• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bersosialisasi dan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara bertransaksi dengan sesama manusia yang saling membutuhkan sehingga dapat melengkapi satu dengan yang lainnya.

Pada awal mulanya manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya menggunakan bentuk barter yang dimana untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya bertukar barang yang dimiliki dengan barang yang diinginkan. Namun dengan semakin berkembangnya zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangannya juga dalam beberapa aspek seperti aspek sosial, politik dan ekonomi serta meleburnya batas-batas antar negara.

Sehingga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari muncul bentuk- bentuk transaksi selain barter yaitu dengan melakukan pembayaran menggunakan uang, dalam melakukan pembayaran transaksi menggunakan uang adapula yang berbentuk cash maupun kredit. Serta masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dapat melakukan transaksi dengan pihak negara lain. Perkembangan zaman yang salah satunya pada aspek ekonomi, maka muncul banyak lembaga-lembaga keuangan maupun non-keuangan yang melayani masyarakat untuk bertransaksi memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan menyediakan jasa yaitu dana pinjaman atau kredit.

(2)

Pandemi COVID-19 dapat membuat munculnya situasi wanprestasi perjanjian kredit yang terjadi di masyarakat. Di beberapa negara beranggapan bahwa situasi Pandemi COVID-19 ini termasuk klasifikasi Force Majeure sepeti yang dikatakan oleh Negara Prancis melalui pernyataan dari Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menyatakan bahwa “We are going to consider the coronavirus as a cace of force majeure” (Castro, 2020). Sedangkan di Indonesia terjadi perdebatan pada kasus pandemi covid-19 ini karena ada sebagian para ahli yang mengatakan bahwa pandemi covid-19 ini bukan termasuk klasifikasi force majeure Misalnya pendapat dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemananan Mahfud MD, “anggapan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 sebagai dasar untuk membatalkan kontrak-kontrak keperdataan, terutama kontrak-kontrak bisnis merupakan kekeliruan. Status Covid-19 sebagai bencana non- alam tidak bisa langsung dijadikan alasan pembatalan kontrak dengan alasan force majeure” (Rizki, 2020)

Force Majeure ini mirip dengan prinsip Rebus Sic Stantibus yang dimiliki oleh anglo sexion. Di Indonesia lebih menggunakan Force Majeure karena berasal dari common law dan diatur dalam Pasal 1244 dan 1245 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal ini merupakan pembatasan dalam Pacta Sunt Servanda yang diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sedangkan prinsip Rebus Sic Stantibus atau yang dikenal Hardship. Definisi Hardship sendiri diatur dalam Pasal. 6.2.2 (Definition of hardship) UPICC yang mengatakan bahwa Hardship merupakan peristiwa yang secara mendasar telah merubah keseimbangan suatu perjanjian yang mana telah mengakibatkan nilai pelaksanaannya menjadi sangat tinggi bagi pihak yang melakukan atau nilai pelaksanaan perjanjian tersebut berkurang

(3)

secara drastis bagi pihak yang menerima dan peristiwa tersebut muncul atau diketahui oleh pihak yang dirugikan setelah kontrak disepakati, peristiwa tersebut tidak dapat diperkirakan secara rasional bagi pihak yang dirugikan setelah kontrak disepakati, peristiwa tersebut terjadi diluar kuasa pihak yang yang dirugikan, dan resiko dari peristiwa tersebut tidak dapat diperkirakan oleh pihak yang dirugikan (UNIDROIT, 2016). Dikarenakan dalam aturan force majeure yang ditulis pada KUHPerdata tidak mengatur mengenai negosiasi ulang terhadap perjanjian/kontrak yang sudah berjalan,sedangkan kejadian pandemi ini terjadi secara tidak terduga dan dapat mempengaruhi berjalannya suatu perjanjian/kontrak dan mempengaruhi keseimbangan hak dan kewajiban para pihak yang terikat sehingga perlu adanya negosiasi ulang perjanjian/kontrak, maka prinsip Rebus Sic Stantibus dapat menjadi alternatif dalam menyelesaikan masalah.

