• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA RAHMAT HIDAYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA RAHMAT HIDAYAT"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAT HIDAYAT 105950028311

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAT HIDAYAT 105950028311

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Kehutanan Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:

ANALISIS PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU DARI HUTAN RAKYAT KABUPATEN BULUKUMBA.

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Agustus 2015

RAHMAT HIDAYAT 105950028311

(6)

@ Hak cipta milik Universitas Muhammadiyah Makasassar, tahun 2015 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Rahmat Hidayat, lahir pada tanggal 03 Juli 1993 dan tinggal di Kabupaten Bulukumba Anak Ke (3) dari 4 bersaudara dari pasangan Ayah Zainullah Asis dan Ibu Nurhayati.

Riwayat Pendidikan :

1. Tamat Sekolah Dasar Negeri 03 Kasimpuren 2005

2. Tamat persatuan Guru republik indonesia ( PGRI ) bulukumba 2008 3. Tamat sekolah menegah kejuruan ( SMK ) 1 bulukumba 2011

4. Tahun 2011 dengan mengambil Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan tamat pada tahun 2015 dengan judul Skiripsi ’’ Analisis Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Dari Hutan Rakyat Kabupaten Bulukumba.

(8)

ABSTRAK

RAHMAT HIDAYAT 105950028311. Penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Di bimbing oleh Hikmah dan Muhammad. Daud.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan produksi hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat yang diedarkan di Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yakni Maret sampai April 2015 Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk mengambil dokumentasi dan alat tulis untuk memudahkan pencatatan dan keterangan lainnya dari lapangan jenis data yang dikumpulkan meliputi jumlah Kapasitas tempat penampungan terdaftar, jenis kayu , jumlah kayu masuk jumlah kayu kluar, jumlah industri. Hasil penelitian menujukkan bahwa Kabupaten Bulukumba terdapat sebanyak 59 industri Sawmill, Produksi kayu masuk dari luar Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebesar 17.405,2075 M3, terbagi di beberapa jenis kayu antara lain Kayu Merantin 748,9110 M3, Kayu Rimba Campuran 16.533,1145 M3, Kayu Jati 123,1820 M3.

.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas Rahmat dan Ridho-Nyalah sehingga penulisan Skripsi dengan judul “ Analisis Penata Usahaan Hasil Hutan Kayu Dari Hutan Rakyat ”, dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan dan Penulis berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi Penulis pribadi. Oleh karena itu Penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda, Ibunda dan segenap keluarga serta pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi hingga selesainya skripsi ini. Serta Penulis mengucapkan terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibunda Husnah Latifah S.Hut.,M.Si selaku Ketua Prodi dan Ibunda Hikmah S.Hut.,M.Si dan Ayahanda Muh. Daud, S.Hut, M.Si selaku pembimbing serta seluruh staf pengajar/Dosen dan Karyawan di Fakultas Pertanian yang telah memberikan banyak didikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

3. Terimah kasih juga sebesar-besarnya kepada Ayahanda Zainullah Aziz dan Ibunda Nurhayati tercinta dan saudara Syamsul Rijal dan Asrina, yang memberi pengorbanan mulia demi masa depan Penulis, serta senantiasa berdo’a yang menjadi penerang langkah mencapai cita-cita.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, Penulis memohon semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini diberikan pahala yang setimpal, Amin…..

Makassar, Agustus 2015

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI iii

PERNYATAAN MENGENAI SKIRPSI iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN xi

I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat penelitian 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan 4

2.2 Hasil Hutan 5

2.3 Hutan Rakyat 5

2.4 Penatausahaan Hasil Hutan 8

2.5 Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan rakyat 9

(12)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Penelitian 10

3.2. Objek dan Alat Penelitian 10

3.3. Metode Penelitian 11

3.4. Jenis Data 12

3.5. Teknik Pengumpulan Data 11

3.6. Analisis Data 11

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Sejarah dan Letak Wilayah 14

4.2. Letak Wilayah Kawasan Hutan 14

4.3. Iklim 15

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pemegan Izin Tempat Penampungan Terdaftar 16 5.2. Produksi Kayu Dari Tempat Penampungan Terdaftar Dan Kayu

Masuk di Kabupaten Bulukumba 22

5.3. Dasar Pelaksanaan Kegiatan Penatausahaan hasil Hutan Kayu 23 5.4. Penatausahaan Hasil Hutan di Kabupaten Bulukumba ……….. 24

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan 26

6.2. Saran 26

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Jumlah Industri Pemengan Tempat Penampungan Terdaftar 15 2. Jumlah Produksi Tempat Penampungan Terdaftar 16 3. Produksi Kayu Dari Hutan Rakyat Di Kabupaten Bulukumba 16 4. Jumlah Produksi Kyu dari Izin Usaha Industri Pemanfaatan Hasil Hutan 23 5. Jumlah Produksi Kayu Masuk Dari Luar Kabupaten Bulukunba …………. 22 6. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT ) 26

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT ) 26

2. Peta kabupaten Bulukumba 27

3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 28

4. Persuratan 29

(15)
(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang – undang 41 tahun 1999 hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, dimana antara yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.Hutan memegang peranan yang amat penting bagi masyarakat pedesaan/petani.Salah satu alasan yang mendasari hal tersebut adalah pohon yang tumbuh di dalam hutan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pertanian.

