• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Tangga Konversi Berbantuan Lagu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Media Tangga Konversi Berbantuan Lagu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

23

JEER, 1 (1) 2022

JEER (JOURNAL OF ELEMENTARY EDUCATION RESEARCH) http://journal.staipati.ac.id/index.php/jeer

Media Tangga Konversi Berbantuan

Lagu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Leni Fitriyani  SDIT Al Akhyar Bae Kudus, Indonesia

 fitriyanileni376@gmail.com

Abstract

The understanding of the concept of unit length conversion in 3rd grade students of SDIT Al Akhyar is still relatively low. This can be seen from the percentage of completeness which is only 24%. For this reason, it is necessary to improve learning. The first step that was chosen was to use the Length unit Conversion ladder media. The purpose of this study was to improve student achievement in learning Mathematics for length unit conversion material using the Conversion Ladder media. This research is a classroom action research conducted at SDIT Al Akhyar. This research went through two cycles. The research phase of each cycle is carried out starting from planning, implementation, observation, data collection, and reflection. The results of the implementation are evaluated in the reflection as the basis for improvement plans in the next cycle. Data analysis used qualitative and quantitative analysis. The results showed an increase in students' ability to convert length units from pre-cycle, cycle 1 and cycle 2. The average value in pre-cycle was only 53.10, cycle 1 increased to 68.96 and cycle 2 became 88.27.

The percentage of completeness of students increased from 24% or 7 students who experienced completeness in the pre-cycle, to 55% (16 students) in cycle 1 and 83% or 24 students who completed learning in cycle 2. These findings indicate that the use of ladder media conversion can improve learning outcomes in learning Mathematics in the length unit material.

Keywords: Learning outcomes, Conversion Ladder Media, Length Unit Conversion,

Abstrak

Pemahaman konsep konversi Satuan Panjang pada siswa kelas 3 SDIT Al Akhyar masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari persentase ketuntasan yang hanya 24%. Untuk itu, perlu untuk dilakukan perbaikan pembelajaran. Langkah pertama yang dipilih adalah dengan menggunakan media tangga Konversi satuan Panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi konversi satuan Panjang menggunakan media Tangga Konversi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDIT Al Akhyar. Penelitian ini melalui dua siklus. Tahap penelitian tiap siklus dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi. Hasil pelaksanaan dievaluasi dalam refleksi sebagai dasar untuk rencana perbaikan di siklus berikutnya. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan konversi satuan Panjang dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Nilai rata rata pada pra siklus hanya 53,10, siklus 1 meningkat menjadi 68,96 dan siklus 2 menjadi 88,27. Persentase ketuntasan peserta didik meningkat dari 24% atau 7 siswa yang mengalami ketuntasan pada pra siklus, menjadi 55% (16 siswa) pada siklus 1 dan 83% atau 24 siswa yang tuntas dalam belajar pada siklus 2. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa pengguanaan media tangga

(2)

konversi dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Matematika materi satuan Panjang.

Kata kunci: Hasil Belajar, Media Tangga Konversi, Konversi Satuan Panjang

PENDAHULUAN

Matematika adalah salah satu mata pelajaran tematik yang ada di Sekolah Dasar baik dari kelas satu hingga kelas enam. Menurut Hernawan , (2007: 8.27) tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: (1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung dalam kehidupan sehari-hari, (2) menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan Matematika, (3) mengembangkan kemampuan dasar berhitung sebagai bekal untuk menempuh pendidikan di tingkat selanjutnya, dan (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

Pelajaran Matematika bagi sebagian anak merupakan pelajaran yang sulit, namun pelajaran yang dianggap sulit ini bisa menjadi mudah ketika dikemas dan disampaikan oleh guru dengan menarik dan menyenangkan. Dengan metode, media dan cara penyampaian yang menarik, siswa akan lebih memahami konsep pembelajaran matematika yang disampaikan. Siswa akan lebih senang dalam mengikuti pelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karena itu, guru harus tahu kebutuhan anak didik, guru harus tahu dan mengerti kesalahan dan kekurangan dalam mengajar sehingga guru bisa meningkatkkan kualitas dalam mengajar, serta harus tepat memilih dan melakukan variasi dalam pembelajaran.

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif, kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika, keaktifan, minat belajar, dan kreatifitas siswa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika.