Munculnya kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia pada akhir tahun 2019 dan masuk di Indonesia dimulai pada awal tahun 2020 menyebabkan beberapa aspek terutama dalam aspek perekonomian mengalami gangguan. Sehingga dalam menanggulangi dan menyelesaikan ataupun meminimalkan gangguan pada perekonomian yang salah satunya pada bidang perkreditan, pemerintah melakukan restrukturiasi kredit, salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19. Pada peraturan ini, pemerintah memberikan kewenangan dan perlindungan hukum kepada Komite Stabilitas Sistem Keuangan dengan dukungan pelaksanaan dari Bank Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan Lembaga

(4)

Penjamin Pinjaman untuk menjaga perekonomian untuk tetap stabil walaupun dalam keadaan Pandemi COVID-19. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, lembaga-lembaga perbankan salah satunya adalah PT. Bank Negara Indonesia melakukan restrukturisasi kredit untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan perjanjian/kontrak kredit yang bermasalah akibat pandemi covid-19.

Perbedaan dengan kajian penulisan yang sama dengan penulis yaitu penulis membahas tentang penggunaan dan eksistensi rebus sic stantibus pada masa Pandemi Covid-19.

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, maka penulis melakukan kajian tentang penggunaan dan eksistensi Prinsip Rebus Sic Stantibus pada masa Pandemi Covid-19 dengan studi di PT. Bank Negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka penulis merumuskan masalah seperti berikut :

1. Bagaimana eksistensi prinsip Rebus Sic Stantibus dalam menyelesaikan wanprestasi pada perjanjian ?

2. Apakah kejadian Pandemi COVID-19 bisa digunakan untuk penyelesaian wanprestasi perjanjian kredit perbankan dengan menggunakan Prinsip Rebus Sic Stantibus di Bank BNI Jakarta?

(5)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penulisan yang dilakukan oleh penulis dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu tujuan obyektif dan tujuan subyektif. Adapun tujuan obyektif dan tujuan subyektif yang akan dicapai sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a) Untuk analisis eksistensi Prinsip Rebus Sic Stantibus dalam menyelesaikan wanprestasi pada perjanjian.

b) Untuk analisis kejadian Pandemi COVID-19 bisa digunakan untuk penyelesaian wanprestasi perjanjian kredit perbankan dengan menggunakan Prinsip Rebus Sic Stantibus

Tujuan Subyektif

a) Untuk menerapkan ilmu dan teori-teori yang telah penulis peroleh selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

b) Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman penulis di bidang hukum perdata khususnya di bidang perjanjian dan wanprestasi.

c) Untuk memenuhi syarat akademis guna mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 dalam bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

d) Untuk menambah referensi dalam menyelesaikan permasalahan serupa atau yang berhubungan.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pemikiran yang dapat membantu dalam mengembangkan ilmu hukum khususnya pada ilmu hukum perdata.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan menambah sumber bacaan dalam dunia kepustakaan khususnya dalam bidang ilmu perdata.

c) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pada penelitian-penelitian berikutnya.

Manfaat Praktis

a) Hasil penelitian ini dapat mengembangkan pola pikir dan wawasan penulis dalam mengimplementasikan teoir-teori ke dalam permasalahan di kehidupan masyarakat.

b) Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang penulis teliti.

c) Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan jawaban kepada penulis lainnya yang sedang meneliti hal serupa atau berkaitan dengan penulis teliti.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Pada saat melakukan penelitian hukum, pasti

(7)

diperlukan adanya metode penelitian agar tercapai maksud dari penelitian ini (Marzuki, Penelitian Hukum, 2011) Untuk itu penulis memutuskan untuk menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah normatif atau doktrinal yang fokus penelitiannya adalah membaca dan mempelajari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder sehingga penelitian hukum yang dilakukan menghasilkan argumentasi, teori atau konsep yang baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Marzuki, Penelitian Hukum, 2011)