Penertian Hasil hutan secara luas adalah semua benda hayati yang berasa dari hutan di sebut hasil hutan benda hayati itu dapat beruoa nabati atau hewani sedangkan pengertian secara sempit adalah yang berupa nabati dapat di bagi menjadi 2 yaitu kayu dan non kayu.

Menurut peraturan menteri kehutanan nomor P.30/Menhut-II/2012 Penatausahaan adalah hasil hutan yang berasal dari hutan hak adalah kegiatan yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, pengakungkutan atau peredaran dan pengumpulan serta pengelolahan dan pelaporan.Sedangkan hutan rakyat adalah hutan yang berasal pada tanah atau lahan masyarakat yang telah dibebani hak atas tanah di luar kawasan hutan Negara.

Setiap hasil hutan hak yang akan diangkut dari lokasi tebangan atau tempat pengumpulan di sekitar tebangan ke tujuan, wajib dilengkapi Nota Angkutan atau Nota Angkutan Penggunaan Sendiri atau Surat Ketengan Asal Usul, yang

(17)

merupakan dokumen angkutan hasil hutan dari hutan hak yang berlaku untuk seluruh wilayah Republik Indonesia.Ada pun dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak antara lain Nota Angkutan, Nota Angkutan Pengunaan Sendiri, Surat Keteragan Asal Usul (SKAU).

Salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang terdapat industri sawmill yaitu di Kabupaten Bulukumba. Masyarakat Kabupaten Bulukumba masih menggantungkan hidupnya pada sumberdaya alam. Salah satu Aktifitas masyarakat Kabupaten Bulukumba adalah pada memanfaatkan hasil hutan. Untuk mengetahui lebih lanjut terhadap penatagunan hasil hutan yang berasal dari hutan kayu maka dilakukan penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan pada penelitian ini yaitu apa saja jenis dan produksi hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat yang diedarkan di Kabupaten Bulukumba ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis dan produksi hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat yang diedarkan di Kabupaten Bulukumba

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Untuk mengetahui cara melakukan peredaran hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk memberi masukan kepada Dinas Kehutanan Dan Perkebunan khususnya bagian peredaran hutan kayu dalam melakukan pengawasan dan pembinaan peredaran hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak.

3. Untuk bahan masukan bagi lembaga pendidikan khusus program studi pertanian.

4. Bahan informasi dan rekomendasi bagi kepentigan dalam penatagunaan hasil hutan

(19)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan

Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan bukan hanya sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat beranekaragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan hutan sebagai habitatnya, Pohon tidak dapat dipisahkan dari hutan, karena pepohonan adalah vegetasi utama penyusun hutan tersebut.Selama pertumbuhannya pohon melewati berbagai tingkat kehidupan sehubungan dengan ukuran tinggi dan diameternya. ( Arief.A 2001 )

Iklim, tanah dan air menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di dalam hutan tersebut.Berbagai kehidupan dan lingkungan tempat hidup, bersama-sama membentuk ekosistem hutan.Suatu ekosistem terdiri dari semua yang hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) pada daerah tertentu dan terjadi hubungan didalamnya.

Ekosistem hutan mempunyai hubungan yang sangat kompleks.Pohon dan tumbuhan hijau lainnya menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanannya, karbondioksida diambil dari udara, ditambah air (H2O) dan unsur hara atau mineral yang diserap dari dalam tanah. ( Nasir Moh. 1999 )

Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, mendefinisikan

(20)

Hutan merupakan suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan membentuk suatu ekosistem yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis.

( Darusman 2006 )

2.2. Hasil Hutan

Penertian Hasil hutan secara luas adalah semua benda hayati yang berasa dari hutan di sebut hasil hutan benda hayati itu dapat beruoa nabati atau hewani sedangkan pengertian secara sempit adalah yang berupa nabati dapat di bagi menjadi 2 yaitu kayu dan non kayu.

2.3. Hutan Rakyat

Menurut Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan bahwa hutan rakyat adalah hutan hak yang berada pada tanah yang dibebani hak milik. Pengertian ini mencakup semua hutan yang tumbuh di atas lahan milik rakyat, baik petani perseorangan maupun bersama-sama atau badan hukum.

