempat atau tempat keberadaan populasi dan dapat diambil sampelnya.

Penelitian diadakan di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Jalan. Merdeka Barat no 8, Jakarta Pusat.

Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2014.

C. Populasi

Menurut sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi (2006:90), populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi merupakan objek penelitian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan yang berjumlah 478 karyawan dari lima divisi, yaitu

(54)

1. Setditjen 2. LLAJ 3. LLASD 4. BSTP 5. KTD 6. BPLJSKB

D. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka berdasarkan jumlah populasi yang ada, dapat ditentukan jumlah sampe yang diambil”(Sugiyoni,2006:91). Sampel menurut Soehartono (2002:57), adalah “suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan ditanggap dapat menggambarkan populasinya”.

Jenis teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate simple random sampling, yaitu

“dikatakan simple karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.(Sugiyono,2013:82).

Dengan demikian, sebelum menetapkan cara penarikan sampel, terlebih dahulu menentukan jumlah sampel berdasarkan rumus taro yamane dengan menetukan populasi sebesar 90% atau tingkat kesalahan 10%(Rakhmat,2002:82)

(55)

Keterangan n= ukuran sampel

N = ukuran presisi(tingkat kesalahan) d = nilai presiasi 10%(0,1)

1 = angka konstan n= N

N(d)² + 1 = 478 478(0,1)²+1

= 478

478(0,01)+1

= 478 5,78

= 82,69 dibulatkan menjadi 83

Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 83 karyawan yang terdapat dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. dan dari setiap yang dipilih untuk menjadi responden adalah sebagai berikut :

n = N N(d

²) + 1

(56)

Setdijen :

136 x 83 = 23,61 dibulatkan menjadi 24 478

LLAJ

102 x 83 = 17,71 dibulatkan menjadi 18 478

LLASD

75 x 83 = 13,02 dibulatkan menjadi 13 478

BSTP

66 x 83 = 11,46 dibulatkan menjadi 11 478

KTD

58 x 83 = 10,07 dibulatkan menjadi 10 478

BPLJSKB

41x 83 = 7,11 dibulatkan menjadi 7 478

Gambar

Tabel  4.2  menggambarkan  tentang  usia  dari  responden.  Dari  hasil  ini  dapat  dilihat  bahwa  mayoritas  usia  responden  24-35  tahun  yaitu  25  orang dengan presentase 30,1%
Tabel  4,3  menunjukkan  bahwa  sebagian  besar  responden  memiliki pendidikan S1 yaitu 28 orang dengan presentase 33,7%
Tabel  4.4  menujukkan  bahwa  mayoritas  responden  atau  karyawan  Direktorat  Jenderal  Perhubungan  Darat  Kementerian  Perhubungan  yang  lama  masa  bekerjanya  adalah  4-8  tahun  yaitu  25 orang denngan presentase 30,1%

Referensi

Dokumen terkait

Semua makhluk hidup yang termasuk ke dalam kingdom Animalia merupakan organisme yang mempunyai ciri-ciri merupakan mkhluk hidup yang eukariotik dan

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60 o LU sampai dengan 60 o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat

Rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling klien I, Persiapan praktek konseling individual, Verbatim, Laporan pelaksanaan dan evaluasi, analisis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dah data hasil analisis gerak tolak peluru gaya membelakangi pada mahasiswa dan atlet yang berkaitan dengan

Dan dari penelitian yang telah dilakukan hasil yang diperoleh adalah bahwa kualitas pelayanan dan bagi hasil yang diberikan oleh pihak Bank Syariah Mandiri di Kota Medan memiliki

Probabilitas hasil sebesar 0.000 atau 0% sedangkan tarif  = 5% dengan demikian [  = 0.000 <  = 0.050 ], sehingga dengan demikian Pendidikan Pelatihan

Menganalisis hubungan antara status gizi (weight for age) dengan perkembangan anak usia 36-59 bulan di Indonesia setelah dikontrol dengan jenis kelamin anak,

Jauh dari “tidak melakukan apa-apa”, seperti yang dituduhkan para pemerhati pendidikan tanpa sekolah, para orang tua yang melakukan hal ini sangat terlibat dalam proses pembelajaran