Tuntutan peningkatan kualitas pendidikan harus dihadapi oleh setiap guru.

Kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya hasil belajar peserta didik masih sangat rendah, terutama tentang ketrampilan menghitung, tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah dari mata pelajaran yang lain.

Dalam hal ini, nilai pelajaran matematika materi satuan panjang, banyak siswa masih kesulitan untuk mengubah satuan panjang ke bentuk satuan panjang lainnya. Data ini diperkuat dari hasil tes anak yang mendapat nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 80.

Hasil nilai anak sedikit banyak dipengaruhi oleh guru, maka guru mencari cara dan mencoba mengambil langkah mengajar menggunakan media tangga konversi yang berbantuan lagu. Hal ini diharapkan agar anak lebih memahami konsep hitung satuan panjang dan lebih tertarik belajar menggunakan media konversi satuan panjang yang berbantuan lagu pada siswa kelas 3 SDIT Al Akhyar Bae Kudus.

Media tangga konversi satuan panjang bisa membantu memudahkan pemahaman mengenai satuan panjang, memudahkan mengkonversi satuan panjang ke satuan panjang lainnya. Berikut adalah beberapa manfaat tangga satuan panjang:

1. Berfungsi menunjukkan nama nama satuan panjang secara nyata 2. Berfungsi menunjukkan urutan satuan panjang

(3)

25

3. Berfungsi menunjukkan alat konversi atau pengubah satuan panjang 4. Berfungsi sebagai rujukan didalam konversi satuan panjang.

Media tangga konversi satuan panjang adalah papan tangga satuan panjang yang dibuat oleh peneliti untuk menyampaikan materi satuan panjang. Berikut adalah alat dan bahan dan cara membuat Media pembelajaran tangga Konversi satuan panjang.

Alat dan bahan berupa karton ukuran 75cmx 75 cm, lem fox, lem kertas, kotak snack (7 kotak snak), kertas sampul gunting, computer dan printer. Cara pembuatan adalah tempelkan 7 buah kotak snack pada kertas karton menggunakan lem fox dengan posisimiring (diagonal) kemudian buatlah tulisan “turun satu tangga bagi 10, naik satu tangga kali 10 serta tulisan km, hm, dam,m, dm, cm, mm dan tempelkan pada kotak snack yang terpasang di kertas karton. Kemudian print gambar orang jalan kemudian gambar orang ditempel pada kardus. Gambar orang tadi digunakan untuk simulasi naik dan turun tangga.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa alat peraga Konversi Satuan Panjang (KOSAPA) dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan siswa lebih mudah memahami materi konversi satuan panjang serta proses penbelajaran terasa semakin menyenangkan (Padahala et. al., 2021). Media Tangga Satuan Panjang (TANGSAPAN) juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil belajar materi pengukuran panjang siswa (Hayati, 2017). Media pembelajaran papan pengukuran satuan panjang secara signifikan efektif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika (Masyithoh, 2014). Oleh karena itu, media tangga konversi satuan panjang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Lagu atau nyanyian menurut Moeliono (2003:624), lagu memiliki arti ragam suara yang berirama. Lagu atau nyanyian merupakan hasil karya seni hubungan dari seni suara dan Bahasa sebagai karya seni suara melibatkan melodi dan warna suara.

Peneliti menyisipkan lagu atau nyanyian di dalam pembelajaran bertujuan supaya siswa mudah mengingat dan mengahafal materi penting yang harus dikuasai oleh siswa. Metode pembelajaran pembelajaran dengan lagu dapat meningkatkan perhatian anak dalam belajar, membuat anak merasa senang saat belajar, dan keterlibatan anak juga cukup aktif dalam pembelajaran (Febriyona et. al., 2019). Musik berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa dalam kelas (Roffiq et. Al., 2017). Dengan lagu siswa dapat memahami dengan mudah tentang pelajaran yang di berikan oleh guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan dan tujuan pembelajaran pun tercapai (Putri & Desyandari, 2019). Selain itu, persepsi positif siswa terhadap penggunaan media audio menjadikan mereka lebih termotivasi untuk belajar karena melalui lagu pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, dan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami (Kurniati et.al., 2021). Lagu-lagu yang dihasilkan dapat dinyanyikan dengan mudah dan memberikan efek perasaan yang positif (Kurniastuti&Prayogo, 2021). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa lagu dapat memberikan efek positif dalam pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses dan penerapan belajar Matematika materi satuan panjang menggunakan media tangga konversi berbantuan lagu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDIT Al Akhyar Bae Kudus.