Sementara menurut Pramono (2010), hutan rakyat dapat diartikan sebagai tanaman kayu yang ditanam pada lahan-lahan milik masyarakat.Keberadaan hutan rakyat di Indonesia semakin penting karena turut menyumbang pasokan kebutuhan kayu bagi industri perkayuan.

Disamping itu hutan rakyat merupakan salah satu sarana dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang tinggal di pedesaan.

Keberadaan hutan rakyat menurut Darusman (2006), telah ada dan sejak puluhan tahun yang lalu diusahakan dan terbukti sangat bermanfaat, tidak hanya bagi

(21)

pemiliknya, tapi juga masyarakat dan lingkungannya. Sekalipun demikian pada awalnya keberadaan dan peran hutan rakyat kurang dilirik oleh para birokrat, peneliti maupun ilmuwan pada umumnya, hingga adanya temuan hasil penelitian IPB ( institut Pertanian Bogor ) pada tahun 1976 dan UGM ( Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977 tentang konsumsi kayu pertukangan dan kayu bakar di Jawa yang ternyata sebagian besar disediakan oleh hutan rakyat.

Sejak saat itu muncul keyakinan bahwa hutan rakyat menyimpan potensi yang sangat berarti dalam percaturan pengelolaan hutan nasional. Hal tersebut antara lain ditunjukkan oleh dimasukkannya hitungan potensi hasil hutan rakyat dalam penyediaan bahan baku industri pengolahan kayu. Keyakinan tersebut semakin bertambah sejak disadarinya terjadi penurunan potensi hutan negara secara pasti, baik yang berasal dari hutan alam maupun tanaman. Pemahaman dan keyakinan itu sepatutnya disyukuri yang diwujudkan dalam bentuk perhatian dan langkah tindak yang mengarah kepada peningkatan kinerja usaha hutan rakyat, yang selama ini telah diusahakan oleh masyarakat secara swakarsa, swadaya dan swadana.

Karakteristik Umum Hutan Rakyat Menurut Wijayanto (2007) salah satu karakteristik dari hutan rakyat adalah memiliki jangka waktu pertumbuhan relatif lama.Sifat pertumbuhan hutan rakyat yang relatif lama tersebut menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan rendah kurang responsif untuk mengembangkan hutan rakyat secara murni swadaya.

(22)

yang panjang menimbulkan ketidakpastian dalam melakukan investasi karena adanya resiko pasar dan resiko fisiologi tegakan hutan yang mempengaruhi pengembalian dana investasi tersebut. Hal ini memperkaya karakteristik dalam usaha pembangunan hutan, yaitu putaran dana yang lambat. Ketidakpastian dalam pertumbuhan sering menimbulkan masalah dalam mendapatkan kredit perbankan serta persyaratannya.

Campur tangan Pemerintah dalam pengusahaan hutan rakyat dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas hutan dan kualitas lingkungan, serta dapat pula menimbulkan dampak negatif. Apabila kebijakan Pemerintah membebani pemilik hutan yang menyebabkan berkurangnya keuntungan bagi pemilik hutan serta mengurangi minat pemilik untuk mengelola hutan dan pada akhirnya mereka mengalihkan penggunaan hutan untuk tujuan lain. Oleh karena itu, pengaturan pengusahaan hutan rakyat beserta program pembangunannya seharusnya dapat menyediakan insentif untuk memperkaya pengusahaan hutan rakyat serta memberikan keuntungan bagi pemilik hutan. Selanjutnya menurut Wijayanto (2007), bahwa pada umumnya hutan rakyat mempunyai ciri-ciri antara lain :

1) Tidak merupakan suatu kawasan yang kompleks, akan tetapi terpencar-pencar di tanah pedesaan lainnya.

2) Bentuk usahanya tidak selalu murni berupa usaha bercocok tanam pohon- pohonan, ada kalanya perkebunan, peternakan dan lain-lain

(23)

3) Kelangsungan hutan rakyat sangat tergantung oleh kebutuhan lahan untuk kepentingan pemukiman usaha tani di luar kehutanan dan kesinambungan pengolahan serta penanaman

2.4. Penatausahaan Hasil Hutan

Penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat adalah kegiatan yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, peredaran dan pengumpulan serta pengolahan.Pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat menggunakan dokumen:

1) Nota Angkutan digunakan untuk: Pengangkutan kayu jenis: Cempedak, Dadap, Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis, Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon, Sengon dan Petai; atau Pengangkutan lanjutan yang digunakan untuk mengangkut semua jenis kayu hutan hak selain dari pelabuhan umum.

Pengadaan blanko dan pengisian Nota Angkutan dibuat oleh pembeli atau pemilik dan ditandatangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format yang telah ditetapkan.

2) Nota Angkutan Penggunaan Sendiri digunakan dalam peredaran kayu hutan hak semua jenis kayu untuk kepentingan sendiri.

