• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi. yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi. yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998.

Pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di kantor cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan kurang lebih 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.

Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh K.H Ma’ruf Amin. Semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009.

21

(2)

Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Di samping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.

Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang , 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.

Visi BNI Syariah adalah “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan kinerja.

Misi BNI Syariah adalah:

1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.

2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.

3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

(3)

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Sumber : PT. Bank BNI Syariah

Gambar II.1

Struktur Organisasi PT.Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta Tata Kerja Organisasi PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta 1. RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )

Dengan adanya keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) yang antara lain menyangkut Laporan Pertanggung jawaban Direksi serta rencana kerja selanjutnya, bank syariah dapat mengadakan langkah kebijaksanaan sertaffoperasiolmselanjutnya.

2. Dewan Pengawas Syariah ( DPS )

DPS terdiri atas 3 orang atau lebih dengan profesi hukum Islam, yang dipimpin oleh ketua Dewan Pengawas Syariah, berfungsi memberikan Fatwa Agama, terutama dalam produk-produk bank syariah, baik yang timbul dari DPS, Komisaris, direksi maupun umat Islam pada umumnya, harus melalui musyawarah DPS untuk dijadikan Fatwa Agama yang juga

(4)

disampaikan kepada direksi secara tertulis dengan tindasan kepada Dewan Komisaris.

3. Dewan Komisaris

Apabila pelaksanaan produk-produk bank syariah kurang ataupun tidak sesuai dengan Fatwa Agama dari DPS, Komisaris mengadakan musyawarah bersama antara direksi, DPS, dan Komisaris. Keputusan atau hasil musyawarah tersebut dijadikan Fatwa Agama baru, yang disampaikan kepada direksi secara tertulis dengan tindasan kepada Dewan Komisaris.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris :

a. Mempertimbangkan, menyempurnakan, dan mewakili para pemegang saham dalam memutuskan perumusan kebijaksanaan umum yang baru yang diusulkan oleh direksi untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.

b. Menyelenggarakan rapat umum luar biasa para pemegang saham dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban direksi.

c. Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan kerja untuk tahun baru yang diusulkan direksi.

d. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan kepada perusahaan yang jumlahnya melebihi maksimal yang dapat diputuskan oleh direksi.

e. Memberikan penilaian atas neraca dan perhitungan R/L tahunan, serta laporan-laporan berkala lain yang disampaikan oleh direksi.

(5)

f. Memberikan persetujuan tentang pengikatan perseroan sebagai panggung (borg/avails), penggadaian serta penjualan, baik untuk barang-barang bergerak maupun tidak bergerak milik perseroan.

g. Menyetujui atau menolak pinjaman yang diajukan oleh para anggota direksi.

h. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan modal dan pembagian laba.

i. Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut sesuai dengan yang diberikan dalam anggaran dasar perseroan.

j. Menyetujui pembagian tugas dan kewajiban di antara anggota direksi.

4. Divisi Audit Internal ( IAD )

Internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan.

5. Divisi Sumber Daya Insani ( HCD )

Tugas dan tanggung jawab Divisi Sumber Daya Manusia ( HCD ) :

a. Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja perusahaan yang hanya mempekerjakan karyawan yang berbakat

b. Menjadi penghubung antara Manajemen dengan karyawannya c. Melakukan pelayanan karyawan

(6)

d. Memberi masukan pada manajer mengenai kebijakan perusahaan, seperti kesempatan yang sama pada karyawan atau apabila terjadi pelecehan seksual.

e. Mengkordinir dan mengawasi pekerjaan para pegawai khusus dan staff pendukung.

f. Mengawasi proses perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan penempatan karyawan baru.

g. Menangani isu-isu ketenagakerjaan, seperti memediasi pertikaian dan mengarahkan prosedur kedisiplinan.

6. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawab direktur :

a. Mewakili direktur utama atas nama direksi.

b. Membantu direktur utama dalam mengelola perseroan sehingga tercapai tujuan perseroan.

c. Bertanggung jawab terhadap operasional perseroan, khususnya dalam hubungan dengan pihak ekstern perusahaan.

d. Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham (RUPS).