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah preskriptif. Penulis menggunakan penelitian bersifat preskriptif karena ilmu hukum merupakan ilmu terapan yang memunculkan arugementasi dan bukan dari hipotesis sehingga penulis menggunakan sifat penelitian preskriptif agar dapat memberikan argumentasi terhadap permasalahan yang akan penulis teliti. (Marzuki, Penelitian Hukum, 2011)

3. Pendekatan Penelitian

Menurut Peter Mahmud dalam penelitian ini ada beberapa metode yang terdapat dalam penelitian hukum normatif, antara lain: pendekatan analisis konsep hukum (analytical and cenceptual approach), pendekatan sejarah (historical approach), dan pendekatan filsafat (philosophy approach).

Penulis menggunakan pendekatan konsep hukum (analytical and conceptual approach yaitu beranjak dari pandangan-pandangan dan

(8)

doktrin-doktrin yang berkembang didalam ilmu hukum. Masih menurut Peter, pendekatan konseptual dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu dilakukan karena memang belum atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi.

(Marzuki, Penelitian Hukum, 2011)

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum a) Data Primer

1.

2.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang PERBANKAN,

. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan:

. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19:

. Peraturan OJK Nomor 11 Tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebaga Kebijakan Countercyelical dapat membantu mengatasi persoalan kredit macet.

b) Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer yaitu buku-buku, teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, hasil karya ilmiah sarjana yang relevan, bahan-bahan dari internet yang relevan.

(9)

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Penulis dalam penelitian dan penulisan hukum ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan. Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari, mengkaji, serta menganalisis dari bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier seperti peraturan perundang-undangan, artikel atau jurnal hukum, situs internet dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini.

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis bahan hukum dengan cara logika deduktif silogisme. Penggunaan teknik ini dengan deduksi premis mayor (pernyataan yang bersifat umum), kemudian diajukan premis minor (bersifat khusus), dari kedua premis tersebut kemudian ditarik kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki,

2008:47).

F. Sistematika Penulisan Hukum

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian hukum

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi uraian dasar teori dari skripsi ini meliputi Prinsip Rebus Sic Stantibus, Prestasi dan Wanprestasi, Perjanjian Kredit, Pandemi COVID-19, dan Kerangka Pemikiran

(10)

BAB III :

Pada bab ini penulis membahas mengenai analisis eksistensi penggunaan Prinsip Rebus Sic Stantibus dan penggunaannya dalam menyelesaikan wanprestasi kredit dengan studi di BNI Jakarta.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini, merupakan akhir dari bagian penulisan hukum (Skripsi), dimana penulis menguraikan mengenai simpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari permasalahan yang sedang dikaji.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang kedua yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan konseptual, pendekatan konseptual beranjak dari perundang-undangan dan doktrin-doktrin yang

Berdasarkan pokok permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana respon siswa-siswi pada iklan kondom sutra yang diperankan oleh Gaston

Yang bukan merupakan alasan dari pernyataan soal adalah pilihan D, dapat ditemukan pada paragraph 4.. 6 Copyright© unsma.com all

Titik Ekuilibrium Matematika SIRS 0 I 0 V 0 pada Penyebaran Flu Burung (Avian Influenza) dari Unggas ke Manusia dengan Pengaruh Vaksinasi pada Unggas ... Bilangan Reproduksi

Kombinasi atribut tangible yang menjadi preferensi pasien BPJS di Rumah Sakit Martha Friska dapat dilihat dari nilai kegunaan (utility estimate) yang paling

Penelitian Implementasi Pelayanan Perizinan bagi Pengusaha Kecil- Menengah dalam Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan di Dinas Perizinan Kabupaten Bantul

Ada yang mencari data untuk referensi tugas kuliah, skripsi, penelitian, ada juga yang mencari informasi untuk kebutuhan kerja, ada yang memanfaatkannya untuk

Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam penelitian ini yang menjadi