(4)

METODE

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu tahap siklus 1 dan tahap siklus 2 yang dimulai dari tahap pea siklus. Setiap siklus berisi memiliki beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan pengumpulan data, serta tahap refleksi. Adapun desain prosedur perbaikan pembelajaran digambarkan pada gambar 1.

Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian dilaksanakan di SDIT Al Akhyar yang beralamatkan di desa Gondangmanis, RT.01/RW.01 Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDIT Al Akhyar Bae Kudus Tahun Pelajaran 2021/2022 semester satu yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan.

HASIL

Kegiatan penelitian diawali dari kegiatan pra siklus yang digunakan sebagai tindakan dilakukannya siklus 1.

1. Pra Siklus

Tabel 1. Persentase Ketuntasan siswa pra siklus No Interval Nilai Frekuensi Presentase Kategori

1. 75-100 7 24,23 % Tuntas

2. < 75 22 75,87% Belum Tuntas

Jumlah 29 100 %

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran pra siklus materi satuan Panjang pada 29 siswa yaitu hanya 7 peserta didik atau 24% yang tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas 22 atau 76%.

Perencana SIKLUS I an

Pengamata Perencanan SIKLUS II an

Pengamata n

Pelaksanaa n Refleksi

Refleksi Pelaksanaa

n

?

Perencana PRA an SIKLUS Pengamata

n

Pelaksanaa n Refleksi

(5)

27

Tabel 2. Hasil Tes Formatif Prasiklus Nilai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 JML Banyak

Siswa - - 5 - 7 - 10 - 7 - - 29

Jumlah Siswa 29

Jumlah Siswa Tuntas 7

Jumlah Siswa Belum Tuntas 22

Rata-rata 53,10

Tingkat ketuntasan 24,13

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa penguasaan hasil tes formatif prasiklus siswa kelas III yang mendapat nilai 0 tidak ada, mendapat nilai 20 ada 5 siswa, mendapat nilai 40 ada 7 siswa, mendapat nilai 60 ada 10 siswa, mendapat nilai 80 ada 7 siswa. Siswa yang sudah tuntas pada pra siklus hanya 7 siswa atau 24,13 %, dan siswa yang belum tuntas 22 siswa atau 75,86 %.

Nilai rata-rata kelas III mata pelajaran matematika materi satuan panjang hanya 53,10 berarti masih di bawah KKM. KKM mata pelajaran Matematika kelas III yaitu 75. Siswa yang berhasil tuntas 7 siswa, sedangkan 22 siswa belum tuntas.

Tingkat ketuntasan siswa hanya 24,13%. Persentase ketuntasan kelas yang ditetapkan 80%. Dengan demikian hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan.

Berdasarkan tabel 1 & 2 prasiklus di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam menguasai materi pembelajaran Matematika khususnya dalam materi satuan Panjang.

2. Siklus 1

Hasil belajar yang rendah pada tahap prasiklus, menjadikan dasar tindakan pada siklus 1, Hasil belajar yang didapatkan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3 & 4.

Tabel 3 Persentase ketuntasan siswa siklus 1 No Interval Nilai Frekuensi Presentase Kategori

1. 75-100 16 55 % Tuntas

2. < 75 13 45 % Belum Tuntas

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 3 dapat diketahui hasil pembelajaran siklus 1 materi satuan Panjang pada 29 siswa yang memperoleh nilai dengan keterangan tuntas mengalami kenaikan, yaitu yang emula hanya 7 siswa (24%) menjadi 16 siswa (55%), sedangakn peserta didik yang belum tuntas mengalami penurunan yang semula 22 siswa menjadi 13 siswa ( 45%).