7. Direktur Bisnis Konsumer

Bertanggung jawab terhadap Bisnis Konsumer perseroan khususnya dalam hubungan dengan pihak ekstern perusahaan. Dengan di bantu 4 ( empat ) divisi bagian, antara lain :

a. Divisi Konsumer dan Kartu Pembiayaan ( FCD ) b. Divisi Dana dan Transaksi ( FTD )

c. Divisi Bisnis Mikro ( MDB )

(7)

d. Divisi Teknologi dan Informasi ( ITD ) 8. Direktur Resiko dan Kepatuhan

Bertanggung jawab kepada direktur utama terhadap penyelesaian dari resiko- resiko yang terjadi disertakan dengan penyelesaian yang tepat dan menciptakan kepatuhan – kepatuhan yang harus dipatuhi. Direktur Resiko dan Kepatuhan di bantu 4 divisi bagian, antara lain :

a. Divisi Manajemen Resiko dan Kebijakan Perusahaan ( ERD ) b. Divisi Hukum ( LGD )

c. Divisi Kesekretariatan dan Komunikasi Perusahaan ( CCD ) d. Satuan Kerja Kepatuhan ( CMD )

9. Direktur Operasional

a. Bidang operasional merupakan aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu direksi dalam melakukan tugas-tugasnya di bidang operasional bank. Fungsinya meliputi aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif secara efisien dan efektif dalam rangka pelaksanaan dan pengamanan pelayanan jasa-jasa perbankan berdasarkan sistem dan prosedur operasional perusahaan yang telah ditetapkan serta sesuai dengan policy (kebijaksanaan) manajemen serta peraturan-peraturan pemerintah (Bank Indonesia). Di samping itu, juga melaksanakan fungsi supervisi dan pekerjaan lain yang sesuai dengan policy manajemen. Tugas-tugas Pokok Bidang Operasional

1) Melaksanakan supervisi terhadap setiap pelayanan dan pengamanan jasa-jasa perbankan dari setiap unit/bagian yang berada di bawah tanggung jawabnya.

(8)

2) Melakukan monitoring, evaluasi, review dan kondisi terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelayanan di bidang operasional.

3) Membantu pelayanan secara aktif atas tugas-tugas harian setiap unit/bagian yang berada di bawah tanggung jawabnya.

4) Aktif memberikan saran, pendapat kepada direksi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas-tugasnya sehari- hari termasuk mengusulkan produk-produk perbankan yang dibutuhkan nasabah.

5) Memelihara dan membina hubungan baik dengan pihak nasabah serta intra/antar unit/bagian maupun bidang lingkungan perusahaan dalam rangka menjaga mutu pelayanan kepada nasabah sehingga berada ke tingkat yang memuaskan serta terciptanya suasana kerja yang sehat di lingkungan perusahaan.

6) Berkewajiban meningkatkan mutu pengetahuan dan keterampilan, baik pribadi maupun bawahannya untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya.

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direksi sepanjang tugas-tugas tersebut masih dalam ruang lingkup dan fungsi Kepala BidangnOperasional.

b. Direktur Operasional dibantu 4 ( empat ) divisi bagian, antara lain : 1) Divisi Resiko Bisnis ( BRD )

2) Divisi Operasional ( OPD )

3) Divisi Penyelematan dan penyelesaian pembiayaan ( RRD ) 4) Satuan Kerja Layanan ( SRD )

(9)

10. SEVP Bisnis Komersil dan Menengah

Ditugaskan untuk membantu direktur dalam melakukan tugas-tugasnya di bidang bisnis komersil dan menengah bank. SEVP Bisnis Komersil dan Menengah dibantu 4 bagian divisi, antara lain :

a. Divisi Komersil ( CRD )

b. Divisi Usaha dan Menengah ( SMD ) c. Divisi Tresuri dan Internasional ( TID ) d. Divisi Haji dan Umroh ( HUD )

11. Koordinasi Divisi Keuangan dan Jaringan

Bertugas untuk mengkoordinasi berkaitan dengan keuangan dan jaringan.

Koordinasi Divisi Keuangan dan Jaringan dibantu 2 divisi bagian, yaitu a. Divisi Jaringan dan umum

b. Kantor Wilayah

3.1.3. Kegiatan Usaha/ Organisasi

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan No. 160 tanggal 22 Maret 2010, maksud dan tujuan BNI Syariah adalah menyelenggarakan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku. Sedangkan kegiatan usaha BNI Syariah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

(10)

2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

3. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, akad salam, akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syriah antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.

10. Memberi surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

(11)

11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga, dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.