3) SKAU digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria penggunaan Nota Angkutan dan Nota Angkutan Penggunaan Sendiri. SKAU diterbitkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Perangkat Desa/Kelurahan ditempat

(24)

2.5. Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan Rakyat

Penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak telah di atur dalam peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 dengan peraturan antara lain :

1. Sertifikat Hak Milik, Leter C atau Girik 2. Sertifikat Hak guna usaha atau hak pakai

3. Surat atau dokumen lainnya yang di akui sebagai bukti pegusahaan tanah atau bukti kepemilikan lainnya yang berasal di luar kawasan hutan dan di akui badan pertahanan nasional

Pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat mengunakan dokumen :

1. Nota angkutan

a) Pengangkutan kayu jenis : Cempedak, Dadap, Duku, Jambu, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon, Sengon, Dan Patai b) Pengangkutan lanjutan yang digunakan untuk mengakut semua jenis kayu

hutan hak selain dari pelabuhan umum. Pengadaan blanko dan pengisian nota angkutan dibuat oleh pembeli atau pemilik dan di tanda tangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format yang telah di tetapkan.

2. Nota angkutan pengunaan sendiri

Digunakan dalam peredaran kayu hutan hak semua jenis kayu untuk kepentingan sendiri atau fasilitas umum dengan tujuan pengunaan sendiri,

(25)

nota angkutan pengunaan sendiri di buat oleh pemilik hasil hutan hak yang bersangkutan sesuai format yang telah di tetapkan

3. SKAU ( Surat Keterangan Asal Usul )

Digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria pengunaan nota angkutan dan nota angkutan penggunaan sendiri. Surat Keterangan Asal Usul diterbitkan oleh kepala desa/kelurahan di tempat hasil hutan hak tersebut akan di angkut.

(26)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu DanTempat

Penelitian ini di laksanakan mulai bulan Mei sampai Juli 2015di Kabupaten Bulukumba.

3.2. Objek Dan Alat Penelitian 1. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah :

a. Masyarakat sekitar Kabupaten Bulukumba.

b. Industri Sawmill dan Meubel Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba 2. Alat Dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kamera unuk dokumentasi

3.4. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan yaitu Data Primer dan Data Sekunder.Data Primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan atau dan wawancara langsung di kelurahan tempat penelitian dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Sedangkan Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti yang terkait dengan penelitian ini

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode observasi yaitu dengan meninjau dan mengamati langsung di lapangan.

(27)

3.6. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta (Suwandi, 2008). kemudian dideskripsikan dengan cara menggunakan analisis persentase.

Defenisi Operasional

Batas-batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa istilah yaitu:

1. Hutan adalah sekumpulan pohon yang akan di manfaatkan oleh masyarakat untuk mendukun keberhasilan industri sawmill di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. .

2. Hasil hutan adalah semua mahluk hidup yang berasa dari hutan baik itu berupa tumbuhan mau pun hewan di sebut hasil hutan benda hayati itu dapat berupa nabati atau hewanisebagai mata pencarian perekonomi di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

3. Hutan rakyatadalah salah satu sarana dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

4. Penatausahaan hasil hutan adalahadalah kegiatan yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, peredaran dan pengumpulan serta pengolahan

5. Kebijakan penatausahaan yang berasal dari hutan rakyat adalah aturan- aturan

(28)

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Sejarah dan Letak wilayah

Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan Jasirah Sulawesi dan berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibukota Propinsi Sulawesi Selatan terletak antara 05020′ – 05040′ lintang selatan dan 119058′ – 120028′ bujur timur. Berbatasan dengan Kabupaten Sinjai di sebelah utara, sebelah timur dengan Teluk Bone, sebelah selatan dengan Laut Flores, dan sebelah barat dengan Kabupaten Bantaeng.

Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2013 berjumlah 404.896 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.Dari 10 (sepuluh) kecamatan, kecamatan Gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 72.891 jiwa.Dilihat dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki–laki yaitu 213.598 jiwa perempuan dan 191.298 jiwa laki-laki.

4.2. Luas Wilayah Kawasan Hutan

Ada pun luas kawasan hutan yang ada di Kabupaten Bulukumba adalah 9,294.78 Ha, yang terbagi di beberapa Kecamatan amtara lain Kecamatan Gantarang 258.32 Ha, Kecamatan Bontobahari 3,475 Ha, Kecamatan Kajang 331.17 Ha, Kecamatan Bulukumpa 648.88 Ha, Kecamatan Rilau Ale 644.83 Ha, Kecamatan Kindang 3,936 Ha.

4.3. Iklim

Iklim di Kabupaten Bulukumba sebagaimana Kabupaten lain di wilayah Indonesia beriklim tropis dengan dua musim, yakni Kemarau dan Hujan.