(6)

Tabel 4. Hasil Tes Formatif Siklus 1 Nilai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 JML Banyak

Siswa - - 3 - 5 - 5 - 8 - 8 29

Jumlah Siswa 29

Jumlah Siswa Tuntas 16

Jumlah Siswa Belum Tuntas 13

Rata-rata 68,96

Tingkat ketuntasan 55,17

Dari tabel 4 dapat terlihat siswa yang mendapat nilai terendah 20 ada 3 siswa, mendapat nilai tertinggi yaitu 100 ada 8 siswa. Nilai rata-rata kelas mencapai 68,96 dari kriteria ketuntasan minimal 75. Siswa yang sudah tuntas 16 siswa atau 55,17% dan yang belum tuntas 13 siswa atau 44,83%. Namun, hal itu belum memenuhi harapan peneliti dalam menuntaskan pembelajaran kelas sebesar 80

%.

3. Siklus 2

Hasil belajar pada siklus 1 belum sesuai harapan sehingga menjadikan dasar tindakan pada siklus 2, Hasil belajar yang didapatkan pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 5 & 6.

Tabel 5. Persentase ketuntasan siklus 2

No Interval Nilai Frekuensi Presentase Kategori

1. 75-100 24 83 % Tuntas

2. < 75 5 17 % Belum Tuntas

Jumlah 29 100 %

Dari tabel 5 dapat diketahui hasil pembelajaran siklus 2 materi satuan Panjang pada 29 siswa yang memperoleh nilai dengan keterangan tuntas mengalami kenaikan, yaitu yang semula hanya 16 siswa (55%) menjadi 24 siswa (83%), sedangakn peserta didik yang belum tuntas mengalami penurunan yang semula 13 siswa menjadi 5 siswa ( 17%).

Tabel 6. Data Hasil Tes Formatif Siklus 2 Nilai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 JML Banyak

Siswa - - - 5 - 7 - 17 29

Jumlah Siswa 29

Jumlah Siswa Tuntas 24

Jumlah Siswa Belum Tuntas 5

Rata-rata 88,27

Tingkat ketuntasan 83 %

Rekapitulasi hasil belajar dari tahap prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 2.

(7)

29

Gambar 2 Grafik Perbandingan Keruntasan Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

PEMBAHASAN 1. Siklus 1

Pelaksanaan siklus 1 adalah hari Senin, tanggal 25 Oktober 2021.

Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 ini, diadakan untuk perbaikan pembelajaran melalui tahap-tahap yang telah peneliti susun dalam rencana perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini penggunaan media tangga konversi satuan panjang dengan nyanyian lebih ditonjolkan, agar siswa lebih tertarik dalam mengenal satuan panjang. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran mengguanakan media tangga konversi satuan panjang.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan di siklus 1 peneliti melakukan kegaitan- kegiatan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul saat pembelajaran;

2. Menyusun RPP dengan materi yang akan diajarkan dan memuat serangkaian kegiatan dengan menggunakan media tangga konversi satuan panjang.

3. Membuat media yang akan digunakan dalam pembelajaran berupa tangga konversi ;

4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa;

5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa serta hasil belajar selama pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada kegiatan dalam siklus I yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir adalah sebagai berikut:

7

16 22 24

13

5 0

5 10 15 20 25 30

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Rekapitulasi hasil belajar

Tuntas Belum Tuntas

(8)

Kegiatan awal

Kegiatan awal berisi tentang kegiatan rutin seperti pembukaan (salam), berdoa, mengecek kehadiran siswa, tes penjajagan, acuan, dan apersepsi.

Pada kegiatan tes penjajagan, guru memberikan pertanyaan kepada siswa siapa di antara kalian yang bisa menyebutkan jenis satuan panjang biasa, dan ternyata banyak siswa yang antusias menjawab pertanyaan guru.

Kegiatan inti

1. Guru menyampaikan kepada siswa pentingnya penggunaan satuan panjang dalam kehidupan sehari-hari seperti :

a. Untuk mengukur panjang suatu benda b. Untuk mengukur jarak tempuh kendaraan c. Membuat sebuah rumah atau bangunan d. Pemantauan tumbuh kembang anak

2. Guru memberikan sebuah kasus dari sebuah bis atau angkutan yang berjalan,angkutan dari terminal Kudus ke Colo Muria adalah 18 km, berapa m jarak dari terminal Kudus ke Colo Muria?

3. Siswa diminta mengamati media konversi satuan panjang yang telah disediakan, guru menjelaskan satuan dari km ke m naik atau turun tangga?

Jika naik 1 tangga dibagi 10, jika turun 1 tangga dikali 10.