12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan satu akad yang berdasarkan prinsip syariah.

13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah

14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.

15. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.

16. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip bank syariah.

17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain melakukan kegiatan usaha tersebut, BNI Syariah dapat pula:

1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan prinsip syariah.

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

(12)

4. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah.

5. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

6. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan sarana elektronik.

7. Menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang.

8. Menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal.

9. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan jasa keuangan, commercial banking, dan investmen banking lainnya berdasarkan prinsip syariah.

Segmen Usaha 1. Bisnis Komersial

BNI Syariah memberikan layanan bagi nasabah yang memiliki usaha produktif pada segmen menengah/komersial yang dikelola oleh comercial dan small division. Layanan kepada nasabah komersial dengan memberikan solusi

pembiayaan, berupa pembiayaan investasi dan modal kerja, dan fasilitas perbankan lain yang diperlukan, seperti bank garansi dan Standby Letter Of Credit. Segmen ini merupakan salah satu elemen penting yang mendukung performa BNI Syariah secara keseluruhan.

(13)

2. Bisnis Ritel dan Konsumer

Segmen bisnis konsumer dan ritel terdiri dari bisnis konsumer, ritel produktif, kartu pembiayaan, dan dana. Produk pada segmen bisnis konsumer dan ritel ini antara lain pembiayaan kepemilikan rumah, pembiayaan usaha yang diberikan kepada individu dengan skala usaha kecil dan menengah, kartu pembiayaan dan produk simpanan serta layanan perbankan lainnya bagi kebutuhan masing- masing nasabah.

3. Bisnis Mikro

Sektor Usaha Mikro, merupakan sektor yang penting dalam menggerakkan perekonomian nasional. Terlihat dari sumbangannya terhadap PDB nasional yang cukup besar. Keunggulan sektor usaha mikro sebagai sektor domestik yang mampu menggerakkan perekonomian nasional terutama karena ketergantungannya yang kuat terhadap muatan lokal. Unit usaha mikro menggunaka sumber daya dalam negeri baik sumber daya manusia, bahan baku dan peralatan sehingga sektor mikro tidak tergantung pada ekspor. Selain itu, hasil produksi sektor mikro lebih ditunjukkan untuk memenuhi pangsa pasar dalam negeri, sehingga tidak tergantung kepada kondisi perekonomian negara lain. Oleh karena itu, sektor inilah yang paling tahan terhadap ancaman krisis global beberapa waktu yang lalu, dan Perbankan Syariah memiliki peran penting sebagai lembaga keuangan yang sangat peduli terhadap perkembangan sektor rill terutama di sektor ini.

4. Bisnis Tresuri dan Internasional

Melalui bisnis segmen tresuri dan internasional, BNI Syariah turut mengaktifkan Pasar Uang Bank Syariah (PUAS) dengan Sertifikat Investasi

(14)

Mudharabah Antar Bank (SIMA) dan bertransaksi melalui Sertifikat Perdagangan Komoditi berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank (SIKA). Selain itu BNI Syariah juga aktif melakukan transaksi sukuk baik melalui lelang yang dilakukan oleh Pemerintah (sebagai salah satu bank syariah peserta lelang) maupun di pasar sekunder.

3.2. Hasil Penelitian

Untuk lebih mengetahui hasil kinerja keuangan PT. BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta berdasarkan analisa profitabilitasnya maka digunakan laporan- laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi.

(15)

3.2.1. Data Penelitian

Tabel III.1 Neraca

PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta Per 31 Desember 2012 – 31 Desember 2015

(Dalam Jutaan Rupiah)

KETERANGAN 2012 2013 2014 2015

Jumlah Aset 10.645.313 14.708.504 19.492.112 23.017.667 Jumlah Aset Produktif 9.769.272 13.647.597 17.388.598 20.286.767 Pembiayaan yang

Diberikan 7.631.994 11.242.241 15.044.158 17.765.097 Penempatan Surat

Berharga 1.119.130 1.995.502 1.884.213 2.301.687

Penyertaan - - - -

Dana Pihak Ketiga 8.947.729 11.422.190 16.246.405 19.322.756

Giro 1.468.456 1.499.694 1.416.085 1.507.192

Tabungan 3.776.960 5.005.741 5.957.067 7.410.669

Deposito 3.702.313 4.916.755 8.873.253 10.404.894 Jumlah Liabilitis 2.185.658 3.838.672 3.084.547 3.310.505 Jumlah Ekuitas 1.187.218 1.304.680 1.950.000 2.215.658 Modal Saham 1.001.000 1.001.000 1.501.500 1.501.500 Sumber: PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta 2015