(29)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Industri yang ada di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 berjumlah 59 industri di 7 Kecamatan, Kecamatan Ujung Bulu terdapat 19 Industri, Kecamatan Bontobahari terdapat 18 industri, Kecamatan Kajang 4 Industri, Kecamatan Bulukumpa 7 Industri, Kecamatan Gantarang terdapat 5 industri, Kecamatan bontotiro 3 industri, Kecamatan Rilau ale 3 Industri

5.1 Rekapitulasi Pemegang Izin Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT ) Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi jumlah industri yang pemengan izin tempat penampungan terdaftar dan tidak terdaftar sebagai berikut:

Tabel.1. Jumlah industri pemengang tempat penampungan terdaftar ( TPT )

No Lokasi

Izin TPT Jumlah industri pemengan TPT

Keterangan Berlaku Tidak

berlaku

1 Kecamatan Ujung Bulu 19 2 17

2 Kecamatan Bontobahari 18 9 9

3 Kecamatan Kajang 4 2 2

4 Kecamatan Bulukumpa 7 3 4

5 Kecamatan Gantarang 5 1 4

6 Kecamatan Bontotiro 3 2 1

7 Kecamatan Rilau Ale 3 3 -

Jumlah 59 22 37

Sumber :Dinas Kehutanan Bulukumba, 2013

Berdasarkan Tabel 1, Menunjukkan banyaknya industri yang ada di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebanyak 59 industri. Industri yang

(30)

Tabel 2. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT )

No Kecamatan Kapasitas ( m3)

12 34 56 7

Ujung Bulu Bontobahari Gantarang Kajang Bulukumpa Bontotiro Rilau ale

1425689 185185 550200 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba, 201390

Tabel 2, Menujukkan jumlah industri yang terdapat di Kabupaten Bulukumba 59 industri yang terbagi 7 Kecamatan dan memiliki jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar terddapat 3324 M3,

5.2 Produksi Kayu Dari Tempat Penampungan Terdaftar dan Kayu Masuk di Kabupaten Bulukumba

Ada pun produksi kayu dari tempat penampungan terdaftar dan kayu masuk di Kabupaten Bulukumba

Tabel 3.Produksi Kayu di Kabupaten Bulukumba

No Tahun Produksi Kayu

Meranti

( m3) R.Campuran

( m3) Jati

( m3) Karet

( m3) Jumlah ( m3) 12

3

20122013 2014

1.070,1863 --

11.094,2791 2.312,9109 2.101,7607

3.835,6947 4.207,9688 2.344.0203

-2.001,17 4.031,1064

16.000,1601 8.522,0497 8.474,8874 Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Tabel 3, Menujukkan produksi kayu pada tahun 2012 sebesar 16.000,1601m3, Tahun 2013 sebesar 8.474,8874 m3, Tahun 2014 sebesar 8.522,0497 m3.

Adapun Produksi kayu terbanyak pada tahun 2012 sebesar 16.000,1601 dan terendah pada tahun 2014 sebesar 8.474,8874, pada tahun 2012 masyarakat

(31)

Kabupaten Bulukumba mengunakan Kayu sebagai bahan pokok dalam membangun rumah dan harga kayu masih terjankau dengan masyarakat ekonomi lemah, pada tahun 2014 produksi kayu melemah karena peraturan perundang- undangan, dan harga kayu semakin mahal.

5.3 Dasar Pelaksanaan Kegiatan Penatausahaan hasil hutan kayu

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/menhut-II/2012 penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak adalah kegiatan yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, pengangkutan/peredaran dan pengumpulan serta pengolahan dan pelaporan. Sedangkan hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah/lahan masyarakat yang telah dibebani hak atas tanah di luar kawasan hutan negara,

1. Pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak menggunakan dokumen:

1. Nota Angkutan

Jenis kayu yang diangkut adalah kayu Cempedak, Dadap, Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis, Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon, Sengon dan Petai; atau Pengangkutan lanjutan yang digunakan untuk mengangkut semua jenis kayu hutan hak selain dari pelabuhan umum.

Pengadaan blanko dan pengisian Nota Angkutan dibuat oleh pembeli atau pemilik dan ditandatangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format

(32)

2. Nota Angkutan Pengunaan Sendiri

Penggunaan Sendiri digunakan dalam peredaran kayu hutan hak semua jenis kayu untuk kepentingan sendiri

3. SKAU

digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria penggunaan Nota Angkutan dan Nota Angkutan Penggunaan Sendiri.