4. Guru menjelaskan dan menghitung bersama sama konversi dari 18km= … m dengan media tangga konversi satuan panjang.

5. Kemudian guru membagi gambar yang berisi konversi satuan panjang, siswa diminta mengisi secarara mandiri setelah selesai, siswa diminta mecocokkan hasil dengan siswa sebangkunya.

6. Kemudian guru membahas bersama sama hasil pengerjaan siswa dengan menggunakan tangga konversi satuan panjang.

7. Siswa bertanya pada guru tentang materi yang kurang dipahami.

Kegiatan Akhir

Adapun kegiatan akhir yang dilakukan adalah guru menanyakan hal-hal yang belum jelas, menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, Pada kegiatan akhir ini, siswa juga diberi soal evaluasi sebanyak 5 soal untuk dikerjakan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan berdoa dan mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam.

c. Tahap Pengamatan dan pengumpulan data

Tahap pengamatan ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari data-data kemajuan belajar siswa. Dari hasil pengamatan, akan diperoleh data-data seperti tingkat kemajuan hasil belajar dan keterampilan siswa dan kondisi pembelajaran Matematika.

Data-data yang guru peroleh dari hasil pengamatan yaitu sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa siklus 1

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3. Nilai formatif terendah

4. Nilai formatif tertinggi

(9)

31 5. Hasil tes formatif

6. Rata – rata nilai tes formatif pada siklus 7. Nilai Keterampilan siswa

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, setelah melakukan pengamatan dan analisis data, peneliti kemudian mengadakan refleksi yang dilaksanakan hari Selasa tanggal 26 Oktober 2021.

Berdasarkan data-data yang ada yaitu hasil tes formatif, analisis tes formatif, lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan kegiatan dan keterampilan siswa dapat disimpulkan bahwa walaupun hasil belajar sudah meningkat tetapi belum mencapai ketuntasan yang diinginkan

Faktor penyebab masalah tersebut antara lain:

1. Penggunaan media pembelajaran belum sesuai dengan pembelajaran, sehingga siswa berebut ingin maju kedepan menggunakan media yang mengakibatkan siswa tidak terkondisikan dengan baik.

2. Penggunaan metode belum terkontrol dengan baik sehingga menyebabkan waktu kurang dan kondisi kelas kurang bisa terkontrol dengan baik.

Hasil persentase ketuntasan yang diharapkan ternyata belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Akhirnya peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran kembali dengan memperhatikan temuan-temuan yang merupakan kendala masih rendahnya hasil belajar siswa, maka peneliti melaksanakan pembelajaran siklus 2. Salah satu gambar perbaikan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Foto Aktivitas Siswa

Pada siklus 1 ini menunjukkan bahwa ada peningkatan atau perbaikan hasil dari pra siklus pada pembelajaran Matematika materi satuan pnjang kelas 3 SDIT Al Akhyar Bae Kudus. Berdasarkan hasil pembelajaran sebelum diadakan perbaikan siklus 1, hasil pra siklus menunjukkan siwa yang mendapat kategori tuntas hanya 7 siswa (24%)menjadi 16 siswa (55%) dengan rata rata kelas pada prasiklus53,10 menjadi 68,96.

Berdasarkan kekurangan pada deskripsi siklus 1 di atas maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran untuk dilakukan di siklus 2.

a) Kelemahan Siklus 1.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus 1 masih terdapat kelemahan, yaitu siswa yang berada dibelakang tidak terlihat sehingga banyak siswa yang ingin maju ke depan sehingga mengganggu kenyamanan siswa lain.siswa juga masih banyak yang belum hafal lagu satuan Panjang

(10)

sehingga susah mengingat dan berakibat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja.

b) Kelebihan Siklus 1.

Melihat hasil pengamatan siklus 1 terdapat beberapa kelebihan, diantaranya:

(1) Siswa lebih antusias dengan media tangga konversi dibanding ditulis dipapan tulis.

(2) Suasana belajar menjadi menyenangkan.

(3) Siswa belajar untuk berdiskusi dengan teman sebangku

(4) Dengan pendampingan guru, Siswa mampu menarik kesimpulan dengan bahasa sendiri berdasarkan praktik dan diskusi bersama pasangannya.

