iv ABSTRAK
Kawasan Babakan Siliwangi merupakan ruang terbuka hijau publik di Kota Bandung yang juga berfungsi lindung sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) Kota Bandung. Sesuai dengan fungsi ruangnya tersebut, idealnya Kawasan Babakan Siliwangi tidak dapat dijadikan kawasan budidaya. Tahun 2007, Pemerintah Kota Bandung menandatangani perjanjian bangun guna serah (build operate transfer) dengan PT. Esa Gemilang Indah. Lewat perjanjian tersebut PT. Esa Gemilang Indah memiliki kuasa membangun Kawasan Babakan Siliwangi sebagai area komersialisasi dan mengakibatkan dilanggarnya RTRW Kota Bandung. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) memberlakukan sanksi pidana bagi siapa saja yang melanggar RTRW, tidak terlepas bagi korporasi maupun pemerintah. Melalui penelitian ini, diharapkan diketahuinya apakah pembangunan Kawasan Babakan Siliwangi oleh PT. Esa Gemilang Indah dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana penataan ruang sebagaimana dimaksud UUPR dan hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam penerapan sanksi pidana dalam bidang penataan ruang khususnya dalam pembangunan Kawasan Babakan Siliwangi
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoden pendekatan yuridis normatif yang memiliki kaitan terhadap masalah pengaturan sanksi pidana dalam pemanfaatan ruang, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis yang dianalisis menggunakan metode normatif kualitatif.