SKAU diterbitkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Perangkat Desa/Kelurahan ditempat hasil hutan hak tersebut akan diangkut.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.41/menhut-II/2014 Hutan Alam adalah suatu lapangan/lahan yang tidak dibebani hak atas tanah yang bertumbuhan pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya.

dokumen yang merupakan dokumen “izin” pengangkutan kayu meliputi : 1. Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) atau Daftar Kayu Bulat (DKB) 2. Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) atau Daftar Kayu Bulat Faktur

Angkutan (DKB-FA)

3. Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) atau Daftar Kayu Olahan (DK-O) 4. Surat Angkutan Lelang (SAL)

5. Nota Angkutan

(33)

1. SKSKB ( Surat Keterangan Sah Kayu Bulat )

Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) adalah: Dokumen angkutan yang dipergunakan untuk menyertai dalam pengangkutan, penguasaan atau pemilikan hasil hutan berupa Kayu Bulat (KB)/ Kayu Bulat Sedang (KBS)/Kayu Bulat Kecil (KBK) yang diperoleh secara langsung dari areal izin yang sah.

Penerbitan SKSKB pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) yang telah melaksanakan SI-PUHH Online.

Penerbitan SKSKB pada IUPHHK-HA ( Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Alam ) yang belum mengimplementasikan SI-PUHH online dilakukan secara official assessment yaitu pegawai kehutanan yang memiliki kualifikasi WASGANIS PHPL-PKB; Penerbitan SKSKB dilaksanakan dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak diajukannya permohonan penerbitan SKSKB.

Apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam SKSKB belum diterbitkan oleh Penerbit SKSKB, maka penerbitan SKSKB dapat dilaksanakan oleh GANISPHPL-PKB.

2. FA-KB ( Faktur Angkutan Kayu Bulat )

Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) adalah dokumen yang dipergunakan pengangkutan lanjutan atau pengangkutan secara bertahap KB/KBS/KBK yang berasal dari izin yang sah

FA-KB diterbitkan oleh Penerbit FA-KB secara self assesment, yaitu petugas perusahaan/pemegang izin yang memiliki kualifikasi GANISPHPL sesuai kompetensinya dan penetapannya oleh pemegang izin

(34)

3. FA-KO ( Faktur Angkutan Kayu Olahan )

Kayu Olahan (KO) adalah produk hasil pengolahan KB/KBS/KBK yang diolah di Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) atau Industri Pengolahan Kayu Terpadu (IPKT) berupa kayu gergajian (termasuk kayu gergajian yang diserut satu sisi atau lebih), kayu lapis (termasuk block board dan barecore), veneer, serpih/chip (termasuk wood pellet) dan Laminated Veneer Lumber (LVL).

Faktur Angkutan Kayu Olahan yang (FA-KO) adalah dokumen angkutan yang dipergunakan dalam pengangkutan untuk hasil hutan kayu olahan

FA-KO diterbitkan oleh Penerbit FA-KO secara self assessment yaitu petugas perusahaan/pemegang izin yang memiliki kualifikasi GANISPHPL sesuai kompetensinya dan penetapannya oleh pemegang izin.

4. SAL ( Surat Angkutan Lelang )

Surat Angkutan Lelang (SAL) adalah dokumen angkutan yang digunakan untuk pengangkutan hasil hutan KB/KBS/KBK/KO hasil lelang yang berasal dari temuan, sitaan, dan rampasan.

Pengangkutan KB/KBS/KBK/KO hasil lelang baik sekaligus maupun bertahap wajib disertai dokumen angkutan berupa Surat Angkutan Lelang (SAL) yang diterbitkan oleh WASGANISPHPL sesuai kompetensinya berdasarkan risalah lelang setelah mendapat penugasan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

SAL diterbitkan oleh WASGANISPHPL sesuai kompetensinya berdasarkan penugasan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota

(35)

5.4 Penatausahaan Hasil Hutan di Kabupaten Bulukumba

Penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan rakyat adalah kegiatan yang meliputi pemanenan atau penebangan, pengukuran dan penetapan jenis, peredaran dan pengumpulan serta pengolahan. Pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat menggunakan dokumen:

1. Nota Angkutan digunakan untuk: Pengangkutan kayu jenis: Cempedak, Dadap, Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga, Manggis, Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit, Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon, Sengon dan Petai; atau Pengangkutan lanjutan yang digunakan untuk mengangkut semua jenis kayu hutan hak selain dari pelabuhan umum.

Pengadaan blanko dan pengisian Nota Angkutan dibuat oleh pembeli atau pemilik dan ditandatangani oleh pemilik hasil hutan hak sesuai format yang telah ditetapkan.

2. Nota Angkutan Penggunaan Sendiri digunakan dalam peredaran kayu hutan hak semua jenis kayu untuk kepentingan sendiri.

3. SKAU digunakan untuk setiap angkutan hasil hutan hak selain kriteria penggunaan Nota Angkutan dan Nota Angkutan Penggunaan Sendiri. SKAU diterbitkan oleh Kepala Desa/Lurah atau Perangkat Desa/Kelurahan ditempat hasil hutan hak tersebut akan diangkut.