(16)

Tabel III.2 Laporan Laba Rugi

PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta Per 31 Desember 2012 – 31 Desember 2015

(Dalam Jutaan Rupiah)

KETERANGAN 2012 2013 2014 2015

Pendapatan Pengelolaan Dana

oleh 936.406 1.333.245 2.026.108 2.429.243

Bank sebagai Mudharib

Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil (291.056) (418.332) (691.444) (846.069) Dana Syirkah Temporer

Hak Bagi Hasil Milik Bank 645.350 914.913 1.334.664 1.583.174 Pendapatan Usaha Lainnya 84.109 146.964 100.387 118.814 Pendapatan Operasional 729.459 1.061.877 1.435.051 1.701.988 Beban Operasional (673.953) (878.405) (1.119.482) (1.193.136) (Penyisihan)/Pembalikan

Penyisihan Kerugian aset

produktif 85.721 8.244 (93.246) (221.253)

Pendapatan/ Beban Non (3.483) (12.100) (2.190) 20.169 Operasional-Bersih

Laba Sebelum Pajak 137.744 179.616 220.133 307.768

Laba Bersih 101.892 117.462 163.251 228.525

Jumlah Pendapatan 98.601 117.462 163.251 265.658

Komprehensif

Laba Bersih per Saham Dasar 98.404 117.228 136.650 152.198 dan Dilusian

Sumber: PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta 2015

(17)

Untuk dapat menganalisis kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitasnya selama periode yang bersangkutan maka diperlukan data tentang neraca yang diperbandingkan antara empat periode yaitu pada tahun 2012-2015, serta informasi- informasi lain yang berhubungan dengan data keuangan PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta, misalnya seperti besarnya laba yang dihasilkan dan lain sebagainya.

Dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-masing pos neraca dan laba rugi, maka dapat diketahui kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitasnya pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta.

3.2.2. Perhitungan Rasio Profitabilitas 1. Return On Asset (ROA)

Perhitungan Rasio profitabilitas dalam angka dan persentase selama empat tahun terakhir (periode 2012-2015) menggunakan perhitungan Return On Asset (ROA) pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta.

a. ROA tahun 2012

Laba sebelum pajak pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 137.744 sedangkan total asset pada tahun 2012 sebesar Rp. 10.645.313.

ROA= Laba sebelum pajak

Total Asset x 100%

= 137.744

10.645.313 x 100%

= 1,29%

(18)

b. ROA tahun 2013

Laba sebelum pajak pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 179.616 sedangkan total asset pada tahun 2013 sebesar Rp. 14.078.504.

ROA= Laba sebelum pajak

Total Asset x 100%

= 179.616

14.708.504 x 100%

= 1,22%

c. ROA tahun 2014

Laba sebelum pajak pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 220.133 sedangkan total asset pada tahun 2014 sebesar Rp.19.492.112.

ROA= Laba sebelum pajak

Total Asset x 100%

= 220.133

19.492.112 x 100%

= 1,13%

d. ROA tahun 2015

Laba sebelum pajak pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 307.768 sedangkan total asset pada tahun 2015 sebesar Rp.23.017.667.

ROA= Laba sebelum pajak

Total Asset x 100%

=

307.768

23.017.667 x 100 = 1,34%

(19)

Tabel III.3

Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA)

2012 2013 2014 2015

Laba Sebelum Pajak 137.744 179.616 220.133 307.768

Total Asset 10.645.313 14.708.504 19.492.112 23.017.667

Return On Total Asset (ROA) % 1,29% 1,22% 1,13% 1,34%

Tahun JENIS POS KEUANGAN

Sumber: Data Sekunder diolah Penulis (2017)