2. Siklus 2

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus 2 ini, berpedoman pada data hasil belajar siklus 1, dengan tujuan agar diperoleh peningkatan pengetahuan pada mata pelajaran matematika materi satuan Panjang dengan media tangga konversi berbantuan lagu. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana tindakan yang dilaksanakan yaitu sebagai berikut:

1. Peneliti mengevaluasi hasil refleksi untuk melakukan upaya perbaikan untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus 1;

2. Menyusun RPP dengan materi yang akan diajarkan;

3. Menyiapkan media sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran;

4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa;

5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa serta hasil belajar selama pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada hari Senin, 8 November 2021. Materi yang akan diajarkan yaitu satuan Panjang. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal tahapannya yaitu seperti pembukaan (salam), berdoa, mengecek kehadiran siswa, tes penjajagan, acuan, dan apersepsi.

Pada kegiatan tes penjajagan, guru memberikan pertanyaan kepada siswa siapa di antara kalian yang bisa mengira berapa Panjang pensil ini? banyak siswa yang antusias menjawab pertanyaan guru.

Apersepsi

1. Guru mengambil penggaris dan mengukur buku di depan siswa. Guru bertanya berapa Panjang buku ini?

2. Guru mengambil meteran dan mengukur papan tulis kemudian siswa ditanya berapa meter lebar papan tulis ini? Siswa antusias berebut menjawab.

3. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu satuan Panjang 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

(11)

33 Kegiatan Inti

1. Guru memandu dan membimbing siswa dalam membentuk kelompok.

2. Siswa berkelompok dengan teman sebangkunya

3. Guru membagikan lembar kerja 1 untuk mengetahui kemampuan siswa 4. Siswa diminta mengerjakan Bersama teman sebangkunya.

5. Siswa diminta presentasi di depan kelas jawaban yang di dapat.

6. Teman yang lain mengoreksi jika ada jawaban yang kurang benar 7. Siswa diminta duduk Kembali

8. Guru menjelaskan lagi tentang materi satuan Panjang 9. Guru menggunakan media tangga konversi satuan Panjang.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada pertemuan kedua ini sama juga dengan kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Guru melakukan refleksi dan kesimpulan bersama-sama. Kemudian siswa juga diberi soal evaluasi sebanyak 5 soal untuk dikerjakan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan, guru pun menutup pertemuan pada hari itu dengan menyanyikan lagu tangga satuan Panjang Bersama dan ditutup dengan doa.

c. Tahap Pengamatan dan pengumpulan data

Dari hasil pengamatan di siklus 2 ini akan diperoleh data-data antara lain:

1. Hasil belajar siswa siklus 2

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3. Nilai formatif terendah

4. Nilai formatif tertinggi 5. Hasil tes formatif siklus 2

6. Rata – rata nilai tes formatif pada siklus 7. Nilai Keterampilan siswa

d. Tahap Refleksi

Dari hasil pengamatan siklus 2 yang dilaksanakan Selasa, 9 November 2021 peneliti melakukan refleksi berdasarkan data-data diantaranya hasil lembar pengamatan siswa, hasil tes formatif siswa, dan hasil analisis tes formatif, lembar pengamatan karakter. Kesimpulan yang dapat diambil peneliti berdasarkan data–data tersebut yaitu :

1. Kemampuan guru dalam menggunakan model dan media pembelajaran semakin baik sehingga guru makin menguasai proses pembelajaran.

2. Kemampuan siswa dalam memahami konsep satuan panjang semakin meningkat.

3. Minat, keaktifan, keberanian dan rasa percaya diru siswa semakin meningkat.

4. Hasil tes formatif telah meningkat memenuhi target yang ditetapkan.

Dengan adanya tambahan kegiatan tersebut, para siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini berdampak pada pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal latihan. Para siswa lebih memahami materi dan hasilnya dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang meningkat. Dengan demikian,

(12)

perbaikan pembelajaran dinyatakan telah selesai dan telah mencapai hasil yang ditetapkan. Salah satu gambar pada kegiatan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Foto Kegiatan Guru Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 Siklus 2 dilakukan setelah melakukan refleksi pada siklus 1, peneliti memaksimalkan dan mencari solusi atas kekurangan-kekurangan yang terdapat di siklus sebelumnya dengan cara memutar atau mendekatkan media ke siswa.

Guru juga mengulang ulang lagu satuan Panjang supaya anak hafal dan bisa menghitung satuan Panjang walaupun tanpa bantuan tangga konversi

Pada siklus 2 terjadi peningkatan kegiatan dan keterampilan siswa serta peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada analisis hasil tes formatif siklus 2 bahwa siswa yang tuntas meningkat dari 16 siswa menjadi 24 siswa atau 83 % dan yang tidak tuntas turun dari 13 siswa menjadi 5 siswa atau 17 %.

Peningkatan pada ketuntasan belajar dan minat siswa sudah tampak, meskipun belum 100%, namun guru tidak merencanakan perbaikan pembelajaran ke siklus berikutnya, karena target ketuntasan 80%. Perbaikan pembelajaran tersebut sudah tercapai.

a) Kelemahan siklus 2

Dari hasil pengamatan siklus 2 masih terdapat kelemahan, yaitu adanya beberapa siswa yang kurang bisa meningkatkan pemahamannya terhadap soal. Siswa lebih aktif bermain dengan teman sebangkunya sehingga tidak bisa menyelesaikan soal tes formatifnya dengan benar.

b) Kelebihan Siklus 2

Melihat hasil pengamatan siklus 2 terdapat beberapa kelebihan, diantaranya:

1. Siswa dapat lebih kondusif dalam proses pembelajaran dengan media tangga konversi berbantu lagu.

2. Dengan media tangga konversi berbantu lagu, Siswa lebih mudah dalam memahami konsep materi satuan panjang.

3. Siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru menggunakan media dan gambar yang menarik.

4. Suasana belajar lebih bermakna karena dalam kelompok mereka dapat menyalurkan aspirasinya dan dikaitkan dengan apa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari;

Berdasarkan hasil belajar prasiklus,pertama peneliti menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, ternyata tidak membawa hasil sesuai yang

(13)

35

diharapkan, tetapi setelah diadakan perbaikan pada siklus 1 dan siklus 2 dengan mennggunakan media tangga konversi berbantu lagu, ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika materi satuan Panjang.

Secara rinci kemajuan hasil belajar siswa prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 akan kami paparkan sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas pra siklus hanya 53,10 pada siklus 1 menjadi 68,96 dan siklus 2 naik menjadi 88,27.

b. Nilai tertinggi pada pra siklus 80, pada siklus 1 100, dan siklus 2 menjadi 100.

c. Nilai terendah pada pra siklus 20, pada siklus 1 20, dan siklus 2 60.

d. Tingkat ketuntasan pada pra siklus 24 %, siklus 1 sebesar 55%, siklus 2 naik menjadi 83 %.

e. Tingkat ketuntasan dari 29 siswa pada pra siklus hanya 7 siswa, siklus 1 naik menjadi 16 siswa,pada siklus 2 24 siswa yang dinyatakan tuntas.

Gambar 2 memperlihatkan kegiatan mulai dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 mengalami peningkatan. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang peneliti laksanakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika materi satuan panjang dengan media tangga konversi berbantuan lagu dapat meningkatkan hasil belajar Matematika.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Padahala et.al (2021) yang menunjukkan bahwa alat peraga Konversi Satuan Panjang (KOSAPA) dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar dan siswa lebih mudah memahami materi konversi satuan panjang serta proses penbelajaran terasa semakin menyenangkan (Padahala et. al., 2021). Media Tangga Satuan Panjang (TANGSAPAN) juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil belajar materi pengukuran panjang siswa (Hayati, 2017). Media pembelajaran papan pengukuran satuan panjang secara signifikan efektif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika (Masyithoh, 2014).

Oleh karena itu, media tangga konversi satuan panjang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada penelitian ini, media yang digunakan berbantuan media lagu. Lagu atau nyanyian menurut Moeliono (2003:624), lagu memiliki arti ragam suara yang berirama. Lagu atau nyanyian merupakan hasil karya seni hubungan dari seni suara dan Bahasa sebagai karya seni suara melibatkan melodi dan warna suara. Peneliti menyisipkan lagu atau nyanyian di dalam pembelajaran bertujuan supaya siswa mudah mengingat dan mengahafal materi penting yang harus dikuasai oleh siswa.

Metode pembelajaran pembelajaran dengan lagu dapat meningkatkan perhatian anak dalam belajar, membuat anak merasa senang saat belajar, dan keterlibatan anak juga cukup aktif dalam pembelajaran (Febriyona et. al., 2019). Musik berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa dalam kelas (Roffiq et. Al., 2017). Dengan lagu siswa dapat memahami dengan mudah tentang pelajaran yang di berikan oleh guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan dan tujuan pembelajaran pun tercapai (Putri &

Desyandari, 2019). Selain itu, persepsi positif siswa terhadap penggunaan media audio menjadikan mereka lebih termotivasi untuk belajar karena melalui lagu pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, dan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami (Kurniati et.al., 2021). Lagu-lagu yang dihasilkan dapat dinyanyikan dengan mudah dan memberikan efek perasaan yang positif (Kurniastuti&Prayogo, 2021).

(14)

SIMPULAN

Simpulan penelitian ini adalah proses dan penerapan belajar Matematika materi satuan panjang menggunakan media tangga konversi berbantuan lagu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDIT Al Akhyar Bae Kudus.

Guru sebaiknya menguasai materi yang akan diajarkan dengan sebaik-baiknya.

Guru juga hendaknya mampu memilih media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa. Guru juga harus mampu membuat pengelolaan kelas dengan matang sebelum melaksanakan pembelajaran. Dengan cara membuat perencanaan akan dibuat seperti apa proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tentunya dengan memperhatikan keadaan kelas, karakteristik siswa, ketersediaan media pembelajaran dan kemampuan siswanya. Yang akhirnya dapat dituangkan dengan baik pada RPP.

DAFTAR PUSTAKA

Febriyona, C., Supartini, T., & Pangemanan, L. Metode Pembelajaran dengan Media Lagu untuk Meningkatkan Minat Belajar Firman Tuhan. Jurnal Jaffray (e- Journal). 17 (1), 123-140.

Hayati, P.N. (2017). Pengaruh Media Tangsapan Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Pengukuran Panjang Siswa Kelas 3 Tema 6 Subtema 1 SDN Babatan I Surabaya.

JPGSD. 5 (2), 1-12.

Hernawan, H. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.

Kurniastuti, I. & Prayogo, V.B. (2021). Development of Thematic Children's Song As A Fun Learning Media For Second-Grade Elementary School Students.

International Journal of Indonesian Education and Teaching. 6 (1), 25-38.

Kurniati, E., Zaim, M., Jufrizal, & Jufri. (2021). The effectiveness of audio media for english learning based on scripted song at the fifth grade of elementary school.

Ilkogretim Online. 20(1), 208-216.

Masyithoh, A. (2014). Pengembangan Media Papan Pengukuran Satuan Panjang dan Satuan Massa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. (Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Moeliono, A.M. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Padahala, A.Y., Husen, F.R., Djaha, K.M., & Lalang, D. (2021). Penggunaan Alat Peraga Konversi Satuan Panjang (Kosapa) dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) – Aphelion. 2 (1), 64-68.

Putri, E.N.D. & Desyandari. (2019). Penggunaan Media Lagu dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan. 1(3), 233-236.

Roffiq, A., Qiram, I., & Rubiono, G. (2017). Media Musik dan Lagu Pada Proses Pembelajaran. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia). 2 (2), 35–40.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggota instanusantara Surabaya pada penggunaan media sosial instagram memiliki kepuasan identitas pribadi GS ( Gratification

Kurang optimalnya air kelapa dalam pengarahan kelamin jantan ikan gapi, diduga akibat perendaman larutan air kelapa terhadap induk yang sedang bunting tidak

Metode yang digunakan untuk menetapkan perak dalam suasana asam dengan larutan. baku kalium / ammonium thiosianat, kelebihan thiosianat dapat ditetapkan

Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Cetakan Kedua.. Jakarta :

Hasil uji normalitas dengan analisis Kolmogorov-Smirnov diperoleh variabel penelitian diketahui bahwa variabel perilaku pencegahan arthritis gout pada lansia di Posyandu

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 8 Makassar yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran Camtasia Studio ,

Namun, pihak institusi pertanian awam masih menggunakan baja kimia secara berleluasa dalam menjalankan aktiviti pertanian tanpa memberi ruang yang sewajarnya kepada

Cerme Kidul. Jika dilihat dari hasil rata-rata keseluruhan variabel dalam tiap indikator, maka dapat diketahui bahwa nilai indikator resiliensi sosial di Desa