(36)

Tabel 4, Produksi kayu dari Izin Usaha Industri Pemanfaatan Hasil Hutan kayu

No Tahun Kayu Olahan Kayu Bulat

Veneer

( m3) Finjer join

( m3) R.Campuran

( m3) Jati

( m3) Jumlah ( m3) 12

3

20122013 2014

10.796,1614 12.370,1952 10.814,8641

-92,4326 43,1920

167.6784 -444,8711

262,0402 268,7603 239,1749

11.225,8800 12.731,3881 11.542,1021 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Table 4, menujukkan Produksi kayu dari izin usaha industri pemanfaatan hasil hutan kayu pada tahun 2013 sebesar 11.542,1021 M3, terbagi di beberapa jenis kayu antara lain Kayu Veneer 10.814,8641 M3, Kayu Rimba Campuran 43,1920 M3, Kayu Fjr 444,8711 M3, Kayu jati 239,1749 M3.

Tabel 5. Produksi kayu masuk dari luar Kabupaten Bulukumba

No Bulan Kayu Masuk Dari Luar Kabupaten Bulukumba Meranti

( m3) R.campuran

( m3) Jati

( m3) Jumlah ( m3) 12

3

20122013 2014

833,9974 1.111,8479 748,9110

2.695,7535 3.329,8577 16.553,1145

--

123,1820

3.529,7509 4.441,7056 17.405,2075 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba

Bersadarkan Tabel 5, menujukkan Produksi kayu masuk dari luar Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebesar 17.405,2075 M3, terbagi di beberapa jenis kayu antara lain Kayu Merantin 748,9110 M3, Kayu Rimba Campuran 16.533,1145 M3, Kayu Jati 123,1820 M3.

(37)

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba mengenai penatagunaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat yaitu Kabupaten Bulukumba terdapat sebanyak 59 industri Sawmill, Produksi kayu masuk dari luar Kabupaten Bulukumba pada tahun 2013 sebesar 17.405,2075 M3, terbagi di beberapa jenis kayu antara lain Kayu Merantin 748,9110 M3, Kayu Rimba Campuran 16.533,1145 M3, Kayu Jati 123,1820 M3.

6.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disarankan agar kiranya bisa lebih dikembangkan tentang pemahaman masyarakat mengenai kegiatan menebagan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan rakyat.

2. Masyarakat setempat diharapkan menjadikan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan menebagan agar tidak mengalanggar dalam aturan yang berlaku.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. UU 41 tahun 1999 tentang kehutanan,Binarupa Aksara:Tangerang Anonim 2012. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 tentang

penatausahaan hasil hutan kayu dari hutan hak, Binarupa Aksara:Tangerang

Anonim 2014. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.41/Menhut-II/2014 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Alam, Binarupa Aksara:Tangerang

Arief A, 2001 Hutan Dan Kehutanan Kanisius, Yogyakarta

Awang, S.A, et al. 2001. Gurat Hutan Rakyat di Kapur Selatan.Debut Press.

Yogyakarta.

Darusman, 2006. Tentang hutan rakyat, Yokyakarta

Kantor Camat Kajang, 2015. Data Penduduk Kecamatan kajang Kabupaten Bulukumba

Kantor Dinas Kehutanan, 2014. Daftar kayu masuk dan Kayu keluar. Bulukumba Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Gahli, Jakarta

Nenytriana, 2012. Kegiatan penatausahaan hasil hutan, Samarinda Pramono 2010,Hutan Rakyat. Yokyakarta

Ramli B, 2007, Penatausahaan hasil hutan kayu. Banda Aceh

Supriadi D, 2002. Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak . Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.

Wijayanto, 2007.Hutan Rakyat. Bogor

(39)

L A M P

I

R

A

N

(40)

Lampiran 1. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT )

No Lokasi TPT Nama Industri KPST TPT

( M3)

Nama Pemilik

1 Kecamatan Ujung Bulu

UD. Bontosungguh indah UD. Sumber Rejeki UD. Raka Perkasa UD. Latopas Jaya UD. Arman Jaya UD. Mursalin Utama UD. Putri Jaya Tunggal Nurliah

UD. Putra UD. Anugrah Mina

UD. Andira Usaha UD. Sri Jaya

UD. Sumber Sahabat UD. Sinar Akbar UD. Bening Mata Air Sudirman

UD. Bonto Sungguh Hj. Evit Abu Torasa

30 30 30 20 80 30 29 30 30 50 30 20 30 30 30 30 30 30 100

Akbar Jabal Muh. Amir Jusmayadi M. Ikbal Kutirman Mursalim Mansur Nurliah Asrullah H. Askar Mina Salman Kasman

H. Ambo Sakka Suriyani

A Sangialaraga Sudirman Herman Hj. Evit Abu

(41)

2

3

Kecamatan Bontobahari

Kecamatan Gantarang

UD. Nurul Istiqamah UD. Syahriawan Perdana UD. Bandar Mulia Asdar

Hasmawati Banri Siang Herman Indarwati Hamaluddin H. Muslim Baso UD. Nirwani UD. Andika Jaya UD. Amana Ilahi UD. Herlina Jaya UD. Risma Jaya UD. Mitra Mandiri UD. Mutiara Putra CV. Sinar Harapan UD. Cahaya Rezeki UD. Cahaya Bonto UD. Ansari Jaya 1

50 50 60 50 30 75 30 50 15 100 50 100 15 200 100 100 250 100 40 40 35

A.Porman A. Safaruddin A. Ahamuddudin Asdar

Hasmawati Bahri Siang Herman Indarwati Kamaluddin H. Muslim Baso Hj. Nirwani Abd Latif Drs. Mahmud Salamung Jusran Basman H. Kardi H.Ariawan A. Syamsul Bahri H. Mustafa Ansyar

(42)

4

5

6

7

Kecamatan Kajang

Kecamatan Bulukumpa

Kecamatan Bontotiro

Kecamatan Rilau ale

UD. Usra

UD. Tunas Harapan Amal Rezeki Abadi UD. Harlina

UD. Tenri Abeng UD. Arman M. Jufri Kamiluddin Ramli Kancong UD. Karya Indah UD. Cendana Jaya UD. Ayu Rahmatia CV. Isma sari CV. Anugera

UD. Rahmat Hidayat Elvira Jaya

Indra Sakti

50 30 30 75 50 50 50 75 100 25 200 50 100 50 20 20 50

Herman Mursalin Kamarudding Baharuddin A.Burhan Arman M. Jufri Kamiluddin Ramli Kancong Syamsuriadi Hasan Bahri Nurmiyati Fitriani

Drs. H. Rajuddin H. Jufri

Jufri

Halimuddin

(43)

Lampuiran 2 Peta Kabupaten Bulukumba

Sumber : Dinas Pendidikan Dan Pemuda Olahraga Kabupaten Bulukumba

(44)

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 1 : Wawancara Salah satu Pemilik Sawmill di Kabupaten Bulukumba

Gambar 2 : Melakukan Pengambilan Data di Tempat Penampungan Kayu Bulat

(45)

Gambar 3 : Melakukan Wawancara dengan Karyawan dari perusahaan Sawmill

Gambar 4 : Melakukan Wawancara Salah Satu Karyawan di Perusahaan Sawmill

Gambar

Tabel 2. Jumlah Kapasitas Tempat Penampungan Terdaftar ( TPT ) No Kecamatan Kapasitas ( m 3 ) 1 2 3 4 5 6 7 Ujung Bulu BontobahariGantarangKajangBulukumpaBontotiroRilau ale 1425689185185550200 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Bulukumba, 201390
Tabel 5. Produksi kayu masuk dari luar Kabupaten Bulukumba
Gambar 1 : Wawancara Salah satu Pemilik Sawmill di Kabupaten Bulukumba
Gambar 3 : Melakukan Wawancara dengan Karyawan dari perusahaan Sawmill

Referensi

Dokumen terkait

Bagi mahasiswa/i yang tidak memenuhi syarat Ujian Sidang Skripsi dan komprehensif (dan/atau memiliki nilai di bawah “B” bagi mahasiswa penerima beasiswa penuh), Maka Ujian sidang

4 615120070 Maria Florencia Perancangan Interior Trans Studio Tanggerang di Tanggerang Selatan, Banten 90 85 5 615120090 Agnes Perancangan Interior Perpustakaan Nasional

Dari pemaparan singkat permasalahan diatas apakah kondisi fisik dan keterampilan dasar masih kurang atau sudah baik makapenulissangat tertarik untuk

Pengujian hipotesis penelitian berdasarkan analisa data uji regresi simultan (uji F) dapat dianalisis dan dijelaskan bahwa hipotesis 2 kualitas jasa (jaminan,

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah para wajib pajak orang pribadi yang telah membayar Pajak Penghasilan (PPh 21), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

Meskipun sinyal yang didapat dari domain waktu tidak dapat secara langsung menunjukkan gejala kerusakan elemen suatu mesin, dikarenakan beberapa data yang saling berhimpitan,

Dengan kata lain yaitu menambahkan jam atau waktu untuk pelaksanaan PPL, karena terkait dengan PPL dirasakan oleh mahasiswa praktikan masih kurang, baik itu dari segi

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa keempat variabel bebas pada penelitian ini terdapat empat variabel