Return On Asset (ROA) merupakan persentase laba sebelum pajak

dibandingkan dengan total asset. Semakin besar Return On Asset (ROA) semakin baik keadaan bank. Dari hasil perhitungan, maka dapat dilihat bahwa Return On Asset pada tahun 2012 sebesar 1,29% tahun 2013 sebesar 1,22%

tahun 2014 sebesar 1,13% dan pada tahun 2015 sebesar 1,34%. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perhitungan ROA tahun 2012 sebesar 1,29% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan laba sebesar 0,0129 dari total asset yang dikelola. Tahun 2013 perhitungan ROA menurun dari tahun 2012 menjadi 1,22% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan laba sebesar 0,0122 dari total asset yg dikelola. Tahun 2014 perhitungan ROA menurun dari tahun 2013 menjadi 1,13% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan laba sebesar 0,013 dari total asset yang dikelola dan untuk tahun 2015 nilai ROA mengalami peningkatan dibanding dari tahun 2012, 2013 dan 2014 sebesar 1,34% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan laba sebesar 0,0134 dari total asset yang dikelola.

(20)

2. Return On Equity (ROE)

Perhitungan Rasio profitabilitas dalam angka dan persentase selama empat tahun terakhir (periode 2012-2015) menggunakan perhitungan Return On equity (ROE) pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta.

a. ROE tahun 2012

Laba bersih pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 101.892 sedangkan total ekuitas pada tahun 2012 sebesar Rp.1.187.218.

ROE= Laba Bersih

Total Ekuitas x 100%

= 101.892

1.187.218 x 100%

= 8,60%

b. ROE tahun 2013

Laba bersih pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 117.462 sedangkan total ekuitas pada tahun 2013 sebesar Rp.1.304.680.

ROE= Laba Bersih

Total Ekuitas x 100%

= 117.462

1.304.680 x 100%

= 9,003%

c. ROE tahun 2014

Laba bersih pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 163.251 sedangkan total ekuitas pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.950.000.

ROE= Laba Bersih

Total Ekuitas x 100%

(21)

= 163.251

1.950.000 x 100%

= 8,40%

d. ROE tahun 2015

Laba bersih pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 228.525 sedangkan total ekuitas pada tahun 2015 sebesar Rp. 2.215.658.

ROE= Laba Bersih

Total Ekuitas x 100%

= 228.525

2.215.658 x 100%

= 10,31%

Tabel III.4

Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE)

2012 2013 2014 2015

Laba Bersih 101.892 117.462 163.251 228.525

Total Equity (Ekuitas) 1.187.218 1.304.680 1.950.000 2.215.658

Return On Total Equity (Ekuitas) % 8,60% 9,003% 8,40% 10,31%

JENIS POS KEUANGAN Tahun

Sumber: Data Sekunder diolah Penulis (2017)

Return On Equity (ROE) merupakan persentase laba bersih dibandingkan

dengan total ekuitas. Semakin besar Return on equity semakin baik keadaan bank.

Dari hasil perhitungan Return On Equity (ROE) dapat diketahui hasil pada tahun 2012 sebesat 8,60%, tahun 2013 sebesar 9,003%, tahun 2014 sebesar 8,40%, serta

(22)

tahun 2015 sebesar 10,31%. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perhitungan ROE tahun 2012 sebesar 8,60% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 modal dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,0860 dari total ekuitas yang dikeola. Tahun 2013 hasil perhitungan ROE mengalami kenaikan menjadi 9,003%

yang berarti bahwa setiap Rp. 1 modal dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,9003 dari total ekuitas yang dikelola. Tahun 2014 menurun menjadi 8,40% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 modal dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,0840 dari total ekuitas yang dikelola dan untuk tahun 2015 ROE mengalami kenaikan sebesar 10,31% yang berarti bahwa setiap Rp. 1 modal dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,1031 dari total ekuitas yang dikelola.

Tabel III.5

Penilaian Standar Rasio Profitabilitas PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta

Jenis Rasio Tahun Presentase Standar BI Predikat 2012 1,29% 1,215%< ROA ≤ 1,450% Sehat 2013 1,22% 1,215%< ROA ≤ 1,450% Sehat 2014 1,13% 0,999%< ROA ≤ 1,215% Cukup Sehat 2015 1,34% 1,215% ROA ≤ 1,450% Sehat 2012 8,60% 8% < ROE ≤ 13% Kurang Sehat 2013 9,003% 8% < ROE ≤ 13% Kurang Sehat 2014 8,40% 8% < ROE ≤13% Kurang Sehat 2015 10,31% 8% < ROE ≤13% Kurang Sehat Return On Asset (ROA)

Return On Equty (ROE)

Sumber: Data sekunder diolah Penulis (2017)

(23)

Tabel III.6

Perkembangan ROA dan ROE PT Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta

Periode 2012-2015

TahunHasil ROA % KeteranganTahun Hasil ROE % Keterangan

2012 1,29% 2012 8,60%

2013 1,22% 5,43% Turun 2013 9,003% 4,68% Naik

2014 1,13% 7,38% Turun 2014 8,40% 6,7% Turun

2015 1,34% 18,58% Naik 2015 10,31% 22,73% Naik

ROA ROE

Sumber: Data Sekunder diolah Penulis (2017)

Berdasarkan tabel III.5 dan III.6 diatas dapat diketahui standar profitabilitas serta perkembangan ROA dan ROE pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta, dimana penentuan predikat mengacu pada tabel II.I sehingga dapat diketahui sebagai berikut:

1. Return On Asset (ROA) pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 5,43%

sehingga menjadi 1,22% dibandingkan pada tahun 2012 hal ini disebabkan kenaikan total asset lebih besar dibandingkan laba walaupun keduanya mengalami kenaikan dengan predikat sehat. Pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 7,38% sehingga menjadi 1,13% dibandingkan tahun 2013 hal ini juga disebabkan kenaikan total asset lebih besar dibandingkan laba walaupun keduanya mengalami kenaikan dengan predikat cukup sehat. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan 18,58% sehingga menjadi 1,34% lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya hal ini disebabkan laba dan total asset mengalami kenaikan tetapi total laba lebih besar dibanding total asset dengan kategori predikat sehat.

2. Return On Equity (ROE) pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 4,68%

sehingga nilai ROE 9,003% dibandingkan pada tahun 2012 hal ini disebabkan

(24)

laba dan total ekuitas mengalami kenaikan tetapi laba lebih besar dibanding total ekuitas dengan predikat kurang sehat. Pada tahun 2014 mengalami penurunan 6,7% dari tahun 2013 sehingga nilai ROE pada tahun 2014 sebesar 8,40% hal ini disebabkan kenaikan total ekuitas lebih besar dibandingkan laba walaupun keduanya mengalami kenaikan dengan predikat kurang sehat. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 22,73 % sehingga nilai ROE pada tahun 2015 menjadi 10,31% hal ini disebabkan laba dan total ekuitas mengalami kenaikan tetapi laba lebih besar dibandingkan total ekuitas dengan predikat kurang sehat.

Tabel III.7

Tingkat Pertumbuhan Rata-Rata Rasio Profitabilitas PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta 2012 - 2015

Kriteria Penilaian

Rasio Profitablitas 2012 2013 2014 2015

Return On Asset (ROA) 1,29% 1,22% 1,13% 1,34% 1,25% Cukup Sehat

Return On Equity (ROE) 8,60% 9,003% 8,40% 10,31% 9,08% Kurang Sehat Tahun

Pertumbuhan Rata-Rata Predikat

Sumber: Data sekunder diolah Penulis (2017)

Berdasarkan tabel III.7 diatas dapat diketahui tingkat pertumbuhan rata- rata rasio profitabilitas pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta. Return on Asset (ROA) pada periode 2012-2015 hasil dari pertumbuhan rata-rata sebesar 1,25% sehingga Return On Asset (ROA) PT. Bank BNI Syariah ada di peringkat III dan dapat diketahui bahwa Return On Asset (ROA) PT. Bank BNI Syariah

(25)

Kantor Pusat Jakarta termasuk dalam kategori cukup sehat. Sedangkan untuk pertumbuhan rata-rata Return On Equity (ROE) pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Pusat Jakarta pada periode 2012-2015 sebesar 9,08% sehingga ada diperingkat IV dan termasuk dalam kategori kurang sehat.

Gambar

Gambar II.1
Tabel III.1    Neraca
Tabel III.2      Laporan Laba Rugi
Tabel III.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

(1) Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk

14 Dalam kegiatan usahanya perbankan syariah melaksanakan kegiatan/produk berupa menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya

Kegiatan usaha bank umum syariah adalah meliputi penghimpunana dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan berdasarkan

Usaha Bank Umum berdasarkan Undang – Undang No.. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan

Secara Syari’ah, Tabungan Investasi Masyarakat (iB TIM) adalah Simpanan yang berlandaskan akad wadiah yad adh-dhamanah yaitu titipanyang dengan seizin penitip boleh

Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang

2) Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lainnya yang tidak

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR : 1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan